Judul Praktikum :
Identifikasi Gugus Alkohol Fenol
B. Hari, tanggal :
Senin, 02 Oktober 2023
C. Tujuan :
1. Membedakan sifat-sifat alkohol dan fenol.
2. Mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang dapat digunakan
untuk membedakan antara senyawa alkohol dan fenol.
D. Tinjauan Pustaka
Alkohol dan fenol merupakan senyawa organik yang mempunyai
sturktur yang serupa tetapi gugus fungsi yang berbeda, seperti alkohol dan
fenol adalah senyawa yang sama mengandung gugus OH akan tetepi sifat
keduanya berbeda. Hidrokarbon merupakan bagian yang menjadi dasar
pengelompokan dari senyawa organik. Adanya atom atau gugus atom
menentukan sebagian besar sifat fisik dan kimia dari suatu molekul. Dalam
praktikum kali ini memiliki tujuan untuk membedakan antara senyawa
alkohol dan fenol. Uji pertama yaitu uji kelarutan dimana rantai suatu
senyawa yang semakin panjang maka semakin sulit terurai atau larut, begitu
pula sebaliknya jika rantainya pendek maka cenderung mudah larut dalam
air. Hal ini dikarenakan jumlah ikatan hidrogen yang ada pada rantai
senyawa tersebut. Ketika jumlah rantai panjang otomatis ikatan hidrogen
juga jumlahnya banyak dan butuh energi yang besar untuk melepaskan
rantainya (larut). Kedua ada uji reagen lucas dimana berfungsi untuk
mengidentifikasi mana yang termasuk golongan alkohol primer, sekunder,
atau tersier. Hal ini ditandai ketika adanya penambahan reagen lucas dan
terbentuk 2 fasa dengan waktu yang cepat berarti termasuk golongan
alkohol tersier, jikalau membutuhkan waktu yang sedikit lama maka
termasuk golongan alkohol sekunder. Namun jika tidak sama sekali
terbentuk 2 fasa maka termasuk golongan alkohol sekunder. Ketiga ada uji
dengan FeCl3 yang bertujuan untuk menentukan senyawa mana yang
termasuk gugus fenol. Hal ini ditandai ketika diteteskan dengan FeCl3 akan
merubah larutan yang awalnya tidak berwarna menjadi warna ungu. Jika
tidak termasuk dalam gugus fenol maka larutannya akan berubah menjadi
warna kuning. Berikut beberapa sifat dari alkohol dan fenol :
1. Alkohol
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil (-
OH) yang terikat pada atom karbon jenuh. Rumus umum alkohol adalah
R-OH, dimana R adalah alkil, alkil tersubstitusi atau hidrokarbon siklik
(Riswiyanto, 2009). Gugus -OH merupakan gugus yang polar dimana
atom hidorgen berikatan dengan atom oksigen yang lebih elektronegatif
(Basri, 2003). Alkohol yang paling sederhana adalah metanol (CH3OH)
yang dibuat dari gas sintesis. Alkohol yang lebih tinggi berikutnya
adalah etanol (C2H5OH) yang dapat dibuat dari fermentasi glukosa
(Oxtoby, 2003).
Hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofobik (sukar larut dalam
air) semakin panjang bagian hidrokarbon ini maka kelarutannya
semakin rendah didalam air. Bila rantai karbon cukup panjang, sifat
hidrofobik ini akan mengalahkan sifat hdrofil gugus hidroksil.
Kelarutan dalam air disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan
air. Alkohol yang mempunyai massa molekul rendah dapat larut dalam
air, sedangkan alkil halida padanannya tidak larut (Fessenden &
Fessenden, 1994). Alkohol-alkohol rendah (metanol dan etanol) dapat
larut dalam air dengan tidak terbatas. Alkohol mempunyai berat jenis
yang lebih tinggi dari pada alkana tetapi masih lebih rendah dari pada
air. Titik didih alkohol jenuh lebih tinggi dari titik didih alkana yang
mempunyai atom C yang sama (Fessenden & Fessenden, Kimia Organik
Edisi Ketiga Jilid Satu, 1982).
