Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ETCAUSE


“ASMA”

Disusun Oleh :
Dini Anggi Yanti
(1811020066)
Kelas 5A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
LAPORAN PENDAHULUAN
“Asma”
A. Definisi

 Asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan


karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan
peradangan. Penyempitan ini bersifat berulang namun reversible, dan diantar
episode penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih
normal (Sylvia dan Wilson 2006).

 Asma adalah penyakit implamasi koronik saluran nafas dimana banyak sel
berperan terutama sel mast, esonofil, limposit T magropag, neuropil dan sel
epitel. (Slamet Hariadi, dkk 2010).

 Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang
mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila
terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan
aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan
meningkatnya proses radang (Almazini, 2012)

 Jadi, Asma merupakan suatu penyakit pada pernafasan khususnya pada jalan
nafasnya yang melibatkan berbagai sel inflamasi sehingga mengobstruksi
jalan nafas, dan bersifat reversible yang berespon pada stimuli tertentu.

B. Etiologi

a. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)

 Reaksi antigen-antibodi

 Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)

b. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)

 Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal

 Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur

 Iritan : kimia

 Polusi udara : CO, asap rokok, parfum

 Emosional : takut, cemas dan tegang


 Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.

C. Tanda dan Gejala

1. Stadium dini

Faktor hipersekresi yang lebih menonjol


 Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
 Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
 Whezing belum ada
 Belum ada kelainan bentuk thorak
 Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
 BGA belum patologis
Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
 Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
 Whezing
 Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
 Penurunan tekanan parsial O2

2. Stadium lanjut/kronik
 Batuk, ronchi
 Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
 Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
 Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
 Thorak seperti barel chest
 Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
 Sianosis
 BGA Pa O2 kurang dari 80%
 Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
 Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
3. Tanda Dan Gejala Umum :

 Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan/tanpa stetoskop

 Batuk produktif, sering pada malam hari

 Terlihat kurang berenergi pada saat bermain, atau berhenti sejenak untuk
mengambil napas sewaktu bermain.
 Pernapasan cepat atau dangkal.
 Keluhan dada sesak atau dada “sakit”.
 Sesak nafas, kehilangan nafas.
 Otot leher dan dada yang mengencang.

D. Pathofisiologi

E. Pathways

F. Pentalaksanaan.

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan (Gaffar, 1999).


Pada tahap ini akan dilaksanakan pengumpulan, pengelompokan dan
penganalisaan data. Pada pengumpulan data akan diperoleh data subyektif
yaitu data yang diperoleh dari keterangan pasien atau orang tua pasien. Data
obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik. Dari data subyektif pada pasien
asma biasanya diperoleh data anak dikeluhkan sesak nafas, batuk, pilek,
nafsu makan menurun, lemah, kelelahan dan gelisah. Dari data obyektif
diperoleh data mengi/wheezing berulang, ronchi, dada terasa tertekan atau
sesak, pernapasan cepat (takipnea), sianosis, nafas cuping hidung dan retraksi
otot dada.

a. Diagnosa keperawatan

A. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d peningkatan secret berlebih.


B. kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai Oksigen.
C. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, yang
dibuktikan oleh penurunan berat badan dan ketidakmampuan untuk makan

Anda mungkin juga menyukai