Anda di halaman 1dari 82

Bab 1

Tangis Bahagia

Sore itu di Rumah Sakit Hermina Kota


Tangerang, seorang ibu yang bernama Marti
sedang menahan rasa sakit yang terhingga
diperutnya karena dia sudah mengandung
selama ganjil 9 bulan. Tepat pukul 21.00 malam
hari, dokter langsung memanggil para perawat
untuk melakukan operasi persalinan. Dengan
ditemani seorang ayah yang bernama Usman,
ibu itu terus memegang tangan si ayah dan
terus berdoa kepada Allah SWT untuk meminta

1
diberi keselamatan pada saat operasi. Operasi
pun dimulai jam 22.00 malam hari, bidan
meminta kepada si ibu itu untuk tetap tenang
dan terus bernafas secara teratur, ibu itu pun
merintis kesakitan dan terus memegang erat
tangan si ayah.
Selang waktu berlalu 01.00 pagi dini hari
tepatnya pada hari Senin 6 Juni 2005 keluarlah
suara tangisan seorang bayi yang baru lahir ya...
itu aku, Alhamdulillah aku lahir secara normal
dan tidak ada gangguan/hambatan sama sekali,
ayah ku langsung memeluk ibu ku dengan
mengeluarkan tangis bahagia begitu juga
dengan ibu, setelah itu ayah ku langsung
mengumandangkan adzan di telinga kanan aku
dan ikamah di telinga kiri aku, setelah diadzani
aku langsung dimasukkan ke ruang NICU selama
24 jam untuk masa adaptasi. Ayah ku langsung
ke Administrasi untuk mengurus surat-surat dan
nama, nama yang orang tua berikan kepada ku

2
adalah Rinaldy Tri Pamungkas yang artinya
(Rinaldy=orang yang setia, Tri=anak ketiga,
Pamungkas=yang terakhir), ya aku adalah anak
terakhir dari tiga bersaudara, ya walaupun
sebenarnya kakak ku yang kedua telah tiada,
jadi sekarang hanya tersisa dua bersaudara.
Setelah pulang ke rumah, kami disambut
dengan hangat oleh kerabat-kerabat ku, ada
kakek, nenek, om, tante, dan masih banyak lagi.
Semuanya memberikan ucapan selamat kepada
mamah dan ayah ku karena aku telah lahir
dengan selamat.
Banyak tetangga yang menjenguk kerumah
dan memberi peralatan bayi, seperti troli bayi,
kasur kecil, susu bayi, dan masih banyak lagi.
Tidak lupa dengan kakak pertama ku yang
bernama Herlin Minggus Mariantari atau yang
biasa dipanggil mba iin, dia sangat senang
karena aku telah lahir, dia langsung
menggendong ku dan bernyanyi twingkle star.

3
Ayah menemani mamah yang sedang
beristirahat dikamar, mba iin pun masuk ke
kamar mamah dan menanyakan kondisi
mamah.
“Bagaimana kondisi mamah?… Baik-baik aja
kan?” kata mba iin.
Dengan tersenyum mamah menjawab,
“Baik-baik aja kok.. ya walaupun masih rada
nyeri di perut”
Karena mba iin masih khawatir dengan
kesehatan mamah, mba iin pergi ke dapur untuk
membuatkan teh hangat dan memberikannya
ke mamah.
Di saat mba iin pergi membuatkan teh, tiba-
tiba aku menangis kencang dan mba iin pun
datang memeriksa, mba iin pun berinisiatif
memberikan susu asi yang sudah dimasukkan ke
dalam botol dot untuk diberikan kepada ku,
mba iin pun berusaha menidurkan ku di kasur.
Ayah ku yang sedang menuju kamar mandi

4
melihat air sudah mendidih di kompor, lalu
ayaku memanggil mba iin dan menanyai nya,
“Kenapa ada air mendidih tidak dimatikan
kompornya”, kata ayah
“Maaf yah kelupaan, soalnya tadi aldy nangis
trus aku kasih susu sampe kelupaan kalo
airnya udah mendidih”. mba iin menjawab.
Mba iin gemetar dan takut jika dimarahi ayah,
tetapi ayah malah mengusap kepala mba
iin dan menasehatinya,
“Lain kali jangan diulang lagi ya.. kalo kamu
lagi masak dan ada urusan mendadak
jangan lupa kompornya dimatikan terlebih
dahulu”, kata ayah,
“Baik yah”.
Selang beberapa hari, keluarga kami
berencana melakukan akikah yang akan
dilaksanakan pada malam kamis, dan akan
mengundang para tetanga untuk datang ke
acara. Ayah sudah mempersiapkan beberapa