Tabung 2
0,5 mL n – butil alkohol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan
Tabung 3
0,5 mL ter – butil alkohol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan
Tabung 4
0,5 mL Sikloheksanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan
Tabung 5
0,5 mL Etilen Glikol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan
Tabung 6
0,5 mL Fenol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2 mL air
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan
+ H3O+ (aq)
Reaksi tabung 4 : OH
+ H2O (l) →
(aq)
(aq)
b) Uji dengan reagen lucas
Tabung 1
1,5 mL 1-Butanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas
• Amati dan catat waktu ketika menjadi
keruh atau terpisah menjadi 2 lapisan
Hasil Pengamatan
Tabung 2
1,5 mL 2 -Butanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas
• Amati dan catat waktu ketika menjadi
keruh atau terpisah menjadi 2 lapisan
Hasil Pengamatan
Tabung 3
1,5 mL Sikloheksanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan 2-3 tetes reagen lucas
• Amati dan catat waktu ketika menjadi
keruh atau terpisah menjadi 2 lapisan
Hasil Pengamatan
Tabung 4
Reaksi tabung 3 : OH
(aq)
Cl
(aq)
Tabung 2
1 mL Resorsinol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 mL air
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan
Tabung 3
1 mL 2 - Propanol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 mL air
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida
• Dikocok
• Dicatat hasilnya
Hasil Pengamatan
Reaksi tabung 1 : 3-
OH
6
+ FeCl3(aq)
O
(aq) O O
Fe
O O
O
Reaksi tabung 2 :
3-
OH O O
3
+ FeCl3(aq)
Fe
(l) O
O
O O
OH
+ 3 HCl (aq) + 3 H+
Reaksi tabung 3 :
OH
+ FeCl3 (aq) →
(aq)
G. Hasil Pengamatan
3. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida -Fenol -Fenol +aquuades Berdasarkan
Tabung 1 berwarna =tidak berwarna percobaan yang
1 mL Fenol kuning jernih -Fenol +aquades + dilakukan, fenol
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang -Aquades FeCl3 = larutan dan resorsinol
berisi 2 mL air
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida tidak jernih berwarna mengalami
• Dikocok berwarna ungu ++ perubahan warna
• Dicatat hasilnya -FeCl3 pada larutan dari
Hasil Pengamatan berwarna yang tidak
kuning pucat berwarna
Tabung 2 menjadi warna
1 mL Resorsinol -Resorsinol -Resorsinol + keunguan,
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi tidak aquades = tidak sedangkan 2-
yang berisi 2 mL air
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida berwarna berwarna propanol tidak
• Dikocok - Aquades -Resorsinol + bereaksi, tetapi
• Dicatat hasilnya tidak aquades + FeCl3 = menunjukkan
Hasil Pengamatan berwarna larutan jernih warna
-FeCl3 berwarna ungu + kekuningan
berwarna akibat
kuning pucat penambahan
Tabung 3 FeCl3
1 mL 2 - Propanol -2-propanol -2-propanol +
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi tidak aquades + FeCl3 =
yang berisi 2 mL air berwarna larutan
• Ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida
• Dikocok - Aquades kekuningan
• Dicatat hasilnya tidak
Hasil Pengamatan berwarna
-FeCl3
berwarna
kuning pucat
H. Analisis dan Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul “Identifikasi Gugus Alkohol Fenol”
memiliki dua tujuan yaitu membedakan sifat-sifat alkohol dan fenol dan
mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang dapat digunakan untuk
membedakan antara senyawa alkohol dan fenol.
