Disusun Oleh:
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun
dari judul makalah ini adalah “Perang dingin dan Pasca Perang Dingin dalam Konsep Hubungan
Internasional”.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dian Mutmainah,
S.IP., MA. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pengantar Hubungan Internasional. Kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian makalah ini.
Jauh dari kata sempurna, namun kami mengusahakan yang terbaik untuk para pembaca.
Maka dari itu sangat diharapkan masukan saran dan kritik yang membangun untuk kami agar ke
depannya dapat memberikan yang lebih baik lagi.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
sebagai salah satu sumber pengetahuan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………….........2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………...3
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………..……………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………....4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..4
BAB II Pembahasan
2.1 Sebab-sebab Perang Dingin……………………...…………………….…………………..5
2.2 Persaingan Blok Barat dan Blok Timur…………..…………………...…………………...7
2.3 Berakhirnya Perang Dingin……………...……..………………………………………….9
2.4 Perjanjian dan Kerjasama Internasional Masa Perang Dingin dan Pasca Perang
Dingin................................................................................................................................11
2.5 Konsep-konsep Hubungan Internasional Pada Masa Perang Dingin …………………….16
BAB III Penutup
Penutup………..………………..………………………………………………………………..18
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………19
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui keterkaitan konsep hubungan internasional dengan terjadinya Perang Dingin
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Perang Dingin sendiri dimulai setelah diberlakukannya Containment policy yang
merupakan kebijakan Amerika Serikat yang menggunakan berbagai strategi untuk mencegah
penyebaran komunisme ke luar negeri. Sebagai salah satu komponen Perang Dingin, kebijakan ini
merupakan respons terhadap serangkaian langkah Uni Soviet untuk memperbesar pengaruh
komunisnya di Eropa Timur, Cina, Korea, dan Vietnam. Ini mewakili posisi tengah-tengah antara
détente (pengurangan ketegangan) dan rollback (penarikan pasukan militer). Kebijakan ini
diusulkan pada 1946 oleh diplomat Amerika Serikat, George F. Kennan sebagai deskripsi
kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Containment policy dikaitkan paling kuat dengan Doktrin Truman yang merupakan
kebijakan luar negeri Amerika yang dibuat untuk melawan penyebaran geopolitik Soviet selama
Perang Dingin. Doktrin ini pertama kali diumumkan oleh Presiden Harry S. Truman pada 12 Maret
1947, dan dikembangkan lebih lanjut pada 12 Juli 1948, ketika ia berjanji untuk menahan ancaman
Soviet terhadap Yunani dan Turki. Secara lebih umum, Doktrin Truman menyiratkan dukungan
Amerika untuk negara-negara lain yang terancam oleh komunisme Soviet.
Doktrin Truman menjadi dasar dari kebijakan luar negeri Amerika, dan pada tahun 1949
memimpin pembentukan NATO, sebuah aliansi militer yang masih berlaku. Sejarawan sering
menggunakan Doktrin Truman sebagai tolok ukur waktu dimulainya Perang Dingin. Doktrin
Truman secara informal diperluas menjadi dasar kebijakan Perang Dingin Amerika di seluruh
Eropa dan di seluruh dunia. Ini menggeser kebijakan luar negeri Amerika terhadap Uni Soviet dari
détente (melonggarkan ketegangan) menjadi kebijakan menahan ekspansi Soviet seperti yang
dianjurkan oleh diplomat George Kennan.
Pada bulan Juni 1947, sesuai dengan Doktrin Truman, Amerika Serikat memberlakukan
Marshall Plan yang merupakan janji bantuan ekonomi untuk semua negara Eropa yang mau
berpartisipasi. Tujuan Amerika Serikat adalah untuk membangun kembali wilayah yang dilanda
perang, menghilangkan hambatan perdagangan, memodernisasi industri, membuat Eropa makmur
kembali, dan mencegah penyebaran komunisme. Menteri luar negeri Soviet, Vyacheslav Molotov
menolak Marshall Plan dan kemudian mengusulkan Molotov Plan yang bertujuan memberikan
bantuan untuk membangun kembali negara-negara di Eropa Timur yang secara politik dan
ekonomi selaras dengan Uni Soviet. Molotov Plan adalah simbol dari penolakan Uni Soviet
terhadap tawaran bantuan dari Marshall Plan.
6
2.2 Persaingan Blok Barat dan Blok Timur
Kedua negara adidaya ini selalu memandang curiga satu sama lain dan berakibat pada
persaingan dari blok barat dari Amerika Serikat dan blok timur Uni Soviet. Melalui ideologi
Liberalisme, Amerika Serikat memperluas perdagangan dan bantuin ekonomi dengan janji
memperjuangkan hak asasi manusia, sedangkan Uni Soviet menyebarkan komunisme melalui
persenjataan dengan melawan pembebasan imperialisme-kolinialisme.
Meluasnya paham komunisme dengan banyak terbentuknya negara komunis baru
membuat Amerika Serikat khawatir bahwa negara-negara lain akan teperngaruh juga, karena
komunisme menjajikan perubahan secara revolusioner dan antikapitalis. Untuk mengatasi hal
tersebut, Amerika menyebarkan ideologinya yaitu liberalisme dan isu-isu tentang bahaya komunis.
1. Persaingan di bidang Ekonomi:
• Terbentuknya Marshall plan memberikan bantuan ekonomi kepada negara-negara yang
ada di bawah pengaruh Amerika Serikat. Penerima terbesar Marshall plan adalah
Inggris, diikuti Perancis lalu Jerman barat. Total ada 18 negara penerima Marshall plan.
Namun bantuan ini didasarkan pada kepentingan politik dan strategi untuk menggeser
pengaruh komunisme, tidak 100% dari rasa kemanusiaan. Salah satu bentuk diplomasi
yang terlaksana adalah Dokrin Truman, yaitu memberi bantuan dana untuk Yunani dan
Turki dengan tujuan mendapat simpati.
• Melihat strategi yang dilakukan Amerika Serikat, Uni Soviet pun menciptakan
Molotov plan dengan tujuan memberikan bantuan ekonomi pada Eropa Timur agar
tidak beralih ke Amerika.
• Akibat di bidang ini:
1) Cekoslowakia yang menerima bantuan Marshall plan berbelok ke arah komunis karena
telah terjadi kudeta berdarah yang diinisasi partai komunis. Rezim komunisme pun
berkuasa selama 40 tahun.
2) Pergerakan kaum komunisme terganjal karena Marshall plan memasuki Turki.
3) Partai-partai liberalisme di Italia, Belgia, dan Perancis mengalahkan partai komunis di
ajang pemilu.
7
4) CIA juga mendapat jatah Marshall plan tapi uang tersebut diarahkan untuk melawan
rekannya yang anti-Amerika.
2. Persaingan di bidang militer:
• Amerika membentuk aliansi militer NATO Tahun 1949 bagi kawasan Atlantik Utara
dengan tujuan menjaga keamanan di bidang politik, militer, dan pertahanan bagi negara
anggotanya.
• Uni soviet merespons pembentukan NATO dengan menciptakan Pakta Warsawa pada
tahun 1955, hal ini bertujuan sebagai wadah diplomasi negara-negara di Eropa Timur.
3. Persaingan di bidang teknologi:
• Di bidang teknologi, kedua negara bersaing menciptakan teknologi nuklir. AS adalah
negara pertama yang menggunakan senjata nuklir. Di Perang Dunia II, senjata nuklir
AS melumpuhkan Jepang dan mengakhiri perang. Penciptaan senjata nuklir ini dikenal
dengan Manhattan Project. Mengetahui hal ini, Uni Soviet pun berlomba untuk
menciptakan nuklir. Kedua negara itu juga membantu negara-negara berkembang
untuk mengembangkan nuklir, namun untuk kepentingan energi.
• Selain teknologi nuklir, Perang Dingin juga terkenal karena perlombaan antariksa.
Kedua negara bersaing dalam misi luar angkasa.
• Uni Soviet meluncurkan Sputnik I pada 4 Oktober 1957, satelit pertama yang
mengorbit bumi.
• Penyusulan Sputnik II pada 3 November 1957 yang berisi anjing bernama “Laika”
• Kemudian pada 12 April 1961, Uni Soviet berhasil menerbangkan astronotnya, Yuri
Gagarin yang menjadi manusia pertama yang sampai ke luar angksa dengan
mengelilingi bumi selama 108 menit dengan pesawat Vostok I.
• Namun AS yang sukses mendarat di bulan. Roket AS Saturn V dengan misi Apollo 11
mendarat di bulan pada 11 Juli 1969 dikendarai oleh Neil Armstrong, Michael Collins,
dan Buzz Aldrin sebagai orang-orang pertama yang mendarat di bulan.
4. Persaingan di bidang politik:
• Amerika Serikat mendekati RRC yang sebelumnya tidak dianggap dan kemudian
berbalik arah memandang RRC sebagai partner yang bisa menghancurkan Uni Soviet.
8
• Uni soviet yang merasa khawatir berusaha untuk memperbanyak kerjasama dengan
negara lain, contohnya:
1) Perjanjian persahabatan dengan Vietnam (militer, 1978)
2) Invasi ke Afghanistan (1979)
3) Invasi ke Ethiopia (1979)
4) Menyetujui invasi Vietnam ke Kamboja (1979)
9
pertikaian di antara negara-negara anggota Pakta Warsawa. Namun, pada 1989, para pemimpin
komunis dari Pakta Warsawa tersebut mulai kehilangan kekuasaannya dikarenakan aliansi Soviet
telah berada di ambang kehancuran.
Selain itu, dampak dari kebijakan demokratisasi adalah negara-negara naungan Uni Soviet
kemudian memiliki rasa nasionalisme etnis yang mana membuat negara-negara tersebut ingin
melepaskan diri dari Uni Soviet. Sehingga pada akhirnya, negara-negara tersebut melepaskan diri
dari Uni Soviet.
Salah satu peristiwa penting yang terjadi di masa berakhirnya Perang Dingin adalah
runtuhnya tembok berlin di jerman. Runtuhnya tembok berlin diawali oleh kedudukan blok
komunis yang melemah dan mulai goyah dalam Perang Dingin. Kemudian pers memberitakan
bahwa gerbang Berlin akan dibuka sehingga membuat orang-orang dari kedua sisi Jerman, Jerman
Barat dan Jerman Timur, berkumpul dalam kelompok yang sangat besar. Para massa lalu bergerak
melewati gerbang tembok Berlin sambil berusaha meruntuhkan tembok berlin dan menyebabkan
para penjaga kewalahan serta tidak bisa melakukan apa-apa untuk meredakan massa tersebut. Hal
itu kemudian menyebabkan tembok berlin runtuh. Pada akhirnya Tembok Berlin runtuh tanggal 9
November 1989 dan runtuhnya Tembok Berlin tersebut adalah simbol keruntuhan blok komunis
dan juga berakhirnya Perang Dperaningin.
• Komunikasi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
Dimana Ronald Reagegon sepakat melakukan pembicaraan dengan Uni Soviet yang
fokusnya adalah berupaya untuk mengurangi perlombaan senjata. Tahun 1985 menjadi saksi
pertemuan pertama di Jenewa, Swiss yg menjadi tanda awal berakhirnya Perang Dingin.
Kemudian pertemuan terakhir di tandai di Moskow, kedua negara menandatangani perjanjian
pengawasan senjata, kemudian akhirnya Perang Dingin dinyatakan berakhir pada 1989.
10
2.4 Perjanjian dan Kerjasama Internasional Masa Perang Dingin dan Pasca Perang Dingin
• The Communist Information Bureau (Cominform)
Cominform didirikan di Wilcza Góra, Pol., pada bulan September 1947, dengan sembilan
anggota—partai-partai komunis Uni Soviet, Bulgaria, Cekoslowakia, Hongaria, Polandia,
Rumania, Yugoslavia, Prancis, dan Italia. Kegiatan Cominform yang utama terdiri dari
penerbitan propaganda untuk mendorong solidaritas komunis internasional dan menghalangi
pelaksanaan Marshall Plan dan Doktrin Truman. Pada tanggal 17 April 1956, sebagai bagian
dari program rekonsiliasi Uni Soviet dengan Yugoslavia, Uni Soviet membubarkan Cominform.
Landasan North Atlantic Treaty Organization (NATO) secara resmi ditetapkan pada 4
April 1949 dengan ditandatanganinya North Atlantic Treaty—yang lebih dikenal sebagai
Washington Treaty—oleh Amerika Serikat, Prancis, Belanda, Belgia, Luksemburg, Kanada, Italia,
Portugal, Islandia, Denmark, dan Norwegia.
NATO merupakan salah satu wujud implementasi containment policy Amerika Serikat
dalam menghadapi kekuatan negara Uni Soviet. NATO didirikan dengan tujuan untuk
membendung gerakan militer Uni Soviet di kawasan Eropa, terutama Eropa Utara dan Barat
dengan memadukan persenjataan konvensional dan nuklir guna melindungi negara barat dari
ancaman Uni Soviet dan negara-negara satelitnya. Selain itu, NATO juga bekerja sama dengan
negara-negara yang termasuk partner countries—Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia
Baru—untuk menciptakan keamanan bagi dunia internasional serta aktif dalam Uni Eropa dan
PBB.
Pada masa kini, NATO tidak lagi melawan Pakta Warsawa. Dalam perkembangannya,
NATO sekarang beranggota 29 negara dan tantangan yang dihadapi bukan lagi Uni Soviet dan
Pakta Warsawa, melainkan terorisme, pembunuh massal, dan negara-negara yang dilanda
kekacauan.
• South East Asia Treaty Organization (SEATO)
SEATO dibentuk melalui Perjanjian Manila pada 8 September 1954 di Filipina yang
ditandatangani oleh Amerika Serikat, Inggris, Australia, Pakistan, Prancis, Thailand, Selandia
Baru, dan Filipina. Tujuan dibentuknya adalah membantu perlawanan terhadap ekspansi komunis
11
di Asia Tenggara, khususnya Tiongkok dan Vietnam. Kekalahan Amerika Serikat dalam Perang
Vietnam menyebabkan SEATO melemah dan akhirnya dibubarkan pada 30 Juni 1977.
• Pakta Warsawa
Pada 14 Mei 1955 Pakta Warsawa atau Pact of Mutual Assistance and Unfield Command
(PMUAC) resmi dibentuk atas gagasan Nikita Kruschev. Pembentukannya dilatarbelakangi oleh
bergabungnya Jerman Barat dalam keanggotaan NATO melalui ratifikasi Persetujuan Paris. Pakta
Warsawa bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman NATO. Pada awal
pembentukannya, anggota Pakta Warsawa terdiri atas Uni Soviet, Bulgaria, Rumania, Jerman
Timur, Hungaria, Polandia, Cekoslowaskia, dan Albania.
Dalam perkembangannya, Pakta Warsawa digunakan Uni Soviet untuk mendominasi dan
mengendalikan sekutunya, selain itu anggotanya juga didoktrin dengan Doktrin Brezhnev. Pada
1990, Pakta Warsawa mengalami kemunduran setelah Jerman Timur keluar dan berunifikasi
dengan Jerman Barat yang kemudian bergabung ke NATO. Seiring runtuhnya Uni Soviet, pada
31 Maret 1991 Pakta Warsawa resmi dibubarkan.
• Central Treaty Organization (CENTO)
ANZUS ditandatangani oleh para pendirinya pada September 1951 di San Fransisco, AS.
Anzus merupakan organisasi persekutuan antara tiga negara yaitu Australia, Selandia Baru, dan
Amerika Serikat guna menghambat persebaran komunis di kawasan Australia dan Oceania dengan
mengembangkan forward defense strategy. Organisasi pertahanan internasional ini dibuat pada
saat masa Perang Dingin, yaitu saat dimana kekuatan komunis China meningkat dan menimbulkan
ketidakstabilan dimana-mana. Saat ini, Anzus beroperasi dengan tujuan untuk menjaga relevansi
lingkungan yang terhindar dari ancaman para teroris. Awal mula dari berdirinya organisasi ini
12
selain karena ancaman komunis juga hilangnya kepercayaan Australia terhadap Inggris yang bisa
menjaga keamanan dan pertahanan negaranya.
• Gerakan Non-Blok (GNB)
Selain karena dibentuk untuk menghindari persaingan antara blok Barat dan blok Timur,
GNB sendiri berkaitan erat dengan Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung,
Indonesia pada 1955 dan Konferensi Tingkat Tinggi di Beograd, Yugoslavia pada 1961. Tujuan
lain pembentukan GNB di antaranya adalah mengembangkan rasa solidaritas antarnegara anggota
dengan membantu negara berkembang mencapai kemerdekaan dan kemakmuran, ikut serta
meredakan ketenangan dunia akibat Perang Dingin, dan berusaha membendung pengaruh negatif
dari blok Barat dan blok Timur ke negara-negara anggota GNB.
• Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Sejak didirikan pada tahun 1967 melalui Deklarasi Bangkok, ASEAN telah berkembang
dari sekelompok lima negara menjadi seperangkat mekanisme regional yang kuat dan kohesif.
Namun, salah satu kritik fundamental terhadap ASEAN adalah prinsip saling tidak menginterfensi
(non-interference) yang sangat dipegang kuat oleh semua negara anggota. Pelembagaan prinsip
non-interference didorong oleh dua faktor penting. Pertama, negara anggota ASEAN dihadapkan
pada ketegangan dinamika Perang Dingin di mana kedua negara adidaya terlibat dalam perjuangan
untuk mendapatkan pengaruh di kawasan Asia Tenggara. Kedua, situasi domestik antara negara
anggota ASEAN yang komunis dan non-komunis menyebabkan ketidakpercayaan yang mendalam
di antara negara-negara yang tinggal di kawasan yang sama.
• Perjanjian Nonproliferasi Nuklir
Perjanjian yang diusulkan oleh Irlandia ini ditandatangi terbuka pertama kali pada 1 Juli
1968 dengan tujuan membatasi kepemilikan senjata nuklir. Perjanjian ini mulai berlaku sejak 5
Maret 1970 setelah diratifikasi oleh Inggris, Uni Soviet, Amerika Serikat, dan 40 negara lainnya.
Lebih dari 170 negara sepakat untuk melanjutkan perjanjian tanpa batas waktu dan syarat. Negara
boleh keluar dari perjanjian dengan memberikan alasan yg jelas dan konfirmasi 3 bulan
sebelumnya.
13
• Perjanjian Strategic Arms Limitation Talks (SALT) I
Perjanjian ini dimulai di Helsinki Finlandia November 1969. Isi perjanjian SALT tentang
kesepakatan pembatasan rudal anti-balistik yang ditandatangani oleh Amerika Serikat (Gerard C.
Smith) dan Uni Soviet pada 26 Mei 1972. Dalam praktiknya, perjanjian ini membekukan jumlah
peluncur rudal balistik, membatasi jumlah kapal selam berstandar SLBM milik NATO atau
Amerika. Perjanjian ini dapat dilihat dari 2 sisi: dari sisi Amerika Serikat Uni soviet memiliki
keunggulan kuantitatif, Amerika dengan cepat mengembangkan MIRV karena takut akan kalah
jika Soviet menembak sebelum mencapai target. Dari sisi Uni Soviet, keunggulan teknologi MIRV
milik Amerika memberikan ketakutan tersendiri pada pihak Soviet. Saat itu jumlah ICBM Uni
soviet lebih banyak banyak daripada Amerika.
• Perjanjian Strategic Arms Limitation Talks (SALT) II
Pertemuan Vladivostok 1974 antara presiden Amerika Serikat dengan sekretaris Uni Soviet
utuk menyepakati kerangka dasar SALT II, kemudian ditandatangi di Wina pada 18 Juni 1979.
Perjanjian ini menggantikan perjanjian sementara dalam jangka panjang. Ketidakseimbangan
kekuatan antara kedua negara adidaya ini—Uni Soviet yang berfokus pada rudal dengan ledakan
yang lebih besar dan Amerika Serikat dengan rudal lebih kecil tetapi dengan tingkat kedekatan yg
lebih besar. Adanya larangan melakukan program rudal baru dengan kunci 5% lebih baik dari
rudal saat ini. SALT II tidak diratifikasi Amerika Serikat karena Uni soviet telah menginvasi
Afghanistan dan penempatan pasukan Uni Soviet di Kuba. Dengan diberlakukannya perjanjian
ini, hubungan Amerika Serikat dan Uni Soviet pun menjadi tidak harmonis.
14
SLBM, heavy bomber, dan membatasi 1600 launchers. Semua pihak perjanjian memenuhi tenggat
waktu pelaksanaan perjanjian 5 Desember 2001. START I kedaluwarsa pada 5 Desember 2009.
• Strategic Arms Reduction Treaty (START) II
START II yang ditandatangani pada 3 Januari 1993 merupakan pelengkap START I
sebelumnya, dalam hal ketentuan START I tetap tidak berubah kecuali diubah secara khusus oleh
START II. START II akan tetap berlaku selama START I berlaku. START II menetapkan batas
senjata strategis untuk masing-masing pihak, dengan pengurangan yang akan dilaksanakan dalam
dua fase. Berbeda dengan START I, START II menghitung hulu ledak nuklir yang dikaitkan
dengan pembom berat dengan menghitung jumlah hulu ledak yang sebenarnya mampu dibawa
oleh setiap pembom berat. Selain itu, START II memungkinkan setiap pihak untuk mengubah
hingga 100 pembom berat menjadi peran konvensional. Dalam START II juga memuat pelarangan
penggunaan MIRV dalam ICBM. Pada 14 Juni 2002 Uni Soviet menarik diri perjanjian karena
Amerika telah menarik diri dari perjanjian ABM.
• Strategic Offensive Reductions Treaty (SORT)
Perjanjian SORT yang ditandatangani pada 24 Mei 2002 dan direncanakan berakhir pada
2012 ini mengamanatkan Amerika Serikat dan Rusia untuk saling mengurangi dan membatasi
senjata nuklir strategis, dengan masing-masing pihak berhak menentukan struktur senjata ofensif
strategisnya.
• New START Treaty
Perjanjian ini terdiri dari tiga tingkatan dengan tingkat perincian yang semakin meningkat:
teks Perjanjian, Protokol Perjanjian, dan Lampiran Teknis. Ketiga tingkatan tersebut akan
mengikat secara hukum. Teks dan Protokol Traktat memuat hak dan kewajiban dasar New
START. Traktat juga memasukkan klausul penarikan standar yang menyatakan bahwa setiap
pihak berhak untuk menarik diri dari traktat ini jika memutuskan bahwa peristiwa luar biasa yang
berkaitan dengan pokok bahasan traktat telah membahayakan kepentingan tertingginya. SORT
diakhiri ketika Traktat New START mulai berlaku pada 5 Februari 2011 setelah ditandatangani
pada 8 April 2010. Traktat ini berlaku selama sepuluh tahun dan diperpanjang lima tahun ke depan
pada 3 Februari 2021 lalu.
15
2.5 Konsep-konsep Hubungan Internasional Pada Masa Perang Dingin
• Konfik antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet pasca perang dunia kedua dimana
mereka saling bersaing menyebarkan ideologi mereka dan mempengaruhi negara-negara
lain. Berbeda dengan perang yang terjadi di dunia sebelumnya, konflik dan persaingan
antara Amerika Serkiat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin tidak melakukan
kontak fisik. Perang Dingin antara Amerka dengan Uni Soviet kemudian berakhir pada
tahun 1991 ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet.
• Konsep balance of power karena doktrinisasi ideologi yang dilakukan Amerika Serikat di
hadang oleh doktrinisasi ideologi yang di bawa oleh Uni Soviet, sehingga tidak ada negera
yang mendominasi pada ideologinya.
• Melibatkan intervensi ekonomi pada negara berkembang oleh negara adidaya seperti
Amerika Serikat dan Uni Soviet, seperti bantuan dana dan lain-lain, hal ini dilakukan untuk
nasional di blok tersebut, tentu terdapat kebijakan jika ingin bergabung ke salah satu blok
yaitu harus menganut ideologi dari negara adidaya tersebut. Bentuk intervensi ekonomi ini
dilakukan Negara Uni Soviet dengan program Molotov Plan dan Marshall Plan untuk
• Terjadi campur tangan di bidang politik saat periode Perang Dingin, intervensi politik ini
dilakukan oleh Amerika Serikat dengan China untuk memecah belah kesatuan komunis,
secara politis guna memojokkan Uni Soviet. Pemberlakuan intervensi politik juga
dilakukan oleh Uni soviet, tujuan dari intervensi politik ini guna mengkontrol negara
• Arm race/perlombaan senjata juga merupakan salah satu sumbangsih dari Perang Dingin
untuk studi keamanan. Pada masa Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet saling
16
berlomba untuk menciptakan senjata yang powerful dan modern untuk menunjukan
• Security dilemma juga menjadi sumbangan dari Perang Dingin untuk studi keamanan.
Security dilemma merupakan kondisi dimana suatu negara merasa insecure dan terancam
karena negara lain meningkatkan kekuatan militer dan keamanannya. Dengan alasan itu,
kemudian negara tersebut juga meningkatkan kekuatan militernya sebagai bentuk
menciptakan rasa aman dalam negaranya.
17
BAB III
PENUTUP
Konsep Perang Dingin dalam menyebarkan dan memengaruh negara ketiga menjadi hal
baru dalam konsep hubungan internasional. Dua tokoh utama tidak lagi menggunakan cara perang
secara fisik tetapi dengan strategi-strategi diplomasi melalu aspek ekonomi, pertahanan, dan
perkembangan teknologi. Organisasi dan aliansi yang dibentuk juga memberi kekuatan keduanya
dalam mempertahankan negaranya.
Walaupun kedua negara adidaya tersebut berperang dengan cara non-kekerasan, tapi masih
banyak negara-negara di bawah pengaruhnya yang berperang secara langsung dan menimbulkan
dua kubu dan dua ideologi dalam satu negara. Melalui makalah ini, kami selaku penyusun berharap
agar pembaca bisa melihat hal baru mengenai masa Perang Dingin dan dampaknya hingga saat
ini. Kami mohon maaf jika masih ada kesalahan penulisan dalam makalah ini. Terima Kasih.
18
DAFTAR PUSTAKA
Middlebury Institute of International Studies. (2021). TREATY BETWEEN THE UNITED STATES OF
AMERICA AND THE RUSSIAN FEDERATION ON MEASURES FOR THE FURTHER REDUCTION
AND LIMITATION OF STRATEGIC OFFENSIVE ARMS (NEW START). Nuclear Threat Initiative.
shorturl.at/fmCJL (Diakses tanggal 10 September 2021)
Middlebury Institute of International Studies. (2011). STRATEGIC OFFENSIVE REDUCTIONS
TREATY (SORT). Nuclear Threat Initiative. shorturl.at/czEPT (Diakses tanggal 10 September 2021)
Middlebury Institute of International Studies. (2021). TREATY BETWEEN THE UNITED STATES OF
AMERICA AND THE UNION OF SOVIET SOCIALIST REPUBLICS ON STRATEGIC OFFENSIVE
REDUCTIONS (START II). Nuclear Threat Initiative. shorturl.at/bcCIX (Diakses tanggal 10 September
2021)
Middlebury Institute of International Studies. (2011). TREATY BETWEEN THE UNITED STATES OF
AMERICA AND THE UNION OF SOVIET SOCIALIST REPUBLICS ON STRATEGIC OFFENSIVE
REDUCTIONS (START I). Nuclear Threat Initiative. shorturl.at/lIK03 (Diakses tanggal 10 September
2021)
Lotha, G. (2011, November 21). Cominform: Additional Information. Britannica.
https://www.britannica.com/topic/Cominform (Diakses pada 7 September 2021)
Mingst, K. A., & Arreguín-Toft, I. (2017). Introduction to International Relations (Vol. 7). W. W.
Norton & Company, Inc.
Pujiani, S., Toro, A. D., & Isnaini, D. (2020). Sejarah Untuk SMA/MA Peminatan Ilmu Sosial Kelas
XII (A. Kusumaningrum, Ed.). Intan Pariwara.
PURMINTASARI, Y. D. (2013). NATO: Kajian Implementasi Containment Policy Bidang Militer di
Eropa (1949-1991).
Wijaya, B. A. (2013, December). Peranan Mikhail Gorbachev dalam Rfeormasi Politik Uni Soviet
tahun 1985-1991. Repository UNEJ. shorturl.at/prJKT (Diakses pada 6 september 2021)
Kusumawardani, D. (2017, March 10). Perang Dingin: Persaingan Diplomasi hingga Persenjataan
Nuklir Amerika Serikat dan Uni Soviet. shorturl.at/nCSZ2 (Diakses pada 6 September 2021)
19
Hasan, A. M. (2019, April). Sejarah Marshall Plan: Cara AS Bendung Komunisme di Eropa. Tirto.
shorturl.at/zFHY9 (Diakses pada 6 September 2021)
History.com Editors. (2019, November). SALT I Negotiations Begin. A&E Television Networks.
shorturl.at/afEX3 (Diakses pada 6 September 2021)
Nailufar, N. N. (2020, February). Perang Dingin: Faktor, Persaingan, dan Dampaknya. Kompas.
shorturl.at/bjmJN (Diakses pada 6 September 2021)
Salamah, L. (n.d.). Meninjau Kembali Konflik Perang Dingin: Liberalisme vs Komunisme. Journal
Unair. shorturl.at/knrBK (Diakses pada 6 September 2021)
Lumen Learning Content Writer. (2018). Containment. Lumen Learning Boundless World History.
shorturl.at/bewO6 (Diakses pada 11 September 2021)
Lumen Learning Content Writers. (n.d.). The History of American Foreign Policy. Lumen Learning
Boundless Political Science. shorturl.at/cpqBS (Diakses pada 11 September 2021)
20