Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Sejarah Eropa

“Eropa dalam era Perang Dingin dan Pembentukan Uni Eropa”

Disusun Oleh :
Rangga Handoko 3212421003
Indah Permata Sari 3213121041
Oktavia Dewi 3212421009

Dosen Pengampu :
Apriani Harahap M.A dan Lister Eva Simangungsong M.A

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEI 2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Sejarah
Eropa. Kami juga berterimakasih kepada ibu dosen pengampu yaitu ibu Lister Eva
Simangunsong, S.Pd, M.A dan Ibu Apriani Harahap, M.A, yang telah memberikan
kepercayaan serta bimbingan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun materi yang kami
bawakan. Kami sangat mengharapkan apabila ada kritik, saran ataupun masukan dari ibu
dosen pengampu dan teman-teman semuanya, untuk perbaikan makalah kedepannya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi siapapun yang membacanya.
Medan, 18 Mei 2022

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ................................................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 2
3. Tujuan Penulisan .............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 3
Marshall Plan : Awal dari dimulainya Perang Dingin .............................................................. 3
Eropa dalam periode Perang Dingin .............................................................................................. 6
Lahirnya NATO dan Pakta Warsawa.............................................................................................. 7
Space Race, dan Akselerasi Teknologi ......................................................................................... 10
Sejarah berdirinya Uni Eropa ......................................................................................................... 18
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 28
Kesimpulan ............................................................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
8 Mei 1945 merupakan hari yang bersejarah bagi keselurhan dunia. Menyerahnya
Jerman kepada sekutu merupakan awal dari berakhirnya malapetaka yang telah
menghantui benua Eropa selama bertahun tahun.

Hal ini menyebabkan kekuasaan Eropa jatuh kedalam dua “tangan besi” dunia
pada masa itu yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat yang berada di lain
benua menanamkan kekuatannya kepada 2 negara besar lainnya di benua biru, yaitu
Inggris dan Prancis. Sementara Uni Soviet yang berada di kawasan Eropa Timur tetap
menjaga kedaulatannya sebagai pusat komunisme dunia pada masa itu melawan
kapitalisme dari barat. Dalam menjaga teritori mereka dari ancaman barat, Uni Soviet
mendirikan negara negara satelit yang sekaligus dijadikan oleh mereka sebagai tameng
dari ancaman Barat.

Sejatinya, perang dingin hanya istilah yang diberikan oleh penasihat Harry S
Truman, Presiden Amerika Serikat pada masa itu yang bernama Bernard Baruch pada
1947. Berbeda dengan peperangan sebelumnya, periode ini didominasi oleh peperangan
Ideologi dan perebutan kekuasaan antara Demokrasi Liberal melawan Komunisme.
Selain itu, perang ini juga dipenuhi intrik intrik politik antara kedua pihak, dan kerap kali
menjalankan operasi operasi rahasia melalui mata mata yang dimiliki.

Selain itu, peperangan di bidang teknologi juga menjadi bagian utama dalam
periode ini, seperti teknologi antariksa, hingga teknologi nuklir yang menjadi bahan
utama ancaman dari kedua pihak. Dalam sejarahnya, Perang Dunia ketiga hampir terjadi
ketika angkatan laut Uni Soviet yang berada di Kuba ingin melepaskan rudal nuklir
mereka ke wilayah Amerika. Akan tetapi, hal ini untungnya dapat dihindari lantaran
Vasily Arkhipov, seorang perwira AL Uni Soviet menolak untuk meluncurukan rudalnya
ketika itu atas nama kemanusiaan.

Perang Dingin sendiri berakhir di tahun 1991, yaitu ketika Blok Komunis runtuh
akibat dari bubarnya Uni Soviet sebagai pusat utama pada masa itu. Uni Soviet sendiri
runtuh yang diakibatkan oleh ketidakstabilitasan politik maupun ekonomi yang dialami

1
mereka pada masa itu, juga lepasnya beberapa negara bagian mereka yang memutuskan
untuk melakukan referendum.

Lantas, bagaimana sebenarnya Perang Dingin ini dapat terjadi, apa dampaknya,
dan bagaimana Uni Soviet bisa kalah dalam peperangan ini meski mereka merupakan
negara adikuasa di Eropa pada zamannya? Di dalam tulisan ini, penulis akan mencoba
mengkupas satu demi satu peristitwa peristiwa yang meramaikan periode ini terutama
yang terjadi di benua Eropa bahkan yang menjalar hingga ke dunia.

2. Rumusan Masalah
Fokus pembahasan penulis pada tulisan ini terbagi ke dalam beberapa topik,
yaitu:

1. Marshall Plan : Awal dari dimulainya Perang Dingin

2. Eropa dalam periode Perang Dingin

3. Sejarah Uni Eropa

3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah seperti yang sudah penulis
sampaikan di atas, yaitu sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah Sejarah Eropa dan
juga sebagai referensi materi dalam diskusi kelas berlangsung.

2
BAB II
PEMBAHASAN
Marshall Plan : Awal dari dimulainya Perang Dingin
12 April 1945, Harry S Truman dilantik menjadi presiden Amerika Serikat yang
baru menggantikan pendahulunya F. D. Roosevelt yang wafat. Sebagai seorang presiden
yang baru saja dilantik, Truman langsung mengemban tugas yang berat kala itu,
mengingat kondisi dunia pada masa itu juga sedang tidak baik sama sekali. Beliau harus
memikirkan tentang kondisi negara mereka dalam Perang Dunia II melawan blok poros.
Beruntung, berkat aliansi mereka dengan Inggris dan juga Uni Soviet yang kala itu
merupakan kekuatan besar eropa, berhasil menumpas pergerakan Jerman di Eropa.

Gambar 1 Harry S Truman (sumber : The White House)

Akan tetapi, hal ini tidak berhenti di situ saja. Peperangan militer mungkin sudah
berakhir, namun tidak dengan Ideologi mereka. Salah satu “kawan” Amerika Serikat
dalam PD II, Uni Soviet mulai mencoba untuk menguasai Eropa dengan paham
komunismenya. Seperti contoh, konflik yang dialami di daerah Mediteranian yang
terdapat Turki dan Yunani di dalamnya. Kala itu, Turki dipaksa oleh Uni Soviet untuk
mengizinkan kapal kapal dagang milik mereka untuk melintas melalui Selat Turki,
sementara di Yunani sedang terjadi civil war yang mana partai komunis Yunani terlibat
didalamnya. Jika hal ini dibiarkan, kedua negara tersebut dapat jatuh ke genggaman
Komunis dan ini dapat merugikan AS karena kedua negara tersebut merupakan wilayah
yang strategis. AS bukannya tidak memiliki kaki tangan di Eropa yang dapat melawan
pergerakan komunisme di sana, mereka mempunyai Inggris yang juga memiliki peranan

3
yang cukup kuat. Namun, Inggris pada masa itu juga angkat tangan dalam kasus ini
karena mereka sendiri juga berada diambang kebangkrutan akibat dari PD II.

Melihat hal ini, Truman pun mengeluarkan pendapatnya yang kemudian hari
dikenal sebagai Truman Doctrine bahwasanya PBB harus membantu Turki dan Yunani
dalam menghadapi masalah mereka. Awalnya, pendapat ini tidak disambut baik oleh
beberapa pihak, termasuk oleh rakyat rakyat Amerika sendiri karena menurut mereka,
kedua negara tersebut memang sejatinya bukan merupakan negara Demokrasi dan
Amerika Serikat lebih baik fokus membangun masyarakatnya sendiri.

