Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH

PERANG DINGIN DAN GERAKAN NON BLOK

Disusun oleh :

LAILA ANISATUL HASANAH

PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUMBERASIH


JL. Raya Probolinggo Surabaya Km.8 Kab. Probolinggo
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Makalah ini membahas tentang sejarah kontemporer dunia. Untuk lebih jauh, penulis akan
jabarkan di dalam makalah ini.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini untuk
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan pengetahuan yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harap kan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Laila Anisatul Hasanah


DAFTAR ISI

Kata Pengaantar ....................................................................................................................................... 1

Daftar Isi ...................................................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................ 3

A. Latar Belakang............................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 4

A. Pengertian Perang Dingin ...................................................................................................... 4


B. Latar Belakang Terjadinya Perang Dingin ...................................................................... 4
C. Gerakan Non Blok ..................................................................................................................... 5
D. Peranan GNB dalam Berbagai Aspek ................................................................................ 6
E. Peran Indonesia dalam GNB ................................................................................................. 7

BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 8


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Benih perang dingin mulai tumbuh pada masa Perang Dunia II (PD II). Keberhasilan pasukan
sekutu membebaskan negara-negara di Eropa dari pendudukan Jerman. tampaknya, Uni Soviet
harus berpacu dengan Sekutu agar memperoleh daerah pengaruh apabila PD II berakhir.
Masalah inilah yang menjadi pemicu keretakan antar negara-negara Eropa di bawah pengaruh
Amerika Serikat dan dibawah hegemoni Uni Soviet. Ketegangan semakin berkembang setelah
Uni Soviet menduduki negara-negara Baltik seperti Latvia, Estonia, dan Lithuania, yang
merupakan wilayah Polandia.
Meskipun diantara sejarawan belum mencapai kesepakatan tentang kapan dimulainya
perang dingin, namun kebanyakan berpendapat bahwa pertemuan para pemimpin Sekutu dan
Uni Soviet pada bulan Pebruari 1945 di konferensi Yalta adalah awal dari perang dingin. Perang
dingin adalah istilah yang merujuk pada persaingan yang berkembang setelah PD II, antara
negara kelompok komunis dan nonkomunis. Dalam konteks pengertian tersebut, negara
komunis seperti Uni Soviet beserta sekutunya disebut Blok Timur dan kelompok negara
demokrasi seperti Amerika Serikat dan aliansinya disebut Blok Barat. Pergulatan antara dua
kelompok itulah yang dinamakan perang dingin,karena tidak sampai menjadi “perang panas”
dalam skala yang luas.
Seorang kolumnis bernama Walter Lipman mempopulerkan pergulatan itu dengan istilah Cold
War (Perang Dingin) dalam bukunya Cold War.
Perang dingin ditandai oleh sikap saling ketidakpercayaan, keurigaan dan kesalahpahaman
antara Blok Barat dan Blok Timur. Keadaan tersebut mendorong ketegangan kian bertambah
dan menjurus terjadinya Perang Dunia III. Amerika Serikat dituduh melakukan politik
imperialisme untuk memengaruhi dunia, sementara Uni Soviet dianggap melakukan perluasan
hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunis. Negara yang baru merdeka
atau berkembang khawatir akan situasi seperti ini, untuk itu mereka membentuk suatu
kelompok yang tidak memihak pada Blok Barar maupun Blok Timur yang disebut dengan
Gerakan Non Blok (GNB). Makalah akan membahas bagaimana terjadinya perang dingin
tersebut dan bagaimana peranan Gerakan Non Blok (GNB) dan Koferensi Asia Afrika dalam
proses perdamaian dunia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Perang Dingin
2. Latar belakang terjadinya perang dingin
3. Sejarah Gerakan Non Blok
4. Tujuan Gerakan Non Blok
5. Peranan GNB dan KAA

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui apa maksud Perang Dingin
2. Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi terjadinya perang dingin
3. Menjelaskan proses terjadinya Gerakan Non Blok
4. Menjelaskan Tujuan dilakukannya Gerakan Non Blok
5. Menjelaskan peranan Gerakan Non Blok (GNB) dan Koferensi Asia Afrika (KAA) dalam
proses perdamaian Dunia
BAB II PEMBAHASAN

A. PERANG DINGIN
Perang dingin merupakan perang yang terjadi tanpa adanya bentrokan fisik, maksudnya pihak
yang berperang saling menggertak satu sama lain dengan memperlihatkan kebolehannya dan
kelebihannya tanpa menyerang satu sama lain.
Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Perang Dingin (bahasa Inggris: Cold War, bahasa Rusia:
холо́ дная война́, kholodnaya voyna, 1947–1991) adalah sebutan bagi sebuah periode di mana
terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut
Blok Barat) dan Uni Soviet(beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun
1947—1991.
Istilah “Perang Dingin” ini sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan
Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet

B. LATAR BELAKANG PERANG DINGIN

1. Lahirnya negara adikuasa


Perang dunia II (1939–1945) ternyata lebih dahsyat dan ruang lingkupnya lebih
luasdibanding perang dunia I (1914–1918). Perang tersebut membawa dampak luas dalam
bidangpolitik, ekonomi dan sosial masyarakat. Dampak politik memunculkan negara
adikuasa danberlangsung persaingan Amerika Serikat dengan Uni Sovyet untuk
memperebutkan pengaruh didunia.Perang dingin adalah suasana internasional yang sangat
tegang dan bermusuhan akibat konflikideologi antara blok Barat (liberal kapitalis) dipimpin
USA dan blok Timur (sosialis komunis) dipimpin Uni Sovyet yang berkembang setelah
perang dunia II.
2. Penyebab terjadinya perang dingin Setelah berakhirnya Perang Dunia II, dua negara utama
pemenang perang (AS dan Uni Sovyet) berkembang menjadi dua kekuatan raksasa dunia
(super power). Amerika Serikat memiliki ideology demokrasi liberal kapitalis yang didukung
Inggris dan Perancis. Sedangkan Uni Sovyet berideologikomunis. Masing-masing
menganggap ideologinya paling mampu menjawab persoalan bangsa-bangsa di dunia.
Kedua pihak bersaing dalam perebutan hegemoni dunia di bidang ekonomi, politik,ideologi
dan militer. Dengan demikian, perang dingin dapat disebabkan faktor sebagai berikut :
a. Perbedaan paham
Perbedaan nampak dari Amerika Serikat yang mengembangkan liberalism
kapitalis,sedangkan Uni Sovyet berupaya mengembangkan paham sosialis–komunis.
b. Keinginan berkuasa
Dalam perang dunia II, kedua negara besar bersatu melawan kelompok Poros (Jerman,
Italiadan Jepang). Namun setelah perang usai, karena perbedaan paham, Amerika Serikat
dan Uni Sovyet ingin menguasai dunia. Hal ini ditunjukkan melalui perebutan pengaruh,
baik dalam bidang politik,ekonomi, militer maupun teknologi ruang angkasa.
Dalam persaingan, masing-masing pihak memandang pihak lain sebagai saingan atau musuh
yang berbahaya. pihak-pihak yang terlibat berusaha mencari dukungan dari negara lain
(negara dalam PD II) dan negara yang baru merdeka. Sehingga lahirlah blok barat(AS) dan
blok timur (Uni Sovyet). Tujuan masing-masing adalah menjadi penguasa tunggal di dunia
yang dapat dicapai dengan melakukan segala hal. Namun demikian, kedua blok belum
pernah secara langsung berhadapan dalam perang terbuka.Pada tanggal 4 April 1949,
Amerika Serikat didukung negara-negara Eropa Barat membentuk Pakta Pertahanan
Atlantik Utara (NATO) dengan markas Brussel.
Adapun anggotanya Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Nederland,
Luxemburg, Perancis, Portugal, Kanada dan Amerika Serikat. Untuk mengimbangi NATO, Uni
Sovyet membentuk Pakta Warsawa pada tahun1951 dengan markas Warsawa. Adapun
anggotanya meliputi: Uni Sovyet, Albania, Bulgaria,Cekoslovakia, Jerman Timur, Hongaria,
Polandia dan Rumania. Kedua pihak berlomba saling mengembangkan persenjataan, mata-
mata dan mempertahankan pengaruhnya bersama sekutunya masing-masing. Istilah Perang
Dingin digunakan media massa AS tahun 1948 untuk menggambarkan makin meningkatnya
“permusuhan” antara AS dan Uni Sovyet pasca Perang Dunia II. Perang dingin dilatar
belakangi munculnya ketegangan sebagai wujud konflik kepentingan, supremasi, perbedaan
ideologi, saling tidak mempercayai dan sebagainya antara blok barat dan blok timur. Perang
dingin ditandai dengan peristiwa Krisis Berlin tahun 1948. Peristiwa ini terjadi ketika Uni
Sovyet melanggar Perjanjian Yalta (Pebruari 1945) dengan memblokade seluruh jalan
masuk kota Berlin. Berlin adalah kota pendudukan AS dan sekutunya, namun terletak di
daerah Jerman Timur. Oleh karena itu suplai bahan makanan dan keperluan lain bagi
penduduk kota Berlin harus dikirim lewat udara. Krisis yangberakhir bulan Mei 1949
berakibat Jerman terpecah menjadi dua: Jerman Barat beribu kota Berlin barat dan
Jerman Timur beribu kota Berlin Timur.
Selama perang dingin, di Uni Sovyet sendiri, rakyat hidup dibawah kontrol ketat daripada
biasanya. Rakyat diberitahukan bahwa mereka telah memenangkan Perang Patriotik
Terbesarnyasendiri, tanpa bantuan dari negara Barat. Kebudayaan Barat dikecam karena
rendah tingkatannya.Sebaliknya kebudayaan Sovyet dipropagandakan sebagai lebih unggul
dibanding dengan yang lain. Selama perang dingin berlangsung, kedua negara adikuasa
tersebut tidak pernah terlibatdalam suatu konflik atau peperangan terbuka.
Namun keduanya selalu memberikan dukungan kepada negara-negara yang sedang
bersengketa.

C. Gerakan Non Blok


1. Sejarah Gerakan Non Blok
Konverensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 merupakan proses awal
terbentuknya Gerakan Non-Blok (GNB). KAA diselenggarakan pada tanggal 1824 April 1955
dan dihadiri oleh 29 kepala negara dan kepala pemerintah dari benua Asia dan Afrika yang
baru saja menapai kemerdekaannya. KAA ditujukan untuk mengidentifikasi dan medalami
masalah-masalah dunia waktu itu dan berupaya untuk menformulasikan kebijakan
bersama negara-negara baru tersebut pada tataran hubungan internasional. KAA
menyepakati “Dasa Sila Bandung”yang dirumuskan sebagai prinsip-prinsip dasar
bagi penyelanggaraan hubungan dan kerjasama antar bangsa-bangsa. Sejak saat itu proses
pendirian GNB semakin mendekati kenyataan, dan dalam proses ini tokoh-tokoh yang
memegang peran kunci sejak awal adalah presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Presiden
Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito. Kelima tokoh dunia ini
kemudian dikenal sebagai pendiri GNB.
GNB berdiri saat diselenggarakannya konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB di Beograd,
Yugoslavia 1-6 September 1961. KTT I GNB dihadiri oleh 25 negara yakni Afghanistan,
Algeria, Yeman, Myanmar, Cambodia, Srilanka, Cango, Cuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia,
Ghana, Guinea, India , Indonesia, Iraq, Lebanon, Mali, Maroco, Nepal, Arab Saudi, Somalia,
Sudan,
Suriah, Tunisia, Yugoslavia. Dalam KTT I tersebut, negara-negara pendiri GNB ini
berketepatan untuk mendirikan suatu gerakan dan bukan suatu organisasi untuk
menghindarkan diri dari implikasi birokratik dalam membangun upaya bersama di antara
mereka. Pada KTT I juga dijelaskan
bahwa di GNB tidak diarahkan pada suatu saran pasif dalam politik Internasional, tetapi
untuk memformulasikan posisi sendiri secara independen yang merefleksikan kepentingan
negara-negara anggotanya. GNB menepati posisi khusus dalam politik luar negeri
Indonesia,karena Indonesia sejak awal memiliki peran sentral dalam pendirian GNB. KAA
tahun 1955 yang diselenggarakan di
Bandung dan menghasilkan Dasa Sila Bandung yang menjadi prinsip-prinsip utama GNB,
merupakan bukti peran dan kontribusi penting Indonesia dalam mengawali pendirian GNB.
Secara khusus, Presiden Soekarno juga diketahui sebagai tokoh penggagas dan pendiri
GNB. Indonesia menilai penting GNB tidak sekedar dari peran yang selama ini
dikontribusikan, tetapi lebih-lebih mengingat prinsip dan tujuan GNB merupakan refleksi
dari perjuangan dan tujuan kebangsaan Indonesi sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.
2. Tujuan GNB
Tujuan GNB yaitu sebagai berikut :
a. Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota dengan jalan
membantu perjuangan negara berkembang dalam mencapai kebersamaan,
kemerdekaan, dan kemakmuran.
b. Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika
Serikat melawan Uni Soviet dalam perang dingin.
c. Berusaha membendung pengaruh negatif baik blok barat maupun blok timur ke
negara-negara anggota GNB.
d. Berusaha memajukan pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan politik agar tidak
tertinggal dari negara maju.
3. Prinsip-prinsip Gerakan Non Blok
Adapun prinsip-prinsip GNB yaitu :
a. Berpihak terhadap perjuangan anti kolonialisme;
b. Menolak untuk ikut serta dalam berbagai aliansi militer;
c. Menolak aliansi bilateral terhadap negara berkekuatan suore (super power
country);
d. Tidak memihak terhadap blok barat maupun blok timur;
e. Menolak pembangunan pangkalan militer oleh negara adidaya di wilayahnya
masing-masing.
4. Tokoh Pemrakarsa Pendiri GNB
Tokoh yang dianggap sebagai pendiri GNB lebih dikenal dengan The Initiative Of Five yaitu:
a. Presiden Soekarno (Indonesia);
b. Presiden Yosep Broz Tito (Yugoslavia);
c. Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir);
d. Perdana Mentri Pandit Jawaharlal Nehru (India); dan
e. Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana).

D. Peranan GNB terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Negara


Berkembang
Dalam KTT GNB mencari perdamaian yang berkelanjutan melalui pemerintah global dan
mewujudkan adanya rasa optimisme bahwa GNB dapat memainkan peran yang sangat penting
dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas. Pentingnya GNB terletak pada kenyataan
bahwa GNB merupakan gerakan Internasional terbesar kedua, setelah Perserikatan Bangsa-
bangsa (PBB)
1. Peranan GNB terhadap Kehidupan Sosial Negara Berkembang
GNB dapat mewujudkan eratnya hubungan kerjasama antara negara satu dengan negara yang
lain. GNB juga berupaya untuk melestarikan lingkungan hidup, yaitu mengurangi pencemaran
terhadap air, udara dan tanah dan perusakan hutan. Sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi
negara berkembang.
2. Peranan GNB terhadap Kehidupan Ekonomi Negara Berkembang
Kerjasama antara anggota-anggota GNB dapat memiliki dampak positif pada situasi
ekonomi dunia. Dengan menciptakan tata hubungan ekonomi Internasional yang masih
seimbang, dan memperluas partisipasi negara-negara berkembang dalam proses
pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah ekonomi dunia. GNB membuat negara-
negara anggota Non-Blok berjalan lancar tanpa hambatan. Jadi GNB ini meningkatkan
program kearah tata ekonomi dunia.
3. Peranan GNB terhadap Kehidupan Politik Negara Berkembang
KTT GNB I mencetuskan prinsip politik bersama, yaitu bahwa politik berdasarkan
koeksistensi damai, bebas blok, tidak menjadi anggota pasukan militer dan bercita-cita
melenyapkan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasi. GNB juga membantu
Afrika Selatan dalam menghapus politik Apartheid.

E. Peran Indonesia Dalam Gerakan Non Blok (GNB)


Indonesia sangat berperan penting dalam GNB, beberapa peran penting yang dilakukan
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
2. Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih
menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di
Jakarta;
3. Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia
pada tahun 1991.

GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir sebagai
negara netral yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam pembukaan UUD 1945 yang
menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”. Selain itu, diamanatkan pula bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sesuai dengan politik luar negeri
yang bebas aktif, Indonesia memilih untuk menentukan jalannya sendiri dalam upaya
membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan persahabatan dengan seluruh
bangsa. Sebagai implementasi dari politik luar negeri yang bebas aktif itu, selain sebagai salah
satu negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan komitmen pada prinsip-prinsip
dan aspirasi GNB. Pada masa itu, Indonesia telah berhasil membawa GNB untuk mampu
menentukan arah dan secara dinamis menyesuaikan diri pada setiap perubahan yang terjadi.
BAB I PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perang dingin merupakan perang dalam bentuk ketegangan sebagai perwujudan dari
konflik-konflik kepentingan, supremasi, perbedaan ideologi dan lain-lain antara Blok Barat
yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet.
2. KAA menyepakatu “Dasa Sila Bandung”yang dirumuskan sebagai prinsip-prinsip dasar bagi
penyelanggaraan hubungan dan kerjasama antar bangsa-bangsa. Sejak saat itu proses
pendirian GNB semakin mendekati kenyataan, dan dalam proses ini tokoh-tokoh yang
memegang peran kunci sejak awal adalah presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Presiden
Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito. Kelima tokoh dunia ini
kemudian dikenal sebagai pendiri GNB.
3. Peranan Gerakan Non-Blok Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Negara
Berkembang :
a. Meningkatkan kesejahteraan bagi negara berkembang.
b. Meningkatkan program kearah tata ekonomi dunia.
c. Membantu Afrika Selatan dalam menghapus politik Aparthied.
4. Indonesia sangat berperan penting dalam GNB, beberapa peran penting yang dilakukan
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
b. Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih
menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses mengglar KTT X GNB di
Jakarta;
c. Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas
Yugoslavia pada tahun 1991.
5. Dalam bidang ekonomi, selama menjadi ketua GNB, Indonesia juga secara konsisten telah
mengupayakan pemecahan masalah hutang luar negeri negara-negara miskin dan
pembangunan mengenai penyelesaian hutang luar negeri.

DAFTAR ISI
https://www.scribd.com/doc/436976946

Anda mungkin juga menyukai