Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA


PERANG DINGIN

DIBUAT OLEH :

1. NATASYA AUDYA. M
2. NUR AZIZAH
3. NC. DORY
4. FIKRI YANTO

KELAS : XII.IPS.2

GURU PEMBIMBING : SUNARDI, S.Pd.

DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SMA NEGERI 6 LUBUKLINGGAU
2022
KATA PENGATAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya yang memberi kenikmatan yang tiada henti, baik nikkmat jasmani maupun nikmat
rohani, sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini yang insyaallah sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang sudah memberi dukugan serta
motivasi kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam
pemahaman atau penulisan, sangat besar harapan penyusun ada saran atau kritikan yang
bersifat membangun demi perbaikan penyusunan makalah yang selanjutnya, semoga makalah
ini bemanfaat bagi pembaca terutama bagi penyusun, amin…
                                                                      
 Lubuklinggau, 30 September 2022
penyusun
                                                                       

       
BAB I
PENDAHULUAN

a.     Latar Belakang
Perang dingin telah berlangsung selama  45 tahun lebih yang melibatkan USA dan
sekutunya Blok timur, sehingga kedua negara adikuasa berlomba-lomba untuk
mempengaruhi  dunia  dan menjadi pemimpin dunia dengan menyiapkan pensenjataan yang
mutaakhir, hal  ini tentu sangat menimbulkan kemungkinan meletusnya perang dunia III yang
sangat dahsyat  dan akan menghancurkan dunia ini.
Perang dingin antara blok barat dan blok timur yang semakin memanas menyebabkan
kesadaran antara USA dan USSR untuk mengurangi  ketegangan dengan mengadakan
perundingan. Perundingan tersebut antara lain:
1.Penjanjian non proliferasi nuklir (Non-Proliferation Teaty) tahun 1968 antara USA, USSR,
dan inggris. Hasil dari perjanjian ini adalah kesepakatan untuk tidak menjual senjata nuklir
atau memberikan informasi tentang persenjataan nuklir kepada negara-negara yang
tidak  mengembangkan senjata nuklir. SALT  (standar Arm Limitation Talks) : perundingan
pembalasan persenjataan strategis .
SALT Iberlangsung di Helsinki, firlandia (17 november 1969) hasilnya ditandatangani loeh
presiden Richard Nixon (USA) dan Leenid Brezhnev(USSR).
SALT II dilangsungkan fi jenewa, swiss (November 1972) hasilnya ditandatangani oleh
presiden Jimmy Carter (USA) dan pemimpin USSR, Leonid Brezhnev pada tanggal 18 juni
1979 di wina,australia.
START (strategic arms reduction treaty), perjanjian pengurangan senjata_senjata srategis
antara USH dan USSR. Hasil perjanjian ini adalah: pemusnahan nuklir dengan daya luur
berjarak menengah perundingan kesepakatan pengurangan senjata nuklir juga berkembang ke
negara atau wilayah lain. Di bangkok pada bulan desember 1995 di tandatangani Southeast
Asia Nuclear Weapons frezone oleh beberapa negara asia tenggara. Kesepakatan tengtang
wilayah yang bebas dri nuklir. Penandatangan lain juga terjadi di eropa dan afrika sebagai
bentuk realisasi dari perhentian perang dingin di dunia.
2. sampai tahun 1980 uni soviet membelanjakan 11% GNPnya untuk kepentingan militer
yang banyak di ambil dari keuntungan ekspor minyak. Tapi setelah 1980 uni soviet tak
mampu lagi membiyai ekspor minyak, sehingga mulai mengurangi ke kuatan senjata mereka
di eropa timur. Tahun1989 uni soviet menarik tentaranya dri afganistan. Akhirnya rezim
komonis mulai runtuh di eropa timur.
3. tahun 1991 uni soviet bubar, rusia dan negara-negara bagian uni soviet yang lain menjadi
negara merdeka. Runtuhnya uni soviet (USSR) DI EROPA timur menghahiri perang dingin
yang berlangsung selama kurang lebih 45 tahun.

   b. Rumusan Masalah

Ø  Bagaimana proses berakhirnya perang dingin?


Ø  Apa pengaruh berakhirnya perang dingin bagi dunia?
BAB II
PEMBAHASAN

A.Peristiwa Penting Menjelang Dan Sesudah Berakhirnya Perang Dingin

    a.1. Perang Teluk
                  Perang Teluk Persia I atau Gulf War disebabkan atas Invasi Irak atas Kuwait 2
Agustus 1990 dengan strategi gerak cepat yang langsung menguasai Kuwait. Emir Kuwait
Syeikh Jaber Al Ahmed Al Sabah segera meninggalkan negaranya dan Kuwait dijadikan
provinsi ke-19 Irak dengan nama Saddamiyat Al-Mitla` pada tanggal 28 Agustus 1990,
sekalipun Kuwait membalasnya dengan serangan udara kecil terhadap posisi posisi Irak pada
tanggal 3 Agustus 1991 dari pangkalan yang dirahasiakan.
                  Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang
Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar
sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan
produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai
perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang
melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis.
Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam
pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki.
                  Akibat invasi ini, Arab Saudi meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus
1990. Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus
1990.
                  Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul
negara-negara lain baik negara-negara Arab kecuali Syria, Libya dan Yordania serta Palestina.
Kemudian datang pula bantuan militer Eropa khususnya Eropa Barat (Inggris, Perancis dan
Jerman Barat), serta beberapa negara di kawasan Asia. Pasukan Amerika Serikat dan Eropa di
bawah komando gabungan yang dipimpin Jenderal Norman Schwarzkopf serta Jenderal
Collin Powell. Pasukan negara-negara Arab dipimpin oleh Letjen. Khalid bin Sultan.
                  Misi diplomatik antara James Baker dengan menteri luar negeri Irak Tareq Aziz
gagal (9 Januari 1991). Irak menolak permintaan PBB agar Irak menarik pasukannya dari
Kuwait 15 Januari 1991. Akhirnya Presiden Amerika Serikat George H. Bush diizinkan
menyatakan perang oleh Kongres Amerika Serikat tanggal 12 Januari 1991. Operasi Badai
Gurun dimulai tanggal 17 Januari 1991 pukul 03:00 waktu Baghdad yang diawali serangan
serangan udara atas Baghdad dan beberapa wilayah Irak lainnya serta operasi di daratan yang
mengakibatkan perang darat yang dimulai tanggal 30 Januari 1991.
                  Irak melakukan serangan balasan dengan memprovokasi Israel dengan menghujani
Israel terutama Tel Aviv dan Haifa, Arab Saudi di Dhahran dengan serangan rudal Scud B
buatan Sovyet rakitan Irak, serta melakukan perang lingkungan dengan membakar sumur
sumur minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk Persia. Sempat terjadi tawar-
menawar perdamaian antara Uni Sovyet dengan Irak yang dilakukan atas diplomasi Yevgeny
Primakov dan Presiden Uni Sovyet Mikhail Gorbachev namun ditolak Presiden Bush pada
tanggal 19 Februari 1991. Sementara Sovyet akhirnya tidak melakukan tindakan apa pun di
Dewan Keamanan PBB semisal mengambil hak veto. Israel diminta Amerika Serikat untuk
tidak mengambil serangan balasan atas Irak untuk menghindari berbaliknya kekuatan militer
Negara Negara Arab yang dikhawatirkan akan mengubah jalannya peperangan.
                  Pada tanggal 27 Februari 1991 pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait dan
Presiden Bush menyatakan perang selesai.
    a.2. Politik Apatheid di Afrika Selatan

            Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika. Banyak suku telah
menjadi penghuninya termasuk suku Khoi, Bushmen, Xhosa dan Zulu. Penjelajah Belanda
yang dikenal sebagai Afrikaner tiba disana pada 1652. Pada saat itu Inggris juga berminat
dengan negara ini, terutama setelah penemuan cadangan berlian yang melimpah. Hal ini
menyebabkan Perang Britania-Belanda dan dua Perang Boer. Pada 1910, empat republik
utama digabung di bawah Kesatuan Afrika Selatan. Pada 1931, Afrika Selatan menjadi
jajahan Britania sepenuhnya.
            Walaupun negara ini berada di bawah jajahan Britania, mereka terpaksa berbagi kuasa
dengan pihak Afrikaner. Pembagian kuasa ini telah berlanjut hingga tahun 1940-an, saat
partai pro-Afrikaner yaitu Partai Nasional (NP) memperoleh mayoritas di parlemen. Strategi-
strategi partai tersebut telah menciptakan dasar apartheid (yang disahkan pada tahun 1948),
suatu cara untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial negara dengan dominasi kulit putih dan
diskriminasi ras. Namun demikian pemerintahan Britania kerap kali menggagalkan usaha
apartheid yang menyeluruh di Afrika Selatan.
Pada tahun 1961, setelah pemilu khusus kaum kulit putih, Afrika Selatan dideklarasikan
sebagai sebuah republik. Bermula pada 1960-an, 'Grand Apartheid' (apartheid besar)
dilaksanakan, politik ini menekankan pengasingan wilayah dan kezaliman pihak polisi.
Penindasan kaum kulit hitam terus berlanjut sehingga akhir abad ke-20. Pada Februari 1990,
akibat dorongan dari bangsa lain dan tentangan hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid
khususnya Kongres Nasional Afrika (ANC), pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan
Presiden F.W. de Klerk menarik balik larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan partai-
partai politik berhaluan kiri yang lain dan membebaskan Nelson Mandela dari penjara.
Undang-undang apartheid mulai dihapus secara perlahan-lahan dan pemilu tanpa diskriminasi
yang pertama diadakan pada tahun 1994. Partai ANC meraih kemenangan yang besar dan
Nelson Mandela, dilantik sebagai Presiden kulit hitam yang pertama di Afrika Selatan.
Walaupun kekuasaan sudah berada di tangan kaum kulit hitam, berjuta-juta penduduknya
masih hidup dalam kemiskinan.
      Sewaktu Nelson Mandela menjadi presiden negara ini selama 5 tahun, pemerintahannya
telah berjanji untuk melaksanakan perubahan terutamanya dalam isu-isu yang telah diabaikan
semasa era apartheid. Beberapa isu-isu yang ditangani oleh pemerintahan pimpinan ANC
adalah seperti pengangguran, wabah AIDS, kekurangan perumahan dan pangan.
Pemerintahan Mandela juga mula memperkenalkan kembali Afrika Selatan kepada ekonomi
global setelah beberapa tahun diasingkankan karena politik apartheid. Di samping itu, dalam
usaha mereka untuk menyatukan rakyat pemerintah juga membuat sebuah komite yang
dikenal dengan Truth and Reconciliation Committee (TRC) dibawah pimpinan Uskup
Desmond Tutu. Komite ini berperan untuk memantau badan-badan pemerintah seperti badan
polisi agar masyarakat Afrika Selatan dapat hidup dalam aman dan harmonis.
            Presiden Mandela menumpukan seluruh perhatiannya terhadap perdamaian di tahap
nasional, dan mencoba untuk membina suatu jatidiri untuk Afrika Selatan dalam masyarakat
majemuk yang terpisah oleh konflik yang berlarut-larut selama beberapa dasawarsa.
Kemampuan Mandela dalam mencapai objektifnya jelas terbukti karena selepas 1994 negara
ini telah bebas dari konflik politik. Nelson Mandela meletakkan jabatannya sebagai presiden
partai ANC pada Desember 1997, untuk memberi kesempatan kepada Presiden yang baru
yaitu Thabo Mbeki. Mbeki dipilih sebagai presiden Afrika Selatan selepas memenangi pemilu
nasional pada tahun 1999, dan partainya menang tipis dua pertiga mayoritas di parlemen.
Presiden Mbeki telah mengalihkan fokus pemerintahan dari pendamaian ke perubahan,
terutama dari segi ekonomi negara.
           a.3. Konflik Kamboja

