Anda di halaman 1dari 19

BABI

PEN DAH ULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu cabang fisika dan teknik adalah Termodinamika yaitu ilmu yang mempelajari
aplikasi dan energy panas (termal) yang lebih dikenal sebagai energy da/am (internal
energy) system. Salah satu konsep utama dan termodinamika adalah temperatur (atau suhu)
yang akan kita bahas pada bagian selanjutnya. Semenjak kecil, kita telah mengembangkan
pengetahuan kita mengenai energy panas dan temperature. Sebagai contoh, kita telah
mengetahui sejak kecil bahwa kita harus berhati-hati dengan makanan yang panas dan
bagaimana mengontrol temperatur di dalam rumah dan mobil, dan bagaimana melindungi
din kita dan dinginnya angin serta panasnya matahari. Contoh bagaimana termodinamika
diterapkan dalam kehidupan sains dan teknik sehari-hari sangat tak terbatas. Insinyur mesin
(mobil) mencari teknik pencegahan overheating mesin mobil khususnya untuk lomba
seperti NASCAR. Insinyur teknologi pangan mendalami cara- cara memanaskan makanan
yang baik seperti pemanggangan pizza juga pendingin makanan yang baik. lnsinyur geologi
mendalami bagaimana transfer energy panas pada bencana El Nino dan bagaimana
pencairan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Lnsinyur pertanian mendalami kondisi
cuaca yang menentukan sukses atau gagalnya panenan petani. Titik awal pembahasan
makalah ini mengenai Termodinamika adalah konsep Hukum ke-O Termodinamika,
Temperatur, Termometri, serta penerapan atau aplikasi Hukum k-O Termodinamika agar
dapat memahami teori Termodinamika dengan lebih baik.

1.2Rumusan Masalah
Dalam makalah ¡ni rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.Bagaimana sejarah dirumuskannya Hukum ke-O Termodinamika?
2.Jelaskan bagaimana konsep Kesetimbangan Termal?
3.Jelaskan bagaimana konsep Hukum ke-O Termodinamika?
4.Jelaskan bagaimana konsep Termometri?
5. Bagaimana aplikasi Hukum ke-O Termodinamika dalam kehidupan sehari-hari?
6. Apa saja teknologi yang terkait dengan konsep Hukum ke-O Termodinamika?
1.3 Tujuan
Penyusunan makalah yang berjudul “Hukum ke-O Termodinamika dan
Termometri” ¡ni bertujuan sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah Hukum ke-O Termodinamika
2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan konsep mengenai Kesetimbangan Termal
3. Mahasiswa dapat mendeskripsikan konsep mengenai Hukum ke-O Termodinamika
4. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep mengenai Termometri
5. Mahasiswa dapat membenkan contoh aplikasi dan penerapan Hukum ke-O Termodinamika
dalam kehidupan sehari-hari
6. Mahasiswa dapat membenkan contoh teknologi yang terkai dengan konsep Hukum ke-O
Termodinamika

1.4 Manfaat
Manfaat dan penyusunan makalah ¡ni yaitu:
1. Dapat mempermudah mahasìswa dalam mengetahui sejarah dirumuskannya Hukum ke-O
Termodinamika
2. Dapat mempeijelas mahasiswa dalam memahami konsep mengenai Kesetimbangan Termal
3. Dapat memperjelas pengetahuan mahasiswa mengenai konsep Hukum ke-O Termodinamika
4. Dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai konsep Termometri
5. Dapat menjelaskan kepada mahasiswa kegunaan Hukum ke-O Termodinamika dalam
kehidupan sehari-hari
6. Dapat member informasi kepada mahasiswa mengenai Teknologi yang terkait dengan
Konsep Hukum ke-O Termodinamika
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Hukum ke-O Termodinamika


Pada dasarnya, terrnodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang panas sebagai energy
yang mengalir. Oleh karena itu, sejarah berkembangnya ilmu termodinamika berawal sejak
manusia mulai “memikirkan” tentang panas. Orang yang pertama kali melakukannya adalah
Aristoteles (350 SM). Dia mengatakan bahwa panas adalah bagian dan maten atau maten
tersusun dan panas. Penalaran yang dilakukan oleh Aristoteles diteruskan oleh Galileo Galilei
(1593) yang menganggap bahwa panas adalah sesuatu yang dapat diukur dengan penemuannya
berupa thermometer air. Beberapa abad setelahnya Sir Humphrey Davy dan Count Rumford
(1799) menegaskan bahwa panas adalah sesuatu yang mengalir. Kesimpulan ini mendukung
prinsip kerja thermometer, tapi membantah pemyataan Añstoteles. Seharusnya Hukum ke-0
Termodinamika dirumuskan saat itu, tapi karena termodinamika belum berkembang sebagai
ilmu, maka belum terpikirkan oleh para ilmuwan. “Dua system da/am keadaan setimbang
dengan system ketiga, maka ketiganya dalam salin g setimbang satu dengan Iainnya “.
“Dua system da/am keadaan setimbang dengan system ketiga, maka ketiganya dalam salin g
setimbang satu dengan lainnya “.

