Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH PEMINATAN

SEJARAH KONTEMPOR DUNIA: RUNTUHNYA VIETNAM SELATAN

DISUSUN OLEH : Kelompok 1


1. Nita Agrianti
2. Nur Fadila
3. Wahyu Ardiansyah
4. Yuana Santika Putri
5. Zaki Irfan Mufid
KELAS: XII IPS 1
GURU PEMBIMBING: Bapak Yadi Hartoni, S.Pd

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 7 BENGKULU UTARA
TAHUN 2023
https://sman7bu.sch.id email: sman7bu@gmail.com Telp (0737) 61623
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, sebab atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas Sejarah Peminatan dengan judul “Sejarah Kontemporer
Dunia : Runtuhnya Vietnam Selatan” dengan tepat waktu, tanpa kendala apa pun.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak pihak,
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada nama-nama yang sudah membantu
dengan senang hati yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terutama guru
mata pelajaran Sejarah Peminatan, yakni Bapak Yadi Hartoni yang telah
memberikan bimbingan akan materi dan cara penyusunan sehingga makalah ini
bisa tersusun dengan baik. Dan juga orang tua, keluarga penulis yang memberikan
banyak waktu bagi penulis dalam menyusun makalah ini selama di rumah.
Selain itu, penulis pun menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran supaya bisa menghasilkan karya
tulis yang lebih baik lagi ke depannya, di kesempatan lainnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan dalam ilmu
Sejarah Peminatan terkait sejarah kontemporer dunia yakni Runtuhnya Vietnam
Selatan. Penulis memohon maaf apa bila ada beberapa bagian yang salah dalam
penulisan, serta jika ada kata yang kurang berkenaan di hati pembaca semua,
penulis juga memohon maaf.

Penulis
Putri Hijau, 11 Januari 2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Latar Belakang Pecahnya Vietnam Selatan..............................................................2
2.2 Keterlibatan Amerika Serikat di Vietnam Selatan....................................................3
2.3 Bersatunya Vietnam Utara dan Vietnam Selatan......................................................4
BAB III..............................................................................................................................6
PENUTUP.........................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan Pembahasan..........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perang Vietnam pecah setelah ditandatanganinya Persetujuan Jenewa tanggal 21
Juli 1954, yang membagi Vietnam menjadi dua negara yaitu, Vietnam Utara dan
Vietnam Selatan dengan dengan batas garis demarkasi 17° Lintang Utara. Pihak
Vietnam Utara menamakan negaranya Republik Demokrasi Vietnam (RDV) yang
beraliran komunis dan Vietnam Selatan bernama Republik Vietnam (RV) yang
beraliran nasionalis. Menurut persetujuan tersebut, pembagian Vietnam hanya
bersifat sementara, karena akan disusul dengan pemilihan umum guna penyatuan
kembali wilayah Negara yang direncanakan pada bulan Juli 1956. Namun
Pemilihan Umum tersebut tidak pernah bisa dilaksanakan.1
Pihak Vietnam Selatan berkeberatan dengan alasan bahwa pemilihan umum
secara bebas tidak mungkin dilaksanakan selama Vietnam Utara di bawah
kekuasaan komunis. Ajakan Vietnam Utara untuk mengadakan konferensi,
konsultasi guna membicarakan pemilihan umum hanyalah propaganda komunis
untuk meyakinkan rakyat agar mereka diakui sebagai pemrakarsa penyatuan
wilayah nasional. Vietnam Selatan juga menyatakan tidak akan mematuhi
persetujuan itu, karena merasa tidak ikut menandatangani.
Dengan demikian terdapat dua Vietnam yang saling bertentangan. Akhirnya
pertentangan kedua pihak Vietnam pun memuncak dan mengakibatkan pecahnya
perang saudara. Masing-masing pihak dibantu oleh negara adidaya. Pemerintah
Amerika Serikat melakukan intervensi dengan mengirimkan pasukan dan
peralatan militernya ke Vietnam Selatan untuk mempertahankan negara ini dari
pasukan RDV yang mendapat bantuan personel dan peralatan militer dari Uni
Soviet dan Republik Rakyat Cina (RRC). Jatuhnya Vietnam Selatan pada
Vietnam Utara tanggal 30 April 1975 menjadi titik awal orang Vietnam yang non
komunis melakukan pengungsian ke luar dari negaranya. Oleh karena itulah,
penulis merasa pengetahuan mengenai Runtuhnya Vietnam Selatan ini perlu
dibahas lebih lanjut melalui pembahasan dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dirumuskan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang menjadi latar belakang perpecahan Vietnam Selatan?
2. Bagaimana keterlibatan Amerika Serikat dalam memperkuat
pertahanan Vietnam Selatan?
3. Bagaimanakah proses bersatunya Vietnam Utara dan Selatan?
1

1.3 Tujuan Pembahasan


Dari rumusan masalah di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari pembahasan
dalam makalah ini ialah:
1. Mengetahui apa yang menjadi latar belakang perpecahan Vietnam
Selatan.
2. Menjelaskan bagaimana keterlibatan Amerika Serikat dalam
memperkuat pertahanan Vietnam Selatan.
3. Mengetahui lebih dalam mengenai proses bersatunya Vietnam Utara
dan Selatan.

1
Hasibuan M.S., dkk., 2007, Prajurit TNI Dalam Tugas Kemanusiaan Galang 96, Pusat Sejarah
TNI, Jakarta, hlm. 6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Pecahnya Vietnam Selatan


Vietnam Selatan (nama resmi: Republik Vietnam) sering disingkat dengan RVN, adalah
sebuah negara berhaluan anti-komunis di Asia Tenggara yang berdiri dari tahun 1955
hingga 1975, yaitu periode ketika bagian selatan Vietnam menjadi anggota Blok
Barat selama berlangsungnya Perang Dingin. Vietnam Selatan pertama kali menerima
pengakuan internasional pada tahun 1949 sebagai Negara Vietnam dalam Uni Prancis,
dengan ibukotanya di Saigon (berganti nama menjadi Kota Ho Chi Minh pada tahun
1976), Republik Vietnam berbatasan dengan Vietnam Utara yang terletak di sebelah
utara garis paralel ke-17 yang merupakan garis demarkasi pembatas kedua
negara, Laos di barat laut, Kamboja di barat daya, dan Thailand di seberang Teluk
Thailand di barat daya. Kedaulatan Republik Vietnam diakui oleh Amerika Serikat dan
87 negara lain, meskipun gagal masuk ke Perserikatan Bangsa-Bangsa karena veto Soviet
pada tahun 1957.

Berakhirnya Perang Dunia Kedua, pasukan gerilya Anti-Jepang Việt Minh, yang


dipimpin oleh revolusioner komunis Ho Chi Minh, memproklamirkan
berdirinya Vietnam Utara di Hanoi pada September 1945. Pada tahun 1949,
politisi anti-komunis membentuk pemerintahan saingan di Saigon yang dipimpin
oleh mantan kaisar Bao Dai. Referendum 1955 tentang bentuk pemerintahan
negara bagian di masa depan sangat diperebutkan dan mengakibatkan
penggulingan Bảo Dai oleh Perdana Menteri Ngo Dinh Diem, yang
memproklamirkan dirinya sebagai presiden republik baru pada 26 Oktober 1955.
Setelah Konferensi Jenewa 1954, ia meninggalkan klaimnya atas bagian utara
negara itu dan menetapkan kedaulatannya atas bagian selatan Vietnam yang
terdiri dari Cochinchina (Nam Kỳ) – bekas koloni Prancis dan
sebagian Annam (Trung Kỳ) – bekas jajahan protektorat Prancis. Diệm terbunuh
dalam kudeta militer yang dipimpin oleh jenderal Dương Văn Minh dengan
bantuan dari CIA pada tahun 1963, dan serangkaian pemerintahan junta militer
berumur pendek menyusul. Jenderal Nguyễn Văn Thiệu kemudian memimpin
negara itu, setelah pemilihan umum yang didukung AS dari tahun 1967 hingga
1975 di adakan. Lahirnya Vietnam Selatan didukung oleh Amerika Serikat. Tetapi
ada debat mengenai eratnya hubungan antara Vietnam Selatan dengan AS yang
merupakan pendukung utama negara itu. Vietnam Selatan
melanjutkan perang dengan Viet Cong dalam waktu yang lama setelah Amerika
Serikat keluar dari Vietnam Selatan. Namun, pada akhirnya Republik Vietnam
menyerah kepada Vietnam Utara dan front proksi nya yaitu Front Liberasi
Nasional (NLF) pada 30 April 1975. Setelah itu, NLF berkuasa dan
mendirikan Pemerintah Revolusioner Sementara Republik Vietnam Selatan
hingga Republik Sosialis Vietnam yang utuh diproklamasikan pada 2 Juli 1976.2
3

