Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

“TRAUMA KEHAMILAN”
Nama : Dini Anggi Yanti Mata Kuliah : Keperawatan Traumatologi
NIM : 1811020066 Dosen Pengampu : Ns. Sri Suparti, S.Kep, M.Kep
Kelas : 6A Tanggal Pengkajian : Kamis, 18 Maret 2021

A. Bagaimana penatalaksanaan pre-Hospital pada pasien dengan trauma


kehamilan?

 Pre-Hospital
a. Airway
1. Inspeksi secara cepat & menyeluruh orofaring,lakukan head til chin lift &
jaw trust, hilangkan benda yang menghalangi jln napas-
2. Pasang neck collar/servical collar-
3. Lakukan intubasi oral
b. Breathing
Memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi
c. Circulation
1. IV line 2 jalur (20cc/kg/jam) dan tranfusi darah
2. Control bleeding
3. DJJ

 Hospital
1. Survei primer.
a) Resusitasi tanda-tanda vital, identivikasi dan manajemen trauma yang
mengancam jiwa seperti pada penanganan pasien lainnya
b) Pertimbangkan intubasi dini dan ventilasi mekanik pada pasien hamil
manapun dengan memonitor status ventilasi untuk mencegah hipoksia janin.
c) Akses intravena pada ekstrimitas atas lebih diutamakan, dan inisiasi
resusitasi cairan segera dilakukan. Pertimbangkan untuk transfusi RBC.
Obat-obat vasopresor dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan harus
di hindari dalam mengendalikan hipotensi maternal
2. Survei sekunder.
a. Riwayat obstetri
1) Hari pertama menstruasi terakhir
2) Perkiraan kelahiran
3) Presepsi awal pergerakan janin
4) Status kehamilan saat ini dan sebelumnya
b. Tentukan ukuran uterus dengan mengukur tinggi fundus dalamsentimeter
dari simfisis pubis untuk mengetahui umur janin (1 cm = 1minggu usia
kehamilan).
c. Pemeriksaan perut pada pasien hamil harus disertai pemeriksaan
uterinetendernessi and consistency, adanya kontraksi, dan letak serta
pergerakanjanin. Pemeriksaan pelvis dilakukan dengan memperhatikan
adanyadarah pada vagina atau cairan amnion, dan lainnya. Pemeriksaan
pHamnion (pH > 7) dan vagina (pH = 5) harus dilakukan
3. Fetal assessmenta.
a. Pada janin berusia > 20 minggu, dapat dilakukan auskultasi jantung
janinuntuk mengetahui nadi janin (normal = 120–160 x/menit).
Bradikardiajanin merupakan indikasi terjadinya fetal distress
b. Kardiotopografi dapat dilakukan pada janin berusia 20–24 mingguuntuk
menentukan viabilitas janin.
c. USG dapat digunakan untuk evaluasi umur janin, aktivitas jantung,
danpergerakan janin.
4. Modalitas diagnostika.
a. Pemeriksaan radiologi (termasuk CT scan), dan jika dimungkinkan,lindungi
perut bagian bawah dengan menggunakan apron timbal danhindari
pengulangan.b.
b. Paparan radiasi pada embrio preimplantasi (<3 minggu) bersifat letal.Pada
fase organogenesis (2-7 minggu), embrio sensitif terhadapteratogen,
keterbelakangan pertumbuhan, dan efek neoplastik akibatradiasi. Paparan
radiasi <0,1 Gy secara umum bersifat aman.
c. DPL ( diagnostic peritoneal lavage )atau FAST ( focused
abdominalsonography for trauma ) dapat dilakukan sama seperti pada pasien
biasa.
d. FAST dapat sangat membantu untuk mengetahui cairan bebas pada
perutsetelah terjadi trauma
5. Penanganan devinitifa.
a) Jika ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik dan modalitasdiagnostik
maka dapat dilakukan operasi.
b) Pasien hamil dengan trauma yang keadaannya sangat kritis harusdipantau di
intensive care unit dan disediakan onsite obstetric care dan bedside fetal
monitoring
c) Pasien hamil yang stabil yang memerukan rawat inap harus
diobservasikeadaan obstetrinya selama 24 hingga 48 jam. Pasien yang
memilikijanin berusia 20–24 minggu harus dimonitor
mengunakankardiotopografi (continuous cardiotokographic
monitoring/CTM)
d) Pasien hamil yang asimptomatik dengan janin berusia 20-24 minggudengan
trauma minor dan tidak memerlukan rawat inap dengan temuannormal pada
CTM selama 4 jam dapat pulang dengan instruksi yang jelas dan follow-up
B. Apa saja indikasi dilakukannya terminasi kehamilan?
1. Indikasi terminasi kehamilan
Dunia kedokteran membenarkan pelaksanaan pengguguran kandungan, tetapi
yang berdasarkan tanda medis (indikasi vital) artinya singgah dengan berlanjutnya
kehamilan akan gantungan kesehatan ibu, sehingga baik diterminasi.
a. indikasi medis ( vital ) :
Beberapa tanda medis yang menjadi pertimbangan terminasi kehamilan, yaitu :
1) Ibu dengan penyakit (jantung yang berat, penyakit ginjal, penyakit hepar,
penyakit keturunan yang berbahaya, hiperemesis gravidarum )
2) Indikasi berdasarkan hasil pemeriksaan janin ( terdapat cacat bawaan yang
berat, terdapat penyakit keturunan)
b. Indikasi sosial
Perkembangan pelaksanaan keluarga berencana, beratnya keadaan social
ekonomi, hak wanita untuk menentukan nasib kandungannya serta terjadinya
kehamilan yang tidak dikehendaki mendorong timbulnya indikasi sosial.
Indikasi sosial merupakan suatu indikasi yang sifatnya seperti karet, yaitu
terbatas panjangnya atau dapat ditarik sejauh kepentingan individu tersebut.
Dalam pengertian hidup insane, terdapat 3 pendapat, sebagai berikut :
1) Kelompok masyarakat yang menganggap bahwa hasil konsepsimempunyai
hak untuk hidup. Kelompok demikian tidak akanpernah membenarkan
tindakan pengguguran kandungan denganalasan apapun.
2) Kelompok masyarakat yang menganggap bahwa hasil konsepsimerupakan
bentuk kehidupan dan mempunyai potensi untukhidup. Kelompok
demikian akan dapat membenarkan pelaksanaanpengguguran kandungan
yang mempunyai alasan tertentu.
3) Kelompok masyarakat yang menganggap bahwa hasil konsepsihanya
merupakan sebagian kecil dari kehidupan. Pelakupengguguran kandungan
yang setuju dengan pendapat demikiandapat melayani permohonan
pengguguran kandungan setiap diminta.
C. Buatlah asuhan keperawatan untuk pasien trauma kehamilan
1. PENGKAJIAN
A. Primary Survey
Airway :
Look : Nafas cepat dan dangkal
Listen :-
Feel : akral dingin, konjungtiva anemis, laserasi pada ulna sinistra

Breathing :
Look : Tidak terdapat penggunaan bantu otot pernafasan
Listen : nafas cepat dan dangkal
Feel : Rr: 29 x/menit, krepitasi pelvis (+)

Circulation :
Look : CRT <3 detik, perdarahan pervaginam (+)
Listen : Tekanan darah: 90/70 mmhg
Feel : Nadi: 110 x/ menit, Suhu: 36,1 0C, G1 P0000AB000, DJJ 178 x/mnit,
TFU 29 cm

Disability :
A : Terjadi penurunan kesadaran
V : Respon abnormal ekstensi
P : Ada rangsangan nyeri
U : Kesadaran : Stupor

Exsposure :
Tidak ada fraktur atau jejas

B. Secondary Survey (Keluhan Utama)


Keluhan utama :
Pasien mengalami penurunan kesadaran dan perdarahan

Riwayat Penyakit Sekarang

Klien ditemukan saksi dalam keadaan tidak sadarkan diridengan posisi terlentang,
terlihat darah segar kearah kaki, dari keterangan keluarga usiakehamilannya 29
minggu. Dari pengkajian di RS didapatkan : klien hanya membuka mata saat diberi
rasa nyeri, klien hanya menggumam tidak jelas, ketika diberi rangsang nyeri
terdapat respon abnormal ekstensi. TD 90/70 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu
36,10C, RR 29 x/menit, nafas cepat dan dangkal, akral dingin, CRT > 3 detik,
konjungtiva anemis, ditemukan laserasi pada ulna sinistra,contusio pada daerah
inguinalis, krepitasi pelvis (+), perdarahan pervaginam (+), hasil pemeriksaan
ketuban intact, hasil pemeriksaan G1 P0000Ab000, janin didapatkan hasil DJJ
178x/menit, TFU 29 cm.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b/d agen cidera fisik

2. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan abnormal akibat perdarahan


3. Ansietas b/d bahaya terhadap diri dan janin
D. Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Implementasi dan Respon Pasien Evaluasi

1. Nyeri akut b/d agen cidera fisik d/d perdarahan pervaginam HARI KE 1
(+) HARI KE 1
S : klien hanya membuka mata saat diberi rasa
DS : -
DO : - Monitor TTV nyeri
- klien terlihat hanya membuka mata saat diberi rasa
- Monitor kepuasan pasien O : TD 90/70 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu
nyeri, klien hanya menggumam tidak jelas, ketika
diberi rangsang nyeri terdapat respon abnormal ekstensi terhadap manajemen nyeri 36,10C, RR 29 x/menit, akral dingin, CRT > 3
- TD 90/70 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu 36,10C, RR dalam interval yang detik, krepitasi pelvis (+), perdarahan pervaginam
29 x/menit (+), G1 P0000Ab000, DJJ 178x/menit, TFU 29 cm.
- akral dingin, CRT > 3 detik spesifik
- krepitasi pelvis (+), perdarahan pervaginam (+) A : Masalah belum teratasi
- G1 P0000Ab000 HARI KE 2
Indikator A T
- DJJ 178x/menit, TFU 29 cm. Mengerang dan 3 5
Rencana Keperawatan - Lakukan pengkajian nyeri
komfrehensif yang meliput menangis
NOC Ekspresi nyeri 3 5
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam lokasi, karakteristik, wajah
Diharapkan masalah pasien teratasi dengan kriteria hasil : onset/durasi dan faktor Mengerinyit 3 5
Tingkat Nyeri
pencetus Ketegangan otot 3 5
Indikator A T
Mengerang dan 2 5
HARI KE 3 P : Lanjutkan intervensi
menangis
Ekspresi nyeri 2 5
wajah - Ajarkan metode HARI KE 2
Mengerinyit 2 5 farmakologi untuk S : klien sudah bisa berbicara dengan jelas
Ketegangan otot 2 5 menurunkan nyeri O : TD 100/70 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu
NIC 36,10C
- Kolaborasi dengan
pasien,orang terdekat dan
tim kesehatan untuk A : Masalah teratasi sebagian
O: Indikator A T
memilih dan
Mengerang dan 4 5
- Monitor TTV mengimplementasikan menangis
tindakan penurunan nyeri. Ekspresi nyeri 4 5
- Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri wajah
dalam interval yang spesifik Respon pasien Mengerinyit 4 5
DS : - Ketegangan otot 3 5
N: DO : P : Lanjutkan intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri komfrehensif yang - klien terlihat hanya
membuka mata saat diberi HARI KE 3
meliput lokasi, karakteristik, onset/durasi dan faktor
rasa nyeri, klien hanya S : klien sudah bisa berbicara dengan jelas
pencetus menggumam tidak jelas,
ketika diberi rangsang nyeri O : TD 100/70 mmHg, suhu 36,10C
E:
terdapat respon abnormal
- Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan ekstensi A : Masalah teratasi sebagian
Indikator A T
nyeri Mengerang dan 4 5
C: menangis
- Kolaborasi dengan pasien,orang terdekat dan tim Ekspresi nyeri 4 5
kesehatan untuk memilih dan mengimplementasikan wajah
Mengerinyit 4 5
tindakan penurunan nyeri. Ketegangan otot 4 5
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai