Anda di halaman 1dari 22

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMP INSAN MULIA
BOARDING SCHOOL PRINGSEWU

Proposal Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-


Syarat Guna Diseminarkan dalam Seminar Proposal

Oleh :
ERLA AYU RISTIANA WATI
NPM. 2111010411

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1444 H / 2023 M
HALAMAN JUDU L

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN


INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMP INSAN MULIA
BOARDING SCHOOL PRINGSEWU

Proposal Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-


Syarat Guna Diseminarkan dalam Seminar Proposal

Oleh :
ERLA AYU RISTIANA WATI
NPM. 2111010411

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Dr. Syamsuri Ali, M.Ag.


Pebimbing II : Hendri Noperi, M.Pd., M.Sc.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1444 H / 2023 M
1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ 1


DAFTAR ISI ........................................................................................ 2
DAFTAR TABEL ................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ 4
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ 5
BAGIAN ISI ........................................................................................ 6
A. Penegasan Judul ....................................................................... 6
B. Latar Belakang Masalah ........................................................... 9
C. Identifikasi dan Batasan Masalah ........................................... 12
D. Fokus dan Subfokus Penelitian .............................................. 12
E. Rumusan Masalah .................................................................. 13
F. Tujuan Penelitian .................................................................... 13
G. Manfaat Penelitian.................................................................. 14
H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................ 14
I. Metode Penelitian ................... Error! Bookmark not defined.
J. Kerangka Teoritis ................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................... 18

2
DAFTAR TABEL

3
DAFTAR GAMBAR

4
DAFTAR LAMPIRAN

5
BAGIAN ISI

A. Penegasan Judul
Penelitian yang berjudul “ Efektivitas Penggunaan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpi-
kir Kritis Siswa di SMP Insan Mulia Boarding School” ini agar
menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam memahami arti
yang terkandung didalam judul tersebut, maka penulis
memberikan penjelasan tentang pengertian dan maksud penelitian
ini sebagai berikut:
1. Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective
yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil
dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan
efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk
mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam
setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif
apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah
ditentukan.1
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.2
Model pembelajaran merupakan suatu rangkaian
proses belajar mengajar dari awal hingga akhir, yang
melibatkan bagaimana aktivitas guru dan siswa, dalam
desain pembelajaran tertentu yang berbantuan bahan ajar
khusus, serta bagaimana interaksi antara guru siswa bahan
ajar yang terjadi. Model pembelajaran adalah suatu

1 Iga Rosalina, “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perkotaan Pada Kelompok Pinjaman Bergulir Di Desa Mantren Kec


Karangrejo Kabupaten Madetaan”. Jurnal Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat, Vol.
01 No 01 (Februari 2012), h. 3.
2 Ibadullah Malawi & Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik (Konsep Dan

Aplikasi) (Magetan: CV. AE Grafika, 2017), hal. 96


6
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial.3 Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran,
tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Sedangkan menurut
Joyce & Weil dalam Mulyani Sumantri, dkk model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar4
3. Inkuiri Terbimbing
Model inkuiri adalah sebuah model yang intinya
melibatkan siswa kedalam masalah asli dan menghadapkan
mereka dengan sebuah penyelidikan, membantu
mengidentifikasikan konseptual atau metode pemecahan
masalah yang terdapat dalam penyelidikan, dan
mengarahkan siswa mencari jalan keluar dari masalah
tersebut, Joyce dan Weil (Wena, 2009). Hal penting dari
model inkuiri adalah peran siswa dalam aktivitas
pembelajaran, yaitu siswa menjadi pusat pembelajaran
(student centre). Sedangkan (Sanjaya, 2008),
mendefinisikan model inkuiri adalah serangakaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing memfokuskan
pembelajaran pada aktivitas siswa, peran guru adalah

3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu : Konsep, Strategi Dan

Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta:


Bumi Aksara, 2013), hal. 51
4 Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam

Dinamika Belajar Siswa (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hal. 42


