WAWASAN KEMARITIMAN
OLEH:
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisi Geografis................................................................................. 6
B. Potensi Kelautan.................................................................................. 7
1. Perikanan....................................................................................... 7
2. Energi dan sumber daya mineral
Kelautan ........................................................................................ 8
a. Minyak dan gas...................................................................... 8
b. Pertambangan mineral.......................................................... 8
c. Garam laut.............................................................................. 8
d. Sumber daya energi terbarukan............................................ 8
3. Pelayaran ...................................................................................... 9
4. Parawisata Bahari......................................................................... 9
5. Industri dan jasa maratim............................................................ 9
C. Pengejahwantahan Asas Negara ..................................................... 9
1. Perjuangan Konsep Negara Kepulauan .................................... 9
2. Pengakuan PBB........................................................................... 1
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................... 12
DAFTAR ISI ......................................................................................... 15
KATA PENGANTAR
Kita selalu bangga sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan
kekayaan alam yang indah dan tak terhitung nilainya. Kekayaan alam itu
terkandung didaratan, lautan, dan dibawah perut bumi. Kita juga senantiasa
mengagung-agungkan kejayaan dimassa lampau. Sebagai bangsa bahari yang
disegani bangsa- bangsa di berbagai belahan dunia, terutama memuncak pada
massa kejayaan kerajaan Sriwijaya abad ke- 7 dan kerajaan Majapahit yang ke-13.
Indonesia sebagai kepulauan terbesar sejagad terbentuk dari 17.504 pulau
dan lautan seluas 5,8 juta km2 atau 70% dari total luas NKRI. Bentangan belasan
ribu pulau itu memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km, atau terbesar di dunia
setelah Kanada. Deklarasi UNCLOS III yang menggunakan eksistensi indonesia
sebagai negara kepulauan (Nusantara) secara substansial berdampak pada semakin
luuas klaim wilayah laut yang dimiliki indonesia. Dengan demikian, indonesia
memiliki luas laut sebesar 5,8 juta km2 yang terdiiri dari laut teroterial dengan
luas
0,8 juta km2, laut Nusantara seluas 2,3 juta km2 dan ZEE seluas 2,7 juta km2.
Penulis menyadari buku ini memiliki banyak kelemahan dan kekurangan
yang menuntut kritikan dan masukkan untuk penyempurnaan. Apapun, dalam
segala kelemahan dan kekurangannya, semoga buku ini bisa memperkaya
khazanah kemaritiman kita yang menuntut penelitian terus menerus secara lebih
dalam, lebih luas, dan menyeluruh. Semua itu sangat bermanfaat bagi upaya
bangsa ini menemukan kembali jati dirinya sebagai negeri bahari sebagai pondasi
menjadi poros maritim dunia.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta km2(bedasarkan konverensi PBB
tahun 1982), indonesia menyimpan potensi sumber daya hayati dan non hayati
yang melimpah. Namun pemanfaatanya sebagai salah satu sistem sumber daya
hingga saat ini dirasakan belum optimal.
Adapun masalah krosial sektor maritim adalah rendahnya komitmen
pemerintah membangun sektor ini. Semua aktivitas maritim belum terpusat dalam
satu departemen atau kementrian, sehingga fokus pengembangan sektor ini belum
optimal karena hanya sebagai sub-sub sektor saja. Harusnya dibentuk satu
departemen yang lebih fokus dan menjadikan maritim menjadi satu sektor
tersendiri dengan sistem penganggaran dan kebjakan yang lebih terfokus dengan
sebuah payung Maritime politicy.
Negara Indonesia kehilangan jati diri sebagai negara maritim akibat
penjajahan Belanda selama 350 tahun. Sebagai negara kepulauan terbesar,
indonesia kehilangan infrakstruktur, budaya , politik dan visi ekonomi. Bangsa
indonesia kembali lahir dari titik 0 padahal, Indonesia pernah berjaya di era
kebesaran kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Untuk itu, strategi dan kebijakan di bidang maritim (maritime policy)
harus segera di benahi guna mengoptimalkan potensi yang di miliki, baik
menyangkut sumber daya laut , industri maupun bisnis transportasi. Sektor
maritim juga butuh pemihakan lewat kebijakan fiskal dan moneter.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada pembuatan makalah ini adalah :
a. Bagaimana pengembangan sektor maritim indonesia sebagai negara
maritim ?
b. Mengapa Negara Republik Indonesia sudah tidak di lihat sebagai suatu
kesatuan berdasarkan prinsip pulau demi pulau ?
c. Bagaimana syarat sebuah negara agar menjadi negara maritim ?
d. Bagaimana syarat Indonesia agar mampu menjadi negara maritim ?
e. Bagaimana Indonesia mengarahkan sasaranya di bidang diplomasi ?
f. Bagaimana letak geografis di Indonesia ?
g. Apa keuntungan yang di peroleh Indonesia berdasarkan letak geografisnya
?
