Anda di halaman 1dari 37

A.

Judul Praktikum :
Identifikasi Gugus Alkohol Fenol
B. Hari, tanggal :
Senin, 02 Oktober 2023
C. Tujuan :
1. Membedakan sifat-sifat alkohol dan fenol.
2. Mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang dapat digunakan
untuk membedakan antara senyawa alkohol dan fenol.
D. Tinjauan Pustaka
Alkohol dan fenol merupakan senyawa organik yang mempunyai
sturktur yang serupa tetapi gugus fungsi yang berbeda, seperti alkohol dan
fenol adalah senyawa yang sama mengandung gugus OH akan tetepi sifat
keduanya berbeda. Hidrokarbon merupakan bagian yang menjadi dasar
pengelompokan dari senyawa organik. Adanya atom atau gugus atom
menentukan sebagian besar sifat fisik dan kimia dari suatu molekul. Dalam
praktikum kali ini memiliki tujuan untuk membedakan antara senyawa
alkohol dan fenol. Uji pertama yaitu uji kelarutan dimana rantai suatu
senyawa yang semakin panjang maka semakin sulit terurai atau larut, begitu
pula sebaliknya jika rantainya pendek maka cenderung mudah larut dalam
air. Hal ini dikarenakan jumlah ikatan hidrogen yang ada pada rantai
senyawa tersebut. Ketika jumlah rantai panjang otomatis ikatan hidrogen
juga jumlahnya banyak dan butuh energi yang besar untuk melepaskan
rantainya (larut). Kedua ada uji reagen lucas dimana berfungsi untuk
mengidentifikasi mana yang termasuk golongan alkohol primer, sekunder,
atau tersier. Hal ini ditandai ketika adanya penambahan reagen lucas dan
terbentuk 2 fasa dengan waktu yang cepat berarti termasuk golongan
alkohol tersier, jikalau membutuhkan waktu yang sedikit lama maka
termasuk golongan alkohol sekunder. Namun jika tidak sama sekali
terbentuk 2 fasa maka termasuk golongan alkohol sekunder. Ketiga ada uji
dengan FeCl3 yang bertujuan untuk menentukan senyawa mana yang
termasuk gugus fenol. Hal ini ditandai ketika diteteskan dengan FeCl3 akan
merubah larutan yang awalnya tidak berwarna menjadi warna ungu. Jika
tidak termasuk dalam gugus fenol maka larutannya akan berubah menjadi
warna kuning. Berikut beberapa sifat dari alkohol dan fenol :
1. Alkohol
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil (-
OH) yang terikat pada atom karbon jenuh. Rumus umum alkohol adalah
R-OH, dimana R adalah alkil, alkil tersubstitusi atau hidrokarbon siklik
(Riswiyanto, 2009). Gugus -OH merupakan gugus yang polar dimana
atom hidorgen berikatan dengan atom oksigen yang lebih elektronegatif
(Basri, 2003). Alkohol yang paling sederhana adalah metanol (CH3OH)
yang dibuat dari gas sintesis. Alkohol yang lebih tinggi berikutnya
adalah etanol (C2H5OH) yang dapat dibuat dari fermentasi glukosa
(Oxtoby, 2003).
Hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofobik (sukar larut dalam
air) semakin panjang bagian hidrokarbon ini maka kelarutannya
semakin rendah didalam air. Bila rantai karbon cukup panjang, sifat
hidrofobik ini akan mengalahkan sifat hdrofil gugus hidroksil.
Kelarutan dalam air disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan
air. Alkohol yang mempunyai massa molekul rendah dapat larut dalam
air, sedangkan alkil halida padanannya tidak larut (Fessenden &
Fessenden, 1994). Alkohol-alkohol rendah (metanol dan etanol) dapat
larut dalam air dengan tidak terbatas. Alkohol mempunyai berat jenis
yang lebih tinggi dari pada alkana tetapi masih lebih rendah dari pada
air. Titik didih alkohol jenuh lebih tinggi dari titik didih alkana yang
mempunyai atom C yang sama (Fessenden & Fessenden, Kimia Organik
Edisi Ketiga Jilid Satu, 1982).

Berdasarkan golongannya, alkohol dibagi menjadi alkohol


primer (1°), alkohol skunder (2°), dan alkohol tersier (3°). Alkohol
primer memiliki 2 atom H pada C yang bergabung dengan gugus OH.
Alkohol skunder memiliki 1 atom H pada C yang bergabung dengan
gugus OH. Sedangkan alkohol tersier tidak memiliki atom H pada C
tersebut. Alkohol primer mempunyai rumus R-OH, alkohol primer
mempunyai rumus RR’-CHOH, sedangkan alkohol tersier mempunyai
rumus RR’R’’-OH (Hart, 2003). Berdasarkan jumlah gugus OH,
alkohol dibagi menjadi monohidroksida (alkohol monovalen), yaitu
alkohol yang mengandung satu gugus OH dan polihidroksida (alkohol
polivalen) yaitu, alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus OH.
Alkohol polivalen lebih larut dalam air daripada alkohol monovalen dan
semakin banyak gugus OH yang ada, maka titik didih dan titik leleh
semakin tinggi (Riawan, 2002).

Sifat-sifat alkohol ada 2 yaitu sebagai berikut :

1. Sifat Fisis Alkohol


Rantai pendek yang bersifat polar sehingga dengan baik akan larut
dalam air serta memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan
alkena atau etilen. Dalam hal kepolaran dan titik didih, alkohol
rantai pendek memilki kemiripan sifat dengan air. Hal tersebut
disebabkan karena air dan alkohol keduanya memilki gugus -OH.
Gugus OH ini bersifat polar sehingga menyebabkan air dan alkohol
bersifat polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan oleh
adanya ikatan hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol
atau antar molekul air dan alkohol. Ikatan hidrogen ini juga
menyebabkan alkohol larut dalam air.
2. Sifat Kimia
Alkohol bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan
gugus yang cukup reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam
berbagai jenis reaksi. Adapun reaksi-reaksi yang umum terjadi pada
alkohol adalah sebagai berikut:
1) Reaksi oksidasi
Reaksi oksidasi pada alkohol juga dapat berlangsung melalui
reaksi antara alkohol dan oksigen. Pada alkohol primer jika
oksidasi dilanjutkan teru menerus akan menghasilkan asam
karboksilat. Untuk alkohol sekunder jika teroksidasi akan
menghasilkan senyawa keton, dan tidak ada lanjutannya lagi
seperti contoh 2-propanol, dipanaskan atau dioksidasi, maka
akan terbentuk 2-propanon. Sedangkan untuk alkohol tersier
tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium dikromat
(VI). Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen
yang terikat pada atom karbon tersebut.
Dalam praktikum kali ini yang termasuk alkohol yaitu :
a) Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia
CH3CH2OH dimana merupakan alkohol primer dengan titik
didihnya 78,4°C. Etanol memiliki sifat tidak berwarna,
volatil dan dapat bercampur atau larut dengan air (Kartika,
Guritno, & Ismoyowati, 1997). Ada 2 jenis yaitu etanol
sintetik sering disebut metanol atau metil alkohol dan
alkohol kayu, terbuat dari etilen, salah satu derivat minyak
bumi atau batu bara.
b) N-butil alkohol
Butil alkohol atau n-butanol merupakan alkohol primer
dengan empat atom karbon, memiliki rumus empiris
CH3(CH2)3O-. Memiliki titik didih 117oC dan berat
molekulnya 74,12 g/mol. N-butil alkohol memiliki sifat
tidak berwarna dan terbentuk dua fasa saat bercampur
dengan air.
c) Ter-butil alkohol
Tersier-butil alkohol mempunyai rumus kimia C4H10O
dengan nama IUPAC 2-Methylpropanol. Termasuk dalam
golongan alkohol tersier. Tersier butil alkohol memiliki sifat
tidak berwarna dan memiliki titik didih 83oC. Ter-butil
alkohol memiliki sifat tidak berwarna dan dapat bercampur
atau larut dengan air
d) Sikloheksanol
Sikloheksanol mempunyai rumus kimia C6H12O yang
termasuk dalam golongan alkohol sekunder. Sikloheksanol
memiliki sifat tidak berwarna, dan tidak dapat bercampur
atau larut dengan air. Memiliki titik didih di suhu 161,84oC.
e) Etilen glikol
Etilen glikol memiliki rumus kimia C2H6O2, dimana
termasuk dalam golongan gugus alkohol. Sifatnya yang tidak
berwarna, tidak berbau dan cairan yang bersifat higroskopis.
Memilki titik didih yang cukup tinggi yaitu 1.132oC. Untuk
kelarutannya hampir larut di semua pelarut organik dan air.
f) 2-Propanol
Memilki rumus kimia CH3CHOCH3 dan termasuk dalam
golongan alkohol sekunder. Sifatnya yang tidak berwarna,
mudah terbakar dan bau menyengat.
2. Fenol
Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus
hidroksil (-OH) yang terikat langsung dengan atom karbon pada suatu
cincin benzena (Martin, 2012). Fenol dibuat dengan penggabungan
garam asam sulfanoat dengan natrium hidroksida membentuk garam
natrium dan fenol (Riawan, 2002). Fenol adalah asam yang lebih kuat
dari pada alkohol karena ion fenoksidanya distabilkan oleh resonansi
(Casey, 2000). Fenol mudah dioksidasi oleh udara dan memberikan zat
warna. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, dan mengikis dengan nilai
ka= 1x10-10. Fenol merupakan senyawa berhidrat satu dengan titik didih
182°C dan jika dibiarkan di udara dan cahaya fenol menjadi merah atau
cokelat. Fenol jika dicampur dengan air akan membentuk 2 fasa,
dibawah larutan air dalam fenol dan diatas larutan fenol dalam air.
Kelarutan air dalam fenol dan sebaliknya akan bertambah dengan
naiknya suhu pada 68°C (Riawan, 2002). Fenol sedikit larut dalam air
dengan perbandingan 8,3g/100ml karena bobot molekul air lebih rendah
dari fenol.
Sifat-sifat fenol :
1. Sifat fisis : fenol tidak dapat dioksidasi menjadi aldehid atau
keton yang jumlah atom C-nya sama, karena gugus OH-nya
terikat pada suatu atom C yang tidak mengikat atom H lagi. Jadi
fenol dapat disamakan dengan alkanol tersier. Jika direaksikan
dengan H2SO4 pekat tidak membentuk ester melainkan
membentuk asam fenolsulfonat. Dengan HNO3 pekat dihasilkan
nitrofenol dan pada nitrasi selanjutnya terbentuk 2,4,6
trinitrofenol atau asam pikrat. Larutan fenol dalam air bersifat
sebagai asam lemah jadi mengion. Karena itu fenol dapat
bereaksi dengan basa dan membentuk garam fenolat. Bereaksi
dengan basa kuat seperti NaOH akan membentuk garam
natrium fenoksida.
2. Sifat kimia : fenol murni berbentuk kristal yang tak berwarna,
sangat berbau dan mempunyai sifat-sifat antiseptik. Agak larut
dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam fenol
cair. Karena bobot molekul air itu rendah dan turun titik beku
molal dari fenol itu tinggi, yaitu 7,5 maka campuran fenol
dengan 5-6% air telah terbentuk cair pada temperature biasa.
Larutan fenol dalam air disebut air karbol atau asam karbol.
Massa molar 94,110; titik didih 181,9 ℃; dan titik lebur 40,9 ℃.
Dalam praktikum kali ini yang termasuk fenol yaitu :
a) Fenol
Memiliki rumus kimia C6H6O. Fenol memiliki sifat
yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion
H+ dari gugus hidroksilnya. Mengandung gugus OH, terikat
pada sp2-hibrida, mempunyai rumus molekul R-OH, dimana
R merupakan gugus aril, larut dalam pelarut organik namun
tidak dalam air. Dalam bentuk larutan berwarna bening
kekuningan.
b) Resorsinol
Memiliki rumus kimia C₆H₄(OH)₂ dan termasuk dalam
gugus fenol. Dapat bereaksi dengan FeCl3 membentuk
senyawa kompleks yang berwarna ungu. Memiliki titik didih
di 110oC.
E. Alat dan Bahan :
• Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
4. Rak tabung reaksi
5. Gelas ukur
6. Stopwatch
• Bahan :
1. Etanol
2. n – butil alkohol
3. ter – butil alkohol
4. Sikloheksanol
5. Aquades
6. Etilen glikol
7. Fenol
8. 2 – butanol
9. Reagen Lucas
10. FeCl3
11. Resorsinol
12. 2 – Propanol
F. Alur Kerja
a) Uji Kelarutan
Tabung 1
0,5 mL Etanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan

Tabung 2
0,5 mL n – butil alkohol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan

Tabung 3
0,5 mL ter – butil alkohol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan

Tabung 4
0,5 mL Sikloheksanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan
Tabung 5
0,5 mL Etilen Glikol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan

Tabung 6
0,5 mL Fenol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan

Reaksi tabung 1 : CH3CH2OH (aq) + H2O (l) → CH3CH2OH (aq)

Reaksi tabung 2 : CH3(CH2)3O- (aq) + H2O (l) → CH3(CH2)3O- (aq)

+ H3O+ (aq)

Reaksi tabung 3 : (CH3)3COH (aq) + H2O (l) → (CH3)3CO-(aq)


+ H3O+ (aq)

Reaksi tabung 4 : OH

+ H2O (l) →

(aq)

Reaksi tabung 5 : HCO2 (l) + H2O (l) → C2H6O2 (aq)


Reaksi tabung 6 : OH
+ H2O (l) →

(aq)
b) Uji dengan reagen lucas
Tabung 1

1,5 mL 1-Butanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas
• Amati dan catat waktu ketika menjadi
keruh atau terpisah menjadi 2 lapisan
Hasil Pengamatan

Tabung 2

1,5 mL 2 -Butanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas
• Amati dan catat waktu ketika menjadi
keruh atau terpisah menjadi 2 lapisan
Hasil Pengamatan

Tabung 3

1,5 mL Sikloheksanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas
• Amati dan catat waktu ketika menjadi
keruh atau terpisah menjadi 2 lapisan
Hasil Pengamatan

Tabung 4

1,5 mL tersier butil alkohol


• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas
• Amati dan catat waktu ketika menjadi
keruh atau terpisah menjadi 2 lapisan
Hasil Pengamatan
Reaksi tabung 1 : CH3CH2CH2CH2OH (aq) + HCl (aq) ZnCl2

Reaksi tabung 2 : CH3CH(OH)CH2CH3 (aq) + HCl (aq) ZnCl2

CH3CH(Cl)CH2CH3(aq) + H2O (aq)

Reaksi tabung 3 : OH

+ HCl (aq) ZnCl2

(aq)

Cl

(aq)

Reaksi tabung 4 : (CH3)3COH (aq) + HCl (aq) ZnCl2


(CH3)3CCl (aq) + H2O (l)

c) Reaksi Fenol dengan besi (III) klorida


Tabung 1
1 mL Fenol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 mL air
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan

Tabung 2
1 mL Resorsinol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 mL air
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan
Tabung 3
1 mL 2 - Propanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 mL air
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan

Reaksi tabung 1 : 3-
OH
6
+ FeCl3(aq)
O
(aq) O O
Fe
O O
O

+ 3HCl (aq) + 3 H+ (aq)

Reaksi tabung 2 :

3-

OH O O
3
+ FeCl3(aq)
Fe
(l) O
O
O O
OH

+ 3 HCl (aq) + 3 H+
Reaksi tabung 3 :

OH

+ FeCl3 (aq) →

(aq)
G. Hasil Pengamatan

No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan


Perc Sebelum Sesudah
1. Uji Kelarutan -Etanol tidak -Etanol + aquades - CH3CH2OH (aq) + H2O (l) -Etanol, tert-
Tabung 1 berwarna = tidak berwarna → CH3CH2OH (aq) butil, alcohol,
0,5 mL Etanol -Aquades (larut) etilen glikol, dan
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
tidak - t = 3 detik fenol larut.
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok berwarna - N-butil alcohol
• Dicatat hasilnya dan
Hasil Pengamatan sikloheksanol
tidak larut
Tabung 2 - CH3(CH2)3O- (aq) + H2O Jadi, untuk
0,5 mL n – butil alkohol - n-butil - n-butil alkohol (l) → CH3(CH2)3O- (aq) + urutan
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi alkohol tidak +aquades = tidak H3O+ (aq) kelarutannya
• Ditambahkan 2 mL air
berwarna berwarna alcohol > etilen
• Dikocok
• Dicatat hasilnya -Aquades -setelah dikocok = glikol > etanol >
Hasil Pengamatan tidak tidak berwarna tert-butil > fenol
berwarna
Tabung 3 - ter-butil dan terbentuk 2 -(CH3)3COH (aq) + H2O (l) > butanol >
0,5 mL ter – butil alkohol alkohol tidak lapisan → (CH3)3CO-(aq) sikloheksanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
berwarna -t = 10 detik + H3O+ (aq)
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok -Aquades - ter-butil alkohol
• Dicatat hasilnya tidak + aquades = tidak
Hasil Pengamatan berwarna berwarna (larut)
- t = 4 detik
Tabung 4 - OH
0,5 mL Sikloheksanol -Sikoheksanol -Sikloheksanol +
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi tidak aquades = larutan
• Ditambahkan 2 mL air
berwarna keruh (tidak larut) + H2O (l) →
• Dikocok
• Dicatat hasilnya -Aquades -setelah dikocok =
Hasil Pengamatan tidak tidak berwarna
berwarna dan terbentuk 2
lapisan
-t = 11 detik
Tabung 5 -Etilen glikol -Etilen glikol + - HCO2 (l) + H2 O (l) →
0,5 mL Etilen Glikol tidak aquades = tidak C2H6O2 (aq)
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berwarna berwarna (larut)
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok -Aquades -t = 2 detik
• Dicatat hasilnya tidak
Hasil Pengamatan berwarna