Tujuan utama yaitu untuk membedakan antara senyawa alkohol dan
fenol. Maka percobaan pertama yaitu uji kelarutan terhadap air, dimana
nantinya rantai suatu senyawa akan berpengaruh dari yang semakin panjang
rantainya maka semakin sulit terurai atau larut, begitu pula sebaliknya jika
rantainya pendek maka cenderung mudah larut dalam air. Hal ini
disebabkan oleh jumlah ikatan hidrogen yang ada pada rantai senyawa
tersebut. Ketika jumlah rantai panjang otomatis ikatan hidrogen juga
jumlahnya banyak dan butuh energi yang besar untuk melepaskan ikatan
hidrogennya (larut). Kedua yaitu ada uji reagen lucas dimana berfungsi
untuk mengidentifikasi senyawa mana yang termasuk golongan alkohol
primer, sekunder, atau tersier. Hal ini ditandai ketika adanya penambahan
reagen lucas dan akan terbentuk 2 fasa dengan waktu yang cepat berarti
termasuk golongan alkohol tersier, jikalau membutuhkan waktu yang
sedikit lama maka termasuk golongan alkohol sekunder. Namun jika tidak
sama sekali terbentuk 2 fasa maka termasuk golongan alkohol sekunder.
Ketiga ada uji dengan FeCl3 yang bertujuan untuk menentukan senyawa
mana yang termasuk gugus fenol. Hal ini ditandai ketika diteteskan dengan
FeCl3 akan merubah larutan yang awalnya tidak berwarna menjadi warna
ungu. Jika tidak termasuk dalam gugus fenol maka larutannya akan berubah
menjadi warna kuning.
Langkah pertama yaitu uji kelarutan dimana kita siapkan tabung
reaksi yang diletakkan berjejer di rak tabung reaksi. Hal ini untuk
memudahkan saat membandingkan antara tabung 1 dengan tabung lainnya.
Kemudian ambil aquades secukupnya di gelas kimia untuk memudahkan
saat penambahan aquades. Selanjutnya ambil larutan etanol yang tidak
berwarna sebanyak 0,5 mL dengan menggunakan gelas ukur dan dipaskan
meniskusnya. Untuk mengambil larutannya menggunakan pipet tetes
karena pipet ini pas digunakan mengambil larutan dalam jumlah sedikit saja,
naumun perlu diingat setiap larutan harus dibedakan pipetnya agar larutan
satu dengan lainnya tidak terkontaminasi dengan zat lain. Setelah itu
masukkan ke tabung reaksi 1 .Ambil aquades sebanyak 2 mL menggunakan
gelas ukur dan pipet tetes sebagai media perantaranya. Fungsi penambahan
aquades ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam
air. Kemudian campurkan pada tabung reaksi 1 dan diamati perubahan yang
terjadi. Pada tabung 1 ini tidak terjadi perubahan dalam hal warna maupun
fasanya. Hanya terlihat volumenya bertambah, hal ini menandakan bahwa
larutan etanol larut dalam air. Karena dilihat dari rantai senyawa etanol ini
cukup pendek. Selanjutnya uji kelarutan terhadap larutan senyawa n-butil
alkohol yang tidak berwarna, kita ambil sebanyak 0,5 mL dan aquades
sebanyak 2 mL menggunakan gelas ukur dan pipet tetes yang berbeda.
Kemudian masukkan keduanya ke dalam tabung reaksi 2,dan ditambahkan
aquades sebanyak 2 mL secara bergantian. Fungsi penambahan aquades ini
bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam air.Amati
perubahan yang terjadi, namun pada tabung 2 ini terbentuk 2 fasa namun
untuk warna larutannya tetap tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa
senyawa n-butil alkohol tidak larut dalam air. Selanjutnya yaitu uji kelarutan
pada ter-butil alkohol. Pertama kita ambil larutan ter-butil alkohol yang
tidak berwarna sebanyak 0,5 mL dan aquades 2 mL menggunakan gelas
ukur dan pipet tetes yang berbeda. Fungsi penambahan aquades ini
bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam
air.Kemudian masukkan keduanya secara bergantian ke dalam tabung reaksi
3. Amati perubahan yang terjadi, namun pada tabung 3 ini tidak terjadi
perubahan fasa maupun warnanya. Hanya ada perubahan dari volumenya
saja, maka hal ini membuktikan bahwa senyawa ter-butil alkohol dapat larut
dalam air. Selanjutnya uji kelarutan terhadap senyawa sikloheksanol yang
larutannya tidak berwarna. Ambil sebanyak 0,5 mL dan aquades dengan
gelas ukur dan pipet tetes yang berbeda. Fungsi penambahan aquades ini
bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam
air.Kemudian masukkan keduanya ke dalam tabung reaksi 4 secara
bergantian dan amati perubahannya. Pada tabung 4 ini terjadi perubahan
terhadap fasa yaitu menjadi keruh. Namun volumenya bertambah tetapi
terbentuk 2 lapisan fasa yang beda. Jadi dapat disimpulkan bawah
sikloheksanol tidak larut dalam air. Hal ini dikarenakan strukturnya
berbentuk siklis yang mana ikatannya kuat jadi butuh energi lebih untuk
memutuskan ikatan rantainya. Selanjutnya uji kelarutan terhadap larutan
senyawa etilen glikol yang tidak berwarna juga. Ambil larutan etilen glikol
sebanyak 0,5 mL dan aquades 2 mL menggunakan gelas ukur dan pipet tetes
yang berbeda. Kemudian masukkan keduanya ke dalam tabung reaksi 5
secara bergantian dan amati perubahan yang terjadi. Fungsi penambahan
aquades ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam
air. Pada tabung 5 tidak terjadi perubahan fasa maupun warnanya. Namun
volumenya bertambah, jadi dapat disimpulkan tabung 5 ini sama dengan
tabung 1 dan 3 dimana etilen glikol bersifat dapat larut dalam air.
