Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

INDONESIA DALAM PERANG DINGIN

MATA PELAJARAN SEJARAH

DIBUAT OLEH :

1. NURHALENI

2. RINDIANI

3. MITA LESTIANA

4. AULIA VIANINGSIH

5. AGUNG SAPUTRA

6. RIO

7. PITRI CAHYANI

SMAN 1 SUNGAI KUNYIT

TAHUN AJARAN 2022/2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................i


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................4
C. Tujuan .............................................................................................................................5
D. Manfaat ...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................6
A. Faktor-faktor utama yang menyebabkan perang dingin ...................................................6
B. Proses terjadinya perang dingin .......................................................................................7
C. Dampak Perang Dingin .................................................................................................10
D. Berakhirnya Perang Dingin ...........................................................................................12
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................18
A. Kesimpulan ...................................................................................................................18
B. Saran ..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................20

i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perang Dingin (Cold War) merupakan istilah yang digunakan untuk


menjelaskan peta politik dunia Pasca Perang Dunia II, yang secara umum dapat
dikatakan berakhir pada tahun 1945. Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II
memunculkan struktur perimbangan kekuatan baru dalam politik internasional.
Keseimbangan bipolar yang ditandai dengan pembagian blok yang kentara dalam
politik internasional yakni antara Blok Timur yang dikomandani Uni Soviet (US) dan
Blok Barat yang dikomandani Amerika Serikat (AS). Dominasi kedua kutub Uni
Soviet dan Amerika Serikat ini menyebabkan hubungan internasional sangat
dipengaruhi oleh kepentingan kedua negara tersebut.

Hampir seluruh negara-negara di dunia kemudian terseret atau terpengaruh oleh


pola keseimbangan ini. Misalnya Perang Korea yang terjadi pada tahun 1950 sampai
1953 yang menjadi perang yang dimandatkan artinya Korea Selatan dan Korea Utara
yang sama-sama mempunyai sekutu yakni Korea Selatan yang bersekutu dengan
Amerika Serikat dan Canada sedangkan Korea Utara dengan Republik Rakyat
Tiongkok dan Uni Soviet. Padahal belum ada sumber yang jelas mengenai mengapa

1
Perang korea terjadi sehingga banyak sejarawan yang mengatakan bahwa Perang
Korea tersebut adalah penunjukan kekuatan antara blok liberal Amerika Serikat dan
blok komunis Uni Soviet, yang menarik adalah aktor-aktor perang Korea yang terlibat
adalah sama-sama anggota PBB akan tetapi PBB mengalami kebuntuan dalam
menyelesaikan konflik tersebut.

Walaupun konflik bipolaritas ini menyebar keseluruh penjuru dunia, Eropa


masih merupakan jantung dari pertikaian atau persaingan kekuatan bipolar ini. Eropa
menjadi pusat ketegangan Perang Dingin karena di benua inilah sebagian besar
kekuatan militer kolektif kedua Blok yang saling bersaing dipusatkan di benua ini. Uni
Soviet menggelar kekuatan nuklirnya mengancam Negara-negara liberal demokratis di
Eropa Barat sementara Negara-negara Eropa Barat dengan bantuan AS, mengimbangi
dengan cara yang sama.

Sebagaimana diketahui bahwa guna penyeimbang kekuatan pada masa Perang


Dingin, AS adalah pendukung dan penggerak utama dalam North Atlantic Treaty
Organization (NATO) yaitu organisasi keamanan bersama negara-negara di kawasan
Atlantik Utara dalam menghadapi kemungkinan adanya ancaman serius dari Negara-
negara Blok Timur yang dikomandani oleh Uni Soviet. NATO didirikan pada tahun
1949 dan ditandatangani di Washington DC pada 4 april 1949. NATO didirikan oleh
Belgia, Canada, Denmark, Perancis, Islandia, Italia, Luxemburg, Belanda, Norwegia,
Portugal, Britania Raya, dan Amerika Serikat. Pasal yang menarik dalam proses
kerjasama NATO ini yaitu para anggotanya setuju apabila salah satu anggota yang di
Eropa maupun Amerika Utara yang mengalami serangan bersenjata maka akan
dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota NATO. Pasal ini diberlakukan
agar anggota Pakta Warsawa7 melancarkan serangan terhadap para sekutu Eropa Barat,
hal tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota, akan tetapi hal
ini tidak menjadi kenyataan.