Tabung 6 -Fenol tidak


0,5 mL Fenol berwarna -Fenol + aquades OH
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi -Aquades = tidak berwarna
• Ditambahkan 2 mL air + H2O(l) →
tidak (larut)
• Dikocok (aq)

• Dicatat hasilnya berwarna -t = 5 detik


Hasil Pengamatan

2. Uji dengan reagen lucas -1-butanol -1-butanol + -CH3CH2CH2CH2OH (aq) + Berdasarkan


Tabung 1 tidak reagen lucas = HCl (aq) ZnCl2 teori dan hasil
1,5 mL 1-Butanol berwarna tidak berwarna percobaan
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi membuktikan
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas bahwa yang
-Reagen lucas -Setelah 1 jam 4 termasuk alkohol
•Amati dan catat waktu ketika
menjadi keruh atau terpisah tidak menit tidak terjadi primer yaitu 1-
Hasil Pengamatan
menjadi 2 lapisan berwarna perubahan butanol,
Tabung 2 sekunder yaitu 2-
1,5 mL 2 -Butanol -2-butanol -2-butanol + -CH3CH(OH)CH2CH3 (aq) butanol, dan
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi tidak reagen lucas = + HCl (aq) ZnCl2 sikloheksanol,
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas berwarna tidak berwarna CH3CH(Cl)CH2CH3(aq) + dan yang tersier
• Amati dan catat waktu ketika menjadi
keruh atau terpisah menjadi 2 lapisan -Reagen lucas -pada menit ke 36 H2O (aq) yaitu tert-butil
tidak muncul partikel alkohol.
Hasil Pengamatan
berwarna putih, tetapi filtrat
Hal ini terbukti
tetap tidak
dari waktu yang
berwarna
dibutuhkan
Tabung 3 OH ketika mulai
1,5 mL Sikloheksanol Sikloheksanol -Sikloheksanol + + HCl(aq)
muncul partikel
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi tidak reagen lucas = (aq)
putih.
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas berwarna tidak berwarna
• Amati dan catat waktu ketika menjadi Cl Waktu yang
keruh atau terpisah menjadi 2 lapisan -Reagen lucas -Pada menit ke 9 →
diperlukan:
tidak 27 detik muncul + H2O
Hasil Pengamatan
berwarna partikel putih, (aq)
tetapi filtrat tetap Tabung 1 = 1
tidak berwarna jam 4 menit
Tabung 2 = 36
Tabung 4 -Tersier butil -ter-butil alkohol + (CH3)3COH (aq) + HCl (aq) menit 25 detik
1,5 mL tersier butil alkohol alkhol tidak reagen lucas = ZnCl2 Tabung 3 = 9
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berwarna terdapat partikel (CH3)3CCl (aq) + H2O (l) menit 24 detik
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas
-Reagen lucas putih di detik ke 7
• Amati dan catat waktu ketika menjadi Tabung 4 = 7
keruh atau terpisah menjadi 2 lapisan tidak
detik
berwarna
Hasil Pengamatan

3. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida -Fenol -Fenol +aquuades Berdasarkan
Tabung 1 berwarna =tidak berwarna percobaan yang
1 mL Fenol kuning jernih -Fenol +aquades + dilakukan, fenol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang -Aquades FeCl3 = larutan dan resorsinol
berisi 2 mL air
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida tidak jernih berwarna mengalami
• Dikocok berwarna ungu ++ perubahan warna
• Dicatat hasilnya -FeCl3 pada larutan dari
Hasil Pengamatan berwarna yang tidak
kuning pucat berwarna
Tabung 2 menjadi warna
1 mL Resorsinol -Resorsinol -Resorsinol + keunguan,
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi tidak aquades = tidak sedangkan 2-
yang berisi 2 mL air
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida berwarna berwarna propanol tidak
• Dikocok - Aquades -Resorsinol + bereaksi, tetapi
• Dicatat hasilnya tidak aquades + FeCl3 = menunjukkan
Hasil Pengamatan berwarna larutan jernih warna
-FeCl3 berwarna ungu + kekuningan
berwarna akibat
kuning pucat penambahan
Tabung 3 FeCl3
1 mL 2 - Propanol -2-propanol -2-propanol +
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi tidak aquades + FeCl3 =
yang berisi 2 mL air berwarna larutan
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida
• Dikocok - Aquades kekuningan
• Dicatat hasilnya tidak
Hasil Pengamatan berwarna
-FeCl3
berwarna
kuning pucat
H. Analisis dan Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul “Identifikasi Gugus Alkohol Fenol”
memiliki dua tujuan yaitu membedakan sifat-sifat alkohol dan fenol dan
mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang dapat digunakan untuk
membedakan antara senyawa alkohol dan fenol.
Tujuan utama yaitu untuk membedakan antara senyawa alkohol dan
fenol. Maka percobaan pertama yaitu uji kelarutan terhadap air, dimana
nantinya rantai suatu senyawa akan berpengaruh dari yang semakin panjang
rantainya maka semakin sulit terurai atau larut, begitu pula sebaliknya jika
rantainya pendek maka cenderung mudah larut dalam air. Hal ini
disebabkan oleh jumlah ikatan hidrogen yang ada pada rantai senyawa
tersebut. Ketika jumlah rantai panjang otomatis ikatan hidrogen juga
jumlahnya banyak dan butuh energi yang besar untuk melepaskan ikatan
hidrogennya (larut). Kedua yaitu ada uji reagen lucas dimana berfungsi
untuk mengidentifikasi senyawa mana yang termasuk golongan alkohol
primer, sekunder, atau tersier. Hal ini ditandai ketika adanya penambahan
reagen lucas dan akan terbentuk 2 fasa dengan waktu yang cepat berarti
termasuk golongan alkohol tersier, jikalau membutuhkan waktu yang
sedikit lama maka termasuk golongan alkohol sekunder. Namun jika tidak
sama sekali terbentuk 2 fasa maka termasuk golongan alkohol sekunder.
Ketiga ada uji dengan FeCl3 yang bertujuan untuk menentukan senyawa
mana yang termasuk gugus fenol. Hal ini ditandai ketika diteteskan dengan
FeCl3 akan merubah larutan yang awalnya tidak berwarna menjadi warna
ungu. Jika tidak termasuk dalam gugus fenol maka larutannya akan berubah
menjadi warna kuning.
Langkah pertama yaitu uji kelarutan dimana kita siapkan tabung
reaksi yang diletakkan berjejer di rak tabung reaksi. Hal ini untuk
memudahkan saat membandingkan antara tabung 1 dengan tabung lainnya.
Kemudian ambil aquades secukupnya di gelas kimia untuk memudahkan
saat penambahan aquades. Selanjutnya ambil larutan etanol yang tidak
berwarna sebanyak 0,5 mL dengan menggunakan gelas ukur dan dipaskan
meniskusnya. Untuk mengambil larutannya menggunakan pipet tetes
karena pipet ini pas digunakan mengambil larutan dalam jumlah sedikit saja,
naumun perlu diingat setiap larutan harus dibedakan pipetnya agar larutan
satu dengan lainnya tidak terkontaminasi dengan zat lain. Setelah itu
masukkan ke tabung reaksi 1 .Ambil aquades sebanyak 2 mL menggunakan
gelas ukur dan pipet tetes sebagai media perantaranya. Fungsi penambahan
aquades ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam
air. Kemudian campurkan pada tabung reaksi 1 dan diamati perubahan yang
terjadi. Pada tabung 1 ini tidak terjadi perubahan dalam hal warna maupun
fasanya. Hanya terlihat volumenya bertambah, hal ini menandakan bahwa
larutan etanol larut dalam air. Karena dilihat dari rantai senyawa etanol ini
cukup pendek. Selanjutnya uji kelarutan terhadap larutan senyawa n-butil
alkohol yang tidak berwarna, kita ambil sebanyak 0,5 mL dan aquades
sebanyak 2 mL menggunakan gelas ukur dan pipet tetes yang berbeda.
Kemudian masukkan keduanya ke dalam tabung reaksi 2,dan ditambahkan
aquades sebanyak 2 mL secara bergantian. Fungsi penambahan aquades ini
bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam air.Amati
perubahan yang terjadi, namun pada tabung 2 ini terbentuk 2 fasa namun
untuk warna larutannya tetap tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa
senyawa n-butil alkohol tidak larut dalam air. Selanjutnya yaitu uji kelarutan
pada ter-butil alkohol. Pertama kita ambil larutan ter-butil alkohol yang
tidak berwarna sebanyak 0,5 mL dan aquades 2 mL menggunakan gelas
ukur dan pipet tetes yang berbeda. Fungsi penambahan aquades ini
bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam
air.Kemudian masukkan keduanya secara bergantian ke dalam tabung reaksi
3. Amati perubahan yang terjadi, namun pada tabung 3 ini tidak terjadi
perubahan fasa maupun warnanya. Hanya ada perubahan dari volumenya
saja, maka hal ini membuktikan bahwa senyawa ter-butil alkohol dapat larut
dalam air. Selanjutnya uji kelarutan terhadap senyawa sikloheksanol yang
larutannya tidak berwarna. Ambil sebanyak 0,5 mL dan aquades dengan
gelas ukur dan pipet tetes yang berbeda. Fungsi penambahan aquades ini
bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam
air.Kemudian masukkan keduanya ke dalam tabung reaksi 4 secara
bergantian dan amati perubahannya. Pada tabung 4 ini terjadi perubahan
terhadap fasa yaitu menjadi keruh. Namun volumenya bertambah tetapi
terbentuk 2 lapisan fasa yang beda. Jadi dapat disimpulkan bawah
sikloheksanol tidak larut dalam air. Hal ini dikarenakan strukturnya
berbentuk siklis yang mana ikatannya kuat jadi butuh energi lebih untuk
memutuskan ikatan rantainya. Selanjutnya uji kelarutan terhadap larutan
senyawa etilen glikol yang tidak berwarna juga. Ambil larutan etilen glikol
sebanyak 0,5 mL dan aquades 2 mL menggunakan gelas ukur dan pipet tetes
yang berbeda. Kemudian masukkan keduanya ke dalam tabung reaksi 5
secara bergantian dan amati perubahan yang terjadi. Fungsi penambahan
aquades ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam
air. Pada tabung 5 tidak terjadi perubahan fasa maupun warnanya. Namun
volumenya bertambah, jadi dapat disimpulkan tabung 5 ini sama dengan
tabung 1 dan 3 dimana etilen glikol bersifat dapat larut dalam air.
Selanjutnya yaitu uji kelarutan pada larutan senyawa fenol. Ambil larutan
fenol sebanyak 0,5 mL dan aquades sebanyak 2 mL menggunakan gelas
ukur dan pipet tetes yang berbeda. Fungsi penambahan aquades ini
bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam
air.Selanjutnya masukkan keduanya ke dalam tabung reaksi 6 secara
bergantian dan amati perubahannya. Pada tabung 6 ini tidak terjadi
perubahan terhadap fasa ataupu warnanya. Namun volumenya bertambah,
jadi pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa fenol larut dalam air.
Seharusnya secara teori fenol ini tidak larut dalam air jadi harusnya
terbentuk 2 fasa karena dilihat dari segi strukturnya berbentuk siklis seperti
sikloheksanol yang membutuhkan energi yang besar untuk memutus
ikatannya. Selanjutnya kita dapat membandingkan dari ke 6 tabung reaksi
tadi bagaimana wujud jika larut dalam air dan yang tidak larut dalam air.
Dapat disimpulkan larutan yang larut dalam air yaitu etanol,ter-butil
alkohol, etilen glikol dan fenol. Sedangkan yang tidak larut dalam air yaitu
n-butil alkohol dan sikloheksanol.
Langkah kedua yaitu uji terhadap reagen lucas. Untuk senyawa yang
pertama yaitu 1-butanol. Ambil larutan senyawa 1-butanol yang tidak
berwarna sebanyak 1,5 mL menggunakan gelas ukur sebagai wadah
sekaligus untuk mengukur seberapa banyak dari skalanya dan pipet tetes
sebagai media perantaranya. Dalam uji ini dilakukan terhadap 2 tabung
langsung karena sebagai pembandingnya. Senyawa yang kedua yaitu 2-
butanol yang diambil sebanyak 1,5 mL menggunakan gelas ukur dan pipet
tetes yang berbeda. Kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi 1 untuk
senyawa 1-butanol sedangkan untuk 2-butanol masukkan pada tabung
reaksi 2 dan tambahkan 2 tetes reagen lucas pada tabung reaksi 1 dan 2
secara bersamaan. Tepat saat penambahan reagen lucas, jangan lupa untuk
menyalakan stopwatch untuk mengetahui tepat waktu ke berapa hingga
muncul 2 fasa. Fungsi penambahan reagen lucas ini untuk mengidentifikasi
antara alkohol primer, sekunder dan tersier. Selagi menunggu kita bisa
melanjutkan untuk tabung reaksi 3 dan 4. Ambil larutan sikloheksanol dan
tersier butil alkohol sebanyak 1,5 mL menggunakan gelas ukur dan pipet
tetes yang berbeda. Kemudian masukkan larutan sikloheksanol ke tabung
reaksi 3 dan larutan tersier butil alkohol ke tabung reaksi 4. Tambahkan 2
tetes reagen lucas ke tabung reaksi 3 dan 4 secara bersamaan sekaligus
nyalakan stopwatch tepat penetesan pertama reagen lucas. Fungsi
penambahan reagen lucas ini untuk mengidentifikasi antara alkohol primer,
sekunder dan tersier. Amati terus perubahan yang terjadi pada tabung 3 dan
4. Di detik ke tujuh pada tabung 4 terjadi reaksi dan terdapat partikel putih,
jadi larutan tersier butil alkohol menandakan bahwa termasuk gugus alkohol
tersier. Selanjutnya pada menit ke 9 tabung 3 mulai terbentuk partikel putih
kemudian disusul dengan tabung 2 pada menit ke 36. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa larutan sikloheksanol dan 2-butanol termasuk dalam
gugus alkohol sekunder. Sedangkan untuk tabung 1 yang berisi 1-butanol
tadi hingga di 1 jam 04 menit tidak terjadi perubahan sama sekali, yang
menandakan bahwa 1-butanol termasuk gugus alkohol primer. Jadi dapat
disimpulan yang tercepat membentuk 2 fasa yaitu alkohol tersier ada larutan
tersier butil alkohol, kemudian alkohol sekunder yang mana muncul 2 fasa
namun butuh waktu yang cukup lama terjadi pada larutan sikloheksanol dan
2-butanol. Larutan 1-butanol sama sekali tidak menunjukkan adanya
perubahan jadi termasuk golongan alkohol primer.
Langkah ketiga yaitu uji reaksi fenol dengan FeCl3. Pada uji ini ada
3 larutan yaitu fenol, resorsinol, dan 2 –propanol. Pertama yaitu kita ambil
larutan fenol tidak berwarna sebanyak 1 mL dan aquades sebanyak 2 mL
menggunakan gelas ukur dan pipet tetes yang berbeda. Kemudian masukkan
fenol ke tabung reaksi 1 dan tambahkan aquades tersebut. Ambil FeCl3 yang
berwarna kuning jernih kemudian teteskan pada tabung reaksi 1 dan amati
perubahannya. Fungsi penambahan FeCl3 yaitu untuk mengidentifikasi
gugus fenol dengan ditandai berubahnya wana larutan yang tidak berwarna
menjadi berwarna ungu. Terjadi perubahan warna larutan yang awalnya
tidak berwarna menjadi larutan jernih berwarna ungu (++) setelah
ditambahkan dengan FeCl3. Hal ini disebabkan karena FeCl3 positif bereaksi
dengan gugus fenol. Selanjutnya yaitu larutan resorsinol tidak berwarna
diambil sebanyak 1 mL dan aquades 2 mL dengan gelas ukur dan pipet
tetes yang berbeda. Kemudian masukkan resorsinol dan aquades secara
bergantian ke tabung reaksi 2. Tambahkan 2 tetes FeCl3 yang berwarna
kuning dan amati perubahan yang terjadi. Fungsi penambahan FeCl3 yaitu
untuk mengidentifikasi gugus fenol dengan ditandai berubahnya wana
larutan yang tidak berwarna menjadi berwarna ungu. Pada tabung 2 ini
terjadi perubahan warna dari yang tidak berwarna sebelum ditambahkan
FeCl3 menjadi larutan jernih berwarna ungu (+) setelah ditambahkan FeCl3.
Hal ini menunjukkan bahwa resorsinol termasuk dalam gugus fenol.
Selanjutnya yaitu uji larutan 2-propanol. Ambil larutan 2-propanol
sebanyak 1 mL dan aquades sebanyak 2 mL dengan gelas ukur dan pipet
tetes yang berbeda. Kemudian masukkan larutan 2-propanol dan aquades ke
tabung reaksi 3 secara bergantian. Tambahkan 2 tetes FeCl3 yang berwarna
kuning ke tabung reaksi 3 dan amati perubahan yang terjadi. Fungsi
penambahan FeCl3 yaitu untuk mengidentifikasi gugus fenol dengan
ditandai berubahnya wana larutan yang tidak berwarna menjadi berwarna.
Pada tabung reaksi 3 ini terjadi perubahan warna dari yang tidak berwarna
sebelum ditambahkan FeCl3 menjadi warna kuning setelah ditambahkan.
Hal ini dikarenakan tidak terjadi reaksi antara 2-propanol dan FeCl3, jadi
warna kuning itu tadi berasal dari warna asli FeCl3. Menandakan bahwa 2-
propanol ini termasuk dalam gugus alkohol. Jadi dapat disimpulkan yang
termasuk gugus fenol yaitu fenol dan resorsinol, sedangkan yang gugus
alkohol yaitu 2-propanol
I. Diskusi
Dalam praktikum yang telah dilakukan, ada satu langkah yang tidak
sesuai hasilnya dengan teori. Pada uji kelarutan di larutan fenol yang
dilarutkan dengan aquades seharusnya tidak larut. Namun pada praktikum
kemarin hasilnya fenol larut terhadap air. Jadi kemungkinan bisa dari
aquades nya yang terkontaminasi dengan zat lain ketika ditempatkan digelas
kimia yang terbuka. Zat yang mengkontaminasi aquades kemungkinan yaitu
bersifat asam. Dimana sesuai dengan teori bahwa fenol akan larut dalam
senyawa yang bersifat asam. Adapun kemungkinan lain yaitu dari larutan
fenolnya sendiri yang sudah terkontaminasi dengan zat lain, jadi tidak bisa
murni komposisinya dan menghasilkan akhir yang tidak sesuai teori.
J. Kesimpulan
• Dalam uji kelarutan dapat disimpulkan bahwa larutan yang larut
dalam air yaitu ada etanol, ter-butil alkohol, etilen glikol, fenol.
Sedangkan yang tidak larut dalam air ada n-butil alkohol dan
sikloheksanol.
• Dalam uji reagen lucas didapatkan kesimpulan bahwa yang
termasuk alkohol primer yaitu larutan n-butanol, pada alkohol
sekunder ada larutan 2-butanol dan larutan sikloheksanol, pada
alkohol tersier ada larutan tersier butil alkohol.
• Dalam uji fenol dengan FeCl3 dapat disimpulkan bahwa yang positif
termasuk gugus fenol yaitu larutan fenol dan resorsinol. Sedangkan
yang negatif yaitu larutan 2-propanol karena larutan ini termasuk
gugus alkohol.
K. Daftar Pustaka

