HUKUM THERMODINAMIKA I
A. Pendahuluan
Hukum thermodinamika I sederhananya merupakan suatu pernyataan
tentang prinsip perubahan energi, dan hal ini merupakan penegasan mengenai
energi total pada suatu sistem thermodinamik.
Pada bab ini perubahan energi dari kalor ke kerja dan sebaliknya
diperkenalkan, dan beberapa mekanisme perpindahan kalor dan beberapa jenis
kerja akan dibahas. Hubungan antara hukum thermodinamika I pada sistem
tertutup diantaranya akan melibatnya adanya perubahan energi fluida kerja pada
sistem tersebut. Oleh karena itu akan diperkenalkan juga definisi energi dalam dan
hubungannya dengan kalor dan kerja pada proses-proses isobarik, isokhorik,
isothermik dan adiabatik
Di bab ini juga akan diperkenalkan suatu property yang nantinya menjadi
sangat penting dalam menganalisa masalah thermodinamia, property tersebut
dikenal sebagai entalpy. Selanjutnya yang tak kalah pentingnya yakni akan
dibahas juga hubungan antara temperatur, volume dan tekanan yang terjadi pada
proses adiabatik, yang selanjutnya akan banyak digunakan pada saat melakukan
analisa pada siklus tenaga gas (contohnya, siklus otto, diesel dan brayton).
B. Materi Ajar
3.1 Pendahuluan
Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lain (Energi can be neither created nor destroyed but only transformed).
Prinsip tersebut juga di kenal dengan istilah konservasi energi. Hukum pertama
dapat dinyatakan secara sederhana bahwa tidak akan mungkin mendapatkan
energi lebih banyak dari pada kandungan energi bahan bakar yang dapat dibakar
(“You can’t win”)
42
Energi biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja
Sehingga berdasarkan prinsip konversi energi maka, selama interaksi antara
sistem dan lingkungan, jumlah energi yang diperoleh sistem harus sama dengan
energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Sehingga persamaan umum hukum
thermodinamika pertama adalah
Ein = Eout …………………………………………………………3.1
Energi dapat melintasi batas dari suatu sistem tertutup dalam dua bentuk
yang berbeda : kalor (heat) dan kerja (work). Berikut ini akan dibahas beberapa
bentuk energi.
mempunyai satuan kJ/s (kW). Ketika Q& bervariasi dengan waktu, jumlah heat
43
Kalor berpindah melalui beberapa cara yakni :
1. Konveksi (convection)
2. Konduksi (conduction)
3. radiasi (radiation)
Pada perpindahan kalor melalui proses konveksi, Panas dibawa dari satu
tempat ke tempat lain oleh alilran cairan atau gas (fluida). Perpindahan kalor ini
tidak dapat digunakan untuk benda padat. Ketika air mendidih, cairan panas naik
dan bercampur dengan air dingin, sehingga terjadi perpindahan panas. Besarnya
perpindahan kalor dapat dihitung dengan menggunakan Hukum Newton untuk
konveksi :
Qkonv = hA (Ts-Tf) ………………………………………………..…3.5
Contoh 3.1 :
Udara pada temperatur 25oC bertiup diatas plat seluas 1 m2, temperatur plat
tersebut dijaga tetap pada 225oC. Koefesien perpindahan kalor konveksi
adalah 20 W/m2.oC. hitung perpindahan kalor yang terjadi
Penyelesaian :
Bila hukum perpindahan kalor konveksi adalah :
Qkonv = hA (Ts-Tf) = (20 W/m2.oC)( 1 m2)(225 – 25) oC = 4000 W = 4 kW
Cross sectional
area A
L
HOT COLD
Heat Flow
44
berpindah. Besarnya perpindahan kalor konduksi ini dapat dicari dengan
menggunakan hukum fourier untuk perpindahan kalor conduction :
dT
Qcond = - kA ……………………………………….…3.6
dL
Contoh 3.2 :
Salah satu permukaan lempeng tembaga yang tebalnya 2 cm seluas 1 m2
mempunyai temperatur tetap pada 500oC sedang temperatur permukaan
yang lainnya adalah. 100oC hitung perpindahan kalor yang terjadi bila
koefesien perpindahan kalor konduksinya adalah 400 W/m.oC.
