Guru Pembimbing :
Dra. Susilowati
Disusun oleh :
Ferry Pratama
Hanna Sajidah
Segala puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Makalah yang berjudul “Runtuhnya Vietnam Selatan” ini kami selesaikan dalam
rangka memenuhi tugas remedial mata pelajaran sejarah peminatan.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari Bapak/Ibu demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
Vietnam merupakan satu dari sedikit negara di Asia Tenggara yang berideologi
komunis. Dalam politik dalam negeri hal ini ditandai dengan adanya sistem satu
partai yang dianut oleh Vietnam yaitu VCP (communist party of Vietnam) yang
mengklaim diri mereka sebagai barisan terdepan para kelas pekerja Vietnam
dan representasi yang loyal dari kepentingan para kelas pekerja dari seluruh
negeri sesuai dengan ajaran Marxis-lenin, Sistem satu partai ini membuat tidak
adanya pemisahan antara partai politik, pembuat kebijakan dan pemerintah
sehingga VCP mampu untuk mendominasi presiden, perdana menteri serta
dewan nasional. Ideologi komunis ini juga tercermin dalam kebijakan luar negeri
Vietnam. Vietnam mengejar komitmen internasional dibawah aturan Marxis-lenin
seperti gerakan komunis internasional serta aksi melawan kapitalis dan
imperialis. Berdasarkan hal ini Vietnam memilih kebijakan luar negeri yang
tertutup bagi negara-negara kapitalis barat terutama Amerika Serikat dan lebih
mendekatkan diri pada negara-negara komunis seperti Uni Soviet. Tahun 1975
terjadi perang sipil di Vietnam yang dikenal dengan perang Vietnam. Perang ini
menjadi salah satu perang penting dalam sejarah Vietnam dan bagi kedua blok
yang sedang bersiteru saat perang dingin yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Bagi Vietnam perang ini merupakan salah satu jalan untuk kembali menyatukan
Vietnam yang telah lama terbelah dua menjadi Vietnam Utara dan Vietnam
Selatan dengan menggunakan ideologi yang berbeda pula. Perbedaan ideologi
ini juga kemudian menentukan sekutu dari masing-masing kubu. Disinilah peran
dari Amerika Serikat dan Uni Soviet terlihat sebagai aliansi dari kedua kubu. Uni
Soviet dan negara komunis lainnya seperti Korea Utara dan China membantu
Vietnam Utara yang berideologi sama yaitu komunis. Sedangkan Vietnam
Selatan dibantu oleh Amerika Serikat, Australia dan Thailand.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab runtuhnya vietnam
selatan
BAB II
PEMBAHASAN
Perjanjian berikutnya ditandatangani pada Juli 1954 pada konferensi Jenewa yang
memisahkan Vietnam di sepanjang garis lintang yang dikenal sebagai Parallel ke-17
(17 derajat lintang utara), dengan Ho memegang kendali di Utara dan Bao di
Selatan. Perjanjian itu juga mewajibkan pemilihan nasional untuk reunifikasi yang
rencananya diadakan pada tahun 1956. Namun, pada tahun 1955, politisi yang
sangat anti-komunis Ngo Dinh Diem menyingkirkan Kaisar Bao dan menjadi
Presiden Pemerintah Republik Vietnam Selatan. Dengan semakin meluasnya
Perang Dingin di seluruh dunia, Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan keras
terhadap sekutu Uni Soviet. Pada tahun 1955 Presiden Dwight D. Eisenhower
menjanjikan dukungan kuatnya kepada Diem dan Vietnam Selatan. Dengan
pelatihan dan peralatan dari militer Amerika dan CIA, pasukan keamanan Diem
menindak para simpatisan Viet Minh di selatan. Ia menyebut mereka dengan
sebutan Viet Cong (atau Komunis Vietnam) dan menangkap sekitar 100.000 orang.
