Anda di halaman 1dari 14

Makalah

WAWASAN KEMARITIMAN

OLEH:

NAMA : RINA KAMELIA


NIM : A1Q121016
JURUSAN : BIMBINGAN KONSELING
KELAS :B

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisi Geografis................................................................................. 6
B. Potensi Kelautan.................................................................................. 7
1. Perikanan....................................................................................... 7
2. Energi dan sumber daya mineral
Kelautan ........................................................................................ 8
a. Minyak dan gas...................................................................... 8
b. Pertambangan mineral.......................................................... 8
c. Garam laut.............................................................................. 8
d. Sumber daya energi terbarukan............................................ 8
3. Pelayaran ...................................................................................... 9
4. Parawisata Bahari......................................................................... 9
5. Industri dan jasa maratim............................................................ 9
C. Pengejahwantahan Asas Negara ..................................................... 9
1. Perjuangan Konsep Negara Kepulauan .................................... 9
2. Pengakuan PBB........................................................................... 1
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................... 12
DAFTAR ISI ......................................................................................... 15

KATA PENGANTAR
Kita selalu bangga sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan
kekayaan alam yang indah dan tak terhitung nilainya. Kekayaan alam itu
terkandung didaratan, lautan, dan dibawah perut bumi. Kita juga senantiasa
mengagung-agungkan kejayaan dimassa lampau. Sebagai bangsa bahari yang
disegani bangsa- bangsa di berbagai belahan dunia, terutama memuncak pada
massa kejayaan kerajaan Sriwijaya abad ke- 7 dan kerajaan Majapahit yang ke-13.
Indonesia sebagai kepulauan terbesar sejagad terbentuk dari 17.504 pulau
dan lautan seluas 5,8 juta km2 atau 70% dari total luas NKRI. Bentangan belasan
ribu pulau itu memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km, atau terbesar di dunia
setelah Kanada. Deklarasi UNCLOS III yang menggunakan eksistensi indonesia
sebagai negara kepulauan (Nusantara) secara substansial berdampak pada semakin
luuas klaim wilayah laut yang dimiliki indonesia. Dengan demikian, indonesia
memiliki luas laut sebesar 5,8 juta km2 yang terdiiri dari laut teroterial dengan
luas
0,8 juta km2, laut Nusantara seluas 2,3 juta km2 dan ZEE seluas 2,7 juta km2.
Penulis menyadari buku ini memiliki banyak kelemahan dan kekurangan
yang menuntut kritikan dan masukkan untuk penyempurnaan. Apapun, dalam
segala kelemahan dan kekurangannya, semoga buku ini bisa memperkaya
khazanah kemaritiman kita yang menuntut penelitian terus menerus secara lebih
dalam, lebih luas, dan menyeluruh. Semua itu sangat bermanfaat bagi upaya
bangsa ini menemukan kembali jati dirinya sebagai negeri bahari sebagai pondasi
menjadi poros maritim dunia.

Kendari, desember 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta km2(bedasarkan konverensi PBB
tahun 1982), indonesia menyimpan potensi sumber daya hayati dan non hayati
yang melimpah. Namun pemanfaatanya sebagai salah satu sistem sumber daya
hingga saat ini dirasakan belum optimal.
Adapun masalah krosial sektor maritim adalah rendahnya komitmen
pemerintah membangun sektor ini. Semua aktivitas maritim belum terpusat dalam
satu departemen atau kementrian, sehingga fokus pengembangan sektor ini belum
optimal karena hanya sebagai sub-sub sektor saja. Harusnya dibentuk satu
departemen yang lebih fokus dan menjadikan maritim menjadi satu sektor
tersendiri dengan sistem penganggaran dan kebjakan yang lebih terfokus dengan
sebuah payung Maritime politicy.
Negara Indonesia kehilangan jati diri sebagai negara maritim akibat
penjajahan Belanda selama 350 tahun. Sebagai negara kepulauan terbesar,
indonesia kehilangan infrakstruktur, budaya , politik dan visi ekonomi. Bangsa
indonesia kembali lahir dari titik 0 padahal, Indonesia pernah berjaya di era
kebesaran kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Untuk itu, strategi dan kebijakan di bidang maritim (maritime policy)
harus segera di benahi guna mengoptimalkan potensi yang di miliki, baik
menyangkut sumber daya laut , industri maupun bisnis transportasi. Sektor
maritim juga butuh pemihakan lewat kebijakan fiskal dan moneter.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada pembuatan makalah ini adalah :
a. Bagaimana pengembangan sektor maritim indonesia sebagai negara
maritim ?
b. Mengapa Negara Republik Indonesia sudah tidak di lihat sebagai suatu
kesatuan berdasarkan prinsip pulau demi pulau ?
c. Bagaimana syarat sebuah negara agar menjadi negara maritim ?
d. Bagaimana syarat Indonesia agar mampu menjadi negara maritim ?
e. Bagaimana Indonesia mengarahkan sasaranya di bidang diplomasi ?
f. Bagaimana letak geografis di Indonesia ?
g. Apa keuntungan yang di peroleh Indonesia berdasarkan letak geografisnya
?
h. Bagaimana Alur Laut Kepulauan Indonesia ?
i. Bagaimana potensi kekayaan laut Indonesia ?
j. Apa manfaat sumber daya perikanan ?
k. Apa saja bahan tambang perairan di Indonesia ?
l. Apa efek pariwisata bahari di Indonesia ?
m. Apa strategi yang di lakukan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
pengakuan dunia Internasional terhadap konsepsi Negara Nusantara
(Deklarasi Djuanda)
n. Bagaimana pengertian UNCLOS III ?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ,makalah ini adalah :
a. pengembangan sektor maritim indonesia sebagai negara maritim
b. Negara Republik Indonesia sudah tidak di lihat sebagai suatu kesatuan
berdasarkan prinsip pulau demi pulau
c. syarat sebuah negara agar menjadi negara maritim
d. syarat Indonesia agar mampu menjadi negara maritim
e. Indonesia mengarahkan sasaranya di bidang diplomasi
f. letak geografis di Indonesia
g. keuntungan yang di peroleh Indonesia berdasarkan letak geografisnya
h. Alur Laut Kepulauan Indonesia
i. potensi kekayaan laut Indonesia
j. manfaat sumber daya perikanan
k. bahan tambang perairan di Indonesia
l. efek pariwisata bahari di Indonesia
m. strategi yang di lakukan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
pengakuan dunia Internasional terhadap konsepsi Negara Nusantara
(Deklarasi Djuanda)
n. UNCLOS III
BAB II

PEMBAHASAN

Yang di kembangkan dengan baik sehingga dapat membantu negara untuk


mencapai tujuan ekonomi, sosial dan pilitik. Pengembangan dari sektor maritim
antara lain dapat menyumbangkan :

1. integrasi ekonomi dari kepulauan, dengan pergerakan komoditas yang di


perdagangkan dan tenaga kerja yang bebas hambataan antara pulau-pulau

bebas hambantan di antara pulau –pulau untuk berbagai tujuan

Wawasan pandangan resmi tidak lagi melihat Negara Republik Indonesia


sebagai suatu kesatuan berdasarkan prinsip pilau demi pulau, melainkan suatu
negara kepulauan (archipelagic state ) yang mempunyai kebulatan teroterial
termkasud laut dan selat yang berada di dalam garis perbatasan ya g telah di
tentkan.azas’Negra Kepulauan ‘ resmi di umumkan lewat deklarasi Djuanda pada
13 Desember 1957 dan di perjuangkan pada tiingkat internasiaonal selama 25
tahun.

Syarat sebuah negara menjadi negra maritim yaitu,lokasi geografif,


karakteristik dari tanah dan pantai, luas wilayah, jumlah penduduk, karakter
penduduk, dan lembaga pemerintahan. Sementara itu , pakar Hukum Laut Hasjim
Djalal mengemukakan bahawa negara maritim tidak sama dengan negara
kepulauan . negara maritim adalah negara yang mampu memanfaatkan
laut,maupun negara tersebut mungkin tidak punya banyak laut, tetapi mempunyai
kemampuan teknologi, ilmu pengetahuan, peralatan, dan lain lain untuk
mengelola dan memanfaatkan laut tersebut baik ruanganya maupun kekayaan
alamnya dan letaknya yang strategis.

Untuk menjadi negara maritim indonesia harus mampu mengelolah dan


memanfaatkan kekayaan dan ruang lautnta, antara lain : mengenal dan
menghormati hak hak internasional atas perairan indonesia, mengenal berbagai
jenis laut indonesia dengan berbgai ketentuanya, mapu menghapus praktik ilegal
dan mencegah segakla macam bentuk pelanggaran hukum di wilayah perairan
indonesia dan juga di daerah kewenanganya, mampu menetapkan dan mengelola
perbatasan maritim dengan negara tetangga dan menjagah keamannya,mampu
menjaga keselamatan pelayaran yang melalui perairan indonesia, mapu
memanfaatkan kekayaan alam dan ruang di luar perairan indonesia seperti di laut
bebas dan di dasar laut internasional singkatnya, negara maritim indonesi selain
harus mampu memanfaatkan semuan unsur kelautan di sekelilingya untuk kesejah
teraan rakyat dan kemajuan bangsa, juga harus mampu menghadirkan kekuatan
keamanan laut yang memadai, semacam sea and coast guard guna menjaga
keamanan perairan indonesia dari berbagai tindak pelanggaran hukum.

Untuk menjadi negara dan poros maritim, indonesia juga haus merespon
dan turut mencari solusi atas berbagai permasalahan keamanan maritim
kawasan.posisi indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di persimpangan
dua samudera ( hindia dan pasifik) dimana sebagian dari wilayah perairannya yg
luas menjadi jalur perlintasan meritim dunia, membuat indonesia tidak bisa
mengabaikan permasalah keamamana kawasan yang terkait dengan maritim.

Di bidang diplomasi, indonesia juga perlu mengarahkan sasaran


diplomasinya untuk mendukung pencapaian sebagai negara maritim dan poros
maritim terkait dengan hal ini, diplomasi ekonomi maritim menjadi sebuah
keharusan bagi indonesia. diplomasi ekonomi diharaokan dapat menopang upaya
pemerintah menciptakan perekonomian nasional yang lebih mandiri dan
kompetitif untuk itu, sasaran diplomasi harus diarhkan untuk mendorong
penguatan kerja sama internasianal yang dapat mendayagunakan segenap potensi
indonesia sebagai negara kepulauan secra dinamis.

A. Kondisi Georafis

Letak geografis adalah letak suatu tempat atau wilayah atau negara
berdasarkan kenyataan di permukaan bumi atau letak di tinjau dengan di daerah
daerah sekitarnya. Secra geografi, wilayah indonesia terletak di antara dua benua,
yautu Benua Asia (di utara khatulistiwa) dan Benua Australia (di seltan
khatulistiwa) serta di antara dua samudera, yaitu samudera Hindia dan samudera
Pasifik.

Ditinjau darI sudut ekonomi letak gegrafis indonesia dapat mendatangkan


keuntungan karena kapal dari Asia Timur yang berlayar menuju Asia Selatan,
dilanjutkan ke Eropa, begitu juga sebaliknya , sebagian beesar, melalui wilayah
indonesia.

Bebrapa keuntungan yang di peroleh berdasarkan letak geografis indonesia, antara


lain sebagai berikut:

1. Indonesia yang terletak di antara dua benua dan samudera memungkinkan


menjadi persimpangan lalu lintas dunia, baik lalu linntas udara maupun laut.
2. Indonesia sebagai titik persilangan kegiatan perekonomian dunia, antara
perdagangan negara negara industri dan negara negara yang sedang
berkembangan.
Indonesia akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa jika indonesia dapat
memanfaatkanya.sebagia contohnya indonesia dapat membentuk pelabuhan
intrnasianal yang dekat dengan jalur perdagangan dunia, sehingga produk yang di
hasilkan indonesia dapat didistribusikan secara mudah dengan memanfaatkan pola
jalur perdagangan tersebut.

B. Potensi Kelautan
Kekayaan laut indonesia sangat memiliki potensi yang tinggi, baik dari
segi perdangan hasil laut, maupun segi pariwisata. Dengan keanekaragaman dan
berlimphnya kekayaan laut, indonesia merupakan salah negara pengekspor ikan,
udang dan berbagai jenis hewan laut lainnya untuk diolah sebagai bahn makanan.

Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta km2(berdasarkan Konvensi PBB
tahun 1987), indonesia menyimpan potensi sumber daya hayati dan non hayati
yang melimpah. Namun pemanfaatnya sebagai salah satu sistem sumber daya
hingga saat ini dirasakan belum optimal. Sektor perikan misalnya, dari 6,7 juta ton
perkiraan potensi perikan per tahun, baru sekitar 65 % yang dieksploitasi,
walaupun dibeberapa tempat kemungkinan besar telah terjadi penangkapan secara
berlebihan.

1. Perikanan

Secara garis besar sumber daya perikanan dapat di manfaatkan melalui


penangkapan ikan ( perikanan tangkap) dan budi daya ikan. Sehingga usaha
perikanan merupakan semua kegiatan yang dilakukan secara perorangan atau
badan hukum untuk menangkap atau membudidayakn ikan termaksud menyimpan,
mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan komersial dan mendapatkan
laba dari kegiatan yang dilakukan.

2. Sumber daya mineral dan daya kelautan

a. Minyak dan gas

Sumber daya minyak dan gas bumi merupakn sektor penting dalam
pembangunan nasional baik dalam hal pemenuhan kebutuhan energi dan bahan
baku industri didalam negri maupun sebagai penghasil devisa negaara sehingga
pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin.
b. Pertambangan mineral

Bahan tambang / mineral yang telah diketahiu ada diperairan indonesia


antara lain biji: biji besi , pasir besi, dan timah. Disamping itu, ditemukannya
lodul-mangan yang berserahkan didasar laut pada kedalaman 2000-5000 meter,
di daerah Pasfik dan samudra Hindia, maka indonesia memiliki potensi nodul-
mangan tersebut.

c. Garam laut

Garam laut merupakan komoditis strategis baik untuk kepentingan


komsumsi maupun industri.

d. Sumber daya energi terbarukan

Secara umum, potensi energi samudra sebagai energi kelautan terbarukan


dan mineral laut yang dapat menghasilkann listrik dapat dibagi dalam 3 jenis
potensi energi fisik, yaitu energi pasang surut ( tidal power) energi gelombang
laut (wafe energy) energi panas laut (ocean thermal energy).

3. Pelayaran

Industri pelayan di indonesia sampai saat masih terpuruk, karena 95%


pelayaran dikuasai oleh kapal berbendera asing.

Meskipun indonesia terdiri dari pulau- pulau yang di kelilingi oleh lautan
namun belum menunjukan negaraa maritim yang tangguh. Hingga saat ini
indonesia belum menjadi negaraa maritim, meski sebgian besar wilayah adalah
lautan.

4. Pariwisata bahari

Pembangunan pariwisata , potensi dan peranannya sebagai salah sektor


penghasil devisa utama senantiasa terus di tingkatkan. Pengembangan pariwisata
diyakini dapat mempunyai efek berganda (multiplier effect) yang dapat menyerap
tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendatangkan devisa bagi
negara, dan dapat mendorong konservasi lingkungan serta mendorong
terwujudnya negara maritim yang tangguh.

5. Industri dan jasa maritim

Persoalan yang dihadapi sistem pelabuhan indonesia, antara lain, kurang


dari separuh pelabuhan di indonesia yang sudah memperoleh sertivikat
international ship and port facilities security (ISPS) port days kapal kapal
internasional masih terlalu tingi, terdapat kegiatan yang tidak ada pelayanan tetapi
dikenakan biaya, dan belum ada pemisahan yang jelas antara fungsi pemerintah
( regulator) dan fungsi pengusahaan ( operator).

C. Pengejawantahan Asas Negara Kepulauan

1. Perjuangan konsep negara kepulauan

Dalam deklarasi Djuanda teerkandung suatu konsepsi negara maritim Nuasantara,


yang melahirkan konsekuensi bagi pemerintah dan bangsa indonesia untuk
memperjuangkan serta mempertahankannya hingga mendapat pengakuan
Internasianal. Deklarasi Djuanda merupakan landasan struktural dan legalitas bagi
proses integrasi nasional indonesia sebagai negara maritim. Indonesia mengajukan
konsepsi negara nusantara ini dalam konfereensi hukum laut PBB yang perama di
Jenewa (1958) tapi mendapat tantangan dan kritikan keras terutama dari negara
negara maritim yang mengangap konsep tersebut bertentangan dengan Hukum
laut Internasiaonal, khususnya kebebasan berlayar melalu perairan indonesia.

Adapun strategi yang di lakuakan bangsa indonesia untuk memperjuangkan


pengakuan dunia internasiaonal terhadap konsepsi negra nusantata :

a) Berusaha menyelesaikan batas laut teroterial dam landas kontimen indonesia


dengan negara negara tetanga.
b) Mengadakan dilog dialog yang intensif dengan negara nagara mritim yang
selama ini menentang konsepsi nusantara serta mencari akomadasi akomodasi
tentang kepentingan kepentingan mereka,khususnya di bidang pelayaran.
c) Memanfaatkan berbagai forum internasianal.
d) Memanfaatkan berbagai forum akademik.
e) Mengembangakan aliansi dengan negara negara nusantara/negara negara
kepulauan di Psifik, Samudera Hindia dan Atlantik dengan tema mencari
ketentuan ketenyuan baru Bagi negara negara kepulauan sebagai
“pengecualian” dari ketentuan ketentuan Hukum Intrnasiaonal yang umum.
f) Membentuk aliansi saling mendukung dengan negara negara bukan
Nusantara, tetapi berkepentingan untuk meluaskan ke wenangan mereka atas
kekayaan alam kelaut, khusunya negara negara Afrika, negara negara
Amerika Latin khusnya yang mengklain laut wilayah jauah lebih luas dari 12
mil sampai 200 mil.

2. Pengakuan PBB

Konvensi hukum laut PBB tahun 1982 (United Nations Convention On the
Law Of The Sea, UNICOS III ) Merupakan produk hukum laut internasional yang
di sepakati oleh negara negara dunia yang bergabung dalam PBB. UNCLOS III
dihasilkan dari konferensi PBB tantang Hukum laut yang ke 3 (UNCLOS III)
yang berlansung dari tahun 1973-1982.

UNCLOS III merupakan suatu bentuk usaha masyarakat internasional


untuk mengatur masalah kelautan. UNCLOS III merupakan salah satu perjanjian
internasiaonal yang sangat komprehensif terkait dengan pengaturan kelautan.
Dengan tujuan agar dapat di terima oleh sebagian negara, UNCLOS III
mengadopsi konsep “ package deal “ di mana negara pantai dan negara penguna
membuat konsensi bersama untuk mendapatkan hasil yang seimbang terkait
kepentingan negara negara tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya
kelautan yang besar. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan
negara kepulauan (archipelagic state) terbesaar di dunia. Sebagaimana di atur
dalam United Nations Conversation on the Law of the Sea (UNCLOS,1982),
Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan satu kesatuan wilayah yurisdiksi,
yang berdaulat serta mempunyai hak dan wewenang penuh yang di akui dunia
internasional, untuk mengatur, mengelola dan memanfaatkan kekayaan laut yang
dimilikinya bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Dalam negara kepulauan indonesia kedudukan laut yang khas sebagai


salah satu matra wilayah nasional mempunyai fungsi integrasi wilayah nasional,
perhubungan laut nasioanal dan internasional, deposit sumber daya alam, pertahan
keamanan dan fungsi jasa, penelitian, dan kelestarian lingkungan. Negara
kepulauan indonesia memiliki wilayah perairan laut lebih luas dari pada wilayah
daratannya, sehingga peranan wilayah laut menjadi sangat penting bagi kehidupan
bangsa dan negara.

B. Saran

sebagai negara kepulauan indonesia mempunyai karakteristik khas, yaitu


laut merupakan faktor dominan dan pemersatu puluhan ribu pulau, sehingga
memerlukan pendekatan pembangunan berbaris Konsep Negara Kepulauan, yaitu
intergrasi pembangunan berbaris daratan dan laut.

Kesadaran bahwa indonesia adalah negara kepulauan harus kembali di


bangkitkan dengan menghidupkan budaya maritim dalam masyarakat.
Peningkatkan sarana air surveylance untuk pengawasan wilayah laut indonesia
harus ditingkatkan terutama untuk kawasan perbatasan laut.

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Djuliati Suroyo, Sejarah Maritim Indonesia 1: Menelusuri Jiwa Bahari


Bangsa Indonesia Hingga Abad Ke -17, Semarang: Penerbit Jeda, 2007
Dahuri, Rokhmin. 2005. Potensi Ekonomi Kelautan.http:// www.freelists. org/
post/ ppi/ ppiindia-Masalah-Klasik-Perikanan

Dahuri, R 2001. Sektor Perikanan dan Kelautan Sebagai Pilar Kementrian


Ekonomi Nasional. Departemen Kelautan dan Perikana. Jakarta

Flfrida Gultom, Refungsionaliasasi Pengaturan Pelabuhan Untuk Meningkatakan


Ekonomi Nasional, Kementrian Kelautan dan Perikanan,2012

Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2010.Rencana Strategis Kementria Kelautan


Dan Perikanan 2010-2014.Jakarta

Keliat, Makmur “Keamanan Maritim dan Implikasi Kebijakannya Bagi


Indonesia “, dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, Vol 13,No. 1 Juli

Anda mungkin juga menyukai