Penyelesaian :
Bila hukum perpindahan kalor konduksi adalah :
dT (100 − 500) o C
Qcond = - kA = -(400 W/m.oC)( 1 m2) = 8000000 W
dL 2 × 10 − 2
microwaves, thermal
TV
cell phones radiation
radio
visible x-rays
waves
45
Hukum stefan-Boltzmann untuk radiasi :
4
Q = σAT ………………………………………………………….3.7
σ = 5,67 x 10-8 W/(m2.K4)
Contoh 3.3 :
Dua plat hitam tak berhingga seluas 1 m2 yang temperaturnya masing-
masing 800oC dan 300oC saling bertukar kalor melalui radiasi. Hitung
perpindahan kalor yang terjadi
Penyelesaian :
Bila hukum perpindahan kalor radiasi adalah :
4
Q = σAT = (5,67 x 10-8 W/m2.K4)( 1 m2)((1073 K)4 –(574 K)4)
Q = 69030 W
Kalor mempunyai nilai dan arah. Untuk menandai arah dari kalor ada
suatu konvensi tanda (kesepakatan tanda) sebagai berikut : Heat transfer menuju
sistem bertanda positif, dan keluar sistem bertanda negatif.
46
negatif. Heat transfer dan kerja adalah interaksi antara sistem dengan lingkungan
dan terdapat beberapa kesamaan antara keduanya :
1. Keduanya merupakan fenomena batas sistem ; hanya dikenali ketika
melintasi batas sistem.
2. Keduanya merupakan fenomena transient artinya sebuah sistem tidak bisa
memiliki kalor atau kalor.
3. Keduanya selalu terkait dengan proses, bukan state.
4. Keduanya merupakan ”path function ”, differensialnya disebut differensial
tidak eksak, dQ dan dW. (berbeda dengan property yang merupakan point
function , differensialnya disebut differensial eksak, misalnya du, dh, dT,
dP dan lain-lain).
Ketetapan tanda
Qin +
Wout + Qin positive
Qout negative
Qout -
Win- Win negative
Wout positive
mout - min positive
Jika antara V dan I konstan dalam rentang waktu ∆t, persamaan menjadi
We = VI ∆t (kJ) …………...……………………..3.11
47
Contoh 3.4 :
Untuk menguapkan air mendidih (saturated liquid) menjadi uap jenuh
(saturated vapor) pada temperatur 100oC membutuhkan kalor sebesar 50
kJ. Tentukan berapakah arus listrik yang dibutuhkan apabila kalor yang
dibutuhkan dipasok dari suatu pemanas listrik dari sumber tegangan 220
volt selama 1 menit.
Penyelesaian :
Daya yang dibutuhkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
3.11 yakni :
We = VI ∆t
We (50 kJ )
I = = = 0,0038 kA ≈ 3,8 A
V∆t (220 volt )(60 det ik )
F = P × A piston
2 2
W = ∫ F ⋅ d s = ∫ Fds
1 1
F = P × A piston
W = ∫ Fds = ∫ P × A piston ds
2
W = ∫ PdV dV
1
48
Contoh 3.5 :
Sebuah piston yang dapat bergerak bebas seberat 10 N dengan luas
penampang 2 m2 digunakan untuk menutup sebuah silinder yang
didalamnya terdapat udara bertekanan.
Awalnya piston tersebut melayang
setinggi 1 m dari dasar silinder,
F = 10 N
selanjutnya udara dari luar silinder
dimasukkan kedalam silinder
sehingga piston terangkat keatas 1,5 m
Penyelesaian :
Kerja yang dilakukan udara didalam silider dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 3.12, yaitu :
2
W = ∫ F ds = F(s2-s1) = (10 N)((1,5 – 1)m) = 5 J
1
Atau kerja dapat juga dicari dengan menggunakan cara yang lain yaitu,
Pertama dicari terlebih dahulu berapakah tekanan udara yang terjadi
didalam silinder. Tekanan udara didalam silinder dirumuskan sebagai :
F (10 N )
P= = = 5 Pa
A (2 m 2 )
Kemudian dicari volume 1 dan volume 2 :
V1 =As1 = (2 m2)(1m) = 2 m3
V2 =As2 = (2 m2)(1,5 m) = 3 m3
Sehingga kerja yang dilakukan oleh udara adalah :
2
W = ∫ P dV = P(V2-V1) = (5 N)((3 – 2)m) = 5 J
1
49
3. Kerja Gravitasi
Gaya yang bekerja pada sebuah benda :
F = mg ………..………………………………………..3.13
dimana m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi .Kerja yang
dibutuhkan untuk menaikkan benda dari ketinggian z1 ke z2 adalah
2 2
W = ∫ F dz = mg ∫ dz = mg ( z 2 − z1 ) (kJ) …..……………….…….3.14
1 1
Contoh 3.6 :
Sebuah mobil yang memiliki massa 1200 kg bergerak dengan kecepatan
konstan 90 km/jam.
90 km/jam
Kemudian mobil tersebut melintasi
tanjakan dengan kemiringan 30o.
Tentukalnlah berapa daya yang
dibutuhkan oleh mobil tersebut 1200 kg
sehingga kecepatan mobil tersebut
tetap konstan 30o
Penyelesaian :
Tambahan daya yang dibutuhkan oleh mobil tersebut dapat dicari dari
persamaan kerja gravitasi, yaitu :
W& = mg∆z / ∆t = mgvvertikal
1 m / s 1 kJ / kg
W& = (1200 kg )(9,8 m / s 2 )(90 km / jam)(sin 30 o ) 2 2
3,6 km / jam 1000 m / s
W& = 147 kJ / s = 147 kW
50
2 2 2
dv 1
Wa = ∫ Fds = ∫ m (vdt ) = m ∫ (vdv ) = m(v 22 −v12 ) (kJ)….. 3.16
1
1
dt 1
2
Contoh 3.7 :
Tentukan daya yang dibutuhkan untuk mengakselerasi mobil dengan massa
900 kg dari diam hingga kecepatan 80 km/jam dalam waktu 20 detik pada
jalan mendatar.
Penyelesaian :
Kerja yang dibutuhkan oleh mobil tersebut dapat dicari dari persamaan
3.16, yaitu :
1 1 80.000 m 2 1 kJ / kg
Wa = m(v22 − v12 ) = (900 kg ) − 0 2 =222.2 kJ
2 2 3600 s 1000 m 2 / s 2
daya rata-rata yang dibutuhkan oleh mobil tersebut dapat dicari dengan :
222,2 kJ
W& = = 11,1 kW
20 s
5. Kerja Poros
Transmisi energi dengan menggunakan sebuah poros yang berputar sangat
sering dalam praktis keteknikan. Untuk sebuah Torsi tertentu konstan,
kerja yang dilakukan selama putaran n ditentukan sebagai berikut :
τ = Fr ………………………………………………………….3.17
τ
F= ………………………………………………………….3.18
r
Gaya tersebut bekerja sejauh jarak s yang jika dihubungkan dengan radius
r
s = (2πr)n ………………………………………………….3.19
kemudian kerja poros menjadi :
τ
Wsh = Fs = (2πr)n = 2πnτ (kJ) …………………3.20
r
51
Contoh 3.8 :
Tentukan daya yang ditransmisikan melalui poros sebuah mobil yang
memiliki torsi 200 N.m dan poros berputar pada kecepatan 4000
revolutions per minute (rpm).
Penyelesaian :
Kerja yang ditransmisikan melalui poros untuk setiap menitnya dimana
torsi 200 Nm dan berputar 4000 kali dapat dicari dari persamaan 3.20,
yaitu :
Wsh = 2πnτ = 2π(4000)(200 N.m) = 5024.000 J ≈ 5024 kJ
daya rata-rata yang ditransferkan poros untuk tiap detik (dimana dalam
apabila poros berputar 4000 putaran per menit, maka setara dengan
4000/60 putaran per detik ) dicari dengan :
5024 kJ
W& sh = = 83,7 kW
60 s
6. Kerja Pegas
Jika panjang dari sebuah pegas berubah sebesar differensial dx karena
pengaruh sebuah gaya F, maka kerja yang dilakukan adalah
δW pegas = F dx ………………………………………….3.21
Untuk menentukan total kerja pegas diperlulan sebuah fungsional
hubungan antara F dan x. Untuk sebuah pegas elastis, perubahan panjang x
proporsional dengan gaya :
F = kx (kN) ………………………………………………….3.22
dimana k adalah konstata pegas dengan satuan kN/m, maka kerja :
W pegas = 1 k( (x 2
2 − x12 ) (kJ) ………………………....3.23
2
Contoh 3.9 :
Sebuah silinder-piston berisi 1 m3 gas. Sebuah pegas yang memiki
konstanta pegas yang linier 100 kN/m disentuhkan kepiston. Kemudian gas
tersebut dipanaskan sehingga volumenya bertambah menjadi dua kali
52
volume semula. Apabila luas penampang piston adalah 2 m2 hitunglah
kerja yang dilakukan oleh gas didalam silinder tersebut.
Penyelesaian :
Volume silinder setelah diberi gas
dipanaskan adalah :
V2 = 2V1 = (2)(1m3) = 2m3
Sehingga perubahan jarak perpindahan
piston dapat dicari dengan :
A = 2m2
∆V (2 − 1) m 3
x= = = 0,5 m
A 2 m2
total kerja yang dilakukan oleh gas V1 = 1m3
53
Gambar 3.5 Sistem tertutup (control mass)
Seperti pada bab sebelumnya, total energi E dari sistem terdiri dari tiga
bagian : energi dalam U, energi kinetik KE dan energi potensial PE. Sehingga
perubahan energi total sistem dapat ditulis sebagai berikut :
∆E = ∆U + ∆KE + ∆PE (kJ) …………………………………3.26
Jika disubstitusikan perubahan energi total ke persamaan hukum thermodinamika
pertama (3.25), maka :
Q -W = ∆U + ∆KE + ∆PE (kJ ) …………………………………3.27
dimana :
∆U = m (u2 – u1) …………………………………3.28
∆KE = 1m (v 2
2 − v12 ) …………………………………3.29
2
54
ketinggian selama proses. Untuk sistem tertutup yang stasioner perubahan energi
kinetik dan energi potensial dapat diabaikan. Sehingga hukum termodinamika
pertama dapar direduksi menjadi :
Q -W = ∆U (kJ) …………………………………………3.40
atau q - w = ∆u (kJ / kg) ………………………………………....3.41
dE
atau Q& − W& = (kW) …………………………………………3.42
dt
Persamaan Hukum termodinamika pertama dapat diekspresikan dalam persamaan
differensial :
δQ – δW = dE (kJ) …………………………………………3.43
δq – δw = de (kJ/kg) …………………………………………3.44
Untuk sebuah siklus dimana kondisi awal dan akhir identik, sehingga ∆E = E1 –
E2 = 0, persamaan Hukum termodinamika pertama menjadi :
Q-W=0 (kJ) …………………………………………3.45
55
Proses Isobarik
Proses Isobarik
Tekanan konstan
Kerja = gaya x jarak
Kerja = tekanan x luas x jarak
W = P∆V
Kerja sama dengan luas
dibawah diagram P-V
∆V
56
Penyelesaian :
Kerja pada proses isobarik adalah:
W = P∆V
Dari tabel saturated water-
temperature
Pada temperatur 100oC maka
tekanan didalam silinder adalah
1,014 bar ≈ 1,014 x 105 Pa
nilai vf= 1,0435 x 10-3 m3/kg dan
vg = 1,673 m3/kg.
Sehingga :
V1 = mvf = (10 kg)( 1,0435 x 10-3 m3/kg) = 1,0435 x 10-2 m3
V1 = mvg = (10 kg)( 1,673 m3/kg) = 16,73 m3
Maka :
W = P∆V = (1,014 x 105 Pa)( 16,73 m3 - 1,0435 x 10-2 m3)
W = 1695363,891 Joule ≈ 1,695 MJ
2. Proses Isokhorik
Jika suatu zat mengalami proses dimana volume tidak berubah,
prosesnya disebut proses isokhorik. Naiknya tekanan dan suhu akibat
mengalirnya kalor kedalam suatu zat yang berada dalam sebuah ruangan
yang tidak dapat memuai merupakan salah satu contoh proses isokhorik.
Jika volume zat tidak berubah, tidak akan ada kerja dan karena itu,
berdasarkan hukum pertama thermodinamika
0
Q -W = ∆U ⇒ Q = ∆U (kJ) ………………….3.53
apabila proses isokhorik ini menggunakan gas ideal sebagai fluida
kerjanya maka kalor (Q) yang terjadi dihitung sebagai :
Q = mCv∆T ………………………………………….3.54
Dimana : m = massa fluida kerja (kg)
Cv = spesifik heat gas pada volume konstan (kJ/kg.K)
∆T = beda temperatur awal dan akhir proses (K)
57
Proses Isokhorik
• Volume konstan
58
3. Proses Isothermik
Proses isothermik terjadi pada temperatur konstan. Supaya
temperatur suatu sistem betul-betul tetap konstan, perubahan pada
koordinat-koordinat lainnya harus berlangsung berlahan-lahan, dan
haruslah ada kalor berpindah. Pada umumnya besaran Q, W atau ∆U nol.
