Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KONDISI NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA PADA MASA PERANG DUNIA


KE DUA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9

NAMA : OKTAVIANA SIHOMBING ( 3212421010)

DIEN SARINATA PURBA ( 3213121050)

SITI NURHALIZA ( 3213321033)

MATA KULIAH : SEJARAH ASIA TENGGARA

DOSEN PENGAMPU: Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M. Si

PRODI S1 PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Allah swt karena dengan rahmat dan karunia-nya kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Kondisi Negara-negara di Asia Tenggara Pada
Masa Perang Dunia II ” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita, baik untuk penulis maupun pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan
datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan kata kata yang kurang
berkenan. Sebelumnya kami, sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Asia Tenggara Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si serta
kepada teman teman yang sudah terlibat, serta kepada orang tua kami yang banyak memberi
saran serta dukunganya sehingga makalah kami dapat terselesaikan.

Medan, Oktober 2021

Kelompok 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perang Dunia II adalah perang global yang berlangsung dari tahun 1939 sampai 1945.
Perang ini melibatkan banyak negara di dunia termasuk semua kekuatan yang besar akhirnya
membentuk dua aliansi militer bertentangan dengan Sekutu dan Axis. Perang ini adalah perang
yang melibatkan terluas dalam sejarah lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer.
Dalam keadaan “perang total”, negara-negara besar di seluruh kemampuan untuk
memaksimalkan tujuan perang ekonomi, industri, dan ilmiah untuk, sehingga menghilangkan
perbedaan antara sumber daya sipil dan militer.
Ditandai dengan sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil,
termasuk Holocaust dan penggunaan senjata nuklir dalam perang, perang merenggut nyawa
sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Hal ini membuat jumlah kematian Perang Dunia II konflik
paling mematikan dalam sejarah umat manusia. Perang Dunia II telah menyebabkan kerugian
besar baik bagi negara yang terlibat perang maupun tidak. Kerugian terbesar adalah membuat
jutaan rakyat meninggal karena keganasan perang, ekonomipun menjadi berantakan dan
mengalami banyak kerugian sehingga kelaparan dan kemiskinan tidak dapat lagi dihindarkan.
Perang Dunia yang berlangsung antara tahun 1939-1945 menimbulkan akibat yang besar di
bidang Politik, Ekonomi, Sosial dan Kerohanian bagi Negara-Negara di Dunia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah terjadinya Perang Dunia II ?
2. Negara-negara apa saja yang terlibat dalam Perang Dunia II ?
3. Apa yang menjadi factor-faktor penyebab terjadinya Perang Dunia II ?
4. Bagaimana kondisi Negara-negara di Asia Tenggara pada masa Perang Dunia II ?
5. Bagaimana akhir dari Perang Dunia II ?
6. Apa saja dampak dari terjadinya Perang Dunia II ?

3
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah terjadinya Perang Dunia II.
2. Untuk mengetahui negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II.
3. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab terjadinya Perang Dunia II.
4. Untuk mengetahui kondisi negara-negara di Asia Tenggara pada masa Perang Dunia II.
5. Untuk mengetahui akhir dari Peran Dunia II.
6. Untuk mengetahui dampak dari terjadinya Perang Dunia II.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Terjadinya Perang Dunia II

Awal terjadinya Perang Dunia II disebutkan erat kaitannya dengan peristiwa-peristiwa


yang terjadi sebelumnya, yaitu Perang Cina Jepang, Perang Eropa dan penyerangan Jepang
ke Pearl Harbour. Ketiga peristiwa itu merupakan respon Jepang atas perlakuan bangsa Barat
yang memperlakukan Jepang dengan tidak adil dalam hal kebijakan-kebijakan paska
pembukaan negara setelah Jepang menjalankan politik Sakoku. Tindakan Jepang tersebut
menyebabkan bangsa Barat terutama Amerika menyatakan perang terhadap Jepang, sehingga
berujung pada Perang Dunia II. Perang Jepang Cina terjadi pada 1937, dalam peristiwa ini
diawali dengan ekspansi Jepang ke Cina yang menyebabkan negara Barat mengisolasi
Jepang. Perang Eropa terjadi pada 1939, peristiwa ini berawal karena adanya kecenderungan
atau suatu paham fasisme yang berkembang di Eropa. Dalam Perang Eropa ini, Jepang
mendudukan posisinya di kubu Jerman yang melawan kubu Amerika dengan cara ikut
menandatangani pakta militer dengan Jerman dan Italia berhadapan dengan pasukan sekutu
(Amerika dan Inggris).

Pada tahun yang sama dengan Perang Eropa, Amerika Serikat mengembargo bahan dasar
industri seperti minyak, besi dan suku cadang terhadap Jepang. Akibat adanya embargo
tersebut, kemudian berkembang pada penyerangan Jepang ke Pearl Harbour pada 7
Desember 1941 (Abdul Irsan, 2005:16). Penyerangan Jepang ke Pearl Harbour yang
merupakan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat terbesar di Pasifik dikomandoi oleh
Laksamana Madya Chuichi Nagumo. Ada yang berpendapat bahwa penyerangan Jepang ke
Pearl Harbour merupakan serangan mendadak Jepang terhadap Amerika, namun sebenarnya
apa yang dilakukan Jepang tidak mungkin tanpa persiapan yang lama dan matang, karena
semua informasi dan berbagai pernyataan tentang kesiapan Jepang untuk perang melawan
Amerika Serikat sudah dapat diketahui melalui pemberitaan yang bersifat terbuka. Sebelum
terjadinya serangan ke Pearl Harbour 7 Desember 1941, Jepang mempunyai mesin untuk