Selanjutnya yaitu uji kelarutan pada larutan senyawa fenol. Ambil larutan
fenol sebanyak 0,5 mL dan aquades sebanyak 2 mL menggunakan gelas
ukur dan pipet tetes yang berbeda. Fungsi penambahan aquades ini
bertujuan untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol dalam
air.Selanjutnya masukkan keduanya ke dalam tabung reaksi 6 secara
bergantian dan amati perubahannya. Pada tabung 6 ini tidak terjadi
perubahan terhadap fasa ataupu warnanya. Namun volumenya bertambah,
jadi pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa fenol larut dalam air.
Seharusnya secara teori fenol ini tidak larut dalam air jadi harusnya
terbentuk 2 fasa karena dilihat dari segi strukturnya berbentuk siklis seperti
sikloheksanol yang membutuhkan energi yang besar untuk memutus
ikatannya. Selanjutnya kita dapat membandingkan dari ke 6 tabung reaksi
tadi bagaimana wujud jika larut dalam air dan yang tidak larut dalam air.
Dapat disimpulkan larutan yang larut dalam air yaitu etanol,ter-butil
alkohol, etilen glikol dan fenol. Sedangkan yang tidak larut dalam air yaitu
n-butil alkohol dan sikloheksanol.
Langkah kedua yaitu uji terhadap reagen lucas. Untuk senyawa yang
pertama yaitu 1-butanol. Ambil larutan senyawa 1-butanol yang tidak
berwarna sebanyak 1,5 mL menggunakan gelas ukur sebagai wadah
sekaligus untuk mengukur seberapa banyak dari skalanya dan pipet tetes
sebagai media perantaranya. Dalam uji ini dilakukan terhadap 2 tabung
langsung karena sebagai pembandingnya. Senyawa yang kedua yaitu 2-
butanol yang diambil sebanyak 1,5 mL menggunakan gelas ukur dan pipet
tetes yang berbeda. Kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi 1 untuk
senyawa 1-butanol sedangkan untuk 2-butanol masukkan pada tabung
reaksi 2 dan tambahkan 2 tetes reagen lucas pada tabung reaksi 1 dan 2
secara bersamaan. Tepat saat penambahan reagen lucas, jangan lupa untuk
menyalakan stopwatch untuk mengetahui tepat waktu ke berapa hingga
muncul 2 fasa. Fungsi penambahan reagen lucas ini untuk mengidentifikasi
antara alkohol primer, sekunder dan tersier. Selagi menunggu kita bisa
melanjutkan untuk tabung reaksi 3 dan 4. Ambil larutan sikloheksanol dan
tersier butil alkohol sebanyak 1,5 mL menggunakan gelas ukur dan pipet
tetes yang berbeda. Kemudian masukkan larutan sikloheksanol ke tabung
reaksi 3 dan larutan tersier butil alkohol ke tabung reaksi 4. Tambahkan 2
tetes reagen lucas ke tabung reaksi 3 dan 4 secara bersamaan sekaligus
nyalakan stopwatch tepat penetesan pertama reagen lucas. Fungsi
penambahan reagen lucas ini untuk mengidentifikasi antara alkohol primer,
sekunder dan tersier. Amati terus perubahan yang terjadi pada tabung 3 dan
4. Di detik ke tujuh pada tabung 4 terjadi reaksi dan terdapat partikel putih,
jadi larutan tersier butil alkohol menandakan bahwa termasuk gugus alkohol