Ada dua zat sempurna yang energi dalamnya bergantung hanya pada
temperatur saja, yaitu gas ideal dan kristal paramagnet yang sempurna.
Apabila zat-zat ini mengalami proses isothermik, energi dalamnya tidak
akan berubah, dan oleh karena itu :
0
Q -W = ∆U ⇒ Q=W (kJ) …………3.55
Proses Isothermal
Proses Isothermal
• Temperature konstan
Silinder logam
W=m
=0
Q=W=m
Air panas pada temperatur T
59
Contoh 3.12 :
Sebuah silinder vertikal yang ditutup dengan piston yang dapat bergerak
berisi 0,4 kg udara memiliki volume awal 0,4 m3 pada 100 kPa dan 80oC.
kemudian udara tersebut dikompresi hingga menyisakan volume 0,1 m3
dimana temperatur didalam silinder dijaga konstan. Hitung kerja yang
dilakukan
Penyelesaian :
Proses isothermik ini menggunakan gas ideal sebagai fluida kerjanya maka
kerja (W) yang terjadi dihitung sebagai :
V
2
dV
W = mRT ∫ = mRT ln 2
1
V V 1
untuk gas ideal pada tekanan konstan maka
C
PV=mRT = C atau P=
V
Apabila C bernilai konstan maka :
2 2
C V V
W = ∫ PdV = ∫ dV = C ln 2 = P1V1 ln 2
1 1
V V1 V1
sehingga :
V2 0,1 1 kJ
W = P1V1 ln = (100 kPa)(0,4 m 3 ) ln
3
V1 0,4 1 kPa.m
W = -55,45 kJ
Tanda negatif mengindikasikan bahwa kerja dilakukan terhadap sistem
4. Proses Adiabatik
Suatu proses yang terjadi demikian rupa sehingga tidak ada kalor
masuk atau keluar sistem disebut proses adiabatik. Proses ini dapat
dilakukan baik dengan jalan membalut sistem dengan lapisan tebal bahan
isolasi panas (misalnya, gabus, asbes, bata tahan api atau serbuk ringan
berpori) ataupun dengan melakukan proses secara cepat. Pengaliran kalor
merupakan proses yang berlangsung lambat. Sehingga tiap proses yang
berjalan cukup cepat praktiknya bersifat adiabatik.
60
Jika hukum pertama thermodinamika dipakaikan pada proses
adiabatik kita peroleh
0
Q -W = ∆U ⇒ -W = ∆U (kJ) …………3.58
Jadi, pada proses adiabatik, perubahan energi dalam pada suatu
sistem sama dengan usaha mutlak. Jika usaha W negatif, yakni apabila
sistem dikompresi, maka –W positif, U2 lebih besar daripada U1, dan
energi dalam sistem bertambah. Jika W positif, yaitu apabila sistem itu
memuai (ekspansi), maka energi dalam sistem akan berkurang.
Penambahan energi dalam biasanya dibarengi kenaikan temperatur dan
pengurangan energi dalam menurunkan temperatur.
∆u
Gambar 3.9 Proses adiabatik
61
a b
Gambar 3.10 Proses pencekikan
62
Persamaan ini penting sekali dalam teknik uap dan teknik
pendingin, jumlah U + pv disebut dengan enthalpi dilambangkan sebagai h
dengan satuan Joule, yang telah dibuatkan tabelnya untuk uap dan
beberapa bahan pendingin.
Proses pencekikan memegang peran utama dalam kerja mesin
pendingin, karena proses inilah yang menyebabkan turunnya temperatur
yang diperlukan untuk pendinginan. Cairan yang keadaan tepat akan
menguap (cairan jenuh) senantiasa mengalami penurunan temperatur dan
penguapan sebagian sebagai akibat proses pencekikan. Tetapi gas dapat
mengalami kenaikan atau penurunan temperatur, tergantung pada
temperatur awal dan tekanan akhir.
63
b
d T+dt, U+dU
a
Proses adiabatik
T, U
Gambar 3.11 Dua proses isothermal gas sempurna pada temperatur T dan T+dT
64
Selama proses tekanan gas bertambah tapi tidak ada kerja yang dilakukan
karena volume konstan. Jadi berdasarkan hukum pertama thermodinamika (dalam
bentuk deferinsial)
du = dQ – dW ……………………………………………….…3.61
atau
dU = mCvdT ……………………………………………….…3.62
sekarang kita tinjau pada proses ad dalam gambar 3.11, pada tekanan
konstan. Untuk melaksanakan proses semacam ini, gas ditempatkan dalam sebuah
silinder berpiston yang menderita tekanan luar konstan, dan dihubungkan dengan
sebuah benda pada pada temperatur T+dT.
Ketika kalor mengalir masuk ke dalam gas, gas ini memuai pada tekanan
konstan dan melakukan gaya. Berdasarkan definisi kalor jenis mol pada tekanan
kosntan, Cp. Panas dQ yang mengalir mengalir masuk ke dalam gas yaitu
dQ = mCpdT ………………………………………………….3.63
Usaha dW adalah :
dW = pdV; ………………………………………………….3.64
dengan menggunakan hukum thermodinamika pertama :
dU = dQ – dW ………………………………………………….3.65
atau
dQ =dU + dW ………………………………………………….3.66
sehingga : dQ =dU + pdV ………………………………………….3.68
karena : dh = dU + pdV ………………………………………….3.69
maka pada proses isobarik untuk gas ideal berlaku :
dQ = dh = mCpdT ………………………………………………….3.70
berdasarkan persamaan keadaan pada volume konstan :
Pv = mRT, pdV = mRdT ………………………………………….3.71
sehingga
dW = mRdT ………………………………………………………….3.72
Jika dituliskan dalam hukum pertama :
dU = dQ – dW …………………………………………………3.73
atau
65
mCvdT = mCpdT – mRdT …………………………………………3.74
Maka : Cv = Cp – R …………………………………………………3.75
Proses adiabatik
66
Keluarkan dT dari persamaan dan gunakan Cp-Cv = R diperoleh Hubungan
dp C p dV
+ =0 ………………………………………………..3.78
p C vV
Cp/Cv ditulis sebagai k
dp dV
+k =0 ………………………………………………..3.79
p V
untuk mendapatkan hubungan antara p dan V dalam perubahan adiabatik yang
terhingga, persamaan diatas diintegrasika menjadi
ln p + k ln V = C ………………………………………………..3.80
atau
pVk = C (konstan) …………………………………………….….3.81
jika subskrip 1 dan 2 menunjukkan kepada dua titik proses,
p1 V1K = p2 V2K …………………………………………………3.82
Dengan cara yang sama didapatkan hubungan :
T1 V1K −1 = T2 V2K −1 …………………………………………………3.83
dan
K −1 K −1
T1 p1 k = T2 p 2 k …………………………………………………3.84
Harga perbandingan kalor jenis k beberapa jenis gas biasanya tercantum
dalam tabel thermodinamika atau secara umum bernilai 1,4
C. Latihan
1. Temperatur luar sebuah tembok berukuran 5 x 6 m setebal 30 cm yang
terbuat dari batu bata yang memiliki konduktifitas thermal 0,69 W/m.oC
adalah 35oC. Jika ternyata temperatur bagian dalam tembok itu bertahan
pada 26oC, tentukan energi kalor yang telah melintasi tembok tersebut.
Jawab : 621 watt
2. Udara panas 80oC ditiupkan diatas permukaan seluas 2 x 4 m yang
memiliki temperatur 30oC. Jika koefisien prepindahan kalor konveksi
adalah 55 W/m2.oC, hitung laju perpindahan kalor yang terjadi dari udara
ke plat tersebut dalam kW.
Jawab : 22 kW
67
3. Air dalam keadaan cair jenuh
(saturated liquid) seberat 5 kg
Saturated water liquid
pada 200 kPa dipanaskan pada
m = 5 kg
tekanan konstan hingga P = 200 kPa
temperatur mencapai 300oC.
Hitunglah kerja yang dilakukan
oleh air tersebut selama proses
Qin
berlangsung.
