Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gugus fungsi adalah kedudukan dimana reaksi terjadi dalam molekul


organik. Banyak kimia diubah menjadi organik terjadi sebagai gugus fungsi, karena
ikatan C- H tidak reaktif dan memerlukan aktivasi dari panas atau kalor atau cahaya
untuk bereaksi. Kita mengharapkan molekul organik yang mengandung gugus fungsi
yang sama akan menuju ke jenis reaksi yang sama (Robinson, 1997).

Senyawa organik dikelompokkan berdasarkan gugus fungsi tertentu, yang


menjadikan gambaran dari sifat fisik dan sifat kimianya. Sifat-sifat senyawanya yang
tak jenuh akan berbeda dengan alkohol, eter, atau kelompok senyawa lainnya.
Kebanyakan reaksi kimia yang melibatkan molekul organik, rangka hidrokarbon dari
molekul secara kimia tidak bereaksi. Dengan demikian, reaksi alkana sangat terbatas.
Pada umumnya kimia organik melibatkan subtituen yang menempel pada rantai
hidrokarbon. Subtituen biasanya mengandung oksigen, nitrogen, sulfur, atau fosfor,
dinamakan gugus fungsi, yaitu bagian molekul yang berfungsi secara kimia.
(Matsjeh, 1986).

Senyawa dengan gugus fungsi yang sama cendong mengalami reaksi kimia
yang sama, sebagai contoh, masing-masing senyawa dalam deret berikut ini yang
mengandung gugus hidroksil (-OH). Semua senyawa ini termasuk dalam golongan
senyawa yang disebut alkohol, dan semua mengalami reaksi yang sama, digunakan R
untuk menyatakan gugus alkil, suatu gugus yang hanya mengandung karbon sp1
tambah hidrogen. Dengan teknik ini suatu alkohol dapat dinyatakan sebagai ROH
(Fessenden. 1982).
Dalam penentuan gugus fungsi dapat dilakukan dengan beberapa cara salah
satunya melalui reaksi adisi dengan menggunakan reagen KMnO4, FeCl3, dan lain
sebagainya. Dalam mengetahui suatu tingkat ketidak jenuhan dalam alkana misalnya
heksana dapat dilakukan dengan menggunakan reagen KMnO4. Sedangkan pada
senyawa alkohol dan phenol yang merupakan salah satu turunan dari benzene dapat
dilakukan dengan mereaksikannya dengan reagen KMnO4, maupun FeCl3 dengan
melihat perubahan-perubahan yang terjadi. (Hart.2003)

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari percobaan kali ini yaitu untuk mengetahui beberapa fungsi pada
senyawa-senyawa organik.

1.3 Prinsip Pencobaan

Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah mengelompokkan senyawa organik


berdasarkan gugus fungsi yang menjadi gambaran dari sifat fisik dan sifat kimianya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senyawa Organik

Senyawa organik merupakan golongan besar senyawa kimia yang molekulnya


mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi yang
mengenai senyawa organik disebut kimia organik. Etanol merupakan zat cair, tidak
berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar, dan menguap dapat bercampur dalam air
dengan segala perbandingan, secara garis besar, penggunaan etanol adalah sebagai
pelarut untuk zat organik maupun anorganik. (Firmansyah.,D. 2020)

2.2 Atom

Senyawa organik adalah suatu senyawa yang atom utamanya terdiri dari
kombinasi atom C, H, O, dan N. Atom-atom tersebut berikatan dalam suatu
konfirmasi unik dan membentuk berbagai senyawa yang memiliki sifat dan fungsi
khusus. (Toar.,R.,dkk. 2021).

2.3 Gugus Fungsi

Ciri-ciri senyawa organik berbeda antara satu dengan yang lain. Ciri-ciri
struktur ini menentukan geometri molekul, sifat fisika, reaktivitas, dan bagian dari
gugus fungsi. Gugus fungsi adalah sebuah atom atau gugus atom-atom yang memiliki
karakteristik kimia dan sifat fisika dan merupakan bagian molekul yang reaktif.
(Ulfah.,M.,dkk. 2017)

2.4 Alkohol

Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari


karena dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman. Alkohol dapat dianggap
hidrolisis dari alkana, maupun sebagai turunan dari air H-OH. Sebagai turunan dari
alkana maupun air, sifat alkohol dapat menyerupai sifat air karena kesamaan gugus
fungsi keduannya. Alkohol rantai rendah (C1-C5) mempunyai sifat yang menyerupai
sifat air karena gugus hidroksil (-OH) mengambil bagian yang lebih besar dalam
molekulnya, sedangkan alkohol yang lebih tinggi dari (C6 ke atas) terutama
mempunyai sifat alkana, hanya sedikit larut dalam air, tetapi mudah larut dalam
pelarut organik. (Afriansyah.,S. 2014)

2.5 Hidrokarbon

Alkohol yang terkonversi menjadi isopentana, senyawa ini merupakan


senyawa hidrokarbon jenuh dengan atom C5 bercabang. Hidrokarbon dengan struktur
sepeti ini diketahui memiliki angka oktan yang cukup tinggi. Melalui reaksi dehidrasi,
isomil alkohol akan terkonversi menjadi senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yaitu
senyawa alkena. Senyawa ini dapat terhidrogenasi menghasilkan senyawa
hidrokarbon jenuh. (Abdullah.,dkk.2021)

2.6 Kalium Permanganat

Kalium permanganat (KMnO4) merupakan senyawa oksidator kuat. Metode


titrasi permanganometri tidak membutuhkan indikator karena larutan baku sekunder
dapat bertindak sebagai indikator. Kalium permanganat larut dalam air menghasilkan
larutan berwarna merah muda. Penguapan larutan ini meninggalkan kristal prismatic
berwarna keunguan hitam. Kalium permanganat dapat bereaksi dengan senyawa yang
mudah menyala sehingga menyebabkan kebakaran dan dijauhkan dari senyawa
pereduksi, asam kuat, material organik, peroksida, alkohol, dan senyawa kimia logam
aktif. (Wardani.,R.K.,dan Prasetyo.H. 2019).

2.7 Kovalen Polar

Non-covalent of stoichiometric relations obtainable for molecular imprinting


polymers production are move metal synchronization complexes designed with use
suitable ligands too numerous hydrogen bonding also electrostatic relations on
condition that by diaminopyridines, amidines, and ureas. As these steady complexes
have great empathy constants in a lesser amount of polar solvents, functional
monomer- the template complexes would stay steady through the ground formation
stage, also for the positive elimination for the molecules of template, solvent can
easily be replaced for a extra polar solvent to deteriorate the complex relatives.

Hubungan stoikiometri non-kovalen yang diperoleh untuk produksi polimer


pencetakan molekul adalah kompleks sinkronisasi logam bergerak yang dirancang
dapat menggunakan logam yang sesuai, karena kompleks yang stabiil memiliki
konstanta empati yang besar dalam jumlah pelarut polar yang lebih sedikit, monomer
fungsional komplek template akan relatif lebih stabil melalui tahap pembentuka
dasar, pelarut dapat lebih mudah diganti dengan untuk tambahan pelarut polar yang
kompleks. (Abass.A.,Jamal.R. 2020)

2.8 Asam Karboksilat

Distinction of carboxylic acids with different acidity is not unprecedented,


since a previous study has shown that the GO surface presents mainly two regions
with carboxylic acids, one moreacidic due to neighboring alcohol groups, favoured
geometrically,that stabilize the ionization and another more isolated, displayinga
fairly high pKa [10]. Likewise, as expected, upon functionalization, an additional
pKa3 (6.5) was determined and attributed tothe thiolate (GOSH/GONRSH) and
neutral imidazole (GOIMZ) formation.

Perbedaan asam karbosilat dengan keasaman berbeda belum pernah terjadi


sebelumnya, karena penelitian sebelumnya telah menunjukan bahwa permukaan GO
menyajikan terutama dua daerah dengan asam karbosilat, satu lagi asam karena gugus
alkohol tetanggga disukai secara geometris. (Orth.E.,dkk.2016)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kimia organik 1 dengan judul percobaan “Penentuan Gugus Fungsi”

dilaksanakan pada hari rabu 27 oktober 2021 pukul 13.30- 17.00 WITA. Bertempat

dilaboratorium jurusan pendidikan kimia, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, gelas kimia, botol

timbang, pipet tetes, dan spatula.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan para praktikum ini yaitu alkena, fenol, KMnO4, K2CrO2, HCl,

dan FeCl3.

3.3 Prosedur Praktikum


3.3.1 Ketidak Jenuhan

Dilarutkan 2 ml alkena dan heksana masing-masing 1 ml ke dalam air atau

etanol, ditambahkan 1 ml larutan KMnO4 2% ke dalam sampel lalu dikocok, diamati

perubahan warna manakah yang menunjukkan senyawa tak jenuh.

3.3.2 Alkohol

Dilarutkan 5 gram kromat kedalam 5 ml HCl pekat, dituangkan secara

perlahan-lahan ke dalam gelas kimia yang berisi 15 ml air sambil diaduk, larutan

didinginkan akan membentuk warna, dilarutkan 1-2 tetes etanol dan phenol dalam 5

ml air, lalu ditambahkan 1 tetes FeCl3/ H2O, diamati perubahan yang terjadi dan

dibandingkan dengan perlakuan sebelumnya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1.1 Ketidak Jenuhan

Pengamatan
No. Perlakuan Sebelum Sesudah
1 1 ml etanol + 2 ml Larutan berwarna Menghasilkan 2 lapisan.
heksana kuning pekat Lapisan bening dibagian
bawah, dan warna ungu
Ditambahkan KMnO4 Menghasilkan warna Di bagian atas
sebanyak 1 ml lalu coklat
dipanaskan selama 5
menit
2 1 ml etanol + 2 ml Menghasilkan warna Terbentuknya cincin dan
kloroform larutan keruh larutan terpisah

Larutan berwarna putih Larutan berwarna ungu Adanya endapan coklat


keruh ditambahkan 1 dan adanya endapan dan 2 lapisan bening dan
ml KMnO4 dan di putih hitam
panaskan

Tabel 4.1.2 Alkohol

 Kalium Kromat

No Perlakuan Pengamatan
.
1. 5 gram kalium kromat dilarutkan 5 ml Menghasilkan larutan berwarna
HCl pekat jingga
2 Dituangkan ke dalam gelas kimia yang Menghasilkan larutan berwarna
berisi 15 ml air, lalu dinginkan merah
 Etanol dan Fenol
No Perlakuan Pengamatan
1. 2 tetes etanol dan phenol dilarutkan dalam air Menghasilkan larutan
berwarna jingga
2. Ditambah 1 ml FeCl3 pada etanol dan phenol Menghasilkan larutan
berwarna kuning bening

4.2 Reaksi Kimia

CH3(CH2)4 CH3 + H2O + KMnO4

K2CrO4 + 2HCl +H2O KCl + H2CrO2 + H2O

C2H5OH + H2O + FeCl3 C2H2+ HCl3 + Fe (OH3)

4.3 Pembahasan

Berdasarkan uji ketidak jenuhan menggunakan 2 ml heksana dengan

penambahan 1 ml etanol, diamati bahwa larutan menjadi terpisah yaitu menghasilkan

2 lapisan, hal ini terjadi karena heksana bersifat non polar, selain itu heksana

merupakan larutan jenuh sehingga membentuk 2 lapisan. Kemudian pada

penambahan 1 ml KMnO4 lalu dipanaskan selama lima menit di penangas air

perubahan yang diamati yaitu membentuk dua lapisan, lapisan bening dibagian bawah

dan lapisan ungu dibagian atas. Hal ini dapat terjadi karena senyawa alkana yang

direaksikan dengan KMnO4 akan membentuk dua lapisan, karena senyawa alkan
tersebut telah jenuh atau tidak mampu melarutkannya. Selanjutnya pada perlakuan

penambahan 1 ml etanol ditambah 2 ml kloroform 2 % hasil pengamatan yaitu

terbentuk cincin dan larutan terpisah, kemudian Larutan berwarna putih keruh

ditambahkan 1 ml KMnO4 dan di panaskan hasil pengamatan terjadi Adanya endapan

coklat dan 2 lapisan bening dan hitam.

Berdasarkan uji kedua yaitu alkohol, pada pembuatan larutan dengan kalium

kromat digunakan 5 gram kalium kromat dilarutkan dalam 5 ml HCl pekat

mengeluarkan uap atau berasap. Hal ini terhadi karena kalium kromat telah bereaksi

dengan HCl pekat. Pada hasil pengamatan larutan yang hasilkan yaitu berwarna

jingga. Setelah itu ditambahkan 15 ml air dan didinginkan, menghasilkan larutan

berwarna merah.

Mengidentifikasi senyawa alkohol dengan larutan etanol dan fenol dengan

menggunakan FeCl3. Pada senyawa alkohol menggunakan larutan etanol, dengan

perlakuan dua tetes etanol dan fenol dilarutkan dalam air berdasarkan pengamatan

menghasilkan larutan berwarna jingga, setelah itu ditambahkan 1 ml larutan FeCl3

pada etanol dan fenol menghasilkan larutan berwarna kuning bening. Hal ini terjadi

karena rantai alkil pada etanol sangat sederhana sehingga penampakannya sangat

kecil, selain itu etanol merupakan alkohol primer yang kurang reaktif terhadap FeCl3.

Sedangkan pada larutan fenol terjadi karena fenol dapat bereaksi dengan air.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat ditarik kesimpulan yaitu beberapa gugus

fungsi pada senyawa karbon utamanya heksana merupakan larutan jenuh, alkohol

dapat diidentifikasi dengan menambahkan FeCl3 yang dapat mengidentifikasi fenol.

Fenol merupakan senyawa yang jeuh lebih kuat jika dibandingkan dengan etanol.

5.2 Saran

Saran yang saya ajukan pada praktikum ini yaitu perlunya penambahan bahan,

agar tidak ada pengganti bahan utama yang digunakan dalam percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Abass.A.,Jamal.R. (2020). A Review On : Molecularly Imprinting Polymers by Ion


Selectif Electrodes For Determinations Drugs. Journal of Chemical
Reviews.2. pp 148-156
Abdullah.,Triyono.,Bambang.S. (2021). Pembuatan Pelet Katalis Ni-Pt/Zeolit untuk
Konversi Amil dan Isomil Alkohol menjadi Hidrokarbon. Indonesian Journal
Of Chemitry. 21. pp. 54-62
Afriansyah.S. (2014). Laporan Praktikum Kimia Organik 1. Senyawa Alkohol dan
Fenol.
Firmansyah.,D. (2020). Identifikasi Gugus Hidroksil dan Karbonil dalam Senyawa
Organik Pada Tanaman Daun Nanas. SainsTech Innovation Journal. 3. pp 49-
53
Toar.,R.,Donny.R.,Theresje.M. (2021). Penentuan Tipe Fluida dan Gugus Fungsi
Manifestasi Panas Bumi Kawah Tua Gunung Api Soputan. Jurnal Fista:
fisika dan Terapannya. 2. pp.49-54
Orth.E.,Jose.G.,Jessica.E.S.,Fonsaca.,Sirlon.F.,Blaskievicz.,Sergio.H.,Domingues.A.,
Mauricio.T.,Aldo.J.G. (2016). pKa determination of graphene-like materials:
Validating Chemical Functionalization. Journal of Colloid and Interface
Sciench. 467. pp 219-244
Ulfah.M.,Subandi.,Munzil. (2017). Miskonsepsi Pada Materi Gugud Fungsi dan
Potensi Strategi Konflik Kognitif Berbasis Multipel Representasi dalam
Memperbaikinya. Jurnal Pembelajaran Kimia. 2. pp. 9-14
Wardani.R., Prasetyo.H. (2019). Analisis Kadar Kalsium Oksalat Pada Tepung
Porang Setelah Perlakuan Perendaman Dalam Larutan asam (Analisis Dengan
Metode Titrasi Permanganometri). Journal Of Research and Technology. 5.
pp. 144-153
LAMPIRAN

1. Diagram Alir Prosedur Kerja

1.1 Ketidak Jenuhan

Ketidak Jenuhan

Disiapkan 2 tabung reaksi untuk


Sampel kloroform dan heksana

Cloroform Heksana

- Dimasukkan 2 ml - Dimasukkan 2 ml ke
Ke dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi

- dimasukkan 1 ml larutan KMnO4 2%


- kocok larutan
- dipanaskan dalam penangas air
Selama 5 menit
- diambil tabung reaksi
- dicatat perubahan yang terjadi

Hasil Pengamatan
2.2 Alkohol

Alkohol

- Menyiapkan 2 gelas kimia


Untuk sampel K2CrO4, etanol
Dan phenol

Heksana Etanol dan phenol

- Dimasukkan 5 gram - Dimasukkan 2 tetes ke


Kedalam HCl pekat dalam 5 ml air
- Dituangkan ke dalam gelas - Ditambahkan 1 tetes FeCl3
kimia yang berisi 15 ml air - Di aduk
- Di aduk - Dicatat perubahannya
- Dicatat perubahan yang
terjadi

Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan


PERSETUJUAN

Telah secara teliti dan disetujui oleh asisten pembimbing raktikum kimia organik 1
dengan judul percobaan “Penentuan Gugus Fungsi” yang dilaksanakan pada :

Hari/ tanggal : Rabu / 27 Oktober 2021

Waktu : 13.30 WITA - Selesai

Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakults Keguruan dan Ilmu


Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, November 2021

Menyetujui

Asisten Pembimbing

KISMAWATI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN III

“PENENTUAN GUGUS FUNGSI”

OLEH :

NAMA : ELVI SAFITRI


NIM : A1L120039
JURUSAN : PENDIDIKAN KIMIA
ASISTEN : KISMAWATI

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021

Anda mungkin juga menyukai