Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TERMODINAMIKA

DISUSUN
OLEH :

DESTI FITRIA PUSPITA


M. NUR FAJAR FADILAH SIDIQ
LELA INDAH YANI
ANTONI
PREDI

KELOMPOK 3

SMA NEGERI 6 LUBUKLINGGAU


TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Termodinamika. Makalah ini di susun
dalam rangka memenuhi tugas. Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
tugas ini, dan terutama kepada yang terhormat :

1. Guru mata Pelajaran Fisika.


2. Rekan-rekan satu angkatan.
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa moral ataupun materil dalam
proses penyelesaian makalah ini.

Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal atas segala bantuan
yang telah diberikan. Serta penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi penulis sendiri, umumnya bagi semua pihak.

Lubuklinggau, 08 Februari 2019


Penyusun
DAFTAR ISI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Termodinamika
2.2 Kalor
2.3 Suhu
2.4 Energi
2.5 Usaha dan Proses dalam Termodinamika
2.7 Hukum kedua Termodinamika
2.8 Koefisien Performansi
2.9 Entropi
2.10 Mesin Pendingin (Refrigator)
2.11 Kulkas
2.12 Penguraian Konsep Termodinamika
2.12.1 Klasifikasi Sistem Termodinamika
2.12.2 Proses-Proses dalam Termodinamika
2.12.3 Hukum Kedua Termodinamika
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Penerapan Hukum kedua Termodinamika pada Kulkas
3.2.1 Komponen-Komponen pada Kulkas
3.1.1 Prinsip Kerja pada Kulkas
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.12.1 Ilustrasi klasifikasi sistem termodinamika


Gambar 2.12.2.1 Diagram Proses Isotermal
Gambar 2.12.2.2 Diagram Proses Isokhorik
Gambar 2.12.2.3 Diagram Proses Isobarik
Gambar 2.12.2.4 Diagram Proses Adiabatik
Gambar 2.12.3 Ilustrasi Hukum kedua Termodinamika
Gambar 3.1 Kulkas
Gambar 3.1.1 Prinsip Kerja pada Kulkas
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan')n adalah
fisika energi , panas, kerja, entropidan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat
dengan mekanika statistik di mana hubungan termodinamika berasal.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak
bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat
diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecuali perimbangan transfer energi
dan wujud di antara mereka dan lingkungan.
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk hukum kedua
termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan eksperimental yang dikeluarkan oleh
kelvin-plank dan clausius. Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu sistem apapun bekerja
sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah perpindahan energi sebagai panas dari
sistem dengan temperatur tertentu ke sistem dengan temperatur yang lebih tinggi. Pernyataan
kelvin planck: tidak mungkin suatu sistem beroperasi dalam siklus termodinamika dan
memberikan sejumlah netto kerja kesekeliling sambil menerima energi panas dari satu reservoir
termal.
Di masa sekarang ini hukum kedua termodinamika banyak diterapkan di bidang teknologi,
khususnya pada mesin pendingin (refrigator), contohnya kulkas.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas maka masalah dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Termodinamika ?
2. Bagaimana konsep Hukum kedua Termodinamika ?
3. Bagaimana konsep penerapan Hukum kedua Termodinamika pada kulkas ?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa itu Termodinamika.
2. Menjelaskan Hukum kedua Termodinamika.
3. Menjelaskan dan menguraikan bagaimana Hukum kedua Termodinamika diterapkan pada
kulkas.
1.4 Manfaat
1. Sebagai sumber bacaan (referensi) bagi para akademisi yang sedang menjalani pendidikan.
2. Sebagai pemahaman mengenai Termodinamika dan penerapannya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Termodinamika
Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam
termodinamika banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda
yangsedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di sekeliling (diluar) sistem
disebut lingkungan.

2.2 Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi sama halnya dengan energi kimia, potensial maupun
kinetik. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.

2.3 Suhu
Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajatpanas atau
dinginnya suatu benda.

2.4 Energi
Dalam fisika, energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui
interaksi fundamental, yang dapatdiubah bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan. Joule adalah satuan SI untuk energi, diambil dari jumlah yang diberikan pada
suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan memindahkannya sejauh 1 meter dengan gaya 1
newton.

2.5 Usaha dan Proses dalam Termodinamika


Dalam melakukan pengamatan mengenai aliran energi antara panas dan usaha dikenal dua
istilah yaitu sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut sistem,
sedangkan semua yang berada di sekeliling (di luar) sistem disebut lingkungan.Usaha yang
dilakukan oleh sistem (gas) terhadap lingkunganya bergantung pada proses proses–proses dalam
termodinamika, di antaranya proses isobarik, isokhorik, isotermik dan adiabatik.

2.6 Hukum Termodinamika


Hukum-hukum termodinamika pada prinsipnya menjelaskan peristiwa
perpindahan panas dan kerja pada proses termodinamika. Sejak perumusannya, hukum hukum
ini telah menjadi salah satu hukum terpenting dalam fisika dan berbagai cabang ilmu lainnya
yang berhubungan dengan termodinamika. Hukum-hukum ini sering dikaitkan dengan konsep-
konsep yang jauh melampau hal-hal yang dinyatakan dalam kata-kata rumusannya.

2.7 Hukum kedua Termodinamika


Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan energi yang
mungkin terjadi dengan beberapa perumusan.

1. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima kalor dari sebuah
reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi energi atau usaha luas (Kelvin Planck).
2. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus mengambil kalor dari sebuah
reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu tinggi tanpa memerlukan usaha dari
luar (Clausius).
3. Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan bertambah ketika terjadi
proses irreversibel (Clausius).

2.8 Koefisien Performansi


Koefisien performansi merupakan hasil bagi kalor Q2 yang dipindahkan dari reservoir
dingin dengan usaha W yang dibutuhkan untuk memindahkan kalor ini.

2.9 Entropi
Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam sistem per
satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha.

2.10 Mesin Pendingin (Refrigator)


Mesin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya berkebalikan dengan mesin
kalor. Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir
bersuhu tinggi dengan melakukan usaha pada sistem.

2.11 Kulkas
Kulkas atau lemari es atau lemari pendingin adalah sebuah alat rumah tangga listrik yang
menggunakan refrigerasi (proses pendingin) untuk menolong pengawetan makanan.

2.12 Penguraian Konsep Termodinamika


Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam
dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi
listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain .
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil
rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan
atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain
tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau
kekekalan energi. Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam
kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari
matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang
laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses
didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input energi
kimia dalam maka nan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi
yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi
berbagai bentuk
mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya.

2.12.1 Klasifikasi Sistem Termodinamika

Gambar 2.12.1 Ilustrasi klasifikasi sistem termodinamika


Suatu sistem thermodinamika adalah sustu masa atau daerah yang dipilih, untuk dijadikan obyek
analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan. Batasantara sistem dengan
lingkungannya disebut batas sistem.

1. Sistem tertutup
Merupakan sistem massa tetap dan identitas batas sistem ditentukan oleh ruang zat yang
menempatinya.
2. Sistem terbuka
Pada sistem ini, zat melewati batas sistem. Panas dan kerja bisa juga melewati batas
sistem.
3. Sistem terisolasi
Adalah sebuah sistem yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh lingkungannya. Sistem ini
massanya tetap dan tidak ada panas atau kerja yang melewati batas sistem.

2.12.2 Proses-Proses dalam Termodinamika


Terdapat empat proses dalam gas pada bahasan termodinamika. Usaha yang terdapat pada
gas yang mengalami proses-proses termodinamika tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

1. Proses isotermal
Gambar 2.12.2.1 Diagram Proses Isotermal
Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap. Menurut
Hukum Boyle, proses isotermal dapat dinyatakan dengan persamaan :

pV = konstan atau p1V1 = p2V2

Dalam proses ini, tekanan dan volume sistem berubah sehingga persamaan W = p ΔV tidak
dapat langsung digunakan. Untuk menghitung usaha sistem dalam proses isotermal ini
digunakan cara integral. Misalkan, pada sistem terjadi perubahan yang sangat kecil sehingga
persamaan usahanya dapat dituliskan sebagai Jika konstanta n R, dan besaran suhu (T) yang
nilainya tetap dikeluarkan dari integral, akan diperoleh :

W = nR T (lnV2 – lnV1) W = n RT ln (V2/V1) atau W = n RT ln (p2/p1)

2. Proses isokhorik

Gambar 2.12.2.2 Diagram Proses Isokhorik

Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume tetap. Menurut
Hukum Gay-Lussac proses isokhorik pada gas dapat dinyatakan dengan persamaan :
p/T = konstan atau p1/T1 = p2/T2

Oleh karena perubahan volume dalam proses isokhorik ΔV = 0 maka usahanya W = 0.

