Anda di halaman 1dari 13

Nama : Ade Yuniar Tanjung

NIM : 161810201053
PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT

CRYSTAL DYNAMICS
Kristal tersusun oleh atom-atom yang “diam” pada posisinya di titik
kisi. Sesungguhnya, atom-atom tersebut tidaklah diam, tetapi bergetar pada posisi
kesetimbangannya. Getaran atom-atom pada suhu ruang adalah sebagai akibat dari
energi termal, yaitu energi panas yang dimiliki atom-atom pada suhu tersebut.
Pembahasan mengenai getaran dalam zat padat ini dimulai dengan menganggap
bahwa panjang gelombang dari gelombang yang merambat dalam zat padat itu jauh
lebih panjang dari pada jarak antar atom zat padat itu. Dengan demikian
persoalnnya fisiknya meyangkut lingkup mikro dan zat perantara dilihat sebagai
bahan zarah. Untuk mudahnya kita anggap saja bahwa zat padat tersebut
mempunyai sifat-sifat fisik yang serba sama dan isotropic disetiap titik dalam zat
padat itu. Andaikanlah bahwa situasi yang dihadapi adalah perambatan gelombang
elastic dalam suatu batang silindrik andaikan pula bahwa batang itu mempunyai
penampang A sedangkan bahannya mempunyai massa jenis ρ dan tetapan elastik
modulus young C.

maka persamaan gelombang elastic untuk bagian batang antara x dan x+Δx
adalah:
𝛿 2𝑢
(𝜌𝐴∆𝑥) = [𝑆(𝑥 + ∆𝑥) − 𝑆(𝑥)]∆𝑥
𝑑𝑡 2
Dimana:
u: simpangan terhadap kedudukan setimbang
S: tegangan (stress)
S(x+Δx): tegangan pada kedudukan (x+Δx)
S(x): tegangan pada kedudukan x
𝑑𝑢
Dengan regangan 𝑒 = 𝑑𝑥 berkaitan dengan tegangan S yang sesuai dengan hukum

Hooke yaitu:
𝑆 = 𝐶𝑒
Dalam ungkapan persamaan gerak terdapat pernyataan: S(x+Δx)-S(x) yang
sesungguhnya sama dengan ΔS:
𝑆
∆𝑆 = 𝑆(𝑥 + ∆𝑥) − 𝑆(𝑥) = ∆𝑥
𝑑𝑥
Atau
𝑑𝑒 𝑑2𝑢
∆𝑆 = 𝐶 ∆𝑥 = 𝐶 2 ∆𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Disubstitusikan kedalam persamaan gerak sehingga menghasilkan
𝛿 2𝑢 𝜌 𝛿 2𝑢
− =0
𝛿𝑥 2 𝐶 𝑑𝑡 2
Yang mempunyai solusi persamaan berbentuk:
𝑢 = 𝐴0 𝑒 𝑖(𝑘𝑥−𝑤𝑡)
Dengan vector k=vector gelombang dan w= frekuensi radial gelombang.
Substitusikan bentuk solusi persamaan diatas:
𝜔2 𝐶
=
𝑘2 𝜌
Dari teori gelombang diketahui bahwa kecepatan fase gelombang adalah
𝜔
𝑣=
𝑘
Maka