            Pada 1953, Kamboja berhasil memperoleh kemerdekaannya meskipun Perang Dunia


II dan Perang Indochina Pertama. Mereka kemerdekaan diperoleh melalui kecerdasan politik
Raja Sihanouk. Karena ingin dibebaskan dari tekanan monarki, Sihanouk turun tahta tahta dan
menjadi waktu penuh politikus.
            Dia mulai faksi politik yang disebut Masyarakat Sosialis Rakyat (Sangkum Reastr
Niyum) yang kemudian dimenangkan oleh tanah longsor di pemilu nasional tahun 1955. Pada
bagian keberhasilan itu karena popularitasnya, tetapi juga dari kebrutalan polisi di TPS.
            Pada tahun 1960, ketika ayahnya meninggal ia diangkat menjadi kepala negara
(sampai kemudian ia menjadi perdana menteri). Walaupun ia tetap netral dalam perjuangan
antara AS dan Uni Soviet mengenai ketegangan di Vietnam, ia mengubah posisinya pada
1965 dan menghilangkan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Pada saat yang sama ia membiarkan Komunis Kamboja Vietnam akses ke tanah untuk
mendirikan pangkalan. Dengan menjadi tidak stabil perekonomian Kamboja, Sihanouk
memutuskan untuk memperbaharui hubungan dengan Amerika Serikat, yang secara diam-
diam berencana pengeboman daerah yang ditengarai Kamboja perumahan Komunis Vietnam.
Sementara Sihanouk luar negeri pada tahun 1970, ia digulingkan dari kekuasaan dan
melarikan diri ke Cina. Jenderal Lon Nol, perdana menteri, yang diharapkan bantuan AS,
tetapi AS disibukkan dengan masalah Vietnam dan tidak membantu. Dalam pada itu, sejak
pasukannya sedang sakit-dilengkapi, mereka tidak bisa menghentikan invasi oleh Vietnam
Selatan, mencari Vietnam Utara.
            Untuk menambah masalah Lon Nol, Sihanouk berhasil dibujuk untuk mendirikan
sebuah pemerintahan sementara di pengasingan, yang disebut Khmer Merah. Khmer Merah
menjadi duri dalam sisi Lon Nol bersama dengan Vietnam hingga rezim Khmer runtuh.
Faktor lain yang keruntuhan adalah ulang pengeboman AS pedesaan Kamboja. Pada tahun
1975, Khmer Merah mampu mengambil alih Phnom Penh dan tidak lama kemudian, Vietnam
Utara yang menduduki Vietnam Selatan.
            Khmer Merah Kamboja merasa antipati terhadap tinggal di daerah perkotaan dan
memaksa mereka ke pedesaan di mana mereka dipaksa untuk bekerja dalam berbagai bentuk
pertanian. Leading the Khmer Merah adalah seorang pria dengan nama Saloth Sar, yang lebih
dikenal sebagai Pol Pot. The pemerintah, Demokrat Kampochea (DK), dijalankan sebagian
oleh Kamboja pedesaan yang buta huruf, tetapi telah berjuang bersama dengan Khmer Merah
dalam perang.
The ejekan dan perlakuan buruk terhadap mantan dirasakan penduduk kota ini sedikit lebih
baik daripada perlakuan terhadap orang intelektual, religius, dan mereka yang diyakini akan
melawan rezim - hukuman mereka adalah kematian. Selama Pol Pot (Khmer Merah) rezim
lebih dari dua puluh persen dari penduduk Kamboja dibunuh.
            Khmer Merah rencana untuk menyerang Vietnam dan daerah-daerah lain menjadi
bumerang ketika Kamboja Vietnam terkejut dengan serangan lebih dari 100.000 pasukan.
Mereka disertai oleh para pemberontak Komunis Kamboja dan berhasil untuk menyerbu
Phnom Penh, yang telah dikosongkan oleh Khmer Merah sehari sebelumnya.
Khmer Merah, Pol Pot di antara mereka, melarikan diri ke perbatasan Thailand-Kamboja, di
mana mereka diberikan suaka oleh pemerintah Thailand, yang ramah ke Vietnam.
            Vietnam mendirikan sebuah rezim di Kamboja yang meliputi banyak anggota Khmer
Merah serta Kamboja yang melarikan diri ke Vietnam sebelum 1975. Tidak terombang-
ambing, Khmer Merah dan pengikut menciptakan pemerintah yang bermusuhan dengan
Vietnam sedangkan di pengasingan, juga dikenal sebagai DK.
            PBB menjunjung tinggi pemerintah di pengasingan ini, dengan dukungan yang
diberikan kepadanya oleh Amerika Serikat, Cina dan Thailand. Dengan lebih banyak konflik
berikutnya antara kedua pemerintah, banyak dari Kamboja terbaik bersama-sama dengan
masyarakat umum, dengan total lebih dari setengah juta orang, kembali di negara-negara lain.

            Pada akhir 1989, Perang Dingin telah berakhir yang telah keluar dari Vietnam
Kamboja. Tanpa dukungan finansial dari Soviet, Vietnam tidak bisa mempertahankan
pasukan mereka di negeri ini.
Penarikan ini membuat hal-hal yang sulit bagi Kamboja, terutama perdana menteri, Hun Sen
Khmer Merah itu tidak menghilang, tetapi kehadiran mereka telah membuat dikenal dan
mengancam aksi militer. Sejak Kamboja itu tanpa banyak membutuhkan bantuan luar negeri,
mereka dibuang sosialisme dan berusaha mendapatkan investor tertarik di negeri ini.
Perubahan besar lain di negara nama, itu diubah menjadi Negara Kamboja (SOC), sementara
KPRP (yang saat ini memerintah Kamboja) berubah nama mereka ke Partai Rakyat Kamboja.
Sebuah usaha untuk memiliki ekonomi pasar-bebas hanya meningkat kesenjangan antara kaya
dan miskin dengan banyak pejabat pemerintah menjadi jutawan.
Pada tahun 1991, PBB, Kamboja, dan pihak-pihak lain yang tertarik datang ke suatu
kesepakatan untuk mengakhiri konflik Kamboja. Sebuah Otoritas Transisi PBB (UNTAC)
dan Dewan Nasional Tertinggi (SNC) dibentuk dan terdiri dari anggota dari berbagai faksi
dalam kamboja . Kesepakatan di Paris dan protektorat PBB mulai kompetitif politik di
Kamboja, sesuatu yang mereka tidak bertemu selama sekitar 40 tahun.
Pada bulan Mei 1993, yang disponsori UNTAC pemilihan majelis nasional, yang berakhir
mengusir rezim militer. The Kamboja menginginkan sebuah partai royalis, Funcinpec, namun
Hun Sen, yang memenangkan kedua jumlah kursi terbesar, menolak menyerahkan
kekuasaannya. Untungnya dicapai kesepakatan dan pemerintah dibentuk dengan dua perdana
menteri, Funcinpec memiliki perdana menteri pertama, Pangeran Norodom Ranariddh dan
Hun Sen menjadi perdana menteri yang kedua.
Sebuah nama untuk mengubah negara itu secara berurutan, sehingga pada tahun 1993
Kamboja menjadi dikenal sebagai Kerajaan Kamboja dan menjadi Raja Sihanouk sekali lagi
setelah mengesahkan suatu konstitusi baru yang menetapkan kembali monarki. Setelah
perubahan ini dilakukan, PBB tidak lagi menerima DK sebagai partai yang berkuasa,
sehingga menyebabkan mereka (DK) untuk kehilangan kursi dan kekuasaan dalam PBB.
            Tentatif kompromi antara Funcinpec dan CPP runtuh pada 1997 ketika Pangeran
Ranariddh ini di luar negeri. Hun Sen mengambil keuntungan dari ketidakhadiran Pangeran
dan pengambilalihan menyelenggarakan kekerasan untuk menggantikannya. Dia digantikan
Pangeran Ranariddh dengan anggota lain dari Funcinpec, tapi kali ini dengan satu yang lebih
mudah dimanipulasi dan patuh. Meskipun pengambilalihan ini, pemilihan umum tahun 1998
telah dilakukan, tetapi bukan tanpa pengamatan asing.
            Meskipun dinyatakan pemungutan suara adil, CPP diganggu oposisi itu dan mengikuti
pemilihan umum banyak yang dimasukkan ke dalam penjara, sementara beberapa orang
lainnya tewas. Sekali lagi, hasilnya tidak diterima, tetapi kali ini Pangeran Ranariddh yang
menentangnya. Namun lagi lain dicapai kesepakatan dengan Hun Sen sebagai satu-satunya
perdana menteri dan dengan Pangeran Ranariddh sebagai ketua majelis nasional.
Keadaan menstabilkan di Kamboja, tetapi bukan tanpa bantuan dan dukungan dari bantuan
luar negeri. Dengan minat dunia luar berkurang, bantuan itu terus menurun, mengecilkan hati
setiap hich adalah harapan untuk kemajuan ekonomi dan demokrasi.
B.Pengaruh Berakhirnya Perang Dingin di Dunia
b.1. Runtuhnya Uni Soviet (USSR)
        b.1.1..Lenin (1917-1924)

Vladimir Illich Ulyanov (kemudian dikenal sebagai Lenin) lahir di Simbirsk, Rusia, pada 10
April 1870. Ayahnya, Ilya Ulyanov, seorang inspektur sekolah-sekolah lokal, diselenggarakan
pandangan konservatif dan merupakan anggota saleh Gereja Ortodoks Rusia. Lenin sangat
dipengaruhi oleh pandangan politik revolusioner kakaknya, Alexander Ulyanov, yang
memperkenalkannya pada ide-ide dari Karl Marx.
            Lenin menempuh pendidikan di Simbirsk Gymnasium. Kepala sekolahnya adalah FI
Kerensky, ayah dari Alexander Kerensky. Walaupun Lenin membenci pandangan konservatif
guru-gurunya ia masih berhasil melakukannya dengan baik dalam ujian.
            Di tujuh belas Lenin membaca novel utopis, Apa yang harus Dilakukan? Oleh Nikolai
Chernyshevsky. Seiring dengan Alexander Ulyanov dan Karl Marx, Chernyshevsky adalah
pengaruh terbesar pada awal perkembangan politik.

Pada 1887 Lenin saudara, Alexander Ulyanov, seorang anggota People's Will, dieksekusi
karena terlibat dalam komplotan untuk membunuh Tsar Alexander III. Sebagai saudara dari
sebuah negara kriminal, usaha dilakukan untuk menghentikan Lenin dari masuk universitas.
Akhirnya ia diizinkan untubelajar hukum di Universitas Kazan.
            Sementara di universitas Lenin menjadi terlibat dalam politik. Setelah satu
demonstrasi protes ia ditangkap dan dibawa ke kantor polisi setempat. Salah satu petugas
polisi bertanya: "Mengapa kau memberontak, anak muda? Lagi pula, ada dinding di depan
Anda." Lenin percaya diri menjawab: "Dinding goyah, Anda hanya perlu mendorongnya
untuk itu jatuh di atas."
            Lenin sekarang diusir dari Kazan University dan begitu ia pergi ke St Petersburg dan
dipelajari sebagai mahasiswa eksternal. Setelah melewati ujian hukum-Nya pada tahun 1891,
Lenin mulai berlatih hukum di Samara.

            Lenin pindah ke St Petersburg pada tahun 1893. Dia melanjutkan keterlibatannya


dalam politik dan pada 1895 pergi ke Swiss untuk bertemu George Plekhanov, Pavel Axelrod,
Vera Zasulich dan Lev Deich dan anggota dari Partai Buruh Pembebasan kelompok.

            Ketika Lenin kembali ke Rusia, Lenin dan sekelompok teman, termasuk Jules Martov
dan Nadezhda Krupskaya, membentuk Persatuan Perjuangan untuk Emansipasi Working
Class.
            Tahun 1896 Lenin ditangkap dan dihukum tiga tahun internal pengasingan di Siberia.
Nadezhda Krupskaya bergabung Lenin di Shushenskoye dan mereka menikah pada bulan Juli,
1898. Meskipun tinggal di pengasingan Lenin Perkembangan Kapitalisme di Rusia, yang
Tugas Sosial Demokrat Rusia, serta berbagai artikel untuk jurnal sosialis. Lenin dan
Krupskaya juga diterjemahkan dari bahasa Inggris ke Bahasa Rusia, The Theory and Practice
dari serikat buruh oleh Sidney Webb dan Beatrice Webb.

            b.1.2. Stalin (1924-1953)
                        Iosif (Josef) Vissarionovich Stalin (Bahasa Rusia: Иосиф Виссарионович
Сталин, Iósif Vissariónovich Stálin), nama asli Ioseb Jughashvili (Bahasa
Georgia: იოსებ ჯუღაშვილი, bahasa Rusia: Иосиф Джугашвили, Iósif Dzhugashvíli;)
(lahir 18 Desember 1878 – meninggal 5 Maret 1953 pada umur 74 tahun) adalah
pemimpin Uni Soviet dan seorang diktator yang sangat lalim, dikenal juga dengan sebutan
"Manusia Baja" sebagai namanya (Stalin atau Steel Man). Ia diperkirakan telah
memerintahkan pembunuhan sekitar 30 juta jiwa penduduk Rusia dan negara-negara
sekitarnya. Ia juga dikenal sebagai orang yang membenci agama. Awalnya ia
masuk seminari di Tbilisi, namun ia kemudian menjadi tak percaya lagi pada Tuhan setelah
membaca buku Asal-usul Spesies karya Charles Darwin.
                        Ia tampil sebagai pemimpin partai komunis di Uni Soviet. Saingan utama
Stalin adalah Leon Trotsky, Trotsky berhasil diusir keluar dari Rusia kemudian dibunuh di
Meksiko sekitar tahun 1940. Menjelang tahun 1924 Stalin menjadi Pemimpin Uni Soviet. Ia
memperlakukan saingannya atau siapapun yang melawannya dengan kejam. Mereka semua
dihukum mati sebagai musuh negara Sovyet atau menjebloskannya ke dalam kamp-kamp
penjara. Dalam Perang Dunia II (1939-1945) Rusia berperang bersama Inggris serta Amerika
Serikat melawan Jerman. Tetapi seusai perang Stalin "memasang Tirai Besi" antara sekutu
Barat dan Rusia dan sebagian besar negara di Eropa Timur dijadikan negara Komunis. Stalin
berkuasa sampai saat kematiannya pada usia 73 tahun. Pada masa pemerintahannya ia tidak
hanya mengawasi seluruh negara Rusia, melainkan juga negara-negara di luar Rusia

        b.1.3..Khrushchev (1954-1964)
                        Nikita Sergeyevich Khrushchev (lahir dengan nama (Rusia): Ники́та
Серге́евич Хрущёв; Nikita Sergyevich Chrushyov di Kalinovka, Kursk, Ukraina, 17
April 1894 – meninggal 11 September 1971 pada umur 77 tahun) adalah seorang
negarawan Uni Soviet. Setelah mangkatnya Stalin dan perebutan kekuasaan, ia menjabat
sebagai Sekjen Partai Komunis Uni Soviet dari tahun 1953 sampai 1964, dan sebagai Perdana
Menteri dari tahun 1958 hingga 1964. Pada tahun 1964 ia dilengserkan oleh Partai
Komunis dan digantikan oleh Leonid Brezhnev
                        Khruschev banyak mengkritik gaya Stalin dalam memimpin Uni Soviet,
sehingga sejumlah pengikut Stalin tidak begitu senang dengan dirinya.
Kebijakan-kebijakan penting selama pemerintahan Khrushchev di Soviet.
      Tahun 1955 mendirikan Pakta Warsawa, sebagai tandingan dari NATO
      Tahun 1956 militer Uni Soviet mengintervensi Hungaria
      Mendukung Mesir selama Krisis Terusan Suez tahun 1956
      Perpecahan Tiongkok-Soviet akibat Krushchev bernegosiasi dengan negara-negara barat dan
menolak menolong program angkasa China
      Memulai program angkasa Soviet, yang berhasil mengirim satelit Sputnik dan kosmonot Yuri
Gagarin ke luar angkasa.
      Menyetujui pembangunan Tembok Berlin di tahun 1961
Menempatkan rudal-rudal nuklir di Kuba, sehingga memicu Krisis Rudal Kuba di tahun 1962.

        b.1.4.Brezhnev (1964-1984)
Leonid Ilyich Brezhnev (bahasa Rusia: Леонид Ильич Брежнев) (Kamenskoye
(sekarang Dniprodzerzhyns'k), Ukraina, 9 Desember 1906 - 10 November 1982) adalah
pemimpin Uni Soviet dari tahun 1964 sampai 1982, meski pada awalnya bersama dengan
orang lain. Ia adalah Sekjan Partai Komunis Uni Soviet dari tahun 1964 sampai 1982, dan dua
kali menjabat sebagai ketua Presidium Dewan Tertinggi Soviet dari
tahun 1960 sampai 1964 dan dari tahun 1977 sampai 1982.

               b.1.5.Andropov (1985)
                        Andropov adalah anak seorang pejabat kereta api Konstantinovich Vladimir
Andropov, yang merupakan anggota dari Don Cossack keluarga bangsawan. Ibunya adalah
Yevgenia Karlovna Fleckenstein, putri seorang kaya Moskow pengusaha, Karl Franzovich
Fleckenstein, seorang Jerman Rusia dari Vyborg .  Seorang bangsawan dan revolusioner
bernama Sergei Vasilevich Andropov (1873-1955) adalah seorang relatif.
Ia dididik di Rybinsk Air Transport Technical College sebelum ia bergabung Komsomol pada
tahun 1930. Ia menjadi anggota Partai Komunis pada tahun 1939 dan Sekretaris Pertama
Komite Pusat Komsomol di Uni Republik Finlandia Karelo-1940-1944. Selama Perang Dunia
II, Andropov mengambil bagian dalam gerilya partisan kegiatan. Sejak 1944 dan seterusnya,
ia meninggalkan pesta Komsomol untuk bekerja. Pada tahun 1947 ia terpilih sebagai
Sekretaris Kedua Komite Pusat dari Partai Komunis (bolshevik) dari SSR Karelo-
Finlandia.  Ia pindah ke Moskow pada 1951 dan bergabung dengan pihak sekretariat. Pada
tahun 1954, ia menjadi Duta Besar Soviet ke Hungaria.
Pada tahun 1954, Andropov menjadi Duta Besar Soviet di Hungaria dan memegang posisi ini
selama Revolusi Hongaria 1956. Setelah peristiwa ini, Andropov menderita "Hungaria
kompleks", menurut sejarawan Christopher Andrew: "ia telah menyaksikan dengan ngeri dari
jendela dari kedutaan sebagai petugas dari dinas keamanan Hungaria benci itu digantung dari
tiang lampu. Andropov tetap menghantui bagi sisa hidupnya dengan kecepatan yang
tampaknya mahakuasa Komunis negara satu partai mulai menjatuhkan. Ketika rezim-rezim
Komunis lain kemudian tampak berisiko - di Praha pada tahun 1968, di Kabul pada 1979, di
Warsawa pada tahun 1981, ia yakin bahwa, seperti di Budapest pada tahun 1956, hanya
angkatan bersenjata yang bisa menjamin kelangsungan hidup mereka "[
Andropov memainkan peran penting dalam menghancurkan Revolusi Hongaria. Dia yakin
yang enggan Nikita Khrushchev bahwa intervensi militer diperlukan.  Dia ditipu Imre Nagy
dan pemimpin Hongaria lain bahwa pemerintah Soviet tidak memerintahkan serangan
terhadap Hungaria pada saat serangan ini.  Para pemimpin Hongaria Nagy ditangkap dan
dihukum mati.

          b.1.6. Chernenko (1985)


                        Andrei Andreyevich Gromyko (Rusia: Андре́й Андре́евич
Громы́ко; Belarusia: Андрэй Андрэевіч Грамыка}}; 18 Juli [K.J.: 5 Juli] 1909 – 2
Juli 1989) adalah seorang politikus dan diplomat Soviet. Ia menjabat Menteri untuk Urusan
Luar Negeri Uni Soviet (1957-1985) dan Ketua Presidium Kekuasaan Soviet (1985-1988).
                        Ia juga pernah menjabat Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet dan
menjadi pemimpin Uni Soviet pada 13 Februari 1984 sampai mangkatnya, 11 bulan
kemudian. Chernenko juga ketua Dewan Tertinggi Soviet dari 11 April 1984 sampai
meninggalnya.
            Perang Kamboja-Vietnam (Vietnam: Chiến dịch phản công biên giới Tây-Nam Việt
Nam) adalah konflik yang terjadi antara Republik Sosialis Vietnam dan Kamboja. Perang ini
dimulai dengan invasi dan pendudukan Vietnam terhadap Kamboja dan penurunan Khmer
Merah dari kekuasaan.
            Konflik ini juga mengemukakan bagaimana perpecahan Tiongkok-Soviet telah
merusak

               b.1.7.  Mikhail Gorbachev
                        Mikhail Sergeyevich Gorbachyov (bahasa Rusia: Михаи́л Серге́евич
Горбачёв}}, Mihail Sergeevič Gorbačëv, IPA: [mʲɪxʌˈil sʲɪrˈgʲejɪvʲɪʨ gərbʌˈʨof], dilafalkan
sebagai: mi-kha-ILL ser-GE-ye-vich gor-bah-CHOFF) dengan panggilan Gorbachev; lahir
di Stavropol, 2 Maret 1931; umur 78 tahun) adalah politikus Rusia. Ia adalah mantan
pimpinan Uni Soviet, periode 1985 hingga bubarnya pada tahun 1991. Pada 11 Maret 1985, ia
menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet ketika menggantikan Konstantin
Chernenko*. Ia melakukan perubahan besar-besaran dalam sistem perekonomian dan politik.
Akibatnya, Uni Soviet bubar. Ia meraih Piala Nobel Perdamaian pada tahun 1990. Ia
mengundurkan diri sebagai Presiden Uni Soviet pada 25 Desember 1991 menyusul kudeta
oleh kelompok garis keras di Moskow pada Agustus 1991. Ketika itu terjadi pertentangan atas
rencana mengubah bentuk negara. Usahanya bereformasi yang disebut Perestroika untuk
mengakhiri Perang Dingin secara tak sengaja juga mengakhiri Uni Soviet dan posisinya yang
dominan di dunia.

b.2. Bersatunya Jerman
                  Penyatuan kembali Jerman (Jerman Deutsche Wiedervereinigung) berlangsung
pada tanggal 3 Oktober 1990, ketika mantan daerah Republik Demokratis Jerman ("Jerman
Timur") digabungkan ke dalam Republik Federal Jerman ("Jerman Barat").
                  Selepas pemilihan umum bebas pertama Jerman Timur pada tanggal 18 Maret
1990, rundingan di antara Jerman Timur dan Jerman Barat selesai dalam satu kesatuan
perjanjian, manakala rundingan di antara Jerman Timur dan Jerman Barat serta empat kuasa
pendudukan menghasilkan kononnya "Perjanjian dua tambah empat" yang menegaskan
kedaulatan penuh kepada negara kesatuan Jerman.
                  Negara Jerman yang telah bersatu menjadi anggota Komunitas Eropa
(kemudian Uni Eropa) dan NATO. Istilah "Penyatuan kembali" digunakan berbeda dengan
persatuan awal Negara Jerman pada tahun 1871. Walaupun biasanya disebut dengan istilah
"Penyatuan kembali", ia sebenarnya suatu "penyatuan" bagi negeri Jerman kepada satu entitas
yang lebih besar, yang tidak pernah ada sebelum ini (lihat Sejarah Jerman). Para politisi
Jerman sendiri menghindari pemakaian istilah seperti ini dan lebih suka menyebutnya sebagai
die Wende.

    b.2.1. Pemisahan Jerman Barat dan Jerman Timur


                  Selepas habisnya Perang Dunia II di Eropa, Negara Jerman telah dibagi-bagi
menjadi empat zona pendudukan. Ibu kota lama Berlin, sebagai pusat Dewan Kontrol Tentara
Sekutu sendiri dibagi menjadi empat zona. Meskipun niat kuasa pendudukan adalah untuk
mengawal Jerman bersama-sama dari tahun 1947, kedatangan Perang Dingin menyebabkan
Perancis, Britania Raya dan Amerika Serikat menggabungkan zona-zona mereka ke dalam
Republik Federal Jerman (dan Berlin Barat) pada 1949, tidak termasuk zona Uni Soviet yang
kemudian menjadi Republik Demokratik Jerman (termasuk Berlin Timur) pada tahun yang
sama. Selain itu, sejajar dengan syarat-syarat Konferensi Yalta pada Februari 1945, wilayah-
wilayah timur Pomerania dan Silesia, serta separuh daripada selatan Prusia Timur, diberikan
kepada Polandia dan separuh daripada utara Prusia Timur (kini dikenal sebagai Kaliningrad
Oblast) diberikan kepada Uni Soviet.
                  Jerman Barat dan Jerman Timur kedua-dua mengklain sebagai pengganti sah bagi
penduduk Kerajaan Jerman yang Lama (Deutsches Reich). Bagaimanapun jua, Jerman Timur
mengubah pendapatnya selepas itu, dan menyatakan bahwa Negara Jerman telah berhenti ada
pada tahun 1945 dan bahwa kedua-dua Jerman Barat dan Jerman Timur adalah negara baru.
Rencana pertama untuk menyatukan bagi-bagian wilayah Jerman diajukan oleh Josef
Stalin pada 1952 di bawah syarat-syarat sebagaimana yang kemudian diambil
untuk Austria (lihat Perjanjian Negeri Austria). Ia memerlukan penciptaan satu Negara
Jerman yang netral dengan sebuah perbatasan timur yang disebut sebagai Perbatasan Oder-
Neisse dan semua pasukan bersekutu dipindahkan pada tahun yang sama. Pemerintahan
Jerman Barat di bawah Kanselir Konrad Adenauer lebih menyukai integrasi lebih dekat
dengan Eropa Barat dan meminta Penyatuan kembali dirundingkan dengan syarat pemilihan
umum seluruh Jerman dan dipantau Dunia Internasional. Syarat ini ditolak oleh Uni Soviet.
Satu lagi rencana Stalin ialah melibatkan Penyatuan kembali Negara Jerman dengan
mengikuti perbatasan sesuai tanggal 31 Desember 1937 di bawah syarat bahwa Negara
Jerman bergabung dengan Pakta Warsawa (Blok Timur).
Mulai 1949 dan seterusnya, Republik Federal Jerman dibangun menjadi suatu negara barat
kapitalis dengan sebuah "ekonomi pasar sosial" dan pemerintahan demokratis berparlemen.
Pertumbuhan ekonomi berpanjangan bermula dalam 1950 dan menghasilkan satu "keajaiban
ekonomi" 30-tahun (Wirtschaftswunder). Manakala di Republik Demokratis Jerman
menubuhkan suatu pemerintahan otoriter dengan suatu gaya meniru ekonomi Uni Soviet.
Walaupun Jerman Timur menjadi terkaya dan negara paling maju di Blok Timur, banyak dari
warganya yang masih melihat ke Barat untuk kebebasan politik dan kemakmuran ekonomi.
Pelarian orang Jerman Timur ke negara non-komunis melalui Berlin Barat menyebabkan
Jerman Timur menegakkan satu sistem penjagaan perbatasan ketat (yang mana Tembok
Berlin adalah bagian darinya) pada 1961 untuk mencegah pelarian massal ini.
Pemerintahan Jerman Barat dan sekutu NATO-nya pada mulanya tidak mengakui Republik
Demokratis Jerman (Jerman Timur) atau Republik Rakyat Polandia, mengikut Doktrin
Hallstein. Hubungan antara Jerman Timur dan Jerman Barat senantiasa dingin sehingga
Kanselir Barat Willy Brandt melancarkan pemulihan hubungan baik yang kontroversial
dengan Jerman Timur (Ostpolitik) pada tahun 1970-an.

         b.2.2.Berakhirnya pemisahan (die Wende)


                  Pada pertengahan tahun 1980-an Penyatuan kembali Jerman oleh rakyat Jerman
Barat dan Timur secara luas dianggap sebagai suatu cita-cita atau harapan tinggi tak terhingga
yang sulit dicapai. Namun harapan untuk Penyatuan kembali Jerman tiba-tiba muncul kembali
dengan reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev di
tahun 1985. Setelah ini angin perubahan mulai berhembus di Blok Timur, dan memunculkan
harapan baru di dalam Jerman Timur.
                  Pada bulan Agustus 1989, pemerintahan reformis Hongaria menghilangkan
peraturan ketat di perbatasannya dengan Austria dan pada September lebih dari 13.000 warga
Jerman Timur bisa melarikan diri ke Barat melalui Hongaria. Ribuan warga Jerman Timur
berusaha mencapai Jerman Barat dengan mengadakan aksi pendudukan kantor-kantor
perwakilan diplomatik Jerman Barat di ibu kota-ibu kota negara-negara Eropa Timur,
terutama di Praha, Cekoslowakia. Pemerintahan Republik Demokratis Jerman (Jerman Timur)
lalu mengumumkan akan memberikan fasilitas dengan mengoperasikan kereta-kereta api
ekstra yang membawa mereka ke Jerman Barat dan menyatakan bahwa mereka mengusir
"para pengkhianat antisosial yang tak bertanggung jawab dan kaum kriminal". Sementara itu
demonstrasi menentang rezim Jerman Timur berawal di tanah air sendiri, terutama yang
paling penting adalah demonstrasi-demonstrasi Senin di Leipzig.
Pada tanggal 6–7 Oktober 1989, Gorbachev melawat Jerman Timur untuk memperingati hari
ulang tahun Jerman Timur yang ke-40 dan mendorong para pemimpin Jerman Timur untuk
menerima perubahan. Berhadapan dengan huru-hara, pemimpin Jerman Timur Erich
Honecker telah dipaksa untuk meletakkan jabatan pada 18 Oktober 1989 oleh
anggota Politburonya sendiri dan digantikan oleh Egon Krenz. Hal ini diikuti dengan
pengunduran diri besar-besaran anggota kabinet Jerman Timur yang akhirnya jatuh pada
tanggal 7 November. Lalu Gunther Schwabowski sebagai juru bicara pemerintahan Jerman
Timur pada tanggal 9 November malam mengumumkan di televisi bahwa semua restriksi
perjalanan ke Jerman Barat dihilangkan. Semula warga Jerman Timur kurang mengerti
maksud pernyataannya. Setelah itu jutaan warga Jerman Timur berbondong-bondong pergi ke
pos-pos perbatasan yang kemudian dibuka oleh para penjaga perbatasan. Setelah itu banyak
warga Jerman baik Barat dan Timur memberanikan diri merusak Tembok Berlin. Peristiwa ini
menjadi salah satu peristiwa berita mengesankan pada abad ke-20.
                  Pada tanggal 18 Maret 1990 pemilihan umum bebas pertama dan satu-satunya
dalam sejarah Jerman Timur telah dilaksanakan. Pemerintahan yang dipilih diberi mandat
utama untuk berunding dengan Jerman Barat masalah persatuan dan membubarkan dirinya
sendiri. Seorang ahli ideologi ternama Jerman Timur dalam 1989, menyatakan "Polandia akan
tetap menjadi Polandia meskipun komunisme runtuh, tetapi tanpa komunisme negara Jerman
Timur tidak mempunyai alasan untuk tetap berdiri."
                  Di bawah Perdana Menteri Lothar de Maizière, Jerman Timur berunding dengan
Jerman Barat, Britania Raya, Perancis, Amerika Serikat dan Uni Soviet mengenai syarat-
syarat untuk Penyatuan kembali Jerman. Karena keberatan Uni Soviet bahwa Jerman Timur
ditarik menjadi anggota NATO, maka sebuah perjanjian dibuat bahwa Jerman yang bersatu
boleh tetap menjadi anggota NATO, namun tentara NATO tidak boleh ditaruh di Jerman
Timur. Selain itu Kanselir Helmut Kohl meyakinkan para pemimpin Perancis dan Britania
Raya bahwa mereka tidak perlu khawatir bahwa sebuah Jerman yang bersatu akan
mengancam mereka dengan berjanji bahwa sebuah Negara Jerman bersatu akan lebih
berusaha berintegrasi dengan Uni Eropa.
Paralel dengan perundingan multilateral, rundingan bilateral antara pemerintahan Timur dan
Barat berlangsung dan menuju pada penanda tangan perjanjian pada tanggal 18 Mei 1990
untuk Uni Ekonomi, Sosial dan Moneter yang berlaku mulai tanggal 1 Juli 1990. Pada tanggal
23 Agustus, Volkskammer (Parlemen Jerman Timur) mengesahkan tanggal 3 Oktober 1990
sebagai tanggal bergabungnya Jerman Timur dengan Jerman Barat.
Einigungsvertrag ("Perjanjian Persatuan") telah ditanda tangani pada tanggal 31 Agustus 1990
oleh wakil-wakil Jerman Barat dan Jerman Timur. Pada tanggal 12 September 1990
Perjanjian Penyelesaian Akhir yang Berkenaan dengan Negara Jerman ("Perjanjian Dua
tambah Empat") telah ditandatangani dan secara resmi mendirikan ulang kedaulatan kedua-
dua negara Jerman.

     b.2.3. Penyatuan kembali
                  Negara Jerman secara resmi dipersatukan kembali pada tanggal 3 Oktober 1990
ketika enam negara bagian Jerman Timur (Bundesländer); Brandenburg, Mecklenburg-
Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thüringen, dan Berlin bersatu secara resmi
bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat), memilih salah satu dari dua opsi
yang diterapkan dalam Konstitusi Jerman Barat (Grundgesetz). Maka dengan masuknya
secara resmi lima negara bagian Jerman yang kembali didirikan ke Jerman Barat sesuai Pasal
23, lalu wilayah di mana Grundgesetz (Undang-Undang Dasar) berlaku diperluas untuk
memuat mereka. Alternatifnya ialah bahwa Jerman Timur bergabung secara keseluruhan
dalam rangka persatuan resmi antara dua negara Jerman, yang lalu antara lain harus membuat
Konstitusi baru bagi negara yang baru saja didirikan. Meski opsi yang dipilih lebih sederhana,
hal ini telah menjadi alasan adanya sentimen-sentimen tertentu di Timur bahwa mereka telah
"diduduki" atau "dianeksasi" oleh Republik Federal Jerman yang lama (Jerman Barat).
                  Untuk memudahkan proses ini dan untuk meyakinkan negara-negara lain, Jerman
Barat membuat beberapa perubahan kepada "Undang-undang Dasar". Pasal 146 diubah
sehingga Pasal 23 dari konstitusi yang berlaku bisa dipakai untuk Penyatuan kembali. Lalu,
jika lima "negara bagian yang telah didirikan ulang" di Jerman Timur sudah bergabung, maka
Undang-Undang Dasar bisa diubah lagi untuk menyatakan bahwa tidak ada daerah Jerman
lainnya yang ada di luar wilayah negara kesatuan yang belum bergabung. Namun konstitusi
ini bisa diubah lagi di masa depan dan hal ini masih memungkinkan diambilnya sebuah
konstitusi lain di masa depan oleh bangsa Jerman.
Pada tanggal 14 November 1990 pemerintah Jerman menanda tangani sebuah perjanjian
dengan Polandia yang menyangkut perbatasan mereka yang dikenal sebagai Perbatasan Oder-
Neisse, dan demikian, melepaskan tuntutan mereka
untuk Silesia, Pomerania, Danzig (Gdańsk), dan Prusia Timur. Bulan berikut, pemilihan
umum bebas pertama bagi seluruh rakyat Jerman semenjak tahun 1932, diadakan. Hasil
pemilu ialah mayoritas yang bertambah besar bagi pemerintahan koalisi Helmut Kohl.

     b.2.4.Efek persatuan ulang


                  Di seantero mantan wilayah Jerman Timur ditemukan banyak fasilitas-fasilitas
militer yang telah ditinggalkan. Barak Nedlitz dekat Potsdam, seperti dilihat pada bulan
Agustus 2002, sedang dikembangkan kembali.
Biaya persatuan ulang telah menimbul suatu beban yang berat kepada ekonomi Jerman dan
telah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jerman menjadi tersendat-sendat dalam tahun-
tahun terakhir ini. Biaya persatuan ulang diperkirakan berjumlah lebih dari € 15 trilyun
(pernyataan Freie Universität Berlin) . Jumlah ini lebih besar daripada hutang negara Jerman.
Sebab utama untuk biaya yang sangat besar ini adalah lemahnya ekonomi Jerman Timur,
khususnya jika diperbandingkan dengan Jerman Barat; lalu nilai tukar di antara mata uang
Jerman Timur dan Jerman Barat yang secara artifisial ditinggikan demi alasan politik, dengan
hasil Jerman Barat harus melunasi rekening ini.
                  Walaupun dilakukan investasi besar-besaran oleh Jerman Barat, banyak
perusahaan Jerman Timur hancur ketika harus bersaing dengan Jerman Barat. Malah sapa
sekarang, pemerintah Jerman memberikan lebih dari € 10 milyar demi perkembangan negara-
negara bagian yang terletak di mantan Jerman Timur.
                  Selama tahun 1980-an, ekonomi kapitalis Jerman Barat menjadi makmur,
sedangkan ekonomi komunis Jerman Timur merosot; sesudah itu, suplai barang-barang dan
jasa ke Jerman Timur menegangkan sumber penghasilan Barat.
                  Industri yang dulu tidak perlu bersaing karena didukung oleh pemerintah Jerman
Timur harus diswastanisasikan, seringkali hal ini menghasilkan kebangkrutan mereka.
                  Sebagai akibat daripada persatuan ulang, kebanyakan mantan daerah Jerman
Timur telah kehilangan industrinya, menyebabkan suatu pengangguran yang bisa sebesar kira-
kira 25 % di beberapa bagian daerah. Semenjak itu, ratusan ribu warga mantan Jerman Timur
secara berkesinambung berhijrah ke wilayah barat untuk mencari pekerjaan. Hal ini
menyebabkan wilayah timur kehilangan tenaga-tenaga kerja profesional.
                  Menurut Bank Sentral Jerman (Bundesbank) sebab dari banyak masalah di
ekonomi Jerman sejatinya berakar pada persatuan ulang ini dan bukannya introduksi mata
uang Euro pada tahun 2002 seperti dinyatakan oleh banyak ekonom.
 
Diposkan oleh Weiliem Abubakar di 00.25

b.3. Kemelut Yugosslavia
                  Pasca Perang Dunia II Yugoslavia dalam banyak hal model  Tentang bagaimana
membangun sebuah negara multinasional. Federasi ini dibangun terhadap latar belakang
ganda: perang antar-Yugoslavia yang telah didominasi oleh Serbia kelas penguasa dan
perang-waktu pembagian negeri, sebagai Fasis Italia dan Nazi Jerman membagi negara
terpisah dan disahkan nasionalis ekstrim Kroasia faksi yang disebut Ustaše yang melakukan
genosida melawan. Faksi kecil nasionalis Bosnia bergabung dengan pasukan Axis dan
menyerang Serbia sementara ekstrim nasionalis Serbia terlibat dalam serangan di Bosnia dan
Kroasia.
                  Kekerasan etnis hanya berakhir. Ketika multietnis Partisan Yugoslavia mengambil
alih negara pada akhir perang dan dilarang nasionalisme dari dipromosikan secara terbuka.
Keseluruhan relatif damai ini tetap dipertahankan di bawah kekuasaan Tito, meskipun terjadi
protes-protes nasionalis, tetapi ini biasanya ditekan dan pemimpin nasionalis ditangkap dan
ada yang dieksekusi oleh pejabat Yugoslavia. Namun satu protes di Kroasia pada 1970-an,
yang disebut "Kroasia Musim Semi" didukung oleh sejumlah besar Kroasia yang menyatakan
bahwa Yugoslavia tetap menjadi Serbia dan menuntut agar hegemoni kekuasaan Serbia
dikurangi. Tito yang rumahnya republik itu Kroasia sedang prihatin terhadap stabilitas negara
dan menanggapi dengan cara untuk menenangkan kedua Kroasia dan Serbia, ia
memerintahkan penangkapan Kroat pemrotes, sementara pada saat yang sama mengakui
untuk sebagian dari tuntutan mereka. Pada tahun 1974, pengaruh Serbia di negara itu
berkurang secara signifikan sebagai provinsi otonom diciptakan dalam etnis mayoritas
penduduknya Albania-Kosovo dan berpenduduk campuran Vojvodina. Provinsi otonom ini
memegang hak suara yang sama seperti republik namun tidak seperti republik, mereka tidak
bisa secara hukum terpisah dari Yugoslavia. Puas konsesi ini Kroasia dan Slovenia, tapi di
Serbia dan di provinsi otonom baru Kosovo, reaksi berbeda. Serbia melihat konstitusi baru
sebagai mengakui untuk Kroat dan etnis Albania nasionalis. Etnis Albania di Kosovo melihat
pembentukan sebuah provinsi otonom sebagai tidak menjadi cukup, dan menuntut bahwa
Kosovo menjadi republik konstituen dengan hak untuk memisahkan diri dari Yugoslavia. Hal
ini menciptakan ketegangan dalam kepemimpinan Komunis, khususnya di antara para pejabat
Serbia Komunis yang dibenci tahun 1974 konstitusi sebagai serbia melemahnya pengaruh dan
membahayakan kesatuan negara dengan membiarkan republik yang tepat untuk memisahkan.

                  Krisis ekonomi meletus pada 1970-an yang merupakan produk dari kesalahan
bencana oleh pemerintah Yugoslavia, seperti meminjam dalam jumlah sangat besar modal
Barat dalam rangka untuk mendanai pertumbuhan melalui ekspor. Ekonomi Barat lalu
memasuki resesi, diblokir Yugoslavia ekspor dan menciptakan masalah utang besar. The
Yugoslav government then accepted the IMF loan. Pemerintah Yugoslavia kemudian
menerima IMF pinjaman.
Pada tahun 1989, menurut sumber-sumber resmi, 248 perusahaan-perusahaan yang
dinyatakan pailit atau dilikuidasi dan 89.400 pekerja diberhentikan. Selama sembilan bulan
pertama tahun 1990 secara langsung mengikuti adopsi program IMF, yang lain 889
perusahaan dengan tenaga kerja gabungan dari 525.000 pekerja mengalami nasib yang sama.
Dengan kata lain, dalam waktu kurang dari dua tahun "mekanisme pemicu" (di bawah UU
Operasi Keuangan) telah mengakibatkan memberhentikan lebih dari 600.000 pekerja dari
total tenaga kerja industri dalam orde 2,7 juta. Tambahan 20% dari tenaga kerja, atau setengah
juta orang, tidak membayar upah selama bulan-bulan awal tahun 1990 sebagai perusahaan
berusaha untuk menghindari kebangkrutan. Konsentrasi terbesar perusahaan-perusahaan
bangkrut dan berbaring-off berada di Serbia, Bosnia dan
Herzegovina, Makedonia dan Kosovo. Penghasilan riil berada di terjun bebas dan program-
program sosial telah runtuh; menciptakan populasi dalam suasana keputusasaan sosial dan
putus asa. Ini adalah titik balik penting dalam peristiwa untuk mengikuti.

        b.3.1.Mendekati pecahnya
                  Meskipun Undang-Undang Dasar tahun 1974 basah kelembagaan dan kekuatan-
kekuatan material dari pemerintah federal, kewenangan Tito menggantikan kelemahan ini
sampai kematiannya pada tahun 1980.
Disintegrasi
Presiden Serbia Slobodan Milošević 's dukungan bulat bagi kesatuan Serbia dan oposisi
terhadap otonomi Kosovo, meradang ketegangan etnis.
Presiden Kroasia Franjo Tuđman menolak untuk partisi Kroasia pada garis etnis, yang marah
nasionalis Serbia yang ingin tetap dalam persatuan dengan Serbia. Hal ini mengakibatkan
pecahnya kekerasan dan perang antara Kroasia dan Serbia atas Kroasia menyatakan
kemerdekaan, yang berakhir dengan apa yang banyak anggap telah menjadi pembersihan etnis
Serbia dari bagian dari Kroasia.

Presiden Bosnia Alija Izetbegović mendorong untuk kemerdekaan Bosnia, menyatakan bahwa


ia tidak akan membiarkan Bosnia untuk menjadi bagian dari Serbia Raya yang menuduh
pemerintah Serbia mensponsori. Kemerdekaan Bosnia adalah melawan Serbia 'keinginan
untuk wilayah mereka untuk tetap di Yugoslavia mengakibatkan Perang Bosnia.
                  Setelah kematian Tito pada tanggal 4 Mei 1980, etnis ketegangan tumbuh di
Yugoslavia. Warisan dari Konstitusi tahun 1974 digunakan untuk membuang sistem
pengambilan keputusan dalam keadaan lumpuh, membuat semua semakin putus asa sebagai
konflik kepentingan telah menjadi tidak dapat didamaikan. Krisis konstitusional yang mau
tidak mau mengikuti mengakibatkan peningkatan nasionalisme di semua republik: Slovenia
dan Kroasia membuat tuntutan untuk ikatan longgar dalam Federasi, mayoritas Albania di
Kosovo menuntut status sebuah republik, Serbia dicari mutlak, tidak hanya relatif berkuasa
atas Yugoslavia . Ditambahkan ke ini, pencarian Kroat kemerdekaan menyebabkan Serbia
besar masyarakat di dalam Kroasia memberontak dan berusaha untuk melepaskan diri dari
republik Kroat.
Pada tahun 1986, Serbia Academy of Sciences dan Seni merancang sebuah memorandum
menangani beberapa isu tentang pembakaran posisi Serbia sebagai yang paling banyak orang
di Yugoslavia. Republik Yugoslavia terbesar di wilayah dan penduduk, pengaruh Serbia atas
wilayah Kosovo dan Vojvodina dikurangi oleh Undang-Undang Dasar tahun 1974. Karena
dua provinsi otonom memiliki hak istimewa de facto penuh republik, Serbia menemukan
bahwa tangannya terikat, karena pemerintah Republik dibatasi dalam membuat dan
melaksanakan keputusan-keputusan yang akan berlaku untuk provinsi. Karena provinsi
memiliki suara dalam Dewan Kepresidenan Federal (delapan anggota dewan yang terdiri dari
wakil-wakil dari enam republik dan dua provinsi otonom), bahkan kadang-kadang mereka
masuk ke dalam koalisi dengan republik lain, sehingga outvoting Serbia. Serbia impotensi
politik memungkinkan orang lain untuk memberikan tekanan pada 2 juta Serbia (20% dari
total penduduk Serbia) yang tinggal di luar Serbia.
Serbia komunis pemimpin Slobodan Milošević berusaha untuk mengembalikan pra-1974
kedaulatan Serbia. Republik-republik lain, terutama Slovenia dan Kroasia, mencela gerakan
ini sebagai kebangkitan Serbia besar hegemonism. Milošević berhasil dalam mengurangi
otonomi Vojvodina dan Kosovo dan Metohija, tetapi kedua entitas tetap pemungutan suara di
Dewan Kepresidenan Yugoslavia. Yang sangat instrumen yang mengurangi pengaruh Serbia
sebelum sekarang digunakan untuk meningkatkan itu: dalam delapan anggota Dewan, serbia
sekarang bisa mengandalkan empat suara minimum - Serbia tepat, maka setia-Montenegro,
dan Vojvodina dan Kosovo.
                  Sebagai akibat dari peristiwa ini, para etnis Albania penambang
di Kosovo terorganisir pemogokan, yang dovetailed ke konflik etnis antara Albania dan non-
Albania di provinsi ini. Pada sekitar 80% dari penduduk Kosovo pada 1980-an, etnis-Albania
adalah mayoritas. Jumlah Slavia di Kosovo (terutama Serbia) dengan cepat menurun karena
beberapa alasan, di antaranya yang semakin meningkat ketegangan etnis dan selanjutnya
emigrasi dari daerah. Pada tahun 1999 dibentuk bangsa Slavia sebagai hanya 10% dari total
penduduk di Kosovo.
                  Sementara Slovenia, di bawah presiden Milan Kučan, dan Kroasia didukung
Albania penambang dan perjuangan mereka untuk pengakuan formal. Pemogokan awal
berubah menjadi luas demonstrasi menuntut republik Kosovo. Serbia marah ini
kepemimpinan yang mulai menggunakan kekuatan polisi, dan kemudian bahkan Tentara
Federal dikirim ke provinsi dengan urutan dipegang serbia mayoritas dalam Dewan
Kepresidenan Yugoslavia.
Pada Januari 1990, yang luar biasa Kongres 14 Liga Komunis Yugoslavia diselenggarakan.
Untuk sebagian besar waktu, delegasi Slovenia dan Serbia sedang berdebat tentang masa
depan Liga Komunis dan Yugoslavia. Serbia delegasi, yang dipimpin oleh Milošević,
bersikeras pada kebijakan "satu orang, satu suara", yang akan memberdayakan pluralitas
penduduk, Serbia. Pada gilirannya, Slovenia, didukung oleh Kroasia, berusaha untuk
mereformasi Yugoslavia oleh devolving bahkan lebih kekuatan untuk republik, namun
ditolak. Sebagai hasilnya, Slovenia, dan akhirnya meninggalkan Kroasia delegasi Kongres,
dan semua-Yugoslavia Partai Komunis dibubarkan.
                  Setelah jatuhnya komunisme di seluruh Eropa Timur, masing-masing dari republik
mengadakan pemilihan multi-partai pada tahun 1990. Slovenia dan Kroasia diadakan
pemilihan pada bulan April karena partai komunis mereka memilih untuk menyerahkan
kekuasaan secara damai. Republik-republik Yugoslavia lainnya - khususnya Serbia - adalah
lebih atau kurang puas dengan demokratisasi di dua republik dan usulan sanksi yang berbeda
(misalnya Serbia "pajak bea cukai" untuk produk Slovenia) terhadap dua serikat pekerja tetapi
sebagai tahun berlalu republik lain partai-partai komunis melihat keniscayaan dari proses
demokratisasi dan pada bulan Desember sebagai anggota terakhir dari federasi - Serbia
mengadakan pemilihan anggota parlemen yang dikonfirmasi (mantan) komunis berkuasa di
republik ini. The unresolved issues however remained. Namun isu-isu yang belum
terselesaikan tetap. Secara khusus, Slovenia dan Kroasia dipilih pemerintah berorientasi pada
otonomi yang lebih besar dari republik (di bawah Milan Kučan dan Franjo Tuđman, masing-
masing), karena itu menjadi jelas bahwa upaya dominasi Serbia dan semakin tingkat yang
berbeda standar demokratis itu menjadi semakin tidak sesuai. Serbia dan Montenegro terpilih
kandidat yang disukai kesatuan Yugoslavia. Serbia di Kroasia tidak akan menerima status
minoritas nasional di Kroasia yang berdaulat, karena mereka akan diturunkan dari konstituen
bangsa ini Kroasia dan akibatnya akan mengurangi hak-hak mereka.

