Anda di halaman 1dari 10

HUKUM KE NOL TERMODINAMIKA

1. Sejarah Perkembangan Hukum ke-0 Termodinamika

Pada dasarnya, termodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang panas


sebagai energy yang mengalir. Oleh karena itu, sejarah berkembangnya ilmu
termodinamika berawal sejak manusia mulai “memikirkan” tentang panas. Orang yang
pertama kali melakukannya adalah Aristoteles (350 SM). Dia mengatakan bahwa panas
adalah bagian dari materi atau materi tersusun dari panas.

Penalaran yang dilakukan oleh Aristoteles diteruskan oleh Galileo Galilei (1593)
yang menganggap bahwa panas adalah sesuatu yang dapat diukur dengan
penemuannya berupa thermometer air. Beberapa abad setelahnya Sir Humphrey Davy
dan Count Rumford (1799) menegaskan bahwa panas adalah sesuatu yang mengalir.
Kesimpulan ini mendukung prinsip kerja thermometer, tapi membantah pernyataan
Aristoteles. Seharusnya Hukum ke-0 Termodinamika dirumuskan saat itu, tapi karena
termodinamika belum berkembang sebagai ilmu, maka belum terpikirkan oleh para
ilmuwan.

“Dua system dalam keadaan setimbang dengan system ketiga, maka ketiganya dalam
saling setimbang satu dengan lainnya”.

Penalaran Aristoteles yang diteruskan oleh Galileo Galilei


2. Kesetimbangan Termal

Suatu campuran gas yang dinyatakan dalam komposisi, massa, tekanan, dan
volum, dari percobaan ditemukan bahwa untuk komposisi dan massa konstan, harga
volum dan tekanan system dapat berbeda-beda. Jika tekanan dibuat tetap, volumnya
dapat diubah-ubah demikian pula sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan tekanan dan
volum merupakan koordinat bebas. Jadi untuk system dan massa tetap dan komposisi
tetap masing-masing hanya memerlukan sepasang koordinat bebas. Jadi system akan
memcapai keaadan kesetimbangan apabila system memiliki sepasang koordinat bebas
yang konstan selama kondisi eksternal tidak berubah. Kesetimbangan termal dapat
dicapai apabila suhu pada setiap titik pada seluruh system adalah seragam dan sama
dengan suhu lingkungan. Misalkan terdapat dua benda A dan B, benda A terasa dingin
oleh tangan dan benda B terasa panas oleh tangan. Apabila kedua benda tersebut
disentuhkan, pada keduanya akan terjadi perubahan sifat. Pada suatu saat tidak terjadi
lagi perubahan sifat tersebut maka A dan B dikatakan mencapai kesetimbangan termal.
Sifat yang berubah ini disebut suhu. Jadi kita dapat mengatakan bahwa benda A dan B
mempunyai suhu yang sama.

“Bila dua system satu sama lain berada dalam kesetimbangan termal, suhu kedua system
tersebut adalah sama”.

3. Hukum ke-0 Termodinamika

Sifat dari suatu benda berubah ketika kita mengubah temperaturnya, misalnya
dengan memindahkan benda tersebut dari kulkas ke open. Seperti beberapa contoh
nyata: sejalan dengan peningkatan suhu, volume dari suatu cairan akan meningkat,
batang logam mengalami pertambahan panjang, dan hambatan listrik dari kawar
meningkat, seperti halnya tekanan yang diberikan oleh gas. Kita dapat menggunakan
salah satu dari sifat – sifat sebagai dasar instrumen yang akan membantu kita
mempelajari konsep dari suhu.
Sebuah termoskop. Nilai akan
meningkat ketika perangkat
dipanaskan dan menurun ketika
didinginkan

Gambar diatas menunjukkan salah satu instrument pengukur. Setiap insinyur


dapat mendesain dan membuat instrument tersebut dengan menggunakan salah satu
dari sifat yang tercantum diatas. Instrumen ini dilengkapi dengan tampilan pembacaan
(umpamanya, dengan Bunsen burner), nomor yang ditampilkan mulai meningkat, jika
Anda kemudian memasukkannya ke dalam kulkas, nomor yang ditampilkan mulai
menurun. Instrumen ini tidak dikalibrasikan dengan cara apapun, dan nilai yang
ditampilkan belum memiliki pengertian fisis. Perangkat tersebut adalah termoskop tapi
tidak (belum) digolongkan sebagai thermometer.

Keterangan Gambar :

(a) Benda T (termoskop) dan


benda A berada dalam
kesetimbangan termal. (benda
S adalah isolasi termal).
(b) Benda T dan B juga dalam
kesetimbangan termal, nilai
dibaca sama oleh termoskop
tersebut.
(c) Jika (a) dan (b) memiliki nilai
yang sama, Hukum
Termodinamika ke-0
menyatakan bahwa benda A
dan B juga dalam
kesetimbangan termal.
Anggaplah, seperti yang ditampilkan pada gambar di atas, kita menempatkan
termoskop (yang akan kita sebut benda T) pada situasi kontak secara langsung dengan
benda lain (benda A). Seluruh system terkurung dalam kotak isolasi berdinding tebal.
Angka-angka yang ditampilkan oleh termoskop akan terus berubah, hingga akhirnya
angka tersebut mencapai titik stabilnya (mari kita anggap angka yang terbaca adalah
“137,04”) dan tidak ada perubahan lebih lanjut terjadi. Dan kita menganggap bahwa
setiap pengukuran benda T dan benda A telah stabil atau tidak berubah. Lalu dapat kita
katakana bahwa dua benda berada dalam kesetimbangan panas satu sama lain.
Meskipun pembacaan untuk benda T belum dikalibrasi, kita dapat menyimpulkan bahwa
benda T dan benda A pasti berada pada suhu (tidak diketahui) yang sama.

Selanjutnya kita misalkan benda T untuk mengalami kontak langsung dengan


benda B (gambar diatas) dan kita temukan bahwa kedua benda berada pada
kesetimbangan termal yang sama pada pembacaan termoskop. Dan pastinya benda T
dan benda B berada pada suhu (masih belum diketahui) yang sama. Jika kita sekarang
menempatkan benda A dan B ke untuk mengalami kontak langsung (gambar diatas),
apakah kedua benda tersebut akan langsung mengalami ksetimbangan termal satu sama
lain? Dalam eksperimen, kita menemukan bahwa kedua benda mengalami
kesetimbangan.

Fakta eksperimen yang ditunjukkan pada gambar disamping tercakup dalam


Hukum ke-0 Termodinamika :

Jika benda A dan B masing – masing dalam kesetimbangan termal dengan


benda ketiga yaitu T, maka A dan B berada dalam kesetimbangan termal satu
sama lain.

Dalam bahasa yang sederhana, maksud dari hokum ke – nol adalah : “setiap
benda memiliki property yang disebut temperature. Ketika dua benda berada dalam
kesetimbangan termal, temperatur mereka adalah sama. Dan sebaliknya.” Sehingga
kami sekarang dapat membuat termoskop kita (benda T sebagai benda ketiga) sebagai
thermometer yang dipercaya bahwa pembacaanya akan memiliki makna fisis. Yang
harus kita lakukan adalah mengkalibrasi alat tersebut.

Kita menggunakan Hukum ke-0 Termodinamika terus menerus di laboratorium.


Jika kita ingin mengetahui apakah cairan dalam dua gelas berada pada suhu yang sama,
maka kita dapat mengukur suhu masing – masing dengan termometer. Kita tidak perlu
membawa cairan dalam gelas untuk berkontak secara langsung dan selanjutnya hanya
perlu mengamati apakah mereka dalam keadaan kesetimbangan termal atau tidak.

Hukum ke-0 Termodinamika pada tahun 1930-an, jauh setelah hukum pertama
dan kedua termodinamika dan dinomori. Karena konsep temperatur adalah dasar kedua
hukum, maka hukum yang menetapkan suhu sebagai konsep yang valid harus memiliki
nomor terendah sehingga diberi nomor nol.

Dari pandangan mikroskopik, temperature merupakan pengejawantahan kegiatan


molekul. Peningkatan temperature akan diikiti oleh peningkatan serentak pada energy
kinetic molekul tersebut. Apabila dua system gas ideal berada dalam kesetimbangan
termal, energy kinetic rerata (average) molekul akan sama untuk kedua system ini.

Temperature dapat diukur hanya dengan metode tak langsung. Umumnya kalor
dipindahkan ke suatu instrumen seperti benda C, dan perubahan akibat temperature
pada sejumlah sifat atau tanggapan (response) C diukur. Suatu sifat yang berubah
nilainya sebagai fungsi temperature disebut sifat termometrik. Contoh – contoh sifat
termometrik termasuk panjang kolam cairan dalam suatu bumbung kapiler yang
dihubungkan dengan bola. Tekanan gas bermassa tetap yang dipertahankan pada
volume konstan, volume gas bermassa tetap yang dipertahankan pada tekanan konstan,
tahanan listrik kawat logam pada tekanan atmosfer, dan medan elektromagnetik
termokopel.