5
memecahkan sandi yang bernama The Purple Code dan digunakan untuk memecahkan dan
menerjemahkan sebagian besar pesan yang dikirimkan oleh utusan khusus Jepang yang ada
di Tokyo untuk Kedutaan Besar Jepang yang ada di Washington, di karenakan Jepang yang
terlalu lama menerjemahkan pesan tersebut, menyebabkan Amerika dapat tahu lebih dahulu
korespondensi rahasia tersebut. Namun Amerika tidak dapat memastikan kapan penyerangan
tersebut dilakukan karena pernyataan perang yang di buat oleh Jepang baru diketahui sehari
setelah serangan tersebut dilakukan. Amerika mengetahui hal tersebut dari sebuah pernyataan
perang yang terdapat di koran Jepang edisi petang. Pada tanggal itu juga Amerika Serikat,
Inggris dan Kanada mengumumkan perang kepada Jepang. Kemudian pada 11 Desember
1941 Jerman dan Italia mengumumkan perang kepada Amerika Serikat (Richard Deacon,
1983:176). Pengumuman perang yang disebutkan di atas, merupakan awal terjadinya Perang
Pasifik dan selanjutnya berkembang menjadi Perang Dunia II, karena selain berhasil
menyerang Amerika di Pearl Harbour, Jepang juga membalas penghinaan Inggris atas aturan
tonase kapal (Perjanjian London 1930) dengan menenggelamkan kapal induk kebanggan
Kerajaan Inggris. Kemudian Jepang dengan sangat cepat mengekspansi negara lainnya.
Ekspansi Jepang di antaranya merebut dan menduduki Burma, Malaysia dan Singapura yang
ketika itu masih dikuasai Inggris. Dengan segala kehebatan Jepang tersebut, maka disamping
kekuatan kapal-kapal perangnya, pesawat-pesawat tempur Jepang yang semula diragukan
dan dicemooh dengan sebutan Zero Betty saat itu sangat ditakuti.

B. Negara-Negara yang Terlibat dalam Perang Dunia II


Perang Dunia II merupakan perang antara dua kelompok negara yaitu blok sekutu dan
blok poros.
 Blok sekutu terdiri dari Inggris, Perancis, Uni Soviet, Tiongkok, dan Amerika
Serikat.
 Sedangkan blok poros terdiri dari Jerman, Jepang, dan Italia. Bersumber dari
Encyclopedia Britannica, keterlibatan Amerika Serikat dimulai tahun 1941.
Awalnya, Negeri Paman Sam ini memilih untuk menjadi pihak yang netral.
Namun pada 8 Desember 1941, Jepang melakukan serangan mendadak di
pangkalan udara Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. Meski terbagi dua,

6
beberapa negara memilih menjadi pihak netral dalam Perang Dunia II. Spanyol,
Swedia, dan Swiss memilih menjadi pihak netral dibandingkan bergabung dengan
salah satu blok.

C. Factor- Faktor Penyebab Perang Dunia II


1. Penyebab umum Perang Dunia II
Perang Dunia II terjadi pada tahun 1939-1945, sebagai lanjutan dari Perang Dunia I.
Perang ini jauh lebih mengerikan dibandingkan dengan Perang Dunia I. Perang Dunia II
wilayahnya jauh lebih luas, hampir semua negara terlibat dalam perang besar ini. Meletusnya
Perang Dunia II dilatarbelakangi oleh beberapa hal yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
sebab-sebab umum dan sebab-sebab khusus.
Sebab-sebab Terjadinya Perang Dunia II sebagai berikut:
 Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia. LBB
bukan lagi alat untuk mencapai tujuan, tetapi menjadi alat politik Negara-negara besar
untuk mencari keuntungan. LBB tidak dapat berbuat apa-apa ketika negara-negara besar
berbuat semaunya, misalnya pada tahun 1935 Italia melakukan serangan terhadap
Ethiopia.
 Negara-negara maju saling berlomba memperkuat militer dan persenjataannya. Dengan
kegagalan LBB tersebut, dunia Barat terutama Jerman dan Italia mencurigai komunisme
Rusia, tetapi kemudian Rusia mencurigai fasisme Italia dan nasional-sosialis Jerman.
Oleh karena saling mencurigai akhirnya Negara-negara tersebut memperkuat militer dan
persenjataannya.
 Adanya politik aliansi (mencari kawan persekutuan). Kekhawatiran akan adanya perang
besar, maka negara-negara mencari kawan dan muncullah dua blok besar yakni Blok
Fasis dan Blok Sekutu.
 Adanya pertentangan-pertentangan akibat ekspensi. Jerman mengumumkan
“Lebensraum”nya (Jerman Raya) yang meliputi Eropa Tengah dan Italia menginginkan
Italia Irredenta (Italia Raya) yang meliputi seluruh laut Tengah dan Abbesinea, serta
Jepang mengumumkan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya. Ini berarti
merupakan tantangan terhadap imperialisme Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.
 Adanya pertentangan paham demokrasi, fasisme, dan komunisme.

7
 Adanya politik balas dendam “Revanche Idea” Jerman merasa dihina dengan Perjanjian
Versailles.

2. Penyebab Khusus Perang Dunia II


Salah satu isi Perjanjian Versailles menuntut agar Prusia Timur (daerah Jerman Timur)
dipisahkan dari Jerman dengan Koridor Polandia sebagai pemisahnya. Di tengah-tengah koridor
ini, terletak kota Danzig yang berada di bawah penguasaan Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Status
kota Danzig adalah kota merdeka. Hitler menuntut kota Danzig dimasukkan ke wilayah Jerman
karena penduduknya berkebangsaan Jerman. Namun, Polandia menolak. Polandia justru
mengadakan perjanjian dengan Inggris, Perancis, Rumania, dan Yunani untuk saling menjamin
kemerdekaan di antara mereka.
Hitler menjawab perjanjian tersebut dengan mengadakan perjanjian dengan Rusia. Dalam
perjanjian itu, Rusia menyatakan tidak akan menyerang Jerman. Pada tanggal 1 September 1939,
Jerman menyerbu Polandia. Oleh karena itu, pada tanggal 3 September 1939, Inggris dan Prancis
mengumumkan perang terhadap Jerman. Bagi bangsa Asia, penyerbuan Jepang atas Cina, pada
tahun 1937, merupakan sebab langsung Perang Dunia II. Sementara itu, Amerika Serikat
berpendapat bahwa penyerbuan Jepang atas Pearl Harbour (7 Desember 1941) adalah penyebab
Perang Dunia II.

D. Kondisi-kondisi Negara Asia Tenggara Pada Masa Perang Dunia II


1. Kondisi Indonesia pada masa Perang Dunia II
Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer
bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang
ke Kalijati dan dimulai perundingan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak
Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura menyatakan,
bahwa Belanda harus menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Perjanjian antara
Belanda dan Jepang disebut dengan Perjanjian Kalijati yang berisi Belanda diminta menyerahkan
seluruh wilayah kekuasaannya di Indonesia kepada Jepang tanpa syarat. Letnan Jenderal Ter
Poorten menyerahkan kekuasaannya kepada tentara ekspedisi Jepang yang dipimpin Jenderal
Hitoshi Imamura. Jepang pun mulai merombak pemerintahan sipil Hindia Belanda. Di bawah

8
pendudukan Jepang, terdapat tiga pemerintahan militer Jepang. Pemerintahan militer itu berpusat
di Batavia, Bukittinggi, dan Makassar. Pusat dari pemerintahan militer ini dipimpin oleh kepala
staf yang bergelar Gunseikan.Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal
menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian secara de facto dan de
jure, seluruh wilayah bekas Hindia Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan
administrasi Jepang. Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan
kepada seluruh tentara Hindia Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada balatentara
Kekaisaran Jepang.

Para penguasa yang lain, segera melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van Mook, Wakil
Gubernur Jenderal untuk Hindia Belanda bagian timur, Dr. Charles Olke van der Plas, Gubernur
Jawa Timur, melarikan diri ke Australia. Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan
Udara Kerajaan Belanda melarikan diri dan meninggalkan isterinya di Bandung. Tentara KNIL
yang berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia ditangkap
dan dipenjarakan oleh tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga
warganegara Amerika Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut yang dipulangkan
kembali ke Eropa.

Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika
Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang.
Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berarti berhasil menduduki Indonesia. Bahkan,
bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan
gembira dan disambut baik karena akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu
penjajahan bangsa Belanda.

Dampak Perang Dunia II bagi Indonesia di Berbagai Bidang


Berikut dampak Perang Dunia II berbagai bidang di Indonesia:
1. Bidang ekonomi
Pada zaman Jepang, terjadi berbagai perubahan yang menjadikan bangsa Indonesia lebih
sengasara, terlebih secara ekonomi. Sehingga dalam bidang ekonomi, pemerintahan Jepang

9
mengeluarkan surat keputusan yang mengatur distribusi barang yang dibutuhkan dalam perang.
Barang-barang tersebut seperti besi, tembaga, kuningan, dan lainnya. Pemerintahan Jepang juga
mewajibkan petani di pedesaan Jawa untuk menyerahkan padi dengan ketentuan sebagai berikut:
Padi berada di bawah pengawasan negara, sehingga hanya pemerintah yang dapat memungut dan
menyalurkan padi. Para petani harus menjual padi kepada pemerintah sesuai dengan jumlah yang
ditentukan. Harga jual yang ditetapkan juga secara sepihak oleh pemerintah. Harga gabah dan
beras ditetapkan oleh pemerintah Pemerintah pendudukan Jepang juga memanfaatkan sumber
daya manusia Indonesia untuk keperluan Perang Asia Timur Raya. Masyarakat di pedesaan Jawa
dijadikan tenaga kerja paksa atau romusa. Mereka dipaksa untuk membangun bangunan yang
berkaitan dengan keperluan perang, seperti membuat benteng pertahanan atau lubang pertahanan,
jembatan. Pelabuhan, dan gudang Menyimpan bahan makanan.
2. Bidang politik
Ketika tentara Jepang mendapatkan kekalahan dalam Perang Pasifik, Jepang segera
memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Tujuannya agar Indonesia tidak menggunakan
kesempatan ini untuk melawan Jepang. Jika Indonesia menggunakan kesempatan untuk melawan
Jepang, maka negara tersebut akan menghadapi dua front sekaligus yaitu Sekutu dan Indonesia.
Sehingga Jepang membentuk BPUPKI yang bertugas untuk merumuskan dasar negara dan
menyusun UUD. Dua hal tersebut menjadi syarat bagi suatu negara. Belum sampai terlaksana
penyelenggaraan kemerdekaan, Jepang sudah menyerah kepada Sekutu, sehingga janji Jepang
untuk memberikan kemerdekaan tidak terwujud. Pada 17 Agustus 1945 terjadi kekosongan
kekuasaan, bangsa Indonesia menggunakan kesempatan itu untuk memproklamasikan
kemerdekaannya. Sehingga kemerdekaan yang dimiliki bangsa Indonesia bukan pemberian dari
Jepang, melainkan berkat usaha bangsa Indonesia sendiri.
3. Bidang sosial
Eksploitasi ekonomi dan sumber daya manusia yang dilakukan Jepang berdampak pada
kehidupan sosial. Penyerahan wajib padi kepada pemerintah mengakibatkan terjadinya
kemiskinan bagi petani. Besarnya setoran padi yang ditetapkan Jepang sering tidak terpenuhi.
Hal ini karena jumlah yang ditetapkan tinggi dan merosotnya produksi padi. Padahal petani
adalah produsen sekaligus konsumen. Hasil produksi sebagian digunakan untuk mencukupi
kebutuhan pangan dan sebagian lainnya dijual untuk membeli kebutuhan hidup lainnya.
Penggunaan sumber daya manusia untuk dijadikan romusa juga menimbulkan dampak sosial

10
pada masyarakat Indonesia. Mereka mengetahui bahwa para pekerja paksa selalu mendapat
perlakuan yang tidak manusiawi.
4. Bidang budaya
Dalam bidang kebudayaan, Jepang ingin menghapus pengaruh budaya barat yang ada di
Indonesia dan memasukkan budaya Jepang. Pada April 1942 Jepang mengeluarkan peraturan
kepegawaian yang baru. Penduduk diwajibkan untuk memasang bendera Jepang pada hari besar
Jepang. Pada setiap upacara kenegaraan dikumandangkan lagu kebangsaan Jepang dan bahasa
Jepang diajarkan di sekolah-sekolah. Tak hanya itu, bahkan Jepang memerintahkan masyarakat
untuk menggunakan sistem penanggalan Jepang di Indonesia.

2. Kondisi singapura pada saat perang dunia II


Pendudukan Jepang di Singapura adalah periode dalam sejarah Singapura antara tahun
1942 hingga tahun 1945, ketika pasukan Jepang menduduki Singapura selama Perang Dunia II,
setelah mengalahkan pasukan gabungan Australia, Britania Raya, India dan Malaya. Pendudukan
ini menjadi poin balik utama pada sejarah beberapa negara, termasuk Jepang dan Britania Raya,
dan lalu koloni Singapura itu sendiri. Singapura kemudian dinamakan Syonan  atau secara
resmi Syonan-to yang berarti "Cahaya Selatan". Singapura yang merupakan pangkalan utama
militer Sekutu menjadi sasaran utama Jepang. Di Singapura banyak yang merasa bahwa
Singapura akan diserang lebih dahulu sebelum menyerang Malaya. Britania Raya menyediakan
kontingen perang terbaiknya, termasuk adanya kapal perang HMS Prince of Wales dan kapal
perang HMS Repulse. Pada tanggal 8 Desember 1941, tentara Jepang mendarat di Kota
Bharu, Kelantan. Dua hari setelah tentara Jepang mendarat, kapal Prince of Wales dan
kapal Repulse tenggelam akibat dimusnahkan oleh tentara Jepang. Tentara Jepang menyerang
Malaya yang menyebabkan tentara Britania Raya terpaksa mundur ke Singapura. Menjelang 31
Januari 1942, 55 hari sejak dimulainya invasi Jepang, Jepang berhasil menguasai Malaya dan
siap menyerang Singapura. Setelah beberapa pertempuran, Letjen Arthur Ernest Percival dan
tentara Britania Raya menyerah kepada jendral Yamashita Tomoyuki pada tanggal 15 Februari
1942. Kurang lebih 130.000 tentara India, Australia dan Britania Raya menjadi tahanan perang.

3. Kondisi Filipina pada saat perang dunia ke II

11
Pada Perang Dunia II, wilayah Filipina tidak luput dari serangan Jepang. Penyerangan
Jepang terhadap Filipina merupakan bagian dari strategi Perang Asia Timur Raya yang dilakukan
secara bersamaan terhadap Pearl Harbour dan Malaya. Penyerangan ke Pearl Harbour dilakukan
pada 8 Desember 1941 waktu Tokyo, atau 7 Desember 1941 waktu Hawai. Berita penyerangan
tersebut telah diterima pada 8 Desember 1941 pukul 02:30 waktu Manila. Penyerangan Jepang
ke Filipina menpunyai 3 tujuan strategis, yaitu:

1. Agar Filipina tidak digunakan lagi sebagai pangkalan militer Amerika.


2. Untuk mendapatkan pangkalan dan pusat pembekalan yang lebih dekat bagi tentara Jepang
dalam rangka operasi selanjutnya ke Hindia-Belanda.
3. Untuk mengamankan jalur komunikasi dan logistik antara daerah yang berhasil merebut di
selatan dan kepulauan Jepang.
Jepang meluncurkan serangan mendadak di Pangkalan udara Clark di Pampanga, Filipina
pada 8 Desember 1941, hanya sepuluh jam dari serangan Pearl Harbour. Pengeboman udara
diikuti dengan mendaratnya pasukan Jepang di Luzon. Pertahanan Filipina dan tentara Amerika
Serikat dibawah pimpinan Jenderal Douglas Mac Arthur. Dibawah tekanan beberapa pejabat
tinggi, pasukan-pasukan pertahanan mengambil alih Bataan Peninsula dan Pulau Corregidor di
Teluk Manila. Untuk menghadapi serangan Jepang, USA dan Filipina membentuk kesatuan
militer USAFFE (United State Arny Forces in the For East). Ibukota Negara, Manila,
mengumumkan sebuah kota terbuka untuk mencegah penghancurannya, diduduki oleh tentara
Jepang pada 2 Januari 1942. Pertahanan Filipina berlanjut sampai pengakuan kekalahan dari
tentara Amerika Serikat-Filipina di Bataan Peninsula pada April 1942 dan di Corregidor pada
bulan Mei di tahun yang sama. Lebih dari 80.000 tahanan perang ditangkap tentara Jepang di
Bataan yang terpaksa melakukan barisan kematian Bataan sebelum sampai di kamp penjara 150
km utara. Diperkirakan 10.000 orang Filipina dan 1.200 orang Amerika mati sebelum sampai
tujuan. Presiden Quezon dan Osmena telah menyertai para tentara ke Corregidor dan nantinya
bertolak ke Amerika Serikat, dimana mereka membuat pemerintahan di pembuangan. Mac
Arthur diperintahkan ke Australia, dimana dia memulai merencanakan untuk kembali ke
Filipina. Penguasa militer Jepang secepatnya memulai mengorganisir sebuah struktur
pemerintahan yang baru di Filipina dan mendirikan komisi eksekutif Filipina. Pada mulanya
mereka membuat sebuah perwakilan Negara bagian. Seterusnya yang mana mereka memimpin

12
urusan rakyat sipil hingga Oktober 1943, saat mereka mendeklarasikan Filipina sebagai sebuah
republik merdeka. Jepang mensponsori republik dikepalai oleh presiden Jose P. Laurel.

Pada mulanya Jepang di terima dengan baik, karena di anggap sebagai pembebas dan
menjanjikan kemerdekaan kepada Filipina. Maka mulailah Jepang memainkan peranannya
dengan menggunakan semboyan “Asia for the Asiatic” (Asia untuk Asia ) Jepang menunjuk para
pemimpin rakyat agar mau bekerja sama dengan Jepang antara Lain : Yose P Laurel, Benigno,
Ramon Avancena, Manuct Roxas dan sebagainya.

Dalam bidang politik, pemerintah militer Jepang membentuk organisasi pemerintahan


pusat Filipina yang bernama Executive Commission yang terdiri dari tujuh departemen. Dengan
terbentuknya pemerintahan sipil, pemerintah militer Jepang pada tanggal 14 Oktober 1943
memproklamasikan kemerdekaan Filipina dengan menunjuk Jose P. Laurel sebagai presiden
Filipina. Dalam bidang pendidikan tujuan yang sebenarnya Jepang adalah untuk menghilangkan
pengaruh kebudayaan barat.Ini di jalankan dengan propaganda pengajaran Jepang, dengan
maksud untuk kepentingan perang. Usaha-usaha utama yang di lakukan ialah mendirikan
sekolah-sekolah dasar.sebab dalam tingkat ini sudah untuk mempengaruhi atau dimasuki
propaganda Jepang. Selain itu juga mendirikan sekolah kejuruan,kursus-kursus pertanian. Dalam
pelajaran Formal di berikan sejarah Filipina dalam bahasa Togaloh atau Togalog. Tapi karena
kondisi sosial ekonomi tidak ada masyarakat yang bergairah untuk memasukan anak-anaknya ke
sekolah.

Namun demikian seluruh urusan pemerintahan selalu dalam pengawasan pemerintah


militer Jepang. Dalam bidang ekonomi, pemerintah militer Jepang bermaksud mengeksploitasi
seluruh sumber daya alam yang ada di Filipina untuk kepentingan industri dan tentaranya.
Industri dan perdagangan sangat menderita dan pertanian mengalami kemunduran, sebab banyak
peatni yang enggan mengerjakan tanahnya. Rakyat dipaksa menanam kapas untuk kepentingan
Jepang. Sehingga harga-harga barang tinggi, sebaliknya nilai mata uang merosot maka di
sebutlah dengan istilah Micky Mouse Money.

Akhirnya pendudukan Jepang di Filipina ditentang gerakan bawah tanah dan gerilya.
Tentara Filipina melanjutkan untuk melawan Jepang dalam perang gerilya dan betul-betul

13
dipertimbangkan sebuah unit pembantu dari tentara Amerika Serikat. Keefektifan mereka seperti
saat akhir perang, Jepang menguasai 12 provinsi dari 44 provinsi yang ada. Unsur utama dari
perlawanan di pusat Luzon dilengkapi oleh Huk Balahap “Tentara rakyat melawan tentara
Jepang”, yang memiliki 30.000 tentara dan meluaskan kendali mereka ke luar Luzon.

Hukbalahab
Organisasi gerilyawan muncul untuk mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Para petani yang
tergabung dalam Gerakan Hukbalahap yaitu gerakan di bawah tanah. Mereka melawa Jepang
secara bergerilya, gerkan-gerakan itu antara lain :

1. Gerakan Hukbalahab, di bawah pimpinan Luis Taruc yang beroperasi di Luzon Tengah.
2. Gerkan gerilya di Manila di bawah Anderson.
3. PQOG ( Presiden Quezons Owi Guirellas ) di Suzon Selatan di bawah pimpinan
W.Q.Vinzons.
4. Gerakan di Visayas di bawah pimpinan Ruuperto KengTeon.
Gerakan Hukbalahab merupakan yang terkenal. Gerakan Huk ini terdiri dari petani yang
menduduki tanah-tanah milik tuan tanah yang pergi ke kota. Mereka kalau siang mengerjakan
tanah, kalau malam mengangkat senjata melawan Jepang.

Pimpinan-pimpinan Huk antara lain : Luis Taruc, Pedro Alejondrino Vicente Lova dan Abad
Santos. Gerakan ini juga mengeluarkan surat kabar yang bernama : Ing Masale, yang merupakan
media para petani, terbit pertama kali pada permulaan Oktober 1942.

Tujuan Gerakan Hukbalahab :

1. Melawan Jepang
2. Mengadakan pembaharuan tanah
3. Memperthankan tanah-tanah milik tuan-tuan yang telah pergi ke kota.
Perlawanan ini berlangsung kurang lebih selama 3 tahun dan teryata banyak berhasilnya dan
selama itu berhasil membunuh lebih kurang 25.000 Jepang. Selain gerakan Hukbalahab sebagai
bentuk perlawanan terhadap Jepang, rakyat Filipina juga melakukan peperangan di kawasan
perairan yaitu Perang Laut Filipina dan Perang di Selat Surigao.

14
Perang Laut Filipina
Tahun 1944 terjadi pertempuran penting di Pasifik. Perlahan tapi pasti, angkatan laut
Amerika dan kapal perangnya melalui jalur sebelah utara Australia. Pulau Saipan Dan Tinian di
bombardir oleh konvoi dan kapal perang Amerika pada bulan Juni dan setelah itu mereka
membangun pangkalan di Guam. Sementara itu kapal perang besar dikerahkan di laut Filipina
dari pesisir Pasifik. Pada tanggal 19 Juni perang laut Filipina dimulai. Perang ini terutama
merupakan pertempuran udara di atas Guam. Hasilnya Amerika berhasil menghancurkan 402
pesawat tempur Jepang. Dan Amerika kehilangan 17 persawat tempur yang hancur dan 4 kapal
perang mereka dirusak Angkatan Udara Jepang. Dengan menghancurkan sebagian besar pesawat
tempur Jepang, armada Amerika buru-buru menuju ke barat dalam rangka untuk membujuk
kapal Jepang meninggalkan wilayah tersebut.

Pencarian dengan pesawat-pesawat dilakukan untuk menentukan dimana posisi musuh.


Kontak dengan armada Jepang dilakukan pada sore hari tanggal 20 Juni. Akan tetapi Amerika
malah membombardir dan buru-buru berjuang untuk menyerang dan menenggelamkan 2 kapal
induk Jepang, 2 kapal perusak, 1 kapal tangki, dan kemudian mereka menghancurkan lagi 3
kapal induk, 1 kapal perang, 3 kapal pesiar, 1 kapal perusak, dan 3 kapal tangki. Sementara
Amerika menderita kerusakan 16 pesawat di tembak jatuh dan 73 jatuh sendiri karena kehabisan
bahan bakar. Perang di laut Filipina ini mencegah Jepang menguasai daerah Marianas. Di sisi
lain sudah pasti kemudian pulau itu direbut oleh Amerika.

Perang di Selat Surigao


Tentara Jepang di sebelah selatan dating dari Singapura memasuki Selat Surigao yang
sempit pada jam malam tanggal 25 Oktober. Tugas tentara Amerika yang dikepalai oleh
Laksamana J. B Oldendorf adalah menunggu tentara Jepang dalam kesunyian. Komandan
Jepang, tidak menduga bahwa kedatangannya telah diketahui, mereka terus menyusuri selat
tersebut dengan percaya diri. Saat yang tepat ketika kapal Jepang dalam jarak tembak meriam
besar Amerika, Oldendorf member isyarat untuk menyerang. Kapal induk, kapal perusak dan
kapal perang Jepang di serang dengan dahsyatnya. Laksamana Nishimura pun tidak diketahui
apakah terkena serangan tersebut atau tidak. Sementara Amerika hanya kehilangan 1 kapal
perusak.