b.3.2. Yugoslavia Perang


                  pecah ketika rezim baru mencoba untuk menggantikan Yugoslavia sipil dan
kekuatan militer dengan kekuatan separatis. Ketika bulan Agustus 1990 Kroasia berusaha
untuk mengganti polisi di penduduk Kroat Serbia Krajina dengan kekuatan, pertama
penduduk mencari perlindungan di JNA caserns, sementara tentara tetap pasif. The civilians
then organised armed resistance. Kemudian orang-orang sipil terorganisir perlawanan
bersenjata. Ini konflik bersenjata antara angkatan bersenjata Kroasia ( "polisi") dan warga
sipil menandai awal perang Yugoslavia yang meradang daerah. Demikian pula, upaya untuk
menggantikan Yugoslavia polisi perbatasan oleh polisi Slovenia memprovokasi daerah
konflik bersenjata yang berakhir dengan jumlah minimal korban. Upaya serupa di Bosnia dan
Herzegovina mengarah pada perang yang berlangsung lebih dari 3 tahun (lihat di bawah).
Hasil dari semua konflik ini hampir lengkap emigrasi orang-orang Serbia dari semua tiga
wilayah, perpindahan besar populasi di Bosnia dan Herzegovina dan Pembentukan 3 baru
negara merdeka. Pemisahan Makedonia adalah damai, meskipun Angkatan Darat Yugoslavia
menduduki puncak gunung di Straža Macedonian tanah.
                  Pemberontakan Serbia di Kroasia mulai bulan Agustus 1990 dengan cara
memblokir jalan yang dari arah pantai Dalmatian pedalaman hampir satu tahun sebelum
kepemimpinan Kroasia membuat apapun bergerak menuju kemerdekaan. Pemberontakan ini
lebih atau kurang discretely didukung oleh tentara federal didominasi Serbia (JNA).
Menyatakan Serbia Serbia munculnya Otonomi Daerah (dikenal kemudian sebagai Republik
Serbia Krajina) di Kroasia. Tentara federal berusaha melucuti kekuatan pertahanan Teritorial
Slovenia (republik memiliki kekuatan pertahanan lokal mereka mirip dengan Home
penjaga) pada tahun 1990 tetapi tidak sepenuhnya berhasil. Still Slovenia began to covertly
import arms to replenish its armed forces. Masih diam-diam slovenia mulai mengimpor
senjata untuk mengisi dengan angkatan bersenjata. Kroasia juga memulai atas impor ilegal
senjata, (mengikuti disaramament dari angkatan bersenjata republik federal oleh JNA)
terutama dari Hungaria, dan berada di bawah pengawasan terus-menerus yang menghasilkan
sebuah video pertemuan rahasia antara Menteri Pertahanan Kroasia dan Špegelj Martin dua
orang, difilmkan oleh Yugoslavia Counter Intelligence (KOS, Kontra-obavještajna Služba).
Špegelj mengumumkan bahwa mereka berperang dengan tentara dan memberikan instruksi
tentang penyelundupan senjata serta metode yang berhubungan dengan perwira Angkatan
Darat Yugoslavia ditempatkan di kota-kota Kroasia. Serbia dan JNA digunakan penemuan ini
Kroasia persenjataan kembali untuk maksud propaganda. Film ini dibumbui oleh suara dan
mengarang distorsi suara dari Kroasia menteri.
                  Selain itu, senjata-senjata itu ditembakkan dari pangkalan-pangkalan militer
melalui Kroasia. Di tempat lain, ketegangan itu berjalan tinggi.
Pada bulan yang sama, Tentara Rakyat Yugoslavia (Jugoslovenska Narodna Armija, JNA)
bertemu dengan Presiden Yugoslavia dalam usaha untuk membuat mereka untuk
menyatakan keadaan darurat yang akan memungkinkan tentara untuk mengambil alih negara.
Pasukan itu dilihat sebagai layanan Serbia saat itu sehingga konsekuensi ditakuti oleh
republik lain itu harus total Serbia dominasi serikat buruh. Wakil-
wakil Serbia, Montenegro, Kosovo, dan Vojvodina memilih keputusan, sementara republik
lain, Kroasia (Stipe Mesić), Slovenia (Janez Drnovšek), Macedonia (Vasil Tupurkovski) dan
Bosnia dan Herzegovina (Bogić Bogićević), suara menentang. Dasi menunda suatu eskalasi
konflik, tetapi tidak lama. Slobodan Milošević pendukung diinstal nya di Vojvodina, Kosovo
dan Montenegro selama Revolusi Yogurt.
                  Setelah multi-partai pertama hasil pemilu, pada musim gugur tahun 1990,
Republik-republik Slovenia dan Kroasia diusulkan mengubah Yugoslavia menjadi
longgar konfederasi enam republik. Proposal ini republik akan memiliki hak untuk
menentukan nasib sendiri. Namun Milošević menolak semua usulan tersebut, dengan alasan
bahwa seperti Slovenia dan Kroasia, Serbia (karena dalam pikiran Kroasia Serbia) harus juga
memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri.
                  Pada 9 Maret 1991, diadakan demonstrasi menentang Slobodan Milošević
di Beograd, namun polisi dan militer dikerahkan di jalan-jalan untuk memulihkan ketertiban,
menewaskan dua orang. Pada akhir Maret 1991, insiden Danau Plitvice adalah salah satu dari
percikan pertama perang terbuka di Kroasia. Para Tentara Rakyat Yugoslavia (JNA), petugas
yang unggul terutama dari etnis Serbia, mempertahankan suatu kesan netral, tetapi dengan
berjalannya waktu, mereka menjadi semakin terlibat dalam politik negara.
Pada 25 Juni 1991, Slovenia dan Kroasia menjadi republik pertama untuk
mendeklarasikan kemerdekaan dari Yugoslavia. Federal petugas bea cukai di Slovenia di
penyeberangan perbatasan dengan Italia, Austria dan Hungaria terutama hanya berubah
seragam karena sebagian besar dari mereka Slovenia lokal. Polisi perbatasan itu sebagian
besar sudah slovenia slovenian pernyataan sebelum kemerdekaan. Hari berikutnya (Juni 26),
Dewan Eksekutif Federal secara khusus memerintahkan tentara untuk mengambil kendali dari
"perbatasan yang diakui secara internasional". See Ten-Day War . Lihat Sepuluh Hari Perang.
                  The Yugoslav People's Army forces, based in barracks in Slovenia and Croatia,
attempted to carry out the task within the next 48 hours. Para Tentara Rakyat
Yugoslavia pasukan, yang berbasis di barak di Slovenia dan Kroasia, berusaha untuk
melaksanakan tugas dalam waktu 48 jam. Namun, karena kesalahan informasi yang diberikan
kepada Angkatan Darat Yugoslavia Federasi wajib militer yang diserang oleh pasukan asing,
dan kenyataan bahwa mayoritas dari mereka tidak ingin terlibat dalam perang di tanah di
mana mereka melayani wajib militer mereka, para Slovenia teritorial pasukan pertahanan
merebut kembali sebagian besar posting dalam beberapa hari dengan hanya minimal
hilangnya nyawa di kedua belah pihak. Ada peristiwa yang diduga kejahatan perang, seperti
Austria ORF stasiun TV memperlihatkan cuplikan dari tiga tentara Angkatan Darat
Yugoslavia menyerah kepada pertahanan Teritorial, sebelum tembakan terdengar dan pasukan
terlihat jatuh ke bawah. Namun, tidak ada yang tewas dalam insiden. Zagreb and Austrian
journalists on Ljubljana Airport were killed. Namun ada banyak kasus penghancuran properti
warga sipil dan kehidupan sipil oleh Tentara Rakyat Yugoslavia - rumah, gereja, bandara sipil
dibombardir dan hanggar dan pesawat sipil di dalamnya, sopir truk di jalan Ljubljana - Zagreb
dan Austria Ljubljana wartawan di Bandara tewas. Gencatan senjata yang telah disepakati.
Menurut Perjanjian Brioni, diakui oleh wakil-wakil dari semua republik, tekanan masyarakat
internasional Slovenia dan Kroasia untuk menempatkan tiga bulan moratorium kemerdekaan
mereka. Selama tiga bulan ini, Angkatan Darat Yugoslavia menyelesaikan tarik-keluar dari
Slovenia, tapi di Kroasia, berdarah perang pecah di musim gugur 1991. Etnis Serbia, yang
telah menciptakan negara mereka sendiri Republik Serbia Krajina Serbia di banyak daerah
berpenduduk menolak kepolisian Republik Kroasia yang mencoba untuk membawa kembali
wilayah separatis yang berada di bawah yurisdiksi Kroasia. Di beberapa tempat strategis,
Angkatan Darat Yugoslavia bertindak sebagai zona penyangga, di kebanyakan orang itu
adalah melindungi atau membantu orang Serbia dengan sumber daya dan bahkan tenaga kerja
di konfrontasi mereka dengan Kroasia baru tentara dan angkatan kepolisian mereka.
                  Pada bulan September 1991, Republik Makedonia juga menyatakan kemerdekaan,
menjadi satu-satunya mantan republik untuk memperoleh kedaulatan tanpa perlawanan dari
Belgrade Yugoslavia berbasis berwenang. Lima ratus tentara AS itu kemudian dikerahkan di
bawah bendera PBB untuk memantau perbatasan utara Makedonia dengan Republik Serbia,
Yugoslavia. Presiden pertama Makedonia, Kiro Gligorov, mempertahankan hubungan baik
dengan Beograd dan yang lain republik memisahkan diri dan ada sampai saat ini tidak ada
masalah antara Macedonia dan Serbia meskipun polisi perbatasan Kosovo saku kecil
dan Preševo utara lembah lengkap dari sejarah mencapai daerah yang dikenal sebagai
Makedonia (Prohor Pčinjski bagian), yang kalau tidak akan membuat sengketa perbatasan jika
pernah Macedonian nasionalisme romantis harus muncul lagi (lihat VMRO). Ini terlepas dari
fakta bahwa Angkatan Darat Yugoslavia menolak untuk meninggalkan infrastruktur militer di
puncak Gunung Straža sampai tahun 2000.
                  Sebagai akibat dari konflik, Dewan Keamanan PBB secara bulat
mengadopsi Resolusi Dewan Keamanan PBB 721 pada 27 November 1991, yang merintis
jalan untuk pembentukan penjaga perdamaian operasi di Yugoslavia.
Di Bosnia dan Herzegovina pada bulan November 1991, Serbia Bosnia mengadakan
referendum yang menghasilkan suara yang sangat besar dalam mendukung pembentukan
republik Serbia di perbatasan Bosnia dan Herzegovina dan tinggal di negara yang sama
dengan Serbia dan Montenegro. On January 9, 1992, memproklamirkan diri perakitan Serbia
Bosnia memproklamasikan terpisah "Republik rakyat Serbia Bosnia dan Herzegovina".
Referendum dan penciptaan SARS itu dinyatakan inkonstitusional oleh pemerintah Bosnia
dan Herzegovina, dan dinyatakan ilegal dan tidak sah. Namun, pada bulan Februari-Maret
1992, pemerintah mengadakan referendum nasional kemerdekaan Bosnia dari Yugoslavia.
Yang pada gilirannya referendum dinyatakan bertentangan dengan konstitusi dan Federal BIH
oleh pengadilan konstitusi federal di Beograd dan Serbia Bosnia yang baru dibentuk
pemerintah.. Referendum sebagian besar memboikot oleh Serbia Bosnia. Pengadilan Federal
di Beograd tidak memutuskan mengenai masalah referendum Serbia di Bosnia. Kedatangan
ada di suatu tempat antara 64-67% dan 98% dari para pemilih memilih untuk merdeka. Tidak
jelas apa yang dua pertiga mayoritas sebenarnya persyaratan dimaksud dan apakah itu puas.
Pemerintah Republik mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 5 April, dan Serbia
segera menyatakan kemerdekaan Republik Srpska. Yang perang di Bosnia diikuti segera
sesudahnya.