Banyak di antaranya disiksa dan dieksekusi secara brutal. Pada tahun 1957, Viet
Cong dan lawan-lawan lain rezim Diem yang represif mulai melawan dan menyerang
pejabat pemerintah dan tokoh penting Vietnam Selatan. Dua tahun berikutnya
mereka mulai terlibat baku tembak dengan tentara Vietnam Selatan. Pada bulan
Desember 1960, banyak musuh Diem di Vietnam Selatan — baik komunis maupun
nonkomunis — membentuk Front Pembebasan Nasional (NLF) untuk
mengorganisasi perlawanan terhadap rezim itu. Meskipun NLF mengklaim sebagai
otonom dan bahwa sebagian besar anggotanya bukan komunis, banyak orang di
Washington menganggap organisasi itu adalah boneka Hanoi, Vietnam Utara.
Awal berdirinya Vietnam Selatan itu ketika Perancis berusahan mendirikan negara-
negara boneka di kawasan Indocina di akhir Perang Dunia ke II. Dengan hadirnya
Vietnam Selatan, otomatis membuat Vietnam terpecah. Hal itu membuat Ho Chi
Minh sangat marah, karena ia menginginkan Vietnam menjadi negara yang merdeka
dan utuh. Kemudian terjadilah perang Indocina I pada tahun 1946-1954, yaitu antara
Vietnam Utara yang didukung oleh Tiongkok dan Vietnam Selatan didukung oleh
Perancis. Vietnam Utara yang dipimpin oleh Ho Chi Minh mendapat pengakuan dari
Rusia dan Tiongkok pada tanggal 31 Januari 1950. Kemudian Vietnam Selatan yang
dipimpin oleh Bao Dai juga mendapat pengakuan dari Amerika Serikat dan Inggris
pada 7 Februari 1950, namun di satu sisi sebagian besar rakyat tidak mau
mengakuinya.
pada 18 April 1975 Vietnam Utara kembali mengancam wilayah Vietnam Selatan,
dan wilayah yang dituju adalah Saigon, ibu kota Vietnam Selatan. Masyarakat
Vietnam Selatan pun panik dan mulai mengungsi ke wilayah AS menggunakan lima
kapal induk Armada yang dikirimkan AS. Presiden Vietnam sempat berganti 2 kali,
pertama yaitu bergantinya Nguyen Van Thieu ke Tran Van Huong. Nguyen Van
Thieu adalah presiden yang menandatangani Persetujuan Paris karena AS berjanji
mengirim pesawat B-52 yang akan mengebom Vietnam Utara jika melakukan
pelanggaran. Namun hal itu tidak dilakukan oleh AS, dan Vietnam Selatan
kekurangan kekuatan militernya. Saat bantuan dari AS tidak datang, Vietnam Utara
semakin di atas angin. Kemudian pada 28 April 1975, Tran Van Houng digantikan
oleh Duong Van Minh sebagai Presiden Vietnam Selatan. Namun, baru sehari
memimpin, wilayahnya langsung diserang oleh pasukan gerilya Vietnam Utara yaitu
Vietcong. Wilayah yang menjadi tujuan serangan Vietcong adalah Saigon. Pada
akhirnya pasukan Vietnam Selatan kalah akibat hujan tembakan artileri yang
dilakukan oleh Vietcong. Akhirnya pasukan Vietnam Utara mulai menduduki posisi-
posisi penting di Saigon dan mengibarkan bendera mereka di istana kepresidenan
Vietnam Selatan pada 30 April 1975. Hal itu menandakan menyerahnya
pemerintahan Vietnam Selatan tanpa syarat kepada Vietcong, dan kejatuhan Saigon
pun menandakan berakhirnya Perang Vietnam dengan kemenangan Vietnam Utara.
Hal ini menjadi periode awal transisi Vietnam menjadi satu negara yang utuh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
2. Dari beberapa tokoh Perang vetnam yang paling berperan dalam perang tersebut
adalah Ho Chi Minh yang di kenal sebagai bapak Nasionalisme Vietnam.