Lord Kelvin adalah seorang fisikawan dan matematikawan Britania (1824-1907). Lahir dengan nama
William Thomson di Belfast. Kelvin adalah orang pertama yang mengusulkan skala mutlak dari suhu.
Studinya terhadap teori Carnot menuntunnya ke ide bahwa kalor tidak pernah berpindah secara spontan
dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi, teori ini dikenal sebagai hukum kedua termodinamika.
William Thomson lahir di Belfast, Irlandia, pada tanggal 26 Juni 1824. Dia adalah
anak ke-4 dari tujuh bersaudara, anak James Thomson, guru dan penulis buku
pelajaran matematika. Ketika William berusia 6 tahun, ibunya meninggal. Tidak
lama kemudian, ayahnya menjadi Profesor Matematika di Universitas Glasgow.
James Thomson membiayai sendiri pendidikan anak-anaknya dan mengajarkan
temuan-temuan terbaru dalam matematika yang belum masuk dalam kurikulum
kepada mereka. William dan saudaranya yang lebih tua, James, sangat
berbakat. Keduanya masuk Universitas Glasgow pada usia 10 dan 11 tahun.
(Seperti William, James kelak menjadi ahli fisika dan insinyur terkemuka,
meskipun tidak sehebat adiknya.)
Di Universitas Glasgow, William mempelajari karya kontroversial ahli
matematika Perancis, Jean-Baptiste Fourier. Meskipun kebanyakan ilmuwan
Inggris menolak karya Fourier, tetapi William menyetujuinya. Bahkan, dia
percaya bahwa karya Fourier dapat dilanjutkan, dan matematika yang sama
dapat diterapkan pada aliran listrik dan gerakan fluida. Dia juga menerbitkan
karya tulis ilmiah -- dua karya tulis, yang berisi alasan-alasan mengapa ia
menyetujui pandangan Fourier yang terbit saat ia berusia 16 (karya pertama)
dan 17 tahun (karya kedua).
Tahun 1846, saat berusia 22 tahun, Thomson menjadi profesor dalam ilmu fisika
(dulu disebut filsafat alam) di Universitas Glasgow. Dia memegang jabatan ini
selama 53 tahun, meskipun banyak tawaran untuk mengajar di tempat lain.
Ketika Thomson menjadi profesor ilmu fisika, fisika mencakup rentangan topik
yang luas dan hampir tidak ada ikatan yang menghubungkan topik-topik
tersebut. Namun, dalam karya-karya Fourier, Faraday, dan Green, dia mulai
melihat adanya kesatuan. Dia sendiri mampu menentukan secara matematis
hubungan antara gerakan fluida dan aliran listrik. Gagasan ini diperolehnya dari
karya Fourier, ketika ia masih berusia 16 tahun.
Tahun 1847, untuk pertama kalinya Thomson mendengar karya James Joule
mengenai hubungan panas dan gerak mekanis. Asas penyimpanan tenaga dalam
karya Joule kelak dikenal sebagai Hukum Termodinamika Pertama. Meskipun
Joule diakui sebagai penemu utama termodinamika, Thomsonlah yang
"memantapkan termodinamika menjadi disiplin ilmu yang resmi dan
merumuskan hukumnya yang pertama dan kedua dengan terminologi yang
tepat." [1]
Hubungan panas dan gerak mekanik yang pertama kali diajukan oleh Joule,
mendorong Thomson kepada penemuan yang paling menjadikannya terkenal,
yakni skala suhu mutlak. Pakar Perancis, Jacques Charles, menyatakan isi gas
akan menjadi 0, bila suhu diturunkan sampai -273 (tepatnya -273,15) pada
skala Celsius (sama dengan -459,67 Fahrenheit). Thomson sadar bahwa bukan
isi gasnya, melainkan tenaga gerak partikel gaslah yang akan menjadi nol.
Artinya, pada -273 Celsius, partikel gas akan berhenti bergerak. Thomson lalu
merancang skala suhu baru dengan -273. Satuan pada skala ini adalah kelvin
(dengan lambang K ditulis tanpa tanda derajat []), sebagai penghargaan bagi
Thomson yang kemudian diberi gelar Lord Kelvin. Thomson selanjutnya
menyarankan pemakaian termometer gas untuk memungkinkan pengukuran
cermat terhadap suhu yang lebih rendah.
Pemakaian skala suhu mutlak (yang tidak bisa bernilai negatif) kelak sangat
membantu ahli fisika matematis Skotlandia, James Clerk Maxwell, dalam
karyanya mengenai teori kinetik gas. Sumbangan terbesar Thomson bagi ilmu
adalah bahwa "orang yang menonjol di antara ilmuwan Inggris yang jumlahnya
sedikit membantu meletakkan dasar fisika modern." [5] Hal ini dilakukannya
dengan menunjukkan kaitan antara listrik, magnetisme, panas, gerakan
mekanik, dan gerakan gas, serta menunjukkan kerangka matematika umum
yang mendasari hasil-hasil eksperimen dalam berbagai bidang fisika ini. Ini
adalah perluasan teori yang penting atas karya para ilmuwan besar seperti
Fourier, Faraday, dan Joule. Proses perluasan kerangka teori ini kemudian
dilanjutkan oleh Maxwell dalam teori cahaya elektromagnetik. Maxwell mengakui
utangnya pada Thomson sebagai mentornya.
Bersama ahli matematika dan fisika Skotlandia, Percy Guthrie Tait (juga seorang
Kristen yang tulus), Thomson menulis buku pelajaran fisika agar dapat
meneruskan kerangka teoretisnya kepada para ahli fisika kelak. Dia juga
menerbitkan lebih dari 600 karya ilmiah.
Selama hidupnya, Thomson memperoleh hak paten untuk sekitar tujuh puluh
temuannya, termasuk beberapa alat listrik untuk kabel bawah laut. Thomson
juga merupakan anggota kunci dari komite Inggris untuk penggunaan perangkat
satuan listrik, dan ini kemudian diterima secara internasional. Thomson juga
berhasil dalam merekacipta kompas kapal jenis baru yang hampir tidak
terpengaruh oleh besi kapal. Setelah itu dia menciptakan alat peramal pasang
surut laut yang dapat memperkirakan tingginya permukaan laut di suatu
pelabuhan. Dia juga menciptakan alat pengukur kedalaman laut.
Iman Kelvin sangat teguh. Dia percaya bahwa alam memberikan banyak bukti
yang mendukung imannya. "Di sekeliling kita berlimpah-ruah bukti mengenai
adanya rancangan yang cerdas dan penuh kebajikan... gagasan ateis sangat
tidak masuk akal, sehingga saya tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-
kata." [9] Kelvin tidak melihat pertentangan antara ilmu dan Alkitab. Bahkan,
dia mengatakan bahwa "mengenai asal-usul kehidupan, ilmu... memastikan
adanya kekuasaan yang kreatif." [10]