Gambar 2 George Marshall

Akan tetapi, doktrin tersebut memiliki lebih banyak pendukung daripada


penentangnya, sehinggga pada akhirnya Truman diberikan izin untuk menggelontorkan
uang mereka kepada negara tersebut. Tidak tanggung tanggung, dana sebesar 400 Juta
Dollar diberikan kepada kedua negara ini, dimana Turki mendapatkan 100 Juta dan
bantuan kapal, pasukan, serta pesawat untuk menjaga Selat Turki. Alhasil, bantuan ini
terbukti berhasil manakala pemberontakan di Yunani berhasil padam, dan Partai
Demokratis Turki berhasil mengambil peran di Negaranya.

Selanjutnya, di pertengahan juni Inggris dan Prancis mengajak negara negara


Eropa lainnya untuk melaksanakan pemulihan ekonomi bersama sama. Namun, wacana
ini ditolak oleh Uni Soviet dan negara negara satelit mereka seperti Hungaria,

4
Cekoslovakia, dan Polandia. Negara negara peserta ini kemudian dikenal dengan the
Conference for Economic Cooperation.

Laporan hasil dari pertemuan ini kemudian dikirimkan ke Amerika yang


kemudian membentuk the Commite for European Economic Cooperation yang merupakan
badan bentukan dari konferensi sebelumnya.

Badan tersebut kemudian dikenal dengan The Comitte yang memuat tentang
rencana pemulihan ekonomi Eropa serta perhitungan yang dibutuhkan untuk pemulihan
dengan jangka waktu 1948-1951. Laporan rencana pemulihan perekonomian Eropa
tanggal 22 September 1947 yang kemudian salinannya dikirim ke pemerintah Amerika
Serikat dan juga kepada masing masing anggota. Laporan ini disebut dengan Paris Report
yang kemudian melandasi European Recovery Program (ERP). ERP ini adalah nama asli
dari Marshall Plan yang dipresentasikan oleh Harry S Truman kepada kongres Amerika
Serikat pada Desember 1947.

ERP kemudian diloloskan oleh Kongres Amerika pada 2 April 1948, setelah
Truman mendesak Kongres. Penerimaan ini didasari oleh jatuhnya Czekoslovakia ke
tangan Uni Soviet. Pemulihan ekonomi Eropa Barat dilakukan dengan peningkatan
kegiatan ekonomi, seperti produksi, pembangunan kerjamasama, perluasan
perdagangan internasional, penciptaan stabilitas mata uang Eropa, serta pembentukan
kerjasama ekonomi sehingga tercipta kemungkinan stabilitas kurs mata uang dan
penghapusan hambatan perdagangan (Ariadi, 2002).

Bantuan ini kemudian berjalan sampai tahun 1951 dengan total bantuan dana
diperkirakan sampai $13 triliun, dengan rincian sebagai berikut :

Gambar 3 Peta Penyebaran ERP (sumber : idsejarah.net)

5
Gambar 4 Tabel Distribusi ERP (sumber : Universitas Jember)

Distribusi bantuan ini disalurkan dalam berbagai bentuk, tidak seluruhnya dalam
bentuk uang, 70% bantuan ini dibelanjakan terlebih dahulu oleh AS untuk berbelanja
barang. Perlu diketahui bahwasanya, AS dalam program ini hanya berperan sebagai
donatur, dalam mengelola bantuan bantuan tersebut, berada sepenuhnya dibawah
tangan negara negara penerima. Program ini berhenti pada 31 Desmber 1951, 6 bulan
lebih cepat dari jadwal yang telah ditetapkan. Program ini sendiri berhenti dikarenakan
keterlibatan AS dalam perang fraksi melawan Uni Soviet di Semenanjung Korea.

Sebenarnya, pihak Uni Soviet juga membuat tandingan mereka dalam melawan
Marshall Plan, yaitu Molotov Plan yang diberikan kepada negara negara Eropa Timur
dalam pentuk kerjasama perdagangan bilateral. Namun, Kebijakan ini lebih terkesan
aneh karena selain memberi bantuan, Uni Soviet juga ikut menagih biaya biaya perbaikan
setelah kerugian PD II.

Boleh dibilang, Marshall Plan jauh lebih baik dalam menangangi krisis ekonomi di
Eropa terutama Eropa barat dan merupakan salah satu kebijakan ekomi terbaik yang
pernah ada di abad ke-20.

Eropa dalam periode Perang Dingin


Blokade Berlin (1948-1949)

Setelah runtuhnya kekuasaan NAZI di Jerman saat PD II, Berlin menjadi daerah
yang dikuasai beberapa negara, dengan Uni Soviet yang paling besar menancapkan
dominasinya di kota ini, yaitu menguasai bagian utara dan timur. Sementara bagian barat,
berada dalam pengawasan AS, Inggris, dan Prancis. Dalam upaya mengantisipasi akan

6
menguatnya ideologi barat di Berlin, Uni Soviet kemudian melakukan blokade terhadap
daerah ini yang kemudian dianggap sebagai krisis kemanusiaan pertama dalam Perang
Dingin (Luerdi & Faruki, 2017). Hal ini semakin diperparah ketika akhirnya Uni Soviet
membangun tembok yang total panjangnya mencapai 155 km, dan menjadikan tembok
ini sebagai pemisah antara Jerman Barat dan Jerman Timur.

Gambar 5 Tembok Berlin (kompas.com)

Lahirnya NATO dan Pakta Warsawa


NATO atau North Atlantic Treaty Organiztion adalah sebuah organisasi yang lahir
pada 4 April 1949 yang memiliki tujuan utama untuk mengawal kebebasan dan
keamanan negara negara anggota baik dengan sarana politik maupun militer. NATO
mengedepankan nilai nilai demokrasi dan mendorong konsultasi dan kooperasi yang
berkaitan dengan isu isu pertahnan dan keamanan untuk membangun kepercayaan
dalam jangka panjang untuk pencegahan konflik. NATO mempunyai komintmen untuk
menyelesaikan konflik secara damai melalui diplomasi. Jika ini gagal, NATO memiliki
kapasitas mengambil tindakan secara sendiri, dibawah mandat PBB maupun
bekerjasama dengan negara lain(Luerdi & Faruki, 2017).

NATO didirikan oleh beberapa negara yang kemudian dikenal dengan sebutan 12
Founding Members yaitu Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Canada, Denmark, Inggris,
Islandia, Italia, Luxembourg, Norwegia, dan Portugal di Washington, Amerika Serikat
(Haglund, David, 2022).

7
Gambar 6 NATO (sumber : Kompas.com)

Dari pemaparan diatas, jelas bahwa NATO adalah organisasi yang bermusuhan
dengan pihak Eropa Timur dan kelahirannya adalah untuk menentang paham
komunisme dimana mereka (NATO) mengedepankan nilai nilai demokrasi dalam
kepribadian berorganisasinya. Awalnya memang NATO adalah organisasi yang
dikhususkan untuk AS dan negara negara di Eropa Barat, namun setelah runtuhnya Uni
Soviet, NATO semakin leluasa untuk mengekspansi kekuasaannya di benua biru tersebut.
Dilansir dari website britannica.com terhitung hingga kini, NATO memiliki 30 anggota,
termasuk didalamnya adalah Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Romania, Slovakia, dan
Slovenia yang dulunya merupakan pihak pihak yang satu blok dengan Uni Soviet pada
saat perang dingin.

