TERMODINAMIKA
(14114480)
(14114999)
(1D114055)
(15114466)
(15114801)
(15114894)
(1C114379)
A. Pengertian Termodinamika
Termodinamika adalah cabang fisika yang mempelajari hubungan antara kalor dan
usaha mekanik. Dalam pengertian yang lebih luas, termodinamika merupakan kajian tentang
suhu dan kalor serta pengaruh suhu dan kalor terhadap sifat-sifat zat.
Dengan konsep dasar termodinamika ini sejal, sejak permulaan abad XIX, orang sudah
berhasil menemukan mesin-mesin yang dapat membantu mempermudah pekerjaan manusia dan
mempernyaman kehidupannya.
Besaran-besaran makroskopis yang dapat diukur pada sistem mencirikan keadaan sistem.
Besaran makroskopis sistem menunjukkan sifat (properties) sistem. Besaran makroskopis sistem
disebut juga koordinat termodinamika sistem. Koordinat termodinamika sistem cukup
dinyatakan oleh tiga variabel dan baisanya salah salah satunya adalah temperatur. Sifat atau
keadaan sistem ditentukan oleh besaran-besaran seperti ; volume,
tekanan, temperatur, kapasitas kalor, massa jenis, dan lain sebagainya
C. Keadaan Setimbang
Dalam termodinamika dikenal beberapa macam keadaan setimbang, yaitu keadaan
setimbang mekanik, keadaan setimbang termal, dan keadaan setimbang kimiawi.
- Kesetimbangan mekanik, yaitu kesetimbangan yang terjadi apabila tekanan di setiap titik di
dalam sistem mempunyai harga yang konstan.
- Kesetimbangan termal, yaitu kesetimbangan yang terjadi apabila temperatur di setiap titik di
dalam sistem mempunyai harga sama.
- Kesetimbangan kimiawi, yaitu kesetimbangan yang terjadi apabila struktur materi (komposisi)
di dalam sistem tidak berubah.
Apabila ketiga macam kesetimbangan tersebut dipenuhi pada saat bersamaan maka
sistemnya dikatakan berada dalam kesetimbangan termodinamik. Dalam keadaan setimbang
termodinamik, keadaan sistem direpresentasikan dengan besaran-besaran termodinamika.
D. Hukum Termodinamika Ke Nol dan Temperatur
Hukum termodinamika ke nol berbunyi Jika dua buah sistem yang terpisah berada
dalam kesetimbangan termal dengan sistem yang lain (sistem yang ketiga), maka kedua sistem
tersebut juga berada dalam kesetimbangan termal.
F. Sistem hidrostatik
adalah sistem dengan massa tetap yang mengadakan tekanan yang homogen, tanpa efek
grafitasi, listrik, dan magnetik. Contoh sistem hidrostatik:
a. Zat murni, yaitu sistem yang hanya terdiri satu macam zat, misalnya gas oksigen (O2), gas
helium (He), dan air murni (H2O).
b. Campuran homogen, yaitu sistem yang terdiri dari beberapa macam senyawa/unsur yang tidak
bereaksi, misalnya campuran antara gas nitrogen dan oksigen pada temperatur ruang.
c. Campuran heterogen, misalnya campuran dari beberapa macam cairan dengan uapnya.
Persamaan keadaan gas banyak dihasilkan secara empirik, yaitu didapatkan dari hasil
eksperimen. Beberapa bentuk persamaan keadaan gas yang dihasilkan secara teoritis diberikan
seperti berikut ini:
A. Persamaan Keadaan Gas Ideal
Gas ideal gas hipotesis (gas khayalan) yang model molekularnya mengikuti asumsi tertentu.
PV = nRT
Di mana,
P = tekanan gas ideal
V = volume gas ideal
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas
kalor (H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat
sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis
adalah kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru
H = m.c
Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 t1) maka diperoleh persamaan ;
P.t = m.c.(t2 t1)
Asas Black
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan
atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang
bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda
sama). Secara matematis dapat dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah
benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 ta) = m2.c2.(ta-t2)
Catatan: yang harus selalu diingat jika menggunakan asas Black adalah pada benda yang bersuhu
tinggi digunakan (t1 ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus
kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.
H. Kerja
Kerja didefiniskan sebagai hasil kali faktor intensitas (gaya, tekanan, dan lain-lain)
dengan faktor kapasitas. Macam-macam kerja yang sering dipakai dalam termodinamika adalah
kerja mekanik, kerja listrik, kerja ekspansi, dan lain-lain.
Pada kerja ekspansi, jika terdapat perubahan volume V dari sistem, maka kerja yang
akan dilakukan oleh sistem sama dengan P . V, sehingga dW= P . dV. Pada gas, usaha yang
dilakukan oleh gas ketika volume berubah dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2 pada
tekanan p konstan dinyatakan sebagai hasil kali tekanan dengan perubahan volumenya.
W = pV= p(V2 V1)
Terjadinya perubahan tenaga secara simultan dalam sistem dan disertai kerja terhadap
sekelilingnya tersebut, akan timbul suatu sifat termodinamika yang disebut entalpi dengan notasi
H. Hubungan besaran dengan kerja dan energi adalah:
H = E+W
H = E + PV
H = E + (PV)
Jika pada tekanan tetap, maka (PV) sama dengan P.V dan ini merupakan jumlah kerja
yang dilakukan terhadap sekeliling oleh perubahan volume (V). Jadi pada tekanan tetap
H = E + P.V
atau E = H - P.V
Substitusi persamaan E = q W ke persamaan tersebut, didapat:
H = q
Kerja yang dilakukan sistem akan semakin besar bila tekanan luar yang harus dilawannya
semakin besar. Kerja maksimum akan dilakukan sistem pada saat tekanan kuar sedikit lebih kecil
dari tekanan sistem (tekanan gas).
Bila tekanan luar sama dengan tekanan sistem maka tidak akan terjadi pengembangan
lagi, apabila tekanan luar lebih besar dari pada tekanan sistem, tentunya sistem tidak akan
melakukan kerja, justru akan dikenai kerja (terjadi pemampatan). Jadi untuk proses reversible,
dapat disimpulkan sebagai :
1.
2. Proses yang setiap saat dapat dikembalikan ke keadaan semula hanya dengan mengadakan
sedikit perubahan kondisi luar
Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan)
oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi
dalamnya (W = U).
Usaha (kerja) yang dilakukan oleh sebuah sistem bukan hanya tergantung pada keadaan
awal dan akhir, tetapi juga tergantung pada proses perantara antara keadaan awal dan keadaan
akhir.