Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, sebab atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas Sejarah Peminatan dengan judul “Sejarah Kontemporer
Dunia : Runtuhnya Vietnam Selatan” dengan tepat waktu, tanpa kendala apa pun.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak pihak,
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada nama-nama yang sudah membantu
dengan senang hati yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terutama guru
mata pelajaran Sejarah Peminatan, yakni Bapak Yadi Hartoni yang telah
memberikan bimbingan akan materi dan cara penyusunan sehingga makalah ini
bisa tersusun dengan baik. Dan juga orang tua, keluarga penulis yang memberikan
banyak waktu bagi penulis dalam menyusun makalah ini selama di rumah.
Selain itu, penulis pun menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran supaya bisa menghasilkan karya
tulis yang lebih baik lagi ke depannya, di kesempatan lainnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan dalam ilmu
Sejarah Peminatan terkait sejarah kontemporer dunia yakni Runtuhnya Vietnam
Selatan. Penulis memohon maaf apa bila ada beberapa bagian yang salah dalam
penulisan, serta jika ada kata yang kurang berkenaan di hati pembaca semua,
penulis juga memohon maaf.
Penulis
Putri Hijau, 11 Januari 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Latar Belakang Pecahnya Vietnam Selatan..............................................................2
2.2 Keterlibatan Amerika Serikat di Vietnam Selatan....................................................3
2.3 Bersatunya Vietnam Utara dan Vietnam Selatan......................................................4
BAB III..............................................................................................................................6
PENUTUP.........................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan Pembahasan..........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hasibuan M.S., dkk., 2007, Prajurit TNI Dalam Tugas Kemanusiaan Galang 96, Pusat Sejarah
TNI, Jakarta, hlm. 6
BAB II
PEMBAHASAN
2
Wikipedia, “Vietnam Selatan”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam_Selatan, pada
tanggal 11 Januari 2023 pukul 21.15
3
Ibid., hlm. 7.
4
Ibid., hlm. 11
5
Harry G. Summers dalam Leslie J. Cullen, A Bridge Here And There Will Not Do The Job: The
United States Navy And Operation Rolling Thunder, 1964-1968, (Texas: Texas Tech University,
1994), hlm. 9.
6
Gregory T. Banner, The War for The Ho Chi Minh Trail, (Kansas: U.S. Army Command and
General Staff College, 1993), hlm. 13
Kekacauan di Vietnam Selatan kemudian disusul dengan sebuah serangan
Vietnam Utara terhadap dua kapal perusak milik Angkatan Laut Amerika Serikat
pada bulan Agustus 1964. Meski tembakan torpedo Vietnam Utara meleset,
Amerika Serikat tetap mengambil tindakan untuk menanggulangi kejadian serupa
di masa mendatang. Amerika Serikat kemudian melancarkan serangan balasan
dengan menghancurkan markas-markas Angkatan Laut Vietnam. Respon Amerika
Serikat terhadap serangan Vietnam Utara kemudian ditegaskan dalam Resolusi
Teluk Tonkin yang dijadikan pembenaran untuk mulai menyerang Vietnam Utara
kemudian ditegaskan dalam Resolusi Teluk Tonkin yang dijadikan pembenaran
untuk mulai menyerang Vietnam Utara dan melakukan peningkatan keterlibatan.
Meski demikian, serangan-serangan Vietnam Utara dan Viet Cong tetap berlanjut
dan Amerika Serikat belum mengambil tindakan tegas akhir hingga 1964.
Keadaan politik Vietnam Selatan yang tidak kunjung membaik membuat
Pemerintah Amerika Serikat menunda peningkatan tindakan militer. Serangkaian
kudeta tidak berdarah dan aksi unjuk rasa kalangan Buddha di Vietnam Selatan
terjadi pada awal tahun 1965. Masalah yang belum kunjung usai tersebut terus
menjadi topik perdebatan antara kalangan sipil dan militer di dalam Pemerintah
Amerika Serikat. Kekacauan berlarut-larut di Vietnam Selatan kemudian disusul
dengan serangan kejutan yang dilancarkan oleh Viet Cong terhadap sebuah
instalasi militer Amerika Serikat di daerah Pleiku. Serangan yang terjadi pada 7
Februari 1965 tersebut menewaskan delapan orang dan menghancurkan 20 unit
pesawat.7 Serangan tersebut memicu perdebatan sengit di dalam Pemerintah
Amerika Serikat terkait cara untuk merespon serangan Viet Cong. Serangan
balasan sempat dilancarkan pada awal Februari namun hasilnya tidak memuaskan.
Setelah mempertimbangkan keadaan yang semakin darurat di Vietnam Selatan
dan kenyataan bahwa serangan-serangan Viet Cong semakin gencar, Presiden
Johnson kemudian menyetujui dimulainya program baru untuk menyerang
Vietnam Utara pada 13 Februari 1965.8 Program tersebut adalah operasi serangan
udara bernama Rolling Thunder yang pada mulanya ditujukan sebagai upaya
serangan balasan jika terjadi serangan Vietnam Utara.
47
Michael D. Kennedy, Decisionmaking In Operation Rolling Thunder, (Maryland: U.S. Naval
Academy, 2009), hlm. 37.
8
NND 63316 (Part IV.C-3), Vietnam Task Force, Final Report – OSD Task Force, Vietnam and
Index, “Part IV.C: Evolution of The War. Direct Action: The Johnson Commitments, 1964-1968,
3. ROLLING THUNDER Program Begins: January-June 1965,” (Office of Secretary of Defense,
1969), hlm. 23.
Ho Chi Minh tetap pada pendiriannya, ia tidak bermaksud memilih opsi lain
selain unifikasi Vietnam. Tentara Vietnam Utara menganeksasi zona
demiliterisasi di daerah Quang Tri pada Maret 1972. Menunjukkan bahwa rezim
komunis tidak berniat untuk menyerahkan niat penyatuan Vietnam. Amerika
Serikat membalas tindakan tersebut dengan membombardir lalu lintas laut, jalur
komunikasi, dan transportasi Vietnam Utara. 27 Januari 1973, Amerika Serikat
dan Vietnam Selatan berhasil memaksa Vietnam Utara untuk menandatangani The
Paris Accords. Poin utama yang dapat diambil dari perjanjian tersebut ialah
sebagai berikut.
Amerika Serikat menarik pasukannya secara menyeluruh dari Vietnam dan
mengurangi intervensi dalam konflik melalui Vietnam Selatan;
Pengembalian tahanan perang masing-masing sebagai syarat implementasi
perdamaian antara kedua negara;
Didatangkannya pasukan perdamaian internasional ICCS (International
Comission of Control and Supervision) yang berasal dari berbagai negara atas
dukungan PBB.
Pasukan Vietnam Selatan berhak atas wilayah yang diduduki, namun dilarang
melakukan tindakan koersif atau aneksasi lebih jauh;
Pasukan Vietnam Utara berada di atas angin dengan mundurnya pasukan Amerika
Serikat. Pasukan Viet Cong bahkan menyerbu propinsi Phuoc Long pada tahun
yang sama. Presiden Nguyen Van Thieu yang tidak dapat lagi menggantungkan
bantuan pada AS, mengundurkan diri ke Taiwan dan digantikan oleh Tran Van
Huong kemudian Duong Van Minh. Keduanya gagal mempertahankan Vietnam
Selatan karena pada 29 April 1975, tentara utara telah memasuki Saigon dan
membombardir objek-objek vital. Sehari setelahnya, Presiden Duong menyerah
tanpa syarat kepada Vietnam Utara. Mengakhiri konflik yang telah berlangsung
selama hampir dua puluh tahun, menghapuskan eksistensi antikomunisme untuk
selamanya dari Vietnam.
Unifikasi Vietnam sendiri baru diumumkan setahun kemudian pada 2 Juli 1976.
Mempergunakan nama Republik Sosialis Vietnam, meniadakan unsur utara dan
selatan menjadi sebuah Negara bernama Republik Sosialis Vietnam atau yang
biasa dikenal Vietnam. Dengan bersatunya Vietnam Utara dan Selatan ini,
tentunya berdampak besar bagi rakyat Vietnam sendiri maupun dunia
internasional. Kesimpulan dari peperangan selama hampir dua dekade ini menjadi
penting untuk menjadi pertimbangan kebijakan oleh para pemimpin pada masanya
5
59
Noval Aditya, S.Hum., “Runtuhnya Vietnam Selatan”, diakses dari
https://www.studiobelajar.com/runtuhnya-vietnam-selatan/, pada tanggal 11 Januari 2023 pukul
22.24
BAB III
PENUTUP
Sawitri, Indah dan Eko Cahyono (2018). Buku Siswa Sejarah untuk SMA/MA XII
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Surakarta: CV. Mediatama.