A. Judul Percobaan:
Alkohol dan Fenol
B. Hari/tanggal Percobaan:
Senin, 04 Maret 2019, 07.30 WIB
C. Hari/tanggal Selesai Percobaan:
Senin, 04 Maret 2019, 12.00 WIB
D. Tujuan Percobaan:
1. Membedakan sifat-sifat antara alkohol dan fenol
2. Mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang dapat digunakan untuk
membedakan antara senyawa alkohol dan fenol
E. Dasar Teori
1. Alkohol dan Fenol
Suatu atom atau kumpulan dari atom-atom yang terikat bersama
dengan cara tertentu sebagai bagian suatu molekul yang kemudian
mempengaruhi karakteristik sifat fisika dan kimia molekul yang secara
keseluruhan disebut dengan istilah gugus fungsi. Alkohol dan fenol
merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsi yang sama, yaitu gugus
hidroksil (-OH). Perbedaanya pada alkohol gugus hidroksil terikat pada
atom karbon jenis alkohol alifatik, sedangkan pada fenol gugus hidroksil
terikat pada karbon yang menjadi bagian langsung dari cintin aromatik
(Anwar dkk, 1994).
Dalam ilmu kimia alkohol dapat dipandang sebagai turunan alkana,
dimana satu atom H dari alkana diganti dengan gugus hidroksil (-OH)
sehingga nama alkohol diambil dari nama alkana dimana akhiran “a”
diganti dengan akhiran “ol”, sedangkan letak gugus OH terikat dinyatakan
dengan angka atau diambil nama dari alkil + alkohol (Chang, 2004).
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil
yang terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum
R-OH, dimana R merupakan alkil, alkil tersubstitusi atau hidrokarbon
siklik. Alkohol tidak termasuk fenol (gugus hidroksil berikatan dengan
cincin aromatik). Alkohol dapat dianggap sebagai turunan dari air (H-O-
1
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
R R COH
R CH2OH R CHOH R
alkohol primer alkohol sekunder alkohol tersier
Gambar 1. Jenis alkohol berdasarkan kedudukan gugus OH
2
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
3
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
4
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
5
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
6
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
c. Alkohol tidak bereaksi dengan basa (karena sifat asam yang sangat
lemah), sedangkan fenol bereaksi dengan basa membentuk garam
natrium fenolat.
d. Alkohol bereaksi dengan Na, sedangkan fenol tidak bereaksi.
e. Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat, sedangkan fenol tidak.
f. Alkohol bereaksi dengan RCOOH dan bereaksi dengan asil halida
(RCOX) membentuk ester, sedangkan fenol tidak bereaksi dengan
RCOOH namun bereaksi dengan asil halida membentuk ester (Kelly,
2009).
5. Pengujian Senyawa Alkohol dan Fenol
a. Kelarutan
Kelarutan alkohol dalam air dipengaruhi oleh besarnya
kepolaran dan ikatan hidrogen. Pada kelarutan, digunakan prinsip like
dissolves like yang berarti pelarut polar melarutkan zat terlarut polar
dan pelarut nonpolar melarutkan zat terlarut nonpolar. Akan tetapi
prinsip tersebut tidak berlaku untuk semua kasus. Semua alkohol
adalah polar tetapi tidak semua alkohol dapat larut dalam air (Rasyid,
1989).
Alkohol dengan massa molekul rendah larut dalam air.
Kelarutan dalam air ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antara
alkohol dan air. Dengan bertambahnya massa molekul relatif maka
gaya-gaya Van Der Waals antara bagian-bagian hidrokarbon dari
alkohol menjadi lebih efektif menarik molekul-molekul alkohol satu
sama lain. oleh karena itu, semakin panjang rantai karbon akan
semakin kecil kelarutannya dalam air (Carey, 2000).
Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah
menguap (volatil) tergantung pada panjang rantai karbon utamanya
(semakin pendek rantai C maka akan semakin volatil). Kelarutan
alkohol dalam air semakin rendah seiring dengan bertambah
panjangnya rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena alkohol
memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil R yang bersifat
nonpolar, sehingga semakin panjang gugus alkil makin berkurang
7
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
8
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
9
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
10
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
11
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
kompleks terbentuk apabila ada ion pusat Fe3+ dan ligannya adalah
fenol (Anwar dkk, 1994).
Larutan FeCl3 dapat bereaksi dengan berabagai macam
senyawa dan menghasilkan warna yang berbeda tergantung pada
substituen yang terikat pada fenol. Selain itu, dikarenakan perbedaan
penggantian jumlah gugus atom yang terjadi di dalam senyawa dan
adanya perbedaan kalorimetri, sedangkan pada alkohol-alkohol biasa
tidak dapat bereaksi dengan FeCl3 (Hart dkk, 2003).
F. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Gelas kimia 100 mL iwaki 100 mL 1 buah
2. Gelas ukur 10 mL herma 1 buah
3. Gelas ukur 25 mL herma 1 buah
4. Tabung reaksi iwaki 9 buah
5. Tabung reaksi iwaki pyrex 2 buah
6. Tabung reaksi tidak bermerk 11 buah
7. Rak tabung reaksi 1 buah
8. Pipet tetes 10 buah
9. Stopwatch 1 buah
b. Bahan
1. Aquades 12 mL
2. Etanol 2,5 mL
3. n-butil alkohol 1 mL
4. Tersier butil alkohol 0,5 mL + 5 tetes
5. Sikloheksanol 1 mL + 5 tetes
6. Etilen glikol 0,5 mL
7. Fenol 3 mL
8. Larutan NaOH 10% 20 mL
9. Naftol
10. Logam Na
11. Indikator fenolftalein
12. 1-propanol 2 mL
12
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
13. 2-propanol 3 mL
14. Resorsinol 3 mL
15. Reagen lucas 4 mL
16. 1-butanol 5 tetes
17. 2-butanol 5 tetes
18. Air Brom 1,5 mL
19. Larutan FeCl3 6 tetes
20.
13
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
G. Alur
1. Kelarutan
a) Tabung 1
0,5 mL etanol
b) Tabung 2
c) Tabung 3
0,5 mL tersier butil alkohol
d) Tabung 4
0,5 mL
sikloheksanol
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 2 mL air
Dikocok
Diamati dan dicatat hasilnya
Hasil pengamatan
14
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
e) Tabung 5
f) Tabung 6
0,5 mL fenol
b) Tabung 2
0,5 mL sikloheksanol
15
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
c) Tabung 3
0,5 mL fenol
d) Tabung 4
0,5 mL naftol
Hasil pengamatan
b) Tabung 2
2 mL 1-propanol
Hasil pengamatan
16
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
c) Tabung 3
2 mL 2-propanol
Hasil pengamatan
d) Tabung 4
2 mL resorsinol
Hasil pengamatan
4. Pengujian Lucas
a) Tabung 1
5 tetes 1-butanol
b) Tabung 2
5 tetes 2-butanol
17
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
c) Tabung 3
5 tetes
sikloheksanol
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 1 mL reagen lucas
Dikocok
Diamati dan dicatat waktu yang dibutuhkan larutan
untuk menjadi keruh dan memisah
Hasil pengamatan
d) Tabung 4
1 mL fenol
Hasil pengamatan
6. Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
a) Tabung 1
1 mL fenol
Hasil pengamatan
18
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
b) Tabung 2
1 mL resorsinol
Hasil pengamatan
c) Tabung 3
1 mL 2-propanol
Hasil pengamatan
19
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
H. Hasil Pengamatan
No. Hasil Pengamatan
Perc Prosedur Percobaan Sebelum Sesudah Dugaan/ Reaksi Kesimpulan
.
1. Kelarutan Etanol Etanol + Tabung 1: etanol 70% larut Etanol, n-butil
a) Tabung 1 larutan aquades: dalam air alkohol, tersier
0,5 mL n-butil alkohol alkohol alkohol + sedikit larut dalam air karena alisiklik
larutan aquades: aromatik
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 2 mL air tidak larutan Tingkat kelarutan
Dikocok berwarna tidak etilen glikol >
Diamati dan dicatat hasilnya
Aquades berwarna etanol > tersier
Hasil pengamatan
tidak dan zat butil alkohol > n-
berwarna tidak butil alkohol >
20
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
tidak larutan
berwarna tidak
Aquades berwarna,
tidak berbau
berwarna menyengat
dan
terdapat
dua
lapisan/
larutan
tidak
bercampur
tidak ONa
berwarna
dan larutan (aq) → (aq)
larut + H2O(l)
OH
d) Tabung 4 Naftol
serbuk Naftol +
berwarna NaOH
coklat tua 10%: (s) +
larutan NaOH(aq) →
berwarna
kuning
ONa
pudar
(aq) +
H2O(l)
3. Reaksi dengan Natrium Logam Na: Etanol + Tabung 1: Etanol, 1-
a) Tabung 1 padatan Na: Na 2 CH3CH2OH(aq) + 2 Na(s) propanol, 2-
2-propanol:
larutan 2-propanol Tabung 3:
c) Tabung 3 tidak + Na: Na 2 (CH3)2CHOH(aq) + 2Na(s)
berwarna larut → 2 (CH3)2CHONa(aq) +
menjadi H2(g)
larutan 2 (CH3)2CHONa(aq) + pp →
tidak larutan berwarna ungu
27
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
berwarna
2-propanol
+ Na + pp:
larutan
berwarna
ungu (+++)
Resorsinol:
Resorsinol
larutan Tabung 4:
+ Na: Na
d) Tabung 4 berwarna OH
larut
jingga
menjadi
larutan
berwarna 2 OH
(aq) +
jingga dan 2Na(s) →
28
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
mengeluar- OH
kan sedikit
asap
Resorsinol
ONa
+ Na + pp: 2 (aq)
larutan +H2(g)
OH
berwarna
jingga
kemerahan
(++++)
ONa
(aq) + pp
→ larutan berwarna ungu
waktu yang
diperlukan
untuk
menjadi
keruh: 7
menit
Siklohek- Reagen
c) Tabung 3 sanol: lucas + Tabung 3:
larutan sikloheksa- OH
dua
lapisan,
waktu yang
31
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
diperlukan Cl
untuk
menjadi
keruh: 5 (aq) +
menit H2O(l)
Tersier
butil Reagen
d) Tabung 4 alkohol: lucas +
larutan tersier butil
tidak alkohol:
berwarna larutan
berwarna Tabung 4:
dan keruh,
waktu yang
32
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
diperlukan
untuk
menjadi
keruh: 3
menit
5. Reaksi Fenol dengan Air Brom Fenol: Fenol + air Terjadi reaksi substitusi Reaksi fenol dengan
33
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
OH
Br Br
→ Br (aq) +
3HBr(aq)
Tidak terjadi reaksi adisi
karena warna kuning dari air
brom tetap ada
6. Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida FeCl3: Fenol + Fenol dan senyawa yang Fenol bereaksi
a) Tabung 1 larutan FeCl3: memiliki gugus hidroksil dengan FeCl3
34
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
3HCl(aq) + 3 H+(aq)
Struktur ion kompleks:
3-
O
O O
Fe
O O
O
Resorsinol dengan
b) Tabung 2 Resorsinol: Resorsinol FeCl3 menghasilkan
larutan + FeCl3: senyawa kompleks
Tabung 2:
berwarna larutan yang berwarna jingga
3 C6H4(OH)2(aq) + FeCl3(aq)
jingga berwarna kecoklatan
→ [Fe(C6H4O2)3]3-(aq) biru +
jingga
3HCl(aq) + 3 H+(aq)
kecoklatan
Struktur ion kompleks:
3-
2-propanol tidak
c) Tabung 3 bereaksi dengan
35
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
Tabung 3:
CH3CHOHCH3(aq) +
FeCl3(aq) →
36
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
37
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
CH3
CH3 C OH
OH
fenol:
OH
sikloheksanol:
Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring dengan
bertambah panjangnya rantai hidrokarbon. Semakin panjang rantai karbon
maka kelarutannya akan semakin kecil, hal ini disebabkan karena alkohol
memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil R yang bersifat
nonpolar, sehingga semakin panjang gugus alkil semakin berkurang
kepolarannya. Pada umumnya alkohol yang mempunyai jumlah atom C 1-
3 akan larut sempurna dalam air, jumlah atom 4-5 akan sedikit larut dalam
air, dan jumlah atom C >6 tidak larut dalam air. Berdasarkan percobaan
pada alkohol jenis alifatik dapat terlarut dengan baik dalam air, dengan
urutan etilen glikol > etanol > tersier butil alkohol > n-butil alkohol dapat
dilihat berdasarkan panjang rantai karbonnya yakni etilen glikol memiliki
2 atom C sebagai rantai terpanjangnya, etanol 2 atom C dan hanya
memiliki satu gugus OH, tersier butil memiliki 3 atom C sebagai rantai
terpanjangnya, dan n-butil alkohol memiliki 4 atom C yang lurus yang
menyebabkan berkurangnya kelarutan alkhol dalam air.
Kelarutan alkohol dalam air juga dipengaruhi oleh besarnya
kepolaran dan ikatan hidrogen. Pada kelarutan, digunakan prinsip like
dissolves like yang berarti pelarut polar melarutkan zat terlarut polar dan
pelarut nonpolar melarutkan zat terlarut nonpolar, akan tetapi prinsip
38
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
tersebut tidak berlaku untuk semua kasus. Semua alkohol adalah polar
tetapi tidak semua alkohol dapat larut dalam air (Rasyid, 1989).
Ukuran gugus alkil bertambah besar, maka kelarutannya dalam air
akan berkurang, hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang
dapat mengganggu pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksi
dengan air. Jika gangguan ini cukup besar, akibatnya molekul-molekul air
akan menolak molekul-molekul alkohol untuk menstabilkan kembali
ikatan hidrogen antar molekul air. Jika gugus nonpolar (seperti gugus
alkil) terikat pada cincin aromatik, kelarutan fenol dalam air akan
berkurang (Kelly, 2009).
Kelarutan alkohol dalam air disebabkan oleh adanya ikatan
hidrogen antara alkohol dan air. Bertambahnya massa molekul relatif
maka gaya-gaya Van der Waals antara bagian-bagian hidrokarbon dari
alkohol menjadi lebih efektif menarik molekul-molekul alkohol satu sama
lain. oleh karena itu, semakin panjang rantai karbon akan semakin kecil
kelarutannya dalam air (Carey, 2000).
2. Reaksi dengan Alkali
Percobaan kedua adalah reaksi dengan alkali, percobaan ini
bertujuan untuk menguji kelarutan pada senyawa alkohol dan fenol dalam
larutan alkali dan menguji adanya gugus hidroksil yang terikat pada cincin
benzena, dalam hal ini larutan yang digunakan adalah larutan basa NaOH.
Percobaan ini dilakukan pada beberapa senyawa, diantaranya n-butil
alkohol (larutan tidak berwarna), sikloheksanol (larutan tidak berwarna),
fenol (larutan tidak berwarna), naftol (serbuk berwarna coklat tua).
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
menyiapkan 4 buah tabung reaksi, kemudian untuk n-butil alkohol,
sikloheksanol, dan fenol masing-masing sebanyak 0,5 mL dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berbeda, sedangkan untuk naftol karena berupa
serbuk maka ditambahkan sedikit dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
keempat. Masing-masing tabung reaksi ditambahkan dengan 5 mL larutan
NaOH 10% (larutan tidak berwarna), setelah itu dikocok dan diamati hasil
39
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
yang terjadi pada setiap tabung reaksi. Reaksi yang terjadi pada masing-
masing tabung:
a. Tabung reaksi 1: n-butil alkohol + NaOH
CH3CH2CH2CH2OH(l) + NaOH →
b. Tabung reaksi 2: sikloheksanol + NaOH
OH
(aq) + NaOH(aq) →
c. Tabung reaksi 3: fenol + NaOH
OH ONa
40
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
Fenol dengan naftol dapat bereaksi dengan larutan NaOH karena kedua
senyawa tersebut mengandung gugus fenol yang sifatnya asam (basa dapat
bereaksi dengan asam) dan merupakan alkohol aromatik. Meskipun bukan
asam kuat, fenol mudah bereaksi dengan alkali/ basa contohnya NaOH
untuk membentuk garam natrium fenoksida, sehingga fenol akan terlarut
dalam larutan basa (sebagai garam fenoksida) (Riswiyanto, 2009).
Fenol bersifat lebih asam jika dibandingkan dengan alkohol alifatik
lainnya, hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH,
dimana fenol dapat melepaskan H+. Alkohol alifatik lain, dalam keadaan
yang sama tidak dapat bereaksi. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan
orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang
mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan
anionnya (Riswiyanto, 2009).
Fenol adalah asam yang jauh lebih kuat daripada alkohol. Ion
fenoksida merupakan basa yang lebih lemah daripada OH, oleh karena itu
fenoksida dapat dibuat dengan mengolah suatu fenol dengan NaOH dalam
air. fenol lebih asam dibandingkan dengan alkohol karena anion yang
dihasilkan distabilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar
(delokalisasi) oleh cincin aromatik. Pada alkohol muatan negatif dalam
suatu ion alkoksida tak dapat didelokalisasikan sehingga energi sebuah ion
alkoksida relatif lebih tinggi terhadap energi alkoholnya yang
menyebabkan alkohol tidak sekuat fenol dalam sifat asamnya (Fessenden
& Fessenden, 1986).
Larutan natrium hidroksida merupakan basa yang cukup kuat untuk
dapat melarutkan hampir semua fenol yang tidak larut dalam air, tetapi
tidak cukup kuat untuk mengubah sejumlah tertentu alkohol menjadi ion
alkoksida (yang akan melarutkan alkohol yang tidak larut dalam air dalam
bentuk anion alkoksida) (Riswiyanto, 2009).
3. Reaksi dengan Natrium
Percobaan ketiga reaksi dengan natrium, yang biasanya digunakan
untuk membedakan alkohol dan eter, dimana alkohol akan bereaksi
dengan natrium sedangkan eter tidak. Percobaan reaksi dengan natrium
41
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
42
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
OH ONa
2 (aq) + 2Na(s) → 2 (aq)
OH
ONa
(aq) + pp → larutan berwarna ungu
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa etanol, 1-
propanol, 2-propanol, dan resorsinol dapat bereaksi dengan logam Na
menghasilkan gas H2 karena senyawa tersebut masuk dalam golongan
alkohol. Urutan kereaktifan alkohol terhadap logam Na yaitu etanol > 1-
propanol > 2-propanol > resorsinol.
Semakin panjang gugus karbon maka larutan akan semakin bersifat
basa. Semakin basa suatu senyawa maka akan semakin pekat warna yang
dihasilkan sesuai dengan trayek pH dari indikator fenolftalein 8,3-10 yakni
ketika suasana asam berupa larutan tidak berwarna dan ketika dalam
suasana basa berwarna ungu. sehingga urutan kebasaan dari yang terbesar
dilihat dari kepekatan warna larutan yang dihasilkan setelah direaksikan
dengan logam Na dan ditambahkan indikator pp adalah resorsinol > 2-
propanol > 1-propanol > etanol.
4. Pengujian Lucas
Percobaan keempat adalah pengujian lucas, percobaan ini
bertujuan untuk mengidentifikasi jenis alkohol (alkohol primer, sekunder
43
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
44
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
terdapat gaya tarik antar unsur C nya. Alkohol primer tidak diubah
menjadi alkil klorida. Reagen melarutkan alkohol, menghilangkan gugus
OH, membentuk karbokation. Kecepatan reaksi ini sebanding dengan
energi yang dibutuhkan untuk membentuk karbokation, sehingga tersier,
benzilik, dan karbokation alilik bereaksi cepat, sementara yang lebih kecil,
subtitusi kurang, alkohol bereaksi lebih lambat. Hal ini disebabkan oleh
karbokation segera bereaksi dengan ion klorida yang mudah larut dalam
kloroalkana (Rasyid, 1989).
Persamaan reaksi yang terjadi pada tabung 1:
CH3(CH2)3OH(aq) + ZnCl3-(aq) + H+(aq) → CH3(CH2)3Cl(aq) + H2O(l)
Tabung kedua (2-butanol) didapatkan larutan berwarna jingga dan
membutuhkan waktu selama 7 menit untuk larutan menjadi keruh dan
memisah. Pada alkohol sekunder, juga membutuhkan katalis ZnCI 2 untuk
bereaksi dengan HCI, karean unsur C pada alkohol sekunder diikat oleh
unsur C lain, sehingga pemutusan gugus –OH akan lebih sulit, terdapat
gaya tarik antar unsur C nya. Alkohol sekunder akan larut menghasilkan
suatu larutan tidak berwarna, dengan syarat gugus R tidak mempunyai
banyak atom karbon di dalam rantai, kemudian akan terbentuk alkil
klorida (larutan keruh). Alkohol sekunder berjalan lambat dan setelah
pemanasan akan terbentuk fasa cair lapisan kedua biasanya setelah 10
menit. Pada alkohol sekunder, seringkali atom klor ini terikat pada atom
karbon yang mengikat gugus hidroksi namun penataan ulang dapat saja
terjadi yang mengakibatkan terikatnya atom klor tidak terjadi pada atom
karbon yang sebelumnya mengikat –OH (Rasyid, 1989). Persamaan reaksi
yang terjadi pada tabung 2:
CH3CH(OH)CH2CH3(aq) + ZnCl3-(aq) + H+(aq) →CH3CH(Cl)CH2CH3(aq)
+ H2O(l)
Tabung ketiga (sikloheksanol) didapatkan larutan yang berwarna
jingga dan membutuhkan waktu 5 menit untuk larutan menjadi keruh dan
membentuk 2 lapisan. sikloheksanol membutuhkan waktu yang lebih cepat
dari 2-butanol saat bereaksi dengan dengan reagen lucas, karena
sikloheksonal (alisiklik) mempunyai kestabilan yang lebih daripada 2-
45
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
46
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
fungsional yang lain, dalam percobaan ini gugus OH pada senyawa yang
diuji (1-butanol, 2-butanol, sikloheksanol, dan tersier butil alkohol)
digantikan oleh gugus halida (Cl).
5. Reaksi Fenol dengan Air Brom
Percobaan kelima adalah reaksi fenol dengan air brom, percobaan
ini bertujuan untuk membuktikan bahwa larutan tersebut merupakan
senyawa fenol atau bukan. Percobaan ini dilakukan dengan senyawa fenol
(larutan tidak berwarna).
Langkah pertama dalam percobaan sebanyak 1 mL fenol
dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1,5 mL air
brom (larutan berwarna kuning), sambil diguncang-guncangkan tabung
reaksi sampai warna kuning pada larutan tidak berubah lagi. Setelah
ditambahkan dengan air brom didapatkan larutan tetap berwarna kuning.
Persamaan reaksi antara fenol dengan air brom:
OH
Br Br
OH
47
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
48
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
atom pusat. Dalam kasus ini, senyawa kompleks terbentuk apabila ada ion
pusat (Fe3+) dan ligannya (fenol) (Anwar dkk, 1994).
Larutan FeCI3 dapat menghasikan senyawa kompleks dengan
warna yang berbeda – beda bergantung pada subtituen yang terikat pada
fenol. Selain itu, dikarenakan perbedaan penggantian jumlah gugus atom
yang terjadi di dalam senyawa dan adanya perbedaan kalorimetri.
Sedangkan pada alkohol-alkohol biasa tidak dapat bereaksi dengan FeCI3
(Hart dkk, 2003). Reaksi pada tabung 1:
6 C6H5OH(aq) + FeCl3(aq) → [Fe(C6H5O)6]3-(aq) ungu + 3HCl(aq) + 3H+
(aq)
3-
O
O O
Fe
O O
O
49
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
O O
O Fe O
O O
50
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
Etanol, n-butil alkohol, tersier butil alkohol dan etilen glikol larut
dalam air karena termasuk jenis alkohol alifatik, sedangkan sikloheksanol
dan fenol sukar larut dalam air karena alisiklik dan aromatik. Urutan
tingkat kelarutan dari yang mudah larut dalam air yaitu: etilen glikol >
etanol > tersier butil alkohol > n-butil alkohol > fenol > sikloheksanol.
Fenol dan sikloheksanol sukar larut dalam air, semakin panjang rantai
karbon pada alkohol, maka kelarutannya semakin kecil dan semakin
banyak cabang, maka kelarutannya semakin besar.
2. Pada Reaksi dengan Alkali
Senyawa yang tidak dapat bereaksi dengan alkali (NaOH) adalah
n-butil alkohol dan sikloheksanol karena termasuk alkohol alifatik dan
alisiklik, sedangkan senyawa yang dapat bereaksi dengan alkali (NaOH)
adalah fenol dan naftol karena termasuk dalam senyawa aromatik yang
memiliki sifat asam.
3. Pada Reaksi dengan Natrium
Etanol, 1-propanol, 2-propanol, dan resorsinol dapat bereaksi
dengan logam Na menghasilkan gas H2. Urutan kereaktifan alkohol
terhadap logam Na yaitu etanol > 1-propanol > 2-propanol > resorsinol.
Berdasarkan urutan kereaktifan, maka urutan kebasaan dari yang terbesar
dilihat dari kepekatan warna larutan yang dihasilkan setelah direaksikan
dengan logam Na dan ditambahkan indikator pp adalah resorsinol > 2-
propanol > 1-propanol > etanol.
4. Pada Pengujian Lucas
Kecepatan reaksi senyawa alkohol jika direaksikan dengan reagen
lucas dari yang paling cepat bereaksi dengan reagen lucas: alkohol tersier
> alkohol sekunder > alkohol primer.
5. Pada Reaksi Fenol dengan Air Brom
Reaksi antara fenol dengan air brom menghasilkan 2,4,6-
tribromofenol dibuktikan dengan warna larutan yang tetap berwarna
kuning, terjadi reaksi substitusi nukleofilik antara fenol dengan air brom.
6. Pada Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
51
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
Pada uji fenol dengan besi (III) klorida, fenol dan resorsinol
bereaksi dengan FeCl3 menghasilkan senyawa kompleks yang memiliki
warna tertentu, sedangakan 2-propanol tidak bereaksi dengan FeCl3
didapatkan larutan berwarna kuning, warna pereaksi larutan FeCl3.
K. Daftar Pustaka
Anwar, Chairil, dkk. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta:
FMIPA UGM.
Carey, F.A. 2000. Organic Chemistry Fourth Edition. Boston: Mc Graw Hill.
Chang. 2004. Intisari Kimia Organik. Tasikmalaya: Hipokrates.
Fessenden, R.J., & Fessenden, J.S. 1986. Kimia Organik Edisi III. Aloysius
Hadyana Pudjaatmaka, Penerjemah. Jakarta: Erlangga.
Hart, H., dkk. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi XI. Jakarta:
Erlangga.
Kelly. 2009. Properties and Constituens of Cow’s Milk. West: Blackwell
Publishing Ltd.
Levenspiel, Octave. 1972. Chemical Reaction Engineering Second Edition.
Kanada: John Wiley and Sons Inc.
Parappung, 1987. Kimia Organik. Bandung: SHA.
Parlan & Wahjudi. 2003. Kimia Organik I. Malang: UM Press.
Pine dkk. 1988. Kimia Organik Jilid I. Bandung: ITB.
Rasyid, M. 1989. Kimia Organik. Makassar: UNM.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara.
Riswiyanto, 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
L. Lampiran
1. Jawaban pertanyaan
1) Buatlah pertanyaan penelitian dari praktikum diatas!
Jawab:
a. Bagaimanakah pengaruh panjang rantai senyawa alkohol terhadap
kelarutannya di dalam air?
b. Bagaimanakah reaksi antara fenol dengan air?
52
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
53
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
54
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
Br Br
OH
55
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
1. Kelarutan
No. Alur Foto Keterangan
1. Etanol, n-butil Etanol, n-butil
alkohol, tersier alkohol, tersier
butil alkohol, butil alkohol,
sikloheksanol, sikloheksanol,
etilen glikol, fenol, etilen glikol,
masing-masing fenol adalah
sebanyak 0,5 mL larutan tidak
dimasukkan ke berwarna
dalam tabung
reaksi
2. Pada maisng- Pada n butil
maisng tabung sedikit larut,
ditambahkan sedangkan
dengan 2 mL air pada
sikloheksanol
dan fenol tidak
larut dalam air
56
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
57
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
58
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
berwarna
jingga
kemerahan
4. Pengujian Lucas
No. Alur Foto Keterangan
1. 1 butanol, 2 1 butanol, 2
butanol, butanol,
sikloheksanol, sikloheksanol,
tersier butil tersier butil
alkohol, maisng- alkohol adalah
maisng 5 tetes larutan yang
dimasukkan ke tidak berwarna
dalam tabung
reaksi
2. Pada masing- Larutan
maisng tabung menjadi
ditambahkan 1 mL memisah
reagen lucas berwarna
jingga dan
keruh
1 buatnol: 30
menit
2 butanol: 7
menit
sikloheksanol:
5 menit
tersier butil
alkohol: 3
menit
5. Reaksi Fenol dengan Air Brom
No. Alur Foto Keterangan
59
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
60
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkohol dan Fenol
61