Anda di halaman 1dari 2

Surprise untuk nenek

Minggu adalah hari yang paling ditunggu. Apalagi, ketika ayah libur. Tidak ada aktivitas
kerja, membuat hari minggu selalu diisi dengan kegiatan berlibur. Aku selalu meminta
ayahku untuk pergi jalan-jalan. Meski hanya sekedar berkeliling kota untuk mencari hiburan.
Perkenalkan namaku Syakilla. Pada hari minggu ini aku, bunda, dan ayah akan
menghabiskan waktu memutari pusat kota. Melintasi mall satu dan mall lainnya.
Saat melintas di depan mall yang berada di pusat kota, aku melihat bunga papan yang sangat
besar. Ucapan selamat ulang tahun pun terpasang rapih pada bunga papan tersebut.
Ucapan yang ditujukan kepada seseorang yang sedang merayakan hari lahirnya di sebuah
restaurant ternama di kotaku ini.
“Bunda? Selama ini kan kita selalu merayakan ulang tahun bersama, apakah nenek juga
pernah merayakan ulang tahun?” Tanyaku kepada bunda.
“Belum pernah,” jawab bunda.
“Nenek itu nggak ngerti ulang tahun nak,” bunda menjelaskan jawabannya.
“Zaman nenek dulu, kebanyakan orang tidak kenal namanya ulang tahun nak,” timpal ayah
melanjutkan penjelasan bunda dari apa yang telah kutanyakan.
Seketika, aku memiliki ide untuk disampaikan kepada ayah dan bunda. Saat itu juga aku
sampaikan ide tersebut. Sebuah rencana memberikan nenekku kejutan di hari ulang tahunnya.
“Ayah bagaimana kalau kita membuat kejutan untuk nenek di hari ulang tahunnya,” rayuku
kepada ayah agar ideku disetujui.
Bunda tersenyum, melihatku merayu ayah. Ayah masih diam. Aku pikir ayah tidak
menyukai ideku.
“Hmm... gimana ya nak? Oke setuju. Itu ide yang bagus Syakila,” jawab ayah. Sebuah
jawaban yang membuatku secara spontan tersenyum lebar. Sungguh aku bahagia, ideku
disetujui ayah untuk memberikan suprise nenek di hari ulang tahunnya.
“Tapi kira-kira apa yah? Jadi nanti kejutan yang kita kasih ke nenek bisa bermakna?” tanya
ayah.
“Gimana kalau kita rayakan ulang tahun nenek dengan mengumpulkan seluruh keluarga kita,
dan kita rayakan rasa syukur dengan makan bersama,” usulku kepada ayah dan bunda.
Bunda pun setuju dengan ideku tersebut. Begitu juga ayah yang menganggap ideku adalah
ide yang cemerlang.
“Kalau begitu kita kumpulkan keluarga dulu ya. kita bicarakan rencana ulang tahun nenek,”
kata Bunda.
Nenek bagi keluarga kami adalah sosok orang tua yang gigih. Ia adalah seorang pedagang
makanan dan minuman. Buka setiap sore sampai subuh dini hari. Nenek menjajakan makanan
bagi orang-orang yang bekerja di sekitar stasiun kereta api, terminal angkutan umum, sampai
di pasar tradisional. Setiap hari nenek menekuni profesinya sebagai pedagang. Nenek juga
menjajakan makanan berupa nasi uduk dan kopi, beserta minuman lainnya.
*Siang harinya. Aku dan bunda pergi ke rumah bude. Sesampainya di rumah bude, kami
disambut dengan hangat. Bahkan, secara tiba-tiba bude mengatakan sesuatu, mengabarkan
bahwa hari ini adalah hari kelahiran nenek.
“Mbak Ila, nenek hari ini milad loh,” kata bude kepadaku. Ila adalah panggilan dari Syakila.
“Wah nenek hari ini ulang tahun ya,” dengan ekspresi terkejut tapi senang mendengar kabar
hari ini adalah hari kelahiran nenek.
“Enaknya ngapain ya mba,” tanya bude kepadaku lagi.
Kemudian akupun menjawab. “Bagaimana kalau bikin kejutan untuk nenek,” kataku.
Bude tampa memikirkan sesuatu. Mengeritkan dahinya. Ia pun kembali bertanya kejutan apa
yang harus diberikan kepada nenek.
Sampai akhirnya, kita pun mengunjungi salah satu tempat makan yang menjadi favorite
keluarga. Bude pun setuju dengan usulku tersebut. Bude pun sigap, seluruh keluarha dikabari
prihal kejutan untuk nenek ini. Akhirnya ada kesepakatan dari para keluarga besar akan
memberikan kejutan ke nenek di hari ulang tahunnya. Selain makan bersama, kita juga
memberikan nenek kue ulang tahun.
Tugas pun dibagi, ada yang memesan kue ulang tahun dan ada juga yang pesan tempat di
rumah makan yang mau kita kunjungi. Sementara, sudah kita tugasi Pak De Indra utuk
mengantarkan nenek ke rumah makan yang sudah dipesan. Pak De Indra anak ke empat dari
nenek.
Nenek pun di ajak jalan-jalan. Ia pergi dengan anak ke empatnya tersebut. Sedangkan aku
sudah berkumpul dengan keluarga besar yang lain. Kami pun menunggu sangat lama di
rumah makan. Cucu-cucu nenek pun menyiapkan kue ulang tahun.
Aku dan cucu nenek lainnya ditugasi menjaga di depan. Hal ini agar nenek tidak tahu kalau
nenek ulang tahun dan pesta sedang kita siapkan untuk menyambut kedatangannya. Setelah
nenek datang, keluarga besarku pun menyambutnya dengan meneriakan kata suprise.
Nenek pun terkejut saat melihatnya. Nenek merasa senang. Begitupun dengan kami anak dan
cucunya. Aku bersyukur kepada Allah. karena kami tidak menyangka nenek pun sesenang
ini.
“Selamat ulang tahun nek,” ujarku dengan senang.
Dengan merasa senang dan bahagia ini, aku pun selalu semangat untuk melakukan sesuatu
yang aku inginkan. Bahkan, nenekku pernah menitip pesan, bahwa kesenangan itu artinya
sama dengan bahagia. Bahagia bukan hanya karena merayakan ulang tahun. Tetapi bisa
berkumpul bersama keluarga

Anda mungkin juga menyukai