Anda di halaman 1dari 34

ENERGETIKA

Siska yuliana dewi

Sukma capricorn w.i

Ainurrahman saputra
Izzul muaimin romaduana
Athoillah shohibul farhan
KATA PENGANTAR 

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga

makalah yang berjudul “Energetika” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
 bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun maupun
menambah isi makalah agar lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan ataupun pengalaman kami, kami yakin makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Sumenep, 26 Desember 2022

2
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR....................................................................................... 2

DAFTAR ISI....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Termodinamika....................................................................................6
B. Konsep Termodinamika..................................................................................11
C. Hukum Termodinamika..................................................................................14
D. Aplikasi Pada Mesin Carnot............................................................................20
E. Aplikasi Pada Kalor/Entropi...........................................................................25
F. Aplikasi Pada Energi Gibbs............................................................................27
BAB III PENUTUP

A. Simpulan.......................................................................................................... 30
B. Saran................................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 32

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat lepas dari energetika. Energetika
kimia atau termodinamika kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan
energi yang terjadi dalam proses atau reaksi. Termodinamika kimia dapat
didefinisikan sebagai cabang ilmu kimia yang menengani hubungan kalor, kerja dan
 bentuk energi lain, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan
keadaan. Termodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Termodinamika kimia
erat kaitannya dengan termokimia yang menengani pengukuran dan penafsiran
 perubahan perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan

 pembentukan larutan. Termodinamika kimia atau termokimia bersifat hakiki untuk


 pemahaman kita. Termodinamika mengkaji hubungan kuantitatif antara kalor dan
 bentuk energi lain, seperti energi yang dikaitkan dengan gejala elektromagnet,
 permukaan dan kimia (Keenan, 1980).

Termodinamika didasarkan atas empat postulat yang dikenal sebagai Hukum


Keno Termodinamika, Hukum Pertama Termodinamika, Hukum Kedua
Termodinamika, dan Hukum Ketiga Termodinamika
Termodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem dan piranti
yang ada didalamnya terjadi perpindahan formasi energi. Implikasi termodinamika
 bercakupan jauh, dan penerapannya membentang ke seluruh kegiatan manusia.
Bersamaan dengan sejarah teknologi kita, perkembangan sains telah memperkaya
kemampuan kita untuk memanfaatkan energi dan menggunakan energi tersebut untuk
kebutuhan masyarakat. Kebanyakan kegiatan kita melibatkan perpindahan energi dan
 perubahan energi.
Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam
 berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik,
energi nuklir, energi gelombang elektromagnet, energi akibat gaya magnet, dan lain-
lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun
hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat

4
dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk
menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan.
Pada makalah ini akan disajikan cakupan dari energetika, mulai dari sejarah,
konsep, hokum, dan aplikasi pada kehidupan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah termodinamika?
2. Bagaimana konsep termodinamika?
3. Apa saja hukum termodinamika?
4. Bagaimana aplikasi pada mesin carnot?
5. Bagaimana aplikasi pada kalor/entropi?
6. Bagaimana aplikasi pada energi gibbs?

C. TUJUAN & MANFAAT


1. Tujuan
a. Untuk mengetahui sejarah termodinamika.
 b. Untuk mengetahui konsep termodinamika.
c. Untuk mengetahui hukum termodinamika.
d. Untuk mengetahui aplikasi pada mesin carnot.
e. Untuk mengetahui aplikasi pada kalor/entropi.
f. Untuk mengetahui aplikasi pada energi gibbs.

2. Manfaat
Makalah ini dapat memberikan beberapa manfaat, diantarnya dapat menambah

 pengetahuan dan wawasan, serta dapat menarik pembaca untuk mengkaji lebih
dalam terkait materi yang disajikan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Studi Literatur

1. Sejarah Termodinamika

Dalam tradisi filsafat Barat, Empedocles mengusulkan teori empat


elemen, di mana semua zat berasal dari bumi, air, udara, dan api. Konsep
unsur api Empedoclean inilah kemungkinan merupakan awal utama
konsep termodinamika muncul. Pada abad ke-5 SM, seorang filsafat
Yunani Parmenides dalam karyanya On Nature menyatakan tentang
kekosongan (vakum). Bahwa pada dasarnya, di alam tidak pernah terjadi
kekosongan. Hal ini didukung oleh teori menghisap Aristoteles yang
menyatakan bahwa Alam membenci kekosongan' . Namun yang berputar
disebabkan karena adanya uap air yang muncul dari lubang angin dari
 pemanas kapal membuat.

Aristoteles adalah orang yang pertama kali melakukan percobaan


tentang panas (350 SM). Dia menyatakan bahwa panas adalah bagian
dari materi atau materi tersusun dari panas. Percobaan Aristoteles ini
diteruskan oleh Galileo Galilei pada tahun 1593, yang menyatakan
 bahwa panas adalah sesuatu yang dapat diukur. Galileo pun dapat
membuktikan pernyataannya dengan hasil penemuannya berupa
termometer air.

Tahun 1600, filsuf Inggris Francis Bacon dan ilmuwan menduga:


"Panas itu sendiri, esensi dan hakekat adalah gerak dan tidak ada lagi." 
Tahun 1643, Galileo Galilei, sementara umumnya menerima
menyedot penjelasan horor vacui diusulkan oleh Aristoteles, percaya
 bahwa alam vakum- kebencian terbatas. Pompa beroperasi di tambang
sudah membuktikan bahwa alam hanya akan mengisi vakum dengan air
sampai ketinggian 30 kaki. Mengetahui fakta ini penasaran, Galileo
mendorong bekas muridnya Evangelista Torricelli untuk menyelidiki
keterbatasan ini seharusnya. Torricelli tidak percaya bahwa vakum-
kebencian (Horror vacui) dalam arti perspektif 'menghisap'

6
Aristoteles, bertanggung jawab untuk meningkatkan air. Sebaliknya, ia
 beralasan, itu adalah hasil dari tekanan yang diberikan pada cairan oleh
udara sekitarnya. Untuk membuktikan teori ini, ia mengisi sebuah tabung
kaca panjang (tertutup di salah satu ujung) dengan merkuri dan
terjungkal ke dalam piring juga mengandung merkuri. Hanya sebagian
tabung kosong (seperti yang ditunjukkan berdekatan) sekitar 30 inci
cairan tetap. Seperti merkuri dikosongkan, dan vakum yang telah dibuat
di bagian atas tabung. Ini, vakum buatan manusia pertama, efektif
menyangkal teori 'menghisap' Aristoteles dan menegaskan adanya
kekosongan di alam.

Tahun 1650 Otto von Guericke menemukan pompa vakum pertama


didunia digunakan untuk menyanggah Aristoteles bahwa 'alam membenci
kekosongan'. Penemuannya tentang Tekanan udara dan vakum pada
 pompa vakum terdiri dari piston dan silinder pistol udara dengan dua
arah flaps dirancang untuk menarik udara dengan percobaan dramatis.
Dengan eksperimen Guericke menyangkal hipotesis "horor vacui", alam
yang membenci kekosongan, yang selama berabad-abad dijunjung tinggi
oleh filsuf dan ilmuwan sebagai aprinciple alam. Guericke menunjukkan
 bahwa zat tidak ditarik oleh vakum, tetapi didorong oleh tekanan dari
cairan sekitarnya.Semua pekerjaan von Guericke pada vakum dan
tekanan udara yang diuraikan dalam Buku III dari Nova Experimenta
(1672). Mengenai kronologi yang lebih rinci dari karyanya yang kami
miliki, selain deskripsi Nova Experimenta dari demonstrasi di
Regensburg pada 1654, dua rekening yang diterbitkan oleh Fr.Schott
tahun 1657 dan 1663.

Tahun 1654 Regensburg melakukan percobaan pertama ia secara


eksplisit catatan sebagai telah ditunjukkan adalah menghancurkan kapal
non-bulat seperti udara tersebut ditarik dari itu. Dia tidak menggunakan
 pompa vakum secara langsung di kapal, tetapi diperbolehkan udara di
dalamnya untuk memperluas ke penerima yang sebelumnya dievakuasi.
Yang kedua adalah sebuah percobaan di mana sejumlah pria terbukti
mampu menarik piston kedap udara hanya sekitar setengah jalan sampai
sebuah kapal tembaga silinder. Von Guericke kemudian dilampirkan
Receiver nya dievakuasi ke ruang bawah piston dan berhasil

7
menarik piston kembali turun lagi melawan kekuatan laki-laki
menariknya ke atas. Dalam sebuah surat kepada Fr. Schott Juni 1656,
direproduksi dalam Mechanica Hydraulico-pneumatica, vo Guericke
memberikan rekening pendek   pengalamannya di Regensburg. Selain dua
di atas, ini termasuk ekstraksi udara menggunakan pompa vakum,
kepunahan api di sebuah kapal disegel, meningkatkan air dengan
 pengisapan, demonstra-si bahwa udara memiliki berat, dan demonstrasi
tentang bagaimana kabut dan kabut dapat diproduksi dalam wadah
tertutup. Mechanica Hydraulico-pneumatica juga menyediakan gambar
awal pompa vakum von Guericke itu. Hal ini sesuai dengan deskripsi
dalam bab-bab pembukaan Buku III dari Nova Experimenta versi
 pertama dari pompa nya." Percobaan belahan terkenal itu, seperti yang
tercantum dalam bagian biografi di atas, dilakukan antara Juli 1656 dan
Agustus 1657. Dalam Bab IV Buku III ia halaman 67 dari Curiosa
Technica. Demonstrasi di Perpustakaan Pemilih di Colln dan Spree der
 berlangsung pada bulan November 1663 dan direkam oleh guru untuk
 putra Pemilih itu.Ada sejumlah eksperimen, seperti pengujian lebih
kejam dari efek vakum pada burung dan ikan (Experimenta Nova Buku
III Bab XVI), yang tidak dijelaskan dalam Curiosa Technica. Meskipun
 Nova Experimenta memang mengandung korespondensi dari 1665, tidak
ada alasan untuk meragukan  pernyataan von Guericke bahwa pekerjaan
itu selesai pada dasarnya Maret 1663. Sepanjang Buku II dan III dia
kembali lagi dan lagi dengan tema karena tidak ada kebencian terhadap
vakum dan bahwa semua fenomena dijelaskan oleh prinsip ini
seharusnya sebenarnya disebabkan oleh tekanan atmosfer dalam
hubungannya dengan berbagai potensi inkorporeal yang dia pegang
untuk bertindak. Jadi "potensi konservatif" bumi (virtus conservativa)
memberikan penjelasan untuk fakta bahwa Bumi mempertahankan
atmosfer meskipun perjalanan melalui ruang. Dalam melawan keberatan
dari Dr Deusing bahwa berat atmosfer hanya akan menghancurkan
tubuh semua makhluk hidup, ia menunjukkan kesadaran explict dari
 properti kunci dari cairan yang tekanannya merata di semua pesawat.
Dalam Bab XXX dari Buku III ia menulis: "Dr Deusing seharusnya

diingat bahwa udara tidak hanya tekan pada kepala kita, tetapi mengalir
di sekitar kita Sama seperti menekan dari atas di kepala, itu juga menekan

8
 pada telapak kaki dari bawah dan secara bersamaan pada semua bagian
tubuh dari segala arah."

Tahun 1656 ahli fisika Inggris dan kimiawan Robert Boyle telah
 belajar  Desain Guericke dan, pada dalam koordinasi dengan ilmuwan
Inggris Robert Hooke, Membangun sebuah pompa udara. Menggunakan

 pompa ini, Boyle dan Hooke melihat korelasi antara tekanan, suhu, dan
volume. Dalam waktu Hukum Boyle dirumuskan, yang menyatakan
 bahwa tekanan dan volume berbanding terbalik.

Tahun 1679, Boyle Denis Papin membangun sebuah digester uap,


yang merupakan bejana tertutup dengan tutup erat pas bahwa uap
terbatas sampai tekanan tinggi yang dihasilkan. Kemudian menerapkan
desain katup uap rilis yang kasar dan tidak efisien, mereka menarik
 perhatian para ilmuwan terkemuka saat itu. Konsep dasar dari kapasitas
 panas dan panas laten, yang diperlukan untuk pengembangan

termodinamika, dikembangkan oleh Profesor Joseph Black di Universitas


Glasgow, di mana James Watt bekerja sebagai pembuat instrumen. Black 
dan Watt melakukan eksperimen bersama-sama, tapi Watt yang
dikandung gagasan kondensor eksternal yang menghasilkan peningkatan
 besar dalam efisiensi mesin uap Menggambar pada semua pekerjaan
sebelumnya.

Tahun 1799 Sir Humphrey Davy dan Count Rumford


menegaskan bahwa panas adalah sesuatu yang mengalir. Kesimpulan ini
mendukung prinsip kerja termometer, tapi membantah pernyataan
Aristoteles. Seharusnya hukum ke- nol termodinamika dirumuskan saat
itu, tapi karena termodinamika belum berkembang sebagai ilmu, maka
 belum terpikirkan oleh para ilmuwan. “dua sistem dalam keadaan
setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang
satu dengan lainnya”.

Tahun 1778, Thomas Alfa Edison memperkenalkan mesin uap


 pertama yang mengkonvesi panas menjadi kerja mekanik.

Tahun 1824 Sadi Carnot, berupaya menemukan hubungan antara


 panas yang digunakan dan kerja mekanik yang dihasilkan. Hasil
 pemikirannya merupakan titik awal perkembangan ilmu termodinamika
klasik dan beliau dianggap sebagai Bapak Termodinamika,

9
mempublikasikan Refleksi pada Kekuatan Motif Api, wacana pada
efisiensi panas, kekuatan, energi dan mesin. Makalah ini diuraikan
hubungan energik dasar antara mesin Carnot, siklus Carnot, dan
kekuatan motif. Ini menandai dimulainya termodinamika sebagai
ilmu pengetahuan modern.

Tahun 1845, James P. Joule menyimpulkan bahwa panas dan kerja


adalah dua bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi.
Kesimpulan ini didukung pula oleh Rudolf Clausius, Lord Kelvin
(William Thomson), Helmhozt, dan Robert Mayer. Selanjutnya, para
ilmuwan ini merumuskan hukum pertama termodinamika (1850).

Tahun 1858 Lord Kelvin telah memperkenalkan istilah


termodinamika termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah
energi panas yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap sistem”

∆U = Q + W

Setelah mempelajari mesin Carnot, Lord Kelvin, Planck, dan


menyimpulkan  bahwa pada suatu mesin siklik tidak mungkin kalor yang
diterima mesin diubah semuanya menjadi kerja, selalu ada kalor yang
dibuang oleh mesin. Hal ini karena adalah sifat sistem yang selalu
menuju ketidakteraturan, entropi (S) meningkat. Saat itu hukum. Pada
awalnya dilatih sebagai seorang ahli fisika dan seorang profesor
teknik sipil dan mekanik di Universitas Glasgow.Dasar termodinamika
statistik yang ditetapkan oleh fisikawan seperti James Clerk Maxwell,

Ludwig Boltzmann, Max Planck, Rudolf Clausius dan J. Willard Gibbs.

Tahun 1860 Hukum kedua termodinamika diperkenalkan. Menurut


Clausius, besarnya perubahan entropi yang dialami oleh suatu sistem,
ketika sistem tersebut mendapat tambahan kalor (Q) pada temperatur
tetap dinyatakan melalui persamaan di bawah :

“total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung


untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya”

Tahun 1873-1876 Seorang ahli matematika yang Fisikawan Amerika


Josiah Willard Gibbs menerbitkan serangkaian tiga makalah, yang paling

10
terkenal adalah Pada Kesetimbangan heterogen Substances, di mana ia
menunjukkan bagaimana proses termodinamika, termasuk reaksi kimia,
dapat dianalisis grafis, dengan mempelajari energi, entropi, volume, suhu
dan tekanan dari sistem termodinamika sedemikian rupa, kita dapat
menentukan jika suatu proses akan terjadi secara spontan.

Pada tahun 1885, Boltzman menyatakan bahwa energi dalam dan


entropi merupakan besaran yang menyatakan keadaan mikroskopis
sistem. Pernyataan ini mengawali berkembangnya termodinamika
statistik, yaitu pendekatan mikroskopis tentang sifat termodinamis suatu
zat berdasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel yang menyusunnya. 
Boltzman lahir di Wina, dan belajar di perguruan tinggi yang ada di sana.
satu hasil yang diraihnya ialah penafsiran hukum II termodinamika yang
dinyatakan dengan keteraturan dan kerambangan, hukumnya S= k log W
yang mengaitkan entropi S dari suatu sistem dengan kemungkinan yang
diukirkan pada batu kuburannya.

Sebelumnya pada 1884, ia menurunkan rumus R=eσT2 dari


termodinamika. Rumus yang menyatakan laju radiasi benda hitam ini
 juga ditemukan Josef Stefan, mantan gurunya, secara eksperimental 5
tahun sebelumnya. Boltzmann merupakan ahli dalam teori atomik materi,
suatu bidang yang masih banyak pertentangan ilmuwan abad ke-19, dan
 perdebatan dengan orang yang bertentangan telah membuat perasaannya
tertekan, meski sebenarnya banyak dukungan yang diberikan kerabat
kerjanya.

Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, kesehatannya menurun, dan ia


 bunuh diri pada 1906, pada saat lawan-lawannya mulai mengakui
kebenaran teori atomik. Pada tahun 1906 Giauque dan W. Nernst
merumuskan hukum ketiga termodinamika. “pada saat suatu sistem
mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum”

Pada tahun 1911, Eintein menyatakan bahwa massa merupakan


 perwujudan dari energi (E=mc2). Hal ini kemudian dibenarkan oleh
ilmuwan mekanika kuantum (1900-1940) bahwa radiasi sebagai bentuk
energi bisa bersifat sebagai partikel. Pernyataan ini seakan-akan
membenarkan penalaran Aristoteles sebelumnya bahwa materi=energi.

11
atom dan molekul individu dengan sifat makroskopisnya adalah sebagian
 besar bahan-bahan yang dapat diamati pada skla manusia, sehingga
menjelaskan bahwa termodinamika merupakan akibat alami dari statistik,
mekanika klasik, dan teori kuantum pada tingkat mikroskopis.

2. Konsep Termodinamika
a. Pengertian Termodinamika

Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya


 panas dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika merupakan ilmu
yang menggambarkan usaha untuk mengubah kalor menjadi energi serta sifat-
sifat pendukungnya (P.W. Atkins,1999). Atau termodinamika adalah cabang dari
ilmu fisika yang mempelajari tentang proses perpindahan energi sebagai kalor dan
usaha antara sistem dan lingkungan. Kalor diartikan sebagai perpindahan energi
yang disebabkan oleh perbedaan suhu, sedangkan usaha merupakan perubahan

energi melalui cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh perubahan suhu.
Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi
dan kespontanan proses. Termodinamika mempelajari pertukaran energi dalam
 bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas dan lingkungan. Aplikasi dan penerapan
termodinamika dapat terjadi pada tubuh manusia, peristiwa meniup kopi panas,
 perkakas elektronik, refrigerator, mobil, pembangkit listrik dan industri.

b. Sistem Termodinamika
Dalam termodinamika dikenal istilah sistem dan lingkungan. Sistem adalah
 benda atau sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau diamati dan menjadi pusat
 perhatian. Sedangkan lingkungan adalah benda-benda yang berada diluar dari
sistem tersebut. Sistem bersama dengan lingkungannya disebut dengan semesta
atau universal. Batas adalah perantara dari sistem dan lingkungan. Contohnya
adalah pada saat mengamati sebuah bejana yang berisi gas, yang dimaksud dengan
sistem dari peninjauan itu adalah gas tersebut sedangkan lingkungannya adalah
 bejana itu sendiri (P.W. Atkins,1999).
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan arus
 benda, energi dan materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis
 pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungannya, yaitu :
a) Sistem terbuka

12
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan
kerja) dan benda (materi) dengan lingkungannya (P.W. Atkins,1999).
Pada sistem terbuka ini, baik massa maupun energi dapat melintasi batas
sistem yang bersifat permeabel. Dengan demikian, pada sistem ini volume
dari sistem tidak berubah sehingga disebut juga dengan control volume.

Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem adalah


1. Untuk panas (Q) bernilai positif bila diberikan kepada sistem
dan bernilai negatif bila keluar dari sistem
2. Untuk usaha (W) bernilai positif apabila keluar dari sistem dan
 bernilai negatif bila diberikan (masuk) kedalam sistem.
 b) Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan
kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan (P.W.
Atkins,1999). Sistem tertutup terdiri atas suatu jumlah massa yang tertentu
dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi
 baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis
 batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat
 berubah selama proses berlangsung, namun volume dapat saja berubah
disebabkan adanya lapis batas yang dapat bergerak (moving boundary) 
 pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem
tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara
didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah dan energi panas masuk
kedalam masa udara didalam balon.
c) Sistem terisolasi
Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat
atau kerja dengan lingkungannya (P.W. Atkins,1999). Contohnya : air
yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang terisolasi. Dalam
kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari
lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya
 penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi,
energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.

c. Prinsip Termodinamika

Prinsip termodinamika sebenarnya adalah hal alami yang terjadi dalam


kehidupan sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

13
termodinamika di rekayasa sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk mekanisme
yang dapat membantu manusia dalam kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang
 begitu luas dimungkinkan karena perkembangan ilmu termodinamika.
d. Konsep Dasar Termodinamika

Pengabstrakan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia/semesta


menjadi sistem yang dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang
tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan
 pembagian sistem menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau membentuk
 beberapa sistem menjadi sistem yang lebih besar. Biasanya sistem dapat diberikan
keadaan yang dirinci dengan jelas yang dapat diuraikan menjadi beberapa
 parameter.

e. Hukum Termodinamika

1. Hukum Kenol Termodinamika dan Suhu


Terdapat dua benda A dan B, benda A dirasa dingin oleh tangan dan benda
B dirasa panas oleh tangan. Apabila kedua benda tersebut disentuhkan, pada
keduanya akan terjadi perubahan sifat. Pada suatu saat tidak terasa lagi
 perubahan sifat tersebut, maka A dan B dikatakan mencapai kesetimbangan
termal. Sifat yang berubah ini disebut suhu. Postulat: bila dua system satu
sama lain berada dalam kesetimbangan termal, suhu kedua system tersebut
adalah sama. Jadi kita dapat mengatakan bahwa A dan B mempunyai suhu
yang sama. Dari postulat ini timbul hokum kenol termodinamika yang
 berbunyi: jika dua system berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem
ketiga, ketiga sistem tersebut berada dalam kesetimbangan termal satu sama
lain. Apabila sistem A berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem C,
sedangkan sistem B dalam kesetimbangan termal dengan C, A berada dalam
kesetimbangan termal dengan B. Dari hukum ini dapat disimpulkan bahwa
untuk mengetahui apakah dua sistem mempunyai suhu yang sama, tidak perlu
kedua sistem tersebut disentuhkan (Sulistiani, 2010).

Dok. Thermodynamic is fun

2. Hukum Pertama Termodinamika-(Kekekalan Energi dalam Sistem)

14
Energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan. Manusia hanya bisa
mengubah bentuk energi dari bentuk energi satu ke energi lainnya. Dalam
termodinamika, jika sesuatu diberikan kalor, maka kalor tersebut akan berguna
untuk usaha luar dan mengubah energi dalam.
“untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem

melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q —


W”. Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q
tidak. W dan Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses
termodinamika yang bisa mengubah keadaan. U merupakan fungsi variabel
keadaan (P,V,T,n). W bertanda positif bila sistem melakukan usaha terhadap
lingkungan dan negatif jika menerima usaha lingkungan.
Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan negatif
 jika melepas kalor pada lingkungan. Perubahan energi dari sebuah sistem
hanya tergantung pada transfer panas ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada
hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.

Dok. Google.com
Secara matematis hukum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai
 berikut:
Q = ∆U+W
Dengan ketentuan, jika:
Q(+) → sistem menerima kalor 
O(-) → sistem melepas kalor 
W(+) → sistem melakukan usaha
W(-) → sistem dikenai usaha
∆U(+) → terjadi penambahan energi dalam
∆U(-) → terjadi penurunan energi dalam
ΔU = Q — W

Keterangan :

15
ΔU: perubahan energi dalam (joule)
Q : kalor (joule)
W : usaha (joule)

Proses-proses

Isobaris → tekanan tetap


Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0
Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0
Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor →Q=0
Siklus → daur → ΔU = 0

Persamaan Keadaan Gas


Hukum Gay-Lussac

Tekanan tetap → V/T = Konstan → V1/T1 = V2/T2

Hukum Charles
Volume tetap → P/T = Konstan → P1/T1 = P2/T2

Hukum Boyle
Suhu tetap → PV = Konstan → P1V1 = P2V2
P, V, T Berubah (non adiabatis)
(P1V1) / (T1) = (P2V2) / (T2)

Adiabatis
P1V1 γ= P2V2γ
T1V1 γ − 1= T2V2γ − 1
γ = perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap → γ
= Cp/Cv

Usaha
W = P(ΔV) → Isobaris
W = 0 → Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) → Isotermis
W = − 3/2 nRΔT → Adiabatis ( gas monoatomik)

16
Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol

1 liter = 10−3m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693

Mesin Carnot
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
η = ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 − Q2
Keterangan :
η = efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)

Adapun aplikasi hukum ini dalam kehidupan adalah kerja pada termos
dengan sistem terisolasi, dimana tabung bagian dalam termos yang digunakan
sebagai wadah air, terisolasi dari lingkungan luar karena adanya ruang hampa
udara di antara tabung bagian dalam dan luar. Maka dari itu, pada termos tidak 
terjadi perpindahan kalor maupun benda dari sistem menuju lingkungan
maupun sebaliknya (Atkins: 1999).

3. Hukum Kedua Termodinamika-(Arah reaksi sistem dan batasan)


Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi
untuk hukum kedua termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan
eksperimental yang dikeluarkan oleh Kelvin-Plank dan Clausius.
Pernyataan Clausius: tidak mungkin suatu sistem apapun bekerja

sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah perpindahan energi sebagai

17
 panas dari sistem dengan temperatur tertentu ke sistem dengan temperatur yang
lebih tinggi.
Pernyataan Kelvin-Planck: tidak mungkin suatu sistem beroperasi dalam
siklus termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja kesekeliling
sambil menerima energi panas dari satu reservoir termal.

Total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk


meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya
hal ini disebut dengan prinsip kenaikan entropi” merupakan korolari dari kedua
 pernyataan diatas (analisis Hukum kedua termodinamika untuk proses dengan
menggunakan sifat entropi. Hukum kedua ini membatasi perubahan energi
mana yang bisa terjadi dan yang tidak. Pembatasan ini dinyatakan dengan
 berbagi cara, yaitu:
“Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda
 bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya”
Hukum kedua ini menyatakan bahwa untuk proses spontan, perubahan
entropi semesta haruslah positif. Sedangkan hukum ketiga termodinamika
memungkinkan untuk menentukan nilai entropi mutlak (Chang, 2002: 165).

Aplikasi hukum ini adalah pada kulkas. Kulkas harus mempunyai


 pembuang panas di belakangnya, yang suhunya lebih tinggi dari udara sekitar.
Karena jika tidak Panas dari isi kulkas tidak bisa terbuang keluar. Formulasi
Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan bahwa adalah
tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu
reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua
termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata
lain, tidak semua proses di alam semesta adalah reversibel (dapat dibalikkan
arahnya). Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki arah, yaitu dari panas
ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi tentang mesin
kalor. Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi
 panas menjadi energi mekanik.

Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor 

18
Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah
seluruhnya menjadi usaha luar. Hukum II termodinamika dalam pernyataan
entropi (besaran termodinamika yang menyertai suatu perubahan setiap
keadaan dari awal sampai akhir sistem dan menyatakan ketidakteraturan suatu

sistem). Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi
dan bertambah ketika proses irreversibel terjadi.

4. Hukum Ketiga Termodinamika-(Temperatur Nol Absolut)


Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut (temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi
 benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol. Teori termodinamika
menyatakan bahwa panas (dan tekanan gas) terjadi karena gerakan kinetik
dalam skala molekular. Jika gerakan ini dihentikan, maka suhu material
tersebut akan mencapai 0 derajat kelvin. Aplikasinya yakni kebanyakan logam
 bisa menjadi superkonduktor pada suhu sangat rendah, karena tidak banyak
keacakan gerakan kinetik dalam skala molekular yang mengganggu aliran
elektron (Rahma, 2015).

19
B. Aplikasi Konsep & Keterkaitan Dengan Konsep Kimia

1. Mesin Carnot
a. Prinsip Carnot

Hukum termodinamika kedua meletakkan pembatasan pada operasi peralatan


siklus seperti yang diekspresikan oleh Kevin-Plank ( adalah tidak mungkin untuk
sebuah alat/mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang menerima panas dari
sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih) dan Clausius
(adalah tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroperasi dalam sebuah siklus
tanpa adanya efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur
rendah ke media bertemperatur tinggi). Sebuah mesin kalor tidak dapat beroperasi
tanpa adanya input kerja dari sebuah sumber luar.

Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan yang berhubungan dengan


efisiensi termal dari proses reversible dan irreversible:

1. Efisiensi sebuah mesin kalor irreversible selalu lebih kecil dari mesin kalor
reversible yang beroperasi antara dua reservoir yang sama.
2. Efisiensi semua mesin kalor reversible yang beroperasi antara dua reservoir
yang sama adalah sama.
 b. Siklus Carnot

Siklus Carnot adalah sebuah siklus reversibel, yang pertama kali dikemukakan
oleh Sadi Carnot pada tahun 1824, seorang insinyur Perancis. Mesin teoritis yang menggunakan siklus Carnot

yang dibalik dinamakan dengan siklus Carnot terbalik dan mesin yang menggunakan siklus carnot terbalik di
Siklus Carnot adalah proses termodinamik yang dialami oleh zat kerja (working substance) pada mesin Carn
Proses isotermal kedua, yang terjadi pada temperatur rendah, zat mengalami kompresi dan melepas kalor. Ga
c.Ciri-ciri siklus Carnot:

20
1. Setiap proses yang melibatkan perpindahan panas haruslah isothermal baik
 pada TH maupun pada TC
2. Setiap proses yang mengalami perubahan suhu tidak terjadi perpindahan
 panas(proses adiabatic)
3. Siklus Carnot terdiri dari dua proses isothermal reversible dan dua proses

adiabatic reversible.
d. Siklus carnot terdiri dari:
1. Ekspansi isotermik reversible (a-b)
dimana material ( working substance) menyerap kalor Q1 dari reservoir kalor
 pada temperature T1 dan sistem melakukan kerja.

2. Ekspansi adiabatic reversible (b-c)


dimana working substance berkurang temperaturnya dari T1 menjadi T2 dan
sistem melakukan kerja.

3. Kompresi isotermik reversible (c-d)


dimana working substance melepaskan kalor Q2 ke reservoir dingin dengan
tempertaur T2 dan kerja dikenakan terhadap sistem.

4. Kompresi adiabatic reversible (d-a)


dimana working substance dikembalikan ke keadaan awal (semula), temperature sistem berubah dari T2 
sistem.

Suatu sifat penting dari mesin Carnot adalah bahwa semua kalor input QH 
 berasal dari suatu reservoir panas pada satu temperatur tunggal TC dan semua
kalor yang dibuang QC pergi menuju suatu reservoir dingin pada satu
temperatur tunggal TC .

21
 Notes:

1. Terjadi pada gas ideal

2. Pada gas ideal berlaku Pv= nRT


3. Pada proses isotermal dU = 0, maka Q = W
4. Pada proses adiabatik dQ = 0, maka dW = - du
5. Pada proses adiabatik berlaku TVγ-1 = C

Usaha pada Proses Isotermik 


1. Proses ekspansi isotermik dari a ke b

QH =Wab = subSupVaVbpdV  = subSupVaVbnRT  H  dVV 

QH =Wab = nRTH ln VbVa    …(a)


2. Usaha kompresi isotermik c-d

QH =Wcd = subSupVcVdpdV  = subSupVcVdnRT  H  dVV 

QH =Wcd = nRTH ln VdVc   

QH =Wcd = -nRTC ln VcVd    …


(b) Maka diperoleh,

QcQ  H  = - Tc TH  ln(VcVd)l  n(VbVa)    …(c)

22
Usaha pada Proses Adiabatik 
1. Usaha ekspansi adiabatic b-c

W bc = subSupTHTcdU dan dU = ncv dT


W bc = -ncv (Tc — TH)
W bc = ncv (TH — Tc)
2. Usaha kompresi adiabatic d-a

Wda = -subSupTcTHdU dan dU = ncv dt


Wda = -n cv (TH — TC)
Maka, Usaha total=
Wtotal = Wab + W bc + Wcd + Wda

Perhatikan pada proses adiabatic b-c dan d-a

1. Proses b-c

TH V bγ-1 = Tc Vcγ-1
2. Proses d-a
TH V aγ-1 = T c V dγ-1

VbVa  = VcVd 

QcQH  = -TcTH 

│Qc │QH  = TcTH 


│  │ 

Persamaan ini,
│QH  = TcTH 
│Qc│ 
│ 
Menunjukkan bahwa pada mesin Carnot, perbandingan antara panas/kalor yang
dibuang QC dengan panas/kalor input QH sama dengan perbandingan antara suhu pada
resivoir dingin TC  dengan suhu pada resevoir panas TH (pada kelvin).
e. Efisiensi pada Mesin Carnot

e = 1- QcQH   = 1- TcTH 

23
Persamaan ini menunjukkan nilai efisiensi yang mungkin dari mesin Carnot yang
 beroperasi pada suhu TH dan TC.

24
Berdasarkan persamaan

QH-QcQH   = TH-TcTH 

QHTH   = -QcTc 
Jadi,

QQ   = C
f. Penerapan siklus Carnot
1. Mesin pendingin
Mesin yang menyerap kalor dari suhu rendah dan mengalirkannya pada
suhu tinggi dinamkan mesin pendingin (refigerator). Misalnya pendingin
ruangan (AC) dan lemari es (kulkas).

Gambar 1. Siklus mesin pendingin

Kalor diserap dari suhu rendah T2 dan kemudian diberikan pada suhu
tinggi T1. Berdasarkan hukum kedua termodinamika, kalor yang dilepaskan ke
suhu tinggi sama dengan kerja yang ditambah kaloryang diserap. Secara
matematis dapat ditulis dalam persamaan

Q1= Q2+W

Hasil bagi antara kalor yang masuk (Q2) dengan usaha yang diperlukan
(W) dinamakan koefisien daya guna (performansi) yang diberi simbol Kp.
Secara umum, kulkas dan AC memiliki koefisien daya guna dalam jangkauan
2-6. Semakin tinggi Kp maka semakin baik kerja mesin (Berman, 2013).

Kp=Q2W Kp=Q2W=Q2Q1-Q2=T2T1-T2 

25
Kp: Koefisien daya guna

Q1: Kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi (J)

Q2: Kalor yang diberikan pada reservoir suhu rendah (J)

W: Usaha yang diperlukan (J)

T1: Suhu reservoir suhu tinggi (K)

T2: Suhu reservoir suhu rendah (K)

Efisiensi mesin

μ =WQ1 x 100  Q1 =1-Q2Q1 x 100 

μ =1-T2T1 x 100  Q2Q1= T2T1


 

Gambar 2. Mesin kalor 

AC menggunakan cairan kimia freon yang sifatnya menyerap panas

dan melepaskan udara dingin. Freon dialirkan dalam suatu saluran khusus yang

26
digerakkan oleh pompa freon secara sirkulasi terus menerus, pada saat freon
tersebut melalui bagian dalam AC maka akan menyerap panas dan melepas
udara dingin dan begitu feron mengalir ke luar maka panas yang diserap
didinginkan oleh kipas (blower) dan menjadi dingin kembali.

Kulkas merupakan salah satu aplikasi konversi energi. Energi listrik


dikonversi menjadi energi mekanik pada motor listrik. Ini menyebabkan motor 
listrik bekerja pada pompa yang bekerja sehingga tekanan menjadi rendah
akibatnya temperatur menjadi dingin. Ini merubah energi mekanik menjadi
energi panas (pendinginan). Jika gas pada silinder ditekan maka suhu akan
meningkat. Pompa pada kulkas menekan gas tertentu, yang menybabkan
 perubahan wujudnya menjadi cair pada temperatur tinggi. Cairan ini disimpan
 pada satu tabung yang disebut kondensor. Pada hampir sebagian kulkas, ada
kipas yang bekerja pada kondensor untuk menjaga kondensor ini tetap dingin.
Jika gas pada silinder ditarik, maka temperatur gas akan menjadi dingin, cairan

tersebut akan masuk melalui suatu alat ke dalam evaporator di dalam kulkas
sehingga menjadi gas lagi. Gas inilah yang akan menyerap panas dan
mendinginkan isi dalam kulkas (Berman, 2013).

2. Kalor atau Entropi


Kespontanan suatu proses dapat di prediksi dengan dua hal tentang sistem. Salah
satunya adalah perubahan entalpi, yang untuk kebanyakan proses hampir setara dengan
 ΔE.  Yang kedua yaitu entropi (S), yang merupakan ukuran keacakan atau ketidakteraturan
suatu sistem. Semakin besar keacakan suatu sistem, semakin besar juga entropinya.
Begitupun sebaliknya, semakin teratur suatu sistem, semakin kecil entropinya. Bentuk zat

apapun, partikel dalam keadaan padat lebih teratur daripada dalam keadaan cair, dan
 partikel dalam keadaan cair lebih teratur daripada dalam keadaan gas.

Entropi standar adalah entropi mutlak suatu zat pada tekanan 1 atm dan temperatur
25oC. nilai ini yang umumnya digunakan dalam perhitungsn. Satuan entropi adalah J/K.
digunakan joule karena pada umumnya nilai entropi sangat kecil.

Proses irreversible (seperti pendinginan hingga mancapai temperatur yang sama


dengan temperature lingkungan dan pemuaian gas) adalah proses spontan, sehingga
 proses tersebut disertai dengan kenaikan entropi. Sedangkan, proses reversible adalah
 proses yang seimbang sehingga tidak menyebabkan perubahan entropi.

27
Jika suatu sistem pada temperature tertentu mengalami proses reversible atau
ireversibel dengan kontribusi sejumlah kalor (dq), maka perubahan entropi sestem
tersebut dapat dirumuskan dengan persamaan:

 ΔS =

…(1.1)

Perubahan entropi ΔS hanya tergantung dengan keadaan akhir dan keadaan awal saja.
Persamaan (1.1) menjelaskan secara matematis hokum kedua termodinamika sebagai
 perubahan entropi sistem sesuai persamaan :
dSalam semesta ≥ 0
…(1.2)

Dimana : …(1.3)
dS alam semesta = dSem
sist + dS lingkungan

Artinya, proses reversible tidak mengubah entropi total alam semesta ( ΔS alam semesta = 0)

Contoh proses irreversible dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan ΔS ˃ 0


adalah sebagai berikut:

1. Padatan menjadi cairan atau larutan


2. Cairan menjadi gas
3. Temperatur zat bertambah.

Rumus entropi dalam kondisi statis disebut rumus Boltzmann, dirumuskan:

S = k ln w
  …(1.4)

Dimana k = 1.381 x 10-23 J/K disebut tetapan Boltzmann. Persamaan diatas menunjukkan
entropi berbanding lurus dengan W, yakni banyaknya jalan agar energi sistem dapat
dicapai dengan penyusunan ulang atau molekul-molekul diantara keadaan-keadaan yang
ada. Hal ini menunjukkan bahwa entropi menggambarkan ketidakteraturan atau
keacakan komponen-komponen sistem. Berdasarkan persamaan (1.2) da (1.4), dapat
disimpulkan bahwa entropi adalah proses yang berlangsung spontan dalam suatu sistem
yang terisolasi akan meningkat.

Entropi adalah besaran ekstensif, sehingga jika dibagi dengan jumlah massa m atau
 jumlah mol n menjadi entropi jenis ( s) sesuai persamaan:
S = Sm 
Atau S = Sn  …(1.5)

28
3. Energi Gibbs
Dalam termodinamika, energi bebas Gibbs (nama yang direkomedasikan
IUPAC: energi Gibbs atau fungsi Gibbs; juga dikenal sebagai entalpi bebas untuk
membedakannya dari energi bebas Helmholtz) adalah suatu potensial

termodinamika yang dapat digunakan untuk menghitung kerja reversibel


maksimum yang dapat dilakukan oleh sistem termodinamika pada suhu dan
tekanan konstan (isotermal, isobarik). Sama seperti dalam mekanika, di mana
 penurunan energi potensial didefinisikan sebagai kerja maksimum yang dapat
dilakukan, potensial yang berbeda juga memiliki arti yang berbeda. Penurunan
energi bebas Gibbs (J dalam SI) adalah jumlah maksimum pekerjaan non-ekspansi
yang dapat diekstraksi dari sistem termodinamika tertutup; maksimum tersebut
dapat dicapai hanya dalam proses yang sepenuhnya reversibel. Ketika sebuah
sistem berubah secara reversibel dari keadaan awal ke keadaan akhir, penurunan
energi bebas Gibbs sama dengan kerja yang dilakukan oleh sistem ke
lingkungannya, dikurangi dengan kerja dari gaya tekanan.
Energi Gibbs (juga dirujuk sebagai G) juga merupakan potensial
termodinamika yang diminimalkan saat sistem mencapai kesetimbangan pada
tekanan dan suhu konstan. Derivasinya sehubungan dengan koordinat reaksi
sistem yang hilang pada titik kesetimbangan. Dengan demikian, pengurangan G
adalah kondisi yang diperlukan untuk spontanitas proses pada tekanan dan suhu
konstan.
Energi bebas Gibbs, yang pada awalnya disebut energi yang tersedia,
dikembangkan pada tahun 1870 oleh ilmuwan Amerika Josiah Willard Gibbs.
Pada tahun 1873, Gibbs menggambarkan "energi yang tersedia" ini sebagai :
“Jumlah terbesar dari kerja mekanis yang dapat diperoleh dari suatu zat pada
 jumlah tertentu dalam keadaan awal tertentu, tanpa meningkatkan jumlah volume
atau membiarkan panas mengalir ke atau dari luar benda, kecuali seperti pada
 penutupan proses yang tersisa dalam kondisi awal mereka”.
Keadaan awal benda, menurut Gibbs, seharusnya sedemikian rupa sehingga
"benda dapat dibuat untuk melewatinya dari keadaan energi yang dilepaskan
melalui proses reversibel". Pada tahun 1876 magnum opus On The Equilibrium of
Heterogeneous Substances, sebuah analisis grafis dari sistem kimia multi-fasa, dia

melibatkan pemikirannya tentang energi bebas kimia secara penuh.


Energi bebas Gibbs didefinisikan sebagai:

29
G(p,T)=U+pV−TS

yang sama dengan:

G(p,T)=H−TS

di mana:

• U adalah energi dalam (satuan SI: joule)

•  p adalah tekanan (satuan SI: pascal)

• V adalah volume (satuan SI: m3)

• T adalah suhu (satuan SI: kelvin)

• S adalah entropi (satuan SI: joule per kelvin)

• H adalah entalpi (satuan SI: joule)

Grafik energi yang tersedia (energi bebas) Willard Gibbs tahun 1873, yang
menunjukkan sebuah bidang tegak lurus terhadap sumbu v (volume) dan melewati
titik A, yang mewakili keadaan awal benda. MN adalah bagian permukaan energi
yang dilepaskan. Qε dan Qη adalah bagian bidang η = 0 dan ε = 0, dan karenanya
sejajar sumbu ε (energi dalam) dan η (entropi), berturut-turut. AD dan AE adalah
energi dan entropi benda dalam keadaan awalnya, AB dan AC adalah energi yang
tersedia (energi bebas) dan kapasitas entropinya (jumlah dimana entropi benda dapat
ditingkatkan tanpa mengubah energi benda atau meningkatkan volumenya) masing-
masing.

30
31
2.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Aristoteles adalah orang yang pertama kali melakukan percobaan


tentang panas (350 SM). Dia menyatakan bahwa panas adalah bagian
dari materi atau materi tersusun dari panas. Percobaan Aristoteles ini
diteruskan oleh Galileo Galilei pada tahun 1593, yang menyatakan
bahwa
 panas adalah sesuatu yang dapat diukur. Galileo pun dapat membuktikan
 pernyataannya dengan hasil penemuannya berupa termometer air.
2. Konsep termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja,
entropi dan kespontanan proses. Termodinamika mempelajari pertukaran energi
dalam bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas dan lingkungan. Aplikasi dan

 penerapan termodinamika dapat terjadi pada tubuh manusia, peristiwa meniup


kopi panas, perkakas elektronik, refrigerator, mobil, pembangkit listrik dan
industri.
3. Hukum kenol termodinamika berkaitan dengan dua sistem dalam keadaan
setimbang dengan sistem ketiga, hukum pertama terkait kekalan energi, hukum
kedua terkait dengan entropi, dan hukum ketiga terkait dengan temperatur nol
absolut.
4. Mesin carnot terdiri atas dua proses isotermal dan dua proses adiabatik. Pada
 proses isotermal pertama, yang terjadi pada temperatur lebih tinggi, zat

mengalami ekspansi dan menyerap kalor. Proses isotermal kedua, yang terjadi
 pada temperatur rendah, zat mengalami kompresi dan melepas kalor. Garis
isotermal pertama dan kedua dihubungkan oleh dua proses adibatik. adiabatik
 pertama zat mengalami ekspansi, sedangkan adibatik kedua zat mengalami
kompresi
5. Kalor/entropi yang merupakan ukuran keacakan atau ketidakteraturan suatu sistem.
Semakin besar keacakan suatu sistem, semakin besar juga entropinya. Begitupun
sebaliknya, semakin teratur suatu sistem, semakin kecil entropinya.
6. Aplikasi pada energi gibbs dikenal sebagai entalpi bebas untuk membedakannya
dari energi bebas Helmholtz) adalah suatu potensial termodinamika yang dapat

32
digunakan untuk menghitung kerja reversibel maksimum yang dapat dilakukan
oleh sistem termodinamika pada suhu dan tekanan konstan (isotermal, isobarik).

B. SARAN

Setelah mempelajari energetika, sebagai calon pendidik diharapkan mampu

memahami cakupan materi mengenai energetika dan penerapannya dalam kehidupan


sehari-hari. Namun dalam penulisan makalah, hanya sebagaian kecil materi yang kami
sajikan. Diharapkan dapat menghimpun dari literatur lain guna memperkaya suatu
konsep pengetahuan. Dalam penulisan, tentu masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat diharapkan penulis.

33
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1999. KIMIA FISIK jilid 1 edisi keempat.  Jakarta: Erlangga.

Chang, Raymond. 2002. Chemistry Ed. 7. Boston: McGraw-Hill

Keenan, Charles. 1990. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Sulistiani, Ainie Khuriati Riza. 2010. Termodinamika. Yogyakarta: Graha Ilmu

34

Anda mungkin juga menyukai