tersier. Selanjutnya pada menit ke 9 tabung 3 mulai terbentuk partikel putih
kemudian disusul dengan tabung 2 pada menit ke 36. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa larutan sikloheksanol dan 2-butanol termasuk dalam
gugus alkohol sekunder. Sedangkan untuk tabung 1 yang berisi 1-butanol
tadi hingga di 1 jam 04 menit tidak terjadi perubahan sama sekali, yang
menandakan bahwa 1-butanol termasuk gugus alkohol primer. Jadi dapat
disimpulan yang tercepat membentuk 2 fasa yaitu alkohol tersier ada larutan
tersier butil alkohol, kemudian alkohol sekunder yang mana muncul 2 fasa
namun butuh waktu yang cukup lama terjadi pada larutan sikloheksanol dan
2-butanol. Larutan 1-butanol sama sekali tidak menunjukkan adanya
perubahan jadi termasuk golongan alkohol primer.
Langkah ketiga yaitu uji reaksi fenol dengan FeCl3. Pada uji ini ada
3 larutan yaitu fenol, resorsinol, dan 2 –propanol. Pertama yaitu kita ambil
larutan fenol tidak berwarna sebanyak 1 mL dan aquades sebanyak 2 mL
menggunakan gelas ukur dan pipet tetes yang berbeda. Kemudian masukkan
fenol ke tabung reaksi 1 dan tambahkan aquades tersebut. Ambil FeCl3 yang
berwarna kuning jernih kemudian teteskan pada tabung reaksi 1 dan amati
perubahannya. Fungsi penambahan FeCl3 yaitu untuk mengidentifikasi
gugus fenol dengan ditandai berubahnya wana larutan yang tidak berwarna
menjadi berwarna ungu. Terjadi perubahan warna larutan yang awalnya
tidak berwarna menjadi larutan jernih berwarna ungu (++) setelah
ditambahkan dengan FeCl3. Hal ini disebabkan karena FeCl3 positif bereaksi
dengan gugus fenol. Selanjutnya yaitu larutan resorsinol tidak berwarna
diambil sebanyak 1 mL dan aquades 2 mL dengan gelas ukur dan pipet
tetes yang berbeda. Kemudian masukkan resorsinol dan aquades secara
bergantian ke tabung reaksi 2. Tambahkan 2 tetes FeCl3 yang berwarna
kuning dan amati perubahan yang terjadi. Fungsi penambahan FeCl3 yaitu
untuk mengidentifikasi gugus fenol dengan ditandai berubahnya wana
larutan yang tidak berwarna menjadi berwarna ungu. Pada tabung 2 ini
terjadi perubahan warna dari yang tidak berwarna sebelum ditambahkan
FeCl3 menjadi larutan jernih berwarna ungu (+) setelah ditambahkan FeCl3.
Hal ini menunjukkan bahwa resorsinol termasuk dalam gugus fenol.
Selanjutnya yaitu uji larutan 2-propanol. Ambil larutan 2-propanol
sebanyak 1 mL dan aquades sebanyak 2 mL dengan gelas ukur dan pipet
tetes yang berbeda. Kemudian masukkan larutan 2-propanol dan aquades ke
tabung reaksi 3 secara bergantian. Tambahkan 2 tetes FeCl3 yang berwarna
kuning ke tabung reaksi 3 dan amati perubahan yang terjadi. Fungsi
penambahan FeCl3 yaitu untuk mengidentifikasi gugus fenol dengan
ditandai berubahnya wana larutan yang tidak berwarna menjadi berwarna.
Pada tabung reaksi 3 ini terjadi perubahan warna dari yang tidak berwarna
sebelum ditambahkan FeCl3 menjadi warna kuning setelah ditambahkan.
