Kendari 2019 MINERAL GRAFIT SECARA UMUM • Grafit metupakan mineral native element dengan komposisi C (Carbon) • Grafit memiliki system kristal heksagonal, tampak sebagai massa berfoliasi atau lembaran-lembaran tipis yang terlepas, struktur opak dan pada umumnya berwarna hitam • Grafit merupakan dimorphisme dari intan, akan tetapi mempunyai tingkat kekerasan sangat rendah (1-2) • Grafit memiliki berat jenis 2,23, belahan baik/jelas dan apabila diraba terasa berminyak, tahan panas dan tidak mudah larut dalam air (Sukandarrumidi 1999) • Grafit merupakan satu-satunya mineral bukan logam yang mampu menghantarkan listrik • Sifat-sifat unik yang dimiliki grafit membuat mineral tersebut memiliki banyak kegunaan. PROSES PEMBENTUKAN MINERAL GRAFIT • Grafit terbentuk ketika batuan organic yang kaya akan karbon menjadi sasaran panas dan tekanan tinggi baik di kerak bumi maupun pada mantel bumi • Grafit dapat terbentuk dari batuan sedimen yang kaya akan karbon seperti serpih atau batugamping yang terpapar panas dan tekanan dari metamorfisme regional • Ketika terkena panas dan tekanan yang tinggi, serpih dan batugamping berubah menjadi batuan metamorf dalam bentuk marmer, sekis, dan gneiss yang banyak mengandung kristal kecil dan serpihan grafit • mineral grafit umumnya terbentuk sebagai hasil dari tahapan metamorfisme (regional maupun kontak) dari sedimen yang kaya akan material organik. Sebagai salan satu contoh grafit jenis flake, diduga terbentuk dari batuan sedimen halus yang kaya akan material organik. Seiring dengan meningkatnya derajat metomorfisme, material karbon tersebut akan terubah menjadi grafit amorphous (C.J. Mitchell.1993). • Grafit dapat pula terbentuk dari lapisan batubara yang terkena proses metamorfisme • Panas metamorfisme yang sangat tinggi menghancur molekul organic batubara, menguapkan oksigen, hydrogen, nitrogen, dan belerang hingga hanya menyisakan bahan karbon hamper murni yang mengkristal menjadi grafit. POTENSI DAN KEGUNAAN MINERAL GRAFIT Dengan kegunaannya yang beragam, Grafit menjadi salah satu jenis mineral bukan logam berharga yang layak untuk dieksplorasi. Karena Grafit terbentuk melalui proses metamorfisme, formasi geologi batuan metamorf dapat dijadikan panduan dalam memilah dan menentukan formasi pembawa mineral Grafit. Indonesia mempunyai beberapa jalur batuan metamorf, terutama di pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Dengan melihat pada sejarah pembentukan Grafit, beberapa jalur batuan metamorfik di Indonesia kemungkinan besar banyak mengandung mineral Grafit. Tipe Mineral Grafit Menurut (Olson, 2000) Terdapat tiga jenis utama mineral grafit yang dibedakan oleh karakteristik fisik yang menjadi perbedaan utama seperti asal dan kejadian geologisnya. • Grafit amorf Dibentuk oleh metamorfisme termal batubara. Tingkat kristalnya yang relatif rendah dan ukuran partikel yang sangat halus membuatnya tampak amorf. Ini biasanya kurang murni dibandingkan grafit flake. • Grafit flake Terdiri dari partikel yang terisolasi, datar seperti pelat dengan sudut tidak beraturan dan tepi yang membulat. Biasanya ditemukan dalam lapisan batuan metamorf. • Grafit vein Terbentuk di urat–urat hidrotermal yang biasanya muncul sebagai lempeng–lempeng berserat dari agregat kristal dengan sumbu panjang yang sejajar dengan lapisan batuan penutup, ukuran partikel berkisar dari sangat halus hingga kasar. Tipe Mineral Grafit Menurut (New South Wales Department of Primary Industries, 2007) Ada tiga jenis grafit alami yang di akui secara komersial: • Flake graphite Flake graphite adalah yang paling penting secara komersial. Namanya mengacu pada grafit yang terjadi sebagai serpihan tipis yang tersebar di batuan metamorf. • Crystalline vein graphite Terdiri dari kristal–kristal kasar, seperti platy atau jarum di dalam vein terutama di batuan beku prakambrium dan metamorf. • Amorphous graphite Adalah grafit mikrokristalin masif, umumnya berasal dari lapisan batubara bermetamorfosis atau batuan sedimen berkarbon. MINIMAL HAFAL SATU HARI SATU SLIDE. Jangan malas ingat orang tua dan sudah harus yudisium sebelum bulan januari 2020.