Disamping mencegah meluasnya kekuatan Uni Soviet dengan NATO, Amerika


Serikat juga menggunakan Doktrin Truman (1947) dan Marshall Plan untuk
membendung luasnya pengaruh komunis. Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman

2
yang menjabat pada masa itu menyampaikan doktrinnya yang kemudian dikenal
dengan Doktrin Truman. Doktrin Truman ini menjadi pedoman politik luar negeri AS
untuk 40 tahun berikutnya. Isi dari doktrin ini adalah Policy of Containment yakni
membendung atau mengisolasi Uni Soviet secara politik dan ideologi, dan AS akan
menghadang komunisme dimanapun di seluruh dunia. Pada bulan Juni 1947, AS
menyusun Marshall Plan yang dirancang oleh Menteri Luar Negeri AS, George
Marshall sebagai bagian dari kebijakan untuk membendung upaya Uni Soviet dalam
mempengaruhi negara-negara Eropa yang sedang dalam kesulitan finansial.

Berakhirnya Perang Dunia II menyisakan dampak krisis di negara-negara


Eropa. Pada tanggal 9 Mei 1950 Menteri Luar Negeri Perancis Robert Schuman
mengemukakan ide-ide bagaimana memulihkan krisis tersebut di negara-negara Eropa
yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Schuman. Deklarasi Schuman ini merupakan
pijakan awal bagi upaya penciptaan keberhasilan integrasi Eropa saat ini. Kemudian
Ide tersebut tertuang dalam pembentukan “European Coal and Steel Community
(ECSC)” yang ditanda tangani pada tanggal 18 April 1951. ECSC ini dibentuk oleh 6
negara pioneer yaitu Prancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Italy, dan Jerman.

Setelah terbentuknya ECSC, ke enam negara tersebut sepakat untuk


memperluas integrasi Eropa ke semua bidang ekonomi yakni pada tanggal 25 Maret
1957 melalui Traktat Roma membentuk European Economic Community “EEC”
dengan prinsip menuju terciptanya “Common Market (CM)” adalah tahap intregrasi
wilayah atau negara-negara dimana pergerakan barang, jasa, modal dan penduduk
dibebaskan secara bertahap sampai tidak ada lagi hambatan. Sampai saat ini proyek
“CM” masih dalam tahap penyempurnaan, artinya pergerakan barang dagang, jasa,
modal dan orang Eropa belum sepenuhnya bebas untuk semua negara anggota. Tahun
1973 merupakan tahun pertama ekspansi Uni Eropa dari 6 anggota menjadi 9 anggota
dengan bergabungnya Denmark, Irlandia, dan Inggris. Setelah itu, ada Schengen
Agreement yang ditndatangani olejh Belanda, Belgia, Jerman, Luksemburg dan
Perancis. Dalam perjanjian ini juga kemudian diperluas dengan memasukkan Portugal
Spanyol (1991), Yunani (1992).

3
Disamping itu, dengan berakhirnya Perang dingin pada saat runtuhnya Uni
Soviet yang ditandai pula bubarnya Pakta Warsawa pada 31 maret 1991, menyebabkan
posisi NATO sebagai “Defender Of Europe” menjadi semakin kuat karena tidak ada
lagi kekuatan militer yang mengancam. Kemudian, Negaranegara Uni Eropa sepakat
memperkuat integrasi melalui penandatanganan Traktat Maastricht pada 7 februari
1992, melalui traktat ini, Uni Eropa berhasil menetapkan aturan main untuk rencana
mata uang tunggal, komunitas kerjasama luar negeri dan kerjasama di bidang
keamanan dan peradilan. Ini sekaligus menjadi moment perubahan Masyarakat
Ekonomi Eropa menjadi Uni Eropa.

Traktat Maastricht ini sekaligus mengakhiri dominasi keamanan pertahanan


Atlantik (NATO) dengan pilar AS, dan mengubahnya kepada mekanisme pertahanan
keamanan Eropa dengan pilar Eropa Barat. Penting untuk dicatat bahwa dalam tataran
intra-Eropa Barat sendiri terjadi silang pendapat mengenai visi keamanan Eropa yang
independen, hal ini terbukti dalam proses pembentukan Traktat Maastricht itu sendiri,
di mana Perancis menolak mentahmentah kehadiran AS dalam sidang dan posisi yang
akan dijabatnya sebagai Observer bagi komunitas keamanan Eropa, Jerman berada di
pihak Perancis, sedangkan Inggris walaupun mendukung pembentukan komunitas
keamanan Eropa tetap tidak mau menghapus peranan AS di dalamnya. Pada Juni 1992,
muncullah Deklarasi Petersberg yang menyatakan peran Eropa Barat sebagai
pemegang tanggung jawab pertama dan utama dalam komunitas keamanan Eropa,
terutama dalam hal ‘conflict prevention’ dan ‘conflict management’.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:

1. Apakah yang melatarbelakangi terjadinya perang dingin?


2. Bagaimana proses berlangsungnya perang dingin?
3. Apakah dampak dari perang dingin bagi dunia dan Indonesia?
4. Apa yang menyebabkan perang dingin berakhir serta apa dampaknya bagi
perubahan dunia?

4
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:

1. Ingin mengetahui latar belakang terjadinya perang dingin


2. Ingin mengetahui proses berlangsungnya perang dingin
3. Ingin mengetahui dampak dari perang dingin bagi dunia dan Indonesia
4. Ingin mengetahui penyebab berakhirnya perang dingin dan dampaknya bagi
perubahan dunia.

D. Manfaat
1. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang memberikan pengetahuan tentang
sejarah perang dingin
2. Dapat dijadikan sebagai pedoman dan referensi bagi pihak-pihak tertentu.

5
BAB II PEMBAHASAN
A. Faktor-faktor utama yang menyebabkan perang dingin
1. Perbedaan Ideologi

AS menentang paham komunis sosialis yang dianut Uni Soviet. Hal ini menjadi
alasan mengapa perang dingin identik dengan perkembangan ideologi. Pengaruh Uni
Soviet yang semakin melebar juga membuat AS semakin geram dan membuat program
untuk memberi bantuan dan membangun pasukan ke negara-negara asuhannya,
begitupun Uni Soviet.

2. Senjata Nuklir

Kedua blok ini memiliki senjata nuklir yang lebih besar ribuan kali lipat
daripada bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Sehingga ini menjadi alasan US dan
Uni Soviet untuk tidak bersaing dengan senjata militer. Jadi, selama Perang Dingin,
Blok Barat dan Blok Timur bersaing dalam berbagai bidang mulai ekonomi, teknologi,
perlombaan senjata, bahkan luar angkasa. Meski memutuskan untuk perang dingin,
baik AS maupun Uni Soviet tetap mengembangkan senjata nuklir yang membuat
seluruh dunia khawatir. Pada 4 April 1949, Blok Barat membentuk Pakta Pertahanan
Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO). Negara-negara
pendiri NATO yaitu AS, Belgia, Kanada, Inggris, Perancis, Denmark, Islandia, Italia,
Belanda, Norwegia, Portugal, dan Luksemburg. Tujuan NATO yaitu mempertahankan
Eropa Barat dari serangan Uni Soviet.

3. Keinginan untuk Berkuasa

AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan


cara-cara yang baru. AS sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang
sedang berkembang berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan
bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil
industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis komunis. Masyarakat miskin
merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang mulai
kuatekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa bantuan

6
senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara
tersebut.

B. Proses terjadinya perang dingin


1. Periode 1945-1969

Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia.


Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara pemenang perang muncul menjadi
kekuatan raksasa. Dua negara tersebut memiliki perbedaan ideologi, Amerika Serikat
memiliki ideologi liberal-kapitalis, sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-
komunis. Dalam waktu singkat memang pernah terjadi persahabatan diantara
keduanya, namun kemudian muncul antagonisme diantara mereka. Ada dua karakter
pada periode ini, Pertama, adanya keprihatinan akan ambisi rivalnya yang
menimbulkan pesimisme. Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan kekuatan
militer yang sangat kuat dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan musuhnya
dengan senjata atom. Sehingga dalam periode ini muncul hal-hal sebagai berikut:
Doktrin Pembendungan Bulan Februari 1946, Stalin memberikan pidato yang
berbicara tentang “tak terhindarnya konflik dengan kekuatan kapitalis. Ia mendesak
rakyat Soviet untuk tidak terperdaya dengan berakhirnya perang yang berarti negara
bisa santai. Sebaliknya perlu mengintensifkan usaha memperkuat dan mempertahankan
tanah air. Tidak lama setelah munculnya tulisan George F Kennan, diplomat di
Kedubes AS di Uni Soviet, yang memaparkan tentang kefanatikan Uni Soviet, Presiden
Harry S Truman mendeklarasikan apa yang kemudian disebut Doktrin Truman.
Doktrin ini menggarisbawahi strategi pembendungan politik luar negeri AS sebagai
cara untuk menghambat ambisi ekspansionis Uni Soviet. AS juga merekrut sekutu-
sekutunya untuk mewujudkan tujuan itu. Karena menurut teori domino, jika satu
negara jatuh maka akan berjatuhanlah negara-negara tetangga lainnya. Lingkungan
Pengaruh dan Pembentukan Blok Ketidakmampuan sebuah negara adidaya
memelihara ”lingkungan pengaruh” diinterpretasikan sebagai akibat dari program
global negara adidaya yang lain. Misalnya ketika Uni Soviet memasuki Eropa Timur,
para pemimpin AS menilainya sebagai bagian dari usaha Uni Soviet menaklukan

7
dunia. Begitu pula ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951, para
pemimpin Uni Soviet menilainya sebagai bagian dari usaha AS untuk mendominasi
dunia.

2. Periode 1969-1979

Hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet mengalami perubahan drastis dengan


terpilihnya Richard Nixon sebagai Presiden AS. Didampingi penasehat keamanannya,
Henry A. Kissinger, Richard Nixon menempuh pendekatan baru terhadap Uni Soviet
pada tahun 1969. Tidak disangka, ternyata Uni Soviet juga sedang mengambil
pendekatan yang sama terhadap AS. Pendekatan ini lazim disebut détente (peredaan
ketegangan). Sebagai sebuah strategi politik luar negeri, détente merupakan upaya
menciptakan ”kepentingan tertentu dalam kerjasama dan perbatasan, sebuah
lingkungan dimana kompetitor dapat menghambat perbedaan diantara mereka dan
akhirnya melangkah dari kompetisi menuju kerjasama”. Sebagai langkah lebih lanjut,
pada 26 Mei 1972 Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev menandatangani
Strategic Arms Limitation Treaty I (SALT I) di Moskow. SALT I berisi kesepakatan
untuk membatasi persediaan senjata-senjata nuklir strategis/Defensive Antiballistic
Missile System. SALT I juga berisi kesepakatan untuk membatasi jumlah misil nuklir
yang dimiliki oleh kedua belah pihak, sehingga Uni Soviet hanya diijinkan untuk
memiliki misil maksimal 1600 misil, dan AS hanya diijinkan memiliki 1054 misil.

3. Periode 1979-1985

Setelah 10 tahun dijalankan, tampaknya Uni Soviet tidak kuat lagi untuk
menjalani détente. Akhirnya pada tahun 1979 Uni Soviet pun menduduki Afghanistan
yang sebenarnya mengundang pasukan Uni Soviet masuk kesana untuk membantu
mereka. Aksi semena-mena ini mengundang reaksi keras dari pihak AS, Presiden AS
Jimmy Carter menyatakan, agresi Uni Soviet di Afghanistan mengkonfrontasi dunia
dengan tantangan strategis paling serius sejak Perang Dingin dimulai. Lalu akhirnya
muncullah Doktrin Carter yang menyatakan bahwa AS berkeinginan untuk
menggunakan kekuatan militernya di Teluk Persia. Setelah Reagan mengambil alih

8
jabatan presiden, ia juga melancarkan Doktrin Reagan yang mendukung
pemberontakan anti-komunis di Afghanistan, Angola, dan Nikaragua. Para
pemberontak ini bahkan diberi istilah halus ”pejuang kemerdekaan” (freedom fighters).
Bahkan AS juga berbicara tentang kemampuan nuklirnya, termasuk ancaman serangan
pertama. Tapi walaupun di periode ini terjadi ketegangan yang memuncak antara AS
dan Uni Soviet, ternyata masih bisa terjadi perjanjian SALT II (Strategic Arms
Limitation Treaty II) pada pertengahan 1979 di Vienna. Pada saat itu Carter dan
Brezhnev setuju untuk membatasi kepemilikan peluncur senjata nuklir maksimal 2400
unit, dan maksimal 1320 unit Multiple Independently Targeted Reentry Vehicle
(MIRV). Dan juga Perjanjian Pengurangan Senjata-senjata Strategis pada tahun 1982
yang berisi kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklir yang berdaya jarak
menengah. Walaupun sudah banyak dilakukan perjanjian-perjanjian pembatasan
dan/atau pengurangan senjata nuklir, namun berdasarkan data pada tahun 1983 ternyata
Uni Soviet memiliki keunggulan yang cukup besar dibandingkan dengan Amerika
Serikat.

4. Periode 1985-1991

Pada Maret 1985, Gorbachev mulai memimpin Uni Soviet. Perubahan secara
besar-besaran mulai tampak pada masa ini. Sejak berkuasa, Gorbachev berupaya:
Memperbaiki kehidupan perekonomian negaranya yang jauh dibawah standar
kehidupan negara-negara maju. Menyadari bahwa kehidupan yang buruk berpengaruh
besar terhadap kehidupan militernya dan dapat memperlemah kedudukannya dalam
percaturan politik internasional. Gorbachev tidak ingin menjungkirkan sosialisme,
tetapi berupaya memperkuat sendi sosialisme melalui Glasnot dan Perestroika. Uni
Soviet harus bertindak berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme. Setiap orang harus
menyumbangkan pikirannya menurut kemampuannya dan ia akan menerima dari
negara setara dengan apa yang dibutuhkannya. Hubungan dengan dunia luar sangat
diperlukan untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Tahun 1987
mengumandangkan politik demokrasi, pembaruan, dan keterbukaan yang dikenal
dengan Politik Glasnot dan Perestroika.

9
C. Dampak Perang Dingin
Dampak Positif Perang Dingin yaitu sebagai berikut:

1. Bidang Ekonomi yaitu sebagai berikut: Munculnya negara super power Dengan
adanya negara super power, maka perekonomian di dunia banyak dikuasai oleh para
pemilik modal. Hal ini akan memberikan keuntungan yang lumayan besar terutama
jika para pemilik modal menanamkan modalnya di negara-negara berkembang.
Umumnya negara-negara berkembang mempekerjaan buruh dengan upah yang masih
kecil. Bagi negara yang ditempati oleh para pemilik modal pun akan berdampak positif
dengan semakin berkembang pesatnya perekonomian di negara tersebut. Pertumbuhan
ekonomi di negara pesaing tumbuh pesat Perang dingin juga berdampak baik bagi
negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan
ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha
ekonomi ini. Adanya investasi modal Mereka saling berlomba untuk mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke
negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga
keuntungan mereka juga melambung tinggi. Negara-negara di kawasan eropa yang
menyatukan mata uang mereka menjadi euro.

2. Bidang Militer yaitu sebagai berikut: Mengembangkan militer negaranya menjadi


lebih unggul Karena adanya rasa iri antara negara-negara yang berseteru, maka mereka
masing-masing mulai memperkuat persenjataan dan pertahanan mereka. Mereka tidak
mau kalah dengan negara besar. Dengan persaingan seperti ini, akan semakin besar
pula potensi yang masing-masing negara miliki untuk mengembangkan militer
negaranya menjadi lebih unggul.

3. Bidang Sosial Budaya yaitu sebagai berikut: Perlindungan HAM mulai ada Adanya
isu-isu mengenai masalah HAM semakin lama semakin terdengar ke seluruh penjuru
dunia. Mulai saat itu, hukum undang-undang dalam suatu negara mengenai HAM
mulai dibuat. Masyarakat pun dengan kompak menyetujui peraturan mengenai HAM
tersebut. Dari sini masyarakat akan semakin percaya bahwa semua manusia memiliki
hak-hak yang harus terpenuhi dan tidak dengan menindas secara sembarangan.

10
4. Bidang Astronomi yaitu sebagai berikut: Ilmu astronomi menjadi semakin baik
Perang dingin memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ilmu astronomi,
terutama mengenai isi luar angkasa. Amerika dan Uni Soviet bersaing untuk menjadi
yang terbaik dalam mempelajari dan mengkaji ilmu astronomi. Tak dapat dipungkiri
jika rasa gengsi membuat mereka berlomba-lomba untuk meluncurkan roket ke luar
angkasa. Dengan ini tanpa disadari kedua negara tersebut sedang mengembangkan
ilmu astronomi menjadi semakin baik. Hasilnya, kita semua menjadi tahu bahwa
sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian bagaimana bentuknya. Terlepas dari
siapa yang pertama kali mengabarkan berita ini, namun dengan adanya perang dingin
ini secara tidak langsung juga berdampak pada perkembangan ilmu pendidikan
keruang angkasaan kita.

5. Bidang Teknologi yaitu sebagai berikut: Perkembangan sains dan teknologi Pada
saat perang dingin, pemerintah menyorot lebih kepada perkembangan sains dan
teknologi karena kedua hal tersebut berkaitan dengan jalannya militer, Karena itu
pemerintah tidak segan-segan memberikan dana lebih untuk kemajuan sains dan
teknologi di negaranya. Dari sinilah muncul para ilmuwan yang berusaha mengkaji dan
mengembangan sains dan teknologi demi kemajuan negaranya. Teknologi di era
modern bukan lagi urusan individu atau komunitas berskala kecil Di negara-negara
maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau komunitas berskala
kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi,
militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-
sumber alam yang ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan
skala yang besar.

Dampak Negatif Perang Dingin yaitu sebagai berikut:

Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula, selama Perang Dingin
berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang nuklir yang lebih dahsyat
dari perang dunia kedua. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua
bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.
Dampak negatif di tiap bidang :

11
1. Bidang Militer Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh
kedua negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan
adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang
bersengketa itu. Saat itu memang sempat beredar kabar bahwa uni soviet sudah
meletakkan nuklir-nuklirnya di kuba dan diarahkan ke Amerika. Mendapat ancaman
nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal diam. Amerika kemudian menandatangani
terbentuknya NATO. Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui
tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap sebagai
serangan terhadap NATO. Setelah mengetahui hal ini maka pemerintah Uni Soviet
menarik kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.

2. Bidang Politik Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari dibangunnya
tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam
perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Barat
yang beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini
mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini,
yaitu liberal yang dianut jerman barat dan Komunis yang dianut jerman timur.

D. Berakhirnya Perang Dingin


Usaha meredakan perang dingin Sejak tahun 1970-an berbagai peristiwa yang
menyangkut hubungan antarnegara di dunia mulai membaik dan ketegangan dalam
Perang Dingin mulai semakin berkurang. Kedua negara adikuasa akhirnya menyadari
bahwa hubungan anatar keduanya sudah sanagat panas, oleh karena itu mereka ingin
mengurangi ketegangan yang ada sebelum akhirnya menyebabkan perang terbuka yang
diperkirakan akan menghancurkan seluruh dunia dengan adanya Perang Dunia III.
Sehingga sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik dan ketegangan
dalam perang dingin mulai berkurang.

Pengurangan ketegangan terhadap pihak yang bertikai disebut Detente. Detente


ditandai oleh peristiwa sebagai berikut : Isu Berlin Barat dapat diselesaikan dalam meja
perundingan tahun 1971. Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.
Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973. Terjadi

12
kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya
persetujuan SALT I (Strategic Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan
persenjataan strategis. SALT I merupakan perundingan pembatasan persenjataan
strategis yang berlangsung di Helsinki, Finlandia tanggal 17 November 1969. Hasil
perundingan ini ditandatangani oleh Richard Nixon (Presiden Amerika Serikat) dan
Leonid Brezhnev (Uni Soviet). SALT II merupakan perundingan pembatasan
persenjataan strategis yang berlangsung di Jenewa, Swiss pada November 1972 tetapi
hasilnya baru ditandatangani 18 Juni 1979 di Wina, Austria oleh Jimmy Carter
(Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet). Presiden Ronald Reagen
meningkatkan kemampuan persenjataan balistiknya yang mempengaruhi sikap
Mikhail Gorbachev untuk melakukan persetujuan pembatasan nuklir balistik tahun
1987. Dampak dari perjanjian ini antara lain Uni Soviet mengurangi kekuatan angkatan
perangnya di Eropa Timur dan mulai memusatkan pembenahan ekonomi serta
kehidupan politik dalam negeri yang lebih demokratis. Deng Xiaoping berhasil
menguasai Partai Komunis Cina (PKC) setelah meninggalnya Mao Tse Tung. Deng
Xiaoping merupakan pemimpin kelompok yang menghendaki reformasi ekonomi.
Programnya adalah membangkitkan sistem pertanian dan bisnis yang berdasarkan
milik pribadi.

Penanaman modal asing mulai masuk kembali terutama dalam sektor jasa dan
diharapkan dapat berproduksi untuk tujuan ekspor. Hal ini menunjukkan adanya gejala
kapitalisme dalam kehidupan komunisme di Cina. Tetapi reformasi ekonomi yang ada
tidak diimbangi dengan adanya reformasi politik sehingga kehidupan politik masih
dikendalikan oleh partai Komunis. Dampaknya muncul bentrokan dengan mahasiswa
seperti 1989 terjadi Tragedi di Lapangan Tiananmen, Beijing dimana terjadi
demonstrasi besar-besaran tetapi mendapatkan perlawanan bahkan para pelakunya
diawasi secara ketat. Usaha-usaha lain yang digunakan untuk meredakan ketegangan
antara Amerika serikat dan Uni Soviet adalah sebagai berikut : Usaha kedua negara
adidaya Perang Dingin dan hubungan yang tegang secara terus-menerus menyadarkan
Amerika dan UNi Soviet untuk melakukan penghentian ketegangan antarnegara.

13
Pada kurun waktu tahun 1962-1982 dilakukan upaya untuk meredakan Perang
Dingin dengan mengurangi, membatasi dan memusnahkan senjata nuklir. Bentuk
persetujuan tersebut antara lain sebagai berikut : Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Isi
perjanjian ini adalah kesepakatan untuk tidak menjual senjata nuklir atau memberikan
informasi kepada negara-negara non-nuklir. Perjanjian ini dilakukan pada tahun 1968
antara Uni Soviet, Amerika Serikat dan Inggris. Antara Amerika dan Soviet sepakat
untuk mengadakan perundingan. Perundingan tersebut melalui Strategic Arms
Limitation Talks (SALT) atau perundingan pembatasan persenjataan strategis yang
meliputi SALT I dan SALT II. Perundingan SALT I berlangsung pada tanggal 17
November 1969 di Helsinki, Finlandia. Hasil perundingan SALT I ditandatangani oleh
Presiden Amerika Serikat Ricard Nixon dan Leonid Bruzhnev dari Uni Soviet.
Perundingan SALT II berlangsung pada bulan November 1972 di Jenewa, Swiss. Hasil
perundingan ini ditandatangani oleh pemimpin Amerika Serikat Jimmy Carter dan Uni
Soviet Leonid Bruzhnev pada tanggal 18 Juni 1979 di Wina, Austria. Perjanjian
pengurangan senjata-senjata strategis atau Strategic Arms Reduction Treaty (START).

Perjanjian pada tahun 1982 ini berisi kesepakatan untuk memusnahkan senjata
nuklir yang berdaya jarak menengah.Negara-negara lain yang juga mengembangkan
nuklir mengikuti jejak negara-negara adidaya dalam upaya menghindari bahaya
perang. Negara-negara tersebut juga khawatir kawasan atau wilayahnya akan menjadi
sasaran dari perang nuklir. Salah satu contoh usaha negara-negara untuk mengamankan
wilayahnya agar terbebas dari perang nuklir dilakukan oleh negara-negara anggota
ASEAN. Para anggota ASEAN berharap wilaya ASIA Tenggara benar-benar tidak
dipakai sebagai ajang percobaan dan perang nuklir. Kesepakatan tersebut tertuang
dalam perjanjian yang disebut : Persetujuan Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia
Tenggara” (Southeast Asian Nuclear Weapons Free Zone / SEANWFZ). Persetujuan
tersebut ditandatangani di Bangkok, Thailand pada tahun 1995. Persetujuan ini
menjamin keamanan internasional, khususnya kawasan Asia Tenggara.

Usaha antarnegara Usaha meredakan perang dingin – Masing-masing negara


secara individu (bilateral) ada yang berinisisatif untuk mengurangi ketegangan dunia.

14
Mereka saling mengunjungi untuk melakukan pendekatan. Hubungan bilateral yang
berhasil mengurangi ketegangan dunia tersebut antara lain sebagai berikut : Pada tahun
1972 Presiden Amerika Serikat Ricard Nixon mengunjungi RRC untuk menjalin
hubungan diplomatik. Pada tanggal 3 Oktober 1990 penyatuan Jerman Barat dan
Jerman Timur. Presiden Soeharto pada tahun 1989 mengunjungi Uni Soviet untuk
mempererat hubungan.

Usaha negara berkembang Negara-negara baru yang lahir setelah Perang Dunia
II tidak ingin memperkeruh suasana dunia dengan masuk ke salah satu blok baik barat
maupun timur. Mereka mendirikan organisasi sendiri yang disebut dengan gerakan non
blok,yang bertujuan untuk meningkatkan solidaritas antar anggota yaitu Negara-
Negara di kawasan Asia dan Afrika, yang berarti tidak memihak Blok Barat maupun
Blok Timur dan bersifat netral. Usaha PBB Usaha-usaha menjamin adanya keamanan
internasional sudah dimulai sejak tahun 1968. Ketika itu Dewan Keamanan PBB
mengeluarkan Resolusi No. 255 yang memuat seruan kepada negara-negara nuklir
untuk membantu negara-negara non-nuklir yang menjadi korban suatu serangan nuklir.
Akhir Perang Dingin Pertumbuhan ekonomi Uni Soviet tidak mengalami pertumbuhan
sehingga ekonomi Uni Soviet mengalami kemerosotan yang parah. Sebagai ideologi
akhirnya komunisme mulai mengalami kebangkrutan di berbagai belahan dunia sejak
1970an. Berawal dari upaya Uni Soviet untuk mengalihkan energi mereka untuk
menyelesaikan masalah dalam negeri mereka. Adapun masalah yang muncul di Uni
Soviet antara lain : Ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elit pemerintahan
komunis sendiri, Tekanan kelompok etnis non Rusia Korupsi yang timbul di kalangan
birokrasi dan partai dalam pemerintahan, Dana anggaran belanja yang defisit karena
biaya pendudukan pasukan Uni Soviet di beberapa negara Eropa Timur, ketertinggalan
teknologi dan peralatan industri sehingga kapasitas produksi makanan untuk
mencukupi kebutuhan rakyatnya menurun.

Perang Dingin akhirnya berakhir karena: Sampai 1980, 11 % GNP Uni Soviet
dibelanjakan untuk kepentingan militer. Uni Soviet mengalokasikan dana besar-
besaran bagi negara yang berada dibawah kekuasaannya agar negara tersebut tidak

15
lepas dari kendalinya. Tahun 1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni
Soviet yang tidak stabil benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat
tergantung dengan ekspor minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak mampu
membiayai Perang Dingin. Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem
komunisme. Dampaknya muncul pemikiran dari para cendekiawan yang memahami
pandangan barat sehingga mendorong munculnya keinginan seperti warga negara di
negara-negara non komunis. Dalam kondisi yang buruk Mikhail Gorbachev (11 Maret
1985) harus memimpin Uni Soviet dengan tugasnya yaitu memperbaiki perekonomian
Uni Soviet yang semakin buruk. Langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan
Reformasi yang terkenal dengan Perestroika dan Glasnost. PERESTROIKA
merupakan restrukturisasi (penataan kembali struktur) yang sudah rusak. Tujuannya
guna mengatasi stagnasi untuk akselerasi (penyamaan) kemajuan sosial dan ekonomi.
Perestroika merupakan pengembangan menyeluruh dari demokrasi yang diprakarsai
massa. Jadi Perestroika adalah langkah pembaharuan untuk mempersatukan sosialisme
dengan demokrasi melalui keterbukaan politik atau GLASNOST. Kebijakan ini
memberikan dampak yang tidak terduga sebelumnya yaitu pertentangan sosial di dalam
masyarakat muncul. Kelompok yang bersengketa antara lain sebagai berikut.
Kelompok Moderat, yaitu kelompok yang menyetujui reformasi tetapi menjalankan
komunisme yang disempurnakan. Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang
menentang reformasi dan ingin mempertahankan komunisme. Kelompok Radikal,
yaitu kelompok yang mendukung reformasi tetapi ingin meninggalkan komunisme.
Pada 19 Agustus 1991, Gennadi Yanayev (pemimpin kelompok konserfatif)
melancarkan kudeta terhadap Gorbachev tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh Boris
Yeltsin (pemimpin kelompok Radikal) sehingga Gorbachev dapat diselamatkan dan
nama Yeltsin mulai melambung di pentas politik Uni Soviet. Yeltsin tidak mampu
membendung gelora semangat Perestroika dan Glasnost terbukti dengan banyaknya
negara bagian Uni Soviet yang melepaskan diri dan menjadi negara merdeka sehingga
Runtuhlah Uni Soviet. Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya di Eropa
Timur seperti pada 1989 Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya
kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara Eropa Timur dimana Jerman

16
kembali bersatu. Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8 Desember 1991 ditandai
dengan penurunan bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan
negara-negara bekas Uni Soviet yang lain mulai muncul sebagai negara yang merdeka.

17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Perang dingin merupakan perang ideologi (tanpa senjata) yang terjadi antara
Amerika Serikat (blok barat) dengan Uni Soviet (blok timur) sebagai akibat dari
berakhirnya perang dunia II. Pertikaian maupun persaingan terjadi dalam
berbagai bidang.
2. Faktor utama yang menyebabkan perang dingin antara lain adanya perbedaan
paham/ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Adanya keinginan
untuk berkuasa, serta berdirinya fakta pertahanan yang mengakibatkan
timbulnya rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara
kedua blok.
3. Perang dingin berlangsung selama kurang lebih 46 tahun yaitu 1945-1991.
Selama kurun waktu tersebut AS dan US berlomba-lomba menyebarkan
pengaruh/ideologi yang mereka anut ke berbagai negara baik di Eropa maupun
Asia. Dalam pelaksanaan perang AS dan US selalu berada di belakang negara-
negara yang bertikai.
4. Perang dingin membawa dampak bagi dunia maupun Indonesia, baik dampak
positif maupun negatif telah terjadi di berbagai bidang.
5. Berakhirnya perang dingin ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet pada 8
Desember 1991.
6. Berakhirnya perang dingin membawa dampak yang luas bagi dunia,
diantaranya: muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan
terciptanya hubungan secara menyeluruh (global) maupun kawasan (regional),
dll.

B. Saran
Kita wajib mengetahui serta memahami permasalahan yang sebenarnya terjadi
pada perang dingin, bagaimana jalannya perang dingin serta dampak yang timbul
akibat perang dingin baik bagi dunia secara universal maupun bagi Indonesia.

18
Sehingga dengan demikian kita dapat mengambil makna dan peristiwa perang
tersebut dan diharapkan kita dapat menghindari segala bentuk pertikaian yang
mungkin terjadi di sekitar kita, karena walaupun selalu ada pihak yang dirugikan jika
terjadi pertikaian.

19
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, taufik. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Ar- ruzz media.

Setya, W. 2008. Perang Dingin. Semarang: PT Begawan ilmu.

20

Anda mungkin juga menyukai