Anda di halaman 1dari 16

HUKUM KE NOL TERMODINAMIKA

Hukum ke nol termodinamika berhubungan dengan kesetimbangan termal antara benda benda
yang saling bersentuhan. Untuk memahami konsep keseimbangan termal secara lebih mendalam,
mari kita tinjau 3 benda (sebut saja benda A, benda B dan benda C). Benda C bisa dianggap
sebagai termometer. Misalnya benda A dan benda B tidak saling bersentuhan, tetapi benda A dan
benda B bersentuhan dengan benda C. Karena bersentuhan, maka setelah beberapa saat benda A
dan benda C berada dalam keseimbangan termal. Demikian juga benda B dan benda C berada
dalam keseimbangan termal. benda A dan benda B juga berada dalam keseimbangan termal,
sekalipun keduanya tidak bersentuhan. Benda A dan benda C berada dalam keseimbangan
termal, berarti suhu benda A = suhu benda C. Benda B dan benda C juga berada dalam
keseimbangan termal (suhu benda B = suhu benda C). Karena A = C dan B = C, maka A = B.

Berdasarkan hasil percobaan, ternyata benda A dan benda B juga berada dalam keseimbangan
termal. Dalam hal ini, suhu benda A = suhu benda B. Jadi walaupun benda A dan benda B tidak
bersentuhan, tapi karena keduanya bersentuhan dengan benda C, maka benda A dan benda B
juga berada dalam keseimbangan termal. Hukum ke nol berbunyi “Jika dua benda berada dalam
keseimbangan termal dengan benda ketiga, maka ketiga benda tersebut berada dalam
keseimbangan termal satu sama lain.” 

Dalam kehidupan sehari hari hukum ke nol ini banyakan ditemukan atau di gunakan. Seperti
pada saat kita memasukkan es batu kedalam air hangat, yang terjadi yaitu es batu akan mencair
(suhu es meningkat) dan suhu air hangat menjadi turun, kemudian lama kelamaan es nya mencair
semua dan tinggalah air dingin. Air dingin ini menunjukkan campuran antara es batu dan air
hangat yang bersuhu sama atau kata lainnya sudah masuk dalam keadaan kesetimbangan termal.
Hukum ke nol Termodinamika

Hukum ke nol Termodinamika menyatakan bahwa jika dua benda masing-masing dalam
kesetimbangan termal dengan benda ketiga, maka mereka juga dalam kesetimbangan dengan
satu sama lain.

Kesetimbangan termal berarti bahwa ketika dua benda terjadi sentuhan dengan satu sama lain
dan dipisahkan oleh penghalang yang permeabel terhadap kalor, tidak akan ada transfer kalor
dari satu benda ke yang lain.

Hukum ke nol Termodinamika pada dasarnya mengatakan bahwa tiga benda semuanya memiliki
suhu yang sama. James Clerk Maxwell menyebutkan hukum ini mungkin lebih sederhana ketika
dia berkata, “Semua kalor dari jenis yang sama.” Apa yang paling penting adalah Hukum ke nol
Termodinamika menetapkan bahwa suhu adalah properti fundamental dan terukur dari materi.

Sejarah

Ketika awal hukum termodinamika dibangun, hanya ada tiga. Pada awal abad ke-18, para
ilmuwan menyadari bahwa ada hukum lain yang diperlukan yang menjadi dasar dari semuanya.
Kalau dilihat dari urutannya, hukum ini mestinya di tempatkan ke empat setelah tiga hukum
yang sebelumnya. Namun karena properti suhu adalah awal dari cerita kalor sepertinya tidak
mungkin ditempatkan sebagai hukum terakhir dan jika di tempatkan pertama akan mengubah
semua susunan litelatur yang sudah dipahami setiap ilmuan. Sebagai alternatif, salah satu
ilmuwan, Ralph H. Fowler, datang dengan alternatif ketiga yang memecahkan dilema: “Hukum
ke nol”.

Menurut David McKee, seorang profesor fisika di Missouri Southern State University, hukum ke
nol termodinamika “memberitahu kita bahwa tidak peduli berapa banyak energi yang dimiliki
dua sistem, mengetahui berapa banyak energi yang mereka miliki tidak akan memberikan
prediksi kemana arah yang kalor akan mengalir jika saya menempatkan mereka bersentuhan satu
dengan yang lain. Hukum ke nol mengatakan bahwa jumlah ini, yang merupakan suhu,
mendefinisikan arah aliran kalor, dan tidak tergantung langsung pada jumlah energi yang terlibat.

Ia melanjutkan, “Suhu dua sistem adalah satu-satunya hal yang perlu Anda ketahui agar dapat
menentukan arah kemana kalor akan mengalir di antara mereka.”
Ada 4 hukum termodinamika yang menjadi dasar dalam mempelajari proses interaksi antara
kalor dan kerja yaitu :

1. Hukum ke 0 termodinamika

Hukum ke 0 termodinamika berbunyi : ” Jika 2 buah benda berada dalam kondisi
kesetimbangan termal dengan benda yang ke 3, maka ketiga benda tersebut berada dalam
kesetimbangan termal satu dengan lainnya” . Untuk lebih memahami tentang isi hukum ke 0
termodinamika, maka bunyi hukum ini dapat ditulis ulang dengan kata-kata yang lebih sederhana
yaitu  Jika benda A mempunyai temperatur yang sama dengan benda B dan benda B mempunyai
temperatur yang sama dengan benda C maka temperatur benda A akan sama dengan temperatur
benda C atau disebut ketiga benda (benda A, B dan C) berada dalam kondisi kesetimbangan
termal. Kondisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 kesetimbangan termal antara benda A, benda B dan benda C

Jika 2 benda yang berbeda temperatur bersentuhan, maka dikatakan ke dua benda itu berada
dalam kondisi kontak termal. Permukaan tempat kedua benda bersentuhan disebut permukaan
kontak termal. Panas atau dinginnya suatu benda ditentukan oleh banyaknya energi panas (kalor)
yang diserap oleh molekul benda. Besarnya derajat panas benda ini disebut temperatur benda
atau suhu benda.

bagaimanakah temperatur benda terbentuk ?

Temperatur adalah ukuran energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul penyusun suatu
benda. Benda-benda di alam tersusun oleh molekul-molekul dan atom-atom. Molekul yang
menyusun benda tidak berada dalam keadaan diam, tetapi molekul-molekul ini bergetar atau
bergerak secara acak sesuai dengan besarnya energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul.
Benda dalam bentuk padat, molekul-molekul penyusunnya tidak dapat bergerak bebas, tetapi
terikat erat dan kaku antara satu dengan lainnya. Molekul – molekul dalam benda padat hanya
dapat bergetar. Ini terjadi karena energi yang dimiliki oleh molekul dalam benda padat relatif
kecil sehingga tidak dapat melepaskan diri dari ikatan antar molekul.

Bila benda padat ini dipanaskan, maka sejumlah energi panas (kalor) akan diserap oleh molekul
sehingga molekul dapat bergetar lebih cepat, ini ditunjukan dengan naiknya derajat panas benda.
Panas benda naik karena getaran molekul bertambah besar menyebabkan molekul lebih banyak
bertumbukan dan bergesekan. Semakin banyak kalor dari luar yang diserap oleh molekul maka
molekul akan semakin memiliki energi untuk bergetar dan bergesekan lebih cepat hingga suatu
saat molekul ini tidak lagi saling terikat tetapi bebas bergerak. Molekul yang bebas bergerak ini
masih saling terikat satu dengan lainnya, inilah yang disebut fase cair benda. Kalor yang
diberikan kepada benda diserap oleh melekul untuk dapat bergetar lebih cepat sehingga bebas
dan dapat bergerak sehingga mengubah fase benda dari benda padat menjadi benda cair.

Bila kalor terus diberikan, maka gerak molekul dalam zat cair akan semakin acak, dan tumbukan
antar molekul semakin sering terjadi. Kondisi ini bila berlangsung terus, maka suatu saat
molekul akan benar-benar bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya, Kondisi ini disebut zat
cair berubah menjadi gas. Pada fase gas, molekul penyusun gas tidak saling terikat satu dengan
lainnya dan dapat bergerak bebas. Jadi besar kecilnya temperatur benda ditentukan oleh tingkat
energi kinetik yang dimiliki oleh molekul penyusun benda.

Gambar 2 derajat panas benda berhubungan dengan perubahan fase benda dan ditentukan oleh
besarnya energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul penyusun benda
Kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lainnya. Kalor berpindah dari benda yang
memiliki kalor lebih besar ke benda yang memiliki kalor lebih kecil. Kalor juga didefinisikan
sebagai fluida yang tidak kelihatan. Karena sebagai fluida, maka kalor dapat mengalir. Hal yang
menyebabkan kalor mengalir adalah beda temperatur benda. Kalor mengalir dari benda  atau
reservoir yang memiliki temperatur yang lebih tinggi ke benda atau reservoir yang memiliki
temperatur lebih rendah. Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 3 terdapat 2 benda A dan B yang berbeda temperatur dan terpisah secara termal

Pada gambar 3 terdapat 2 buah benda yaitu benda A dan benda B yang memiliki temperatur yang
berbeda. temperatur benda A lebih tinggi daripada temperatur benda B. Pada kondisi 1, benda A
dan benda B terpisah secara termal sehingga antara benda A dan benda B tidak terdapat kontak
termal. Pada kondisi 2 benda A ditempelkan ke benda B sehingga antara benda A dan benda B
terdapat kontak termal. Karena temperatur benda A lebih tinggi dari pada temperatur benda B
maka kalor dari benda A akan berpindah ke benda B. Akibatnya, temperatur benda A akan turun
dan temperatur benda B akan naik. kondisi ini terus berlangsung hingga temperatur benda A
sama dengan temperatur benda B (kondisi 3). Pada saat temperatur benda A sama dengan
temperatur benda B maka kedua benda berada pada kondisi setimbang termal. Pada saat kedua
benda dalam kondisi kesetimbangan termal, tidak ada lagi kalor yang berpindah dari A ke B atau
dari B ke A. (catatan : kondisi lingkungan diabaikan).

Pertanyaannya bagaimana dengan 3 buah benda yang berbeda temperatur ?

Misalkan terdapat 3 buah benda yang memiliki temperatur yang tidak sama, yaitu benda A,
benda B dan benda C. Temperatur benda A lebih besar dari pada temperatur benda B dan benda
C, temperatur benda B lebih besar dari pada temperatur benda C. Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 4 terdapat 3 buah benda dengan temperatur yang berbeda yaitu Ta > Tb > Tc

kondisi 1
Gambar  5 benda A kontak termal dengan benda C, demikian juga benda B kontak termal dengan
benda, tetapi benda A dan B terpisah secara termal

Maka kalor akan berpindah dari benda A ke benda C dan kalor benda B akan berpindah ke benda
C hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga benda.

kondisi 2

Gambar 6 benda B kontak termal dengan benda C , benda C kontak termal dengan benda B

Pada kondisi ini kalor akan berpindah dari benda A ke benda B dan kalor benda B akan
berpindah ke benda C hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga benda

kondisi 3

Gambar 7 benda A, B dan C berada pada kondisi kontrak termal


Pada kondisi 3 kalor akan berpindah dari benda A ke benda B dan ke benda C. Kalor benda B
akan berpindah ke benda C hingga ketiga benda mencapai kesetimbangan termal.

kondisi 4

Gambar 8 benda A dengan benda C kontak termal, benda A dengan benda B kontak termal

Pada kondisi ini agak unik, karena kalor dari benda A akan berpindah ke benda B dan benda C.
Hal ini terjadi karena temperatur benda A lebih besar dari benda C dan benda B dan antara benda
A dan C terdapat kontak termal, demikian juga benda A dan B juga terdapat kontak termal.
Benda A dan benda B akan lebih dahulu mencapai kesetimbangan termal, tetapi kondisi
kesetimbangan termal A dan B masih memiliki temperatur yang lebih tinggi dari benda C.
Akibatnya kalor akan berpindah lagi dari benda A dan B yang sudah setimbang termal ke benda
C hingga ketiga benda mencapai kesetimbangan termal. (catatan : ketiga benda harus memiliki
kapasitas panas yang sama besarnya).

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai fenomena yang menggambarkan hukum ke 0
termodinamika. Misalnya pada saat kita membuat air hangat untuk mandi. Kita mencampur air
panas dengan air dingin. Pada saat air panas dicampur dengan air dingin, maka kalor akan
berpindah dari air panas ke air dingin. Proses perpindahan panas ini berlangsung beberapa saat
hingga tercapai kesetimbangan termal antara air panas dengan air dingin. Pada saat tercapai
kesetimbangan termal antara air panas dengan air dingin, temperatur air panas akan turun
sedangkan temperatur air dingin akan naik menuju ke temperatur kesetimbangan termal.
Waktu kita mencelup badan ke dalam air hangat yang sudah mencapai kesetimbangan termal,
maka tubuh kita akan merasakan panas air. Hal ini menunjukan ada sebagian kalor yang
berpindah dari air ke tubuh kita. Hal ini terjadi karena tubuh memiliki temperatur yang lebih
rendah dibandingkan dengan campuran air hangat.  Setelah berendam beberapa saat kita tidak
akan merasa panas lagi, karena telah tercapai kesetimbangan termal antara tubuh dan air.

Waktu kita keluar dari bak mandi setelah berendam dari air panas, maka tubuh akan terasa
dingin. Ini terjadi karena temperatur ruangan lebih rendah dibandingkan dengan temperatur
tubuh kita akibatnya sejumlah kalor dari tubuh berpindah ke udara di sekitar kita. Pada saat kalor
keluar dari tubuh kita, kita akan merasa lebih dingin.

Hukum pertama termodinamika berbunyi : ” kalor yang masuk atau keluar dari sistem
sama dengan kerja yang dilakukan ditambah dengan energi dalam sistem “.

Secara matematis dapat ditulis :

dimana Q = kalor ; ΔU = energi dalam dan W = kerja

hukum pertama termodinamika berhubungan erat dengan konsep kekekalan energi. Hukum
kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan energi juga tidak dapat
dimusnahkan, tetapi dapat berubah bentuk menjadi bentuk energi lainnya.

Gambar 1 sistem dan pertukaran energi


Bila kalor masuk ke sistem maka tanda positif ditambahkan pada Q menjadi +Q tetapi bila kalor
diambil dari sistem maka kalor menjadi negatif (-Q).
Sebaliknya dengan kerja, kerja yang dilakukan oleh sistem atau keluar dari sistem bertanda
positif (+W) dan kerja yang diberikan ke sistem bertanda negatif (-W).

Contoh  waktu kita memanaskan air maka kira memberikan kalor ke dalam sistem (air). Kalor
yang diterima oleh air diberi tanda positif. Sewaktu kita mendinginkan air panas, maka kalor
diserap oleh udara di sekitar air panas, atau kalor keluar dari sistem (air panas), maka kalor diberi
tanda negatif.

Pompa air adalah sebuah sistem. Pompa akan bekerja jika ada kerja masuk ke dalam pompa.
Kerja yang masuk ke pompa berupa putaran poros. Kerja poros ini diberi tanda negatif. Lain hal
nya dengan turbin air. Turbin air mengubah tekanan air menjadi kerja berupa putaran poros.
Kerja yang dihasilkan oleh turbin air diberi tanda positif, karena kerja keluar dari turbin air.
Energi dalam sistem dapat bertambah atau berkurang dan merupakan fungsi dari keadaan sistem.

Kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lainnya atau dapat juga berpindah
di dalam benda yang sama karena adanya perbedaan temperatur. Pada mulanya kalor dianggap
wujud gerak molekuler, kemudian melalui penelitian tentang proses perpindahan kalor diketahui
bahwa kalor lebih menyerupai zat materi yang kekal yaitu suatu fluida yang tidak kelihatan yang
dinamakan “caloric” yang tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan tetapi hanya mengalir keluar
dari satu benda ke benda lain karena adanya perbedaan temperatur.

Melalui banyak eksperimen yang dilakukan oleh James joule (1818 – 1889) diketahui bahwa
munculnya atau hilangnya kalor tertentu selalu diikuti dengan munculnya atau hilangnya energi
mekanik yang besarnya ekivalen. Eksperimen Joule menunjukan bahwa energi panas dan energi
mekanik tidaklah kekal secara bebas, tetapi bahwa energi mekanik yang hilang selalu sama
dengan energi termal yang dihasilkan. Yang kekal adalah jumlah total energi mekanik dan energi
kalor. Hal ini yang menjadi dasar dari hukum pertama termodinamika.
Kalor mempunyai lambang Q dengan satuan kalori (cal) untuk sistem internasional ,sedangkan
energi mempunyai satuan Joule (J). Oleh James Joule telah dibuat kesetaraan antara energi panas
(kalori) dengan energi mekanik (Joule). Gambar berikut ini menunjukan skema dan alat
eksperimen Joule untuk menentukan jumlah usaha yang dibutuhkan untuk menghasilkan
kenaikan temperatur tertentu dalam sejumlah air tertentu.

Dari hasil pengujian didapat kesetaraan antara energi mekanik dengan energi kalor adalah

1 Joule = 0,24 calori

atau 1 calori = 4,18 Joule

1 kalori adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air
sebesar 1 derajat Celsius. sedangkan 1 kilo kalori adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperatur 1 kilogram air sebesar 1 derajat Celsius.

1 Joule adalah banyaknya energi yang dibutuhkan untuk memindahkan beban seberat 1 Newton
sejauh 1 meter.

Dalam satuan British kalor dinyatakan dalam satuan btu (british termal unit). 1 btu adalah
besarnya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 lbm (pond) air sebesar 1 derajat
Fahrenheit.

Untuk perubahan yang sangat kecil biasanya persamaan hukum pertama termodinamika
dinyatakan dalam bentuk differensial yaitu :

dU adalah diferensial fungsi energi dalam, tetapi dQ dan dW  bukan diferensial fungsi apapun.
dQ menyatakan sejumlah kecil panas yang ditambahkan ke sistem atau diambil dari sistem,  dan
dW adalah sejumlah kecil usaha yang dilakukan oleh sistem atau yang diberikan ke sistem.
HUKUM HUKUM TERMODINAMIKA

1. Hukum Pertama Termodinamika

Pada dasarnya merupakan hukum konservasi energi, yaitu: energi tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan; energi hanya dapat diubah dari satubentuk menjadi bentuk yang lain.

Pengertian yang lebih hakiki tentang hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa jika
satu sistem mengalami serangkaian perubahan yang tidak terbatas kembali kekeadaan semula,
maka total perubahan energi adalah nol.

Hal ini menerangkan pada kita bahwa energi merupakan fungsi keadaan. (Hardjono
Sastrohamidjojo kimia dasar gajah mada university press) persamaannya dapat dinyatakan
sebagai berikut:
ΔE = q + w
ΔE = perubahan energi internal.
q = panas (kalor)
Jika sistem menyerap panas, maka energi sistem bertambah (q>0)
Jika sistem melepas panas, maka energi sistem berkurang (q<0) style="color: rgb(51, 51, 255);">
w = kerja (usaha).
Jika sistem melakukan kerja, maka energi sistem berkurang (w<0)>0)

Jika E akhir awal sama, maka DE = 0

2. Hukum Kedua 
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
ΔS=Q/T

Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan
mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas.

3. Hukum KeTiga "Hukum Kenol"

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.


Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.

Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur
nol absolut bernilai nol.

A. Hukum Awal (Zeroth Law/Hukum ke-0)


Bunyi Hukum Termodinamika 0 : "Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan
sistem ketiga, maka mereka berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain"

B. Hukum Pertama
1. Bunyi Hukum Termodinamika 1 : "Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan,
melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja."
2. Rumus/Persamaan 1 Termodinamika:
Q = W + ∆U

Q = kalor/panas yang diterima/dilepas (J)


W =  energi/usaha (J)
∆U = perubahan energi (J)

3. Hukum 1 Termodinamika dibagi menjadi empat proses, yaitu


a. Proses Isobarik (tekanan tetap)
Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada garis P – V proses
isobarik dapat digambarkan seperti pada berikut.

Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva di bawah gra fik P – V.

b. Proses Isotermis (suhu tetap)


Proses isotermis adalah proses perubahan gas dengan suhu tetap. Perhatikan gra fikk pada
Gambar berikut.

Pada proses ini berlaku hukum Boyle.


Karena suhunya tetap maka pada proses isotermis ini tidak terjadi perubahan energi
dalam ∆U=O . Sedang usahanya dapat dihitung dari luas daerah di bawah kurva, besarnya seperti

berikut.

c. Proses Isokhoris (volume tetap)


Proses isokhoris adalah proses perubahan gas dengan volume tetap. Pada grafik P.V dapat
digambarkan seperti pada Gambar berikut.

Karena volumenya tetap berarti usaha pada gas ini nol,

d. Proses Adiabatis (kalor tetap)


Pada proses isotermis sudah kita ketahui, U = 0 dan pada proses isokoris, W = 0. Bagaiaman jika
terjadi proses termodinamika tetapi Q = 0 ?
Proses yang inilah yang dinamakan proses adiabatis. Berdasarkan hukum I Termodinamika maka
proses adiabatis memiliki sifat dibawah.

e. Proses Gabungan
Proses-proses selain 4 proses ideal diatas dapat terjadi. Untuk memudahkan penyelesaian dapat
digambarkan grafik  P – V prosesnya. Dari grafik tersebut dapat ditentukan usaha proses sama
dengan luas kurva dan perubahan energi dalamnya

Sedangkan gabungan proses adalah gabungan dua proses adiabatis yang berkelanjutan. Pada
gabungan proses ini berlaku hukum I termodinamika secara menyeluruh.

C. Hukum Kedua
Bunyi Hukum Termodinamika 2 : "Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke
benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya."

D. Hukum Ketiga
Bunyi Hukum Termodinamika 3 :
"Suatu sistem yang mencapai temperatur nol absolut, semua prosesnya akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum."
"Entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol."

Anda mungkin juga menyukai