Disusun Oleh :
KELOMPOK VII
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. tak lupa shalawat serta salam
kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih
kepada Ibu Maysara, S.Pd., M.Pd, selaku dosen matakuliah Strategi Pembelajaran
Kimia yang telah berkenan membimbing kami sehingga makalah dengan judul Model
pembelajaran Discovery-Inquiri ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang di berikan oleh Ibu Maysara,
S.Pd., M.Pd, selaku dosen matakuliah, sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
beliau, selaku dosen pembimbing.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar
penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang seluas- luasnya
terutama bagi mahasiswa dan calon pendidik khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
1
menyesuaikan jenis pendekatan dan metode pembelajaran dengan karakteristik
materi pelajaran yang disajikan.
Metode mengajar yang biasa digunakan guru dalam model pembelajaran ini
antara lain metode diskusi dan pemberian tugas, diskusi untuk memecahkan
permasalahan dilakukan oleh sekelompok kecil siswa antara sampai lima orang
dengan arahan dan bimbingan guru. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat tatap muka
atau pada saat kegiatan terjadwal. Dengan demikian dalam pendekatan inkuiri
model komunikasi yang digunakan, bukan komunikasi satu arah atau komunikasi
sebagai aksi, tetapi komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai peranaksi.
Model inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih membiasakan kepada anak untuk
membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari.
Membuktikan dengan melakukan penyelidikan itu dilakukan oleh para siswa.
Dengan menggunakan model inkuiri ini pengembangan kognitif siswa lebih tearah
dan dalam sehari-hari dapat diaplikasikan secara motoric.
Penemuan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemecahan masalah. Penemuan
terjadi bukan semata-mata berdasarkan kreativitas, melainkan berdasarkan
pengetahuan yang luas, penguasaan sejumlah hierarki aturan dalam berbagai
disiplin, pemikiran atau mendalam dan mungkin lama, kemampuan untuk
menerapkan aturan-aturan tertentu atau mengkombinasikan aturan-aturan dari dua
atau beberapa disiplin.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Inquiry berasal dari kata “to inquire” yang berarti ikut serta. Atau terlibat,
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan (Suryani & Agung, 2012, hal. 119). Sedangkan discovery berasal dari
kata ”to discover” yang berarti menemukan, mengetahui (Echols & Shadily, 1996,
hal. 185). Discovery (penemuan) adalah proses mental ketika peserta didik
mengasimilasi suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental, misalnya
mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya.
Sedangkan, Inquiry (penyeledikan) merupakan perluasan dari discovery. Inquiry
mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan
problema, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data,
4
menganalisis data, membuat kesimpulan dan sebagainya (Hamdani, 2011, hal. 184-
185)
5
dalam proses pembelajaran. Kedua, Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif
dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga,
Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya (Hanafiah &
Suhana, 2012, hal. 78).
6
d. Prinsip Belajar untuk Berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh
otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak reptile, otak limbic, maupun
otak neokorteks. Pembelajaran discovery dan inquiry merupakan pemanfaatan
dan penggunaan otak secara maksimal.
e. Prinsip Keterbukaan, dimana anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba
sesuai dengan perkembangan kemampuan logika maupun nalarnya. Guru
bertugas menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan pada peserta didik
mengembangkan hipotesis dan membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukan.
7
sedangkan discovery menekankan pada penemuannya.
9
besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis
pendekatan inkuiri tersebut adalah:
10
tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri.
Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru
atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.
13
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16