b.3.3. Akhir Yugoslavia Kedua


                  Berbagai tanggal dianggap sebagai akhir dari Republik Federal Sosialis
Yugoslavia:
June 25, 1991, when Croatia and Slovenia declared independence 25 Juni 1991,
ketika Kroasia dan Slovenia menyatakan kemerdekaan
September 8, 1991, setelah referendum di Republik Makedonia memproklamasikan kemerdekaan
8 Oktober 1991, ketika Juli 9 moratorium pemisahan Slovenia dan Kroasia Kroasia berakhir dan
kembali menyatakan kemerdekaannya di Parlemen Kroasia (hari itu dirayakan sebagai Hari
Kemerdekaan di Kroasia)
15 Januari 1992, ketika Slovenia dan Kroasia yang diakui secara internasional oleh sebagian
besar negara-negara Eropa
      April 6, 1992, pengakuan penuh Bosnia dan Herzegovina 's kemerdekaan oleh Amerika
Serikat dan kebanyakan negara Eropa
April 28, 1992, Republik Federal Yugoslavia dibentuk
November 1995, Perjanjian Dayton ditandatangani oleh para pemimpin FR Yugoslavia, Bosnia
dan Herzegovina dan Kroasia
14 Juni 1996, dalam Perjanjian Sub-Regional Arms Control ditandatangani, membatasi peralatan
militer FR Yugoslavia, Bosnia dan Herzegovina dan Kroasia
1996-1999, Bentrokan antara tentara dan Yugoslavia KLA
24 Maret - 10 Juni, 1999, NATO pemboman FR Yugoslavia (Serbia dan Montenegro)
Juni 1999, PBB dan NATO administrasi tiba di Kosovo
5 Februari 2003, Persatuan Negara Serbia dan Montenegro merupakan
5 Juni 2006, setelah referendum di Montenegro, Montenegro mendeklarasikan kemerdekaan
mereka dan Serbia menyatakan itu adalah penerus dari Negara Uni.
      Serbia 17 Februari 2008, Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia

b.4. Republik Federal Yugoslavia


Federal Yugoslavia terdiri dari Montenegro dan Serbia
                  Para Republik Federal Yugoslavia (FRY) dibentuk pada 28 April 1992, dan itu
terdiri dari bekas Republik Sosialis Serbia dan Montenegro Republik Sosialis. Konstitusi baru
Yugoslavia terpilih oleh sisa anggota parlemen, yang dipilih pada satu partai federal pemilu
tahun 1986.
                  Perang di bagian barat bekas Yugoslavia berakhir pada tahun 1995 dengan
disponsori perundingan perdamaian di Dayton, Ohio, yang mengakibatkan apa yang
disebut Perjanjian Dayton.
                  Di Kosovo, sepanjang tahun 1990-an, kepemimpinan rakyat Albania telah
mengejar kemerdekaan dengan perlawanan non-kekerasan untuk mencapai kemerdekaan bagi
provinsi. Pada tahun 1996, Albania membentuk Tentara Pembebasan Kosovo. Reaksi
Yugoslavia sembarangan melibatkan penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil, dan
menyebabkan banyak etnis-Albania untuk meninggalkan rumah mereka. Menyusul insiden
Racak dan gagal Rambouillet Perjanjian dalam bulan-bulan awal 1999, NATO mulai
membombardir Serbia dan Montenegro selama lebih dari dua bulan, hingga kesepakatan itu
ditengahi antara NATO dan pemerintah Milošević, dengan Rusia bertindak sebagai perantara.
Yugoslavia menarik pasukannya dari Kosovo, sebagai imbalan untuk mencabut NATO pra-
perang mereka permintaan pasukan NATO untuk memasukkan serbia, mengakibatkan 250
000 Serbia dan non-Albania pengungsi. Sejak Juni 1999, provinsi ini telah dikuasai oleh
pasukan penjaga perdamaian dari NATO dan Rusia, meskipun semua pihak tetap mengakui
itu sebagai bagian dari Serbia sampai tahun 2008. Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan
pada Februari 2008, tetapi belum menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hanya
diakui oleh 60 pemerintah.
                  Milošević penolakan klaim putaran pertama kemenangan oposisi dalam pemilihan
baru untuk presiden Federal pada bulan September 2000 menyebabkan demonstrasi massa di
Beograd pada 5 Oktober dan runtuhnya rezim otoritas. Calon oposisi, Vojislav
Koštunica menjabat sebagai presiden Yugoslavia pada 6 Oktober 2000. Republik Federal
Yugoslavia kemudian diterima di Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada akhir 2000.
                  Pada Sabtu, Maret 31, 2001, Milošević Yugoslavia menyerah kepada pasukan
keamanan dari rumahnya di Beograd, setelah baru-baru ini surat penangkapan atas tuduhan
penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi. Pada tanggal 28 Juni dia diantar ke perbatasan
Bosnia Yugoslavia-di mana tidak lama setelah dia ditempatkan dalam tahanan SFOR pejabat,
segera akan diekstradisi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa Pengadilan Pidana Internasional
untuk Bekas Yugoslavia. Pengadilan atas tuduhan genosida di Bosnia dan kejahatan perang di
Kroasia dan di Kosovo dan Metohija dimulai di Den Haag pada 12 Februari 2002, dan ia
meninggal di sana pada tanggal 11 Maret 2006, sementara sidang masih berlangsung. Pada
tanggal 11 April 2002, Yugoslavia parlemen mengesahkan undang-undang ekstradisi yang
memungkinkan semua orang didakwa dengan kejahatan perang oleh Pengadilan Kriminal
Internasional.
                  Pada bulan Maret 2002, Pemerintah Serbia dan Montenegro sepakat untuk
mereformasi FRY mendukung baru, banyak bentuk kerjasama yang lebih lemah yang
disebut Serbia dan Montenegro. Atas perintah Parlemen Federal Yugoslavia pada tanggal 4
Februari 2003, Yugoslavia, setidaknya nominal, tidak ada lagi. Pemerintah federal tetap di
tempatnya di Beograd, tetapi diasumsikan kekuatan seremonial. Pemerintah individu Serbia
dan Montenegro melakukan urusan masing-masing seolah-olah kedua republik merdeka.
Selain itu, kebiasaan didirikan di sepanjang perbatasan tradisional antara kedua republik.
                  On May 21, 2006, 86 persen pemilih yang berhak Montenegro ternyata khusus
untuk referendum mengenai kemerdekaan Montenegro dari negara persatuan dengan Serbia.
Mereka memberikan suara 55,5% mendukung kemerdekaan, mencapai 55% ambang batas
yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Pada tanggal 3 Juni 2006, Montenegro secara resmi
mendeklarasikan kemerdekaannya, dengan Serbia yang mengikuti dua hari kemudian, efektif
larut salah satu dari sisa-sisa terakhir bekas Yugoslavia.

    b.5. Gerakan Nasionalisme di Eropa Timur dan Asia Tengah


                        b.5.1. Revolusi Hongaria 1956
                        . Revolusi Hongaria dari 1956 (Hungaria: 1956-os forradalom) adalah nasional
spontan pemberontakan melawan pemerintah Stalinis dari People's Republic of
Hungaria dan Uni Soviet-kebijakan yang dipaksakan, yang berlangsung dari 23 Oktober
sampai 10 November 1956.
                        Pemberontakan dimulai sebagai sebuah demonstrasi mahasiswa yang menarik
ribuan seperti berbaris melalui pusat Budapest ke gedung Parlemen.
                        Sebuah delegasi mahasiswa memasuki gedung radio dalam usaha untuk
menyiarkan tuntutan ditahan. Ketika rilis delegasi dituntut oleh para demonstran di luar,
mereka ditembak oleh Polisi Keamanan Negara (AVH) dari dalam gedung.. Berita itu
menyebar dengan cepat dan kekacauan dan kekerasan meletus di seluruh ibukota.
                        Pemberontakan menyebar dengan cepat di Hungaria, dan pemerintah jatuh .
Ribuan disusun menjadi milisi, memerangi Polisi Keamanan Negara (AVH) dan. Komunis
pro-Soviet dan anggota AVH sering dihukum mati atau dipenjara, mantan tahanan dibebaskan
dan bersenjata. Mendadak dewan kotapraja merebut kontrol dari penguasa Hungaria Bekerja
Partai Rakyat dan menuntut perubahan politik. Pemerintah baru secara resmi membubarkan
AVH, menyatakan niatnya untuk mengundurkan diri dari Pakta Warsawa dan berjanji untuk
membangun kembali pemilu yang bebas.Menjelang akhir Oktober, pertempuran telah hampir
berhenti dan rasa normal mulai kembali.
                        Setelah mengumumkan kesediaan untuk menegosiasikan penarikan pasukan
Soviet, yang Politbiro berubah pikiran dan bergerak untuk menghancurkan revolusi. Pada
tanggal 4 November, sejumlah besar pasukan Soviet menyerbu Budapest dan daerah lain di
negeri ini. Hungarian resistance continued until 10 November. Hungaria perlawanan berlanjut
hingga 10 November. Lebih dari 2.500 Hongaria dan 700 pasukan Soviet tewas dalam
konflik, dan 200.000 Hongaria melarikan diri sebagai pengungsi. Penangkapan massal dan
pembatalan yang terus selama berbulan-bulan setelahnya. Pada Januari 1957, yang baru-instal
Soviet pemerintah telah menekan semua oposisi publik. Tindakan Uni Soviet ini terasing
banyak Barat Marxis, namun diperkuat Soviet menguasai Eropa Tengah.
                        Diskusi publik tentang revolusi ini ditindas di Hungaria selama lebih dari 30
tahun, tetapi sejak tahun 1980-an mencair itu telah menjadi subjek studi yang intens dan
perdebatan. Pada peresmian Ketiga Republik Hongaria pada tahun 1989, 23 Oktober
dinyatakan sebagai hari libur nasional.

b.5.2. Prelude
                        Setelah Perang Dunia II, yang AKAm, mombasa militer Soviet menduduki
Hungaria dan secara bertahap menggantikan terpilih pemerintahan koalisi yang dipimpin
oleh Petani Independen, Agraria dan Civic Partai Pekerja dengan Partai Komunis
Hongaria didominasi pemerintah. Radikal nasionalisasi ekonomi berdasarkan Model Soviet
menghasilkan stagnasi ekonomi, standar hidup yang lebih rendah dan malaise yang
mendalam. Penulis dan wartawan adalah yang pertama kali membuka suara kritik, penerbitan
artikel kritis pada tahun 1955. Pada 22 Oktober 1956, mahasiswa Universitas Teknik telah
dibangkitkan terlarang MEFESZ persatuan mahasiswa, dan menggelar demonstrasi di 23
Oktober yang memicu rangkaian peristiwa yang mengarah langsung ke revolusi.