2.2 Penalaran Aristoteles yang diteruskan oleh Galileo Galilei I


Jasa,tekanan, dan volum, dan percobaan ditemukan bahwa untuk komposisi dan
massa konstan, harga volum dan tekanan system dapat berbeda beda. Jika tekanan dibuat tetap,
volumnya dapat diubah-ubah demikian pula sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan tekanan dan
volum merupakan koordinat bebas. Jadi untuk system dan massa tetap dan komposisi tetap
masing-masing hanya memerlukan sepasang koordinat bebas. Jadi system akan memcapai
keaadan kesetimbangan apabila system memiliki sepasang koordinat bebas yang konstan
selama kondisi eksternal tidak berubah. Kesetimbangan termal dapat dicapai apabila suhu pada
setiap titik pada seluruh system adalah seragam dan sama dengan suhu Iingkungan. Misalkan
terdapat dua benda A dan B, benda A terasa dingin oleh tangan dan benda B terasa panas oleh
tangan. Apabila kedua benda tersebut disentuhkan, pada keduanya akan terjadi perubahan sifat.
Pada suatu saat tidak terjadi agi perubahan sifat tersebut maka A dan B titik pada seluruh
system adalah seragam dan sama dengan suhu lingkungan. Misalkan terdapat dua benda A dan
B, benda A terasa dingin oleh tangan dan benda B terasa panas oleh tangan. Apabila kedua
benda tersebut disentuhkan, pada keduanya akan terjadi perubahan sifat. Pada suatu saat tidak
terjadi lagi perubahan sifat tersebut maka A dan B dikatakan mencapai kesetimbangan termal.
Sifat yang berubah ini disebut suhu. Jadi kita dapat mengatakan bahwa benda A dan B
mempunyai suhu yang sama. “Bila dua system satu sama lain berada dalam kesetimbangan
termal, suhu kedua system tersebut adalah sama”

2.3 Hukum ke-O Termodinamika


Sifat dan suatu benda berubah ketika kita mengubah temperaturnya, misalnya dengan
memindahkan benda tersebut dan kulkas ke open. Seper beberapa contoh nyata: sejalan dengan
peningkatan suhu, volume dan suatu cairan akan meningkat, batang logam mengalami
pertambahan panjang, dan hambatan listrik dan kawar meningkat, seperti halnya tekanan yang
diberikan oleh gas. Kita dapat menggunakan salah satu dan sifat — sifat sebagai dasar
instrumen yang akan membantu kita mempelajari konsep dan suhu.

Gambar diatas menunjukkan salah satu instrument pengukur. Setip insinyur dapat mendesain
dan membuat instrument tersebut dengan menggunakan salah satu dan sifat yang tercantum
diatas. Instrumen ini dilengkapi dengan tampilan pembacaan (umpaman, dengan Bunsen
burner), nomor yang ditampilkan mulai meningkat, jika Anda kemudian memasukkannya ke
dalam kulkas, nomor yang ditampilkan mulai menurun. Instrumen ini tidak dikalibrasikan
dengan cara apapun, dan nilai yang ditampilkan belum memiliki pengertian fisis. Perangkat
tersebut adalah termoskop tapi tidak (belum) digolongkan sebagai thermometer. Keterangan
Gambar: (a) Benda T (termoskop) dan benda A berada dalam kesetimbangan termal. (benda S
adalah isolasi termal). (b) Benda T dan B juga dalam kesetimbangan termal, nilai dibaca sama
oleh termoskop tersebut. (c)Jika (a) dan (b) memiliki nilai yang sama, Hukum L
Termodinamika ke-0 menyatakan bahwa benda A dan B juga dalam kesetimbangan termal.

Anggaplah, seperti yang ditampilkan pada gambar di atas, kita menempatkan termoskop (yang
akan kita sebut benda T) pada situasi kontak secara langsung dengan benda lain (benda A).
Seluruh system terkurung dalam kotak isolasi berdinding tebal. Angka-angka yang ditampilkan
oleh termoskop akan terus berubah, hingga akhirnya angka tersebut mencapai titik stabilnya
(mari kita anggap angka yang terbaca adalah “137,04”) dan tidak ada perubahan lebih lanjut
terjadi. Dan kita menganggap bahwa setiap pengukuran benda T dan benda A telah stabil atau
tidak berubah. Lalu dapat kita katakana bahwa dua benda berada dalam kesetimbangan panas
satu sama lain. Meskipun pembacaan untuk benda T belum dikalibrasi, kita dapat
menyimpulkan bahwa benda T dan benda A pasti berada pada suhu (tidak diketahui) yang
sama. Selanjutnya kita misalkan benda T untuk mengalami kontak langsung dengan benda B
(gambar diatas) dan kita temukan bahwa kedua benda berada pada kesetimbangan termal yang
sama pada pembacaan termoskop. Dan pastinya benda T dan benda B berada pada suhu (masih
belum diketahui) yang sama. Jika kita sekarang menempatkan benda A dan B ke untuk
mengalami kontak langsung (gambar diatas), apakah kedua benda tersebut akan langsung
mengalami kesetimbangan termal satu sama lain? Dalam ekspenmen, ka menemukan bahwa
kedua benda mengalami kesetimbangan.
Fakta eksperimen yang ditunjukkan pada gambar disamping tercakup dalam Hukum ke-O
Termodinamika:
Jika benda A dan B masing - masing dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga yaitu
T, maka A dan B berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain. Dalam bahasa yang
sederhana, maksud dan hokum ke — nol adalah : “setiap benda memiliki property yang disebut
temperature. Ketika dua benda be rada dalam kesetimbangan temial, temperature mereka
ada/ah sama. Dan sebaliknya.” Sehingga kami sekarang dapat membuat termoskop kita (benda
T sebagai benda ketiga) sebagai thermometer yang dipercaya bahwa pembacaanya akan
memiliki makna fisis. Yang harus kita lakukan adalah mengkalibrasi alat tersebut. Kita
menggunakan Hukum ke-0 Termodinamika terus menerus di laboratorium. Jika kita ingin
mengetahui apakah cairan dalam dua gelas berada pada suhu yang sama, maka kita dapat
mengukur suhu masing -masing dengan termometer. Kita tidak perlu membawa cairan dalam
gelas untuk berkontak secara langsung dan selanjutnya hanya perlu mengamati apakah mereka
dalam keadaan kesetimbangan termal atau tidak. Hukum ke-O Termodinamika pada tahun
1930-an, jauh setelah hukum pertama dan kedua termodinamika dan dinomori. Karena konsep
temperatur adalah dasar kedua hukum, maka hukum yang menetapkan suhu sebagai konsep
yang valid harus memiliki nomor terendah sehingga diberi nomor nol. Dan pandangan
mikroskopik, temperature merupakan pengejawantahan kegiatan molekul. Peningkatan
temperature akan diikiti oleh peningkatan serentak pada energy kinetic molekul tersebut.
Apabila dua system gas ideal berada dalam kesetimbangan termal, energy kinetic rerata
(average) molekul akan sama untuk kedua system ini. Temperature dapat diukur hanya dengan
metode tak langsung. Umumnya kalor dipindahkan ke suatu instrumen seperti benda C, dan
perubahan akibat temperature pada sejumlah sifat atau tanggapan (response) C diukur. Suatu
sifat yang berubah nilainya sebagai fungsi temperature disebut sifat termometrik. Contoh —
contoh sifat termometrik termasuk panjang kolam cairan dalam suatu bumbung kapler yang
dihubungkan dengan bola. Tekanan gas bermassa tetap yang dipertahankan pada volume
konstan, volume gas bermassa tetap yang dipertahankan pada tekanan konstan, tahanan listrik
kawat logam pada tekanan atmosfer, dan medan elektromagnetik termokopel. Dalam membuat
skala temperatur, suatu bilangan sembarang ditetapkan untuk menyajikan satu titik tetap dan
temperatur lain dinyatakan dengan titik tetap ini sebagai acuan. Pada tahun 1954, Kelvin
menyatakan bahwa suatu titik tetap, seperti titik triple air (es, air cair, dan uap muncul bersama
dalam kesetimbangan), sudah cukup untuk menentukan dasar skala temperature mutlak. Titik
tetap ini telah dipakai pada 1954 oleh Konferensi Internasional Kesepuluh tentang Bobot dan
Ukuran karena ketelitian yang tinggi yang dapat ditentukan dengan titik tetap ini, dan nilainya
telah ditetapkan pada 273,16 K. Sebelumnya, kedua titik tetap yang menentukan skala
temperature ialah titik es, yang merupakan cair es pada tekanan atmosfer standardan
temperature ini 0,01°C di bawah titik tripel, dan titik uap yang merupakan temperatur titik didih
air pada tekanan atmosfer standar.

2.4 Termometri
Temperature perlu ditentukan secara kuantitatif dan penentuan atau cara penentuan ini disebut
termometri. Pada taraf pertama, secara langsung kita dapat merasakan ukuran temperature
melalui panca-indera. Kita mengenal bahwa ukuran temperature adalah suatu besaran scalar
dan besaran ¡ni dapat berubah — ubah. Kita mengetahui juga bahwa zat atau zat — zat yang
berlainan temperaturnya bila dicampur, akhirnya jika tidak terganggu, akan mencapai suatu
keadaan keseimbangan yakni mempunyai suatu ukuran temperature yang sama yang terletak
di antara kedua ukuran temperature semula. Selanjutnya dapat diketahui pula bahwa perubahan
temperatur dan suatu benda atau zat mengubah tisis atau sifat fisis serta dimensi dan benda atau
zat tersebut. Sifat ¡ni dapat dipergunakan untuk menentukan ukuran temperatur secara tidak
langsung. Alat untuk mengukur temperatur ini disebut termometer.
Cara yang paling sederhana untuk menentukan suhu sejumlah system adalah memilih
salah satu system sebagai indicator kesetimbangan termal antara system ini dengan system —
system lainnya. System yang dipilih ini disebut thermometer.
Kualitas dan sebuah thermometer ditentukan oleh kepekaannya, ketelitiannya, dan
keterulangannya (dapat diperbanyak) serta kecepatanya mencapai kesetimbangan termal
dengan system lainnya.
Termometer gas volume konstan
Di antara sifat termometnk pengukuran suhu adalah tekanan konstan. Thermometer gas volume
gas ideal lOiyang digunakan dalam gas dijaga pada volume konstan atau thermometer
mekanisme.

Thermometer ini terutama dipakai di lembaga standard lembaga riset universitas. Thermometer
¡ni biasanya besar dan lambat mencapai kesetimbangan termalnya. Thermometer terdin dan
sebuah tabung yang dapat terbuat dan gelas, porselen, kuarsa, platinum, atau platinum iridium
dan manometer raksa. Keduanya dihubungkan dengan pipa kapiler. Tabung C diisi gas,
umumnya hydrogen atau helium ditempatkan pada system yang akan diukur suhunya. Pipa A
dinaikkan atau diturunkan hingga raksa pada pipa B berada pada tanda yang diberikan. Tinggi
kolom cairan y sebanding dengan tekanan tolok gas dalam bola gelas. Tinggi y akan berubah
bila tekanan gas dalam bola gelas berubah. Dan suatu percobaan yang dilakukan pada gambar
diatas, kita lihat bahwa semua gas pada suhu tertentu memberikan nilai pv yang sama ketika
tekanannya sangat rendah yang ditunjukkan pada gambar dibawah ¡ni. Oleh karenanya besaran
pv dapat digunakan sebagai sifat termometrik untuk mengukur suhu, tak peduli apapun gasnya.
Pada tekanan yang sangat rendah, pv berubah secara linier terhadap T. Artinya, pada
thermometer gas volume konstan, tak peduli sifat gasnya, semua thermometer gas mendekati
pembacaan yang sama ketika tekanan gasnya mendekati nol

Pembacaan thermometer gas volume konstan untuk men gatur pen gembunan uap air dan benda
vano sedano diuji. Apabila thermometer dikontakkan pada system yang hendak diukur suhunya
dan kemudian dikontakkan pada system acuan, persamaanya berlaku dan diperoleh:

p adalah tekanan muak pada saat thermometer dalam keadaan kesetimbangan dengan titim
triple air. Apabila thermometer ini diisi gas He tekanan rendah, suhu gas ideal yang dapat
diukur adalah sekitar 5K. Termokopel Thermometer kedua yang banyak digunakan di
laboratorium riset dan rekayasa adalah termokopel. Thermometer ini terdiri dan hubungan dua
logam atau logam campuran. Dalam praktik dua termokopel tak serupa disambung bersama
pada satu ujung untuk membentuk hubungan uji dan disambung pada ujung dua lainnya dengan
kawat tembaga untuk dihubungkan ke potensiometer seperti gambar dibawah ini. Selamam
pemakaian, hubungan dengan kawat tembaga dijaga pada suhu acuan yang diketahui.

(a) Thermometer besi-konstan tan untuk men gindera perbedaan suhu an tara hubungan acuan
dengan hubungan uji
(b) Thermometer gelas berisi cairan

Termometer Batang
Thermometer ¡ni merupakan thermometer yang paling dikenal namun kurang akurat.
Thermometer ini terdiri dan bole berdinding sangat tipis dihubungkan dengan pipa kapiler yang
berisi cairan raksa atau alcohol. Panjang kolom cairan dalam kapiler merupakan sifat
termometrik. Nilai suhu ditunjukkan oleh panjang kolom cairan yang dihitung dan titik yang
dipilih sekehendak.
2.4.1 Syarat — syarat Termometri
Untuk mengukur temperatur suatu benda dapat digunakan zat yang sifat fisisnya (thermometric
property-n ya) dapat berubah karena perubahan temperatur. Diharapkan perubahan sifat fisis
¡ni semaksimal mungkin dapat menunjukkan perubahan-perubahan temperatur yang sekecil
mungkin. Oleh sebab itu, dalam pengukuran temperature (termometri) dengan menggunakan
perubahan sifat fisis suatu zat diperlukan syarat-syarat termometri sebagai berikut.
1. Zat yang dig unakan,
2. Sifat fisis zat (thermometric property), dan
3. Tingkatan kuantitatif yang menyatakan besar kecilnya temperatur. Ketiga syarat termometri
¡ni saling kait mengait sulit untuk dipisahkan. Sifat fisis tergantung pada zat yang digunakan,
sedangkan batas-batas ukuran kuantitatif yang dapat dicapai termometer bergantung kepada
zat dan sifat fisis zat yang digunakan. Oleh sebab itu, dalam pembuatan termometer harus
diperhatikan kega syarat termometri tersebut. Adapun zat yang sering digunakan dalam
pengukuran temperatur (termometri) antara lain:
1. zat padat, misalnya: platina dan alumel.
2. zat cair, misalnya: airraksa (raksa) dan alkohol.
3. zat gas, misalnya: udara, zat air, dan zat lemas.
Sifat-sifat fisis zat yang sering digunakan dalam pengukuran temperatur (termometri) antara
lain:
1. perubahan volume gas.
2. peru bahan tekanan gas.
3. peru bahan panjang kolom cairan.
4. perubahan harga hambatan listrik atau hambatan jenis.
5. perubahan gaya gerak listrik.
6. peru bahan harga kuat arus listrik.
7. perubahan intensitas cahaya karena perubahan temperatur.
8. perubahan warna zat.
9. perubahan panjang dua logam yang berlainan jenisnya.
Tingkatan yang menyatakan besar kecilnya temperatur ditunjukkan oleh nilai atau harga
temperatur. Penentuan harga ini harus dapat direproduksi, artinya, jika temperatur dan suatu
keadaan sudah dinyatakan dalam suatu harga, misalnya 50°C, maka setiap kali kita
memperoleh harga itu, keadaan sesungguhnya harus tepat sama dengan keadaan semula atau
sebaliknya. Dalam pengukuran temperatur ada korespondensi timbal balik antara keadaan
temperatur dan angka atau harga temperatur itu serta keajegan penunjukkannya. Untuk ini
diperlukan suatu patokan yang tetap. Dengan patokan harga yang tetap, pengertian tentang
patokan itu sendiri, dan perkembangan ¡Imu yang mendasarinya, maka timbul bermacam-
macam jenis termometer, timbul berbagai macam derajat temperatur, dan masalah-masalah
lainnya yang berkaitan dengan pengukuran temperatur. Oleh sebab itu, akan dibahas tentang
jenis-jenis termometer, derajat temperatur, dan skala temperatur.

2.4.2 Pengukuran Temperatur

Kita pertama kali mendefinisikan dan mengukur suhu pada skala Kelvin. Kemudian kita
mengkalibrasi termoskop untuk membuat jadi thermometer.

Titik Tripel Air


Untuk mengatur skala suhu, kita pilih beberapa fenomena termal dan menetapkan suhu Kelvin
tertentu sebagai lingkungannya. Artinya, kita memilih titik tetap standar dan memberikan titik
temperature standar. Kita bisa memilih antara titik beku atau titik didih air, tetapi, karena alasan
teknis, kita memilih titik triple air. Air dalam bentuk cair, es padat, dan uap air (gas) dapat
berdampingan dalam kesetimbangan termal hanya pada satu set nilai tekanan dan suhu.
Gambar dibawah ini, menunjukkan sel triple-point, dimana tuga titik dapat ia buktikan dan
percobaan dalam laboratorium. Sesuai dengan perjanjian internasional, titik triple air
ditentukan pada nilai 273,16 K sebagai suhu titik standar untuk kalibrasi thermometer, yaitu:

(T3 = 273,16 K (titik triple temperature)

Dimana subskrip tiga berarti “tiga titik”. Persetujuan ini juga menetapkan ukuran Kelvin
sebagai perbedaan antara nol mutlak dan titik triple suhu air sebesar 1/273,16. Perhatikan
bahwa kita tidak menggunakan tanda derajat dalam penyajian data menggunakan suhu Kelvin
(bukan 300°K), dan dibaca “300 Kelvin” (bukan “300 derajat Kelvin”). Aturan SI-pun berlaku
dalam hal ini. Jadi 0,0035 K sebanding dengan 35mK. Tidak ada perbedaan penyebutan yang
dibuat antara suhu Kelvin dan perbedaan suhu, sehingga kita dapat menulis, “titik didih
belerang adalah 717,8 K” dan “suhu air mandi ini dinaikkan sampai sebesar 8,5 K”. Dalam
sistem satuan internasional telah disepaka, bahwa titik acuan untuk temperatur adalah
temperatur tnipel air. Temperatur tripel air adalah temperatur air mumi yang berada dalam
keadaan setimbang termal dengan es dan uap air jenuhnya. Temperatur ini berharga 273,16 K
(Kelvin) dan dapat direalisasikan dengan menggunakan sel tripel. Jika T = temperatur yang
hendak diketahui, X = harga Thermometric Property pada temperatur yang hendak diukur, T1
= temperatur acuan yang dipilih, dan X1 = harga Thermometric Property pada temperatur
acuan atau temperatur yang dipilih, maka dengan menggunakan temperatur titik tripel dapat
diperoleh persamaan:

Gambar: sebuah sel titik tripel, dimana es


padat, air dan uap air berada dalam
kesetimbangan termal. Dari kesepakatan
internasional, suhu campuran ini
ditetapkan 273,16 K. Tabung gas dari
termometer gas volume-konstan
2.5 Aplikasi Hukum ke-O Termodinamika dalam Kehidupan Sehari —hari

Hukum ke nol termodinamika berhubungan dengan kesetimbangan termal antara benda-benda


yang saling bersentuhan. Untuk memahami konsep keseimbangan termal secara lebih
mendalam, mari kita tinjau 3 benda (sebut saja benda A, benda B dan benda C). Benda C bisa
dianggap sebagai termometer. Misalnya benda A dan benda B tidak saling bersentuhan, tetapi
benda A dan benda B bersentuhan dengan benda C. Karena bersentuhan, maka setelah beberapa
saat benda A dan benda C berada dalam keseimbangan termal. Demikian juga benda B dan
benda C berada dalam keseimbangan termal. benda A dan benda B juga berada dalam
keseimbangan termal, sekalipun keduanya tidak bersentuhan.

Benda A dan benda C berada dalam keseimbangan termal, berarti suhu benda A = suhu benda
C. Benda B dan benda C juga berada dalam keseimbangan termal (suhu benda B = suhu benda
C). Karena A = C dan B = C, maka A = B. Berdasarkan hasil percobaan, ternyata benda A dan
benda B juga berada dalam keseimbangan termal. Dalam hal ini, suhu benda A = suhu benda
B. Jadi walaupun benda A dan benda B tidak bersentuhan, tapi karena keduanya bersentuhan
dengan benda C, maka benda A dan benda B juga berada dalam keseimbangan termal. Hukum
ke nol berbunyi “Jika dua benda berada da/am keseimbangan termal dengan benda ketiga,
maka ketiga benda tersebut berada da/am keseimbangan termal satu sama lain.” Dalam
kehidupan sehari han hukum ke nol ¡ni banyakan ditemukan atau di gunakan. Seperti pada saat
kita memasukkan es batu kedalam air hangat, yang terjadi yaitu es batu akan mencair (suhu es
meningkat) dan suhu air hangat menjadi turun, kemudian lama kelamaan es nya mencair semua
dan tinggalah air dingin. Air dingin ¡ni menunjukkan campuran antara es batu dan air hangat
yang bersuhu sama atau kata lainnya sudah masuk dalam keadaan kesetimbangan
termal.contoh lainnya yaitu pada saat kita memasak air didalam panci, benda pertama panci
dan benda kedua air. Panci dibakar dengan api sehingga temperaturnya berubah. Air yang
bersentuhan dengan panci juga temperaturnya naik dan akhirnya air mendidih. Aplikasi lainnya
yaitu pengukuran termperatur. Pengukuran temperatur ¡ni berdasarkan prinsip hukum
termodinamika ke nol. Jika kita ingin mengetahui apakah dua benda memiliki temperatur yang
sama, maka kedua benda tersebut tidak perlu disentuhakan dan diamati perubahan sifatnya.
Yang perlu dilakukana adalah mengamati apakah kedua benda tersebut mengalami
kesetimbangan termal dengan benda ketiga. Benda ketiga tersebut adalah termometer.
Biasanya yang digunakan dalam termometer adalah benda yang mempunyai sifat termometrik
yaitu benda apapun yang memiliki sedikitnya satu sifat yang berubah terhadap perubahan
temperatur. Termometer yang sering kita jumpai adalah termometer kaca. Termometer kaca
terdiri dan pipa kaca kapiler yang berhubungan dengan bola kaca yang berisi cairan air raksa
atau alkohol. Ruang di atas cairan berisi uap cairan atau gas inert. Saat temperatur meningkat,
volume cairan bertambah sehinggan panjang cairan dalam pipa kapiler bertambah. Panjang
cairan dalam pipa kapiler bergantung pada temperatur cairan. Jenis termometer lainnya yaitu
termometer volume gas tetap yang memiliki ketelijan dan keakuratan yang sangat tinggi,
sehingga digunakan sebagai instrumen standart untuk pengkalibrasian termometer lainnya.
Termometer ini menggunakan gas sebagai senyawa termometrik (umumnya hidrogen dan
helium), dengan memanfaatkan sifat termometrik berupa tekanan yang dihasilkan gas. Tekanan
yang dihasilkan diukur menggunakan manometer air raksa tabung terbuka. Ketika temperatur
meningkat, gas memuai sehingga mendorong air raksa dalam tabung terbuka ke atas. Volume
gas dipertahankan tetap dengan menaikkan dan menurunkan reservoir. Deteksi temperatur
lainnya yang luas digunakan adalah termokopel. Termokopel bekerja berdasarkan prinsip
apabila ada dua buah metal dan jenis yang berbeda dilekatkan, maka dalam rangkaian tersebut
akan dihasilkan gaya gerak listrik yang besarnya bergantung terhadap temperatur. Dan semua
contoh termometer yang telah disebutkan, pada dasarnya prinsipnya sama yaitu ketika
termometer menyetuh benda dengan suhu tertentu maka akan terjadi kesetimbangan termal
yang ditunjukkan oleh termometer berupa pemualan pada termomter kaca, perubahan tekanan
pada termometer gas tetap, dan gaya gerak listrik pada termokopel.

2.5 Teknologi yang Terkait dengan Konsep Hukum ke-O Termodinamika

Teknologi yang terkait dengan konsep Hukum ke-O Termodinamika yaitu:


Penerapan termodinamika secara teknik (dalam perencanaan) yaitu:

- Refrigerasi dan Pen gkondisian Udara

- Pembangkit Daya Listrik

- Motor Bakar

- Sistem pemanasan surya

- Pesa wat Terbang

- Dan sebagainya

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap:

Energi kimia atau energi nuklir dikonversikan menjadi energi termal dalam ketel uap atau
reaktor nuklir. Energi ¡ni dilepaskan ke air, yang berubah menjadi uap. Energi uap mi
digunakan untuk menggerakkan turbin uap, dan energi mekanis yang dihasilkan digunakan
untuk menggerakkan generator untuk menghasilkan daya listrik.

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air:

Energi potensial air dikonversikan menjadi energi mekanis melalui penggunaan turbin air.
Energi mekanis ini kemudian dikonversikan lagi Menjadi energi listrik oleh generator listrik
yang disambungkan pada poros turbinnya. Motor pembakaran dalam Energi kimiawi bahan
bakar dikonversikan menjadi kerja mekanis. Campuran udarabahanbakar dimampatkan dan
pembakaran dilakukan oleh busi. Ekspansi gas hasil pembakaran mendorong piston, yang
menghasilkan putaran pada poros engkol.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang panas sebagai energy yang mengalir

2. Hukum ke-O Termodinamika berbunyi “Jika benda A dan B masing — masing dalam
kesetimbangan termal dengan benda ketiga yaitu T, maka A dan B berada dalam
kesetimbangan termal satu sama lain”.