Dalam membuat skala temperatur, suatu bilangan sembarang ditetapkan untuk


menyajikan satu titik tetap dan temperatur lain dinyatakan dengan titik tetap ini sebagai
acuan. Pada tahun 1954, Kelvin menyatakan bahwa suatu titik tetap, seperti titik triple air
(es, air cair, dan uap muncul bersama dalam kesetimbangan), sudah cukup untuk
menentukan dasar skala temperature mutlak. Titik tetap ini telah dipakai pada 1954 oleh
Konferensi Internasional Kesepuluh tentang Bobot dan Ukuran karena ketelitian yang
tinggi yang dapat ditentukan dengan titik tetap ini, dan nilainya telah ditetapkan pada
273,16 K. Sebelumnya, kedua titik tetap yang menentukan skala temperature ialah titik
es, yang merupakan cair es pada tekanan atmosfer standard an temperature ini 0,01°C
di bawah titik tripel, dan titik uap yang merupakan temperatur titik didih air pada tekanan
atmosfer standar.

4. Aplikasi Hukum ke-0 Termodinamika dalam Kehidupan Sehari – hari

Hukum ke nol termodinamika berhubungan dengan kesetimbangan termal antara


benda benda yang saling bersentuhan. Untuk memahami konsep keseimbangan termal
secara lebih mendalam, mari kita tinjau 3 benda (sebut saja benda A, benda B dan benda
C). Benda C bisa dianggap sebagai termometer. Misalnya benda A dan benda B tidak
saling bersentuhan, tetapi benda A dan benda B bersentuhan dengan benda C. Karena
bersentuhan, maka setelah beberapa saat benda A dan benda C berada dalam
keseimbangan termal. Demikian juga benda B dan benda C berada dalam keseimbangan
termal. benda A dan benda B juga berada dalam keseimbangan termal, sekalipun
keduanya tidak bersentuhan. Benda A dan benda C berada dalam keseimbangan termal,
berarti suhu benda A = suhu benda C. Benda B dan benda C juga berada dalam
keseimbangan termal (suhu benda B = suhu benda C). Karena A = C dan B = C, maka
A = B. Berdasarkan hasil percobaan, ternyata benda A dan benda B juga berada dalam
keseimbangan termal. Dalam hal ini, suhu benda A = suhu benda B. Jadi walaupun benda
A dan benda B tidak bersentuhan, tapi karena keduanya bersentuhan dengan benda C,
maka benda A dan benda B juga berada dalam keseimbangan termal. Hukum ke nol
berbunyi “Jika dua benda berada dalam keseimbangan termal dengan benda ketiga,
maka ketiga benda tersebut berada dalam keseimbangan termal satu sama lain.”

Dalam kehidupan sehari hari hukum ke nol ini banyakan ditemukan atau di
gunakan. Seperti pada saat kita memasukkan es batu kedalam air hangat, yang terjadi
yaitu es batu akan mencair (suhu es meningkat) dan suhu air hangat menjadi turun,
kemudian lama kelamaan es nya mencair semua dan tinggalah air dingin. Air dingin ini
menunjukkan campuran antara es batu dan air hangat yang bersuhu sama atau kata
lainnya sudah masuk dalam keadaan kesetimbangan termal.contoh lainnya yaitu pada
saat kita memasak air didalam panci, benda pertama panci dan benda kedua air. Panci
dibakar dengan api sehingga temperaturnya berubah. Air yang bersentuhan dengan
panci juga temperaturnya naik dan akhirnya air mendidih.

Aplikasi lainnya yaitu pengukuran termperatur. Pengukuran temperatur ini


berdasarkan prinsip hukum termodinamika ke nol. Jika kita ingin mengetahui apakah dua
benda memiliki temperatur yang sama, maka kedua benda tersebut tidak perlu
disentuhakan dan diamati perubahan sifatnya. Yang perlu dilakukana adalah mengamati
apakah kedua benda tersebut mengalami kesetimbangan termal dengan benda ketiga.
Benda ketiga tersebut adalah termometer. Biasanya yang digunakan dalam termometer
adalah benda yang mempunyai sifat termometrik yaitu benda apapun yang memiliki
sedikitnya satu sifat yang berubah terhadap perubahan temperatur. Termometer yang
sering kita jumpai adalah termometer kaca. Termometer kaca terdiri dari pipa kaca kapiler
yang berhubungan dengan bola kaca yang berisi cairan air raksa atau alkohol. Ruang di
atas cairan berisi uap cairan atau gas inert. Saat temperatur meningkat, volume cairan
bertambah sehinggan panjang cairan dalam pipa kapiler bertambah. Panjang cairan
dalam pipa kapiler bergantung pada temperatur cairan. Jenis termometer lainnya yaitu
termometer volume gas tetap yang memiliki ketelitian dan keakuratan yang sangat tinggi,
sehingga digunakan sebagai instrumen standart untuk pengkalibrasian termometer
lainnya. Termometer ini menggunakan gas sebagai senyawa termometrik (umumnya
hidrogen dan helium), dengan memanfaatkan sifat termometrik berupa tekanan yang
dihasilkan gas. Tekanan yang dihasilkan diukur menggunakan manometer air raksa
tabung terbuka. Ketika temperatur meningkat, gas memuai sehingga mendorong air
raksa dalam tabung terbuka ke atas. Volume gas dipertahankan tetap dengan menaikkan
dan menurunkan reservoir. Deteksi temperatur lainnya yang luas digunakan adalah
termokopel. Termokopel bekerja berdasarkan prinsip apabila ada dua buah metal dari
jenis yang berbeda dilekatkan, maka dalam rangkaian tersebut akan dihasilkan gaya
gerak listrik yang besarnya bergantung terhadap temperatur. Dari semua contoh
termometer yang telah disebutkan, pada dasarnya prinsipnya sama yaitu ketika
termometer menyetuh benda dengan suhu tertentu maka akan terjadi kesetimbangan
termal yang ditunjukkan oleh termometer berupa pemuaian pada termomter kaca,
perubahan tekanan pada termometer gas tetap, dan gaya gerak listrik pada termokopel.