Basri, S. (2003). Kamus Kimia Cetakan Kedua. Jakarta: Erlangga.


Casey, J. P. (2000). Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology.
New York: John and Wiley .
Fessenden , R. J., & Fessenden, J. S. (1982). Kimia Organik Edisi Ketiga
Jilid Satu. Jakarta: Erlangga.
Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1994). Kimia Organik Edisi Ketiga
Jiid Dua. Jakarta: Erlangga.
Hart, H. (2003). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Kartika, B., Guritno, A. D., & Ismoyowati. (1997). Petunjuk Evaluasi
Produk Industri Hasil Pertanian. Yogyakarta: PAU Pangan dan
Gizi UGM.
Martin, E. A. (2012). Kamus Sains. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Oxtoby. (2003). Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Riawan, R. (2002). Kimia Organik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:
Erlangga.
Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

L. Lampiran
1. Jawaban Pertanyaan
1) Kesimpulan umum apakah yang dapat diambil mengenai
kelarutan Alkohol di dalam air, berdasarkan hasil percobaan
diatas? Manakah dari 1-pentanol dan 1-heptanol yang lebih
sukar larut dalam air?
➢ Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa tingkat kelarutan zat mudah larut
dalam air : etilen glikol > etanol > butil alkohol
tersier > n-butil alkohol > fenol > sikloiheksanon.
Sikloheksanol dan fenol tidak larut dalam air, namun
membentuk 2 fasa karena fenol dan sikloheksanol
termasuk alisiklik dan aromatik. Mengingat
kelarutannya, 1-heptanol lebih sulit terurai. Lebih
larut dalam air dibandingkan 1-pentanol karena
rantai karbon pada 1-heptanol lebih panjang sehingga
mengurangi kelarutannya dalam air. Secara teori,
rantai karbon pendek akan lebih mudah larut air dan
sebaliknya.
2) Tuliskan persamaan reaksi yang menunjukkan kelarutan
fenol dalam larutan 10% natrium hidroksida!
➢ Berikut persamaan reaksinya

OH
+ NaOH (aq) →
(aq)

ONa

+ H2O(l)
(aq)

3) Dari hasil percobaan di atas, manakah yang lebih bersifat


asam, n-heksanol atau fenol? Jelaskan alasannya!
➢ Fenol lebih asam dibandingkan n-heksanol karena
fenol memiliki gugus OH terikat pada rantai siklik
aromatik. Fenol mempunyai kemampuan
melepaskan H+ oleh karena itu ia mudah bereaksi
dengan basa kuat (NaOH). Rantai siklis aromatis
H2O lebih asam daripada alkohol alifatik karena
kemungkinan siklisasi resonansi sehingga lebih
stabil dibandingkan alkohol alifatik. Keasaman
Fenol lebih tinggi dari alkohol. Senyawa alkohol
punya sifat keasaman yang rendah sehingga tidak
dapat bereaksi dengan basa.
4) Tulislah persamaan reaksi antara etanol dan natrium!
Apakah petunjuk yang ada yang mengatakan hasil dari reaksi
ini?
➢ 2 C2H5OH(aq) + 2 Na(s) → 2 CH3CH2ONa(aq) + H2(g)
Ketika etanol bereaksi dengan natrium maka natrium
akan larut dan larutannya menjadi tidak berwarna.
Jika larutan tidak berwarna ini ditambahkan indikator
PP maka akan berubah menjadi warna merah muda
larutannya dan akan terbentuk gelembung H2.
5) Berdasarkan hasil percobaan di atas, bagaimanakah dapat
dibedakan antara sikloheksanol dan fenol?
➢ Pada uji kelarutan antara sikloheksanol dengan fenol
sama yaitu tidak larut atau terbentuk 2 fasa yang
beda. Namun pada uji reagen lucas yang mana
memiliki tujuan membuktikan jenis alkohol, maka
akan terlihat perbedaannya. Dilihat dari waktu yang
dibutuhkan sikloheksanol akan lebih sedikit untuk
membentuk 2 fasa, namun pada fenol tidak terbentuk
2 fasa tersebut karena bukan termasuk golongan
alkohol.
6) Bagaimanakah kiranya pengaruh dari reagen Lucas terhadap
masing-masing senyawa berikut : 1-butanol, sikloheksanol
dan ter-butil alkohol?
➢ Reagen lucas positif terhadap alkohol tersier yaitu
ter-butil alkohol. Ditandai dengan terbentuknya alkil
klorida yang tidak larut dalam waktu 8 menit
sehingga akan muncul larutan keruh atau adanya 2
fasa yang terbentuk walau tanpa melalui pemanasan.
Selanjutnya yaitu alkohol sekunder akan lebih cepat
daripada alkhol primer. Yang merupakan alkohol
sekunder yaitu sikloheksanol akan bereaksi dengan
reagen lucas membentuk alkil klorida namun sekitar
28 menit. Sedangkan untuk 1-butanol yang
merupakan alkohol primer, dimenit ke-45 tidak
terjadi perubahan atau terbentuk apapun.
7) Diantara senyawa berikut : 1-butanol, trifenil karbinol,
resorsinol, manakah yang tidak mengalami oksidasi dalam
pengujian Bordwell-Wellman?
➢ Jenis alkohol primer dan sekunder akan mudah
teroksidasi dengan asam kromat. Untuk 1-butanol
dan resorsinol akan teroksidasi, sedangkan untuk
trifenil karbonil tidak teroksidasi.
8) Tulislah persamaan reaksi antara fenol dan air brom!
Sebutkan jenis reaksi yang terjadi!
➢ Berikut persamaan reaksinya :

OH
OH
+ 3 Br2(aq) → Br Br

(aq) (aq)

Br

2. Dokumentasi

No. Foto Keterangan


1. Pengambilan ethanol 0, 5
mL
2. Etanol dimasukkan ke
dalam tabung reaksi

3. Pengambilan 0,5 mL n-butil


alkohol

4. n-butil alcohol dimasukkan


ke dalam tabung reaksi

5. Pengambilan sikloheksanon
0,5 mL
6. SIkloheksanon dimasukkan
ke dalam tabung reaksi

7. Pengambilan tersier butil


alkohol 0,5 mL

8. Tersier butil alcohol


dimasukkan ke dalam
tabung reaksi

9. Pengambilan etilen glikol


0,5 mL
10. Etilen glikol dimasukkan ke
dalam tabung reaksi

11. Pengambilan fenol 0,5 mL

12. Fenol di masukkan ke


dalam tabung reaksi

13. Aquades ditambahkan ke


tabung yang berisi etanol
dan n-butil alkohol

14. Tabung yang berisi etanol


dan n-butil alcohol yang
ditambahkan dengan
aquades dikocok
15. Aquades ditambahkan
tabung yang sudah berisi
tert butil alcohol dan
sikloheksanol

16. Aquades ditambahkan di


tabung yang berisi etilen
glikol dan fenol

17. 1,5 mL 1-butanol


dimasukkan ke dalam
tabung reaksi

18. 1,5 mL 2-butanol


dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
19. 1,5 mL sikloheksanol
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi

20. 1,5 mL tert butil alkohol


dimasukkan ke dalam
tabung reaksi

21. 4 tetes reagen lucas


dimasukkan ke dalam
tabung yang berisi 1,5 mL
1-butanol

22. 4 tetes reagen lucas


dimasukkan ke dalam
tabung yang berisi 1,5 mL
2-butanol
23. 4 tetes reagen lucas
dimasukkan ke dalam
tabung yang berisi 1,5 mL
sikloheksanol

24. 4 tetes reagen lucas


dimasukkan ke dalam
tabung yang berisi 1,5 mL
tert-butil alkohol

25. 1 mL fenol dimasukkan ke


dalam tabung reaksi,
ditambahkan 2 mL aquades,
kemudian ditambahkan 1-2
tetes FeCl3

26. Fenol +Aquades+FeCl3

27. 1 mL resorsinol
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, ditambahkan
2 mL aquades, kemudian
ditambahkan 1-2 tetes FeCl3
28. Resorsinol+Aquades+FeCl3

29. 1 mL 2-propanol
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, ditambahkan
2 mL aquades, kemudian
ditambahkan 1-2 tetes FeCl3

30. Reagen lucas yang


ditambah dengan fenol,
resorsinol, 2-propanol.

Anda mungkin juga menyukai