2.2 Keterlibatan Amerika Serikat di Vietnam Selatan


Keadaan politik di Vietnam Selatan masih belum stabil sebagaimana umumnya
negara yang baru berdiri.3 Amerika Serikat mengatasi keadaan tersebut dengan
mendukung seorang tokoh anti-komunis bernama Ngo Dinh Diem. Ngo Dinh
Diem yang sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri memenangkan pemilu
pada 1955 dan terpilih sebagai Presiden Vietnam Selatan. Rezim Diem kemudian
melakukan berbagai tindakan brutal dan represif untuk memadamkan berbagai
aksi demonstrasi maupun berbagai tindakan subversif yang melibatkan kelompok
pendukung Vietnam Utara. Aksi represif Rezim Diem masih diperparah dengan
keadaan pemerintah Vietnam Selatan yang dipenuhi dengan pejabat korup dan
tidak kompeten.4 Selama masa pemerintahan Ngo Dinh Diem, Amerika Serikat
menyalurkan bantuan militer untuk membangun Tentara Nasional Vietnam
Selatan sekaligus membantu negara tersebut dalam menghadapi ancaman tentara
Viet Cong yang didukung oleh Vietnam Utara. Sejak tahun 1960, para personel
militer Amerika Serikat di Vietnam Selatan mulai menjadi sasaran serangan
tentara Viet Cong. Ancaman tersebut bagi Amerika Serikat menjadi alasan untuk
memulai keterlibatan secara langsung di Vietnam.
Keadaan Vietnam Selatan semakin kacau setelah Pemerintahan Ngo Dinh Diem
berakhir dengan kudeta berdarah pada bulan November 1963 yang didalangi oleh
Amerika Serikat yang sudah bosan dengan sikap Diem. Kekacauan pasca
tewasnya Diem diakibatkan oleh terpilihnya para politiks yang tidak kompeten
serta serangkaian protes yang dilancarkan oleh berbagai organisasi di Vietnam
Selatan. Keadaan tersebut terus berlanjut sepanjang tahun 1964. Kekacauan
tersebut diperparah dengan meningkatnya aktivitas Viet Cong yang membangun
basis kekuatannya di daerah pedesaan Vietnam Selatan. Amerika Serikat yang
ingin memperbaiki keadaan di Vietnam Selatan dihadapkan pada pilihan yang
sulit. Kalangan militer Amerika Serikat berpendapat bahwa masalah tersebut
dapat dibereskan dengan melakukan tindakan penghukuman terhadap Vietnam
Utara yang terus mengganggu Vietnam Selatan.5 Akan tetapi kalangan sipil
berkeyakinan bahwa tindakan seperti itu tidak dapat dilakukan jika keadaan di
Vietnam Selatan belum kondusif. Presiden Johnson pada akhirnya menyetujui
usulan kalangan sipil yang menawarkan program untuk memperkuat politik dan
militer Vietnam Selatan dan membantu program kontra-pemberontakan.6

2
Wikipedia, “Vietnam Selatan”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam_Selatan, pada
tanggal 11 Januari 2023 pukul 21.15

