PERCOBAAN II
ALKOHOL DAN FENOL
PENDAHULUAN
pembuatan eter dan etil ester. Etanol juga dapat digunakan sebagai
NaHCO3, Na2CO3 dan FeCl3 untuk mengetahui sifat kimia lain dari
TINJAUAN PUSTAKA
(Hoffman, 2004).
ditetapkan oleh IUPAC. Demikian juga o-, m-, dan p-cresol yang
2000).
OH OH OH
CH3
OH Cl
OH
OH
OH
O OH
OH O
CH3
H3C
OH
asam p-hidroksibenzoat 2-hidroksi-4-metilasetofenon
dengan sudut C-O-H pada metanol yaitu 108,5 o. Ikatan antara atom
asam dari pada metanol. Jarak antara atom C dan O pada fenol
Fenol Metanol
aton C dan O lebih pendek karena sifat ikatan rangkap parsial dari
2000).
H H H
OH O+ O+ O+
H H H H H H H H
H H H H H H H H
H H H H
Struktur Lewis
yang stabil dari Resonansi dipolar fenol
fenol
disosiasi terjadi mirip seperti pada air. Basa konjugat suatu alkohol
ialah ion alkoksida (contohnya ion metoksida dari metanol, dan ion
Tabel 2.1 pKa beberapa alkohol dan fenol dalam larutan berair.
OH
Fenol 10,0
O
N OH
p-nitrofenol 7,2
O
O
N O
O
N CH3
Asam pikrat 0,25
O
N O
O
fenolat adalah cincin benzena yang memiliki satu atau lebih gugus
O OH
+
O
OH
METODE PERCOBAAN
heksana
NaHCO3.
pada larutan.
BAB IV
Kelaruta Keterangan
Alkohol Kelaruta
n dalam
dan n dalam Air n-heksana
n- Bereak Kepolara Bereak Kepolara
Fenol Air
heksana si n si n
Metano
1 fasa 2 fasa + Polar - Polar
l
1-
Semi Semi
propan 1 fasa 1 fasa + +
polar polar
ol
2-
Semi Semi
propan 1 fasa 1 fasa + +
polar polar
ol
Amyl Semi Non
2 fasa 1 fasa - +
alkohol polar polar
1- Nonpola Nonpola
2 fasa 1 fasa - +
butanol r r
2- Nonpola Nonpola
2 fasa 1 fasa - +
butanol r r
2-
metil-
2- 1 fasa 1 fasa + Polar + Polar
propan
ol
4.1.2 Reaksi
H H
H3C OH + O H3C O + H O
H H
H H
OH + O O + H O
H H
H H
OH + O O + H O
H H
OH H O H
+ O + H O
H H
H H
OH + O O + H O
H H
H
OH + O
H
OH H
+ O
H
OH H O H
+ O + H O
H H
OH
+ O
4.1.3 Pembahasan
Senyawa alkohol dan fenol memiliki banyak kemiripan sifat.
percobaan ini, alkohol dan fenol diuji kelarutan dan kepolarannya dengan
menggunakan air dan n-heksana. Molekul air memiliki bentuk asimetris sehingga
molekulnya bersifat nonpolar. Jika suatu zat uji larut dalam air tetapi tidak larut pada
n-heksana maka zat itu bersifat polar. Jika suatu zat uji tidak larut dalam air tetapi
larut dalam n-heksana maka zat itu bersifat nonpolar, dan jika suatu zat larut dalam
metil-2-propanol dan fenol memiliki sifat polar. Senyawa 1-propanol dan 2-propanol
larut dalam air karena dalam air menjadi ion alkoksida dan juga memiliki polaritas
yang hampir sama dengan air. Gugus alkil sebenarnya gugus nonpolar tetapi karena
ada gugus hidroksil membuatnya menjadi bersifat polar. Semakin panjang gugus
alkilnya maka akan semakin bertambah sifat nonpolarnya. Berbeda dengan senyawa
fenol, berdasarkan praktikum senyawa fenol tidak mudah larut dalam air dan n-
heksana tetapi secara teori sebenarnya fenol larut dalam air karena molekulnya
merupakan senyawa polar. Jika fenol terlarut dalam air maka akan terbentuk ion
fenoksida dan ion hidronium. Jadi, kesimpulannya fenol seharusnya terlarut dalam
air tetapi dalam percobaan tidak terlarut, kemungkinan air yang ditambahkan terlalu
banyak sehingga fenol tidak bereaksi. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air,
dimana kelarutan fenol dalam air sebanyak 8.3 g/100 mL (pada suhu 20 C).
Senyawa alkohol dengan jumlah karbon 1-5 merupakan senyawa polar yang dapat
larut dalam air. Kemungkinan ini terjadi karena kesalahan manusia dalam melarutkan
alkohol dan air dan n-heksana. Senyawa 1-propanol dan 2-propanol sebenarnya dapat
terionisasi dalam air sehingga dapat bersifat polar sedangkan senyawa amyl alkohol
merupakan senyawa semi polar dapat larut dalam air dan n-heksana. kelarutan amil
alkohol adalah 27 g/L (pada suhu 20 C). Hal ini dikarenakan amil alkohol (n-
berubah akibat pengaruh ketidakpolaran yang dimiliki gugus alkil, sehingga gugus
hidroksil (-OH) dan gugus alkil (R) pada zat tersebut mengambil bagian yang hampir
dalam air namun larut dalam n-heksana, yang berarti kedua zat ini bersifat nonpolar.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa senyawa alkohol yang
berantai pendek atau memiliki atom C 1-5 akan mempunyai sifat menyerupai air
yang berarti dapat larut dalam beberapa pelarut polar seperti air. 1-butanol dan 2-
bersifat nonpolar, namun dalam percobaaan ini kedua senyawa tersebut tidak larut
dalam air, hal ini mungkin dikarenakan perbandingan air dan alkohol yang tidak
sesuai dimana kelarutan 1-butanol dalam air adalah 79 g/L (pada suhu 20 C) dan
kelarutan 2-butanol dalam air adalah 290 g/L (pada suhu 20 C). Jadi sebenarnya
senyawa tersebut larut namun hanya sedikit dan akan terlihat menjadi 2 fasa karena
pereaksi Lucas
Pereaksi Keterangan
Alkohol/ Fenol
Lukas Fasa Warna
Sedang
2-metil-2- Kecepatan
1 Tidak berwarna
propanol Reaksi Cepat
Atas: Oranye
Atas: fenol
Fenol - Bawah: tidak
Bawah: pereaksi lukas
berwarna
4.2.2 Reaksi
H
ZnCl2
+ H Cl + O
OH Cl
H
OH Cl
H
ZnCl2
+ H Cl + O
H
OH Cl
H
ZnCl2
+ H Cl + O
OH
ZnCl2
+ H Cl
4.2.3 Pembahasan
dan alkohol tersier dan fenol sebagai pembanding dengan pereaksi Lucas ( campuran
HCl dan ZnCl2 ). Reaksi antara alkohol fenol dengan pereaksi lucas ditandai dengan
cepat lambatnya kedua larutan bereaksi dan menjadi keruh saat bercampur. Menurut
hasil percobaan 1-butanol bereaksi lambat dengan pereaksi Lucas, 2-butanol bereaksi
sedang dengan pereaksi Lucas dan 2-metil-2-propanol bereaksi sangat cepat dengan
pereaksi lucas, sedangkan fenol tidak bereaksi dengan pereaksi lucas. Hal ini
disebabkan karena karbokation 1o kurang reaktif dibandingkan karbokation 3o. Hal ini
sesuai dengan hukum markovnikovs. Karbon tersier memiliki energi potensial lebih
besar dibandingkan dengan karbon sekunder dan primer. Sehingga karbon tersier
lebih reaktif dibandingkan karbon sekunder dan primer. Sedangkan pada senyawa
fenol saat dimasukkan dalam pereaksi Lukas, tidak menghasilkan reaksi sedikitpun.
Hal ini disebabkan karena gugus hidroksil pada fenol sukar diputuskan akibat adanya
delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan sebelahnya, resonansi terjadi pada
gugus aromatik (aril) yang terkonjugasi sempurna, yaitu yang memiliki ikatan
tunggal dan rangkap dua secara selang-seling. Sehingga fenol hanya mampu
melepaskan atom hidrogen pada gugus hidroksil bukan OH. Hal ini juga yang
4.3.1 Hasil pengamatan reaksi alkohol dan fenol dengan Na2CO3 dan
Na2HCO3
Keterangan
Zat Na2CO3 NaHCO3 Na2CO3 NaHCO3
Warna Sifat Warna Sifat
Tidak
Tidak
Butil Tidak ada Ada berwarna
Asam berwarna Asam
alkohol gelembung gelembung Tidak
tidak berwarna
berwarna
Tidak
Isopropi Tidak
Tidak ada Tidak ada berwarna
l Basa berwarna Basa
gelembung gelembung tidak
alkohol tidak berwarna
berwarna
Banyak Banyak Oranye Oranye
Fenol Asam Asam
gelembung gelembung Krem Krem
Tidak
Tidak
Asam Tidak ada Tidak ada berwarna
Basa berwarna Basa
asetat gelembung gelembung tidak
tidak berwarna
berwarna
4.3.2 Reaksi
1. Reaksi dengan Na2CO3
2 + Na2CO3 2 + H2O+ CO2
OH ONa
OH
+ Na2CO3
OH ONa
O
H 3C + Na2CO3
OH
+ Na2CO3
OH ONa
O
H3C + Na2CO3
OH
4.3.3 Pembahasan
Percobaan berikutnya yaitu reaksi antara alkohol dan fenol dengan Na 2CO3
dan NaHCO3. Menurut hasil percobaan butil alkohol hanya bereaksi terhadap
menghasilkan gelembung gas. Sedangkan secara teori butil alkohol dan fenol dapat
bereaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3 yang ditandai dengan adanya gelembung gas
(CO2). Kemungkinan hal ini disebabkan karena kesalahan pada saat menambahkan
larutan Na2CO3 atau NaHCO3 yang berlebih sehingga butil alkohol tidak dapat
hal ini karbon dioksida. Sebenarnya kedua zat ini dapat bereaksi dengan basa
(Na2CO3 dan NaHCO3) maka kedunya bersifat asam. Butil alkohol merupakan asam
lemah dan jika direaksikan dengan basa maka akan menghasilkan garam alkoksida
dan air. Seperti halnya butil alkohol fenol juga merupakan asam lemah yang lebih
kuat dibanding alkohol dan jika direaksikan dengan basa maka akan menghasilkan
garam fenoksida dan air. Fenol ialah asam yang lebih kuat daripada alkohol terutama
karena ion fenoksidanya distabilkan oleh resonansi. Muatan negatif pada ion
alkoksida terkonsentrasi pada atom oksigen, tetapi muatan negatif pada ion fenoksida
dapat didelokalisasi pada posisi cincin orto dan para melalui resonansi.
direaksikan dengan Na2CO3 dan NaHCO3 tidak menghasilan gelembung gas (CO2)
yang menandakan senyawa ini tidak bereaksi. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
alkohol ditentukan oleh panjangnya rantai karbon yang terikat pada gugus hidroksil.
Semakin panjang rantai karbonnya maka tingkat keasamannya akan semakin rendah,
begitupun sebaliknya semakin pendek rantai karbon maka semakin rendah tingkat
keasaman alkohol tersebut. Hal ini disebabkan karena semakin panjang rantai karbon
pada alkil maka sifat gaya dorong elektronnya semakin besar sehingga ion H+ pada
gugus hidroksil akan sulit terlepas. Jadi berdasarka teori isopropil alkohol memiliki
rantai karbon yang pendek sehingga daya dorong elektron tidak terlalu besar
sehingga ion H+ tidak terikat kuat dengan ion alkoksida sehingga ion H + masih bisa
terlepas. Asam asetat yang merupakan suatu asam lemah namun lebih tinggi
dibanding alkohol dan fenol, seharusnya dapat bereaksi dengan Na 2CO3 dan NaHCO3
membentuk natrium alkoksida, air, dan gelembung gas CO2. Kekeliruan ini mungkin
disebabkan oleh konsentrasi isopropil alkohol dan asam asetat yang digunakan sangat
Keterangan
Zat FeCl3
Warna Fasa
Metanol Tidak bereaksi Kuning 2
4.4.2 Reaksi
H3C OH + FeCl3
+ FeCl3
OH
OH
+ FeCl3
OH OFeCl2
+ FeCl3 + HCl
4.4.3 Pembahasan
fenol, karena FeCl3 mempunyai kemampuan untuk beraksi dengan fenol (alkohol
alifatik) dan tidak beraksi dengan alkohol alifatik. Adanya reaksi ditandai dengan
melihat perubahan warna sesaat setelah dicampurkan. Jika bereaksi larutan akan
dicampurkan dengan FeCl3, larutan menjadi berubah warna menjadi kuning. Hal ini
menunjukkan bahwa etanol, 1butanol dan 2butanol tidak bereaksi dengan FeCl 3.
Hal ini sesuai dengan teori, bahwa alkohol tidak dapat bereaksi dengan FeCl 3. Warna
kekuning-kuningan berasal dari ion Fe+3 pada larutan FeCl3 bukan hasil reaksi.
hitam kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwa telah terbentuk senyawa kompleks
dari Fe3+ dengan fenol. Fenol merupakan senyawa yang mengandung gugus hidroksil
yang terikat pada karbon tak jenuh, sehingga dapat bereaksi dengan FeCl 3
berwarna hitam kecoklatan. Kemungkinan hal ini karena pereaksi yang ditambahkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Alkohol dan fenol memiliki beberapa sifat fisik dan kimia diantaranya fenol
bersifat polar sementara pada alkohol semakin panjang gugus alkil alkohol
semakin rendah kepolarannya, fenol dan alkohol rantai pendek dapat larut dalam
air, fenol dapat bereaksi dengan FeCl3 sedangkan alkohol tidak bereaksi. Alkohol
pereaksi Lucas. Dimana kecepatan reaksi pada alkohol primer, sekunder, dan
tersier dengan pereaksi lukas adalah tersier > sekunder > primer.
5.2 Saran
Sebaiknya percobaan yang dilakukan lebih banyak agar praktikan dapat lebih
Sebaiknya kondisi kelayakan alat dan bahan untuk praktikum seperti wastafel
yang tersumbat dan bocor dan pipet tetes yang pecah dan karetnya rusak
diperhatikan dan ditangani agar percobaan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Carey, F.A., 2000, Organic Chemistry Fourth Edition, United States
of Amerika : The McGraw-Hill Companies.
Hart, H., 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesebelas (
Terjemahan Suminar Achmadi ), Jakarta : Erlangga.
Khoddami, A., Meredith A.W. and Thomas H.R., 2013, Techniques for
Analysis of Plant Phenolic Compounds. Sydney : University of
Sydney.
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 30 Maret 2015
Asisten Praktikan
LAMPIRAN
Prosedur Kerja
Hasil
Hasil
Reaksi Esterifikasi Asam Karboksilat dan Alkohol
1 ml Etanol
( C2H5OH )
- Dituangkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 1ml Asam Asetat Glasil dan 1 ml
H2SO4 pekat.
- Dipanaskan di atas pemanas air kurang lebih 5
menit
- Didinginkan kemudian dituangkan kedalam
gelas piala berisi air dingin kurang lebih 50 ml
- Diaduk hingga larutan tercampur homogen
- Dihirup bau yang dihasilkan dari reaksi
esterifikasi
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
Hasil
1 ml Amyl
Alkohol
- Dituangkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 1ml Asam Asetat Glasil dan 1 ml
H2SO4 pekat.
- Dipanaskan di atas pemanas air kurang lebih 5
menit
- Didinginkan kemudian dituangkan kedalam
gelas piala berisi air dingin kurang lebih 50 ml
- Diaduk hingga larutan tercampur homogen
- Dihirup bau yang dihasilkan dari reaksi
esterifikasi
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
Hasil