Anda di halaman 1dari 20

BAB I

KONSEP DASAR THERMODINAMIKA

A. Pendahuluan
Seorang ahli teknik berupaya mengubah bahan dan energi menjadi produk
yang berguna. Dalam usaha ini ia akan memilih bagaimana proses perubahan
energi yang paling optimum. Oleh karena itu pada bab ini akan diperkenalkan
definisi-definisi dasar yang mendasari proses perubahan energi itu.
Kaitan antara thermodinamika dan definisi-definisi dasar yang nantinya
akan digunakan sepanjang perkuliahan ini merupakan tema utama bab ini.
Definisi thermodinamika, penggunaannya dalam bidang teknik, sistem, batas
sistem, lingkungan, property, state, proses dan siklus yang dikemukakan disini
merupakan landasan untuk membahas persoalan-persoalan thermodinamika.
Berhubung thermodinamika merupakan salah satu cabang ilmu fisika,
maka diingatkan kembali mengenai satuan dan besaran baik untuk satuan SI
maupun imperial. Tekanan dan temperatur merupakan sifat yang paling penting
dalam themodinamika karena itu juga diingatkan kembali definisi, penggunaan
dan pengukurannya, terutama untuk pengukuran temperatur yang dilandasi oleh
Hukum Thermodinamika Ke Nol (Zeroth Law Thermodynamic). Disini juga akan
diberikan penjelasan urutan analisa teknik thermodinamika yang nantinya akan
memandu analisa dalam menyelesaikan persoalan-persoalan thermodinamika

B. Materi Ajar
1.1 Pendahuluan
Thermodinamika berasal dari bahasa Yunani θερµη, therme, yang berarti "
panas" dan δυναµις, dunamis, berarti " tenaga" adalah suatu cabang dari ilmu
fisika yang mempelajari pengaruh perubahan temperatur, tekanan, dan volume.
Secara sederhana thermodinamika dapat dijabarkan sebagai, panas berarti "energi
yang berpindah" dan dinamika yang hubungan dengan "pergerakan"; sehingga,
pada pokoknya thermodinamika mempelajari bergeraknya energi dan bagaimana
energi dapat bergerak.

1
Gambar 1.1 Konsep thermodinamika untuk membuka pintu kuil yang
digunakan oleh seorang ilmuwan bernama Hero dari Alexandria.

Dalam bidang teknik, thermodinamika digunakan untuk menghitung


efesiensi bahan bakar mesin, dan bagaimana membuat mesin yang lebih efisien.
Salah satu aspek utama dalam thermodinamika adalah mengunakan data empiris
(misalnya tabel uap) dan persamaan aljabar sehingga dapat diterapkan dalam
perancangan sebuah mesin. Secara umum thermodinamika dapat dibagi menjadi
dua jenis yakni themodinamika klasik (classical thermodynamics) dan
thermodinamika statistik (statistical thermodymics)
Thermodinamika klasik (classical themodynamics) yang dimulai pada
awal 1800-an merupakan jenis thermodinamika yang mempelajari keadaan
thermodinamika (thermodynamic states) dan sifat-sifatnya (properties) seperti
energi, kerja, dan kalor, dan dengan menggunakan hukum dari thermodinamika,
semua pengaruh gerakan atom diabaikan.
Pencetus thermodinamika klasik berasal dari Robert Boyle pada tahun
1662 ahli ilmu fisika yang mendalilkan bahwa tekanan (P) dari sejumlah gas

2
berbanding terbalik dengan volumenya (V) pada temperatur yang tetap; yaitu
membentuk persamaan : pv = k. Dari sini, suatu persamaan dari suatu ilmu
pengetahuan thermodinamika mulai dikembangkan dan diterapkan dengan
suksesnya yang pertama adalah konstruksi mesin uap di inggris oleh Thomas
Savery di 1697 dan Thomas Newcomen di 1712. Kemudian hukum kesatu dan
kedua thermodinamika muncul secara serempak di 1850-an, yang utama
dipelopori oleh William Rankine, Rudolf Clausius dan William Thomson (Lord
Kelvin).
Massa
Pada saat massa dan
temperatur dijaga tetap

Tekanan (P) Temperatur (T)


Gambar 1.2 Tekanan (P) gas berbanding terbalik dengan volumenya (V) pada
temperatur yang tetap didalilkan oleh Robert Boyle.

