Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Sinar Katoda

Pada tahun 1869 fisikawan JermanJohann Wilhelm Hittorfmelakukan kajian


mengenaikonduktivitaslistrik dalam gas. Dari eksperimen ini berhasil menemukan sebuah
pancaran yang dipancarkan darikatoda dimana ukurannya dari pancaran ini terus meningkat
seiring dengan menurunnya tekanan gas. Pada tahun 1876, fisikawan JermanEugen Goldstein
menunjukkan bahwa sinar pancaran ini menghasilkan bayangnya, dan kemudian diberi nama
sinar katoda. Dilanjutkan tahun 1870-an, kimiawan dan fisikawan asal Inggris William
Crookes mengembangkan tabung katoda pertama dalam keadaan vakum. Kemudian
menunjukkan adanya sinar berpendar yang tampak di dalam tabung tersebut membawa energi
dan bergerak dari katoda menuju ke anoda. Lebih jauh lagi, dengan menggunakan medan
magnetik, sinar dalam tabung tersebut dapat berbelok maka disimpulkan bahwa berkas ini
berperilaku seolah-olah ia bermuatan negatif. Pada tahun 1879, ia mengajukan bahwa sifat-sifat
ini dapat dijelaskan menggunakan apa yang ia istilahkan sebagai ‘materi radian’ (radiant
matter). Ia mengajukan ini adalah keadaan materi keempat, yang terdiri dari molekul-
molekul bermuatan negatif yang diproyeksikan dengan kecepatan tinggi dari katode.

Fisikawan Britania kelahiran Jerman Arthur Schustermemperluas eksperimen Crookes dengan


memasang dua pelat logam secara paralel terhadap sinar katoda dan memberikan potensial
listrik antara dua pelat tersebut. Medan ini kemudian membelokkan sinar menuju pelat
bermuatan positif, memberikan bukti lebih jauh bahwa sinar ini mengandung muatan negatif.
Dengan mengukur besar pembelokan sinar sesuai dengan arus listrik yang diberikan, pada tahun
1890, Schuster berhasil memperkirakanrasio massa terhadap muatan komponen-komponen sinar.
Namun, perhitungan ini menghasilkan nilai yang seribu kali lebih besar daripada yang
diperkirakan, sehingga perhitungan ini tidak dipercayai pada saat itu.

Pada tahun 1896, fisikawan Britania J. J.Thomson, bersama dengan koleganya John S.


Townsend dan H. A. Wilson, melakukan eksperimen yang mengindikasikan bahwa sinar katode
benar-benar merupakan partikel baru dan bukanlah gelombang, atom, ataupun molekul seperti
yang dipercayai sebelumnya. Thomson membuat perkiraan yang cukup baik dalam menentukan
muatan e dan massa m, dan menemukan bahwa partikel sinar katode, yang ia sebut “corpuscles”
mungkin bermassa seperseribu massa ion terkecil yang pernah diketahui (hidrogen). Ia
menunjukkan bahwa nisbah massa terhadap muatan, e/m, tidak tergantung pada material katode.
Ia lebih jauh lagi menunjukkan bahwa partikel bermuatan negatif yang dihasilkan oleh bahan-
bahan radioaktif, bahan-bahan yang dipanaskan, atau bahan-bahan yang berpendar bersifat
universal. Nama elektron kemudian diajukan untuk menamakan partikel ini oleh fisikawan
Irlandia George F. Fitzgerald, dan seterusnya mendapatkan penerimaan yang universal.

Dari keberhasilan J.J Thomson ini, Ia berhasil mendapat hadiah nobel pada tahun 1960 karena
dianggap telah menemukan elektron. Elektron adalah partikel sub atom yang bermuatan negatif
dan umumnya ditulis sebagai e–. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun sub struktur
apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Thomson berhasil
menyempurnakan teori atom yang ada sebelumnya dengan menemukan adanya elektron sebagai
salah satu penyusun atom. Dengan hasil percobaannya, Thomson mengasumsikan bahwa
didalam sebuah atom terdapat bagian atom yang bermuatan positif, karena atom harus selalu
dalam keadaan yang stabil dan bermuatan netral. Dari asumsi tersebut maka Thomson
mengusulkan bahwa struktur atom adalah sebagai suatu bulatan awan bermuatan positif dengan
elektron yang terdistribusi secara acak di permukaannya.

Model atom Thomson ini sering disebut menyerupai dengan “model roti kismis”. Dengan model
atom ini Thomson berhasil membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif yang
menyusun suatu atom. Sehingga atom bukan lagi menjadi bagian terkecil dari suatu unsur karena
adanya elektron yang menyusun suatu atom. Namun, model atom ini mempunyai kelemahan
yaitu tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam atom tersebut.

Tabung sinar katoda

Tabung sinar katoda adalah suatu tabung yang di dalamnya dibuat hampa udara yang dalam
pembuatannnya dengan memanfaatkan teknik pemvakuman Geisler. Tabung ini terdapat dua
elektroda sehingga ketika beda potensial yang cukup tinggi di berikan pada kedua elektroda
tabung tersebut maka elektron akan terlepas dari elektroda yang kemudian karena adanya beda
potensial maka elektron tersebut dapat bergerak dari katoda menuju anoda. Elektron tunggal
yang bergerak dalam vakum diistilahkan sebagai elektron bebas. Elektron-elektron dalam logam
juga berperilaku seolah-olah bebas. Ketika elektron bebas bergerak dalam vakum ataupun dalam
logam, ia akan menghasilkan aliran muatan yang disebut sebagai arus listrik. Arus listrik ini
kemudian akan menghasilkan medan magnetik. Sebaliknya, arus dapat diciptakan pula dengan
mengubah medan magnetik. Interaksi ini dinyatakan secara matematis menggunakan persamaan
Maxwell. Pergerakan elektron di ruang vakum ini dapat teramati ketika elektron menabrak bahan
flouresens. Yaitu suatu bahan berfosfor yang dapat memancarkan cahaya tampak ketika ditabrak
dengan elektron.

Pembentukan Sinar Katoda

Pelucutan Gas adalah peristiwa mengalirnya muatan-muatan listrik di dalam tabung lucutan gas
pada tekanan yang sangat kecil. Sebuah tabung lucutan adalah tabung yang berisi udara, didalam
tabung berisi elektroda elektroda, yang biasanya disebut anoda dan katoda. Udara dalam tabung
ini tidak dapat mengalirkan arus listrik walaupun ujung-ujung elektroda tersebut dihubungkan
dengan induktor Ruhmkorf.

Keadaan akan berubah jika udara dalam tabung dikeluarkan sehingga tekanan udara menjadi
kecil dan letak-letak molekul udara manjadi renggang. Pada tekanan 4 cm Hg dalam tabung
memancarkan cahaya merah-ungu. Cahaya ini akan menghilang sejalan dengan semakin
kecilnya tekanan. Pada tekanan 0,02 mm Hg udara dalam tabung tidak lagi memancarkan cahaya
namun kaca dimuka katoda berpendar kehijauan. Crookes berpendapat bahwa dari katoda
dipancarkan sinar yang tidak tampak yang disebut Sinar katoda. Sinar katoda dapat di pelajari
karena bersifat memendarkan kaca. Sinar Katoda adalah arus elektron dengan kecepatan tinggi
yang keluar dari katoda.

Sifat sinar Katoda:

1. Memiliki Energi
2. Memendarkan kaca
3. Membelok dalam medan listrik dan medan magnet.
4. Jika ditembakkan pada logam menghasilkan sinar X
5. Bergerak cepat menurut garis lurus dan keluar tegak lurus dari Katoda.

Simpangan sinar katoda dalam medan listrik dan medan magnet menunjukkan bahwa sinar ini
bermuatan negatif. Thomson dapat menunjukkan bahwa partikel sinar katoda  itu sama bila
katoda diganti logam lain. Jadi partikel-partikel sinar katoda ada pada setiap logam yang disebut
elektron. Tanpa mngenal lelah dan menyerah, akhirnya Thomson dapat mengukur massa
elektron, ternyata muatan elektron 1,6021.10^-19 Coulomb dan massa elektron 9,1090.10^-31
Kg. Terjadinya sinar katoda dapat diterangkan sebagai berikut: Pada tekanan yang sangat kecil,
letak molekul-molekul udara sangat renggang, dalam gerakannya menuju katoda (-), ion-ion
positif membentur katoda dengan kecepatan tinggi. Benturan-benturan tersebut mengakibatkan
terlepasnya elektron-elektron dari logam katoda.

Sumber :

Anda mungkin juga menyukai