Anda di halaman 1dari 16

BAB V

HUKUM TERMODINAMIKA I : SISTEM TERBUKA


( CONTROL VOLUME )

A. Pendahuluan
Pada bab IV telah dibahas interaksi energi antara sistem dengan lingkungannya dan
penerapannya dengan menggunakan prinsip kekekalan energi untuk sistem tertutup (tidak
ada aliran). Pada bab V ini pembahasan akan diperluas terhadap sistem dimana terjadi
aliran massa yang melintasi batas sistem. Sistem yang mengijinkan adanya aliran massa
melintasi batas sistem biasa disebut sebagai sistem terbuka (control volume).
Dalam menganalisa sistem terbuka digunakan dua prinsip dasar yakni hukum
kekekalan massa dan hukum kekekalan energi. Kemudian dibahas juga beberapa peralatan
yang menggunakan sistem terbuka dalam analisa termodinamika-nya.
Pembahasan alat yang menggunakan sistem terbuka dimulai dari yang analisanya
cukup sederhana diantaranya seperti nosel, diffuser dan katup. Selanjutnya dibahas pula
beberapa peralatan yang lebih komplek dalam analisa termodinamikanya seperti pada
kompressor dan turbin.

B. Materi Ajar
5.1 Analisa Termodinamika Volume Atur
Pada sebagian besar persoalan keteknikan pada umumnya akan melibatkan aliran
massa masuk dan keluar sistem, oleh karena itu hal kondisi yang demikian sering
dimodelkan sebagai volume atur (control volume). Pemanas air, radiator mobil, turbin dan
kompresor. semuanya melibatkan aliran massa dan harus dianalisa sebagai volume atur
(sistem terbuka) sebagai pengganti massa atur pada sistem tertutup.
Batas dari sebuah volume atur disebut dengan permukaan atur (control surface), dan
hal tersebut dapat berupa batas riil maupun imajiner.

Gambar 5-1a. Sistem Volume Atur (control volume)

65
Massa
masuk

Massa
keluar

Gambar 5-1b. Skema penyederhanaan sistem Volume Atur (control volume)

. Steady berarti tidak berubah terhadap waktu, atau dengan kata lain pada aliran yang
tetap, massa dan energi pada control volume jumlahnya konstant. Kebalikannya adalah
unsteady atau transient. Uniform mempunyai pengertian tidak berubah terhadap lokasi
dalam region yang ditentukan.
Pembahasan lebih lanjut mengenai prinsip konservasi massa dan energi pada
volume atur akan dijelaskan berikut ini.

5.2 Prinsip Konservasi Massa


Pada sistem tertutup, prinsip konservasi massa adalah telah jelas karena tidak ada
perubahan massa dalam kasus tersebut. Tetapi untuk volume atur, karena dalam kasus ini
massa dapat melintasi batas sistem, jumlah massa yang masuk dan keluar sistem harus
diperhitungkan.
Saat operasi tunak (steady state), jumlah aliran massa yang masuk sama dengan
jumah aliran massa yang keluar. Massa tidak dapat disimpan atau dihancurkan pada control
volume

 in  m
m  out
…………………………………………………………….5.1
0m  out  m in

dimana m in  aliran massa masuk (kg/dtk)


m out  aliran massa keluar (kg/dtk)

5.3 Prinsip Konservasi Energi


Saat operasi tunak (steady-state) jumlah energi masuk sama dengan jumlah energi
yang meninggalkan sistem (control volume). Tidak ada energi yang di akumulasi atau
dihancurkan pada control volume.

66
(Juml energi masuk) – (juml energi keluar) = 0 ………………………………….5.2
Q  W  {rate of energy carried in}  {rate of energy carried out }  0 …. …. 5.3
Q  W  {rate of energy carried out }  {rate of energy carried in} ………..5.4
2 2
     
Q  (W  W fw )  m out  uout  out
 gz out   m in  uin  in
 gzin  …….….5.5
 2   2 
2
  (W
 m  ν   ν2 
Q  out Pout vout  m in Pin vin )  m out  u out  out  gzout   m  in  u in  in  gzin  ………..5.6
 2   2 
2 2
 W  m  ν   ν 
Q  out  u out  Pout v out  out  gz out   m  in  u in  Pin v in  in  gz in  ………..5.7
 2   2 
2
   ν out   ν2 
 
Q  W  m out  h out   gz out  in  h in  in  gz in 
  m ………..5.8
 2   2 
Dalam volume atur seperti juga dalam sistem tertutup, dalam interaksinya
dimungkinkan bekerja lebih dari satu bentuk kerja pada waktu yang bersamaan. Misalnya :
kerja listrik, kerja poros untuk sebuah sistem compressibel dan lain-lain. Dan untuk sebuah
volume atur yang diisolasi maka heat transfer adalah nol

5.4 Proses Aliran Steady


Sejumlah peralatan-peralatan keteknikan seperti turbin, kompresor dan nosel
dioperasikan untuk periode yang lama dan dalam kondisi yang sama. Peralatan yang
demikian disebut dengan peralatan steady state.
Proses steady state mempunyai pengertian sebuah proses dimana aliran fluida ketika
melalui sebuah volume atur tidak mengalami perubahan terhadap waktu. Sebuah proses
steady state bisa dikarakteristikkan sebagai berikut :
1. Tidak ada properti dalam volume atur yang berubah terhadap waktu, seperti volume V,
massa m dan total energi E.
2. Tidak ada properti pada batas volume atur yang berubah terhadap waktu. Artinya tidak
ada perubahan terhadap waktu properti pada inlet dan exit.
3. Interaksi panas dan kerja antara sistem aliran steadi dan lingkungan tidak berubah
terhadap waktu.
Beberapa peralatan siklus, seperti mesin atau kompresor reciprocating, sebenarnya
tidak bisa memenuhi ketentuan di atas karena alirannya berpulsa dan tidak steady. Tetapi
hal tersebut dapat dianalisa sebagai proses steady dengan menggunakan nilai rata-rata
dalam

67
5.5 Beberapa Peralatan Keteknikan Dengan Aliran Steady
1) Mulai dengan yang mudah
a) Nosel dan diffuser
b) Katup (valves)
2) sistem dengan kerja masuk/keluar
d) turbin
e) kompresor/pompa
Beberapa hal yang diperlukan untuk menganalisa sistem :
1. Kekekalan massa
2. Kekekalan energi
3. Hubungan antar sifat (Property relationships)
4. Persamaan keadan gas Ideal
5. Tabel property
6. Pendekatan analisa secara sistematik
a) Nosel dan Diffuser
Nosel dan diffuser pada umumnya digunakan pada mesin jet, roket, pesawat
udara dan lain-lain. Nosel adalah alat untuk meningkatkan kecepatan fluida dan
menurunkan tekanan. Diffuser adalah kebalikan dari nosel yaitu sebuah alat untuk
menaikkan tekanan dan menurunkan kecepatan fluida. Luas penampang nosel
mengecil dengan arah aliran dan sebaliknya luas penampang diffuser membesar
dengan arah aliran fluida. Nosel dan diffuser di atas adalah untuk fluida dengan
kecepatan sub sonik, jika untuk kecepatan super sonik maka bentuknya merupakan
kebalikannya.

V1, p1 V2, p2

Gambar 5.2 Nozzle-alat unt mempercepat fluida sebagai ganti turunnya tekanan.

V1, p1 V2, p2

Gambar 5.3 Diffuser-alat untuk memperlambat fluida dan menaikkan tekanan

68
Hal-hal penting yang berhubungan dengan persamaan energi untuk nosel dan
diffuser adalah sebagai berikut :
a) Tunak (Steady state, steady flow)
b) Nosel dan diffusers tidak melakukan dan dikenai kerja.
c) Perubahan energi potensianya biasanya sangat kecil.
d) Biasaya adalah proses adiabatik. Jika sistem tunak (steady state, steady flow).
maka :
dm CV ……………………………………………………………5.9
0
dt
dan
m 1  m 2  m …………………………………..……………………..5.10
Dilanjutkan dengan kekekalan energi
dE CV    V 2  Ve2 ……........................5.11
 Q WCV  m[( h i  h e )  i  g( z i  z e )]  0
dt 2

Disederhanakan dengan membagi dengan aliran massa (mass flow). Kemudian


diasumsikan bahwa w=0 karena sistem tidak melakukan kerja, proses berlangsung
secara adiabatis dan asumsi yang lain adalah tidak ada perubahan energi potensial
maka :

0 0 V 22  V 12
0
q  w  (h 2  h1 )   g ( z 2  z 1 ) ……………………….5.12
2
Sekarang persamaannya menjadi lebih sederhana :
V12  V22
( h 2  h1 )  ………………………………………...5.13
2

Gambar 5.4 Proses adiabatik pada nosel


untuk nosel atau diffuser, proses yang terjadi adalah perubahan energi aliran dan
energi dalam, yang dinyatakan oleh dh menjadi energi kinetik energi, atau
kebalikannya. Ingat pada constant specific heats berlaku:
dh  h 2  h1  c p (T 2  T1 ) ………………………………………..5.14

69
Contoh 5.1 :
Sebuah diffuser adiabatik bekerja dengan menurunkan kecepatan aliran udara
dari 250 m/s ke 35 m/s. tekanan masuk 100 kPa dan temperatur masuk

300°C. tentukan luasan keluar dalam cm2 jika laju aliran masa (mass flow
rate) 7 kg/s dan tekanan keluar 167 kPa
Penyelesaian :
Dengan menggunakan asumsi
1. Tunak (Steady state, steady flow)
2. Proses adiabatik
3. Tidak ada kerja
4. Perubahan energi potensial sama dengan nol
5. Udara adalah gas ideal
6. constant specific heats

INLET
T1=300C OUTLET
P1=100 kPa Diffuser P2=167 kPa
V1=250 m/s
m = 7 kg/s V2=35 m/s

Terapkan Persamaan Dasar Kekekalan Massa

m 1  m 2  m
V1 A1 V2 A2
m  
ν1 ν2
Penyelesaian untuk A2
m ν2
A2 
V2
Untuk mendapatkan specific volumes digunakan persamaan keadaan gas ideal
gas
P  RT
atau

RT2 RT1
2  dan 1 
P2 P1
Yang diketahui T1 dan P1, jadi v1 mudah. Juga diketahui P2, tapi untuk
mencari T2 Diperlukan persamaan energi :

70
V 22  V12
q  w  (h 2  h1 )   g(z 2  z1 )
2
V12  V 22
(h 2  h1 ) 
2
V1 dan V2 diketahui.
gunakan assumed constant specific heats, dimana Cp = 1003,5 J/(kg.K)
V12  V22
c p(T2  T1 ) 
2
 V12  V22 
T2     T1
 c p 2 
 250 2  35 2 
T2     573
 1, 0035  2 
T2  603 ,5 K
Sekarang dapat diselesaikan dengan
RT2 m3
2   1.0352
P2 kg
and  kg  m3 
 7 1.0352 
m ν2  s  kg 
A2   2
V2  m  4 m 
 35 10 
 s  cm 2 
A 2  2070 cm 2

b) Alat Throttling (Katup/Valves)


Throttling valve adalah suatu alat yang aliran fluidanya diberi halangan sehingga
menimbulkan penurunan tekanan yang signifikan. Misalnya katup-katup umum, pipa-
pipa kapiler, hambatan berpori (porous) dan lain-lain

Katup yang dapat diatur

Hambatan berpori

Pipa kapiler
Gambar 5.5 Beberapa jenis katup

71
Asumsi umum unt alat throttling
1. tidak ada kerja
2. Perubahan energi potensial nol
3. Perubahan energi kinetik biasanya sangat kecil
4. Perpindahan kalor biasanya sangat kecil
Menggunakan persamaan energi :
Terapkan asumsi :
0 0
0 0 V 2  V12 ……………….5.15
q  w  (h 2  h1 )  2  g(z 2  z1 )
2
Didapatkan :
h2 – h1=0 ……………….5.16
atau
h2=h1 ………………5.17
Jika fluidanya adalah gas ideal cp selalu bernilai positif, sehingga:
h2 – h1=Cp (T2 – T1) = 0 ……………….5.18