7
memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa dalam bentuk
pertanyaan sistematis dan terstruktur mengarah kepada
penemuan konsep.5
4. Berpikir Kritis
Berpikir menurut Plato adalah berbicara dalam hati.
“Berpikir adalah meletakkan hubungan antara bagian-
bagian pengetahuan kita”.6 Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) berpikir artinya menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Proses
berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:
pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan
penarikan kesimpulan.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan
yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan
berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir
yang diawali dan diproses oleh otak kiri. “Berpikir kritis
telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak
1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah
menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir
ini”.7
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir
tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan
sistem konseptual siswa. Menurut Ennis yang dikutip oleh
Alec Fisher, “Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk
akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa
yang mesti dipercaya atau dilakukan”.8 Dalam penalaran
dibutuhkan kemampuan berpikir kritis atau dengan kata lain
kemampuan berpikir kritis merupakan bagian dari
penalaran.

5 Asep Musliman dkk, Efektivitas Model Inkuiri Terbimbing untuk Melatih

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Fisika yang Bersifat Abstrak, Vol.02
No. 1 Februari 2022, hal.49
6 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo

Persada,2006, h. 54
7 Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis, Sebuah artikel pada http://re-

searchengines.com/1007arief3.html, (Diakses: Kamis, 14 Desember2023), h. 1


8 Alec Fisher, Berpikir Kritis, Jak arta: Erlangga, 2008, h. 4

8
Berpikir kritis adalah berpikir dengan baik dan
merenungkan atau mengkaji tentang proses berpikir orang
lain. John Dewey mengatakan, bahwa sekolah harus
mengajarkan cara berpikir yang benar pada anak- anak.
Kemudian beliau mendefenisikan berpikir kritis (critical
thinking), yaitu: “Aktif, gigih, dan pertimbangan yang
cermat mengenai sebuah keyakinan atau bentuk
pengetahuan apapun yang diterima dipandang dari berbagai
sudut alasan yang mendukung dan menyimpulkannya”.9
5. SMP Insan Mulia Boarding School Pringsewu
SMP Insan Mulia Boarding School Pringsewu adalah
salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMP di
Margakaya, Kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu, Lampung.
Dalam menjalankan kegiatannya, SMP Insan Mulia
Boarding School Pringsewu berada di bawah naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Berdasarkan uraian judul diatas, dapat dipahami bahwa
yang dimaksud dengan judul ini adalah suatu penelitian
yang berupaya mengungkap Efektivitas penggunaan model
inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir siswa di
suatu sekolah.

B. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan faktor penting bagi suksesnya
pembangunan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya bertujuan
untuk membina peserta didik agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap positif dalam menjalani kehidupan. Suatu
pendidikan dikatakan berhasil apabila peserta didik beroleh
perubahan kearah yang lebih baik dalam penambahan positif
menuju pendewasaan sikap dan prilaku. Keberhasilan proses
pendidikan ditentukan oleh beberapa komponen pembelajaran,
salah satu yang memegang peranan penting adalah guru. Guru
merupakan tenaga profesional yang merencanakan dan

Hendra Surya,Strategi jitu mencapai kesuksesan belajar , Jakarta: Elek


9

Media Komputindo, 2011, h.129


9
melaksanakan proses pembelajaranbaik yang bersifat teknis
maupun konseptual dalam mengelola pembelajaran.
Keterampilan yang paling penting dalam dalam mengelola
pembelajaran adalah memilih model pembelajaran yang bervariasi
sehingga dapat meningkatkan minat dan semangat belajar siswa.
Dalam proses pembelajaran siswa sering kali mengalami
kejenuhan, oleh sebab itu model pembelajaran yang dapat
diterapkan salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri.
Menurut Gulo (Trianto 2011 : 135)
model pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya.10 Keterampilan berpikir kritis
menjadi hal yang sangat esensial dalam proses menuju manusia
dewasa. Keterampilan berpikir kritis berdasarkan Putra & Sudarti
(2015) adalah keterampilan berpikir yang dapat membentuk
seseorang mampu mengevaluasi ataupun menyelidiki dengan
dasar berupa fakta, bukti, asumsi serta logika yang
membedakannya dengan pemikiran dari orang lain. Cara dalam
menanggapi dan menyelesaikan suatu permasalahan menjadi
karakter khusus seseorang yang memiliki keterampilan berpikir
kritis. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki keterampilan
berpikir kritis memiliki kemampuan merumuskan solusi terbaik
sesuai dengan permasalahannya. 11
Model pembelajaran ini membuat peran guru tidak terlihat
dominan, guru bertindak sebagai organisator dan fasilitator. Guru
tidak memberitahukan konsep-konsep tetapi membimbing peserta
didik menemukan konsep-konsep tersebut melalui kegiatan
belajar, sehingga konsep yang didapat berdasarkan kegiatan dan
pengalaman belajar tersebut akan selalu diingat peserta didik
dalam waktu yang lama. Tahapan-tahapan model pembelajaran