𝐶
𝑣=√
𝜌

Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas


dan pertambahan panjang pegas x pada daerah elastis pegas.Secara matematis
hukum Hooke dapat dituliskan:
F = k .∆x
keterangan:
F= gaya yang dikerjakan pada pegas (N)
∆x= pertambahan panjang pegas (m)
k= konstanta pegas (N/m)
Struktur kisi kristal zat padat mengandung N atom dapat diperlakukan sebagai
susunan 3N sebagai osilator satu-dimensi. Setiap atom bebas untuk bergerak dalam
tiga dimensi. Osilator bergetar secara bebas dan tidak saling
mempengaruhi. Masalah utama dari teori Einstein terletak pada asumsi bahwa satu
frekuensi getaran mencirikan semua osilator 3N, atom-atom kristal merupakan
osilator-osilator dengan ikatan yang kuat (tidak saling mempengaruhi). Perhatikan
getaran tubuh secara keseluruhan, anggap sebagai padatan elastis yang bergetar
secara terus menerus. Dalam teori Debye padatan dipandang sebagai gas phonon.
Gelombang getaran adalah materi, masing-masing mempunyai panjang gelombang
de Broglie dan partikel gabungan. Hubungan De Broglie adalah setiap partikel yang
merambat dengan momentum linear P harus memiliki panjang gelombang yang
diberikan oleh hubungan de Broglie.
Cepat rambat bunyi di dalam zat padat
𝐶
𝑣=
𝜌
Dimana:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
C = Modulus Young dalam logam (N/m² atau Pa)
ρ = masa jenis bahan logam (kg/m³)

Getaran atom dapat disebabkan oleh:


 Zat padat yang menyerap energi panas.
 Gelombang yang merambat pada kristal.
Getaran kristal yang berbasis satu atom (monoatomik): kasus yang paling
sederhana yaitu kasus yang melibatkan getaran kristal akibat adanya gelombang
elastis yang merambat dalam arah [100];[110];[111]
Untuk setiap vektor gelombang (k) terdapat 3 model getaran, yaitu :1 buah
longitudinal 2 buah transversal.
KRISTAL MONOATOMIK
Energi vibrasi dari kisi disebut sebagai fonon, yang mana merupakan vibrasi
kolektif suatu bahan. Gambar 3.2. memperlihatkan model kisi dengan basis
monoatomik dalam satu bidang s dengan konstanta kisi sama dengan a. Pada saat
bervibrasi setiap atom berpindah dari tempatnya. Karena atom-atom berinteraksi
satu sama lain dengan atom terdekatnya, atom-atom yang bervibrasi bergerak
secara bersamaan. Bila terdapat gaya yang bekerja pada bidang s sehingga
mengakibatkan perpindahan atom-atom pada bidang s ke s+p, dimana gaya tersebut
sebanding dengan perbedaan perpindahan kedua bidang, (Us+p–Us). Bila kita
hanya memperhatikan interaksi antara bidang terdekat saja, yaitu p = ±1 saja.,
supaya total pada s yang datang dari bidang s ± 1 :
𝑓𝑠 = 𝜇(𝑈𝑠+1 − 𝑈𝑠 ) + 𝜇(𝑈𝑠−1 − 𝑈𝑠
= −𝜇(2𝑈𝑠 − 𝑈𝑠+1 − 𝑈𝑠−1 )
Pada zat padat yang homogen transmisi suatu gelombang bidang dalam arah
tertentu, arah x dapat diungkapkan dalam bentuk persamaan perpindahan,
𝑈 = 𝐴𝑒𝑥𝑝[𝑖(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)]
A = amplitudo, k = bilangan gelombang, ω = frekwensi sudut, t = waktu.
Perpindahan bidang ke s,
𝑈𝑠 = 𝐴𝑒𝑥𝑝[𝑖(𝑘𝑠𝑎 − 𝜔𝑡)]
sa = posisi kesetimbangan bidang ke s, a = jarak antar bidang. Persamaan diturunan
dua kali terhadap waktu t, diperoleh
𝑑2 𝑈𝑠
2
= −𝜔2 𝐴𝑒𝑥𝑝[−𝑖(𝑘𝑠𝑎 − 𝜔𝑡)]
𝑑𝑡
= −𝜔2 𝑈𝑠
Sesuai dengan hukum Newton kedua, gaya pemulih pada bidang s adalah
𝑑 2 𝑈𝑠
𝐹𝑠 = 𝑚 = −𝑚𝜔2 𝑈𝑠
𝑑𝑡 2
Maka
−𝑚𝜔2 𝑈𝑠 = −𝜇(2𝑈𝑠 − 𝑈𝑠+1 − 𝑈𝑠−1 )
𝜇 𝑈𝑠+1 𝑈𝑠−1
𝜔2 = (2 − − )
𝑚 𝑈𝑠 𝑈𝑠
𝜇
= (2 − exp[𝑖𝑘𝑎] − exp[𝑖𝑘𝑎])
𝑚
diketahui bahwa 2 cos x = eix + e-ix , maka:
𝜇
𝜔2 = (2 − 2 cos 𝑘𝑎)
𝑚
2𝜇
= (1 − cos 𝑘𝑎)
𝑚
4𝜇 2 𝑘𝑎
= sin ( )
𝑚 2

KRISTAL DIATOMIK
Model matematis kristal linier diatomic yang memiliki dua jenis atom yang
bermasa M yang terletak dalam suatu bidang dan atom yang bermasa m pada bidang
yang lain. Kedua atom tersebut dapat dipandang sebagai satu rantai linier dimana
jarak antara dua atom terdekat pada saat keadaan kesetimbangannya adalah a.
Diasumsikan bahwa interaksi hanya terjadi diantara atom terdekat saja dan
konstanta gaya adalah identik. Perpindahan yang terjadi adalah dalam daerah
jangkauan hukum Hooke. Persamaan gaya bagi perpindahan U21 dan U21+1 adalah :

𝑑2 𝑈2𝑟
𝑀 = −𝑚𝜔2 𝑈2𝑟 = 𝜇(𝑈2𝑟+1 + 𝑈2𝑟−1 − 2𝑈2𝑟 )
𝑑𝑡 2
𝑑2 𝑈2𝑟+1
𝑚 2
= −𝑚𝜔2 𝑈2𝑟+1 = 𝜇(𝑈2𝑟+2 + 2𝑈2𝑟 − 2𝑈2𝑟+1 )
𝑑𝑡
Persamaan ini mempunyai solusi yang berbentuk:
𝑈2𝑟 = 𝐴𝑒 𝑖[𝑘𝑎(2𝑟)−𝜔𝑡]
𝑈2𝑟+1 = 𝐵𝑒 𝑖[𝑘𝑎(2𝑟+1)−𝜔𝑡]
Substitusi
𝑀𝜔2 𝐵 = 𝜇𝐴[𝑒 𝑖𝑘𝑎 + 𝑒 −𝑖𝑘𝑎 ] − 2𝜇𝐵
𝑚𝜔2 𝐴 = 𝜇𝐵[𝑒 𝑖𝑘𝑎 + 𝑒 −𝑖𝑘𝑎 ] − 2𝜇𝐴
Atau
𝑀𝜔2 𝐵 = 𝜇𝐴[2 cos(𝑘𝑎)] − 2𝜇𝐵
𝑚𝜔2 𝐴 = 𝜇𝐵[2 cos(𝑘𝑎)] − 2𝜇𝐴
Maka persamaan A dan B
(2𝜇 − 𝜔2 𝑚)𝐴 − (2𝜇 cos 𝑘𝑎)𝐵 = 0
−(2𝜇 cos 𝑘𝑎)𝐴 + (2𝜇 − 𝜔2 𝑀)𝐵 = 0
Persamaan ini memiliki solusi yang tidak trivial hanya jika determinan koefisien A
dan B sama dengan nol
(2𝜇 − 𝑀𝜔2 ) −2𝜇 cos 𝑘𝑎
| |=0
−2𝜇 cos 𝑘𝑎 (2𝜇 − 𝑚𝜔2 )
Solusi untuk 𝜔2
(𝜔2 )2 𝑀𝑚 − 𝜔2 {2𝜇(𝑚 + 𝑀)} + 4𝜇 2 {1 − cos 2 𝑘𝑎} = 0
(𝜔2 )2 𝑀𝑚 − 𝜔2 {2𝜇(𝑚 + 𝑀)} + 4𝜇 2 sin2 𝑘𝑎 = 0
1

2
1 1 1 1 2 4 sin2 (𝑘𝑎) 2
𝜔 = 𝜇 ( + ) ± 𝜇 [( + ) ]
𝑚 𝑀 𝑚 𝑀 𝑚𝑀
Diperoleh dua solusi, yaitu:
1
1 1 1 1 2 4 sin2 (𝑘𝑎) 2
a. 𝜔1 2 = 𝜇 (𝑚 + 𝑀) − 𝜇 [(𝑚 + 𝑀) ]
𝑚𝑀

Dengan 𝜔12 = 0 untuk k=0


𝜔12 = 2𝜇/𝑀 untuk ka=π/2
1
1 1 1 1 2 4 sin2 (𝑘𝑎) 2
b. 𝜔2 2 = 𝜇 (𝑚 + 𝑀) + 𝜇 [(𝑚 + 𝑀) ]
𝑚𝑀
1 1
Dengan 𝜔22 = 2𝜇(𝑚 + 𝑀) untuk k=0

𝜔22 = 2𝜇/𝑀 untuk ka=π/a


Cabang bagian bawah diperoleh dari pemilihan persamaan tanda negatif. Cabang
ini disebut dengan cabang akustik, sedangkan cabang bagian atas diperoleh dari
persamaan tanda positif. Cabang ini disebut dengan cabang optik.
Phonon adalah kuantum energi elastik analog dengan photon yang merupakan
kuantum energi elektromagnetik. Fonon dapat dipandang sebagai “kuasi partikel”
seperti halnya foton pada gelombang cahaya/elektromagnet. Melalui konsep yang
mirip “dualisme partikel-gelombang” ini, rambatan getaran kisi dalam zat padat
dapat dianggap sebagai aliran fonon.
Diilhami oleh keberhasilan Planck dalam menerangkan pemancaran termal
oleh suatu benda hitam sempurna, maka konsep kuantisasi energi itu juga
diterapkan oleh Einstein dalam teorinya tentang Cv zat padat. Model tentang
getaran dalam kisi yang dipergunakan oleh Einstien untuk menerangkan
ketergantungan Cv terhadap T adalah sebagai berikut:
Atom-atom Kristal merupakan osilator-osilator yang independen yang masing-
masing dapat memiliki energy diskrit sebesar
𝜀𝑛 = 𝑛ℏ𝜔𝑒
Dengan n = 0, 1 ,2, …
ωe = frekuensi osilator Einstein
Bahwa sebaran energy osilator pada harga energy yang diperkenankan mengikuti
distribusi Boltzman
𝑓(𝜀𝑛 ) = 𝑒 −𝜀𝑛/𝑘𝐵 𝑇
Dengan dua andalan tersebut kita mencoba mencari suatu pernyataan untuk enegri
total osilator U. Apabila jumlah zatnya adalah kilomol, maka jumlah atomnya
adalah NA (bilangan Avogadro). Bila setiap atom mempunyai 3 derajad kebebasan
untuk osilasi, maka 𝑈 = 3𝑁𝐴 𝐸̅
Dimana 𝐸̅ adalah energy rata-rata untuk saatu osilator yang mempunyai satu
derajad kebebasan.
∑∞
𝑛=0 𝑓(𝜀𝑛 ) 𝜀𝑛 ∑∞
𝑛=0 𝑛ℏ𝜔𝑒 𝑒
−𝑛ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇
𝜀̅ = =
∑∞
𝑛=0 𝑓(𝜀𝑛 ) ∑∞
𝑛=0 𝑒
−𝑛ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇

Tetapi
∞ ∞
𝛿
∑ 𝑛ℏ𝜔𝑒 𝑒 −𝑛ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇 = − ∑ 𝑒 −𝑛ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇
1
𝑛=0 𝑛=0 𝛿 ( )
𝑘𝐵 𝑇
Oleh karena itu
𝛿
∑∞
𝑛=0 𝑒
−𝑛ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇
1
𝛿( )
𝑘𝐵 𝑇
𝜀̅ = −
∑∞𝑛=0 𝑒
−𝑛ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇


𝛿
𝜀̅ = ln [∑ 𝑒 −𝑛ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇 ]
1
𝛿( ) 𝑛=0
𝑘𝐵 𝑇
Tetapi

ln [∑ 𝑒 −𝑛ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇 ] = ln[1 + 𝑒 −ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇 + 𝑒 −2ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇 + ⋯ ]


𝑛=0
1
= ln [ln ]
1− 𝑒 −𝑛ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇
Karena itu
𝛿 1 ℏ𝜔
1 ln [ln 1−𝑒 −𝑛ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇 ] = (𝑒 ℏ𝜔𝑒/𝑘𝐵𝑒 𝑇 −1), maka:
𝛿( )
𝑘𝐵 𝑇

ℏ𝜔𝑒
𝜀̅ =
(𝑒 𝑒/𝑘𝐵 𝑇
ℏ𝜔 − 1)
ℏ𝜔𝑒
𝑈 = 3𝑁𝐴
(𝑒 ℏ𝜔𝑒/𝑘𝐵 𝑇 − 1)
𝛿𝑈
Melalui diferensiasi: 𝐶𝑣 = (𝛿𝑇 ) diperoleh bahwa:
𝑉

ℏ𝜔𝑒 2 𝑒 ℏ𝜔𝑒/𝑘𝐵 𝑇
𝐶𝑣 = 3𝑅 ( ) 2
𝑘𝐵 𝑇 ℏ𝜔𝑒
(𝑒 𝑘𝐵 𝑇 − 1)

Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu:


a) Energy rata-rata osilator dengan satu derajat kebebasan adalah
ℏ𝜔𝑒
𝜀̅ = ℏ𝜔𝑒
(𝑒 𝑘𝐵 𝑇 − 1)

ℏ𝜔𝑒
Jika sama dengan nol artinya suhu sangat tinggi dan energy rata-rata menuju
𝑘𝐵 𝑇

harga klasik 𝑘𝐵 𝑇 yang akan memberikan 𝐶𝑣 = 3𝑅 sesuai dengan hukum Dulong


dan Petit
b) Jika T sama dengan 0 maka 𝐶𝑣 = 0
Penelaahan yang lebih teliti tentang hasil menunjukkan bahwa pada suhu T→0,
perubahan Cv dinyatakan sebagai :
𝐶𝑣 ∝ 𝑇 3
Jadi perlu ada model yang diperbaiki untuk dapat menerangkan hubungan
𝐶𝑣 ∝ 𝑇 3 untuk suhu T→0. Hal ini telah dilakukan oleh Debye, dengan modelnya
yang dipergunakan dalam teori debye tentang Cv suatu Kristal. Perlu diperhatikan
disini bahwa diumpamakan bahwa kontribusi terhadap Cv hanya datang dari
getaran kisi saja. Sesungguhnya apabila Kristal yang bersangkuta suatu logam,
maka dapat diterapkan adanya kontribusi pada Cv yang berasal dari energy electron
bebas. Meskipun teori Einstien menerangkan bahwa Cv mendekati nol apabila T
mendekati nol sesuai dengan pengamatan, namun teori ini tidak menerangkan
bahwa :
𝐶𝑣 ∝ 𝑇 3
Pada suhu – suhu sangat rendah. Dimanakah letak kekurangan teori Einstien?
Einstien mengandaikan bahwa osilator masing-masing bergetar secara independent,
jadi saling tak mempengaruhi. Hal ini agak bertentangan dengan kenyataan bahwa
gaya antar atom dalam zat padat adalah tinggi. Grafik Cv vs T yang telah
digambarkan sebelumnya sangat menarik karena dengan menggambarkan Cv vs
(T/DE) dapat diperoleh suatu ungkapan yang sama (secara teori) untuk berbagai
macam Kristal. Sehingga dari data Cv vs T dengan mencari kesesuaian yang terbaik
dapat diperoleh harga DE untuk suatu macam Kristal.
Teori Einstien mengenai panas jenis Cv untuk Kristal memberikan hal-hal
sebagai
berikut.
a. Kesesuaian dengan hukum Dulong dan Petit Cv = 3R untuk suhu tinggi, T>> DE.
b. Kesesuaian dengan hasil pengamatan bahwa Cv mendekati nol apabila T→0
c. Kurang cocoknya fungsi Cv vs T untuk suhu rendah yang secara eksperimental
adalah 𝐶𝑣 ∝ 𝑇 3
Sedangkan teori Einstien untuk T <<DE adalah sebagai berikut.
𝑉𝐸
𝐶𝑣 ∝ 𝑒 − 𝑇
Teori Debye tentang panas jenis Kristal
Model tentan getaran dalam kisi yang dipergunakan oleh Debye untuk
menerangkan ketergantungan Cv terhadap T adalah sebagai berikut.
a) Atom-atom Kristal merupakan osilator-osilator dengan ikatan kuat dengan
daerah frekwensi ω = 0 (sesuai dengan k=0) dan suatu frekwensi maksimum
yang ditentukan ole jumlah mode getaran yang diperkenankan.
b) Diandaikan bahwa hubungan disperse untuk gelombang elastik berlaku juga
untuk getaran ini. Untuk itu digunakan rapat mode getar:
𝜔2 1 1
𝑔(𝜔) = 2
[ 3 + 3]
2𝜋 𝑉𝐿 𝑉𝑇
Dengan VL dan VT masing-masing menyatakan kecepatan gelombang
elastic longitudinal dan transversal.
c) Sebaran energy osilator terhadap semua hanya energy yang diperkenankan
mengikuti statistic Bose – Einstien yaitu : jumlah getaran Δn yang memiliki
energi 𝐸 = ℏ𝜔 dalam daerah frekuensi antara ω dan (ω+Δω) dan syarat
bahwa getaran itu dalam kesetimbangan termal dengan suhu Kristal T
adalah
𝑔(𝜔)∆𝜔
∆𝑛 =
𝑒 ℏ𝜔𝑒/𝑘𝐵 𝑇
−1
Pertama-tama batas batas frekwensi ωD yang berhubungan dengan butir a diatas
adalah jumlah mode getar untuk 1 kilo mol bahan dengan NA adalah bilangan
Avogadro:
𝜔𝐷
3𝑁𝐴 = ∫ 𝑔(𝜔)𝑑𝜔
0
𝜔𝐷
𝜔2 1 1 𝜔3 1 1
3𝑁𝐴 = ∫ 2
[ 3 + 3 ] 𝑑𝑤 = 2
[ 3 + 3]
0 2𝜋 𝑉𝐿 𝑉𝑇 6𝜋 𝑉𝐿 𝑉𝑇

Sehingga diperoleh frekwensi tertinggi ( cut – off frequency)

3
18𝜋 2 𝑁𝐴
𝜔 =
1 1
[ 3 + 3]
𝑉𝐿 𝑉𝑇
Oleh karena itu g(ω) dapat ditulis sebagai:
1 1 1
g(ω) = 𝜔2 2
[ 3 + 3]
2𝜋 𝑉𝐿 𝑉𝑇
Dengan:
1 1 1 9𝑁𝐴
[𝑉 3 + 𝑉 3 ] = 3 , maka:
2𝜋 2 𝐿 𝑇 𝜔𝐷

9𝑁𝐴 2
𝑔(ω) = 𝜔
𝜔𝐷3
Langkah kedua adalah menetapkan energy total osilator osilator tersebut. Jumlah
getaran yang Δn memiliki energy 𝜀 = ℏ𝜔 dalam daerah daerah frekwensi antara ω
dan (ω+Δω) adalah:
9𝑁𝐴 𝜔2 ∆𝜔
∆𝑛 =
𝜔𝐷3 (𝑒 ℏ𝜔/𝑘𝐵 𝑇 − 1)
Energi yang tersimpan di daerah frekwensi antara ω dan (ω+Δω) adalah
9𝑁𝐴 ℏ 𝜔2 ∆𝜔
∆𝑢 = ℏ𝜔(∆𝑛) =
𝜔𝐷3 ℏ𝜔
(𝑒 𝑘𝐵 𝑇 − 1)

9𝑁𝐴 ℏ 𝜔𝐷 𝜔2 ∆𝜔
𝑢= ∫
𝜔𝐷3 0 ℏ𝜔
𝑒 𝐵𝑇 − 1
𝑘

Panas jenis Kristal:


ℏ𝜔
𝛿𝑈 9𝑁𝐴 ℏ2 −2 𝜔𝐷 𝜔4 𝑒 𝑘𝐵 𝑇 𝑑𝜔
𝐶𝑣 = ( ) = 3 𝑇 ∫ 2
𝛿𝑇 𝑉 𝜔𝐷 𝑘𝐵 0 ℏ𝜔
(𝑒 𝑘 𝐵 𝑇 − 1)

ℏ𝜔
Kalau diubah dengan 𝑥 = 𝑘 𝑇, maka:
𝐵

9𝑁𝐴 ℏ2 1 𝑘𝐵 𝑇 𝐷𝐷/𝑇 𝑥 4 𝑒 𝑥 𝑑𝑥
𝐶𝑣 = ( )∫
𝜔𝐷3 𝑘𝐵 𝑇 −2 ℏ 0 (𝑒 𝑥 − 1)2
ℏ𝜔𝐷
Dimana 𝐷𝐷 = adalah suhu Debye
𝑘𝐵

Sehingga diperoleh
𝑇 3 𝐷𝐷/𝑇 𝑥 4 𝑒 𝑥 𝑑𝑥
𝐶𝑣 = 9𝑅 ( ) ∫
𝐷𝐷 0 (𝑒 𝑥 − 1)2
Dari hasil teori Debye tentang panas jenis Kristal menunjukkan bahwa:
𝐷𝐷
a. Untuk suhu sangat rendah, yaitu apabila T<<𝐷𝐷 atau → 𝜔 maka 𝐶𝑣 ∝
𝑇

𝑇3
𝐷𝐷
b. Apabila suhu tinggi yaitu apabila T>>𝐷𝐷 atau → 0 maka 𝐶𝑣 = 3𝑅
𝑇

Karena apabila x sangat kecil, maka 𝑒 𝑥 ≈ 1 + 𝑥 sehingga


𝐷𝐷 /𝑇
𝑥 4 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 𝐷𝐷 /𝑇
2
1 𝐷𝐷 3
∫ → ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = ( )
0 (𝑒 𝑥 − 1)2 0 3 𝑇
𝑇 31 𝐷 3
𝐷
Jadi 𝐶𝑣 = 9𝑅 (𝐷 ) ( 𝑇 ) = 3𝑅
𝐷 3

c. 𝐷𝐷 dapat diperoleh melalui penyesuaian data pengukuran pada lengkung


𝑇 ℏ𝜔𝐷
universal 𝐶𝑣 (𝐷 ). Kecuali 𝐷𝐷 = dengan 𝜔𝐷 yang dapat diperoleh dari
𝐷 𝑘𝐵

data akustik yang ditampilkan pada tabel beberapa macam Kristal.

Anda mungkin juga menyukai