Di susun oleh :
PROV.LAMPUNG
TP.2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Peristiwa Perang
Dingin”. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan
Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Peran Dingin...................................................................................................2
B. Proses jalannya Perang Dingin.......................................................................3
C. Pengaruh Perang Dingin Dunia......................................................................5
D. Peran Indonesia terhadap Perang Dingin.......................................................5
E. Runtuhnys Perang Dingin &Dampaknya.......................................................6
A. Kesimpulan.......................................................................................................10
DAFTAR PUSAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
oleh pemerintahan Ronald Wilson Reagan yang meningkatkan pengeluaran
militer dari 5,3 persen/total GNP pada 1981 menjadi 6,5 persen pada 1986.
Jumlah ini merupakan
a. Persaingan Politik
Pada awal 1947, terjadi pertemuan antara Inggris, Prancis, Ameruka Serikat,
dan Uni Soveir yang membahas rencana mewujudkan kemandirian ekonomi.
Pertemuan tersebut berakhir dengan kegagalan mencapai suatu kesepakatan.
Setelah itu, pada Juni 1947, sesuai Doktrin Truman, Amerika Serikat
mengesahkan program Marshall Plan atau Rencana Marshall. Marshall Plan
adalah bantuan ekonomi yang diberikan kepada negara-negara Eropa Barat.
3
Truman bermaksud membangun kembali sistem demokrasi dan
perekonomian Eropa serta membatasi pengaruh komunis.
b. Konflik Berlin
Konflik Berlin berawal dari pemisah jerman menjadi dua, yakni jerman
barat dan jerman timur, akibat dari kekalahan yang dialami jerman pada
perang dunia II. Wilayah jerman dikuasai oleh Prancis, Inggris, dan
Amerika Serikat yang bergabung pada 23 Mei 1949 untuk membentuk
Republik Federal Jerman (Bundesrepublik Deutschland) atau Jerman
Barat. Adapun wilayah nimur Jerman dikuasai oleh Uni Soviet yang pada
7 Oktober 1949 membentuk Republik Demokratik Jerman (Deutsche
Demokratische Republik, DDR) atau Jerman Timur. Selanjutnya, sesuai
dengan Marshall Plan, Sekutu memulai kembali proses industrialisasi serta
menata kembali perekonomian Jerman bersama-sama, termasuk
pengenalan mata uang baru, deutsche mark, untuk menggantikan mata
uang lama, reichsmark.
c. Berebut Pengaruh di Luar Eropa
4
Uni Soviet dan Amerika Serikat tidak hanya bersaing dalam hal politik, tetapi
juga bersaing dalam hal kemajuan teknologi. Pada Agustus 1957, Uni Soviet
berhasil meluncurkan peluru kendali balistik antarbenua pertama dan pada
Oktober 1957 juga meluncurkan satelit bumi pertama, Sputnik. Peluncuran
Sputnik menandai dimulainya perlombaan teknologi ruang angkasa antara
kedua negara.
5
Dalam Gerakan Nonblok, presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno,
menjadi salah satu pemrakarsa, bersama sama dengan Presiden Yugoslavia
Joseph Broz Tito, Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru, Presiden
Mesir Ghamal Abdul Nazer, dan Perdana Menteri Ghana Kwame Nkrumah.
Gerakan ini lahir sebagai solusi dari munculnya banyak kekisruhan di dunia
internasional era 1950-an karena kekuatan negara-negara adidaya mulai
memperebutkan negara-negara yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara, seperti Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Selain itu, negara-negara
yang memiliki banyak sumber energi, seperti Qatar, Uni Emirat Arab, dan
Kuwait juga tidak luput dari perhatian negara adidaya.
6
Pada 8 Desember 1987, Traktat Kekuatan Nuklir Jarak Menengah
(Intermediale Range Nuclear Force/INF Treaty) ditandatangani oleh Amerika
Serikat dan Uni Soviet, yang isinya menghapus keberadaan semua senjata
nuklir, rudal balistik, dan rudal jelajah dengan jarak antara 500 dan 5.500
kilometer beserta seluruh infrastrukturnya. Hal ini membuat ketegangan antara
Timur dan Barat mereda dengan cepat.
Pada 1989, bertempat di Moskwa, Gorbachev dan pengganti Reagan, George
H. W. Bush, menandatangani perjanjian START 1 yang mengakhiri
perlombaan senjata antara kedua negara. Pada tahun-tahun berikutnya, Uni
Soviet dihadapkan pada keruntuhan perekonomian yang diakibatkan oleh
turunnya harga minyak dunia dan besarnya pembiayaan militer. Selain itu,
penempatan militer di negara sekutunya diakui tidak relevan lagi bagi Soviet.
Pada tahun ini pula, pasukan Soviet mundur dari Afghanistan, dan setahun
kemudian Gorbachev menyetujui reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur.
Ketika Tembok Berlin runtuh, konsep "Common European Home" yang
dicetuskan oleh Gorbachev mulai terbentuk. Pada 3 Desember 1989, dalam
Konferensi Tingkat Tinggi Malta, Mikhail Gorbachev dan George H. W. Bush
secara resmi menyatakan bahwa Perang Dingin sudah berakhir. Setahun
kemudian, dua negara tersebut bermitra dalam Perang Teluk melawan Irak.
Uni Soviet secara resmi dibubarkan pada 25 Desember 1991.
2. Amerika Serikat
7
Setelah pembubaran Uni Soviet, dunia pasca-Perang Dingin secara luas
dianggap sebagai dunia yang unipolar dan menyisakan Amerika Serikat
sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia. Pada 1989, Amerika menjalin
kerja sama militer dengan 50
negara dan memiliki 526.000 tentara di luar negeri yang tersebar di puluhan
negara. Dari jumlah tersebut, 326.000 terdapat di Eropa (dua pertiganya di
Jerman Barat) dan sekitar 130.000 terdapat di Asia (terutama di Jepang dan
Korea Selatan). Perang Dingin juga menandai puncak pengembangan industri
militer, terutama di Amerika Serikat dan pendanaan militer secara besar-
besaran.
Pengeluaran militer Amerika Serikat selama berlangsungnya Perang Dingin
diperkirakan mencapai $8 triliun, sedangkan hampir 100.000 warga Amerika
Serikat kehilangan nyawa dalam Perang Korea dan Perang Vietnam. Di lain
pihak, sulit memperkirakan jumlah korban dan kerugian dari pihak Uni Soviet.
Namun, jika dilihat dari perbandingan produk nasional bruto, biaya yang
dikeluarkan Uni Soviet selama perang jauh lebih besar daripada yang
dikeluarkan oleh Amerika Serikat.
3. Dunia Ketiga
a. Konflik baru di sejumlah negara
Jutaan jiwa tewas dalam perang proksi antarkedua negara adidaya di berbagai
belahan dunia, terutama di Asia Tenggara. Serelah Perang Dingin berakhir,
perang antarnegara, perang etnis. perang revolusi, dan jumlah pengungsi
menurun tajam. Namun, konflik antarnegara di negara-negara dunia ketiga
tidak sepenuhnya hilang.
8
kemerdekaan diikuti dengan gagainya negara mengisi negara kemerdekaan,
seperti di Afganistan.
4. Bagi Indonesia
Pada 1960-an, di era Perang Dingin, Indonesia menerapkan sistem Demokrasi
Terpimpin. Sukarno dinilai lebih mengarahkan pandangan politiknya ke
negara-negara Blok Timur yang berhaluan komunis. Pada saat yang sama,
Partai Komunis Indonesia (PKI). mendominasi politik Indonesia. Puncak
kedekatan Indonesia dengan Blok Timur adalah pendirian Poros Jakarta-
Hanoi- Pyong Yang-Phnom Penh. Hal ini membuat Indonesia dicap sebagai
negara berhaluan komunis oleh masyarakat internasional.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perang Dingin memaksa banyak negara selain Amerika Serikat dan Uni Soviet
untuk memilih pihak, meskipun dengan sukarela maupun terpaksa dan
memberi alasan kedua negara adikuasa ini untuk ikut campur pada urusan
negara mereka. Pihak antagonis dalam Perang Dingin adalah Amerika Serikat
dan Uni Soviet, meskipun demikian, Perang Dingin memberi dampak secara
tidak langsung pada setiap negara di seluruh dunia dalam hal-hal
tertentu.Beberapa negara yang terkena dampak langsung dari Perang Dingin
ini, biasanya terjadi perang atau konflik di negaranya. Tiga contoh besar dari
pernyataan ini adalah terjadinya perang Vietnam, perang Korea dan perang
Afghanistan. Pada masing-masing peperangan ini, pihak yang berperang
adalah pihak komunis dan pihak non komunis. Di setiap pihak-pihak negara
yang dimaksud, mereka juga berpihak pada salah satu negara antagonis
tersebut, baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet. Di setiap kasusnya,
masing-masing negara tidak mendapatkan apapun kecuali dampak yang
menhancurkan negara itu sendiri akibat konflik yang bersangkutan.Di negara-
negara lain, dampaknya lebih ke arah positif. Amerika Serikat dan Uni Soviet
berlomba-lomba untuk membantu negara yang tidak memilih kedua belah
pihak. Mereka berlomba memberikan bantuan ekonomi untuk negara-negara
tersebut untuk meyakinkan mereka untuk memilih salah satu pihak. Dalam
artian, negara-negara yang tidak memihak kedua negara antagonis tersebut
mendapatkan keuntungan dari sisi ekonomi.
Pada akhirnya, bisa kita simpulkan bahwa seluruh negara terkena dampak dari
Perang Dingin, karena Perang Dingin tersebut secara tidak langsung
membentuk perintah internasional. Seluruh negara terus-terusan merasa
10
khawatir apabila senjata nuklir dikeluarkan oleh kedua negara adikuasa
tersebut. Namun di sisi lain, banyak juga dampak positif yang didapatkan dari
negara-negara lain dari banyak sisi mulai dari sisi ekonomi hingga sisi
perdamaian.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat jenderal kerja sama ASEAN kementrian luar negeri republik Indonesia.
2008.
ASEAN Selayang pandang. Jakarta: kementrian luar negeri republik Indonesia.
Dwyer, victor. 1996. High-tech glory or glorified play? Canada: maclean hunter.
Fritsch-bournazel, renata. 1990. confroting the german question: germans on the
east-west divide.
UK: berg publishers.
Martono, nanang. 2016. Sosiologi perubahan sosial; perspektif klasik, modern, pos
modern, dan poskolonial. Jakarta: rajawali pres.
Mcluhan, marshall. 1994. Understanding media the extension of man. New York:
McGraw Hill.
Muljana, slamet. 2008. Kesadaran nasional jilid I dan II. Yogyakarta: penerbit LKiS
Pelangi aksara.
Nainggolan, poltak partogi. 2004. Konflik dan perkembangan Kawasan pasca perang
dingin. Jakarta: pusat pengkajian dan pelayanan informasi, sekretariat jendral, dewan
perwakilan rakyat, republik Indonesia.
Lapian, A. B. dan taufik abdulah (ed). 2012. Indonesia dalam arus sejarah jilid 6 perang
dan revolusi. Jakarta: PT ictiar baru van hoeve.
Ling, tan swie. 2011. G3OS 1965, perang dingin, dan kehancuran nasionalisme ;
pemikiran cina jelata korban orba. Depok: komunitas bambu.
Ojong, P.K. 2003. Perang eropa, jilid 1. Jakarta: penrbit buku Kompas.
11
12