Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah strategi pembelajran ekonomi

DOSEN PENGAMPU
Drs. Syamwil, M.Pd

DISUSUN OLEH
1. Eko Dwi Prasetyo ( 17053048 )
2. Fadly Rudaniel ( 17053125 )

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan
dengan lancar dan tepat pada waktunya. Selanjutnya sholawat dan salam saya kirimkan
kepada nabi besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia
dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Ucapan terima kasih saya berikan kepada bapak dosen . Selaku dosen pengampu mata
kuliah Strategi Pembelajaran Ekonomi yang telah memberikan ilmu serta arahan pada tugas
makalah ini.
Selanjutnya ucapan terima kasih saya berikan kepada teman-teman yang telah mau
bekerja sama dan memberikan bantuannya terhadap tugas ini, tanpa mereka makalah ini juga
tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya. Harapan saya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya serta dapat menambah pengetahuan dan pemahaman pada
pembahasan makalah ini. Aamiin.
Tentunya masih banyak kesalahan pada tugas makalah ini yang mungkin saya tidak
sadari, oleh karena itu kritik dan saran bagi pembaca sangat saya harapkan guna perbaikan
tugas makalah-makalah selanjutnya.

Padang, 14 Mei 2019

Penulis

I
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak
akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih
bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya.
Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak
memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang

Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan


konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan
lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil
Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai
tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada
memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu
yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.Begitulah peran
guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari CTL?
2. Apa yang dimaksud dengan pemikiran tentang belajar?
3. Bagaimana hakekat Pembelajaran Kontekstual?
4. Apa pengertian Pembelajaran Kontekstual?
5. Bagaimana perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional?
6. Bagaimana penerapan Pendekatan Kontekstual Di Kelas?
I
7. Apa saja komponen Pembelajaran Kontekstual?
8. Apa karakteristik Pembelajaran Kontekstual?
9. Bagaiman menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual?

C. Tujuan Penulisan
Agar Pembaca yang hampir seluruhnya merupakan guru dan calon guru dapat
lebih mengetahui konsep dari model pembelajaran konterkstual dan penerapannya di
dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat mempermudah seorang pengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan

I
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual


Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran
yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar
dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks
pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang
dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

B. Pemikiran tentang belajar


Dalam Contextual teaching and learning (CTL) diperlukan sebuah pendekatan
yang lebih memberdayakan siswa dengan harapan siswa mampu mengkonstruksikan
pengetahuan dalam benak mereka, bukan menghafalkan fakta. Disamping itu siswa
belajar melalui mengalami bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah
perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus
dikonstruksi oleh siswa. Dengan rasional tersebut pengetahuan selalu berubah sesuai
dengan perkembangan jaman.

Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran


tentang belajar sebagai berikut.

a. Proses belajar
1) Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan
di benak mereka.
2) Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari
pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
3) Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi dan
mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan.

I
4) Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang
terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
5) Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
6) Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna
bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
7) Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan
terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan
sesorang.
b. Transfer Belajar
1) Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain.
2) Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit
demi sedikit)
3) Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan
pengetahuan dan keterampilan itu

c. Siswa sebagai Pembelajar


1) Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang
anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat hal-hal baru.
2) Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru.
Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting.
3) Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang
sudah diketahui.
4) Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan kepada
siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa
untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
d. Pentingnya Lingkungan Belajar
1) Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari
guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa akting bekerja dan berkarya,
guru mengarahkan.
2) Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan
baru mereka.Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya.
3) Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar.
4) Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.

I
C. Hakekat Pembelajaran Kontekstual
Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme
(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar
(Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya
(Authentic Assessment)
D. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
1. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa
untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial,
dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara
fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke
permasalahan/ konteks lainnya.
2. Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pebelajar membuat hubungan
antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota dan masyarakat

E. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional


a. Kontekstual
1) Menyandarkan pada pemahaman makna.
2) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa.
3) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
4) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan.
5) Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
6) Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang.
7) Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi,
berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja
kelompok).

I
8) Perilaku dibangun atas kesadaran diri.
9) Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.
10) Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri. yang bersifat subyektif.

11) Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut merugikan.

12) Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik.

13) Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting.

14) Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.

b. Tradisional
1. Menyandarkan pada hapalan
2. Pemilihan informasi lebih banyak ditentukan oleh guru.
3. Siswa secara pasif menerima informasi, khususnya dari guru.
4. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada realitas kehidupan.
5. Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan.
6. Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu.
7. Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas,
mendengar ceramah, dan mengisi latihan (kerja individual).
8. Perilaku dibangun atas kebiasaan.
9. Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.
10. Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai rapor.

11. Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman.

12. Perilaku baik berdasarkan motivasi entrinsik.

13. Pembelajaran terjadi hanya terjadi di dalam ruangan kelas.

14. Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.

F. Penerapan Pendekatan Kontekstual Di Kelas


Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang
studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut
ini.
I
1) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
2) kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
3) Ciptakan masyarakat belajar.
4) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
5) Lakukan refleksi di akhir pertemuan
6) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
G. Tujuh Komponen Pembelajaran Kontekstual
a. Konstruktivisme
 Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada
pengetahuan awal.
 Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan
menerima pengetahuan
b. Inquiry
 Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman.
 Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
c. Questioning (Bertanya)
 Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa.
 Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis
inquiry
d. Learning Community (Masyarakat Belajar)
 Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.
 Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.
 Tukar pengalaman.
 Berbagi ide
e. Modeling (Pemodelan)
 Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar.
 Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
f. Reflection ( Refleksi)
 Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari.
 Mencatat apa yang telah dipelajari.
 Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok
g. Authentic Assessment (Penilaian Yang Sebenarnya)

I
 Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
 Penilaian produk (kinerja).
 Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual
H. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
 Kerjasama
 Saling menunjang
 Menyenangkan, tidak membosankan
 Belajar dengan bergairah
 Pembelajaran terintegrasi
 Menggunakan berbagai sumber
 Siswa aktif
 Sharing dengan teman
 Siswa kritis guru kreatif
 Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar,
artikel, humor dan lain-lain
 Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan
hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain
I. Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan
rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap
tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang
akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk
mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan
authentic assessmennya.
Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi
tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya.
Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program
pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi,
yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran
konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan
operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan
pada skenario pembelajarannya.

I
Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut.
Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan
kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi
dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar.
1) Nyatakan tujuan umum pembelajarannya.
2) Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu
3) Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa
4) Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati
partisipasinya dalam pembelajaran.

I
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

I
DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi, dkk. 2002. Pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning/CTL)


dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nurhadi. 2009. “Makalah Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Landasan Filosofis dan


Aplikasinya)”.

Anda mungkin juga menyukai