b.5.3.Postwar occupation
                        Setelah Perang Dunia II, Hongaria jatuh di bawah Soviet lingkup pengaruh dan
diduduki oleh Tentara Merah. Pada tahun 1949, Soviet telah menyimpulkan sebuah perjanjian
bantuan timbal balik dengan Hongaria yang diberikan Uni Soviet hak untuk melanjutkan
kehadiran militer, meyakinkan kontrol politik tertinggi.
                        Hungaria mulai periode sesudah perang sebagai orang bebas demokrasi
multipartai, dan pemilihan umum tahun 1945 menghasilkan pemerintahan koalisi di bawah
Perdana Menteri Zoltán Tildy. Namun, yang didukung Soviet Partai Komunis, yang telah
menerima hanya 17% suara, terus-menerus merebut kecil konsesi dalam suatu proses yang
bernama "salami taktik", yang diiris menghilangkan pengaruh pemerintah terpilih.
                        Setelah pemilu tahun 1945, portofolio Departemen Dalam Negeri, di
mana Hungaria Polisi Keamanan Negara (Államvédelmi Hatóság, kemudian dikenal sebagai
AVH), secara paksa dipindahkan dari Partai Petani Independen ke calon dari Partai Komunis.
The AVH digunakan metode intimidasi, tuduhan palsu, penahanan dan penyiksaan, untuk
menekan oposisi politik. periode singkat multipartai demokrasi berakhir ketika Partai
Komunis bergabung dengan Partai Sosial Demokrat menjadi Hungaria Bekerja Partai
Rakyat, yang berdiri daftar calon tanpa lawan pada tahun 1949. The People's Republic of
Hungaria itu kemudian menyatakan.

b.5.4. Politik represi dan kemerosotan ekonomi


                        Hungaria menjadi negara komunis di bawah kepemimpinan sangat
otoriter Mátyás Rákosi. The Keamanan Kepolisian (AVH) memulai serangkaian pembersihan
lebih dari 7000 pembangkang, yang dikecam sebagai "Titoists" atau "agen barat", dan dipaksa
untuk mengaku di persidangan menunjukkan, setelah itu mereka pindah ke sebuah kamp di
bagian timur Hungaria.
                        Dari tahun 1950 sampai 1952, Polisi Keamanan direlokasi paksa ribuan orang
untuk mendapatkan properti dan perumahan bagi Kerja anggota Partai Rakyat, dan untuk
menghilangkan ancaman intelektual dan 'borjuis' kelas. Ribuan orang ditangkap, disiksa,
diadili, dan dipenjara di kamp-kamp konsentrasi, dideportasi ke timur, atau dihukum mati,
termasuk pendiri AVH László Rajk. Dalam satu tahun, lebih dari 26.000 orang secara paksa
dipindahkan dari Budapest. Sebagai konsekuensi, pekerjaan dan perumahan yang sangat sulit
untuk mendapatkan. Para pengungsi umumnya mengalami kondisi hidup yang mengerikan
dan terkesan sebagai budak tenaga kerja di pertanian kolektif. Banyak yang meninggal
sebagai akibat dari kondisi kehidupan masyarakat miskin dan kekurangan gizi.
                        Pemerintah yang Rakosi dipolitisir secara menyeluruh sistem pendidikan
Hungaria menggantikan kelas terdidik dengan "inteligensia bekerja keras". belajar bahasa
Rusia dan Komunis instruksi politik dibuat wajib di sekolah-sekolah dan universitas di tingkat
nasional. Dinasionalisasi sekolah agama dan pemimpin gereja digantikan oleh mereka yang
setia kepada pemerintah.  Pada tahun 1949 pemimpin Gereja Katolik Hungaria,
Kardinal József Mindszenty, ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena
pengkhianatan. Di bawah Rakosi, Hungaria's pemerintah yang paling represif di Eropa.
                        Sesudah perang ekonomi Hongaria menderita dari beberapa tantangan.
Hungaria setuju untuk membayar ganti rugi perang yang mendekati US $ 300 juta, ke Uni
Soviet, Cekoslovakia, dan Yugoslavia, dan untuk mendukung garnisun Soviet. The Hungaria
National Bank pada tahun 1946 memperkirakan biaya reparasi sebagai "antara 19 dan 22
persen tahunan pendapatan nasional. Pada tahun 1946, mata uang hungaria ditandai
mengalami depresiasi, mengakibatkan tingkat historis tertinggi hiperinflasi diketahui.
Hungaria partisipasi di Uni disponsori Comecon (Dewan Ekonomi Dari Mutual Assistance),
mencegah dari perdagangan dengan Barat atau menerima Marshall Plan bantuan. Meskipun
pendapatan nasional per kapita meningkat dalam sepertiga pertama tahun 1950-an, standar
kehidupan jatuh. Pengurangan pendapatan yang sangat besar untuk membiayai investasi
industri disposable dikurangi pendapatan pribadi; salah urus kekurangan kronis diciptakan
dalam menghasilkan bahan pangan dasar penjatahan roti, gula, tepung dan daging. Wajib
kepelangganan untuk obligasi negara jauh berkurang pendapatan pribadi. Hasilnya adalah
bahwa disposable pendapatan riil pekerja dan karyawan pada tahun 1952 hanya dua-pertiga
dari apa yang telah di tahun 1938, sedangkan pada tahun 1949, telah proporsi 90 persen.
kebijakan ini memiliki efek negatif kumulatif, dan memicu ketidakpuasan sebagai utang luar
negeri tumbuh dan penduduk mengalami kekurangan barang.

b.5.5. Internasional peristiwa
                        Pada tanggal 5 Maret 1953, Joseph Stalin meninggal, mengantarkan
periode liberalisasi moderat di mana sebagian besar partai-partai komunis Eropa
mengembangkan sayap reformasi. Di Hungaria, para reformis Imre Nagy Mátyás Rákosi
diganti, "Stalin's Best Hungaria Murid", sebagai Perdana Menteri. Namun demikian, tetap
Rakosi Sekretaris Jenderal Partai, dan mampu merusak sebagian besar Nagy's reformasi. Pada
April 1955, ia telah Nagy mendiskreditkan dan diberhentikan dari jabatannya.
Setelah Khrushchev's "rahasia pidato" Februari 1956, yang mengecam Stalin dan anak
didiknya, [31] Rakosi dijatuhkan sebagai Sekretaris Jenderal Partai dan digantikan oleh Ernő
Gerő 18 Juli 1956.
                        Di 14 Mei 1955, Uni Soviet menciptakan Pakta Warsawa, mengikat Hongaria
di Uni Soviet dan negara-negara satelit di Eropa Tengah dan Timur. Among the principles of
this alliance were "respect for the independence and sovereignty of states" and
"noninterference in their internal affairs". Di antara prinsip-prinsip aliansi ini adalah "rasa
hormat terhadap kemerdekaan dan kedaulatan negara" dan "noninterference dalam urusan
internal mereka".
                        Pada tahun 1955, Negara Austria Perjanjian dan pernyataan berikutnya
netralitas didirikan Austria sebagai demiliterisasi dan negara netral. [34] Hal ini menimbulkan
harapan Hungaria juga menjadi netral dan pada tahun 1955 Nagy telah dianggap "...
kemungkinan mengadopsi Hungaria status netral pada pola Austria ".
                        Pada bulan Juni 1956, kekerasan pemberontakan oleh pekerja
polish di Poznań ditumpas oleh pemerintah, dengan sejumlah pengunjuk rasa tewas dan
terluka. Menanggapi permintaan populer, pada Oktober 1956, pemerintah menunjuk yang
baru direhabilitasi komunis reformis Władysław Gomulka sebagai Sekretaris Pertama Bersatu
Polandia Partai Buruh, dengan mandat untuk merundingkan konsesi perdagangan dan
pengurangan pasukan dengan pemerintah Soviet. After a few tense days of negotiations, on 19
October the Soviets finally gave in to Gomułka's reformist demands. Setelah beberapa hari
tegang perundingan, pada tanggal 19 Oktober Soviet akhirnya menyerah pada tuntutan
reformis Gomulka itu. Berita tentang konsesi yang dimenangkan oleh Polandia-dikenal
sebagai polish Oktober-Hongaria berani banyak berharap untuk konsesi serupa untuk
Hungaria dan ini sentimen memberikan kontribusi signifikan pada iklim yang sangat
bermuatan politik yang berlaku di Hungaria pada paruh kedua bulan Oktober 1956.

b.5.6. Sosial kerusuhan membangun


                        Rakosi's pengunduran diri pada siswa berani Juli 1956, penulis dan jurnalis
untuk lebih aktif dan kritis dalam politik. Mahasiswa dan wartawan memulai serangkaian
forum intelektual memeriksa masalah yang dihadapi Hungaria. Forum ini, yang
disebut Petõfi lingkaran, menjadi sangat populer dan menarik ribuan peserta. Pada tanggal 6
Oktober 1956, László Rajk, yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Rakosi, adalah yang
bergerak reburied dalam upacara yang memperkuat partai oposisi, dan kemudian bulan itu,
para pembaharu Imre Nagy direhabilitasi untuk keanggotaan penuh dalam Bekerja Hungaria
Partai Rakyat
Pada tanggal 16 Oktober 1956, mahasiswa di Szeged snubbed resmi persatuan
mahasiswa komunis, yang DISZ, dengan mendirikan kembali MEFESZ (Hungaria Persatuan
Mahasiswa Universitas dan Akademi), organisasi mahasiswa yang demokratis, yang
sebelumnya dilarang di bawah kediktatoran Rakosi. Dalam beberapa hari, tubuh
mahasiswa Pécs, Miskolc, dan Sopron mengikutinya. Pada tanggal 22 Oktober, mahasiswa
dari Universitas Teknik mengumpulkan daftar enam belas poin mengandung beberapa
tuntutan kebijakan nasional. Setelah mendengar bahwa mahasiswa Hungaria Writers
'Union yang direncanakan pada hari berikutnya untuk menyatakan solidaritas dengan gerakan
pro-reformasi di Polandia oleh meletakkan karangan bunga di patung kelahiran
Polandia Jenderal Bem, seorang pahlawan Revolusi Hongaria 1848 (1848-49), para
mahasiswa memutuskan untuk mengadakan demonstrasi paralel simpati.
BAB  III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka kesimpulan yang dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik,
ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok
Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara
tahun 1947—1991.
2. Latar belakang terjadinya Perang dingin adalah munculnya dua Negara superpower
(adikuasa) yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet, serta munculnya negara-negara yang
baru merdeka sehingga melahirkan dua kelompok negara, negara maju dan negara
berkembang.
3. Faktor-faktor penyebab perang dingin yaitu,  perbedaan paham (ideologi) antara
Amerika Serikat (Liberal-Kapitalis) dan Uni Soviet (Sosialis-Komunis), perebutan
kekuasaan antara AS dan US serta persaingan kekuatan militer yang dimiliki oleh AS
dan US dengan pendirian NATO oleh AS dan Pakta Warsawa oleh US.
4. Keadaan dunia pada masa perang dingin menjadi kacau di akibatkan oleh perang
dingin, yang ditandai dengan beberapa persitiwa penting seperti: pembagian Jerman
menjadi Jerman Barat dengan paham Liberal dan Jerman Timur dengan paham
komunis, adanya Marshall Plan dan Doktrin Truman sebagai model bantuan ekonomi
Amerika Serikat untuk membendung pengaruh Komunis di Eropa, Uni Soviet
menjalankan Molotov Plan untuk membendung pengaruh Liberal di Eropa, terjadinya
Perang saudara di Korea, perang Vietnam, pembentukan aliansi-aliansi militer seperti
NATO, Pakta Warsawa, dll,  penelitian dan peluncuran Wahana Luar Angkasa oleh
Amerika Serikat dan Uni Soviet.
5. Dampak dari perang dingin dapat kita lihat pada tiga bidang, yaitu bidang politik,
ekonomi, militer dan ruang angkasa.
6. Berakhirnya perang dingin ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet, bersatunya kembali
Jeraman Barat dan Jerman Timur, pembentukan CIS, dan berakhirnya politik
Apartheid.
7. Dampak berakhirnya perang dingin yaitu kebangkitan Jepang, munculnya organisasi-
organisasi regional dan global seperti ASEAN, AFTA, MEE, APEC, NAFTA, KAA,
OKI, OPEC dan GNB yang menyebabkan lahirnya era globalisasi.
 
DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dingin

G. Moedjanto. 1989.sejarah runtuhnya uni soviet. Yogyakarta: Kanisius.

Hardi. 1988. Menarik Pelajaran Dari Sejarah . Jakarta: Haji Mas Agung

K.L.M. 1986.perang dingin. Jakarta: PT.Gunung Agung.

M.C. Ricklefs. 2005.berakhirnya perang dingin. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Abubakar .Weiliem . Sekitar Perangdingin. Bandung: Penerbitan Angkasa

Nogroho Notosusanto. Sejarah bersatunya jerman Jilid 5. Jakarta : Departemen Pendidikan


dan kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai