Anda di halaman 1dari 9

HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA

OLEH :

1. ESTER AURA E.V.SIHOMBING


2. SITU NADILLA FIRA PUNISIA BR SEBAYANG
3. NOEL KRISTIAN PASARIBU
4. LESTARI GURNING
5. NEVIANA LOI
6. ANNI SAPUTRI
7. YOSITA FEBRIANTI HUTABARAT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Termodinamika adalah suatu cabang fisika teoritik yang berkaitan dengan hokum-hukum
pergerakan panas, dan perubahan dari panas menjadi bentuk-bentuk energy yang lain.
Istilah termodinamika diturunkan dari bahasa yunani Therme (panas) dan Dynamis
(gaya). Cabang ilmu ini berdasarkan pada dua prinsip dasar yang aslinya diturunkan
eksperimen, tetapi saat ini dianggap sebagai aksioma (suatu pernyataan yang diterima
sebagai suatu kebenaran yang bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian). Prinsip
pertama adalah hukum kekekalan energi yang mengambil bentuk hukum kesetaraan
panas dan kerja. Prinsip yang kedua menyatakan bahwa panas itu sendiri tidak dapat
mengalir dari benda yang lebih dingin ke benda yang lebih panas tanpa adanya perubahan
di kedua benda tersebut.

1.2 Sejarah Termodinamika


Orang yang pertama kali menemukannya adalah Aristoteles (350 SM). Dia mengatakan
bahwa panas adalah bagian dari materi atau materi tersusun dari panas.
Penalaran yang dilakukan oleh Aristoteles diteruskan oleh Galileo Galilei (1593) yang
menganggap bahwa panas adalah sesuatu yang dapat diukur dengan penemuannya berupa
termometer air. Beberapa abad setelahnya Sir Humphrey Davy dan Count Rumford
(1799) menegaskan bahwa panas adalah sesuatu yang mengalir. Kesimpulan ini
mendukung prinsip kerja termometer, tapi membantah pernyataan Aristoteles.
Seharusnya hukum ke-nol termodinamika dirumuskan saat itu, tapi karena
termodinamika belum berkembang sebagai ilmu, maka belum terpikirkan oleh para
ilmuwan. “dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya
dalam saling setimbang satu dengan lainnya”.
Pada tahun 1778, Thomas Alfa Edison memperkenalkan mesin uap pertama yang
mengkonvesi panas menjadi kerja mekanik. Mesin tersebut disempurnakan oleh Sardi
Carnot (1824). Saat itu, dia berupaya menemukan hubungan antara panas yang digunakan
dan kerja mekanik yang dihasilkan. Hasil pemikirannya merupakan titik awal
perkembangan ilmu termodinamika klasik dan beliau dianggap sebagai Bapak
Termodinamika. Pada tahun 1845, James P. Joule menyimpulkan bahwa panas dan kerja
adalah dua bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi. Kesimpulan ini didukung
pula oleh Rudolf Clausius, Lord Kelvin (William Thomson), Helmhozt, dan Robert
Mayer. Selanjutnya, para ilmuwan ini merumuskan hukum pertama termodinamika
(1850). Setahun sebelumnya, Lord Kelvin telah memperkenalkan istilah termodinamika
melalui makalahnya: An Account of Carnot’s Theory of the Motive Power of Heat. Buku
pertama tentang termodinamika ditulis
“perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari
jumlah energi panas yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap
sistem ∆U=Q+W. Setelah mempelajari mesin Carnot, Lord Kelvin, Planck, dan
menyimpulkan bahwa pada suatu mesin siklik tidak mungkin kalor yang diterima mesin
diubah semuanya menjadi kerja, selalu ada kalor yang dibuang oleh mesin. Hal ini karena
adalah sifat sistem yang selalu menuju ketidakteraturan, entropi (S) meningkat.

1.3 Tokoh Penemu Termodinamika


Beberapa tokoh yang dianggap sebagai penemu termodinamika adalah sebagai berikut:
1. Benjamin Thompshon
Benjamin Thompson atau 'Count Rumford' (1753 – 1814) adalah penemu, ilmuwan,
negarawan, dan tentara terkenal kelahiran Amerika. Benjamin Thompson dilahirkan di
Woburn Utara, Massachusetts pada tanggal 26 Maret 1753 beragama Anglican.
Sekitar tahun 1975, Benjamin Thompson meneliti tentang gaya pada bubuk mesiu dan
membangun sistem sinyal kelautan yang baru bagi tentara Inggris. Kontribusinya yang
terbesar pada dunia Fisika adalah pemikirannya tentang teori kalor. Pada akhir abad
ke-18, teori kalori yang dipercaya adalah bahwa kalor merupakan fluida yang dapat
mengalir ke dalam tubuh ketika dipanaskan dan mengalir mengalir keluar ketika
didinginkan. Saat meneliti tentang bubuk mesiu, Benjamin Thompson menemukan
adanya penyimpangan atau anomali yang tidak dapat dijelaskan dengan teori kalori. Di
dalam laporannya kepada Royal Society yang berjudul "An Experimental Enquiry
concerning the Source of Heat excited by Friction" (1798), Benjamin Thompson
mengajukan suatu teori baru yang menyatakan bahwa kerja mekanis akan
menghasilkan kalor dan kalor tersebut merupakan suatu bentuk gerak. Teori tersebut
berhasil memberikan penjelasan mengapa panas yang dihasilkan dari gesekan peluru
meriam (bubuk mesiu) tidak akan pernah habis.
2. Jacobus Henricus van’t Hoff
Jacobus Henricus van 't Hoff adalah kimiawan fisika dan organik Belanda dan
pemenang Penghargaan Nobel dalam Kimia pada 1901 Penelitiannya pada kinetika
kimia, kesetimbangan kimia, tekanan osmotik dan kristalografi diakui sebagai hasil
karya utamanya. Jacobus juga mendirikan bidang ilmu kimia fisika, ia juga dianggap
sebagai salah satu kimiawan terbesar sepanjang masa bersama kimiawan Perancis
Antoine Lavoisier, Louis Pasteur dan ahli kimia Jerman Friedrich Wöhler. Ia lahir di
Rotterdam, Belanda 30 Agustus 1852, anak ke-3 dari 7 bersaudara Jacobus Henricus
van 't Hoff, seorang dokter dan Alida Jacoba Kolff. Pada 1869 memasuki Universitas
Teknologi Delft dan menerima gelar diploma dalam teknologi pada 1871. Di tahun
1885 L'Équilibre chimique dans les Systèmes gazeux ou dissous à I'État dilué
(Kesetimbangan Kimia dalam Sistem Gas atau Larutan yang Ditambah Air). Di sinilah
ia menunjukkan bahwa "tekanan osmotik" dalam larutan yang dicairkan secukupnya
sebanding terhadap konsentrasi dan temperatur penuh agar tekanan ini bisa diwakili
dengan rumus yang hanya menyimpang dari rumus tersebut untuk tekanan gas yang
dilambangkan dengan i. Ia menentukan nilai i dengan sejumlah cara, sebagai contoh
dengan menggunakan tekanan uap dan hukum Raoult pada penurunan titik beku.
Demikian van 't Hoff bisa membuktikan bahwa hukum termodinamika tak hanya sah
buat gas, namun juga buat larutan cair.
3. Rudolf Julius Ermanuel Clausius
Rudolf Julius Emanuel Clausius (1822-1888) adalah ahli fisika matematik Jerman,
penemu Hukum Termodinamika II, penemu entropi, penemu teori elektorolisis,
doktor, guru besar, dan pengarang. Ia lahir di Koslin, Prusia, sekarang di Koszalin,
Polandia, pada tanggal 2 Januari 1922. Clausius adalah ahli fisika teori atau fisika
murni. Ia tidak mengadakan experimen. Ia menerapkan matematika untuk membuat
teori yang dapat menjelaskan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem


Sistem termodinamika adalah bagian dari jagad raya yang diperhitungkan, semua batasan
yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagad raya yang disebut
lingkungan. Batas antara sistem dan lingkungannya disebut batas sistem (boundary).

2.2 Jenis Sistem Termodinamika

Ada 3 jenis sistem termodinamika berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem
dan lingkungan.

1. Sistem terisolasi
Pada sistem ini tidak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
Contoh adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
2. Sistem tertutup
Pada sistem ini terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungan. Green House merupakan salah satu contoh dari
sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja
dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya
biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
1) pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
2) pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
3. Sistem terbuka
Pada sistem ini terjadi pertukaran benda dan energy dengan lingkungannya. Samudra
adalah contoh dari sistem terbuka.
2.3 Hukum-hukum termodinamika
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak
bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat
diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecuali perimbangan transfer
energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan
Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang
termodinamika benda hitam.

Hukum–hukum termodinamika pada prinsipnya menjelaskan


peristiwa perpindahan panas dan kerja pada proses termodinamika. Terdapat 4 hukum
dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
1. Hukum awal
Hukum awal termodinamika ini menyatakan bahwa apabila dua buah benda
yang berada didalam kesetimbangan thermal digabungkan dengan sebuah benda
lain,maka ketiga-tiganya berada dalam kesetimbangan thermal.
2. Hukum pertama termodinamika
Hukum pertama termodinamika berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan tetapi dapat dikonversi dari suatu bentu ke bentuk yang lain”. Hukum
pertama adalah prinsip kekekalan energi yang memasukan kalor sebagai
model perpindahan energi. Menurut hukum pertama, energy di dalam suatu
benda dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan kalor ke benda atau dengan
melakukan usaha pada benda. Hukum pertama tidak membatasi arah perpindahan
kalor yang dapat terjadi.
3. Hukum kedua termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Entropi adalah tingkat keacakan
energi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cenderung untuk meningkatkan waktu., mendekati nilai maksimumnya. Total
entropi jagad raya (alam semesta) tidak berubah ketika proses revensibel terjadi (ΔS
jagad raya = 0) dan bertambah kertika proses irevensibel terjadi (ΔS jagad raya > 0).
Aplikasi : kulkas harus mempunyai pembuang panas di belakangnya, yang suhunya
lebih tinggi dari udara sekitar, karena jika tidak panas dari isi kulkas tidak
bisa terbuang keluar. Keabsahan hukum II termodinamika atau hukum entropi ini telah
terbukti, baik secara eksperimen maupun teoritis. Albert Einstein menyatakan bahwa
hukum entropi akan menjadi paradigma yang sangat berpengaruh diperiode sejarah
mendatang. Ilmuwan terbesar di masa kini ini mengakuinya sebagai “Hukum utama
dari semua ilmu pengetahuan”. Sir Arthur Eddington juga menyebutnya sebagai
“Hukum metafisika tertinggi diseluruh jagad”.
4. Hukum ketiga termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolute. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan m e n d e k a t i n i l a i m i n i m u m .
H u k u m i n i j u g a m e n y a t a k a n b a h w a e n t r o p i  benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol. Aplikasi: kebanyakan
logam bisa menjadi superkonduktor pada suhu yang sangat rendah, karena tidak
banyak acakan gerakan kinetik dalam skala mokuler yang mengganggu aliran
electron.

2.4 Proses Hukum Termodinamika Pertama


Pada hukum pertama termodinamika dikenal dengan beberapa proses, yaitu:
1. Proses Isotermal
Dalam proses ini suhu sistem dijaga agar selalu konstan. Mengikuti hukum Boyle
PV=konstan. Suhu gas ideal berbanding lurus dengan energy dalam gas ideal dan
tekanan sistem berubah penjadi (tekanan sistem berkurang).
2. Proses Isokhorik
Dalam proses isokhorik volume sistem dijaga agar selalu konstan. Maka sistem tidak
bisa melakukan kerja pada lingkungan, begitu pula sebaliknya lingkungan tidak bisa
melakukan kerja pada sistem. Gas tidak mengalami perubahan volume, maka usaha=
0.
3. Proses Isobarik
Dalam proses isobaric tekanan sistem dijaga agar selalu konstan. Karena yang konstan
adalah tekanan maka perubahan energi dalam (del U), kalor (Q), dan kerja (W) pada
proses isobaric tidak ada yang bernilai nol. Dengan demikian persamaan hukum
pertama termodinamika tetap utuh seperti semula. Usaha yang dilakukan oleh gas: W=
P(V2 – V1) = P(ΔV)
4. Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk ke dalam atau keluar dari sistem
(gas), Q = 0. Proses adiabatik bisa terjadi pada sistem tertutup yang terisolasi dengan
baik. Pada siste tertutup yang terisolasi dengan baik biasanya tidak ada kalor yang
dengan seenaknya mengalir ke dalam sistem atau meninggalkan sistem. Proses
adiabatik juga bisa terjadi pada sistem tertutup yang tidak terisolasi, pada proses ini
dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor tidak sempat mengalir menuju sistem
atau meninggalkan sistem. Pada proses adiabatic terjadi perubahan suhu, tekanan, dan
volume.
2.5 Aplikasi Energi dalam Kesehatan
Aplikasi energi yang dapat diterapkan dalam kesehatan adalah:
1. Aliran darah vena membantu mengendalikan temperatur kulit
Pada musim dingin, darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena internal yang
berhubungan dengan arteriyang mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Pengukuran panas
tersebut mengubah suhu yang lebih dan mengurangi pelepasan panas ke lingkungan.
Sedangkan pada musim panas atau lingkungan yang hangat, aliran darah yang kembali
melalui vena dibawah kulit menaikkan suhu kulit, sehingga menaikkan tingkat pelepasan
panas dari tubuh.
2. Energi panas bila mengenai salah satu bagian tubuh akan menaikkan temperatur daerah
tersebut
Penggunaan termogram dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit seperti kanker
payudara, temperaturnya lebih tinggi dari jaringan sekitarnya 1ᵒC.
3. Efek panas dapat dilihat mennurut:
1) Fisika : Pemuaian kesegala arah
2) Kimia : Kecepatan reaksi kimia akan meningkat karena reaksi oksidasi meningkat
pada kenaikan temperature
3) Biologis : Gabungan efek panas fisika dan kimia
2.6 Hukum Termodinamika I
    Hukum 1 termodinamika berbunyi " Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi
dapat di konversii dari suatu bentuk ke bentuk lain." Hukum pertama adalah prinsip
kekekalan energi yang  memasukan kalor sebagai model  perpindahan energi. Menurut
hukum pertama, energi didalam suatu benda  dapat diitingkatan dengan cara menambahkan
kalor ke benda atau dengan melakukan usaha pada benda. Hukum pertama tidak membatasi
arah perpinndahan kalor yang dapat terjadi. Jadi, hukum 1 termodinaka adalah prinsip
kekekalan energi yang di aplikasikan pada kalor,usaha,dan energi dalam. Hukum 1
termodinamika menyatakan bahwa kalor yang terlibat di ubah menjadi perubahan energi.
Rumus hukum 1 termodinamika
Q = ΔU + W      Atau      ΔU =  Q – W

ΔU = perubahn energi dalam sistem ( J )


Q = kalor yang diterima/dilepas sistem ( J )
W = usaha ( J )

Anda mungkin juga menyukai