Thermodinamika klasik dapat dinyatakan dalam empat hukum yang


berturut-turut disebut sebagai hukum kenol, kesatu, kedua, dan hukum yang
ketiga. Hukum thermodinamika adalah empiris, yaitu., mereka disimpulkan dari
pengalaman, dan didukung oleh banyak sekali bukti eksperimental.
Thermodinamika statistik (Statistical thermodynamics) merupakan
pengembangan dari teori atom dan yang molekul di akhir abad 19th. Pada
thermodinamika statistik ilmu thermodinamika diberi sebagai suatu penafsiran

3
molekular sehingga dapat menjadi jembatan antara sifat-sifat (properties)
makroskopik dan mikroskopik suatu systems. Intinya Thermodinamika statistik
adalah suatu pendekatan thermodinamika yang diarahkan pada mekanika statistik,
yang memusat pada asal usul dari sifat-sifat makroskopik akibatkan dari pengaruh
atom-atom yang membentuknya.
Kuliah ini merupakan pondasi untuk perpindahan kalor, di mana pada
perpindahan kalor nantinya laju dan mekanisme perpindahan energi dalam wujud
panas dipelajari. Konsep-konsep dasar dari kuliah ini akan digunakan lebih lanjut
pada mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engines), mesin pendingin
dan mesin –mesin turbin.
Hal pertama yang dibahas dalam thermodinamika adalah pengenalan ke
thermodinamika yang menyajikan lingkup dan kegunaanya. Kemudian dibahas
mengenai definisi sistem thermodinamika (Thermodynamic Systems), yang
menggambarkan beberapa terminologi dasar khususnya konsep dari proses.
Selanjutnya juga dibahas tentang Hukum ke-nol dan pengembangan dari konsep
tentang temperatur. Bab yang berikutnya, membahas tentang bagaimana
menggunakan data empiris yang ada.
Kemudian dibahas mengenai hukum kesatu themodinamika dan beberapa
gagasan dari statemen tersebut. Hukum kedua membahas tentang efesiensi dan
hubungannya dengan mesin kalor dan konsep dari entropy dan yang terakhir
adalah Aplikasi dari mesin-mesin yang dikembangkan di bab yang sebelumnya
digambarkan, termasuk penggunaan dari thermodinamika di situasi rancang-
bangun yang sehari-hari. Lampiran memberikan data-data dan daftar tabel untuk
beberapa sifat-sifat (properties) yang biasa digunakan.

1.2 Sejarah Thermodinamika


Sejarah thermodinamika secara singkat dimulai oleh Otto Von Guericke
seorang ilmuwan Jerman yang pada tahun 1650 merancang dan mambuat pompa
ruang hampa (vacuum) pertama didunia dan menciptakan ruang hampa (vacuum)
pertama dunia (dikenal sebagai Magdeburg Hemispheres). Segera sesudah itu,
Robert Boyle ahli kimia dan Ahli ilmu fisika Irlandia dengan mempelajari disain

4
Guericke pada 1656, bersama dengan Robert Hooke ilmuwan bangsa Inggris,
membangun pompa udara (kompresor). Menggunakan pompa ini, Hooke dan
Boyle mencatat hubungan antara tekanan-temperatur-volume.
Pada waktu itu, hukum Boyle dirumuskan sebagai, pada suatu keadaan
hubungan antara tekanan dan volume adalah berbanding terbalik. Kemudian, di
1679, berdasar pada konsep ini, rekanan Boyle yang lain, Denis Papin membuat
suatu alat untuk menutup ketel sehingga uap tekanan tinggi dapat dihasilkan.
Rancangan ini kemudian dikembangkan lebih lanjut dengan diterapkan
pada katup pembuka aliran uap air yang menjaga mesin agar tidak meledak.
Dengan melihat katup yang bergerak naik dan turun secara teratur, Papin
membayangkan gagasan untuk suatu mesin dengan silinder dan piston. Ia
kemudian membuat rancangannya namun tidak sempat untuk membuatnya.
Meskipun demikian, pada 1697, dengan berdasarkan pada rancangan papin,
seorang insinyur bernama Thomas Savery membangun mesin/motor yang
pertama.
Walaupun mesin/motor yang pertama ini kasar dan tidak efisien, namun
mesin ini menarik perhatian para ilmuwan pada waktu itu. Salah satu ilmuwan
tersebut adalah Sadi Carnot, "Bapak Dari Thermodinamika", yaitu yang pada
1824 menerbitkan “Reflections on the Motive Power of Fire”, yang membahas
mengenai kalor, daya dan efisiensi mesin. Tulisan tersebut menguraikan hubungan
dasar antara energi dalam mesin Carnot, daur Carnot dan tenaga gerak. Hal ini
menandai dimulainya thermodinamika sebagai salah satu ilmu modern.
Istilah thermodinamika diperkenalkan oleh James Joule pada 1858 untuk
memberi nama pada ilmu pengetahuan yang menghubungkan antara panas dan
tenaga. Namun demikian pada 1849, "Thermodinamika", sebagai istilah yang
fungsional, telah digunakan pada tulisan William Thomson saat menghitung teori
Carnot untuk menghasilkan tenaga gerak dari kalor. buku teks Thermodinamika
yang pertama ditulis pada 1859 oleh William Rankine, seorang profesor teknik
mesin dan sipil dari Universitas Glasgow.

5
1.3 Sistem, Proses dan Properties
Suatu sistem thermodinamika adalah suatu masa atau daerah yang dipilih,
untuk dijadikan obyek analisis dan yang ingin di pelajari sifat-sifatnya
(properties). Dalam system komposisi, bentuk dan volume dapat berubah.
Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan dan antara
sistem dan lingkungan dapat berinteraksi. Batas antara sistem dengan
lingkungannya disebut batas sistem (boundary). Dalam aplikasinya batas sistem
merupakan bagian dari sistem maupun lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat
berubah posisi atau bergerak.

Batas sistem

Gambar 1.3 Sistem gas dalam suatu silinder motor bensin dimana dinding
silinder sebagai batas sistemnya.

Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu :


1. Sistem tertutup (control massa)
2. Sistem terbuka (control volume)
Pada Sistem tertutup (Control massa) selalu mengandung materi yang
sama, sehingga tidak dimungkinkan terjadi perpindahan massa melalui batas
sistem, tetapi volume dapat berubah. Yang dapat-keluar masuk sistem tertutup
adalah energi dalam bentuk panas atau kerja.
Contoh sistem tertutup adalah suatu motor bakar torak, dimana masa udara
dan atau bahan bakar yang masuk didalam silinder tetap, tetapi volumenya
berubah, dan energi panas masuk kedalam silinder dan kerja keluar dari sistem.

6
Gambar 1.4 Contoh sistem tertutup (motor bensin) dan sistem terbuka
(kompresor).

Pada sistem terbuka (Control volume) ditetapkan suatu daerah dengan


batas sistem yang volumenya tetap, namun massa dapat melintasi batas sistem.
Dalam sistem terbuka, energi dalam bentuk panas atau kerja pun dapat-keluar
masuk sistem. Contoh mesin-mesin dengan sistem terbuka adalah turbin gas
dimana udara dan bahan bakar secara terus-menerus masuk dan keluar sistem
sedangkan bentuk mesin tetap dan tidak berubah.
Karakteristik makroskopik yang menentukan sifat dari sistem disebut
property dari sistem, seperti tekanan P, temperatur T, volume V, masa m,
viskositas, konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga property yang
didefinisikan dari property yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik,
panas jenis, dan lain-lain. Property ini tidak tergantung pada sistem
Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila
masing-masing jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya
dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state)

7
tertentu dari sistem ditentukan oleh property-nya, dengan kata lain sistem itu
mempunyai nilai property yang tetap.
Apabila property-nya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut
mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan
keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbangan (equilibrium). Syaratnya
sistem dalam keadaaan seimbangan (equilibrium) adalah sistem itu mengalami
keadaan dimana Mechanical, temperatur, fase dan kimia dalam keadaan
seimbang (equilibrium).

P 1

Gambar 1.5 Perubahan keadaan (state) sistem dari satu keadaan seimbang ke
keadaan seimbang yang lain.

Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan seimbang satu menjadi


keadaan seimbang lain disebut proses, dan rangkaian keadaan diantara keadaan
awal dan akhir disebut lintasan proses. Proses dari keadaan 1 ke keadaan 2
Tergantung dari jenis prosesnya, maka keadaan 2 dapat dicapai dari keadaan 1
melalui berbagai lintasan yang berbeda.

8
Proses thermodinamika biasanya digambarkan dalam sistem koordinat 2
(dua) property, yaitu T-V diagram, P-V diagram, atau T-S diagram. Proses yang
berjalan pada satu jenis property tetap, disebut proses iso - diikuti nama property
nya, misalnya proses Isobaris (tekanan konstan), proses Isokhorik (volume
konstan), proses Isothermis (temperatur konstan) dan lain-lain.
Suatu sistem disebut menjalani suatu siklus, apabila sistem tersebut
menjalani rangkaian beberapa proses, dengan keadaan akhir sistem kembali ke
keadaan awalnya. Suatu sistem yang berada pada satu keadaan (state) dan sifat–
sifatnya tidak berubah dengan bertambahnya waktu disebut sebagai sistem yang
berada dalam keadaan tunak (Steady state)

1.4 Dimensi Dan Satuan.


Suatu sistem satuan adalah sistem besaran atau unit untuk menentukan
nilai dimensi dari suatu property. Sistem satuan yang sekarang dipergunakan di
seluruh dunia, termasuk Indonesia, adalah Sistem SI (Sistem Internasional).
Sistem ini menggantikan 2 sistem yang dipergunakan sebelumnya, yaitu sistem
British/English dan sistem Metris.
Dalam sistem SI ada 7 macam dimensi dasar, yaitu panjang (m), masa
(kg), waktu (detik), temperatur (K), arus listrik (A), satuan sinar (candela-c), dan
satuan molekul (mol).

Tabel 1.1 Dimensi dan konversi

Dimensi SI English Konversi


massa kg lb 1 lb=0.45359237 kg
panjang m ft 1 ft = 0.3048m
waktu s s
gaya N lbf 1 lbf =4.4482 N

( 1N=1 kg· m/s2 ) (1 lbf =32.1740 lb· ft/s2 )

9
Tabel 1.2 Dimensi dan satuan

Dalam thermodinamika juga banyak digunakan kelipatan dan subkelipatan


sistem satuan pokok SI dapat diperoleh dengan menggunakan awalan seperti
didefiniskan dalam Table 1.3.
Tabel 1.3 Awalan Sistem SI
Faktor Pengali Awalan Simbol
12
1 000 000 000 000 = 10 Tera T
9
1 000 000 000 = 10 Giga G
1 000 000 = 106 Mega M
1 000 = 103 kilo K
2
100 = 10 hekto h
10 = 101 deka Da
0,1 = 10-1 desi D
-2
0,01 = 10 senti C
0,001 = 10-3 mili M
0,000 001 = 10-6 mikro µ
0,000 000 001 = 10-9 nano n
0,000 000 000 001= 10-12 piko p
-15
0,000 000 000 000 001 = 10 femto f
0,000 000 000 000 000 001 = 10-16 atto a

10
1.4.1 Tekanan.
Tekanan merupakan salah satu property yang terpenting dalam
thermodinamika, dan didefinisikan sebagai gaya pada satu satuan unit luasan.
Satuan tekanan adalah Pa (Pascal), yang didefinisikan sebagai,
1 Pa = 1 N/m2

Gambar 1.6a Alat ukur tekanan jenis tabung bourdon

Gambar 1.6b Alat ukur tekanan jenis manometer pipa U

Karena satuan Pascal terlalu kecil, maka dalam analisis thermodinamika


sering digunakan satua kilopascal (1 kPa = 103 Pa), atau megapascal (1MPa = 106
Pa). Satuan tekanan yang cukup dikenal adalah satuan bar (barometric), atau atm
(standard atmosphere), sebagai berikut.
1 bar = 105 Pa = 0,1 Mpa = 100kPa
1 atm = 101. 325 Pa = 101,325 kPa = 1, 01325 bar

11
Pengukuran tekanan dengan menggunakan referensi tekanan nol absolut
disebut tekanan absolut (ata), sedang tekanan manometer (ato) adalah tekanan
relatif terhadap tekanan atmosfir. Tekanan vacuum adalah tekanan dibawah 1 atm,
yaitu perbedaan antara tekanan atmosfir dengan tekanan absolut, seperti
ditunjukkan dalam Gambar sebagai berikut,

Gambar 1.7 hubungan pengukuran beberapa titik acuan alat ukur

Gambar 1.7 memberikan Hubungan pengukuran beberapa jenis tekanan


Alat pengukur tekanan diatas atmosfir adalah manometer, alat pengukur tekanan
vacuum disebut manometer vacuum, sedang alat pengukur tekanan atmosfir
disebut barometer. Terdapat banyak jenis metode pengukuran tekanan seperti pipa
U, manometer pegas, atau transduser elektronik.
Contoh 1.1 :
Tentukan tekanan atmonsfir pada suatu lokasi dimana sebuah manometer
terbaca pada 740 mmHg dan percepatan grafitasi bumi adalah g = 9,7
kg/s2, asumsikan temperatur air raksa (Hg) pada 10oC memiliki densitas
13.570 kg/m3
Penyelesaian :
Dari gambar 1.6 maka diketahui persamaan tekan untuk manometer adalah
Patm = ρgh
Patm = (13.570 kg/m3)( 9,7 kg/s2)(0,74 m) = 97.405,46 Pa ≈ 97,41 kPa

12
1.4.2 Temperatur
Ukuran temperatur berfungsi untuk mengindikasikan adanya energi panas
pada suatu benda padat, cair, atau gas. Metodenya biasanya menggunakan
perubahan salah satu property suatu material karena panas, seperti pemuaian, dan
sifat listrik.
Prinsip pengukurannya adalah apabila suatu alat ukur ditempelkan pada
benda yang akan diukur temperaturnya, maka akan terjadi perpindahan panas ke
alat ukur sampai terjadi keadaan seimbang. Dengan demikian temperatur yang
terterapada alat ukur adalah sama dengan temperatur pada benda yang diukur
temperaturnya.
Prinsip tersebut menghasilkan Hukum Thermodinamika ke nol (Zeroth
Law of Thermodynamics), yaitu apabila dua benda dalam keadaan seimbang
thermal dengan benda ketiga maka dua benda tersebut juga dalam keadaan
seimbang thermal walau pun tidak saling bersentuhan.

150oC
150OC 150oC

Gambar 1.8 Proses hukum thermodinamika ke nol dan penerapannya pada


thermometer

Dalam sistem SI satuan temperatur adalah Kelvin (K) tanpa derajad. Skala
dari ukuran temperatur dalam derajad Celcius adalah sama dengan skala ukuran
Kelvin.

13
o o
C F K R
Titik didih 100 212 373,15 71,67
Titik beku 0 32 273,15 461,67
Nol mutlak -273,15 -461,67 0 0

Triple point @ 0.006 atm, T = 0.01 ºC

Gambar 1.9 Skala temperatur

– Celsius T(oC) = T(K) - 273.15


– Rankine T(oR) =1.8T(K)
– Fahrenheit T(oF) =1.8T(oC)+32
T(oF) = T(oR) - 459.67
Kondisi 0 K adalah kondisi nol mutlak dimana semua gerakan yang
menghasilkan energi pada semua materi berhenti. Dalam analisis thermodinamika,
apabila yang dimaksudkan adalah ukuran temperatur maka yang digunakan adalah
ukuran dalam K, sedang apabila analisis berhubungan dengan perbedaan
temperatur maka baik ukuran oC maupun K dapat digunakan.
Contoh 1.2 :
Selama proses pemanasan, temperatur sistem naik sebesar 10oC. Tentukan
berapakan kenaikan temperatur tersebut dalam K, oF dan R
Penyelesaian :
Perubahan temperatur dalam skala derajat celcius besarnya sama dengan
perubahan temperatur dalam skala kelvin, sehingga :
∆T(K) = ∆T(oC) = 10 K

14
Perubahan temperatur dalam skala derajat fahrenheit besarnya juga sama
dengan perubahan temperatur dalam skala rankine namun, relatif terhadap
derajat celcius dan kelvin. Sehingga :
∆T(R) = 1,8 ∆T(K) = (1,8)(10) = 18 R
dan ∆T(oF) = ∆T(R) = 18 oF

1.5 Engineering Analysis Thermodynamics


Dalam mempermudah menyelesaikan persoalan themodinamika ada
beberapa hal dan urutan kerja yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
• definisikan system
– Batas sistem

– Interaksinya dengan lingkungan

• Keadaan
– Tentukan nilai sifat-sifatnya

– Hubungan antara sifat-sifat tersebut

• Proses
– Temukan proses yang benar

– Modelkan proses secara matematik (persamaan)

- Hukum fisika
- konstanta, tabel…
- Hubungan antara sifat (properties)
• Temukan jawabannya
– Interaksi (kerja) dengan lingkungan

– Keadaan akhir dari sistem

15
C. Latihan
1. Jelaskan definisi thermodinamika dan penggunaanya dalam bidang teknik

Uap H2O
10 Kg
200oC
Q

2. Suatu silinder ditutup dengan piston berluas penampang 0,2 m2 yang dapat
bergerak bebas, diisi uap air seberat 10 Kg pada temperatur 200oC dan
karena tekanan 0,3 MPa dari uap air piston tersebut tertahan pada
ketinggian 4 m dari dasar silinder. Karena temperatur lingkungan lebih
rendah dan dinding silinder terbuat dari bahan konduktor maka uap
melepaskan kalor sehingga temperatur dan volumenya turun hingga piston
turun sampai pin batas yang terletak 1,5 m dari dasar silinder, tentukan
a) System, batas system dan lingkungan
b) Proses yang terjadi dalam diagram dan P vs V
c) Property pada kondisi awal dan akhir proses (kondisi awal : m = 10
Kg, T = 200oC, P = 0,3 MPa, V = 0,8 m3; kondisi akhir : m = 10 Kg,
T = 133,6oC, P = 0,3 MPa, V = 0,3 m3)
3. Ubah ke dalam bentuk kelipatan dan simbol
(a) 9.8 x 105 m
(b) 9.56 x 1010 J
(c) 0.000056 s
(d) 1,984,000 m3
(e) 35.6 x 10-4 g
(f) 92.4 x 107 N
4. Ubah soal No.3 ke dalam satuan British

16
5. Pembacaan pada suatu alat ukur tekanan adalah 1,65 MPa, dan pada saat
itu suatu barometer mengukur tekanan lingkungan pada 94 kPa. Hitung
tekanan absolut yang terjadi.
Jawab : 1,734 MPa
6. Baromenter yang dibawa oleh seorang pendaki gunung sebelum ia
mengadakan pendakian mula-mula terbaca pada 93 bar dan pada saat akhir
pendakian dipuncak gunung terbaca pada 89 bar. Abaikan efek perubahan
percepatan grafitasi akibat ketinggian. Tentukan jarak ketinggian vertikal
pendakian yang dilakukannya, jika diasumsikan densitas udara rata-rata
1,2 kg/m3 dan grafitasi 9,7 m/s2
Jawab : 34364,26 m
7. Dua silinder A dan B dihubungkan dengan dua buah piston yang memiliki
diameter yang berbeda. Silinder B berisi gas. Silinder A berisi oli berisi oli
yang dipompa dengan tekanan 300 kPa oleh sebuah pompa hidrolik.
Apabila massa piston adalah 10 kg tekanan gas dalam silinder B dan
grafitasi 9,7 m/s2. Jalur oli Pompa
A
Jawab : 3,4 MPa
Diameter A = 100 mm

Atmosfir
Po= 100 kPa

Diameter B = 25 mm

8. Apa yang dimaksud dengan hukum thermodinamika ke nol dan apa


kegunaannya.
9. Tentukan suatu sistem yang berada pada temperatur 18oC. Ekspresikan
temperatur ini dalam R,K dan oF.
10. Pada temperatur berapakah skala fahrenheit dan celcius akan sama ?

17
D. Ringkasan
Secara sederhana thermodinamika dapat dijabarkan sebagai, panas berarti
"energi yang berpindah" dan dinamika yang hubungan dengan "pergerakan";
sehingga, pada pokoknya thermodinamika mempelajari bergeraknya energi dan
bagaimana energi dapat bergerak. Dalam bidang teknik, thermodinamika
digunakan untuk menghitung efesiensi bahan bakar mesin, dan bagaimana
membuat mesin yang lebih efisien.
Sistem thermodinamika adalah masa atau daerah yang dipilih, untuk
dijadikan obyek analisis dan yang ingin di pelajari sifat-sifatnya (properties).
Daerah sekitar sistem disebut sebagai lingkungan. Batas antara sistem dengan
lingkungannya disebut batas sistem (boundary) dan dapat tetap atau dapat berubah
posisi. Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu :
1. Sistem tertutup (control massa)
Selalu mengandung materi yang sama. Sehingga tidak dimungkinkan
terjadi perpindahan massa melalui batas sistem, tetapi volume dapat
berubah.Yang dapat-keluar masuk sistem tertutup adalah energi
dalam bentuk panas atau kerja
2. Sistem terbuka (control volume)
Suatu daerah dengan batas sistem yang volumenya tetap, namun
massa dapat melintasi batas sistem. Energi dalam bentuk panas atau
kerja dapat-keluar masuk sistem
Karakteristik makroskopik yang menentukan sifat dari sistem disebut
property dari sistem namun, property ini tidak tergantung pada sistem. Keadaan
(state) dari sistem ditentukan oleh property-nya, dengan kata lain sistem itu
mempunyai nilai property yang tetap. Apabila property-nya berubah, maka
keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang
tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbangan
(equilibrium).
Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan seimbang satu menjadi
keadaan seimbang lain disebut proses, suatu sistem disebut menjalani suatu siklus,

18
apabila sistem tersebut menjalani rangkaian beberapa proses, dengan keadaan
akhir sistem kembali ke keadaan awalnya.
Tekanan merupakan salah satu property yang terpenting dalam
thermodinamika, dan didefinisikan sebagai gaya pada satu satuan unit luasan.
Satuan tekanan adalah Pa (Pascal). Pengukuran tekanan dengan menggunakan
referensi tekanan nol absolut disebut tekanan absolut (ata), sedang tekanan
manometer (ato) adalah tekanan relatif terhadap tekanan atmosfir. Tekanan
vacuum adalah tekanan dibawah 1 atm.
Ukuran temperatur berfungsi untuk mengindikasikan adanya energi panas
pada suatu benda padat, cair, atau gas. Prinsip pengukuran temperatur adalah
Hukum Thermodinamika ke nol (Zeroth Law of Thermodynamics), yaitu :
Apabila dua benda dalam keadaan seimbang thermal dengan benda
ketiga maka dua benda tersebut juga dalam keadaan seimbang
thermal walau pun tidak saling bersentuhan.
Dalam analisis thermodinamika, apabila yang dimaksudkan adalah ukuran
temperatur maka yang digunakan adalah ukuran dalam K.
Dalam mempermudah menyelesaikan persoalan themodinamika ada
beberapa hal dan urutan kerja yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Definisikan system
2. Tentukan setiap keadaan sistem
3. Temukan proses yang benar dari setiap perubahan keadaan sistem
4. Temukan jawabannya dari keadaan akhir sistem

E. Sumber Belajar Lain


Holman J.P, Jasjfi. E, 1994, “Perpindahan Kalor”,Penerbit Erlangga, Jakarta.

Reynolds Wiliam, Perkins Henry , Filino Harahap, 1991, “Thermodinamika


Teknik”,Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sears Francis, Zemanssky Mark, 1983,” Fisika Untuk Universitas 1”, Penerbit
Bina Cipta, Bandung.

19
Sudjito, Saifuddin Baedoewie, Agung Sugeng Widodo, 2003,”Diktat Kuliah
Thermodinamika Dasar”, Universitas Brawijaya, Malang.

Yunus A Cengel, Michael Boles, 1998,”Thermodynamics An Engineering


Approach”, Third Edition, Mcgraw-Hill, International Edition

Richard E Sonntag, Gordon J Van Wylen, 1991, “Introduction To


Thermodynamics, Classical And Statistical”, John Wiley & Son,
Singapore

20

Anda mungkin juga menyukai