3. Temperature perlu ditentukan secara kuantitatif dan penentuan atau cara penentuan ini
disebut termometri.

4. Syarat — syarat termometri yaitu:

1. Zat yang digunakan,

2. Sifat fisis zat (thermometric property), dan

3.Tingkatan kuantitatif yang menyatakan besar kecilnya temperatur.

5. Dalam kehidupan sehari han hukum ke nol mi banyakan ditemukan atau di gunakan. Seperti
pada saat kita memasukkan es batu kedalam air hangat, yang terjadi yaitu es batu akan mencair
(suhu es meningkat) dan suhu air hangat menjadi turun, kemudian lama kelamaan es nya
mencair semua dan tinggalah air dingin. Air dingin ini menunjukkan campuran antara es batu
dan air hangat yang bersuhu sama atau kata lainnya sudah masuk dalam keadaan
kesetimbangan termal.

6. Teknologi yang terkait dengan Hukum ke-O Termodinamika yaitu:

1. system pembangkit listrik tenaga uap

2. system pembangkit listrik tenaga air

3. motor pembakar dalam

3.2 SARAN

1. Menerapkan teori dan konsep tentang Hukum ke-O Termodinamika


2. Memahami konsep tentang Termometri dan cara pengukuran temperature

3. Meningkatkan penerapan konsep Hukum ke-O Termodinamika dalam kehidupan sehari-hari

4. Meningkatkan pengetahuan tentang teknologi yang terkait dengan Hukum ke-O

Termodinamika

Contoh soal dan Pembahasan

1. Misalkan anda menemukan di suatu catatan ilmiah tua penggambaran skala suhu yang
disebut Z di mana titik didih air adalah 65,O°Z dan titik beku adalah -14,O°Z. Pada suhu
berapakah suhu yang sebanding dengan T = -98,O°Z untuk suhu pada skala Fahrenheit?
Asumsikan bahwa skala Z adalah linier yaitu nilai derajat Z adalah sama di semua titik pada
skala Z.

Pembahasan:

Suhu T dalam skala suhu yang telah dikenal sebelumnya pada skala Z. Karena nilai T = -
98,O°Z lebih dekat ke titik beku (-14,O°Z) daripada titik didih (65,O°Z) maka kita akan
menggunakan titik beku sebagai acuan. Kemudian kita perhatikan bahwa nilai T di bawah titik
oleh -14,O°Z — (-98,O°Z) = 84O°Z. Dikarenakan T berada di bawah titik beku yaitu 84,O°Z
maka T juga harus berada dibawah titik beku

sebesar:
2. Misalkan ucok membuat sebuah thermometer yang disebut dengan thermometer X. Pada
thermometer ini air membeku pada O°X dan air mendidih pada 150°X. Bagaimanakah
hubungan thermometer ¡ni dengan thermometer dalam skala celcius?

Pembahasan:

Pada thermometer X, rentang temperature yang dimilikinya, yakni dan 0°X - 150°X sehingga
skala pada thermometer ¡ni dibagi dalam 150 skala. Perbandingan antara thermometer X dan
thermometer celcius, yakni:

3. Sebuah thermometer X setelah ditera dengan thermometer celcius di dapat 40°C = 80°x dan
20°C = 50°x. Jika suhu benda 80°C, maka berapa °x suhu benda tersebut?

Pembahasan:

Diketahui : 40°C = 80°x

20°C = 50°x

Ditanya : 80°C = °x

Jawab:

(80—40)/ (80—20) (tx—80)/(tx— 50)

40/60(tx—80)/(tx—50)

4tx—200 = 6tx—480

2tx = 280
Tx =140

Jadi, 80°C = 140°x

LATIHAN SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Suhu sebuah benda 8000 nyatakan suhu benda tersebut dalam derajat reamur dan derajat
Fahrenheit.

Pembahasan:

Diketahui : t = 80°C

Ditanya : a). R =....?

b).°F= ?

Jawab:

a).C:R=5:480:R=5:4

5R=320

R=64°R

Jadi, 80°C = 64°R

b).C:(F—32)=5:980:(F—32)=5:9 5(F—32)= 720

5F—160=720 5F = 880 F=176 Jadi, 80°C = 176°F

2. Sebuah benda memiliki suhu 40 °R, berapa suhu tersebut jika dinyatakan ke dalam derajat
Celsius, kelvin, dan Fahranhaet?

Pembahasan:

Termometer X mempunyai 200 skala (diukur dan titik beku air ke titik didih air

Anda mungkin juga menyukai