h. Bagaimana Alur Laut Kepulauan Indonesia ?
i. Bagaimana potensi kekayaan laut Indonesia ?
j. Apa manfaat sumber daya perikanan ?
k. Apa saja bahan tambang perairan di Indonesia ?
l. Apa efek pariwisata bahari di Indonesia ?
m. Apa strategi yang di lakukan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
pengakuan dunia Internasional terhadap konsepsi Negara Nusantara
(Deklarasi Djuanda)
n. Bagaimana pengertian UNCLOS III ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ,makalah ini adalah :
a. pengembangan sektor maritim indonesia sebagai negara maritim
b. Negara Republik Indonesia sudah tidak di lihat sebagai suatu kesatuan
berdasarkan prinsip pulau demi pulau
c. syarat sebuah negara agar menjadi negara maritim
d. syarat Indonesia agar mampu menjadi negara maritim
e. Indonesia mengarahkan sasaranya di bidang diplomasi
f. letak geografis di Indonesia
g. keuntungan yang di peroleh Indonesia berdasarkan letak geografisnya
h. Alur Laut Kepulauan Indonesia
i. potensi kekayaan laut Indonesia
j. manfaat sumber daya perikanan
k. bahan tambang perairan di Indonesia
l. efek pariwisata bahari di Indonesia
m. strategi yang di lakukan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
pengakuan dunia Internasional terhadap konsepsi Negara Nusantara
(Deklarasi Djuanda)
n. UNCLOS III
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk menjadi negara dan poros maritim, indonesia juga haus merespon
dan turut mencari solusi atas berbagai permasalahan keamanan maritim
kawasan.posisi indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di persimpangan
dua samudera ( hindia dan pasifik) dimana sebagian dari wilayah perairannya yg
luas menjadi jalur perlintasan meritim dunia, membuat indonesia tidak bisa
mengabaikan permasalah keamamana kawasan yang terkait dengan maritim.
A. Kondisi Georafis
Letak geografis adalah letak suatu tempat atau wilayah atau negara
berdasarkan kenyataan di permukaan bumi atau letak di tinjau dengan di daerah
daerah sekitarnya. Secra geografi, wilayah indonesia terletak di antara dua benua,
yautu Benua Asia (di utara khatulistiwa) dan Benua Australia (di seltan
khatulistiwa) serta di antara dua samudera, yaitu samudera Hindia dan samudera
Pasifik.
B. Potensi Kelautan
Kekayaan laut indonesia sangat memiliki potensi yang tinggi, baik dari
segi perdangan hasil laut, maupun segi pariwisata. Dengan keanekaragaman dan
berlimphnya kekayaan laut, indonesia merupakan salah negara pengekspor ikan,
udang dan berbagai jenis hewan laut lainnya untuk diolah sebagai bahn makanan.
Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta km2(berdasarkan Konvensi PBB
tahun 1987), indonesia menyimpan potensi sumber daya hayati dan non hayati
yang melimpah. Namun pemanfaatnya sebagai salah satu sistem sumber daya
hingga saat ini dirasakan belum optimal. Sektor perikan misalnya, dari 6,7 juta ton
perkiraan potensi perikan per tahun, baru sekitar 65 % yang dieksploitasi,
walaupun dibeberapa tempat kemungkinan besar telah terjadi penangkapan secara
berlebihan.
1. Perikanan
Sumber daya minyak dan gas bumi merupakn sektor penting dalam
pembangunan nasional baik dalam hal pemenuhan kebutuhan energi dan bahan
baku industri didalam negri maupun sebagai penghasil devisa negaara sehingga
pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin.
b. Pertambangan mineral
c. Garam laut
3. Pelayaran
Meskipun indonesia terdiri dari pulau- pulau yang di kelilingi oleh lautan
namun belum menunjukan negaraa maritim yang tangguh. Hingga saat ini
indonesia belum menjadi negaraa maritim, meski sebgian besar wilayah adalah
lautan.
4. Pariwisata bahari
2. Pengakuan PBB
Konvensi hukum laut PBB tahun 1982 (United Nations Convention On the
Law Of The Sea, UNICOS III ) Merupakan produk hukum laut internasional yang
di sepakati oleh negara negara dunia yang bergabung dalam PBB. UNCLOS III
dihasilkan dari konferensi PBB tantang Hukum laut yang ke 3 (UNCLOS III)
yang berlansung dari tahun 1973-1982.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya
kelautan yang besar. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan
negara kepulauan (archipelagic state) terbesaar di dunia. Sebagaimana di atur
dalam United Nations Conversation on the Law of the Sea (UNCLOS,1982),
Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan satu kesatuan wilayah yurisdiksi,
yang berdaulat serta mempunyai hak dan wewenang penuh yang di akui dunia
internasional, untuk mengatur, mengelola dan memanfaatkan kekayaan laut yang
dimilikinya bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA