Anda di halaman 1dari 19

Tugas Makalah

STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

“MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY”

Dosen Pengampun : Maysara, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :

KELOMPOK VII

Elvi Safitri (A1L120039)


Fijri Aulia Ningsih (A1L120042)
Indhar Rismawati (A1L120013)
Mutmainnah (A1L120016)
Siti karwati (A1L120061)
Yulfiana (A1L120068)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. tak lupa shalawat serta salam
kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih
kepada Ibu Maysara, S.Pd., M.Pd, selaku dosen matakuliah Strategi Pembelajaran
Kimia yang telah berkenan membimbing kami sehingga makalah dengan judul Model
pembelajaran Discovery-Inquiri ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang di berikan oleh Ibu Maysara,
S.Pd., M.Pd, selaku dosen matakuliah, sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
beliau, selaku dosen pembimbing.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar
penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang seluas- luasnya
terutama bagi mahasiswa dan calon pendidik khususnya.

Kendari, 1 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian model pembelajaran ........................................................................ 4

2.2 model pembelajaran discovery-inquiry ............................................................. 4

2.3 metode pembelajaran discovery-inquiry ........................................................... 7

2.4 jenis-jenis pendekatan discovery-inquiry .......................................................... 9

2.5 kelebihan dan kelemahan discovery-inquiry ..................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 14

3.2 Saran ................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 16


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

.Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan


secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
( benda, manusia, atau peristiwa ) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan
intensitas keterlibatan siswa secara efektif didalam proses pembelajaran.
Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara
aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi
yang optimal. Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka
setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep
dan cara-cara pengimplementasian model-model tersebut dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan
tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas.
Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah
yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan
pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang
dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peran serta siswa secara
optimal dalam pembelajaran, dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan
yang besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Penggunanaan model
pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap
pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas,
memberikan kemudahan bagi siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Karena
itu, melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat guru dapat memilih atau

1
menyesuaikan jenis pendekatan dan metode pembelajaran dengan karakteristik
materi pelajaran yang disajikan.
Metode mengajar yang biasa digunakan guru dalam model pembelajaran ini
antara lain metode diskusi dan pemberian tugas, diskusi untuk memecahkan
permasalahan dilakukan oleh sekelompok kecil siswa antara sampai lima orang
dengan arahan dan bimbingan guru. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat tatap muka
atau pada saat kegiatan terjadwal. Dengan demikian dalam pendekatan inkuiri
model komunikasi yang digunakan, bukan komunikasi satu arah atau komunikasi
sebagai aksi, tetapi komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai peranaksi.
Model inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih membiasakan kepada anak untuk
membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari.
Membuktikan dengan melakukan penyelidikan itu dilakukan oleh para siswa.
Dengan menggunakan model inkuiri ini pengembangan kognitif siswa lebih tearah
dan dalam sehari-hari dapat diaplikasikan secara motoric.
Penemuan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemecahan masalah. Penemuan
terjadi bukan semata-mata berdasarkan kreativitas, melainkan berdasarkan
pengetahuan yang luas, penguasaan sejumlah hierarki aturan dalam berbagai
disiplin, pemikiran atau mendalam dan mungkin lama, kemampuan untuk
menerapkan aturan-aturan tertentu atau mengkombinasikan aturan-aturan dari dua
atau beberapa disiplin.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ?


 Bagaimana model pembelajaran discovery-inquiry ?
 Bagaimana metode pembelajaran discovery-inquiry ?
 Apa jenis-jenis pendekatan discovery-inquiry ?
 Sebutkan kelebihan dan kelemahan discovery-inquiry ?

1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran


 Untuk mengetahui model pembelajaran discovery-inquiry
2
 Untuk mengetahui metode pembelajaran discovery-inquiry
 Untuk mengetahui jenis-jenis pendekatan discovery-inquiry
 Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan discovery-inquiry

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Sukamto, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang


melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan kegiatan belajar
mengajar (Hamruni, 2012, hal. 5).

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang


tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata
lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Sedangkan, menurut Roy
Killen (1998) dalam Hamruni, terdapat dua pendekatan pembelajaran yaitu teacher
centred approaches dan student centred approaches.