Hal ini dikarenakan tidak terjadi reaksi antara 2-propanol dan FeCl3, jadi
warna kuning itu tadi berasal dari warna asli FeCl3. Menandakan bahwa 2-
propanol ini termasuk dalam gugus alkohol. Jadi dapat disimpulkan yang
termasuk gugus fenol yaitu fenol dan resorsinol, sedangkan yang gugus
alkohol yaitu 2-propanol
I. Diskusi
Dalam praktikum yang telah dilakukan, ada satu langkah yang tidak
sesuai hasilnya dengan teori. Pada uji kelarutan di larutan fenol yang
dilarutkan dengan aquades seharusnya tidak larut. Namun pada praktikum
kemarin hasilnya fenol larut terhadap air. Jadi kemungkinan bisa dari
aquades nya yang terkontaminasi dengan zat lain ketika ditempatkan digelas
kimia yang terbuka. Zat yang mengkontaminasi aquades kemungkinan yaitu
bersifat asam. Dimana sesuai dengan teori bahwa fenol akan larut dalam
senyawa yang bersifat asam. Adapun kemungkinan lain yaitu dari larutan
fenolnya sendiri yang sudah terkontaminasi dengan zat lain, jadi tidak bisa
murni komposisinya dan menghasilkan akhir yang tidak sesuai teori.
J. Kesimpulan
• Dalam uji kelarutan dapat disimpulkan bahwa larutan yang larut
dalam air yaitu ada etanol, ter-butil alkohol, etilen glikol, fenol.
Sedangkan yang tidak larut dalam air ada n-butil alkohol dan
sikloheksanol.
• Dalam uji reagen lucas didapatkan kesimpulan bahwa yang
termasuk alkohol primer yaitu larutan n-butanol, pada alkohol
sekunder ada larutan 2-butanol dan larutan sikloheksanol, pada
alkohol tersier ada larutan tersier butil alkohol.
• Dalam uji fenol dengan FeCl3 dapat disimpulkan bahwa yang positif
termasuk gugus fenol yaitu larutan fenol dan resorsinol. Sedangkan
yang negatif yaitu larutan 2-propanol karena larutan ini termasuk
gugus alkohol.
K. Daftar Pustaka
L. Lampiran
1. Jawaban Pertanyaan
1) Kesimpulan umum apakah yang dapat diambil mengenai
kelarutan Alkohol di dalam air, berdasarkan hasil percobaan
diatas? Manakah dari 1-pentanol dan 1-heptanol yang lebih
sukar larut dalam air?
➢ Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa tingkat kelarutan zat mudah larut
dalam air : etilen glikol > etanol > butil alkohol
tersier > n-butil alkohol > fenol > sikloiheksanon.
Sikloheksanol dan fenol tidak larut dalam air, namun
membentuk 2 fasa karena fenol dan sikloheksanol
termasuk alisiklik dan aromatik. Mengingat
kelarutannya, 1-heptanol lebih sulit terurai. Lebih
larut dalam air dibandingkan 1-pentanol karena
rantai karbon pada 1-heptanol lebih panjang sehingga
mengurangi kelarutannya dalam air. Secara teori,
rantai karbon pendek akan lebih mudah larut air dan
sebaliknya.
2) Tuliskan persamaan reaksi yang menunjukkan kelarutan
fenol dalam larutan 10% natrium hidroksida!
➢ Berikut persamaan reaksinya
OH
+ NaOH (aq) →
(aq)
ONa
+ H2O(l)
(aq)
OH
OH
+ 3 Br2(aq) → Br Br
(aq) (aq)
Br
2. Dokumentasi
5. Pengambilan sikloheksanon
0,5 mL
6. SIkloheksanon dimasukkan
ke dalam tabung reaksi
27. 1 mL resorsinol
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, ditambahkan
2 mL aquades, kemudian
ditambahkan 1-2 tetes FeCl3
28. Resorsinol+Aquades+FeCl3
29. 1 mL 2-propanol
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, ditambahkan
2 mL aquades, kemudian
ditambahkan 1-2 tetes FeCl3