10 “Efektivitas penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap


hasil belajar siswa, Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Vol. 2, No.1, April 2016”
11 “Efektifitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan

Kemampuan Bepikir Kritis Mahasiswa, Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan Vol. 7 No. 2 Bulan September 2021, Hal. 122 – 129”
10
inkuiri terbimbing dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan yang
mengarah pada peningkatan keterampilan berpikir
kritis peserta didik.12
Kurangnya kemampuan berpikir kritis disebabkan siswa lebih
diarahkan untuk menghafal informasi yang diperoleh.13 Berpikir
kritis merupakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang.
Saat anak-anak menanyakan pertanyaan penting “Mengapa?” yang
mengisyaratkan keengganan mereka untuk menerima penjelasan
sederhana, mereka adalah pemikir kritis. Saat siswa menolak
sebuah kebijaksanaan sekolah, mempertanyakan asal mula
kebijaksanaan tersebut dan memberi alasan mengapa kebijakan
tersebut harus dibatalkan, mereka adalah pemikir kritis. Berpikir
kritis membantu kita memahami bagaimana kita memandang diri
sendiri, bagaimana kita memandang dunia, dan bagaimana kita
meneliti perilaku kita dan menilai-nilai kita.14
Faktor lain yang juga tidak kalah penting dalam proses
pembelajaran adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis di atas
tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja. Akan tetapi perlu
dilakukan sebuah upaya tindak lanjut dalam rangka untuk
perbaikan, salah satunya dengan menerapkan suatu metode
pembelajaran yang inovatif dan dapat mengaktifkan siswa di
dalam kelas. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah
dengan menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing.
Penulis memandang bahwa metode pembelajaran penemuan
terbimbing lebih banyak keunggulan untuk dipraktekkan dalam
pembelajaran matematika dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk
menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi
pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta

12
“Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan
berpikir kritis peserta didik”
13 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), h. 1


14 Elaine B.Johnson, Contextual Teaching And Learning Menjadikan

Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna (Bandung: MLC, 2007), h.


188-189.
11
didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu
menyelesaikan masalah itu sendiri
Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Siswa di SMP
Insan Mulia Boarding School”.

C. Identifikasi dan Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini
memiliki identifikasi masalah dan batasan masalah :
1. Fokus penelitian hanya pada SMP Insan Mulia Boarding
School tanpa memperluas cakupan ke sekolah lain. Ini
memastikan konsentrasi pada lingkungan pembelajaran yang
spesifik.
2. Penelitian lebih memusatkan perhatian pada kemampuan
berpikir kritis siswa sebagai hasil dari penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing, tanpa memperdalam aspek
lain seperti motivasi siswa, perubahan perilaku, atau faktor
eksternal lainnya.
Batasan masalah penelitian ini agar terarah maka perlu adanya
pembatasan masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis hanya
meneliti : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Siswa di SMP
Insan Mulia Boarding School Pringsewu.
D. Fokus dan Subfokus Penelitian
Fokus penelitian “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Siswa di SMP
Insan Mulia Boarding School Pringsewu”
Sub fokus penelitian:
1. Menelaah secara rinci bagaimana model pembelajaran
inkuiri terbimbing diimplementasikan di SMP Insan Mulia
Boarding School.
2. Mempertimbangkan apakah pembelajaran inkuiri
terbimbing memiliki dampak jangka panjang terhadap
pemahaman siswa serta kemampuan mereka dalam berpikir
kritis.
12
3. Mengamati reaksi, partisipasi, dan respons siswa terhadap
pembelajaran inkuiri terbimbing.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terhimpun rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana efektivitas penerapan Model Pembelajaran


Inkuiri Terbimbing dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa di SMP Insan Mulia Boarding School?
2. Bagaimana tanggapan dan respon siswa terhadap Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam proses
pembelajaran?
3. Apakah terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir
kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di SMP Insan Mulia
Boarding School?

F. Tujuan Penelitian
Di antara tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui Sejauh mana efektivitas penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa di SMP Insan Mulia
Boarding School.
2. Mengetahui tanggapan dan respon siswa terhadap model
pembelajara inkuiri terbimbing dalam pross pembelajaran.
3. Mengetahui perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing di SMP Insan Mulia
Boarding School.

13
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi mengenai metode pembelajaran yang tepat dalam
mengajarkan materi sehingga siswa dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dalam setiap mata pelajaran.
2. Manfaat Praktis
Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
dengan suasana yang baru dan menyenangkan. Memberikan
metode pembelajaran baru untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran guru. Penelitian bermanfaat untuk menambah
pengalaman dan wawasan tentang meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing.

H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan


Kajian penelitian terdahulu yang Relevan merupakan ulasan
peneliti terhadap bahan Pustaka dan hasil-hasil penelitian yang
sudah dilakukan orang lain dan relevan dengan tema dan topik
penelitian yang akan dilakukan. Kajian penelitian terdahulu yang
relevan dilakukan dengan mencari, membaca, dan menelaah bahan
pustaka dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang memuat teori-
teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
1. Penelitian Eli Handayadi dkk, yang berjudul “Efektivitas
Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis IPA Siswa Kelas V SDN PANDEANLAMPER 05
SEMARANG”, Hasil penelitian tersebut adalah
Pembelajaran masih menekankan penghafalan konsep materi
terkait. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana efektivitas model pembelajaran
inquiry terhadap keterampilan berpikir kritis IPA siswa kelas
VSDN Pandeanlamper 05 Semarang. Jenis penelitian ini
bersifat kuantitatif dalam bentuk Pre Experimental Design.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-
group Pretest-Posttest Design.
2. Penelitian Dina Lurina, yang berjudul “Efektifitas
penerapan model inkuiri terbimbing untuk meningkatkan
14
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMAN
Pademawu Pamekasan pada materi pokok reaksi oksidasi
dan reduksi”, hasil penelitian tersebut adalah. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui penerapan model inkuiri
terbimbing dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa kelas X SMAN Pademawu Pamekasan pada
materi pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi mengetahui
penerapan model inkuiri terbimbing dalam meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X SMAN Pademawu Pamekasan
dan mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas X
melalui penerapan model inkuiri terbimbing di SMAN
Pademawu Pamekasan. Penelitian ini menggunakan
rancangan eksperimental semu (quasy experimental
design) post test only dan rancangan deskriptif.
Rancangan penelitian eksperimental semu bertujuan
untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat yaitu jika
siswa diajar dengan pembelajaran model inkuiri maka
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa akan
meningkat dengan cara melibatkan kelompok kontrol
disamping kelompok eksperimental (Lemlit 2003 50).
Rancangan deskriptif bertujuan untuk memperoleh
gambaran secara nyata tentang sikap siswa terhadap
pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa yang signifikan
antara pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan
model konvensional pada pembelajaran kimia materi
pokok reaksi oksidasi reduksi.
3. Penelitian Firdhania Wulandari dkk, yang berjudul “
Pengaruh modek pembelajaran inkuiri terbimbing (Guide
inquiry) berbantuan media power point terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa” hasil penelitian tersebut
adalah untuk menganalisis ada tidaknya
pengaruhmodelinkuiri terbimbing berbantuan media power
pointterhadapkemampuan berpikir kritis siswa. Populasi
dalam penelitianini adalah seluruh siswa kelas XI IPS MA
Al-Aziziyah Putri, yang diambil secara random setelah
penyepadanan kelas. Kajian ini menggunakan jenis quasi
eksperimendengan pretest posttest control group design.
15
Pengumpulan data mengguankan tes berbentuk pilihan
ganda yang sudah terpenuhi syarat pengujian instrumen. Data
penelitian dianalisis secara kuantitatif, berupa analisis
komparatif. Berdasarkan uji komparatif menunjukkan
adanya pengaruh metode inkuiri terbimbingberbantuan
media power pointkepada keterampilan berpikiran kritis
siswa.Hasil uji gain score juga menunjukan kelas
eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Implikasi secara teoritis bahwa
penggunaan model ini menjadi suplemen penguatan
teori pembelajaran, khususnya yang berbasis kognitvisme
dan konstruktivistik.
4. Penelitian Isnanik Juni Fitriyah dkk, yang berjudul
“Efektifitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Kemampuan Bepikir Kritis Mahasiswa” hasil
penelitian tersebut adalah untuk mengetahui keefektifan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada
mahasiswa. Dengan menggunakan jenis penelitian studi
literasi, pengumpulan artikel yang dilakukan dengan bantuan
mesin pencari Harzing’s Publish Or Perish dengan kriteria
yang digunakan yaitu artikel diterbitkan pada tahuan 2010-
2020 namun diutamakan pada artikel yang diterbitkan pada
2015-2020. Hasil studi literasi yang telah dilakukan diperoleh
bahwa keterampilan berpikir kritis yang dimiliki mahasiswa
masih rendah sehingga diperlukan pengembangan
keterampilan berpikir kritis. Padahal keterampilan berpikir
kritis seharusnya dimiliki oleh masing-masing mahasiwa
karena menjadi salah satu standart kelulusan perguruan
tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis yaitu dengan pemilihan model pembelajaran
yang tepat. Model pembelajaran inkuiri terbimbing menjadi
salah satu model pembelajaran yang efektif dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kritis termasuk
dalam meningkat keterampilan berpikir kritis pada
mahasiswa. Hal ini dikarenakan sesuai dengan metode
pengembangan keterampilan berpikir kritis mahasiswa
yaitu dengan merumuskan pertanyaan atau permasalahan.

16
I. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dalam bentuk pre experimental
design dengan desain one group pretest-posttest design. Populasi
pada penelitian ini adalah siswa SMP Insan Mulia Boarding
School.
J. Kerangka Teoritis
kerangka teoritis yang dapat diterapkan dalam penelitian ini
terfokus pada beberapa aspek penting:

Efektivitas Model
Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing

Kemapuan Penerapan Pengaruh


berfikir krtis

Peran Guru
& Siswa

17
DAFTAR RUJUKAN
Iga Rosalina, “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan Pada Kelompok Pinjaman Bergulir Di
Desa Mantren Kec Karangrejo Kabupaten Madetaan”. Jurnal
Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat, No 01 (Februari 2012)

Ibadullah Malawi & Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik


(Konsep Dan Aplikasi) (Magetan: CV. AE Grafika, 2017)
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu : Konsep, Strategi Dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013)

Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran


Dalam Dinamika Belajar Siswa (Yogyakarta: Deepublish, 2017)
Asep Musliman dkk, Efektivitas Model Inkuiri Terbimbing
untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Fisika
yang Bersifat Abstrak, No. 1 Februari 2022

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja


Grafindo Persada,2006

Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis, Sebuah artikel pada


http://re- searchengines.com/1007arief3.html, (Diakses: Kamis, 14
Desember2023)

Alec Fisher, Berpikir Kritis, Jak arta: Erlangga, 2008


Hendra Surya,Strategi jitu mencapai kesuksesan belajar ,
Jakarta: Elek Media Komputindo, 2011

“Efektivitas penggunaan model pembelajaran inkuiri


terbimbing terhadap hasil belajar siswa, Jurnal Pendidikan Dasar
PerKhasa, No.1, April 2016”

“Efektifitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk


Meningkatkan Kemampuan Bepikir Kritis Mahasiswa, Jurnal ilmiah
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan No. 2 Bulan September 2021

“Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap


kemampuan berpikir kritis peserta didik”

18
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011)

Elaine B.Johnson, Contextual Teaching And Learning


Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna
(Bandung: MLC, 2007)

19
Lampiran 1. Data Hasil Observasi Siswa

Lampiran 1

20
Lampiran 2 Data Hasil Wawamcara

21

Anda mungkin juga menyukai