5. Teknologi yang Terkait dengan Konsep Hukum ke-0 Termodinamika

Teknologi yang terkait dengan konsep Hukum ke-0 Termodinamika yaitu :


Penerapan termodinamika secara teknik (dalam perencanaan) yaitu :
- Refrigerasi dan Pengkondisian Udara
- Pembangkit Daya Listrik
- Motor Bakar
- Sistem pemanasan surya
- Pesawat Terbang
- Dan sebagainya

 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap :


Energi kimia atau energi nuklir dikonversikan menjadi energi termal dalam ketel
uap atau reaktor nuklir. Energi ini dilepaskan ke air,
yang berubah menjadi uap. Energi uap ini digunakan untuk menggerakkan turbin
uap, dan energi mekanis yang dihasilkan digunakan untuk meng- gerakkan generator
untuk menghasilkan daya listrik.

 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air :

Energi potensial air dikonversikan menjadi energi mekanis melalui penggunaan


turbin air. Energi mekanis ini kemudian dikonversikan lagi Menjadi energi listrik oleh
generator listrik yang disambungkan pada poros turbinnya.

 Motor pembakaran dalam


Energi kimiawi bahan bakar dikonversikan menjadi kerja mekanis. Campuran
udarabahanbakar dimampatkan dan pembakaran dilakukan oleh busi. Ekspansi gas
hasil pembakaran mendorong piston, yang menghasilkan putaran pada poros engkol.
Contoh soal dan Pembahasan

1. Misalkan anda menemukan di suatu catatan ilmiah tua penggambaran


skala suhu yang disebut Z di mana titik didih air adalah 65,0°Z dan titik
beku adalah -14,0°Z. Pada suhu berapakah suhu yang sebanding dengan
T = -98,0°Z untuk suhu pada skala Fahrenheit ? Asumsikan bahwa skala Z
adalah linier yaitu nilai derajat Z adalah sama di semua titik pada skala Z.
Pembahasan :
Suhu T dalam skala suhu yang telah dikenal sebelumnya pada skala Z.
Karena nilai T = -98,0°Z lebih dekat ke titik beku (-14,0°Z) daripada titik
didih (65,0°Z) maka kita akan menggunakan titik beku sebagai acuan.
Kemudian kita perhatikan bahwa nilai T di bawah titik oleh -14,0°Z – (-
98,0°Z) = 84,0°Z. Dikarenakan T berada di bawah titik beku yaitu 84,0°Z
maka T juga harus berada dibawah titik beku sebesar :
180°𝐹
(84,0°Z) 79,0°𝑍 = 191°F

2. Misalkan ucok membuat sebuah thermometer yang disebut dengan


thermometer X. Pada thermometer ini air membeku pada 0°X dan air
mendidih pada 150°X. Bagaimanakah hubungan thermometer ini dengan
thermometer dalam skala celcius ?
Pembahasan :
Pada thermometer X, rentang temperature yang dimilikinya, yakni dari 0°X
- 150°X sehingga skala pada thermometer ini dibagi dalam 150 skala.
Perbandingan antara thermometer X dan thermometer celcius, yakni :
( C – 0 ) / 100 = ( X – 0 ) / 150
T°C = ( 100 / 150 ) T°X = (2/3) T°X

3. Sebuah thermometer X setelah ditera dengan thermometer celcius di dapat


40°C = 80°x dan 20°C = 50°x. Jika suhu benda 80°C, maka berapa °x
suhu benda tersebut ?
Pembahasan :
Diketahui : 40°C = 80°x
20°C = 50°x
Ditanya : 80°C = ….. °x
Jawab :
(80 – 40) / (80 – 20) = (tx – 80) / (tx – 50)
40 / 60 = (tx – 80) / (tx – 50)
4tx – 200 = 6tx – 480
2tx = 280
Tx = 140
Jadi, 80°C = 140°x

Anda mungkin juga menyukai