2.2 Model Pembelajaran Discovery-Inquiry

Inquiry berasal dari kata “to inquire” yang berarti ikut serta. Atau terlibat,
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan (Suryani & Agung, 2012, hal. 119). Sedangkan discovery berasal dari
kata ”to discover” yang berarti menemukan, mengetahui (Echols & Shadily, 1996,
hal. 185). Discovery (penemuan) adalah proses mental ketika peserta didik
mengasimilasi suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental, misalnya
mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya.
Sedangkan, Inquiry (penyeledikan) merupakan perluasan dari discovery. Inquiry
mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan
problema, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data,

4
menganalisis data, membuat kesimpulan dan sebagainya (Hamdani, 2011, hal. 184-
185)

Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang


menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir
itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik
(Hamdani, 2011, hal. 88).

Discovery-inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang


melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan
sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan
perilaku (Hanafiah & Suhana, 2012, hal. 77).

Model pembelajaran Discovery-Inquiry merupakan metode pembelajaran yang


menggabungkan model pembelajaran discovery dan inquiry. Belajar metode
inkuiri discovery merupakan suatu kegiatan belajar yang mengutamakan aktifitas
peserta didik. Inkuiri menekankan pada proses mencari atau penelitiannya,
sedangkan discovery menekankan pada penemuannya. Jika seseorang menggunakan
metode pencarian (berinkuiri), kemungkinan besar akan menemukan, dan suatu
penemuan (discovery) adalah hasil dari suatu pencarian (Magasida, 2017).

Pada model pembelajaran Discovery-Inquiry, siswa mendapatkan


pengetahuannya melalui observasi, eksperimen dan pemecahan masalah.
Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lebih bermakna karena dalam model
pembelajaran ini, siswa secara mandiri yang mencari dan menemukan
pengetahuannya (Masitoh, 2016; Nugraha, Kirana, & Saepuzaman, 2014).

.Fungsi Model Pembelajaran Discovery-inquiry Ada beberapa fungsi model


pembelajaran discovery-inquiry, yaitu sebagai berikut pertama, Membangun
komitmen dikalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan dengan
keterlibatan, kesungguhan dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu

5
dalam proses pembelajaran. Kedua, Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif
dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga,
Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya (Hanafiah &
Suhana, 2012, hal. 78).

Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Discovery-inquiry Pembelajaran discovery


dan inquiry menekankan pada pengembangan mental peserta didik. Menurut Piaget
(Suyadi, 2013, hal. 119-121) perkembangan mental tersebut. dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya maturation (kematangan), physical experience
(tindakan fisik), sosial experience (tindakan sosial), dan equilibration (proses
penyesuaian pengetahuan). Atas dasar faktor tersebut, strategi pembelajaran
discovery dan inquiry mempunyai sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, yakni:

a. Prinsip Berorientasi pada Pengalaman Intelektual, dimana strategi


pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan strategi pembelajaran ini
adalah sejauhmana peserta didik beraktifitas mencari dan menemukan sesuatu
yang bersifat pasti bukan meragukan, sehingga setiap gagasan yang harus
dikembangkan adalah gagasan yang dapat diukur kebenarannya.
b. Prinsip Interaksi, dimana guru ditempatkan bukan sebagai sumber belajar,
melainkan sebagai fasilitator atau pengatur lingkungan maupun pengatur
interaksi itu sendiri, yakni antar peserta didik, antara guru dan peserta didik
ataupun antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya. Guru perlu
mengarahkan peserta didik untuk bisa mengembangkan kemampuan
berpikirnya melalui interaksi mereka.
c. Prinsip Bertanya, yakni upaya guru agar peserta didik menjadi kritis, kemudian
melontarkan pertanyaan-pertanyaan tajam. Guru juga harus menjadikan
peserta didik penjawab yang baik, sehingga pertanyaan dari peserta didik yang
satu dijawab oleh peserta didik yang lain, kemudian dilengkapi guru. Oleh
karena itu, kemampuan guru dalam menstimulus peserta didik bertanya dalam
setiap langkah strategi pembelajaran ini sangat diperlukan.

6
d. Prinsip Belajar untuk Berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh
otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak reptile, otak limbic, maupun
otak neokorteks. Pembelajaran discovery dan inquiry merupakan pemanfaatan
dan penggunaan otak secara maksimal.
e. Prinsip Keterbukaan, dimana anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba
sesuai dengan perkembangan kemampuan logika maupun nalarnya. Guru
bertugas menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan pada peserta didik
mengembangkan hipotesis dan membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukan.

2.3 Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry

Metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik


pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa
yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan
mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan serta membandingakan apa
yang peserta didik temukan dengan penemuan lain. Dalam metode inkuiri
peserta didik didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dan mengadakan
suatu penelitian (percobaan) untuk menemukan suatu penemuan tertentu. Melalui
inkuiri memacu peserta didik untuk mengetahui serta memotivasi peserta didik
untuk memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan kritis
dalam menganilis informasi. Inkuiri memberikan kepada peserta didik
pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif. Peserta didik dilatih
bagaimana cara memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh
keterampilan.

Sementara itu metode discovery adalah metode penemuan, merupakan metode


yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembalajaran dengan metode
discovery lebih mengutamakan proses dari pada hasil belajar. Belajar metode
inkuiri discovery merupakan suatu kegiatan belajar yang mengutamakan aktifitas
peserta didik. Inkuiri menekankan pada proses mencari atau penelitiannya,

7
sedangkan discovery menekankan pada penemuannya.

Jika seseorang menggunakan metode pencarian (berinkuiri), kemungkinan


besar akan menemukan, dan suatu penemuan (discovery) adalah hasil dari suatu
pencarian. Olah karena itu keduanya mempunyai makna yang sama. Tahapan
umum alur pembelajaran ( learning path ) model discovery-inquiry sebagai
berikut :

a. Stimulasi (Stimulation), dalam tahapan ini pendidik mengidentifikasi


ketersediaan konten dari aneka sumber belajar yang sesuai dengan materi yang
dibahas, untuk dipelajari oleh peserta didik atau dirumuskan beberapa
pertanyaan terkait konten tersebut untuk jadi acuan peserta didik dalam
membuat persoalan sendiri.
b. Identifikasi Masalah (Problem statement ): memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengidentifikasi berbagai persoalan yang ada dalam
konten materi tersebut.
c. Mengumpulkan informasi/data (Data collection) : memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menggali lebih luas persoalan yang
telah dibuat berdasarkan pemahaman dari konten tersebut, melalui
perngumpulan berbagai informasi yang relevan dengan cara membaca
literatur baik secara online maupun offline, mengamati obyek, wawancara
dengan nara sumber atau melakukan uji coba sendiri dan lain-lain oleh
peserta didik.
d. Pengolahan informasi/data (Data prossesing): berikutnya peserta didik secara
kelompok ataupun mandiri melakukan pengolahan, pengacakan,
pengklasifikasian, pentabulasian bahkan penghitungan data pada tingkat
kepercayaan tertentu.
e. Verifikasi hasil (Verification): pendidik mengarahkan peserta didik
untuk melakukan pembuktian dari hipotesis atau pernyataan yang telah
dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan informasi yang telah
adaSetelah itu mempresentasikan di depan pendidik dan peserta didik
yang lain untuk mendapat masukan.
8
f. Generalisasi ( Generalization ): peserta didik menarik kesimpulan
atau generalisasi tertentu berdasarkan hasil verifikasi dan masukan dari
pendidik dan peserta didik lainnya.

Adapun macam-macam metode discovery-inquiry diantaranya adalah :


1) Discovery-inquiry terpimpin, yakni pelaksanaan discovery-inquiry dilakukan
atas petunjuk dari guru. Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak
dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang
diharapkan. Kemudian peserta didik melakukan percobaan untuk
membuktikan pendapat yang dikemukakannya.
2) Discovery-inquiry bebas, yakni peserta didik melakukan penyelidikan bebas
sebagaimana seorang ilmuan, antara lain masalah dirumuskan sendiri,
penyelidikan dilakukan sendiri dan kesimpulan diperoleh sendiri..
3) Discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi, yakni masalah diajukan guru
didasarkan teori yang sudah dipahami peserta didik. Tujuannya untuk
melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenarannya (Hanafiah
& Suhana, 2012, hal. 77).

2.4 Pendekatan Discovery-Inquiry

Pendekatan Discovery merupakan pendekatan mengajar yang memerlukan


proses mental, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, men-
jelaskan, dan mengambil kesimpulan. Pada kegiatan discovery guru hanya
memberikan masalah dan siswa disuruh memecahkan masalah melalui percobaan.

Pada pendekatan inquiry, siswa mengajukan masalah sendiri sesuai dengan


pengarahan guru. Keterampilan mental yang dituntut lebih tinggi dari discovery
antara lain: merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Pendekatan inkuiri terbagi
menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau

9
besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis
pendekatan inkuiri tersebut adalah:

a. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry Approach)

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru


membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam
menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri
terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar
dengan pendekatan inkuiri.

Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih berorientasi pada


bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep -
konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas -
tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok
maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan
menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

b. Inkuiri Bebas (Free Inquiry Approach)

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah


berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan
inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang
ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk
diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri,
merancang prosedur atau langkah -langkah yang diperlukan. Selama
proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan
tidak diberikan sama sekali.

Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya


kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan
mempunyai alternative pemecahan masalah lebih dari satu cara , karena

10
tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri.

Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru
atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

c. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (Modified Free Inquiry Approach)

Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua


pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan
pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan
dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan
kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat
memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa
yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk
dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang
diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.

Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan,


agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar
siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa
yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat
diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan
siswa dalam kelompok lain.

2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Discovery-Inquiry

a. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran discovery

Kelebihan Model Pembelajaran Disvovery


 Membantu siswa mengembangkan memperbanyak kesiapan, serta
pengusaan keterampilan dalam proses kognitif pengenalan siswa;
11
 Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual
sehingga dapat kokoh mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut;
 Dapat meningkatkan kegairahan belajar siswa;
 Teknik ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
dapat berkembang dan maju sesuai dengan kemampuanya masing-
masing;
 Mampu mengarahkan cara siswa belajar sehingga memiliki motivasi
belajar yang sangat kuat dan giat;
 Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah
kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri;
 Strategi ini lebih berpusat kepada siswa tidak pada guru, guru sebagai
teman dalam belajar saja atau dengan kata lain guru hanya terlibat
sebagai fasilitator dalam pembelajaran membantu apabila diperlukan.

Kekurangan Model Pembelajaran Discovery


 Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara
belajar ini siswa harus berani dan berkeinginan dan mengetahui keadaan
sekitar dengan baik;
 Bila kelas terlalu besar penggunaan tehnik ini akan kurang berhasil;
 Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan
teknik penemuan;
 Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini
terlalu mementingkan proses pengertian saja.

b. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran inquiry

Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry


 Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna;
12
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajarnya;
 Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku lewat
pengalaman;
 Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas
rata, sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak
akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Kelemahan model pembelajaran inquiry


 Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa;
 Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur dengan kebiasaan
siswa;
 Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang,
sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan;
 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan
sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

13
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep pembelajaran discovery-inquiry merupakan rangkaian kegiatan belajar


yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan. Proses berfikir ini,
biasanya di lakukan dengan kegiatan tanya jawab atau dialog dua arah antara guru
dan peserta didik. Secara ekplisit materi pembelajaran tidak diberikan secara
langsung, tetapi peserta didik mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
kegiatan.belajar.

Model pembelajaran Discovery-Inkuiri merupakan salah satu dari beberapa


model pembelajaran yang berhasil dikembangkan dalam menghasilkan kualitas
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Model pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari pertanyan-pertanyaan dari permasalahan yang
dimunculkan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

metode discovery inkuiri pada dasarnya dua metode pembelajaran yang


saling berkaitan satu dengan yang lain. Inkuiri artinya penelitian, sedangkan
discovery adalah penemuan. Dengan melalui penelitian peserta didik akhirnya
dapat memperoleh suatu penemuan. Terdapat tiga jenis-jenis pendekatan inkuiri
yaitu sebagai berikut:

1. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry Approach)


2. Inkuiri Bebas (Free Inquiry Approach)
3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (Modified Free Inquiry Approach)

14
B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini


tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
perbaikan ke depannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hanifah,U.,Wasitohadi. 2017. Perbedaan Efektivitas Antara Penerapan Model


Pembelajaran Discover dan Inquiry Ditinjau Dari Hasil Belajar Ipa Siswa. Jurnal
Mitra Pendidikan.Vol 1, No.2 : 92-104

Rahmawati,R., Sri,H.,Kasmul. 2014. Penerapan Praktikum Berbasis Inquiry Untuk


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia. Vol 8, No. 2 : 1390-1397

Sirait,M. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Discovery- Inkuiri dan Kontribusinya


Terhadap Penguatan Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Dasar. Vol 1, No. 2 : 156-170

Wartini,A., M Khoirul,H,a., Asyruni, M. 2017. Menggagas Model Pembelajaran


Discovery-Inquiry pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Intizar. Vol. 23, No.
1: 151-163

16

Anda mungkin juga menyukai