Pada tahun 1869, seorang fisikawan Jerman, John Wilhelm Hittorf lewat penelitian pada
konduktivitas listrik dalam tabung gas menemukan bahwa kuat cahaya yang dipancarkan dari
pelat katoda tergantung pada tekanan gas.
2. Eugen Goldstein
Pada tahun 1876, fisikawan Jerman ini menemukan bahwa sinar yang dipancarkan dari cahaya
pada percobaan sebelumnya yang dilakukan oleh John Wilhelm menimbulkan bayangan jika
sebuah objek ditempatkan di belakangnya. Dia menamakan sinar tersebut sebagai sinar katoda.
3. William Crookes
Pada tahun 1870-an, fisikawan dan kimiawan Inggris, William Crookes membuat tabung sinar
katoda pertama yang memicu perkembangan teori perihal keberadaan partikel bermuatan negatif
dalam sinar yang dibelokkan dari anoda ke katoda.
4. Arthur Schuster
Fisikawan Inggris kelahiran Jerman ini melanjutkan pekerjaan Crooke dan semakin yakin bahwa
sinar katoda memiliki partikel bermuatan negatif.
Pada tahun 1896, fisikawan Inggris, J.J. Thompson dan rekannya yang bernama John S.
Townsend dan H.A. Wilson melakukan beberapa percobaan dan secara meyakinkan
membuktikan keberadaan elektron.
Jadi, bisa disimpulkan J.J. Thompson lah yang menemukan elektron. Melalui eksperimen
menggunakan tabung sinar katoda, Thompson menetapkan bahwa sinar katoda adalah partikel
tidak seperti gelombang, atom, atau molekul.
Dia juga berhasil menghitung nilai perkiraan rasio antara e (muatan listrik) dan (m) massa.
Namun J.J. Thompson belum berhasil menghitung nilai muatan dan massa elektron secara
mandiri.
Robert Millikan adalah orang yang berhasil menghitung muatan dan massa elektron secara
mandiri pada tahun 1909. Elektron memiliki muatan negatif sebesar-1,6 x 10^-19 Coulomb dan
massanya sama dengan 9,1 x 10^-31Kg. Untuk kontribusinya yang berharga dalam penemuan
elektron dan pada karyanya pada konduksi gas, Sir J. J Thompson dianugerahi Hadiah Nobel
pada tahun 1896
https://www.amazine.co/17795/siapakah-penemu-elektron-sejarah-penemuan-elektron/
Pada tahun 1897, JJ Thomson menemukan partikel subatomik pertama, elektron, saat meneliti
sinar katoda. Untuk menjelaskan netralitas atom, Thomson mengusulkan model atom yang
memiliki elektron negatif yang tersebar di seluruh lingkup dari muatan positif. Ia menyebut atom
nya model roti kismis.
Percobaan Thomson
Dalam penelitiannya, Thomson melewatkan arus melalui tabung sinar katoda, mirip dengan yang
terlihat pada Gambar di bawah ini. Sebuah tabung sinar katoda adalah tabung gelas yang hampir
semua udara telah dihilangkan. Ini berisi sepotong logam disebut elektroda pada setiap ujung.
Satu elektroda bermuatan negative dikenal sebagai katoda. Elektroda lainnya bermuatan positif
dan dikenal sebagai anoda. Ketika tegangan tinggi arus listrik diterapkan pada ujung plat, sinar
katoda perjalanan dari katoda ke anoda.
Apa itu sinar katoda? Itulah yang Thomson ingin tahu. Apakah itu hanya sinar energi yang
bergerak dalam gelombang seperti sinar cahaya? Itu adalah salah satu hipotesis populer pada saat
itu. Atau sinar katoda adalah aliran partikel bergerak? Itu adalah hipotesis populer lainnya.
Thomson menguji ide-ide ini dengan menempatkan plat negatif dan positif sepanjang sisi tabung
sinar katoda untuk melihat bagaimana sinar katoda akan terpengaruh. Sinar Katoda tampaknya
ditolak oleh plat negatif dan tertarik dengan oleh plat positif. Ini berarti bahwa jawabannya
adalah sinar negatif dan yang harus terdiri dari partikel yang memiliki massa. Dia menyebut
partikel “corpuscles,” tapi mereka kemudian mengganti nama menjadi elektron. Untuk video
demonstrasi percobaan Thomson, kunjungu URL ini:
http://ericsaltchemistry.blogspot.com/2010/10/jj-thomsons-experiments-with-cathode.html.
Thomson juga mengukur massa partikel yang telah diidentifikasi. Dia melakukan ini dengan
menentukan berapa banyak sinar katoda yang membelok ketika ia memberi variasi tegangan. Ia
menemukan bahwa massa partikel adalah 2000 kali lebih kecil dari massa atom terkecil, yakni
atom hidrogen. Singkatnya, Thomson telah menemukan keberadaan partikel yang lebih kecil dari
atom. Ini membantah klaim Dalton bahwa atom adalah partikel terkecil dari materi. Dari
penemuan tersebut, Thomson juga menyimpulkan bahwa elektron adalah partikel dasar dalam
atom.
Q: Atom adalah netral dalam muatan listrik. Bagaimana mereka bisa netral jika mereka berisi
elektron yang bermuatan negatif?
A: Atom juga mengandung partikel bermuatan positif yang menghilangkan muatan negatif dari
elektron. Namun, partikel positif tidak ditemukan sampai beberapa dekade setelah Thomson
menemukan elektron.
http://hisham.id/2015/05/teori-atom-jj-thomson-dan-sejarah-penemuan-elektron.html
Pada tahun 1896, fisikawan Britania J. J. Thomson, bersama dengan koleganya John S.
Townsend dan H. A. Wilson,[1] melakukan eksperimen yang mengindikasikan bahwa sinar
katode benar-benar merupakan partikel baru dan bukanlah gelombang, atom, ataupun molekul
seperti yang dipercayai sebelumnya. Thomson membuat perkiraan yang cukup baik dalam
menentukan muatan e dan massa m, dan menemukan bahwa partikel sinar katode, yang ia sebut
"corpuscles" mungkin bermassa seperseribu massa ion terkecil yang pernah diketahui (hidrogen).
[7] Ia menunjukkan bahwa nisbah massa terhadap muatan, e/m, tidak tergantung pada material
katode. Ia lebih jauh lagi menunjukkan bahwa partikel bermuatan negatif yang dihasilkan oleh
bahan-bahan radioaktif, bahan-bahan yang dipanaskan, atau bahan-bahan yang berpendar
bersifat universal.[26] Nama elektron kemudian diajukan untuk menamakan partikel ini oleh
fisikawan Irlandia George F. Fitzgerald, dan seterusnya mendapatkan penerimaan yang
universal.[22]
Manakala sedang mengkaji mineral fluoresens pada tahun 1896, fisikawan Perancis Henri
Becquerel menemukan bahwa mineral tersebut memancarkan radiasi tanpa terpapar sumber
energi eksternal. Bahan radioaktif ini menarik perhatian banyak ilmuwan, meliputi ilmuwan
Selandia Baru Ernest Rutherford yang menemukan bahwa partikel ini memancarkan partikel. Ia
melabeli partikel ini partikel alfa dan partikel beta berdasarkan kemampuannya menembus
materi.[27] Pada tahun 1900, Becquerel menunjukkan bahwa emisi sinar beta oleh radium dapat
dibelokkan oleh medan listrik, dan rasio massa terhadap muatannya adalah sama dengan rasio
massa terhadap muatan sinar katode.[28] Bukti ini menguatkan pandangan bahwa elektron
merupakan komponen atom.[29][30]
Muatan elektron kemudian diukur lebih saksama lagi oleh fisikawan Amerika Robert Millikan
dalam Percobaan tetesan minyak pada tahun 1909. Hasil percobaan ini dipublikasikan pada
tahun 1911. Percobaan ini menggunakan medan listrik untuk mencegah tetesan minyak
bermuatan jatuh sebagai akibat dari gravitasi. Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini
dapat mengukur muatan listrik dari 1–150 ion dengan batas kesalahan kurang dari 0,3%.
Percobaan yang mirip dengan percobaan Millikan sebelumnya telah dilakukan oleh Thomson,
menggunakan tetesan awan air bermuatan yang dihasilkan dari elektrolisis,[1] dan oleh Abram
Ioffe pada tahun 1911, yang secara independen mendapatkan hasil yang sama dengan Millikan
menggunakan mikropartikel logam bermuatan. Ia mempublikasikan hasil percobaannya pada
tahun 1913.[31] Namun, tetesan minyak lebih stabil daripada tetesan air karena laju penguapan
minyak yang lebih lambat, sehingga lebih cocok digunakan untuk percobaan dalam periode
waktu yang lama.[32]
Sekitar permulaan abad ke-20, ditemukan bahwa di bawah kondisi tertentu, partikel bermuatan
yang bergerak cepat dapat menyebabkan kondensasi uap air yang lewat jenuh di sepanjang
lintasan partikel tersebut. pada tahun 1911, Charles Wilson menggunakan prinsip ini untuk
membangun bilik kabut, mengijikan pelacakan partikel-partikel bermuatan seperti elektron yang
bergerak cepat untuk difoto.[33]
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektron#Pembentukan