Tak tinggal diam melihat perilaku rivalnya, Uni Soviet kemudian juga ikut
menggagas sebuag pakta yang disebut dengan Pakta Warsawa yang diikuti oleh negara
negara Blok Timur atau Komunis Eropa Timur. Pakta ini didirikan untuk melawan kuasa
NATO dan juga sebagai tameng bagi Uni Soviet dan negara negara satelitnya dari
serangan luat. Pembentukan ini dipicu oleh remiliterisasi Jerman Barat dengan
bergabungnya mereka ke NATO. Pakta ini dirancang oleh Nikita Kruschev, PM Uni Soviet
dan resmi berdiri pada tahun 1955 dengan ditandatangani oleh negara negara komunis
di Eropa Timur seperti Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur,
Hungaria, Polandia, dan Rumania (Luerdi & Faruki, 2017).

8
Gambar 7 Nikita Krushchev, Pemimpin Uni Soviet dan perancang Pakta Warsawa (en.wikipedia.org)

Dalam ketertiban berorganisasinya, Pakta Warsawa lebih “bertangan besi”


ketimbang rivalnya, NATO. Hal ini ditinjau ketika pada tahun 1956, Hungaria mencoba
keluar dari keanggotaan Pakta Warsawa, dan apa yang mereka dapati setelah itu adalah
invasi dari Uni Soviet dengan tank dan senjata mesin.

Gambar 8 Lambang Pakta Warsawa (voi.id)

Faktanya, ada 1 Negara di Eropa Timur dan berpaham kiri juga, namun tidak ikut
bergabung ke dalam Pakta Warsawa. Negara ini adalah Yugoslavia. Presiden Yugoslavia
pada saat itu, Josep Broz Tito justru ikut bagian dalam memprakarsai Gerakan Non Blok,

9
yaitu organisasi yang menjadi wadah, khususnya bagi negara negara dunia ketiga yang
baru merdeka pada masa itu, untuk tidak ikut atau tidak berpihak ke blok barat, maupun
blok timur. Tito, bersama G.A Nasser (Mesir), Ir. Soekarno (Indonesia), Jamahral Nehru
(India), dan Khwame Nkrumah (Ghana) mendirikan aliansi ini, bukan sebagai tandingan
kepada dua blok lainnya, melainkan sebagai sikap kenetralan mereka.

Gambar 9 Para Pemrakarsa GNB (kiri ke kanan, Nehru, Nkrumah, Nasser, Soekarno, dan Tito; sumber : Kompas.com)

Space Race, dan Akselerasi Teknologi


Selain berlomba dalam menguatkan dominasi ideologi mereka di dunia, blok barat
dan blok timur juga saling berlomba di dalam bidang lain, teknologi contohnya. Hal ini
menjadi gengsi tersendiri bagi kedua pihak pada masa itu. Contohnya adalah Space Race
atau Pertandingan Antariksa antara Uni Soviet melawan Amerika Serikat.

Uni Soviet memulai perlombaan ini dengan cukup ciamik, mereka berhasil
mengirimkan satelit pertama mereka, Sputnik I yang berhasil meluncur tanpa awak ke
antariksa untuk pertama kalinya (Alfatimy, 2017). Sputnik I diluncurkan oleh Uni Soviet
pada 4 Oktober 1957 di Kosmodrom Baykonur, Kazakhstan. Hal ini mereka lakukan
sebagai “salam perkenalan” kepada dunia bahwa merekalah negara yang paling maju
dalam sains dan teknologi pada masanya (Maulana, 2020). Hingga kini, Sputnik I dianggap
sebagai “Adam” dari segala satelit buatan yang ada di dunia.

10
Gambar 10 Sputnik I (nesr.labs.telkomuniversity.ac.id)

Hal inilah yang kemudian membuat pihak barat mulai ketakutan akan kemajuan
teknologi yang dimiliki oleh lawannya, sehingga mereka juga berinisiatif untuk memuai
perlombaan antariksa dan juga mengeksplorasinya.

Akan tetapi, belum sampai membiarkan rivalnya membalas, Uni Soviet justru
semakin memperlihatkan keperkasaan mereka di bidang antariksa. Mereka kemudian
meluncurkan Sputnik 2 pada 3 November 1957, sekaligus menjadikan Uni Soviet sebagai
negara pertama yang mengirimkan makhluk hidup pertama ke ruang angkasa. Setelah
sebelumnya mengirimkan satelit tanpa awak, Sputnik 2 dikirim dengan seekor anjing di
dalamnya yang bernama Laika. Akan tetapi, projek ini bisa dikatakan gagal karena
Sputnik 2 meledak, dan Laika tewas.

Tidak sampai disitu, Uni Soviet kembali berhasil memahat negara mereka sebagai
yang termahsyur di bidang antariksa, setelah kegagalan dari Sputnik 2, kali ini mereka
mengirimkan Vostok 1 dimana projek ini adalah projek pertama yang membawa manusia
ke ruang angkasa. Adalah Yuri Alexeyevich Gagarin, seorang Kosmonot (sebutan
Antariksawan oleh orang Uni Soviet) yang direncanakan menjadi manusia pertama yang
akan ke ruang angkasa.

11
Gambar 11 Yuri Gagarin (grid.id)

Dengan tempat yang sama seperti Uni Soviet meluncurkan Sputnik I, Vostok I juga
terbang dari Baykonur Kosmodrom, Kazakhstan pada 12 April di pukul 09.07 waktu
Moskow. Setelah 9 menit berlalu paska peluncuran, Gagarin sah berada di orbit, 30
kilometer lebih tinggi dibandingkan ISS (International Space Station). Wahana
antariksaaaanya berhasil membawa Gagarin menjelajah angkasa dengan titik terjauh
berada di 302 km diatas bumi. Gagarin mengelilingi bumi selama 89,1 menit dengan
kecepatan 28.000 km/jam dengan total waktu di angkasa selama 108 menit. (Zaenudin,
2020). Tidak hanya itu, 2 tahun kemudian pada 16 Juni 1963, Uni Soviet kembali unjuk
gigi dalam kontestasi ini, dimana mereka berhasil mengirimkan Valentina Tereshkova
dalam misi Vostok VI dimana ia menjadi wanita pertama yang terbang ke luar angkasa
dan berhasil 48 kali mengorbit bumi selama tujuh jam sebelum kembali ke bumi
(Andryanto, 2021).

12
Gambar 12 Valentina Tereshkova (Republika.id)

Tidak senang melihat tingkah laku pesaingnya, barat lewat Amerika Serikat
akhirnya mengirim serangan balasan dalam perlombaan antariksa kali ini. Amerika
mengirim astronot mereka, John Glenn dalam misi Mercury menuju orbit bumi pada 20
ferbruari 1962, yang disusul oleh Alan Shepred pada 5 mei 1962 dengan misi yang sama.
Amerika juga menyiapkan misi yang lebih spektakuler daripada dalam ajang space race
ini. Mereka sudah merancang sebuah misi pendaratan di bulan (moonlanding) yang
diberi nama Apollo sejak masa pemerintahan Kennedy. Peluncuran pertama misi ini
dilaksanakan pada tahun 1968, namun kerap kali mengalami kegagalan. Hingga akhirnya
pada 16 Juli 1969, Amerika berhasil mengirim 3 astronot mereka dalam misi ini, yaitu
Apollo XI. Neil Armstrong, adalah manusia yang pertama kali menajajakan kakinya di
daratan bulan, dan sekaligus menjadi ajang comeback Amerika atas Uni Soviet
(Kumalasari, 2018).

Gambar 13 Neil Armstrong (cnnindonesia.com)

13
Gambar 14 Neil Armstrong saat di bulan (NatGeo Indonesia)

Sebenarnya, Uni Soviet sudah mendengar misi Apollo ini, dan respon mereka juga
lebih reaktif. Bahkan mereka ingin mendahului Amerika dalam moonlanding, hal ini
tertuang dalam projek mereka yaitu Soyuz. Namun, takdir berkata lain karena misi ini
mengalami kegagalan yang parah dan berujung ke kematian kosmonot mereka yaitu
Vladimir Komarov. Mereka baru berhasil mengirim utusannya ke bulan pada agustus
1976, lewat Luna 24. Adanya gap waktu yang cukup jauh diantara pendaratan bulan
Amerika dengan Uni Soviet membuat Uni Soviet kalah cukup jauh dalam Space Race
(Kumalasari, 2018).

Eropa tahun 1970-an

Di era ini, terjadi beberapa pergeseran dalam berbagai hal, dalam bidang politik,
terjadi perubahan pandangan pihak barat yang dimotori oleh Amerika Serikat dalam
melihat kawan dan lawannya. China yang semula dipandang mereka sebagai musuh,
dijadikan kawan oleh Amerika dalam kepemerintahan presiden Nixon. Bagi Amerika
Serikat, dengan menciptakan hubungan yang lebih hangat dengan China, dapat
menghancurkan Uni Soviet, yang selama ini adalah rekan dari China. Hal ini membuat Uni
Soviet semakin tersudut dengan hubungan AS-China sehingga mereka justru melanglang
buana ke beberapa negara seperti menjalin perjanjian persahabatan militer dengan
Vietnam, melakukan invasi ke Afghanistan, invasi Ethiopia, dan merestui invasi Vietnam
ke Kamboja (Salamah, 2017).

Di bidang ekonomi, Kruschev, pemimpin Uni Soviet pada masa itu memiliki
pandangan lain terhadap keamanan dimana selain aspek militer, ia juga melihat dalam
aspek ekonomi. Oleh karena itu ia berusaha untuk membuka hubungan dengan pihak
Barat. Baginya, hubungan dagang itu bukan hanya perlu melainkan kebutuhan. Terbukti

14
dengan adanya hubungan dagang ini, Uni Soviet berhasil membangun jaringan
transformasi, otomotif, maupun infrastruktur misalnya pembangunan jalan. Hubungan
dagang ini terus mengalami kemajuan, pada tahun 1971 volume perdagangan hanya
sejumlah $ 200 juta yang kemudian mengalami lompatan cukup besar pada 1975 dimana
volumenya mencapai $ 2 milliar (Salamah, 2017).

Perlombaan Antariksa yang telah dijelaskan diatas merupakan sarana bagi


Amerika dan Uni Soviet dalam mengembangkan roket yang tidak hanya digunakan untuk
misi luar angkasa, akan tetapi juga untuk misil ulang alik, hal ini dibuktikan dengan
adanya percobaan high-altitude nuclear explosion dalam kurun waktu 1958-1962,
dimana Amerika dengan Yucca, Teak, dan Orange pada 1958, dan Uni Soviet dengan
Argus I-III pada 1961. Setelah percobaan tersebut, Uni Soviet dan Amerika merasakan
adanya keuntungan dari percobaan itu, dan kedua pihak setuju untuk melakukan
kesepakatan bilateral dalam mengatur penggunaan senjata nuklir dan sejata pemusnah
masal lainnya. Negosiasi ini kemudian membuahkan kerjasama antariksa dan juga
proliferasi nuklir yaitu Apollo-Soyuz (Kumalasari, 2018).

Pada mei 1972, perundingan SALT I (Strategic Arms Limitation Talk) ditandatangi
di Moskow oleh Brezhnev dan Nixon. Perjanjian ini mengatur dasar kesetaraan dalam
segi kualitatif maupun kuantitatif tentang ABM (Anti Ballastic Missile), serta dicapai
persetujuan sementara tentang pembatasan senjata ofensif ICBM (Inter Continental
Ballastic Missile) dalam periode 5 tahun. Di akhir 1974, Brezhnev dan Ford kembali
melakukan pertemuan di Vladivostok, yang menghasilkan aide-memoire yaitu akan
diselenggarakannya SALT II yang membahas pembatasan senjata dan pembatasan
penyebaran tipe tipe baru senjata strategis. SALT II (1975-1979) adalah negosiasi yang
membahas tentang persenjataan strategis mengalami banyak hambatan terutama di
masalah kualitatif, jenis senjata, operasional, pengawasan. Dua macam senjata yang
banyak menghambat perundingan tersebut adalah backfire, senjata strategis Uni Soviet
yang bisa menembak sasaran AS secara tepat, tetapi karena tergolong ke kelas menengah,
maka Uni Soviet menghendaki agar tipe ini tidak dimasukkan dalam pembahasan,
sedangakan AS menginginkan Cruise Missile, peluru kendali berkepala nuklir miliknya
tidak dimasukkan ke dalam pembicaraan. Karena perbedaan inilah peredaan militer
mengalami statusquo alias tidak ada perbedaan sama sekali dengan yang sebelumnya
(Salamah, 2017).

15
Akhir dari Perang Dingin

Perang Dingin berakhir ketika salah satu dari pelaku dari perang ini sendiri
dinyatakan kalah, yaitu Uni Soviet dengan komunismenya. Uni Soviet bubar pada 26
Desember 1991 sekaligus menutup sejarah panjang dalam perang dunia ini, dan semakin
menguatkan Amerika Serikat sebagai pemegang kekuasaan terbesar yang ada di dunia.

Menurut Richard K. Hermann dan Richard Ned Low, ada 5 poin penting tentang
bagaimana perang dingin bisa berakhir, yaitu naiknya Mikhail Gorbhacev yang
menreformasi perpolitikan Uni Soviet, Uni Soviet menarik pasukannya dari beberapa
region yang sebelumnya mereka duduki, kontrol dalam persenjataan nuklir, emansipasi
dari negara negara eropa timur, dan reunifikasi Jerman (Fanani, 2014).

Ketika Gorbachev berkuasa, Uni Soviet memasuki era pembaruan, hal ini menurut
William G. Hyland berlandaskan beberapa faktor, yaitu pengaruh nilai nilai barat yang
masuk ke eropa timur yang disebabkan karena letaknya yang berdekatan dan kemajuan
teknologi komunikasi yang dapat dirasakan oleh rakyat eropa timur, kedua yaitu
tuntutan demokratisasi dimana sudah sejak lama negara negara komunis ingin memiliki
kebebasan dan melepaskan diri dari Uni Soviet dan tidak ingin lagi dibawah kontrol Uni
Soviet (Salamah, 2017).

Saat Gorbachev menjadi pemimpin Uni Soviet pada 1 maret 1985, menggantikan
Chernenko, kondisi ekonomi negaranya sangat parah, dan gap ketertinggalan teknologi
mereka dengan AS juga semakin menjauh. Ia kemudian menyadari hal ini sera perlunya
menghindari bahaya perang nuklir, sehingga ia kemudian mengadakan formula baru
tentang konsep keamanan dan pola hubungan luar negerinya. Menurutnya, kepentingan
keamanan nasional harus dicapai dengan diplomasi, bukan dengan ancaman militer dan
keamanan nasional tidak bisa dijamin dengan perluasan instabilitas negara lain. Melalui
media ia meyakinkan publik bahwa masalah domestik mereka merupakan masalah
serius, dan kemudian mempromosikan liberalisasi karena ia prihatin dengan masalah
tersebut. Akhirnya ia menerbitkan dua kebijakan kontroversialnya yaitu Glasnost yaitu
pembaharuan politik dimana terjadinya demokratisasi dan mengembalikan hak asasi
manusia, dan mulai menimbulkan kelompok kelompok yang berani mendiskusikan
masalah masalah ekonomi, politik, dan lainnya. Dan satu lagi ada Perestroika yaitu

16
reformasi ekonomi, dimana ia mulai mengendorkan kerjasama dengan Barat dan mulai
menghidupakan peran Swasta dalam kegiatan ekonominya (Salamah, 2017).

Gambar 15 Mikhail Gorbachev (Britannica.com)

Alhasil dari kebijakan tersebut, paham paham liberal dan demokrasi semakin
berkembang, termasuk kebebasan berpolitik dalam penentuan bernegara dan
menentukan masa depan daerah meraka. Akhirnya, Uni Soviet bubar dan terpecah
menjadi 13 negara dan pada saat pemerintahan Boris Yeltsin pada 1991, Uni Soviet resmi
bubar sebagai sebuah negara dan digantikan menjadi Rusia. Hal inilah yang menjadi
simbol berakhirnya perang dingin, dan kekalahan komunisme melawan demokrasi.

Gambar 16 Penurunan Bendera Uni Soviet di Kremlin

17
Sejarah berdirinya Uni Eropa
Setelah berakhirnya Perang Dunia II yang merugikan banyak pihak dari banyak
sisi, Negara-negara Eropa Barat mencoba membangun kembali seluruh kota baik dari
sektor kemanusiaan dan infrastruktur. Keinginan untuk hidup damai dan lebih
mengedepankan kemajuan negara melalui kerjasama lebih diutamakan agar dapat
menciptakan kekuatan baru menyaingi negara-negara kawasan lain. Hal ini bisa
diterapkan apabila negara-negara yang terlibat dalam perang bisa bekerjasama dalam
hal pembangunan ekonomi sebagai awal dari kemajuan kawasan Eropa Barat.

Uni Eropa (UE) adalah suatu persatuan politik dan ekonomi yang terdiri dari 27
Negara Anggota yang sebagian besar berada di benua Eropa. Sebagai hasil dari proses
yang dimulai setelah Perang Dunia II, UE bertujuan membawa perdamaian benua
tersebut. UE tidaklah dibangun dalam sehari. Ia tumbuh secara bertahap melalui traktat
demi traktat. Dari enam negara pada tahun 1957, keanggotaannya telah berkembang
menjadi 27 negara. Setelah adanya perserikatan militer sementara yang gagal pada tahun
1950-an, negara- negara Eropa memusatkan perhatian pada pembangunan pasar
ekonomi bersama berdasarkan aturan dan standar bersama. Pembentukan UE dapat
dicirikan sebagai proses integrasi (adanya traktat-traktat baru yang secara teratur
ditandatangani, sehingga menguatkan integrasi yang ada) yang melihat pengalihan
kekuasaan sesual kesepakatan dari Negara Anggota ke tingkat Eropa. Oleh karena itu, UE
terus menghadapi ketegangan pergerakan yang konstan.

Terbentuknya Uni Eropa memiliki sejarah yang panjang. Pada awalnya Organisasi
regional yang mengintegrasikan masyarakat Eropa di berbagai bidang ini disebut
Masyarakat Eropa. Keanggotaan Masyarakat Eropa terbuka bagi sesama negara Eropa
lainnya. Hal ini didasarkan pada Pasal 8 Akta Tunggal Eropa yang diamandemen dari
paragraf pertama pasal 237 perjanjian Roma yang menyatakan bahwa setiap negara
Eropa berhak untuk mencalonkan diri sebagai bagian komunitas Eropa, dan aplikasi
tersebut diterima oleh Council, dan setela Mendapatkan persetujuan dari mayoritas
anggota lainnya barulah mereka diterima Menjadi anggota (Dastanta, 2009 : 5-6).

Pada tahun 1993 dengan diratifkasinya perjanjian Maashtrich, Masyarakat Eropa


berubah nama menjadi Uni Eropa. Hal ini bertujuan untuk mempertegas identitas Eropa
atas negara anggotanya, juga memperkokoh integrasi Eropa (Dastanta, 2009 : 6). Uni
Eropa memiliki tiga pilar utama, yakni : kerangka kerja masyarakat Eropa, kerjasama

18
kebijakan luar negeri, dan kerjasama dalam bidang hukum serta masalah-masalah dalam
negeri. Pada 1 Mei 2004, Uni Eropa memperluas keanggotaannya dengan 10 negara
Eropa Tengah, yaitu Estonia, Latvia, Lituania, yang berbatasan dengan Rusia di utara,
Polandia, Hongaria, Slowakia, dan Ceko, Slovenia, Malta, serta Sipru (Dastanta, 2009 : 40).

Keanggotaan Uni Eropa Diihat dari negara yang tergabung didalamnya ialah
bersifat tertutup, yaitu hanya Negara-negara di wilayah Benua Eropa saja yang dapat
bergabung dengan Uni Eropa. Karena uni eropa sendiri merupakan Organisasi yang
bertujuan untuk membentuk kerjasama Ekonomi, Sosial, Budaya dan Politik di kalangan
Negara- Negara Eropa. Tetapi, tidak memungkiri jika Uni Eropa bekerjasama dengan
Organisasi lain, sebagai contoh dalam bidang ekonomi, Uni Eropa juga bekerjasama
dengan ASEAN untuk tujuan perekonomian dan perdagangan. Ada beberapa persyaratan
dan kriteria ketika suatu Negara ingin bergabung bersama dengan Uni Eropa. Ketika
Negara telah memenuhi persyaratan maka Negara dapat mengikuti prosedur yang telah
ditentukan sampai pada tahap ratifikasi.tetapi, jika Negara anggota belom memenuhi
persyaratan maka Negara tersebut dikenal dengan Negara kandidiat.

Negara-negara anggota Uni Eropa

• Austria
• Belanda
• Belgia
• Bulgaria
• Ceko
• Denmark
• Estonia
• Finlandia
• Hongaria
• Irlandia
• Italia
• Jerman
• Kroasia
• Latvia
• Lituania
• Luksemburg
• Malta

19
• Polandia
• Portugal
• Prancis
• Rumania
• Siprus
• Slovenia
• Slowakia
• Spanyol
• Swedia
• Yunani

Kebijakan-kebijakan Uni Eropa

A.Kebijakan Utama

Pergantian nama dari “Masyarakat Ekonomi Eropa” ke “Masyarakat Eropa” ke


“Uni Eropa” menandakan bahwa organisasi ini telah berubah dari sebuah kesatuan
ekonomi menjadi sebuah kesatuan politik. Kecenderungan ini ditandai dengan
meningkatnya jumlah kebijakan dalam Uni Eropa. Gambaran peningkatan pemusatan ini
diimbangi oleh dua faktor.

Pertama, beberapa negara anggota memiliki beberapa tradisi domestik pemerintahan


regional yang kuat. Hal ini menyebabkan peningkatan fokus tentang kebijakan regional
dan wilayah Eropa. Sebuah Committee of the Regions didirikan sebagai bagian dari
Perjanjian Maastricht.

Kedua, kebijakan Uni Eropa mencakup sejumlah kerja sama yang berbeda.

• Pengambilan keputusan yang otonom: negara-negara anggota telah memberikan


kepada Komisi Eropa kekuasaan untuk mengeluarkan keputusan-keputusan di
wilayah-wilayah tertentu seperti misalnya undang-undang kompetisi, kontrol
bantuan negara, dan liberalisasi.
• Harmonisasi: hukum negara-negara anggota diharmonisasikan melalui proses
legislatif Uni Eropa yang melibatkan Komisi Eropa, Parlemen Eropa, dan Dewan
Uni Eropa. Akibat dari hal ini adalah hukum Uni Eropa semakin terasa hadir dalam
sistem-sistem negara anggota.

20
• Kooperasi: negara-negara anggota, yang bertemu sebagai Dewan Uni Eropa,
sepakat untuk bekerja sama dan mengoordinasikan kebijakan-kebijakan dalam
negeri mereka.

B.Kebijakan Eksternal

• Suatu tarif eksternal bersama bea cukai dan posisi yang sama dalam perundingan-
perundingan perdagangan internasional.
• Pendanaan untuk program-program di negara-negara calon anggota dan negara-
negara Eropa Timur lainnya serta bantuan ke banyak negara berkembang melalui
program Phare and Tacis-nya.
• Pembentukan sebuah pasar tunggal Masyarakat Energi Eropa melalui Perjanjian
Komunitas Energi Eropa Tenggara.

C.Kerjasama dan Hormonisasi di Wilayah-wilayah lain

• Kebebasan bagi warga Uni Eropa untuk ikut memilih dalam pemilihan
pemerintahan setempat dan Parlemen Eropa di negara anggota mana pun juga.
• Kerja sama dalam masalah-masalah kriminal, termasuk saling berbagi intelijen
(melalui EUROPOL dan Sistem Informasi Schengen), perjanjian tentang definisi
bersama mengenai kejahatan, dan prosedur-prosedur ekstradisi.
• Suatu kebijakan luar negeri bersama sebagai sebuah sasaran masa depan, tetapi
masih lama baru akan terwujud. Pembagian antarnegara anggota (dalam surat
delapan) dan anggota-anggota yang saat itu belum bergabung (dalam surat
Vilnius) pada saat penyerbuan Irak 2003 menyoroti seberapa jauh sasaran ini
berada di depan sebelum ia dapat menjadi kenyataan.
• Suatu kebijakan keamanan bersama sebagai suatu sasaran, termasuk
pembentukan Satuan Reaksi Cepat Eropa dengan 60 ribu anggota untuk maksud-
maksud memelihara perdamaian, seorang staf militer Uni Eropa, dan sebuah
pusat satelit Uni Eropa (untuk maksud-maksud intelejen)
• Kebijakan bersama tentang asilum dan imigrasii Pendanaan bersama untuk
penelitian dan pengembangan teknologi, melalui Rancangan Program untuk
Penelitian dan Pengembangan Teknologi selama empat tahun. Rancangan
Program Keenam berlaku dari 2002 hingga 2006.

21
Syarat keanggotaan Uni Eropa

Uni Eropa merupakan sebuah organisasi yang cukup terbuka menerima negara
lain yang tentunya untuk bergabung menjadi anggota tetap Uni Eropa. Aturan paling
umum yang harus dipenuhi oleh negara tersebut ialah penerapan Kriteria Kopenhagen
di dalam sistem pemerintahannya. Secara singkat, Kriteria Kopenhagen ialah peraturan
yang menetapkan apakah suatu negara layak untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Kriteria tersebut antara lain meliputi:

A. demokrasi, mempunyai dasar hukum, menghormati hak asasi manusia dan kaum
minoritas.

B. asas ekonomi pasar dan mempunyai kapasitas untuk mengatasi tekanan persaingan

C. Kemampuan untuk memenuhi semua kewajiban sebagai anggota organisasi (termasuk


di dalamnya menerapkan secara efektif peraturan dan kebijakan Uni Eropa ).

Kutipan dari kesimpulan kreteria Kopenhagen (Copenhagen European Council, 1993) :

“Untuk menjadi anggota, negara kandidat disyaratkan untuk memperoleh stabilitas


institusi yang menjamin demokrasi, aturan hukum, hak asasi manusia, penghormatan
dan perlindungan kaum minoritas, keberadaan ekonomi pasar yang berfungsi dan
kemampuan untuk menghadapi tekanan kompetitif dan kekuatan pasar di Uni Eropa.
Negara kandidat disyaratkan memiliki kemampuan mematuhi kewajiban keanggotaan
termasuk patuh dengan tujuan politik, ekonomi dan moneter Uni Eropa.”

Prosedur Penerimaan anggota Uni Eropa

Uni Eropa merupakan sebuah organisasi yang cukup terbuka menerima negara
lain yang tentunya masih dalam kawasan Eropa untuk bergabung menjadi anggota tetap
Uni Eropa. Namun ada beberapa aturan dan tahapan yang sudah diatur apabila sebuah
negara memutuskan ingin ikut bergabung. Aturan paling umum yang harus dipenuhi oleh
negara tersebut ialah penetapan kriteria Kopenhagen didalam sistem pemerintahannya.
Secara singkat, kriteria Kopenhagen ialah peraturan yang menetapkan apakah suatu
negara layak untuk bergabung dengan Uni Eropa.

Kriteria Keanggotaan Uni Eropa ditetapkan oleh tiga dokumen :

1.Perjanjian Maastricht 1992 (pasal 49)

22
2.Deklarasi Dewan Eropa Juni 1993 di Kopenhagen yang diberi nama kriteria
Kopenhagen yang menjelaskan kebijakan umum secara terperinci tentang kriteria
Politik, ekonomi dan penyelarasan legislatif.

3.Kerangka kerja untuk negosiasi dengan negara kandidat secara :

a. Kondisi spesifik dan terperinci

b. yang menegaskan bahwa anggota baru tidak bisa menjabat di Uni sampai dianggap UE
sendiri punya “kapasitas penyerapan” untuk mewujudkannya.

Pasal 49 Perjanjian Uni Eropa (TEU) (Treaty on the European Union, 1992) atau
Perjanjian Maastricht menyatakan bahwa negara Eropa maupun yang menghormati
prinsip-prinsip UE boleh mendaftar untuk bergabung. Negara-negara yang
dikelompokkan sebagai bagian dari Eropa wajib menjalani penilaian politik oleh komisi
dan Dewan Eropa (The European Parliament, 1998).

Politik

Politik Uni Eropa dibangun sebagai bentuk integrasi Eropa atas nilai-nilai
demokrasi pada tiap negara anggota Uni Eropa. Rasa saling percaya menjadi prinsip
utama yang disepakati bersama oleh anggota Uni Eropa dalam membangun dan
memperkuat politiknya. Sejarah politik Uni Eropa dimulai sejak Uni Eropa didirikan.
Politik Uni Eropa bertujuan untuk menciptakan keamanan bagi masyarakat Eropa
dengan cara mengatasi semua masalah geopolitik yang dialaminya. Perhatian utamanya
meliputi diplomasi, hukum internasional, negosiasi, dan multilateralisme. Politik Uni
Eropa terbentuk sebagai usaha untuk menghapuskan tradisi perang secara militer dalam
penyelesaian masalah antarnegara di Eropa. Kekuatan politik Uni Eropa dibangun atas
dasar pengakuan, kendali dan kekuasaan atas wilayah Uni Eropa yang membentuk
organisasi regional yang mempunyai kekuasaan yang bersifat mancanegara. Sementara
itu, integritas Eropa sebagai tujuan politik Uni Eropa dihambat oleh defisit demokrasi
dengan pengadaan referendum oleh beberapa negara anggota Uni Eropa. Tujuan politik
Uni Eropa juga dihambat oleh ketakutan masyarakat di negara anggota Uni Eropa
terhadap hilangnya kedaulatan nasional.

23
Pemerintahan

Uni Eropa memiliki tujuh institusi: Parlemen Eropa, Dewan Uni Eropa, Komisi
Eropa, Dewan Eropa, Bank Sentral Eropa, Mahkamah Eropa, dan Mahkamah Audit Eropa.
Wewenang untuk meneliti dan mengamendemen legislasi dibagi antara Parlemen Eropa
dan Dewan Uni Eropa, sementara tugas eksekutif ditangani oleh Komisi Eropa dan, secara
terbatas, oleh Dewan Eropa (tidak boleh disamadengankan dengan Dewan Uni Eropa
yang disebut terlebih dahulu). Kebijakan moneter eurozone diatur oleh Bank Sentral
Eropa. Penafsiran dan penerapan hukum Uni Eropa dan perjanjian-perjanjian dipastikan
oleh Mahkamah Eropa. Di samping itu, terdapat juga badan-badan tambahan yang
bertugas untuk memberikan saran bagi Uni Eropa atau beroperasi dalam area yang
spesifik.

Keaadaan Ekonomi Uni Eropa

Bila dianggap sebagai satu kesatuan, Uni Eropa memiliki ekonomi terbesar di dunia
dengan GDP 2004 11.723.816 PPP. Ekonomi Uni Eropa diharapkan tumbuh lebih jauh
dalam dekade berikutnya sejalan dengan lebih banyak negara bergabung dalam
persatuan ini dan terlebih lagi negara-negara baru ini biasanya lebih miskin dari rata-
rata Uni Eropa. Oleh karena itu, diharapkan pertumbuhan GDP yang cepat akan
membantu dinamika Uni Eropa. Meskipun begitu, Uni Eropa hanya akan tumbuh sekitar
0,3% pada kuarter kedua 2005, sedangkan negara industri lainnya seperti Amerika
Serikat diperkirakan akan tumbuh sekitar 3,2%.

Bagaimana negara-negara eropa mengintegrasikan diri mereka dalam satu bingkai


kerjasama regional yang kita sebut sebagai uni eropa hai tahapan integrasi uni eropa
selalu diawali dengan adanya suatu traktat atau treaty di titik inilah yang kemudian akan
mengatur organisasi dan juga isu-isu kerjasama apa yang akan dikerjasamakan dalam
organisasi regional yang mereka bentuk. Uni eropa tidak lepas dari pemikiran brilian dari
seorang jane monheit yang saat ini ketika tahun 1950 dia mendapatkan mandat dari
menteri luar negeri perancis Robert Schumann untuk memulihkan hubungan dengan
jerman sekaligus menumbuhkan perekonomian perancis yang porak-poranda akibat
perang dunia ke-2.

Rekonsiliasi atau membangun hubungan baik kembali dengan jerman adalah


konsekuensi dari adanya permusuhan yang dulu terjadi ketika perang dunia kedua
antara blog eksis dengan sekutu. Permintaan Schumann kepada Jang Monet ini kemudian
ditanggapi dengan antusias oleh monet dan yang menit kemudian menyodorkan sebuah

24
gagasan tentang kerjasama pengelolaan batubara dan baja untuk memulai hubungan
baik dengan jerman sekaligus untuk menumbuhkan perekonomian Perancis.

Bukan tanpa alasan kenapa kemudian monet memilih batubara dan baja, mengingat
kedua bahan ini sebenarnya menjadi bahan yang sangat strategis untuk dua hal yaitu
untuk pengembangan peralatan militer sekaligus yang kedua dia adalah bahan penting
untuk industrialisasi. Jadi, kenapa dua barang atau dua bahan ini dikelola harus dikelola
bersama? Karena harapannya dengan pengaturan bersama di bawah sebuah institusi
yang nanti akan dibentuk oleh negara-negara yang menyetujui akan adanya kerjasama
ini itu harapannya akan mampu meminimalisir penggunaan batubara dan baja itu untuk
senjata yang artinya kemudian meminimalisasi peperangan dan mengoptimalkannya
untuk industri yang bisa kemudian memicu perbaikan ekonomi prancis dan eropa pada
umumnya.

Perdagangan bebas dalam hal batubara dan baca itu akan merangsang kemudian
industrialisasi dan kemudian akan berdampak pada perbaikan ekonomi. Ide Monet ini
kemudian disodorkan kepada Robert Schumann yang kemudian itu diadopsi menjadi
Schumann plan. Schumann kemudian menawarkan kepada kanselir jerman konrad
adenauer dan itu kemudian disambut oleh empat negara lainnya negara-negara Benelux,
belanda, nederlandse, kemudian luxemburg dan belgium dan Italy yang untuk kemudian
bergabung di dalam kerjasama yang ditawarkan oleh Schumann tersebut.

Penandatanganan kerjasama dalam perdagangan batubara dan baja itu


ditandatangani di paris pada tanggal 9 mei 1950, dan tanggal inilah yang kemudian
ditetapkan sebagai hari jadi Uni Eropa. Namun perlu diketahui bahwa sebenarnya belum
menjadi uni eropa tetapi masih menjadi cikal bakal dari munculnya nanti kerjasama
eropa.

Di tahun 1950 itu hanya ditandatangani munculnya sebuah institusi baru yang
disebut dengan European Coal and Steel Community (ECSC), dan itu kemudian baru bisa
berjalan secara formal pada tahun 1952.

Perkembangan selanjutnya dari kerjasama negara-negara di eropa ketika itu


berlanjut dengan disepakatinya treaty of rome atau traktat roma pada tanggal 20 maret
1957. Traktat ini menjadi dasar dari berdirinya skema kerjasama baru yang disebut
European Economy Community (EEC)dan eurato. Traktat Roma itu menjadi traktat yang
memberikan framework bagi EEC untuk bisa mencapai tujuan akhir dari proses integrasi
enam negara ini yaitu terbentuknya sebuah pasar tunggal eropa, sebuah proyek yang
sangat ambisius ketika itu diantara enam negara EEC.

Tujuan utamanya adalah pasar bersama dan yang kemudian bisa dicapai dengan
beberapa langkah yang mereka setujui yaitu adalah membuat Custom Unions yang artinya
adalah sebuah bentuk kerjasama di antara enam negara EEC untuk menghapuskan
custom duties, kemudian menghapuskan kuota atau dengan kata lain custom unions itu
bertujuan untuk menghapuskan semua hambatan perdagangan baik yang sifatnya itu
kebijakan.

25
Setelah custom unions ini ada kemudian mereka akan membuat CCT yang
diberlakukan bagi negara non EEC. Jadi enam negara EEC ini memiliki satu custom
bersama yang kemudian diberlakukan untuk negara di luar enam negara EEC. Kemudian
proyek ini berlanjut dengan disepakatinya Single Act tahun 1986, yang intinya adalah
mereka ingin melakukan harmonisasi kebijakan-kebijakan nasional mereka terkait
dengan 4 freedom of movement yaitu barang, jasa, pekerja dan modal.

Langkah ini kemudian mencapai hasilnya di tahun 1993 ketika the freedom of
movement itu benar-benar dilaksanakan di uni eropa. Pada tahun 1967 negara-
negaraEEC ini kemudian melakukan rasionalisasi dan efisiensi organisasi dengan cara
menggabungkan tiga pengelolaan organisasi yang ada (ECSC, EEC dan Euratom). Sebelum
tahun 1967 mereka memiliki struktur organisasi kepemimpinan sendiri-sendiri, dengan
adanya penggabungan ketiga organisasi ini maka terbentuklah ditahun surat 1967 yang
kita sebut dengan european community.

Proyek integrasi ekonomi ini dalam bingkai European community itu beriringan
dengan beberapa kerjasama politik, keamanan, dan juga sosial budaya lainnya. Di tahun
1992 cita-cita negara-negara yang pada awalnya tergabung dalam EEC ini tercapai ketika
mereka menandatangani adanya treaty on European union atau treaty of maastricht yang
menjadi dasar bagi dari berdirinya organisasi baru yang disebut dengan europen union.
European Union muncul di 7 februari 1992, tapi gagasan untuk mencapai itu sudah
dibangun sejak tahun 1950-an.

Treaty of european union ini mencakup dan memasukkan serta memodifikasi


berbagai traktat-traktat terdahulu yaitu traktat berdirinya EEC dan Euratom mereka
menambah dua pilar kerjasama baru yang kita sebut dengan Commom Foreign and
Security Policy dan Justice and Home Affairs. Hasil utama dari Treaty of Eropean adalah
yang pertama tiga pilar kerjasama Uni Eropa, kemudian yang juga membuat organisasi
ini menjadi semakin maju itu dengan adanya pemberian kewenangan yang lebih besar
kepada parlemen eropa untuk memutuskan ketentuan-ketentuan hukum yang ada di uni
eropa melalui mekanisme yang kita sebut dengan codesition prosedur. Yang artinya
bahwa parlemen dengan dewan uni eropa itu memiliki otoritas yang sama dalam konteks
memutuskan hukum yang ada di uni eropa.

Kemudian juga ada keputusan-keputusan untuk memperluas bidang-bidang yang


yang dikelola oleh uni eropa itu seperti pergerakan bebas pekerja, memperluas pasar
tunggal eropa,kerjasama pendidikan penelitian lingkungan, dan sebagainya. Keputusan
lain yang cukup penting juga di dalam Treaty of european union ini adalah
memperpanjang masa jabatan komisioner dari yang semula 2 menjadi 5 tahun, kemudian
juga adanya menambahkan area kebijakan yang baru yang diputuskan dengan qualified
majority, dan juga mulai diperkenalkan adanya prinsip subsidiaritas iya itu artinya
adalah bagaimana membagi antara kewenangan Uni Erpa dengan negara-negara
anggotanya dalam hal isu-isu tertentu.

26
Berdasarkan pada cerita sejarah tadi sebenarnya kita bisa memahami dinamika
atau sejarah integrasi uni eropa itu dalam tiga langkah atau tiga strategi yaitu deepening,
enlargement dan completion. Deepening itu artinya bahwa negara-negara uni eropa
selalu memperdalam dan memperluas kerjasama mereka. Hal ini bisa kita lihat dari
bagaimana ECSC yang semula dia hanya berkerja untuk mengelola batubara dan baja,
kemudian mereka melakukan ekspansi kerjasama menjadi kerjasama ekonomi, erjasama
ekonomi dalam bingkai European community.

Kemudian memperluas lagi tidak hanya masalah european community atau


economic cooperation tetapi kemudian dengan adanya treaty of mas tris itu menjadikan
kerjasama mereka lebih luas lagi dalam konteks kerjasama penyetaraan atau
penyelarasan kebijakan-kebijakan luar negeri maupun penyelarasan kebijakan-
kebijakan dalam negeri dan peradilan.

Dalam konteks strategi yang kedua uni eropa juga melakukan strategi enlargement
yang berarti bahwa negara-negara uni eropa itu selalu menambah jumlah keanggotaan
mereka dari yang semula 6 sampai kemudian bertambah menjadi 9 di tahun 1973
menjadi 10 di tahun 1981 menjadi 12 di tahun 1986 kemudian menjadi 15 di tahun 1995
hingga akhirnya di tahun 2004 menjadi 25 dan terakhir dalam elargament yang terakhir
tahun 22007 kitu menjadi 28. Ini adalah strategi yang dilakukan oleh oleh uni eropa.
Sedangkan strategi yang terakhir completion itu dijalankan dengan cara mereka selalu
memperkuat otoritas institusi Uni Eropa supaya hasil-hasil kebijakan mereka itu bisa
dipatuhi oleh negara-negara anggotanya. Jadi ada tiga strategi itu di dalam konteks
integrasi uni eropa.

Jadi kesimpulan bahwa integrasi uni eropa itu dijalankan secara bertahap, rapi
terencana dan semuanya bermula dari satu kerjasama yang sangat spesifik, fungsional
sekali tentang pengaturan batubara dan baja. Kini uni eropa sudah menjelma menjadi
organisasi regional yang multipurpose tidak hanya mengurusi tentang batubara baja tapi
juga mengurus ekonomi, politik, keamanan, dan termasuk didalamnya mengurusi
tentang hal-hal yang terkait dengan sistem peradilan di negara-negara anggotanya.

Yang menjadi full model bagi uni eropa ini adalah keberhasilan mereka di dalam
membawa kemakmuran sekaligus merubah benua yang dulunya itu benua penuh dengan
peperangan menjadi benua yang penuh perdamaian.

27
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perang dingin adalah era dimana dunia berada dibawah 2 kuasa besar yaitu Uni
Soviet dan Amerika Serikat. Hal ini dikenal dengan sistem bipolar. Persaingan demi
persaingan terjadi antar kedua negara tersebut dari perlombaan antariksa maupun
perlombaan tentang nuklir. Sejatinya perang dingin terjadi atas dasar kekhawatiran dari
kedua kubu pemenang PD II yang secara ideologi bertentangan, dan masing masing dari
kedua kubu ini tidak ingin mencari jalan tengah dan ingin mendominasi dunia dengan
kuasa yang mereka miliki.

Perang ini berakhir ketika Uni Soviet resmi bubar dan hal ini ditandai dengan
kekalahan komunisme dan kegagalannya sebagai sebuah ideologi dalam menjadi
pedoman dalam bernegara.

28
DAFTAR PUSTAKA
Alfatimy, D. (2017). Kemunculan Perlombaan Antariksa Bernuansa Ekonomi. Journal of
International Studies, 86-104.
Andryanto, D. (2021, Juni 16). Tempo. Diambil kembali dari dunia.tempo.co:
https://dunia.tempo.co/read/1473340/valentina-tereshkova-kosmonot-wanita-
pertama-ke-luar-angkasa-pada-16-juni-1963/full&view=ok
Fanani, A. (2014). The End of the Cold War : Its Dynamics and Critical Factors. Jurnal
Hubungan Internasional, 93-98.
Haglund, David. (2022, April 11). Britannica. Diambil kembali dari Britannica:
https://www.britannica.com/topic/North-Atlantic-Treaty-Organization
Kumalasari, I. (2018). Kontestasi Amerika dan Rusia dalam ISS : Kajian Astropolitik.
Jurnal Hubungan Internasional, 1-29.
Luerdi, & Faruki, A. (2017). Perang Dingin dan Implikasinya terhadap Sistem Politik
Internasional dalam Tinjauan High Politics. International Society, 1-12.
Maulana. (2020, April 17). Laboratorium Satelit Nano Universitas Telkom. Diambil
kembali dari Lab Telkom University:
https://nesr.labs.telkomuniversity.ac.id/kakek-moyang-semua-satelit-buatan-
sputnik-1/
Salamah, L. (2017). Meninjau Kembali Konflik Perang Dingin : Liberalisme vs
Komunisme. Jurnal Hubungan Internasional Unair, 225-237.
Zaenudin, A. (2020, Maret 27). Tirto. Diambil kembali dari Tirto.id:
https://tirto.id/kosmonaut-uni-soviet-yuri-gagarin-manusia-pertama-di-luar-
angkasa-eHPf

Muhadi Sugiono.(2021). Uni Eropa : Institusi, politik dan


kebijakan.https://www.researchgate.net/publication/344209741.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5965014/mengenal-uni-eropa-peran-dan-
strukturnya

https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/62219812ee24e/sejarah-uni-eropa-lengkap-
dengan-anggota-dan-kelembagaannya

https://youtu.be/k0iMIhcmEe4

29

Anda mungkin juga menyukai