KONTEKSTUAL / CTL
Oleh:
AWALUDDIN NUR
80200216073
Dosen Pemandu:
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas.1 Gafur (dalam Suherli) berpendapat bahwa
dewasa ini, masih terdapat sistem pembelajaran yang bersifat teoritis. Sebagian besar
siswa belum dapat menangkap makna dari apa yang mereka peroleh dari
pembelajaran untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Hal ini sesuai
dengan kenyataan bahwa “pada umumnya siswa tidak dapat menghubungkan apa
kemudian hari“.2
Oleh sebab itu, dalam kondisi seperti ini guru atau pendidik harus mampu
pengetahuan secara teoritis maupun praktik. Dalam hal ini, guru harus pandai mencari
sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihapal. Kelas masih berfokus pada guru
1
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Ed. II,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 193.
2
Suherli, Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning). Lihat
http://irfarazak.blogspot.com/2009/04/model-pembelajar ankontekstual. htmlKonsep Pembelajaran
Konseptual di Sekolah Dinamika Ilmu, Vol. 13. No. 1, Juni 2013 19
2
strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah model belajar baru yang labih
memberdayakan peserta didik. Sebuah model belajar yang tidak mengharuskan siswa
berorientasi pada penguasaan materi dianggap gagal menghasilkan peserta didik yang
aktif, kreatif dan inovatif. Peserta didik berhasil “mengingat” jangka pendek, tetapi
gagal dalam membekali peserta didik memecahkan persoalan dalam hidup jangka
panjang. Oleh karena itu perlu ada perubahan model pembelajaran yang lebih
hidup yang dihadapi sekarang maupun yang akan datang. Model pembelajaran yang
cocok untuk hal di atas adalah pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching
Learning (CTL).
akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara ilmiah, artinya belajar akan
lebih bermakna jika anak “bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya,
mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana siswa mampu
memaknai apa yang dipelajari itu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran lebih utama
dari sekedar hasil. Dalam hal ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa
menyadari bahwa apa yang dipelajari akan berguna bagi hidupnya kelak. Dengan
tugas guru adalah memfasilitasi siswa dalam menemukan sesuatu yang baru
3
(pengetahuan dan keterampilan) melalui pembelajaran secara sendiri bukan apa kata
guru. Siswa benar-benar mengalami dan menemukan sendiri apa yang dipelajari
sebagai hasil rekonstruksi sendiri. Dengan demikian, siswa akan lebih produktif dan
aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara
fisik, mental, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa
Apa yang saya dengar saya lupa; apa yang saya lihat saya ingat; dan apa yang
saya kerjakan saya paham. Teori ini kemudian berkembang lebih lanjut oleh Mel
Silberman dalam bukunya “Active Learning”, yang menyatakan bahwa: Apa yang
saya dengar saya lupa: apa yang saya ingat saya ingat sedikit; apa yang saya lihat,
dengar, diskusikan dan kerjakan saya dapat pengetahuan dan keterampilan; dan apa
B. Rumusan Masalah
3
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses
Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2009), hal. 294
4
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses
Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2009), hal. 294
4
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Kata “kontekstual” berasal dari “konteks” yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia mengandung dua arti: 1) bagian sesuatu uraian atau kalimat yang dapat
mendukung atau menambah kejelasan makna; 2) situasi yang ada hubungan dengan
suatu kejadian.5
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
sebenarnya (AuthenticAssessment).
pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran
budayanya.6
5
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal.458.
6
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 295
6
a. Kontruktivisme
menerima pengetahuan.
b. Inquiry
c. Questioning (bertanya)
berpikir siswa.
berbasis inquiry
3) Tukar pengalaman
4) Berbagi ide
e. Modelling (pemodelan)
1) Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan
belajar.
f. Reflection (repleksi)
7
di Sekolah
bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara
enjoy activity).7
kontekstual, yaitu:
a. Kerjasama
b. Saling menunjang
c. Menyenangkan
d. Tidak membosankan
f. Pembelajaran terintegrasi
h. Siswa aktif.8
4) Saling menunjang
7) Pembelajaran terintegrasi
7
Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,(Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hal. 42
8
Sosialisasi KTSP oleh Depdiknas, ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smp/16.ppt. tt.
9
9) Siswa aktif
12) Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-
13) Laporan kepada orang tua bukan saja rapor, tetapi hasil karya siswa,
adanya umpan balik, penggunaan berbagai alat bantu, belajar kelompok, model
tempat dan waktu yang tersedia, dan informasi yang diberikan sesuai dengan
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
pelajaran.
9
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT Raja GrafindoPersada, 2007), hal. 298-299.
10
kegiatanlainnya.
kontekstual, baik proses maupun hasil belajarnya akan terwujud secara nyata dalam
proses pembelajaran di sekolah bagi siswa. Dengan pendekatan tersebut siswa akan
lebih kreatif,mandiri, aktif, dan inovatif. Siswa lebih mampu mengelaborasi muatan-
10
Saliman, Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL) - Presentation
Transcript. http://www.slideshare.net/abeyow/ pembelajaran kontekstual contextual-teaching-learning-
ctl. diakses pada tanggal 14 Mei 2013.
11
dengan pendekatan tersebut bukan tanpa alasan. Paling tidak dalam pandangan
penulis, keberhasilan tersebut berwujud nyata dengan beberapa alasan sebagai berikut
1. Materi dipilih berdasarkan kebutuhan siswa dan materi tersebut terkait dengan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat mengurangi verbalisme dan teoritis. Disamping itu, pembelajaran ini dapat
makna atau maksud dari ilmu pengetahuan yang dipelajari siswa dengan pengalaman
terjadi dan dimiliki ketika seseorang siswa berada didalam kelas, tetapi jauh lebih
penting dari itu adalah bagaimana membawa pengalaman belajar tersebut keluar dari
kelas, yaitu pada saat ia dituntut untuk menanggapi dan memecahkan permasalahan
mengkaitkan permasalahan pada dunia nyata kepada teori yang akan dipelajarkan
atau disajikan pada siswa,dan siswa secara aktif memecahkan permasalahan tersebut
sesuai apa yang ia dapatkan melalui pengalaman dan dihubungkan dengan teori yang
Semangat atau motivasi belajar langsung bersumber dari kehendak atau cita-
cita atau pun tujuan tertent yang telah dimiliki oleh siswa terlebih dahulu, sehingga
guru hanya mengarahkan dan membantu sebagai fasilitator. Dan siswa menjadi lebih
aktif dikarenakan dia yang belajar, dia yang mengalami, dan pada akhirnya dia juga
bermasyarakat.
B. Saran
13
kami dalam merevisi makalah ini, kami sebagai penulis mengharapkan saran dan
kritikan nya jikalau ada kesalalahan di dalam makalah yang sederhana ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bandung:Alfabeta, 2008
Persada, 2007
BumiAksara, 2009
depdiknas.go.id.tt.
2013.
Dalamhttp://irfarazak.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-
kontekstual.html
http://www.klubguru.com, 03 Maret2008.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi