(Hukum Termodinamika)
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
1. Ahmad Nur Azib Ali Fikri (02)
2. Ajeng Fatma Ramadhani (03)
3. Binti Nisa’u Qurotul A’yun (05)
4. Cahya Annisa’Ul Arafah (06)
5. Fadila Anastasya Nadia Putri (11)
6. Irfan Zulfi Fauzi (16)
7. Muhammad Zaky Eka (21)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II ISI
2.1 Termodinamika ........................................................................................ 3
2.2 Bentuk-Bentuk Energi ............................................................................. 4
2.3 Sistem, dan Proses Termodinamika ......................................................... 4
2.4 Hukum-Hukum Termodinamika .............................................................. 5
2.4.1 Hukum Pertama Termodinamika........................................................... 6
2.4.2 Hukum Kedua Termodinamika ............................................................. 7
2.4.3 Hukum Ketiga Termodinamika ........................................................... 14
2.5 Siklus Termodinamika ............................................................................ 15
2.5.1 Siklus Carnot ........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubu
ngan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, bai
k secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total
entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang
dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu
ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi
energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses
ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah
tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah.
Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-balik.
Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan
kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel
merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).
Sejarah awal dari AC (Air Conditioner) sudah dimulai sejak jaman Romawi yaitu dengan
membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding rumah sehingga menurunkan suhu
ruangan , tetapi saat itu hanya orang tertentu saja yang bisa karena biaya membangunnya
sangatlah mahal karena membutuhkan air dan juga bangunan yang tidak biasa. Hanya para raja
dan orang kaya saja yang dapat membangunnya.
Kemudian pada tahun 1820 ilmuwan Inggris bernama Michael Faraday Image menemukan
cara baru mendinginkan udara dengan menggunakan Gas Amonia dan pada tahun 1842 seorang
dokter menemukan cara mendinginkan ruangan dirumah sakit Apalachicola yang berada di
Florida Ameika Serikat. Dr.Jhon Gorrie Image adalah yang menemukannya dan ini adalah cikal
bakal dari tehnologi AC (air conditioner) tetapi sayangnya sebelum sempurna beliau
sudah meninggal pada tahun 1855.
Willis Haviland Carrier Image seorang Insinyur dari New York Amerika menyempurnakan
penemuan dari Dr.Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan bukan untuk kepentingan atau
kenyamanan manusia melainkan untuk keperluan percetakan dan industri lainnya. Penggunaan
AC untuk perumahan baru dikembangkan pada tahun 1927 dan pertama dipakai disbuah rumah
di Mineapolis, Minnesota. Saat ini AC sudah digunakan disemua sektor, tidak hanya industri saja
tetapi juga sudah di perkantoran dan perumahan dengan berbagai macam bentuk dari mulai yang
besar hingga yang kecil.semuanya masih berfungsi sama yaitu untuk mendinginkan suhu
ruangan agar orang merasa nyaman.
1.2 Rumusan Masalah
Maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian termodinamika ?
2. Apa saja macam – macam hukum termodinamika?
3. Bagaimana Prinsip kerja dari beberapa mesin menurut hukum Termodinamika?
4. Bagaimana siklus hukum termodinamika ?
5. Bagaimana siklus carnot?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Hukum termodinamika.
2. Mengetahui macam – macam hukum termodinamika.
3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai cara kerja dari reservoir energi panas,
mesin kalor, mesin pendingin, pompa panas, dan mesin abadi.
4. Memberikan penjelasan tentang siklus hukum termodinamika.
5. Mengetahui penjelasan tentang siklus carnot.
BAB II
ISI
2.1 Termodinamika
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam
dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi
listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnet, energi akibat gaya magnet, dan lain-lain .
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa
teknologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau
dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada
pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan
energi.
Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam kehidupan
sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari matahari, dan di
bumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang laut, proses
pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri
manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam
makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat
bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
prinsip alamiah dalam berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk
mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi
darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi,
yang merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber. energi lain menjadi energi mekanis
dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa.
Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin
pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi energi panas dan kerja. Untuk
kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin air conditioning, mesin pemanas,
dan refrigerators yang menggunakan prinsip dasar termodinamika. Aplikasi termodinamika yang
begitu luas dimungkinkan karena perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17 yang
dipelopori dengan penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan
thermodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke 19.
Pengembangan ilmu thermodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat
thermodinamis didekati dari perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa
energi, yang disebut pendekatan thermodinamika klasik.
Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan
partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan perkembangan ilmu
thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika statistik. Pendekatan thermodinamika
statistik dimungkinkan karena perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu dalam
menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.
2.2 Bentuk-Bentuk Energi
Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi termal, mekanis, kinetis,
potensial, elektrik, magnetik, kimia dan nuklir. Di dalam termodinamika yang dipelajari adalah
besarnya perubahan dari satu bentuk energi ke bentuk lainnya, bukan menghitung jumlah energi
dari suatu sistem.
Bentuk energi dibagi menjadi dua kelompok:
1. Energi Makroskopik: Berhubungan dengan gerak dan pengaruh luar seperti gravitasi, magnetik,
elektrik dan tegangan permukaan.
Energi Makroskopik terdiri dari:
- Energi Kinetik ( Ek ): Energi yang disebabkan oleh gerakan relatif terhadap suatu referensi.
Adapun besarnya dalam berntuk energi per-satuan masa dengan:
Ek = ½ m . v)
* m= satuan masa media pembawa energi * v= satuan kecepatan gerakan masa
- Energi Potensial ( Ep ): Energi yang disebabkan oleh elevasinya dalam medan gravitasi,
besarnya adalah:
Ep = m . g . h
2. Energi Mikroskopik: Berhubungan dengan struktur molekul dan derajat aktivitas molekul.
Jumlah total energi mikroskopik disebut energi dalam (internal energy) , dengan simbol U.
Energi Mikroskopik terdiri dari:
- Energi Sensibel : Berhubungan dengan energi kinetik dan gerakan (translasi, rotasi, vibrasi)
molekul sistem.
- Energi Latent : Berhubungan dengan fasa dari sistem, mencair, menguap dll.
- Energi Kimia : Berhubungan dengan ikatan atom-atom dalam sistem.
Dengan demikian energi total suatu sistem hanya dipengaruhi oleh energi kinetik,energi
potensial dan energi dalam.
2.3 Sistem dan Proses Termodinamika
Suatu sistem termodinamika adalah sustu masa atau daerah yang dipilih, untuk dijadikan
obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan. Batas antara sistem
dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary), dalam aplikasinya batas sistem
merupakan bagian dari sistem maupun lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi
atau bergerak.
Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.
Dalam sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada masa keluar dari
sistem atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapat-keluar masuk
sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja. Contoh sistem tertutup adalah suatu
balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya
berubah, dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon. Dalam sistem terbuka,
energi dan masa dapat keluar sistem atau masuk kedalam sistem melewati batas sistem. Sebagian
besar mesin-mesin konversi energi adalah sistem terbuka. Sistem mesin motor bakar adalah
ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam
silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot.
Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan sistem
thermodinamika terbuka, karena secara simultan ada energi dan masa keluar-masuk sistem
tersebut. Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property dari sistem, seperti
tekanan P, temperatur T, volume V, masa m, viskositas, konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu
ada juga property yang disefinisikan dari property yang lainnya seperti, berat jenis, volume
spesifik, panas jenis, dan lain-lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak
berubah, apabila masing-masing jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua
bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu
dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai property yang tetap. Apabila property nya berubah,
maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak
mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbnag (equilibrium). Perubahan
sistem thermodinamika dari keadaan seimbang satu menjadi keadaan seimbang lain disebut
proses, dan rangkaian keadaan diantara keadaan awal dan akhir disebut lintasan proses. Suatu
sistem disebut menjalani suatu siklus, apabila sistem tersebut menjalani rangkaian beberapa
proses, dengan keadaan akhir sistem kembali ke keadaan awalnya.
2.4 Hukum-Hukum Termodinamika
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi
dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut.
Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang
tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam
keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh
partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam
dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial yang terkandung dan
dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam
gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan
perubahan energi dalam gas.
Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah
konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆T adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga,
maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
2. Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi
dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang
disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
3. Hukum Kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total
entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
4. Hukum Ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa
entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
2.4.2 Hukum Kedua Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah
fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Hukum kedua termodinamika
mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di alam
adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa
kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak
pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil
dicelupkan ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus
es sampai suhu keduanya sama.
Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses mungkin
terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua termodinamika
yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan
fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut
entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut:“Proses suatu sistem terisolasi yang
disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada
sistem terisolasi, maka entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.”
Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah mesin
atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan minimum yang
dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Hukum kedua termodinamika juga
dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau
keacakan sebuah sistem.
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah
mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal
100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai
berikut: “Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami sebuah proses di mana
sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya
menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan
awalnya”. Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “mesin” dari hukum kedua
termodinamika.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat alami
energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak, molekul memiliki
gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap molekul pada
arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang
berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau pembangkit
daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak melanggar hukum
pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika bukanlah penyimpulan
dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama
mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua
termodinamika membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak pernah
sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas,
tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum mengenai
pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :“Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk
bekerja sendiri dan menghasilkan perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih
panas.” Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “pendingin” dari hukum kedua
termodinamika.
Pernyataan “pendingin” ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat dengan
pernyataan “mesin”. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya setara. Sebagai
contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar pernyataan
“pendingin” dari hukum kedua, seseorang dapat mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor,
memompa kalor yang terbuang oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali.
Meski gabungan ini akan melanggar pernyataan “mesin” dari hukum kedua, karena selisih
efeknya akan menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah seutuhnya
menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental (viskos)
dan aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu
proses ireversibel. Pernyataan “mesin” dan “pendingin” dari hukum kedua menyatakan bahwa
proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara
spontan melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas
dan cairan-cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan sendirinya
dan bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat
searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel lainnya. Perubahan energi
adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka
hukum kedua termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh
dan berkembang.
Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk memahami
konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck
dan Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Formulasi Kelvin-Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu
seluruhnya menjadi usaha mekanik.” Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan
bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi ini
untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Oleh
karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan
nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari
sumber suhu tinggi.
2.5 Siklus Termodinamika
Khusus untuk proses isotermal, hanya satu proses isotermal saja tidak mungkin dapat
terus-menerus melakukan usaha karena volume sistem ada batasnya. Pada suatu saat proses itu
harus berhenti, yaitu bila volume V2 sudah mencapai nilai maksimum. Agar dapat mengubah
kalor menjadi usaha lagi, sistem itu harus dikembalikan ke keadaan awalnya. Rangkaian proses
yang membuat keadaan akhir sistem kembali ke keadaan awalnya disebut siklus. Dalam Gambar
14.8 dilukiskan sebuah siklus termodinamika. Mulai dari keadaan A gas itu mengalami proses
isotermal sampai keadaan B. Kemudian proses isobarik mengubah sistem sampai ke keadaan C.
Akhirnya proses isokhorik membuat sistem kembali ke keadaan awalnya di A. Proses
dari keadaan A ke keadaan B lalu kembali ke keadaan A disebut siklus. Usaha yang dilakukan
oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah yang diarsir pada diagram itu. Sedangkan
perubahan energi dalam untuk satu siklus sama dengan nol (∆U = 0) karena keadaan awal sama
dengan keadaan akhir. Dapatlah sekarang disimpulkan bahwa agar dapat melakukan usaha terus-
menerus, sistem itu harus bekerja dalam satu siklus.
2.5.1 Siklus Carnot
Siklus carnot merupakan suatu siklus termodinami-ka yang melibatkan proses isotermal,
isobarik, dan isokorik. Siklus adalah suatu rangkaian sedemikian rupa sehingga akhirnya kembali
kepada keadaan semula. Misalnya, terdapat suatu siklus termodinami-ka yang melibatkan proses
isotermal, isobarik, dan isokorik. Sistem menjalani proses isotermal dari keadaan A sampai B,
kemudian menjalani proses isobarik untuk mengubah sistem dari keadaan B ke keadaan C.
Akhirnya proses isokorik membuat sistem kembali ke keadaan awalnya (A). Proses dari A ke
keadaan B, kemudian ke keadaan C, dan akhirnya kembali ke keadaan A, menyatakan suatu
siklus
Apabila siklus tersebut berlangsung terus menerus, kalor yang diberikan dapat diubah
menjadi usaha mekanik. Tetapi tidak semua kalor dapat diubah menjadi usaha. Kalor yang dapat
diubah menjadi usaha hanya pada bagian yang diarsir (diraster) saja. Berdasarkan diatas besar
usaha yang bermanfaat adalah luas daerah ABCA. Secara matematis dapat ditulis seperti berikut.
Usaha bernilai positif jika arah proses dalam siklus searah putaran jam, dan bernilai
negatif jika berlawanan arah putaran jarum jam. Perubahan energi dalam ΔU untuk satu siklus
sama dengan nol ( ΔU = 0) karena keadaan awal sama dengan keadaan akhir.
Berdasarkan percobaan joule diketahui bahwa tenaga mekanik dapat seluruhnya diubah
menjadi energi kalor. Namun, apakah energi kalor dapat seluruhnya diubah menjadi energi
mekanik? Adakah mesin yang dapat mengubah kalor seluruhnya menjadi usaha? Pada tahun
1824, seorang insinyur berkebangsaan Prancis, Nicolas Leonardi Sadi Carnot, memperkenalkan
metode baru untuk meningkatkan efisiensi suatu mesin berdasarkan siklus usaha. Metode
efisiensi Sadi Carnot ini selanjutnya dikenal sebagai siklus Carnot. Siklus Carnot terdiri atas
empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses adiabatik.
III BAB PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada makalah di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hukum ke nol termodinamika merupakan kesetimbangan termal yang dialami oleh
dua benda yang bersentuhan
2. Hukum ke nol termodinamika menjelaskan prinsip kerja termometer, alat pengukursuhu.
3. Alkohol atau raksa bersentuhan dengan kaca dan kaca bersentuhan dengan benda
yangdiukur suhunya, misalnya udara, air atau tubuh manusia.
4. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Kita hanya dapat mengubah
bentukenergi, dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain.
5. Gas dalam suatu silinder apabila dipanaskan, volumenya akan mengembang. Gastersebut
dapat dikatakan melakukan usaha.
6. Hukum I Termodinamika berisi"Untuk setiap proses, apabila kalor(O) diberikan pada
sistem dan system melakukan usaha (W), maka akan terjadi perubahan energi dalam
(AU)
7. Pada proses isotermal, maka tidak terjadi perubahan energi dalam, dan
berlaku persamaan sebagai berikut.
Q=AU+ W 0+ W = W
v₂
Q=nRT In
v₁
8. Pada proses isokhorik, maka tidak ada usaha yang dilakukan, dan berlaku persamaan di
bawah ini.
Q=AU+ W 0+ W = W3/2P∆V+P∆V
5 5
Q= P∆V= P(V₂- V₁)
2 2
9. Pada proses isokhorik,maka tidak ada usaha yang dilakukan,dan berlaku persaman
dibawah ini
Q=∆U+ W=∆U+0=∆U
3 3
Q= nR∆T= nR(T₂-T₁)
2 2
10. Pada proses adiabatik tidak adakalor yang diserap maupun kallor yang dilepas atau sama
artinya tidakada aliran kalor. Dapat dituliskansebagai berikut.
Q=∆U+W
0=∆U +W
3
W=-∆U=- nR(T₁-T₂)
2
3
W= nR(T₁-T₂)
2
11. Hukum II Termodinamika terdiri dari dua pembahasan, yaitu sebagai berikut.
a.Pernyataan Clausius
"Kalor mengalir secara alami dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah,namun kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda bersuhu rendah ke
benda bersuhu tinggi"
b. Pernyataan Kelvin-Planck
"Tidak mungkin suatu mesin kalor bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengbah seluruhnya menjadi usaha”
12. Koefisien daya gunamenunjukkan performa mesin,semakin tinggi koefisien daya guna,
maka semakinbagus penampilan dari mesin tersebut.Koefisien daya guna dituliskan
sebagian berikut.
Q₂ T₂
K p= 1 atau K ρ =
Q −Q₂ T ₁−T ₂
13. Efisiensi mesin (n ¿ merpakan perbandingan kerja atau usaha (W) yang dilakukan
terhadap kalor masukan (Q₁)
1 2
w Q −Q
n= x100%=( )x100%
Q₁ Q1
Q2
=(1− 1
)
Q
14. Contoh mesin kalor adalah mesin diesel dan uap,sedangkan contoh mesin pendingin
adalah AC dan lemari es.
B.Saran
3.Sebagai generasi penerus bangsa kuita mampu dan mau menglirkan illmu yang dimiliki untuk
dibagi kepada sesama.
DAFTAR PUSTAKA
Ade. 2009. Hukum Ketiga Termodinamika. http://adeputriprasetya.blogspot.com/2009/11/hukum-3-
termodinamika.html
Anonim. 2007. Termodinamika. http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika
Anonim. 2009. Termodinamika. www.bebas.vlsm.org/v12/sponsor/.../0285%20Fis-1-5b.html
Odimira. 2011. Termodinamika. http://odimirakoyukieto.blogspot.com/2011/06/termodinamika.html