R-CH2-OH R2-CH-OH R3C-OH
Alkohol primer Alkohol sekunder Alkohol
tersier
µ= 1,8 D 1,7 D
OH
CH 3OH CH 3CH2CH2OH
CH3CHCH3
IUPAC : methanol 1-propanol 2-propanol
(CH3)3COH (CH3)2CHOH
t-butil alcohol isopropil alcohol
Suatu diol(terutama suatu 1,2-diol)sering dirujuk
sebagai glikol.Nama trivial untuk suatu1,2-diol adalah
nama alkena padanannya,diikuti dengan kata glikol .
(Fessenden,1986: 262-263)
b. Pengelompokan Alkohol
Berdasarkan peredaan letak terikatna gugus –OH
pada atom C. Alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu
alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier.
Alkohol primer yaitu jika gugus –OH terikat pada atom
C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain
secara langsung). Alkohol sekunder yaitu jika gugus –
OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang
mengikat secara langsung dua atom C yang lain).
Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH terikat pada atom
C tersier (atom C yang engikat secara langsung tia
buah atom C yang lain. Secara fisik akan sulit
membedakan antara alkohol primer, sekunder dan
tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat
dikatakan sama.
Alkohol diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok yaitu:
1. Alcohol primer, yaitu alcohol dengan gugus –OH
yang terikat pada atom C primer. Missal, methanol,
etanol, n-propanol, n-butanol, dll.
CH3CH2CH2OH
n-propanol
2. Alkohol sekunder, yaitu alcohol dengan gugus –OH
yang terikat pada atom C sekunder. Missal 2-propanol
(isopropyl alcohol).
CH3CHOH
CH3
2-propanol
3. Alkohol tersier, yaitu alcohol dengan gugus –OH
yang terikat pada atom C tersier. Missal 2-metil-2-
propanol (ters-butil alkohol).
CH3
CH3COH
CH3
2-metil-2-propanol
(ters-butil alcohol)
Alkohol dapat mempunyai kecepatan reaksi yang
berbeda terhadap suatu reagen tertentu, bahkan
dapat berbeda dalam hal hasil yang diperoleh,
bergantung pada golongan alkoholnya. Pengujian-
pengujiannya yang dapat membedakan antara ketiga
golongan tersebut sangat berguna dalam menentukan
struktur suatu alkohol yang belum dikenal.
1. Fenol
Fenol mencakup sejumlah senyawa organik yang memiliki rumus
umum ArOH, dengan ketentuan bahwa Ar merupakan lambang dari
gugus aril (misalnya fenil atau fenil tersubstitusi). Sebagai nama
senyawa, kata fenol diberikan pada senyawa yang mempunyai rumus
struktur :
OH
3. Pengujian Lucas
Uji lucas dalam alkohol adalah tes untuk membedakan antara alkohol
primer, sekunder, dan tersier. Hal ini didasarkan ada perbedaan reaktivitas
dari tiga kelas alkohol dengan hidrogen halida. Alkohol tersier bereaksi
dengan reagen lucas menghasilkan kekeruhan walau tanpa pemanasan,
sementara alkohol sekunder melakukannya dengan pemanasan. Alkohol
primer tidak bereaksi dengan reagen lucas.
R-OH + HCl R-Cl +H2O
4. Oksidasi dengan asam kromat
Alkohol primer dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat dengan adanya
asam kromat. Bilangan oksidasi Cr +6 pada asam kromat, yang berwarna
merah kecoklatan, tereduksi menjadi Cr3+, yang berwarna hijau. Alkohol
sekunder teroksidasi menjadi keton oleh asam kromat. Alkohol tersier
tidak dapat teroksidasi oleh asam kromat. Sedangkan fenol biasanya
teroksidasi menjadi tar berwarna coklat oleh asam kromat.
5. Reaksi Fenol dengan Air Brom
Gugus hidroksil dari fenol mengakibatkan cincin benzena reaktif terhadap
substitusi elektrofilik, sehingga reaksi berlangsung pada keadaan yang
sangat lemah. dengan air brom fenol diubah menjadi 2,4,6-tribromo fenol
yang kelarutannya di dalam air sangat rendah.
6. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
Fenol dann senyawa yang mengandung gugus hidroksil yang terikat pada
suatu karbon tidak jenuh (etanol) yang dapat bereaksi dengan besi (III)
klorida. Hasil yang terbentuk merupakan senyawa kompleks dengan besi.
7. Reaksi Adisi Alkena
Pembuatan alkohol dapat dijalankan melalui reaksi adisi H 2O kepada
alkena dengan asam kuat sebagai katalis. Jenis alkohol yang dihasilkan
bergantung pada posisi ikatan rangkap dua yang ada pada alkohol primer
hanya dihasilkan dari etena yaitu menghasilkan etanol. Pembuatan etanol
dapat dijalankan dengan cara ini. Selain etena, baik alkena simetris
maupun alkena asimetris, bila dijalankan hidrasi akan menghasilkan
alkohol sekunder atau tersier. (Sabirin Mastjeh, 1993)
b. Bahan
No Bahan Jumlah
1 Etanol 2,5 ml
2 1-Propanol 2 ml
3 2-Propanol 2 ml dan 2 tetes
4 n-butil alkohol (butanol) 1 ml dan 5 tetes
5 Sikloheksanol 1 ml dan 5 tetes
6 Etilen glikol 0,5 ml
7 Fenol 1 ml dan 4 tetes
8 Resorsinol 2 tetes
9 2-naftol 0,5 ml
10 Larutan NaOH 10% 20 ml
11 Logam Natrium 3 potong
12 Indikator fenolftaelin Secukupnya
13 Reagen lucas 4 tetes
14 Larutan besi (III) klorida 6 tetes
15 Aquades 16 ml
16 2-butanol 5 tetes
17 Air brom Beberapa tetes
G. Alur Praktikum :
1. Kelarutan
Tabung 1 Tabung 2
Dikocok Dikocok
Tabung 5 Tabung 6
Dikocok Dikocok
Dikocok Dikocok
Tabung 3 Tabung 4
Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan
0,5 mL 2-Propanol 0,5 mL Resorsinol
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
4. Pengujian Lucas
1 ml Fenol
Larutan
Berwarna
Kuning
Kecoklaan
H. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
No Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Kelarutan - Etanol larutan - Etanol + H2O 1. Etanol larut dalam - Untuk alkohol alifatik yang
Tabung 1 tidak berwarna = larutan tidak air meliputi etanol, n-butil
0,5 mL Etanol - H2O = tidak berwarna 2. n-butil alkohol alkohol, ter- butil alkohol,
Dimasukkan dalam tabung reaksi berwarna larut dalam air dan etilen glikol larut dalam
Ditambahkan 2 mL air Tabung 1 Tabung 1 3. ter butil alkohol air
- n-Butil - Setelah larut dalam air - alkohol alisiklik
Dikocok
alkohol = ditambah 4. Sikloheksanol (sikloheksanol) sulit larut
Diamati dan dicatat hasilnya
larutan tidak aquades sulit larut dalam dalam air
Hasil Pengamatan
berwarna larutan air - alkohol aromatis (fenol)
Tabung 2 Tabung 2 menjadi 5. etilen glikol larut larut dalam air
0,5 mL n-butil Alkohol Etanol - n-butil homogen dan dalam air
Dimasukkan dalam tabung reaksi alkohol= tidak 6. fenol sedikit larut
0,5 mL n-butil Alkohol larutan tidak ditambahkan H (aq) + NaOH alkohol dan sikloheksanol
berwarna 5 mL NaOH (aq) → tidak dapat bereaksi dengan
Dimasukkan dalam tabung reaksi
- NaOH = = terbentuk 2 Sikloheksanol larutan NaOH
Ditambahkan 5 mL larutan NaOH larutan tidak fasa OH
- Untuk alkohol aromatis
10%
berwarna - Setelah yang teridiri dari fenol dan
Dikocok - Sikloheksanol dikocok naftol dapat bereaksi
(aq) +
Diamati dan dicatat hasilnya = larutan tidak larutan NaOH (aq) → dengan larutan NaOH yang
Hasil Pengamatan berwarna menjadi ditandai dengan terjadinya
- Fenol = homogen, perubahan warna
larutan namun saat
Tabung 2 berwarna didiamkan
5ml NaOH
Tabung 3 10% (aq) +
terbentuk 2 H2O (l)
lapisan Naftol
- Setelah OH
dikocok
larutan
menjadi (aq) + NaOH (aq) →
homogen,
namun saat
didiamkan
ONa
Tabung 4 larutan
membentuk
2 fasa
kembali (aq) + H2O (l)
Tabung 3
- Setelah
ditambah
5ml larutan
NaOH,
menjadi
homogen dan
tidak
berwarna
Tabung 4
- Setelah
ditambah
5ml larutan
NaOH,
menjadi
berwarna
cokelat dan
serbuk naftol
menjadi larut
setelah
dikocok