Jawab : 430,5 kJ
4. Udara seberat 1,2 kg pada tekanan 150 kPa dan 12oC dimasukkan ke
dalam sebuah silinder yang ditutup oleh piston. Kemudian udara tersebut
dikompresi hingga tekanannya 600 kPa. Selama proses ini berlangsung,
sejumlah kalor dikeluarkan dari udara tersebut keluar sehingga temperatur
didalam udara di dalam silinder tersebut senantiasa tetap. Tentukan kerja
yang dilakukan selama proses ini berlangsung, Jika R = 0,287 kJ/kg.K
Jawab : -136,07kJ Kompresi
udara
m = 1,2 Kg
P1=150kPa
T =12oC Qout
68
6. Suatu silinder ditutup dengan piston berluas
penampang 0,2 m2 yang dapat bergerak
bebas dan memberikan tekanan 0,7 bar, diisi
uap air seberat 10 kg pada temperatur 200oC. Uap H2O
10 kg
Karena temperatur lingkungan lebih rendah 200oC
Q
dan dinding silinder terbuat dari bahan
konduktor maka uap melepaskan kalor
sehingga temperatur dan volumenya turun.
Saat piston turun sampai pin batas, kondisi uap air memiliki kualitas uap
0,7. Jika diasumsikan gesekan pada piston, energi potensial dan kinetik
diabaikan, tentukan
(a) Sistem, batas sistem dan lingkungan
(b) Proses yang terjadi dalam diagram T-v dan P-v
(c) Property pada kondisi awal dan akhir proses
(d) Kerja Sistem
(e) Kalor yang terbuang ke lingkungan
Jawab : (d) -1016,53 kJ (e) 13808,56 kJ
7. Silinder ditutup piston awalnya berisi
Air Cair jenuh
50 L air cair jenuh (saturated liquid) Qout =3 MJ V = 50 L
P = 300 kPa
pada tekanan 300 kPa kemudian
Kalor dimasukkan ke dalam sistem
pada tekanan tetap hingga seluruh air
Qin
di dalam silinder menjadi uap seluruhnya dan temperatunya menjadi
240oC. pada saat kalor ditransfer terjadi kerugian kalor sebesar 3 kJ.
Tentukanlah:
(a) Berapakah massa air di dalam silinder tersebut ?
(b) Berapakah volume akhir uap air didalam silinder tersebut ?
(c) Tunjukkanlah proses yang terjadi dalam diagram t-v
(d) Berapakah kerja yang dilakukan sistem
(e) Berapa kalor yang dibutuhkan agas proses dapat terjadi
Jawab : (a)46,59 kg, (b) 36386,51 L, (d) 10900, 95 kJ, (e) 108,16 MJ
69
8. Sebuah silinder yang ditutup dengan
piston berisi 0,5 kg uap jenuh
(saturated water vapor) pada tekanan
300 kPa. sebuah heater yang diberi
Air Cair jenuh
arus 0,2 A dengan tegangan 220 V m = 0,5 kg
Qout =3 kJ P = 300 kPa
digunakan untuk memanaskan uap
tersebut selama 15 menit.. pada saat
kalor ditransfer terjadi kerugian kalor
sebesar 3 kJ. Tentukanlah : 0,2 A 220 V
(a) Berapakah volume awal uap air di dalam silinder tersebut ?
(b) Tunjukkanlah proses yang terjadi dalam diagram p-v
(c) Berapakah enthalpi akhir proses
(d) Berapa temperatur akhir proses
Jawab ; (a) 0,3029 m3, (c) 1399,25 kJ, (d) 167,79oC
9. Silinder vertikal yang ditutup dengan piston seberat 10 N dengan luas
penampang 0,1 m2 yang dapat bergerak bebas, kemudian silinder tersebut
diisi dengan 0,4 kg udara sehingga volume silinder yaitu 0,4 m3 pada
temperatur 80oC. Kemudian udara tersebut dikompresi hingga menyisakan
volume 0,1 m3 dimana temperatur didalam silinder dijaga konstan. Hitung
kerja yang dilakukan untuk mengkompresi gas tersebut apabila tekanan
atmosfir 100 kpa.
Jawab : - 55,51 kJ
10. Sebuah mesin bensin 4 tak melakukan kompresi dengan sedemikian
cepatnya (diidealkan sebagai proses adiabatik). Volume awal sebelum
piston melakukan kompresi adalah 100 cm3 dan ketika akhir proses
kompresi silinder menyisakan volume sebesar 10 cm3. Apabila udara yang
masuk pada saat awal proses kompresi pada temperatur 27oC dan tekanan
100 kPa tentukan :
(a) Temperatur udara pada saat akhir proses kompresi
(b) Tekanan udara pada saat akhir proses kompresi
Jawab : (a) 480,57oC, (b) 2511,886 kPa
70
D. Ringkasan
Hukum termodinamika I menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain
secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tidak akan mungkin mendapatkan energi
lebih banyak dari pada kandungan energi bahan bakar yang dapat dibakar .
Sehingga persamaan umum hukum thermodinamika pertama adalah
Ein = Eout
Energi dapat melintasi batas dari suatu sistem tertutup dalam dua bentuk
yang berbeda : kalor (heat) dan kerja (work) Kalor (heat) didefinisikan sebagai
bentuk energi yang dapat berpindah antara dua sistem (atau dari sistem ke
lingkungan) dengan sifat perbedaan temperatur. Kerja (work) adalah aksi yang
dilakukan untuk memindahkan suatu beban. Macam-macam bentuk kerja dapat
berupa kerja listrik, kerja mekanik, kerja gravitasi, kerja akibat percepatan, kerja
poros maupun kerja pegas
Persamaan umum hukum termodinamika pertama untuk sebuah siklus
tertutup diekspresikan sebagai berikut :
Q -W = ∆U
dimana : Q adalah transfer kalor bersih melintasi sistem, W adalah kerja bersih
dan ∆U meupakan perubahan energi dalam yang terjadi pada sistem.
Untuk menyederhanakan analisa thermodinamika, maka pada suatu proses
thermodinamika salah satu dari variabel dijaga pada nilai yang tidak berubah
(konstan). Proses-proses tersebut dapat berupa Proses yang berlangsung pada
tekanan konstan dinamakan proses isobarik. Untuk hukum thermodinamika I,
maka untuk proses isobarik menjadi :
Q - P∆V = ∆U
Jika suatu zat mengalami proses dimana volume tidak berubah, prosesnya
disebut proses isokhorik. Berdasarkan hukum pertama thermodinamika maka
persamaan untuk proses isokhorik adalah sebagai berikut :
Q = ∆U
Proses isothermik terjadi pada temperatur konstan. Sehingga persamaan
hukum thermodinamika I untuk proses ini adalah :
71
Q=W
Suatu proses yang tidak ada kalor masuk atau keluar sistem disebut proses
adiabatik. Jika hukum pertama thermodinamika dipakaikan pada proses adiabatik
kita peroleh
W = ∆U
Entalpy merupakan jumlah U + pv dilambangkan sebagai h dengan satuan
Joule merupakan salah satu property dalam Thermodinamika. Enthalpi ini penting
sekali dalam teknik uap dan teknik pendingin
Dalam termodinamika, terdapat dua macam kalor jenis; kalor jenis pada
volume konstan Cv dan kalor jenis pada tekanan konstan Cp. berdasarkan definisi
kalor jenis mol pada volume konstan, maka besarnya perubahan energi dalam
pada suatu gas ideal berdasarkan hukum pertama thermodinamika dapat
dinyatakan sebagai
dU = mCvdT
dan apabila dilakukan pada tekanan konstan maka besarnya perubahan entalpy gas
ideal berdasarkan hukum thermodinamika I adalah :
dh = mCpdT
berdasarkan persamaan keadaan pada volume konstan maka didapatkan juga
hubungan bahwa :
Cv = Cp – R
Pada Proses Adiabatik Gas Ideal didapatkan hubungan antara tekanan (P)
dan volume (V) bahwa
jika subskrip 1 dan 2 menunjukkan kepada dua titik proses maka :
p1 V1K = p2 V2K
Dengan cara yang sama hubungan antara temperatur (T) dan volume (V) adalah :
T1 V1K −1 = T2 V2K −1
dan hubungan antara temperatur (T) dan tekanan (P)
K −1 K −1
T1 p1 k = T2 p 2 k
Harga perbandingan kalor jenis k beberapa jenis gas biasanya tercantum dalam
tabel thermodinamika atau secara umum bernilai 1,4
72
E. Sumber Belajar Lain
Holman J.P, Jasjfi. E, 1994, “Perpindahan Kalor”,Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sears Francis, Zemanssky Mark, 1983,” Fisika Untuk Universitas 1”, Penerbit
Bina Cipta, Bandung.
73