3. Proses isobarik

Gambar 2.12.2.3 Diagram Proses Isobarik

Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap. Menurut Hukum
Charles, persamaan keadaan gas pada proses isobarik dinyatakan dengan persamaan :

V/T = konstan atau V1/T1 = V2/T2

Oleh karena volume sistem berubah, sedangkan tekanannya tetap, usaha yang dilakukan oleh
sistem dinyatakan dengan persamaan :

W = pΔV = p (V2 – V1)

4. Proses Adiabatik

Proses adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada kalor (Q)
yang masuk atau keluar dari sistem (gas). Proses ini dapat dilakukan dengan cara mengisolasi
sistem menggunakan bahan yang tidak mudah menghantarkan kalor atau disebut juga bahan
adiabatik.
Adapun, bahan-bahan yang bersifat mudah menghantarkan kalor disebut bahan diatermik
Proses adiabatik ini mengikuti persamaan Poisson sebagai berikut :

p Vγ = konstan atau p1 V1γ = p2 V2γ (1–6)

Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai pV = nRT maka Persamaan (9–4)
dapat ditulis :
T1V1(γ –1) = T2 V2(γ –1) (1–7)

Dengan γ = CP/CV = konstanta Laplace, dan CP/CV > 1. CP adalah kapasitas kalor gas
pada tekanan tetap dan CV adalah kalor gas pada volume tetap.

Gambar 2.12.2.4 Diagram Proses Adiabatik

Perhatikan diagram p – V pada Gambar di atas. Dari kurva hubungan p – V tersebut, kita dapat
mengetahui bahwa:

1. Kurva proses adiabatik lebih curam daripada kurva proses isotermal.


2. Suhu, tekanan, maupun volume pada proses adiabatik tidak tetap. Oleh karena sistem tidak
melepaskan atau menerima kalor, pada kalor sistem proses adiabatik Q sama dengan nol.

Dengan demikian, usaha yang dilakukan oleh sistem hanya mengubah energi dalam sistem
tersebut. Besarnya usaha pada proses adiabatik tersebut dinyatakan dengan persamaan berikut :

W= 3/2 nRT-T = 3/2 (p1 V1 - p2 V2) (1–8)

2.12.3 Hukum Kedua Termodinamika

Gambar 2.12.3 Ilustrasi Hukum kedua Termodinamika

Ada dua perumusan untuk Hukum kedua Termodinamika, yaitu :


1. Rumusan Kelvin–Planck
Menyatakan bahwa tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus secara
terus menerus, menerima kalor dari suatu reservoir dan mengubah kalor tersebut seluruhnya
menjadi usaha luar.
2. Rumusan Clausius
Menyatakan bahwa tidak mungkin membuat mesin yang bekerja menurutsatu siklus,
mengambil kalor dari reservoir bersuhu rendah dan memberikannya pada tandon bersuhu
tinggi tanpa dilakukan kerja dari luar.

Hukum kedua termodinamika dirumuskan untuk menyatakan pembatasan-


pembatasanyang berhubungan dengan pengubahan kalor menjadi kerja, dan juga untuk
menunjukkan arah perubahan proses di alam. Dalam bentuknya yang paling umum, hukum
kedua termodinamika dirumuskan dengan mempergunakan suatu fungsi keadaan yang disebut
entropi.
Jika ∆ S as ialah perubahan entropi yangterjadi di alam semesta, maka bagi setiap proses
spontan berlaku, ∆S as > 0. Dengan memandang alam semesta itu sebagai sistem dan
lingkungan, maka dapat pula dikatakan bahwa untuk semua proses spontan berlaku, ∆S Sistem +
∆S lingkungan > 0 dengan ∆S sistem ialah perubahan entropi sistem dan ∆S lingkungan ialah
perubahan entropi lingkungan.
Ukuran penampilan dari sebuah mesin pendingin disebut koefisien performansi (diberi
lambang Cp). Koefisien performansi merupakan hasil bagi kalor Q2
yang dipindahkan dari reservoir dingin dengan usaha W yang dibutuhkan untuk memindahkan
kalor ini. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penerapan Hukum kedua Termodinamika pada Kulkas

Gambar 3.1 Kulkas

Kulkas menjadi salah satu kebutuhan yang krusial bagi rumah tangga masyarakat Indonesia di
masa sekarang. Kulkas umumnya digunakan untuk menyimpan bahan makanan mentah,sayur-
sayuran,buah-buahan,minuman kaleng,dan es krim agar tidak membusuk, tahan lama, dan tetap
terjaga awet didalam suhu yang telah dikondisikan.

3.2.1 Komponen-Komponen pada Kulkas


1. Kompresor
Kompresor merupakan bagian terpenting di dalam kulkas . Apabila di analogikan dengan
tubuh manusia, kompresor sama dengan jantung yang berfungsi memompa darah ke seluruh
tubuh begitu juga dengan kompresor. Kompresor berfungsi memompa bahan pendingin
keseluruh bagian kulkas .
2. Kondensor
Kondensor adalah alat penukar kalor untuk mengubah wujud gas bahan pendingin pada
suhu dan tekanan tinggi menjadi wujud cair. Jenis kondensor yang banyak digunakan pada
teknologi kulkas saat ini adalah kondensor dengan pendingin udara. Yang digunakan pada
sistem refrigrasi kulkas kecil maupun sedang. kondensor seperti ini memiliki bentuk yang
sederhana dan tidak memerlukan perawatan khusus .saat lemari es bekerja kondensor akan
terasa hangat bila dipegang.
3. Filter
Filter (saringan) berguna menyaring kotoran yang mungkin terbawa aliran bahan
pendingin yang keluar setelah melakukan serkulasi agar tidak masuk kedalam konpresor dan
pipa kapiler. Selain itu , bahan pendingan yang akan disalurkan pada proses berikutnya lebih
bersih sehingga dapat menyerap kalor lebih maksimal.

3. Evaporator
Evaporator berfungsi menyerap panas dari benda yang di masukkan kedalam kulkas,
kemudian evaporator menguapkan bahan pendingin untuk melawan panas dan
mendinginkannya. Sesuai fungsinya evaporator adalah alat penguap bahan pendingin agar
efektif dalam menyerap panas dan menguapkan bahan pendingin, evaporator di buat dari bahan
logam anti karat, yaitu tembaga dan almunium.
4. Thermostat
Thermostat memiliki banyak sebutan antara lain temperatur kontrol dan cool control.
Apapun sebutannya, thermostat berfungsi mengatur kerja kompresor secara otomatis bedasarkan
batasan suhu pada setiap bagian kulkas. Bisa dikatakan, thermostat adalah saklar otomatis
berdasarkan pengaturan suhu. Jika suhau evaperator sesuai dengan pengatur suhu thermostat,
secara otomatis thermostat akan memutuskan listrik ke kompresor.
4. Heater
Hampir keseluruan kulkas nofrost dan sebagian kecil kulkas defrost dilengkapi dengan
pemanas ( heater ). Pemanas berfungsi mencairkan bunga es yang terdapat di evaporator . selain
itu pemanas dapat mencegah terjadinya penimbunan bunga es pada bagian rak es dan rak
penyimpan buah di bawah rak es.
5. Fan motor
Fan motor atau kipas angin berguna untuk menghembuskan angin . pada kulkas ada dua
jenis fan
1. Fan motor evaporator
Berfungsi menghembuskan udara dingin dari evaporator keseluruh bagian rak (rak es ,
sayur ,dan buah).
2. Fan motor kondensor
Kipas angin ini diletakkan pada bagian bawah kulkas yang memiliki kondensor yang
berukuran kecil yang berfungsi mengisap atau mendorong udara melalui kondensor
dan kompresor . selain itu berfungsi mendinginkan kompresor.

6. Overload motor protector


Adalah komponen pengaman yang letaknya menyatu dengan terminal kompresor. Cara
kerjanya serupa dengan sekering yang dapat menyambung dan memutus arus listrik. Alat ini
dapat melindungi komponen kelistrikan dari kerusakan arus akibat arus yang dihasilkan
kompresor melebihi arus acuan normal.
7. Bahan pendingin (Refrigerant)
Refrigerant adalah zat yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair, ataupun
sebaliknya. Jenis bahan pendingin sangat beragam. Setiap jenis bahan pendingin memiliki
karakteristik yang berbeda.

3.1.1 Prinsip Kerja pada Kulkas

Gambar 3.1.1 Prinsip Kerja pada Kulkas

Kulkas adalah suatu unit mesin pendingin di pergunakan dalam rumah tangga, untuk
menyimpan bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan pendingin di perlukan
panas.
Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah menguap pada
suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil dari ruang pendingin, karena
itu suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan berlangsung dalam evaporator yang
ditempatkan dalam ruang pendingin. Karena sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan menjadi
dingin seluruhnya.
Lemari Es merupakan kebalikan mesin kalor. Lemari Es beroperasi untuk mentransfer
kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn yang hangat. Dengan melakukan kerja W,
kalor diambil dari daerah temperatur rendah T L (katakanlah, di dalam lemari Es), dan kalor yang
jumlahnya lebih besar dikeluarkan pada temperature tinggi Th (ruangan).
Sistem lemari Es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur tinggi
melalui penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana Q h dikeluarkan dan gas
mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah yang bertekanan tinggi , melalui katup,
ke tabung tekanan rendah di dinding dalam lemari es, cairan tersebut menguap pada tekanan
yang lebih rendah ini dan kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari es. Fluida
kembali ke kompresor dimana siklus dimulai kembali.
Lemari Es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil kalor dari
daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi) tidak mungkina ada. Ini merupakan pernyataan
Clausius mengenai hukum Termodinamika kedua. Kalor tidak mengalir secara spontan dari
benda dingin ke benda panas. Dengan demikian tidak akan ada lemari Es yang sempurna.
Jadi kesimpulannya, kulkas menggunakan penerapan Hukum kedua Termodinamika,
dan bisa dikatakan kulkas menggunakan salah satu konsep Termodinamika.

1. Cara Kerja Instalasi Mesin Kulkas


Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas itu dapat dikeluarkan kembali dari
silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke kondensor, setelah itu menuju saringan, setelah itu
menuju ke pipa kapiler dan akan mengalami penahanan. Adanya penahanan ini akan
menimbulkan suatu tekanan di dalam pipa kondensor. Sebagai akibatnya gas tersebut menjadi
cairan di dalam pipa kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus ke evaporator dan terus
menguap untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas terus dihisap lagi ke kompresor. Demilian
siklus kembali terulang.
2. Jenis Aliran Udara Pendingin
Jenis aliran udara pada lemari es ada 2 macam :
 Secara alamiah tanpa fan motor, di dalam lemari es udara dingin pada bagian atas dekat
evaporator mempunyai berat jenis lebih besar. Dari beratnya sendiri udara dingin akan
mengalir ke bagian bawah lemari es. Udara panas pada bagian bawah lemari es karena
berat jenisnya lebih kecil dan di desak oleh udara dingin dari atas, akan mengalir naik
ke atas menuju evaporator. Udara panas oleh evaporator didinginkan menjadi dingin
dan berat lalu mengalir ke bawah lagi. Demikianlah terjadi terus menerus secara
alamiah.
 Aliran udara di dalam lemari es dengan di tiup oleh fan motor, lemari es yang memakai
fan motor, dapat terjadi sirkulasi udara dingin yang kuat dan merata ke semua bagian
dari lemari es. Udara panas di dalam lemari es dihisap oleh fan motor lalu dialirkan
melalui evaporator. Udara menjadi dingin dan oleh fan motor di dorong melalui saluran
atau cerobong udara, di bagi merata ke semua bagian dalam lemari es.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja.
2. Hukum-hukum termodinamika pada prinsipnya menjelaskan peristiwa perpindahan
panas dan kerja pada proses termodinamika.
3. Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk hukum
kedua termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan eksperimental yang
dikeluarkan oleh kelvin-plank dan clausius.
4. Klasifikasi pada sistem dibagi 3, yaitu : sistem terbuka, sistem tertutum, dan sistem
terisolasi
5. Kulkas adalah salah satu contoh penerapan termodinamika di bidang teknologi yang
dapat kita temukan sehari-hari.
6. Prinsip kerja kulkas menerapkan hukum kedua termodinamika.

4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian di atas, penyusun menyarankan :
1. Karena pembahasan pada Termodinamika termasuk banyak, maka bagi para
akademisi yang sedang menjalani pendidikan dan ingin lebih tau banyak hal tentang
Termodinamika, haruslah bekerja keras dalam memahami konsep Termodinamika,
khususnya dalam penerapan di berbagai bidang.
2. Bagi pembimbing / pengajar ilmu fisika, makalah ini dapat diajarkan kepada pelajar
karena Termodinamika termasuk ke dalam materi ilmu fisika.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.org
Prinsipkerja.com
Kamus Istilah-Istilah Fisika
Sears, Zemansky, 1985 “Fisika untuk Universitas”, terj Binacipta
Micheal E. Browne, “Theory and Problem of Physics for Engineering and Scince” Schaum’s
Outline Series
Foster, Bob. 2003 “Fisika Terpadu 2” Jakarta : Erlangga
Tim Fisika SMK Teknik. 2005 “ Fisika Tingkat 2” Jakarta : PT Galaxy Puspa Mega
Putri, Intania. 2015 “Ringkasan Pintar Fisika SMA” Jakarta : Pustaka Ilmu Semesta

Anda mungkin juga menyukai