3. Reaksi dengan Natrium - Etanol = Tabung 1 Etanol
Tabung 1 larutan tidak - Setelah 2CH3CH2OH (aq) + Urutan kereaktifan senyawa
2 mL etanol berwarna ditambahkan 2Na (s) → alkohol apabila direaksikan
- Propanol = dengan 2CH3CH2ONa (aq) dengan logam natrium :
Dimasukkan dalam tabung
reaksi larutan tidak logam Na, + H2 (g) 1. etanol
berwarna logam Propanol 2. 1-propanol
Ditambahkan sepotong kecil
logam Natrium kedalam - 2-Propanol = langsung 2CH3CH2CH2OH 3. 2-propanol
larutan yang diperoleh larutan tidak bereaksi (aq) + 2Na (s) → 4. resorsinol
Ditambahkan beberapa tetes berwarna dengan 2CH3CH2 CH2ONa
indikator Fenolftalein
- Resorsinol = etanol yaitu (aq) + H2 (g)
Diamati dan dicatat hasilnya larutan larut dan ada 2-Propanol
berwarna agak gelembung - 2CH3CH(OH)CH3
Hasil Pengamatan
kekuningan - Larutan (aq) + 2Na (s) →
Tabung 2 (+) menjadi 2CH3CHC(ONa)
CH3
kuning tetes
Ditambahkan sepotong kecil
logam Natrium kedalam - Indikator PP indikator pp
2 (l) +
larutan yang diperoleh = larutan larutan
2Na (s) →
Ditambahkan beberapa tetes tidak menjadi
indikator Fenolftalein
berwarna warna soft
ONa
Diamati dan dicatat hasilnya pink CH3
Tabung 2
Hasil Pengamatan - Setelah (aq) +
ditambahkan H2 (g)
dengan
logam Na,
logam
langsung
bereaksi
yaitu larut
Tabung 3 dan ada
gelembung
- Larutan
menjadi
panas
- Setelah
ditambah 1
tetes
indikator pp
larutan
menjadi
berwarna
ungu (++)
Tabung 3
- Setelah
ditambahkan
dengan
logam Na,
logam
Tabung 4 langsung
bereaksi
yaitu larut
dan ada
gelembung
namun
membutuhka
n waktu yang
lama
- Larutan
menjadi
hangat
- Setelah
ditambah 1
tetes
indikator pp
larutan
menjadi
berwarna
ungu (+)
Tabung 4
- Setelah
ditambahkan
dengan
logam Na,
logam
langsung
bereaksi
yaitu larut
dan ada
gelembung
- Larutan
menjadi
panas
- Setelah
ditambah 1
tetes
indikator pp
larutan
menjadi
berwarna
merah
Tert-butil alkohol
C(CH3)3OH(aq) +
HCl (aq) H2O
ZnCl
C(CH3)3Cl(aq) +
H2O(l)
5.
Reaksi Fenol dengan Brom Fenol tidak Fenol + air Brom bereaksi dengan fenol
1 ml Fenol berwarna. brom = OH ditandai dengan perubahan
Air brom hablur putih, warna menjadi kuning muda
Dimasukkan tabung reaksi berwarna berwarna +
Dilarutkan dengan air brom kuning kuning 3Br2
sangat pudar
Diguncang Br
Berwarna Kuning
Br Br
OH
+ 3HBr
6. Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida Fenol tidak Fenol + Fenol Dalam percobaan ini fenol
berwarna FeCl3 bereaksi dengan FeCl3
Propanol berwarna OH O- membentuk ion kompleks
Tabung I Tabung I Tabung I berwarna ungu dan merubah warna kuning
6 + FeCl3(aq)→ (Fe( )6)3- + 6 H+ + 3Cl-
1-2 tetes 1-2 tetes 1-2 tetes kuning (+) Propanol + menjadi ungu. (Fenol,
fenol propanol resorsinol
Resorsinol FeCl3 resorsinol)
berwarna berwarna OH O-
OH O-
OH O-
CH3CH(OH)CH3 +
FeCl3 + H
I. Analisis dan Pembahasan
1. Kelarutan
Percobaan pertama yakni uji kelarutan alkohol dan fenol. Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui salah satu sifat fisika dari
alkohol dan fenol yakni kelarutan. H2O dan alkohol mengandung gugus –
OH sehingga keduanya dapat membentuk ikatan hidrogen. Alkohol dapat
larut dalam air karena membentuk ikatan hidrogen dengan air. Selain itu,
antar molekul alkohol sendiri juga membentuk ikatan hidrogen. Pada
alkohol, besarnya kelarutan dipengaruhi oleh faktor seperti jumlah karbon
yang berikatan dengan gugus alkohol. Semakin panjang gugus alkil maka
semakin rendah kelarutannya sehingga alkohol kurang larut dalam air.