T2  T1 ……………….5.19

Contoh 5.1 :
Air pada keadaan saturated liquid 2 bar diturunkan tekanannya dengan dilewatkan pada
suatu pipa kapiler (Throlling valve process), hingga tekanannya turun ke tekanan 4 kPa.
Tentukan Kualitas uap pada akhir proses.
Penyelesaian :
Dengan menggunakan asumsi
a. Tunak (Steady state, steady flow)
b. Proses adiabatik
c. Tidak ada kerja
d. Perubahan energi potensial sama dengan nol
Saturated
water liquid P2= 10 kPa
P1= 2 bar
Menggunakan persamaan energi :
Terapkan asumsi :
0 0
0 0 V 2  V12
q  w  (h 2  h1 )  2  g(z 2  z1 )
2
Didapatkan :
h2 – h1=0 atau h2 = h1
dari tabel saturated water pressure :

72
Kondisi 1 :
P1= 2 bar
h1= 507,70 kJ/kg
Kondisi 2 :
P2= 0,04 bar
h2= h1= 507,70 kJ/kg
kemudian kualitas uap pada
tekanan 0,04 bar dapat dicari
dengan bantuan persamaan
: h2 = hf@0,04 bar + x hfg@0,04 bar

dimana dari tabel saturated water pressure didapatkan bahwa hf@0,04 bar = 121,46 kJ/kg
dan hfg@0,04 bar = 2432,9 kJ/kg sehingga :

x
h2  h f @ 0, 04bar

507,70  121,46 kJ / kg = 0,159
h f @ 0, 04bar 2432,9 kJ / kg

c) Turbin dan Kompresor


Dalam pembangkit listrik tenaga uap, gas dan air, alat yang menggerakkan
generator listrik adalah turbin. Ketika fluida mengalir melalui turbin maka kerja akan
melawan sudu yang tertempel pada poros. Sebagai hasilnya, poros berputar dan
turbin menghasilkan kerja. Kerja yang dihasilkan turbin adalah positif karena
dilakukan oleh fluida.

Gambar 5.6 Sudu-sudu rotor kompresor dan turbin pada turbin gas industri.
(http://www.wartsila.com/en/power-plants/learning-center/gas-turbine-for-
power-generation)

73
Kompresor, sama seperti pompa, kipas dan blower adalah alat untuk
meningkatkan tekanan fluida. Kerja harus disuplai dari sumber eksternal melalui
poros yang berputar. Karena kerja dilakukan kepada fluida, maka kerja pada
kompresor adalah negatif.
Untuk turbin dan kompresor hal-hal penting yang berhubungan dengan
persamaan energi :
a) Q  0. Perpindahan panas pada alat tersebut umumnya kecil jika dibandingkan
dengan kerja poros, kecuali untuk kompresor yang menggunakan pendinginan
intensif, sehingga dapat diabaikan.
b) W  0. Semua alat ini melibatkan poros yang berputar. Oleh karena itu kerja di
sini sangatlah penting. Untuk turbin W menunjukkan output power, sedangkan
untuk kompresor dan pompa W menunjukkan power input power.
c) dke  0. Perubahan kecepatan pada alat-alat tersebut biasanya sangat kecil
untuk menimbulkan perubahan energi kinetik yang signifikan (kecuali untuk
turbin). Sehingga perubahan energi kinetik dianggap sangat kecil, meskipun
untuk turbin, dibandingkan dengan perubahan enthalpi yang terjadi.
d) dpe  0. Pada umumnya alat-alat tersebut bentuknya relatif kecil sehingga
perubahan energi potensial dapat diabaikan.

V22  V12
q  w  (h2  h1 )   g(z 2  z1 )
2
terkadang Hampir selalu
diabaikan diabaikan
q  w  ( h2  h1 )
inlet

• Secara skematik turbine


dapat digambarkan : w

mungkin q
outlet
sehingga apabila dinyatakan dalam hukum kekekalan energi untuk sistem control
volume untuk turbine atau kompresor yaitu :
q – w = (h2 – h1) ……………………………………………………….…5.20

74
Contoh 5.2 :
Udara mula-mula pada 15 psia dan 60°F ditekan sehingga 75 psia dan 400°F.
daya yang diberikan ke udara adalah 5 hp dan kalor yang terbuang 4 Btu/lb
selama proses berlangsung. Tentukan aliran massa (mass flow) dalam lbm/min.

Penyelesaian :
Asumsi yang digunakan :
15 psia
60 F
a) Tunak (Steady state steady flow)
b) Perubahan energi potensial diabaikan
c) Perubahan energi kinetik diabaikan
W sh= 5 hp
d) Udara sebagai gas ideal
e) constant specific heats
Cp = 0.240 Btu/lbm.R
75 psia q = 4 Btu/lb
400 F
0 0 0 0
 V2   V2 
Q  W sh  m  h1  1  gz 1   m  h 2  2  gz 2   0
 2   2 
Disederhanakan :

m q  W sh  m h2  h1 
Sehingga :

W sh
m 
q  h2  h1 

Dengan menggunakan asumsi constant specific heats :

W sh
m 
q  c p T2  T1 
U b a h d a h u lu te m p e r a tu r e d a ri fa h r e n h e it k e r a n k in e
T1  6 0  460 T 2  4 00  460
T1  520 T 2  860

S e h in g g a p e n y e le s a in n y a a d a la h

 5hp  550 ft  lb f   60s 


  
 hp  s   min 
 
m
 Btu  ft  lb f 
  4  0 . 240 Btu / lbm . R 8 60  5 20 R   778 
 lb m  Btu 

lb m
  2.6
m
min

75
C. Latihan
1. Udara masuk mengalir masuk secara konstan ke suatu nosel adiabatik pada 300
kPa, 200oC dan 30 m/s. kondisi udara saat mengalir keluar menjadi 100 kPa dan 180
m/s. luas sisi masuk nosel adalah 80 cm2. Jika R = 0,287 kJ/kg.K dan Cp = 1,0035
kJ/kg., tentukan :
P1 = 300 kPa
Udara P2 = 100 kPa
T1 = 200oC
v1 = 30 m/s V2 = 180 m/s
A1 = 80 cm2
(a) Laju aliran massa yang melalui nosel.
(b) Temperatur udara keluar nosel.
(c) Luas area sisi keluar nosel
Jawab : (a) 0,5304 kg/s, (b) 184,3oC (c) 38,67 cm3
2. Uap air pada 300 kPa dan 320oC mengalir konstan masuk ke nosel adiabatik dengan
kecepatan 20 m/s dan 0.1 kg/s kondisi uap saat keluar nosel dalam keadaan
saturated vapor pada tekanan 100 kPa.Tentukan :

P1 = 300 kPa Uap


T1 = 350oC P2 = 100 kPa
v1 = 20 m/s Saturated vapor

(a) Kecepatan keluar nosel.


(b) Perbandingan luas area masuk dan keluar nosel (A1/A2)
Jawab : (a) 932,5 m/s, (b) 46,6
3. Udara pada 80 kPa, 27oC dan 220 m/s mengalir masuk diffuser dengan kecepatan
tetap 2,5 kg/s dan keluar pada 42oC. Luas area keluar diffuser adalah 400 cm2. udara
diperkirakan mengalami kerugian kalor sebesar 18 kJ/s selama proses ini
berlangsung. Jika R = 0,287 kJ/kg.K dan Cp = 1,0035 kJ/kg, tentukan :
(a) Kecepatan udara keluar diffuser.
(b) Tekanan udara keluar diffuser P1 = 80 kPa
Udara T2 = 42oC
Jawab : (a) 62.0 m/s, (b) 46,6 T1 = 27oC A2 = 400 cm2
v1 = 220 m/s 
m = 2,5 kg/s

Qout =18 kJ/s

4. Uap air masuk pada sebuah diffuser dengan aliran yang tetap sebagai uap jenuh
(saturated vapor) pada tekanan 0,5 MPa dengan kecepatan 140 m/s, dan keluar
pada tekanan 1,5 MPa dengan kualitas uap 20%. Apabila dinding diffuser
melepaskan kalor sebesar 3 kJ/s dan luas sisi keluar diffuser 80% lebih besar dari
pada luas sisi masuk, tentukanlah :
P2 = 1,5 MPa
Saturated vapor
(a) Kecepatan keluar diffuser Uap air x2 = 20%
P1 = 0,5 MPa
A2=1,8A1
(b) Laju aliran massa air v1 = 140 m/s

Jawab : (a) 77,78 m/s, (b) 0,00197 kg/s


Qout = 3 kJ/s
76
5. Campuran uap-air pada dengan kualitas 10% pada tekanan 10 bar diturunkan
tekanannya dengan dilewatkan pada suatu pipa kapiler (Throlling valve process),
hingga tekanannya turun ke tekanan 10 kpa. Tentukan :
(a) Temperatur akhir setelah proses ini berlangsung
(b) Kualitas uap pada akhir proses.
(c) Spesifik volume pada akhir proses
Jawab : (a) 45,81oC, (b) 32,28%, (c) 4,738 m3/kg
6. Air pada tekanan 25 bar pada temperatur 80oC, diturunkan tekanannya dengan
dilewatkan pada suatu pipa kapiler (Throlling valve process), hingga tekanannya
turun ke tekanan 0,04 bar. tentukan :
(a) Temperatur akhir setelah proses ini berlangsung
(b) Kualitas uap pada akhir proses.
(c) Spesifik volume pada akhir proses
Jawab : (a) 28.96oC, (b) 8,85%, (c) 3,08198 m3/kg
P1= 25 bar P2= 0,04 bar
T1= 80oC
7. Uap air mengalir konstan melalui suatu turbin adiabatik. Keadaan uap pada saat
masuk turbin pada 10 MPa, 450oC dan 80 m/s. kondisi pada saat keluar turbin pada
10 kPa, kualitas uap 92 % dan 50 m/s. laju aliran massa uap yang mengalir melalui
turbin adalah 12 kg/s. tentukan : P1 = 10 MPa
T1 = 450oC
(a) Perubahan energi kinetik yang terjadi v = 80 m/s
1

(b) Daya yang dihasilkan oleh turbin.


Uap air
(c) Luas area sisi masuk turbin m = 12 W
Jawab : (a) – 1,95 kj/kg, (b) 10,2 MW, (c) 0,00446 m2
P2 = 10 kPa
x2 = 92%
v2 = 50 m/s
8. Udara mengalir konstan melalui suatu turbin adiabatik menghasilkan daya sebesar 40
MW. Keadaan udara pada saat masuk turbin pada 40 bar, 727oC dan 80 m/s dengan
luas sisi masuk 60 cm2. Kondisi pada saat keluar turbin pada 100 kPa, dan 50 m/s.
Jika R = 0,287 kJ/kg.K dan Cp = 1,0035 kJ/kg, tentukan :
2
(a) Laju aliran massa udara A1 = 60 cm
P1 = 40 bar
melintasi turbin T1 = 727oC
v1 = 80 m/s
(b) Perubahan energi kinetik
udara
yang terjadi W = 40 MW
(c) Temperatur udara keluar
turbin
P2 = 100 kPa
Jawab : (a) 66,89 kg/s, (b) –130,453 kW, (c) 129,23oC v2 = 50 m/s

77
9. Uap air panas lanjut (super heated) pada tekanan 100 kPa dan temperatur 100oC
memasuki sebuah kompressor dengan laju aliran massa sebesar 1000 kg/s. Saat
beroperasi kompresor tersebut memerlukan daya sebesar 760 kW dan keluar
kompresor adalah 20 bar. Apabila selama beroperasi kompresor tersebut
membuang panas ke lingkungan dengan laju sebesar 150 kJ/s. tentukanlah :
(a) Temperatur uap keluar kompressor
(b) Kualitas uap keluar kompressor
Jawab : (a) 212,4oC, (b) 93,51%
10. Udara dikompresi dari tekanan 105 kPa dan 27oC ke tekanan 1 MPa dimana pada
saat kompresi agar kompresor tidak panas maka kompresor tersebut didinginkan
dengan laju pendinginan sebesar 10 kJ/kg. Massa udara yang mengalir memasuki
kompresor sebesar 10 kg/s, dan daya yang dimasukkan ke kompressor sebesar
300 kW. Jika R = 0,287 kJ/kg.K dan Cp = 1,0035 kJ/kg, tentukan temperatur udara
keluar kompresor. P2 = 1 MPa
Jawab : 46,93oC
Udara
m = 10 kg/s W = 8,5 kW

P1 = 105 kPa Qout = 10 kJ/kg


T1 = 27oC

D. Ringkasan
Sistem terbuka (control volume) adalah sistem yang mengijinkan adanya aliran
massa melintasi batas sistem namun volume sistem senantiasa dijaga konstan (control
volume). Batas dari sebuah volume atur disebut dengan permukaan atur (control surface),
dan hal tersebut dapat berupa batas riil maupun imajiner.
. Saat operasi tunak (steady state), jumlah aliran massa yang masuk sama dengan
jumah aliran massa yang keluar. Massa tidak dapat disimpan atau dihancurkan pada control
volume

m in  m out
Saat operasi tunak (steady-state) jumlah energi masuk sama dengan jumlah energi
yang meninggalkan sistem (control volume). Tidak ada energi yang di akumulasi atau
dihancurkan pada control volume.
(Juml energi masuk) =(juml energi keluar)

78
sehingga apabila dinyatakan dalam formulasi matematika hukum kekekalan energi untuk
sistem control volume yaitu :

 W m  ν2   ν2 
Q  out  h out  out  gz out   m
 in  h in  in  gz in 
 2   2 
Beberapa hal yang diperlukan untuk menganalisa sistem yaitu prinsip Kekekalan massa,
prinsip kekekalan energi, Hubungan antar sifat (Property relationships), Persamaan keadan
gas Ideal, Property tables, Pendekatan analisa secara sistematik
Nosel adalah alat untuk meningkatkan kecepatan fluida dan menurunkan tekanan.
Diffuser adalah kebalikan dari nosel yaitu sebuah alat untuk menaikkan tekanan dan
menurunkan kecepatan fluida. Hal-hal penting yang berhubungan dengan persamaan energi
untuk nosel dan diffuser adalah sebagai berikut :
a. Tunak (Steady state, steady flow)
b. nosel dan diffusers tidak melakukan dan dikenai kerja.
c. Perubahan energi potensianya biasanya sangat kecil.
d. Biasaya adalah proses adiabatic.Jika sistem tunak (steady state, steady flow).
Untuk nosel atau diffuser, proses yang terjadi adalah perubahan energi aliran dan
energi dalam, yang dinyatakan oleh dh menjadi energi kinetik, atau kebalikannya. Apabila
nilai specific heats konstan maka formulasi untuk nosel dan diffuser adalah sebagai berikut :

dh  h2  h1  c p(T2  T1 )
Throttling valve adalah suatu alat yang aliran fluidanya diberi halangan sehingga
menimbulkan penurunan tekanan yang signifikan. Asumsi umum untuk alat throttling
diantaranya yaitu:
a. tidak ada kerja
b. Perubahan energi potensial nol
c. Perubahan energi kinetik biasanya sangat kecil
d. Perpindahan kalor biasanya sangat kecil
Jika fluidanya adalah gas ideal cp selalu bernilai positif, maka penyederhanaan persamaan
untuk Throttling valve adalah :

T2  T1
Turbin merupakan alat yang berfungsi mengubah energi kinetik dari aliran fluida
menjadi energi mekanik atau kerja. Kerja yang dihasilkan turbin adalah positif karena
dilakukan oleh fluida. Kompresor, sama seperti pompa, kipas dan blower adalah alat untuk
meningkatkan tekanan fluida. Karena itu, kerja pada kompresor dilakukan kepada fluida,
maka kerja pada kompresor adalah negatif.
Untuk turbin dan kompresor hal-hal penting yang berhubungan dengan persamaan
energi :

79
a. Perpindahan panas pada alat tersebut umumnya kecil jika dibandingkan
dengan kerja poros, sehingga dapat diabaikan.
b. Tunak (Steady state steady flow)
c. Perubahan energi potensial diabaikan
d. Perubahan energi kinetik diabaikan
sehingga apabila dinyatakan dalam hukum kekekalan energi untuk sistem control volume
untuk turbine atau kompresor yaitu :
q – w = (h2 – h1)

E. Sumber Belajar Lain


Reynolds Wiliam, Perkins Henry , Filino Harahap, 1991, “Thermodinamika Teknik”, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Sudjito, Saifuddin Baedoewie, Agung Sugeng Widodo, 2003,”Diktat Kuliah Thermodinamika


Dasar”, Universitas Brawijaya, Malang.

Yunus A Cengel, Michael Boles, 1998,”Thermodynamics An Engineering Approach”, Third


Edition, Mcgraw-Hill, International Edition

Richard E Sonntag, Gordon J Van Wylen, 1991, “Introduction To Thermodynamics, Classical


And Statistical”, John Wiley & Son, Singapore

80

Anda mungkin juga menyukai