15
Tentara sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Mac Arthur mendarat di Leyte, pada 20
Oktober 1944 diikuti pendaratan di bagian negara yang lain, dan sekutu menekan hingga Manila.
Peperangan berlangsung hingga kekalahan resmi Jepang pada 2 September 1945. Filipina
menderita kerugian yang besar mulai dari kehilangan jiwa dan kerusakan fisik yang amat hebat
saat peperangan usai. Sebuah perkiraan, 1 juta orang Filipina terbunuh, dan kota Manila benar-
benar rusak parah. Jepang tidak mengumumkan Filipina sebagai kota terbuka seperti yang
dilakukan Amerika Serikat pada 1942.

Pendudukan Jepang di Filipina berakhir ketika pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal
Mac Arthur kembali ke Filipina dan berhasil menghancurkan pertahanan Jepang dan di bom
atumnya kota Nagasaki da Hirosima pada tanggal 6 dan 9 agustus 1945 oleh Sekutu sehingga
membuat jepang harus menyerah kepada Sekutu.

4. Kondisi Vietnam pada saat perang dunia ke II

5. Kondisi Thailand pada saat perang dunia ke II


Thailand dalam Perang Dunia II secara resmi mengadopsi posisi netral sampai diserang
oleh Jepang pada bulan Desember 1941 yang menyebabkan gencatan senjata dan, kemudian,
perjanjian aliansi militer antara Thailand dan Kekaisaran Jepang . Pada awal Perang Pasifik ,
Kekaisaran Jepang menekan pemerintah Thailand untuk mengizinkan pasukan Jepang untuk
menyerang Malaya dan Burma yang dikuasai Inggris. Pemerintah Thailand di bawah Plaek
Phibunsongkhram (dikenal sebagai Phibun) menganggapnya menguntungkan untuk bekerja sama
dengan upaya perang Jepang, karena Siam melihat Jepang – yang berjanji untuk membantu
Thailand mendapatkan kembali beberapa wilayah Indonesia (di Laos, Kamboja, dan Myanmar
saat ini) ) yang telah hilang dari Prancis – sebagai sekutu melawan imperialisme Barat. Thailand
yang berpihak pada Axis menyatakan perang terhadap Amerika Serikat dan Inggris dan wilayah-
wilayah yang dicaplok di negara-negara tetangga, meluas ke utara, selatan, dan timur,
mendapatkan perbatasan dengan Cina di dekat Kengtung .

16
Setelah menjadi sekutu Kekaisaran Jepang, Thailand mempertahankan kendali atas
angkatan bersenjata dan urusan internalnya. Kebijakan Jepang tentang Thailand berbeda dari
hubungan mereka dengan negara boneka Manchukuo . Jepang bermaksud hubungan bilateral
serupa dengan yang antara Jerman Nazi dan Finlandia , Bulgaria , dan Rumania . Namun
Thailand pada waktu itu telah dicap oleh Jepang dan Sekutu sebagai “ Italia Asia “ Sementara
itu, pemerintah Thailand telah memecah menjadi dua faksi, rezim Phibun dan gerakan
perlawanan pro-Sekutu yang terorganisir dengan baik yang akhirnya berjumlah sekitar 90.000
gerilyawan Thailand, [5] didukung oleh pejabat pemerintah yang bersekutu dengan bupati Pridi
Banomyong . Gerakan ini aktif sejak 1942, menentang rezim Phibun dan Jepang. Para partisan
memberikan layanan spionase kepada Sekutu, melakukan beberapa kegiatan sabotase, dan
membantu merekayasa kejatuhan Phibun pada 1944. Setelah perang, Thailand menerima sedikit
hukuman atas peran perangnya di bawah Phibun. Thailand menderita sekitar 5.569 militer tewas
selama perang, hampir seluruhnya karena penyakit. Kematian dalam pertempuran termasuk 150
di Negara-negara Shan , 180 pada 8 Desember 1941 (hari invasi singkat Jepang dan serangan
Inggris gagal di Ledge ), dan 100 selama Perang singkat Perancis-Thailand .

6. Kondisi Brunei Darussalam pada saat perang dunia ke II

Pada 1940-an, Brunei ikut terimbas gelombang Perang Dunia II. Jepang menginvasi

kesultanan tersebut pada 16 Desember 1941, atau hanya berselang delapan hari usai melancarkan

serangan atas Pearl Harbor, Hawaii, Amerika Serikat. Dai Nippon mendaratkan 10 ribu pasukan

Detasemen Kawaguchi dari Teluk Cam Ranh di Kuala Belait. Setelah enam hari bertempur,

mereka menduduki seluruh Brunei. Pasukan Sekutu hanya mampu bertahan di Kuching,

Serawak. Setelah menguasai Brunei, Jepang membuat kesepakatan dengan Sultan Ahmad

Tajuddin untuk mengatur negara. Adapun orang-orang Inggris, termasuk sisa-sisa birokrasi

17
kolonial yang terjebak di sana, dimasukkan ke dalam kamp interniran. Sultan mempertahankan

takhtanya di bawah bayang-bayang pemerintahan pendudukan. Umumnya pejabat Melayu

menolak patuh kepada Nippon sehingga sebagian besar mereka ditahan. Selama dijajah Negeri

Matahari Terbit, wilayah Brunei terbagi secara administratif ke dalam sejumlah prefektur,

termasuk Baram, Labuan, Lawas, dan Limbang. Seperti halnya penjajahan Jepang di Indonesia,

pemerintah pendudukan mengeliminasi segala unsur Barat dari keseharian penduduk setempat.

Sekolah-sekolah dilarang mengajarkan bahasa Inggris. Hanya bahasa Jepang dan Melayu yang

boleh diajarkan kepada para murid. Tidak hanya pendidikan, kehidupan ekonomi sehari-hari juga

diatur ketat. Mata uang yang beredar pada masa pra-Perang Dunia II dinyatakan tidak berlaku.

Seluruh masyarakat Brunei hanya dibolehkan memakai uang yang dicetak otoritas setempat.

Mata uang itu belakangan disebut sebagai “duit pisang” lantaran hiper-inflasinya yang menggila

dari tahun ke tahun.

Tatkala Jepang kalah dari AS di kancah Perang Pasifik dan hengkang dari Asia Tenggara,

bertumpuk-tumpuk uang tersebut tidak lebih berharga ketimbang sebuah pisang.

Bom atom yang dijatuhkan Sekutu ke Hiroshima dan Nagasaki mengakhiri Perang Dunia II.

Pascakekalahan Jepang, negara-negara Barat kembali ke wilayah jajahannya masing-masing di

Asia Pasifik. Britania Raya melanjutkan pemerintahan sipil di kawasan Semenanjung Malaya,

Temasek (Singapura), dan utara Kalimantan yang sempat terjeda oleh pendudukan Nippon. Pada

Juli 1945, Dewan Negara Brunei dihidupkan kembali. Hingga era 1950-an, kerajaan itu terus

berbenah untuk mengembalikan kemakmuran ekonominya.

7. Kondisi Kamboja pada saat perang dunia ke-II


Kamboja dijadikan daerah Protektorat oleh Prancis dari tahun 1863 sampai dengan 1953,
sebagai daerah dari Koloni Indochina. Setelah penjajahan Jepang pada 1940-an, akhirnya
Kamboja meraih kemerdekaannya dari Prancis pada 9 November 1953. ... Pada saat Perang
Vietnam tahun 1960-an, Kerajaan Kamboja memilih untuk netral. Pada saat Perang Vietnam

18
tahun 1960-an, Kerajaan Kamboja memilih untuk netral. Hal ini tidak dibiarkan oleh petinggi
militer, yaitu Jendral Lon Nol dan Pangeran Sirik Matak yang merupakan aliansi pro-AS untuk
menyingkirkan Norodom Sihanouk dari kekuasaannya. Dari Beijing, Norodom Sihanouk
memutuskan untuk beraliansi dengan gerombolan Khmer Merah, yang bertujuan untuk
menguasai kembali tahtanya yang direbut oleh Lon Nol. Hal inilah yang memicu perang saudara
timbul di Kamboja.
Khmer Merah akhirnya menguasai daerah ini pada tahun 1975, dan mengubah format
Kerajaan menjadi sebuah Republik Demokratik Kamboja yang dipimpin oleh Pol Pot. Mereka
dengan segera memindahkan masyarakat perkotaan ke wilayah pedesaan untuk diperkerjakan di
pertanian kolektif. Pemerintah yang baru ini menginginkan hasil pertanian yang sama dengan
yang terjadi pada abad 11. Mereka menolak pengobatan Barat yang berakibat rakyat Kamboja
kelaparan dan tidak ada obat sama sekali di Kamboja. Pada November 1978, Vietnam menyerbu
RD Kamboja untuk menghentikan genosida besar-besaran yang terjadi di Kamboja. Akhirnya,
pada tahun 1989, perdamaian mulai digencarkan antara kedua pihak yang bertikai ini di Paris.
PBB memberi mandat untuk mengadakan gencatan senjata antara pihak Norodom Sihanouk dan
Lon Nol.
Sekarang, Kamboja mulai berkembang berkat bantuan dari banyak pihak asing setelah
perang, walaupun kestabilan negara ini kembali tergoncang setelah sebuah kudeta yang gagal
terjadi pada tahun 1997. Perekonomian Kamboja sempat turun pada masa Republik Demokratik
berkuasa. Tapi, pada tahun 1990-an, Kamboja menunjukkan kemajuan ekonomi yang
membanggakan. Pendapatan per kapita Kamboja meningkat drastis, namun peningkatan ini
tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara – negara lain di kawasan ASEAN. PDB
bertumbuh 5.0% pada tahun 2000 dan 6.3 % pada tahun 2001. Agrikultur masih menjadi andalan
utama kehidupan ekonomi masyarakat terutama bagi masyarakat desa, selain itu bidang
pariwisata dan tekstil juga menjadi bidang andalan dalam perekonomian di Kamboja.
Perlambatan ekonomi pernah terjadi pada masa Krisis Finansial Asia 1997. Investasi asing dan
turisme turun dengan sangat drastis, kekacauan ekonomi mendorong terjadinya kekerasan dan
kerusuhan di Kamboja

E. Akhir Perang Dunia II


 Serangan Bom Atom oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki

19
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada
bulan Agustus 1945, tahap akhir Perang Dunia Kedua. Amerika Serikat menjatuhkan bom
dengan persetujuan dari Britania Raya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Quebec. Dua
operasi pengeboman yang menewaskan sedikitnya 129.000 jiwa ini merupakan
penggunaan senjata nuklir masa perang untuk pertama kali dan satu-satunya dalam sejarah.
Pada tahun terakhir Perang Dunia II, Sekutu bersiap-siap melancarkan serbuan ke daratan
Jepang yang memakan biaya besar. Amerika Serikat sebelumnya melaksanakan kampanye
pengeboman yang meluluhlantakkan banyak kota di Jepang. Perang di Eropa selesai
setelah Jerman Nazi menandatangani instrumen penyerahan diri pada tanggal 8 Mei 1945.
Akan tetapi, Jepang menolak memenuhi tuntutan Sekutu untuk menyerah tanpa
syarat. Perang Pasifik pun berlanjut. Bersama Britania Raya dan Tiongkok, Amerika Serikat
meminta pasukan Jepang menyerah dalam Deklarasi Potsdam tanggal 26 Juli 1945 atau
menghadapi "kehancuran cepat dan besar". Jepang mengabaikan ultimatum tersebut.

Pada bulan Juli 1945, Proyek Manhattan yang dirintis Sekutu berhasil


melaksanakan pengujian bom atom di gurun New Mexico. Mereka memproduksi senjata
nuklir berdasarkan dua rancangan pada bulan Agustus. 509th Composite Group dari Pasukan
Udara Angkatan Darat Amerika Serikat dilengkapi dengan Boeing B-29 Superfortress khusus
versi Silverplate yang mampu mengangkut bom nuklir dari Tinian di Kepulauan Mariana.
Tanggal 6 Agustus, AS menjatuhkan bom atom uranium jenis bedil (Little Boy) di
Hiroshima. Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman meminta Jepang menyerah 16 jam
kemudian dan memberi peringatan akan adanya "hujan reruntuhan dari udara yang belum
pernah terjadi sebelumnya di muka bumi." Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus, AS
menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat Man) di Nagasaki. Dalam kurun dua sampai
empat bulan pertama setelah pengeboman terjadi, dampaknya menewaskan 90.000–146.000
orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki; kurang lebih separuh korban di setiap
kota tewas pada hari pertama. Pada bulan-bulan seterusnya, banyak orang yang tewas karena
efek luka bakar, penyakit radiasi, dan cedera lain disertai sakit dan kekurangan gizi. Di dua
kota tersebut, sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil meskipun terdapat
garnisun militer besar di Hiroshima.

Tanggal 15 Agustus, enam hari setelah pengeboman Nagasaki dan Uni


Soviet menyatakan perang, Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu. Tanggal 2
20
September, Jepang menandatangani instrumen penyerahan diri yang otomatis mengakhiri
Perang Dunia II.

F. Dampak dari Perang Dunia II


Perang Dunia II merupakan perang terbesar dan terdahsyat yang pernah terjadi selama ini.
Perang ini menelan korban yang sangat besar, yakni 40 juta orang. Perang ini juga membawa
dampak besar bagi dunia terutama terjadi perubahan-perubahan di bidang ekonomi, politik, dan
sosial.
1. Bidang Politik
Munculnya dua kekuatan besar dunia (adikuasa atau super power) yakni Amerika Serikat
dengan idoelogi liberalisme, dan Uni Soviet dengan ideologi komunisnya. Terjadinya persaingan
antara dua ideologi tersebut berakibat pada munculnya Perang Dingin (Cold War). Namun
perang dingin ini sudah berakhir setelah Uni Soviet terpecah pada 1991.

2. Bidang Ekonomi
Setelah Perang Dunia II berakhir, perekonomian dunia mengalami kekacauan sehingga
Amerika Serikat ketakutan pihak komunis akan mempengaruhi negara-negara yang sedang
kesulitan. Untuk itu Amerika memberikan bantuan (kredit) bagi negara-negara Eropa yang
hancur akibat Perang Dunia II, misalnya melalui program Marshall Plan 1947, akibatnya paham
komunis dapat dibendung di wilayah Eropa Barat. Selain itu negara Jerman dan Jepang muncul
sebagai negara industri besar setelah mendapat bantuan dari Amerika Serikat.

3. Bidang Sosial
Munculnya keinginan yang kuat dari sebagian negara di dunia untuk menciptakan
perdamaian abadi. Dari tekad inilah muncul lembaga internasional yang berwibawa dalam
melakukan perdamaian, yaitu Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tahun 1945. Adapun para
pelopor pendiri PBB ialah Franklin Delano Roosevelt (Amerika), Winston Churchill (Inggris)
dan Josep Stalin (Uni Soviet).

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perang Dunia II berlangsung selama tahun 1936-1945 dan merupakan perang terbesar
sepanjang sejarah kehidupan manusia. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia,
Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di
berbagai pasukan militer. Peristiwa perang dunia II terjadi karena adanya kecenderungan atau
suatu paham fasisme yang berkembang di Eropa, keadaan politik internasional menjelang Perang
Dunia II menyerupai keadaan tahun 1906-1914 sebelum Perang Dunia I.
Perang Dunia II telah menyebabkan kerugian besar baik bagi negara yang terlibat perang
maupun tidak. Kerugian terbesar adalah Perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta
sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan
sepanjang sejarah umat manusia, ekonomipun menjadi berantakan dan mengalami banyak
kerugian sehingga kelaparan dan kemiskinan tidak dapat lagi dihindarkan. Namun demikian,
Perang Dunia II ini juga berpengaruh terhadap ekonomi, sosial, maupun politik.
Pengaruh yang dibawa oleh PD II ini ada yang bersifat positif dan juga negatif. Dampak
positifnya yaitu, Perang Dunia II juga berpengaruh terhadap Negara Indonesia yaitu berakhirnya

22
imperialisme Belanda dan Jepang di Indonesia, karena pada saat itu Negara Indonesia
mengalami Vacuum of Power sehingga Para tokoh Indonesia dapat segera memproklamasikan
Negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Perang Dunia II menimbulkan bencana besar bagi umat manusia, kerusakan harta benda,
dan nyawa sangat besar. Pada saat itu Indonesia dikuasai Jepang selama 3,5 tahun dan menjadi
masa-masa paling menderita akibat kebijakan politik, ekonomi dan sosial Jepang seperti
ekploitasi pertanian dan kerja paksa.
Tetapi di sisi lain Perang Dunia II juga berakibat postif bagi Indonesia. Setelah Jepang
kalah perang, Indonesia dalam keadaan ‘Vacuum Of Power’ (kekosongan kekuasaan), dan
Indonesia dapat memanfaatkan waktu itu. Dan pemerintah Jepang memutuskan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia dengan membentuk PPKI sebagai pengganti BPUPKI, yang
berujung pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

B. Saran
Perang Dunia II telah menelan jutaan korban jiwa dan telah mengubah dunia, baik pada
bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Lebih baik jika kita mengambil hikmah dari peristiwa
ini dan selalu menjaga kedamaian antar sesama agar peristiwa ini tidak terulang kembali. Setelah
kita memahami berbagai akibat dari Perang Dunia II, kita menjadi sadar bahwa meskipun
masyarakat pada waktu itu termasuk masyarakat Indonesia menderita dalam banyak aspek
kehidupan, kita juga menyadari bahwa secara tidak langsung Perang Dunia II telah membuka
peluang Indonesia pada kemerdekaannya. Meski begitu, bukan berarti kemerdekaan tersebut bisa
diraih dengan mudah, banyak pengorbanan yang dilakukan oleh para pendahulu kita. Oleh
karena itu, kita tidak boleh melupakan pengorbanan dan perjuangan mereka bagi Indonesia. Kita
juga tidak boleh berdiam diri dan harus ikut berjuang untuk mengharumkan nama bangsa di mata
dunia.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://rizkinursadiyah.blogspot.co.id/2015/05/makalah-perang-dunia-ii .

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dunia_II

http://widyasujarwati.blogspot.co.id/2013/06/makalah-perang-dunia-ii .

https://doc.lalacomputer.com/makalah-perang-dunia-ii/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/13/150125269/latar-belakang-terjadinya-perang-
dunia-ii
https://sejarahlengkap.com/dunia/kronologi-perang-dunia-2https://www.kompas.com/skola/
read/2020/07/14/150317769/akhir-perang-dunia-ii
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5138/1/BAHRIYATUL%20ARIF-
FAH.PDF
https://brainly.co.id/tugas/22704736

24
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/16/150950569/dampak-perang-dunia-ii-bagi
indonesia-di-berbagai-bidang

https://campusnancy.blogspot.com/2013/04/kondisi-indonesia-pada-masa-perang-dunia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja

25

Anda mungkin juga menyukai