3
Ibid., hlm. 7.
4
Ibid., hlm. 11
5
Harry G. Summers dalam Leslie J. Cullen, A Bridge Here And There Will Not Do The Job: The
United States Navy And Operation Rolling Thunder, 1964-1968, (Texas: Texas Tech University,
1994), hlm. 9.
6
Gregory T. Banner, The War for The Ho Chi Minh Trail, (Kansas: U.S. Army Command and
General Staff College, 1993), hlm. 13
Kekacauan di Vietnam Selatan kemudian disusul dengan sebuah serangan
Vietnam Utara terhadap dua kapal perusak milik Angkatan Laut Amerika Serikat
pada bulan Agustus 1964. Meski tembakan torpedo Vietnam Utara meleset,
Amerika Serikat tetap mengambil tindakan untuk menanggulangi kejadian serupa
di masa mendatang. Amerika Serikat kemudian melancarkan serangan balasan
dengan menghancurkan markas-markas Angkatan Laut Vietnam. Respon Amerika
Serikat terhadap serangan Vietnam Utara kemudian ditegaskan dalam Resolusi
Teluk Tonkin yang dijadikan pembenaran untuk mulai menyerang Vietnam Utara
kemudian ditegaskan dalam Resolusi Teluk Tonkin yang dijadikan pembenaran
untuk mulai menyerang Vietnam Utara dan melakukan peningkatan keterlibatan.
Meski demikian, serangan-serangan Vietnam Utara dan Viet Cong tetap berlanjut
dan Amerika Serikat belum mengambil tindakan tegas akhir hingga 1964.
Keadaan politik Vietnam Selatan yang tidak kunjung membaik membuat
Pemerintah Amerika Serikat menunda peningkatan tindakan militer. Serangkaian
kudeta tidak berdarah dan aksi unjuk rasa kalangan Buddha di Vietnam Selatan
terjadi pada awal tahun 1965. Masalah yang belum kunjung usai tersebut terus
menjadi topik perdebatan antara kalangan sipil dan militer di dalam Pemerintah
Amerika Serikat. Kekacauan berlarut-larut di Vietnam Selatan kemudian disusul
dengan serangan kejutan yang dilancarkan oleh Viet Cong terhadap sebuah
instalasi militer Amerika Serikat di daerah Pleiku. Serangan yang terjadi pada 7
Februari 1965 tersebut menewaskan delapan orang dan menghancurkan 20 unit
pesawat.7 Serangan tersebut memicu perdebatan sengit di dalam Pemerintah
Amerika Serikat terkait cara untuk merespon serangan Viet Cong. Serangan
balasan sempat dilancarkan pada awal Februari namun hasilnya tidak memuaskan.
Setelah mempertimbangkan keadaan yang semakin darurat di Vietnam Selatan
dan kenyataan bahwa serangan-serangan Viet Cong semakin gencar, Presiden
Johnson kemudian menyetujui dimulainya program baru untuk menyerang
Vietnam Utara pada 13 Februari 1965.8 Program tersebut adalah operasi serangan
udara bernama Rolling Thunder yang pada mulanya ditujukan sebagai upaya
serangan balasan jika terjadi serangan Vietnam Utara.

2.3 Bersatunya Vietnam Utara dan Vietnam Selatan


Peperangan berlangsung selama lima belas tahun (1955-1970) sebelum AS dan
Vietnam Selatan mempertimbangkan penyelesaian konflik secara damai.
Dikarenakan korban jiwa berjatuhan amat banyak, yang meski begitu peperangan
tidak terlihat menunjukkan akhir. Alasan lainnya adalah meningkatnya sentimen
anti perang di Amerika Serikat. Presiden Richard Nixon mulai menarik
pasukannya dari Vietnam mulai tahun 1971, sementara Vietnam Selatan
berkomitmen untuk menjaga perdamaian secara mandiri.
4

47
Michael D. Kennedy, Decisionmaking In Operation Rolling Thunder, (Maryland: U.S. Naval
Academy, 2009), hlm. 37.
8
NND 63316 (Part IV.C-3), Vietnam Task Force, Final Report – OSD Task Force, Vietnam and
Index, “Part IV.C: Evolution of The War. Direct Action: The Johnson Commitments, 1964-1968,
3. ROLLING THUNDER Program Begins: January-June 1965,” (Office of Secretary of Defense,
1969), hlm. 23.
Ho Chi Minh tetap pada pendiriannya, ia tidak bermaksud memilih opsi lain
selain unifikasi Vietnam. Tentara Vietnam Utara menganeksasi zona
demiliterisasi di daerah Quang Tri pada Maret 1972. Menunjukkan bahwa rezim
komunis tidak berniat untuk menyerahkan niat penyatuan Vietnam. Amerika
Serikat membalas tindakan tersebut dengan membombardir lalu lintas laut, jalur
komunikasi, dan transportasi Vietnam Utara. 27 Januari 1973, Amerika Serikat
dan Vietnam Selatan berhasil memaksa Vietnam Utara untuk menandatangani The
Paris Accords. Poin utama yang dapat diambil dari perjanjian tersebut ialah
sebagai berikut.
 Amerika Serikat menarik pasukannya secara menyeluruh dari Vietnam dan
mengurangi intervensi dalam konflik melalui Vietnam Selatan;
 Pengembalian tahanan perang masing-masing sebagai syarat implementasi
perdamaian antara kedua negara;
 Didatangkannya pasukan perdamaian internasional ICCS (International
Comission of Control and Supervision) yang berasal dari berbagai negara atas
dukungan PBB.
 Pasukan Vietnam Selatan berhak atas wilayah yang diduduki, namun dilarang
melakukan tindakan koersif atau aneksasi lebih jauh;

Pasukan Vietnam Utara berada di atas angin dengan mundurnya pasukan Amerika
Serikat. Pasukan Viet Cong bahkan menyerbu propinsi Phuoc Long pada tahun
yang sama. Presiden Nguyen Van Thieu yang tidak dapat lagi menggantungkan
bantuan pada AS, mengundurkan diri ke Taiwan dan digantikan oleh Tran Van
Huong kemudian Duong Van Minh. Keduanya gagal mempertahankan Vietnam
Selatan karena pada 29 April 1975, tentara utara telah memasuki Saigon dan
membombardir objek-objek vital. Sehari setelahnya, Presiden Duong menyerah
tanpa syarat kepada Vietnam Utara. Mengakhiri konflik yang telah berlangsung
selama hampir dua puluh tahun, menghapuskan eksistensi antikomunisme untuk
selamanya dari Vietnam.
Unifikasi Vietnam sendiri baru diumumkan setahun kemudian pada 2 Juli 1976.
Mempergunakan nama Republik Sosialis Vietnam, meniadakan unsur utara dan
selatan menjadi sebuah Negara bernama Republik Sosialis Vietnam atau yang
biasa dikenal Vietnam. Dengan bersatunya Vietnam Utara dan Selatan ini,
tentunya berdampak besar bagi rakyat Vietnam sendiri maupun dunia
internasional. Kesimpulan dari peperangan selama hampir dua dekade ini menjadi
penting untuk menjadi pertimbangan kebijakan oleh para pemimpin pada masanya
5

59
 Noval Aditya, S.Hum., “Runtuhnya Vietnam Selatan”, diakses dari
https://www.studiobelajar.com/runtuhnya-vietnam-selatan/, pada tanggal 11 Januari 2023 pukul
22.24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan Pembahasan


Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa Vietnam Selatan yang sering disingkat dengan RVN, adalah sebuah
negara berhaluan anti-komunis di Asia Tenggara yang berdiri dari tahun 1955 hingga
1975, yaitu periode ketika bagian selatan Vietnam menjadi anggota Blok Barat selama
berlangsungnya Perang Dingin. Bagian Negara ini berdiri saat Perang Vietnam
pecah setelah ditandatanganinya Persetujuan Jenewa tanggal 21 Juli 1954, yang
membagi Vietnam menjadi dua negara yaitu, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan
dengan dengan batas garis demarkasi 17° Lintang Utara. Pihak Vietnam Utara
menamakan negaranya Republik Demokrasi Vietnam (RDV) yang beraliran
komunis dan Vietnam Selatan bernama Republik Vietnam (RV) yang beraliran
nasionalis.
Keadaan politik di Vietnam Selatan masih belum stabil sebagaimana umumnya
negara yang baru berdiri membuat Amerika Serikat ikut terlibat di dalamnya,
namun tidak hanya itu, keadaan Vietnam Selatan juga sekaligus dibuat makin
kacau setelah Pemerintahan Ngo Dinh Diem berakhir dengan kudeta berdarah
pada bulan November 1963 yang didalangi oleh Amerika Serikat yang sudah
bosan dengan sikap Diem itu sendiri. Masalah yang belum kunjung usai tersebut
terus menjadi topik perdebatan antara kalangan sipil dan militer di dalam
Pemerintah Amerika Serikat. Kekacauan berlarut-larut di Vietnam Selatan
kemudian disusul dengan serangan kejutan yang dilancarkan oleh Viet Cong
terhadap sebuah instalasi militer Amerika Serikat di daerah Pleiku. Serangan ini
menjadi berbalik arah menjadi operasi serangan udara bernama Rolling Thunder,
yang pada mulanya ditujukan sebagai upaya serangan balasan jika terjadi
serangan Vietnam Utara.
Peperangan berlangsung selama lima belas tahun (1955-1970) sebelum AS dan
Vietnam Selatan mempertimbangkan penyelesaian konflik secara damai. Hingga
pada akhirnya, Vietnam pun mengumumkan sebuah kabar pada 2 Juli 1976, yakni
meniadakan unsur utara dan selatan menjadi sebuah Negara bernama Republik
Sosialis Vietnam. Resmi sudah Vietnam Selatan runtuh dan bergabung dengan
Vietnam Utara.
DAFTAR PUSTAKA

Sawitri, Indah dan Eko Cahyono (2018). Buku Siswa Sejarah untuk SMA/MA XII
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Surakarta: CV. Mediatama.

Nauvarian, Demas (2019). ‘Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam:


Faktor Ideologi, Identitas, dan Idealisme’, vol. 12, no. 2, hh. 275-276.

Anda mungkin juga menyukai