Kelarutan alkohol dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya
rantai alkil. Alkohol dengan jumlah atom karbon sedikit akan menjadikan
alkohol mudah larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Sedangkan pada alkohol
yang memiliki jumlah atom karbon yang diikat oleh gugus hoidroksi
terbanyak akan menjadikan alkohol sukar larut dalam air. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu
pembentukann ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Pada
umumnya alkohol yang mempunyai mempunyai jumlah atom C 1-3 akan
larut sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air,
dan jumlah atom C >6 umumnya akan tidak larut dalam air. Pada fenol,
merupakan gugus non polar yang terikat pada cincin aromatik, kelarutan
fenol dalam air akan berkurang sehingga senyawa seperti fenol dianggap
menjadi alasan mengapa g ugus non polar disebut gugus hidrofob.
Pengujian pada percobaan ini dilakukan pada senyawa etanol, n-
butil alkohol, ter-butil alkohol, sikloheksanol, etilen glikol, dan fenol.
Langkah pertama yang dilakukan yakni memasukkan 0,5 ml bahan yang
diuji pada masing-masing tabung reaksi.
Pada tabung pertama dimasukkan 0,5 mL larutan etanol yang tidak
berwarna. Kemudian ditambahkan 2 mL air, lalu dikocok dan diamati.
Maka menghasilkan larutan tidak berwarna yang homogen, hal ini
menunjukkan bahwa etanol mudah larut secara sempurna dalam air karena
tidak terdapat hablur. Etanol merupakan senyawa polar dan termasuk
kedalam kelompok senyawa alkohol alifatik yang memiliki dua rantai
hidrokarbon yang pendek karena sifat hidrofilik (menyukai air) pada
gugus hidroksil yang dimilikinya lebih dominan daripada sifat hidrofobnya
(menolak molekul-molekul air), maka dari itu etanol sangat cepat larut
dalam air yang juga bersifat polar [ CITATION Fes86 \p 261 \l 1057 ]. Etanol
mudah larut dalam air karena hanya memiliki 2 atom C. Sebagian kecil
alkohol larut dalam air, dan pada umumnya alkohol yang mempunyai
jumlah atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air. Reaksinya :
CH3CH2OH (aq) +H2O (l) → CH3CH2OH (aq)
Pada tabung kedua dimasukkan 0,5 mL larutan n-butil alkohol
yang tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2 mL air, lalu dikocok dan
diamati. Maka menghasilkan larutan tidak berwarna. n-butil alkohol
sedikit larut dalam air, karena terbukti dengan terdapat sedikit hablur
setelah dikocok. n-butil alkohol termasuk kedalam senyawa alkohol
alifatik yang memiliki 4 buah rantai hidrokarbon yang bersifat hidrofob
(menolak molekul-molekul air) karena sifat hidrofilik (menyukai air) pada
gugus hidroksil yang dimilikinya lebih dominan daripada sifat hidrofobnya
(menolak molekul-molekul air), maka dari itu n-butil alkohol masih dapat
larut dalam air namun harga kelarutannya sangat terbatas [ CITATION
Fes86 \p 261 \l 1057 ] . n-butil alkohol merupakan senyawa alkohol dengan
4 atom C. Secara teori alkohol dengan jumlah atom C 4 -5 akan sedikit
larut dalam air. Reaksinya :
H3C C OH H3C C OH
+ H2O (l) → + H2O (l)
CH3 (aq) CH3 (aq)
Sedangkan pada tabung keempat dimasukkan 0,5 mL larutan
sikloheksanol yang tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2 mL air, lalu
dikocok dan diamati. sikloheksanol sukar larut dalam air, karena terdapat
dua lapisan serta terdapat hablur setelah dikocok. Sikloheksanol termasuk
kedalam senyawa alkohol alisiklik yang memiliki 6 buah rantai hidrokarbon
berbentuk siklik yang bersifat hidrofob (menolak molekul-molekul air).
Sifat hidrofob (non polar) pada gugus hidroksil lebih dominan daripada sifat
hidrofiliknya (polar) sehingga menyebabkan sikloheksanol lebih bersifat
non-polar yang sukar larut dalam air (bersifat polar), meskipun
sikloheksanol meliliki gugus OH yang memungkinkan untuk membentuk
ikatan hidrogen dengan air namun tetap saja sikloheksanol sukar larut dalam
air . Sikloheksanon merupakan senyawa alkohol rantai siklik sehingga ini
akan mengurangi kelarutan pada alkohol (rantai karbon terbuka lebih larut
dibandingkan rantai tertutup dengan jumlah atom karbon dan gugus
hidroksil yang sama). Reaksinya :
OH OH
(aq) (aq)
Dan pada tabung kelima, dimasukkan 0,5 mL larutan etilen glikol
yang tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2 mL air, lalu dikocok dan
diamati. etilen glikol mudah larut secara sempurna kalam air karena tidak
terdapat hablur. Etilen glikol termasuk kedalam senyawa alkohol alifatik
yang memiliki dua rantai hidrokarbon yang pendek dan juga mengikat
dua gugus hidroksi (-OH) yang terikat pada rantai utama. Sifat hidrofilik
(menyukai air) pada gugus hidroksil yang dimilikinya lebih dominan
daripada sifat hidrofobnya (menolak molekul-molekul air) maka dari itu
etilen glikol sangat cepat larut dalam air [ CITATION Fes86 \p 261 \l 1057 ] .
Bertambah banyaknya gugus OH dapat menaikkan hidrofilisitas dan
kelarutan (Fessenden & Fessenden, 1986, hal 262). Apabila dibandingkan
dengan etanol yang memiliki jumlah hidrokarbon sama (hanya memiliki
satu gugus OH), maka kelarutan etilen glikol yang memiliki 2 gugus OH
lebih besar karena lebih mudah membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Sebagian kecil alkohol larut dalam air, dan pada umumnya alkohol yang
mempunyai jumlah atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air. Reaksinya :
HOCH2CH2OH (aq) + H2O (l) → HOCH2CH2OH (aq) + H2O (l)
(aq)
+ H2O (l) →
-H+
↛
(aq) + NaOH (aq)
- Tabung III: fenol dengan NaOH
- Tabung 1= etanol + Na + pp
2CH3CH2OH (aq) + 2 Na (s) 2 CH3CH2O- Na+ (aq) + H2↑
- Tabung 2= propanol + Na + pp
2CH3CH2CHOH (aq) + 2 Na (s) → 2 CH3CH2CHO-Na+ (aq) + H2↑
- Tabung 3= 2-propanol + Na + pp
2CH3CHOHCH3 (aq) + 2 Na (s) → 2 CH3CHONaCH3 (aq) + H2↑
- Tabung 4=
OH
ONa
CH3 CH3
4. Pengujian Lucas
Percobaan keempat adalah pengujian dengan reagen Lucas. Tujuan
percobaan ini adalah untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan
tersier. Dalam percobaan ini digunakan asam halida berupa HCl yang
kurang reaktif, sehingga HCl tersebut dapat bereaksi cepat dengan semua
jenis alkohol maka perlu ditambahkan suatu katalis berupa ZnCl 2 anhidrous.
Urutan alkohol dari yang paling tidak reaktif menuju ke yang paling reaktif
adalah metil, primer, sekunder, tersier, benzilik, alilik [ CITATION Fes86 \p
271 \l 1057 ].
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapakan 4 buah tabung
reaksi. Pada tabung reaksi pertama ditambahkan 5 tetes larutan 1-butanol
(tidak berwarna) kemudian ditambahkan 2 ml reagen lucas (larutan tidak
berwarna) sehingga larutan tetap tidak berwarna. Dibutuhkan waktu
2,05menit agar larutan memisah. Lamanya proses pemisahan larutan
menandakan bahwa alkohol yang direaksikan dengan HCl tersebut termasuk
kedalam golongan alkohol primer yang memiliki reaktivitas rendah. Untuk
mereaksikan alkohol primer dengan asam hidrogen halida perlu dilakukan
penambahan katalis dan juga kalor untuk memutuskan ikatan-ikatan antara
C-O, sehingga C dapat membentuk ikatan baru dengan ion halida dari asam
hidrogen halida. Berikut ini adalah persamaan reaksi yang terjadi :
ZnCl2
CH3CH(OH)CH2CH3 (aq) + HCl (aq) → CH3CH2CH2 CH2Cl (aq) +
kalor
H2O(l)
Pada tabung reaksi keduaa ditambahkan 5 tetes larutan 2-butanol
(tidak berwarna) kemudian ditambahkan 2 ml reagen lucas (larutan tidak
berwarna) sehingga larutan tetap tidak berwarna dam terbentuk 2 lapisan.
Dibutuhkan waktu 10 detik agar larutan memisah. Berdasarkan lamanya
waktu pemisahan larutan, maka dapat diidentifikasi bahwa larutan 2-butanol
termasuk kedalam golongan alkohol sekunder yang memiliki reaktivitas
lebih tinggi daripada alkohol primer. Berikut ini adalah persamaan reaksi
yang terjadi:
H2O (l)
Pada tabung reaksi ketiga ditambahkan 5 tetes larutan
sikloheksanol (tidak berwarna) kemudian ditambahkan 2 ml reagen lucas
(larutan tidak berwarna) sehingga larutan tetap tidak berwarna.
Dibutuhkan waktu 6 detik agar larutan menjadi memisah dan terdapat
gelembung. Lamanya waktu yang diperlukan untuk larutan menjadi keruh
menandakan bahwa alkohol yang direaksikan dengan HCl sedikit kurang
reaktif yaitu alkohol sekunder. Meskipun larutan 2-butanol dan
sikloheksanol sama-sama merupakan golongan alkohol sekunder namun
waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya larutan yang keruh lebih lama
bagi alkohol yang berbentuk siklo atau rantai tertutup karena jumlah
hidrokarbonnya banyak dan berbentuk siklo. Dengan keadaan seperti itu
membuat elektron akan lebih terdorong pada ikatan C dan O sehingga
gugus OH lebih sulit untuk melepaskan diri dari sikloheksanol dan
membuat ZnCl2 bekerja lebih keras untuk dapat membentuk kompleks
dengan atom O serta melepaskan atom O dari sikloheksanol sehingga
proses substitusi Cl dalam gugus sikloheksanol berjalan lambat.
Persamaan reaksinya adalah :
OH Cl
ZnCl2
→
(aq) + HCl (aq) (aq) + H2O (l)
Br
OH OH
Cl-
OH
3-
OH
Fe OH 6
OH (aq) + FeCl3 (aq) → (aq) + 6H+ + 3Cl-
K. Daftar Pustaka
Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden.1986.Kimia Organik Edisi
Ketiga.Jakarta:Erlangga.
L. Lampiran
a. Jawaban Prtanyaan
1. Manakah dari 1-pentanol dan 1-heptanol yang lebih sukar larut dalam
air? Jelaskan!
2. Buatlah pertanyaan penelitian dari praktikum di atas
a) Bagaimana kelarutan alohol di dalam air?
b) Bagaimanakah pengaruh panjang rantai gugus hidroksi
(-OH) terhadap kelarutan di dalam air?
c) Bagaimanakah reaksi antara etanol dengan logam Na?
d) Bagaimana reaksi antara reagen lucas dengan berbagai macam
alcohol baik primer, sekunder dan tersier?
OH ONa
H2O
NaOH
10. Tulislah persamaan reaksi antara fenol dan air brom! Sebutkan jenis
reaksi yang terjadi!
OH
OH
OH
Br
OH
OH
Br Br (aq)
b. Dokumentasi
Gambar Keterangan
Alat
1. Tabung reaksi
2. Spatula kaca
3. Rak tabung reaksi
4. Gelas ukur 10 ml
5. Gelas kimia 250 ml
Kelarutan
Bahan dalam uji kelarutan:
1. Etanol
2. n-Butil Alkohol
3. Tert-Butil Alkohol
4. Sikloheksanol
5. Etilen glikol
6. Fenol
Bahan masing- masing
dimasukan dalam tabung
reaksi dan direaksikan dengan
aquades
Campuran etanol,propanol,2-
propanol dan resorsinol
dengan logam Na dan
ditambah dengan indikator PP.
Etanol bewarna soft pink
Propanol bewarna ungu
2-propanol bewarna ungu
Resorsinol bewarna merah
No
Gambar Keterangan
.
Pengujian lucas
1. 1-Butanol tidak berwarna
Tert butil alkohol tidak
2. berwarna
Sikloheksanol tidak berwarna
3.
1.
Air brom berwarna kunig
2.
3.