5
hal seperti memesan katering dan menyiapkan
2 ekor kambing untuk disembelih. Ayah berniat
mengundang 20 warga di sekitar rumah untuk
menghadiri acara.
Acara akikah pun dimulai rumah sudah
menyediakan snack dan minuman aqua untuk
dinikmati dan digelar tikar di ruang tamu dan di
teras depan rumah, ayah membuka acara
dengan bacaan basmallah dan dilanjuti dengan
tahlil yang dipimpin oleh pak Haji Sanusi.
Acaranya pun selesai, dan sudah ada tetangga
yang izin pulang karena sudah malam, tetapi
ayahku dan teman-temannya melanjutkan
dengan mengobrol dengan ditemani kopi dan
biskuit hingga larut malam.
Setelah beberapa bulan berlalu, saya sudah
mulai tumbuh dan sudah boleh makan bubur,
jadi mamah saya berniat membawa saya ke
posyandu untuk di timbang dan diperiksa
apakah saya sehat atau kurang protein jadi

6
harus meminum vitamin. Sayangnya mamah
saya kesiangan untuk datang ke posyandu,
mamah ku berangkat jam 7 naik angkutan
umum, dikarenakan macet jadi sampai di
posyandu jam 8. Posyandu sudah sangat ramai
dengan ibu-ibu yang ingin juga memerikasakan
bayinya. Mamah ku mengantri untuk
mendapatkan giliran, sambil menunggu giliran
mamahku duduk dipinggir taman di posyandu
dan menyanyikanku nina bobo agar aku tetap
tenang. Tidak lama ada seorang ibu-ibu yang
meminta izin untuk duduk disebelah.
Ibu itu memperkenalkan diri nya dan
mengobrol dengan mamahku.
“Selagi menunggu gilaranku dipangil apa
salahnya kita mengobrol”, dalam hati mamahku.
Mereka mulai mengobrol satu sama lain,
ditengah pembicaraan ternyata ibu ini tinggal
didekat rumah ku, satu kampung tetapi beda
RT. Rumahnya berada di dekat lapangan

7
belakang rumah ku. Kami pun lanjut mengobrol
hingga giliran ku dipanggil. Dia meminta nomer
telepon mamahku untuk menghubungi jika ada
sesuatu yang perlu di bicarakan.
Obrolan kami pun selesai dan mamahku
sedang menuju ruang dokter. Aku pun
ditimbang dan mendapatkan berat badan
normal, aku diberi vitamin kesehatan agar tidak
mudah diserang penyakit. Dokter pun memberi
saran agar kondisi makan ku harus tetap dijaga.
Mamahku pun pulang kerumah, tetapi
sebelum purang kerumah, dia mampir ke pasar
untuk membeli buah-buahan seperti pisang dan
mangga, mamahku sangat suka sekali dengan
mangga.
Kami pun sampai rumah dengan selamat,
setelah sampai rumah mamahku membuatkan
ku bubur kesukaan ku yaitu bubur cerelac, dan
dibikinkan susu dan aku pun tertidur lelap.
Disore harinya sebelum aku mandi sore, aku

8
biasanya bermain dengan kakak ku dan sekalian
diberi makan, dia memberikan ku mainan
boneka anjing coklat yang diberi nama kuggy,
awalnya aku ketakutan tetapi setelah dikasa
pelu oleh kakak ku, aku merasa nyaman, dan
sejak saat itu aku mulai sering sekali memeluk
boneka itu.
Setelah makan dan main-mainya selesai, aku
pun mandi sore hari dengan air hangat dan busa
yang harum.

Saat umur ku beranjak satu tahun, aku


dibawa oleh ayah ku untuk mengunjungi
keluarga yang ada di kampung halaman ibu ku,
kampung ibu ku berletak di Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah.
Desa itu berada di pinggiran perkotaan dan
berada di atas pegunungan. Kami berangkat
menggunakan mobil pribadi pada hari sabtu

9
sebelum hari Idul Fitri, diperjalanan kami
terjebak macet hampir lima jam dan banyak
mobil-mobil yang berhenti karena mogok atau
karena ingin beristirahat.
Setelah terjebak macet, kami pun keluar dari
tol dan ayah ku ingin mencari tempat makan
dipinggir jalan, ayah ku menemukan tempat
makan bakso dan kami pun makan disana.
Setelah sekian lama kami berada
diperjalanan, akhirnya kami pun sampai di
tempat kampung halaman ibu ku lahir. Kami
sampai di rumah jam sembilan pagi. Untuk
pertma kalinya aku bertemu dengan kakek dan
nenek, mereka sangat senang karena cucunya
bertambah satu.
Orang tua ku bersalaman dengan kakek dan
nenek lalu mengobrol-ngobrol sebentar tentang
kelahiran ku. Sedangkan aku bermain dengan
pakde ku yang bernama pakde rakidjan. Dia
adalah kakak dari ibu ku yang tertua, jadi dia

10
sangat dihormati. Aku diajak bermain bermain
bersama sepupu kubenama mba putri, aku
diajak mengelilingi kebon jeruk dan melihat
persawahan yang ad di sekitar desa.
Saat kami berada di jalan kami bertemu
dengan salah satu kenalan mba Putri yaitu mba
Puji, kebetulan mba Puji juga membawa
keponakannya untuk jalan-jalan. Kami pun
bermain bersama dan keliling sekitar desa, aku
dapat melihat banyak sapi dan kambing di
ladang dan ada juga yang dikandang, di setiap
menit aku selalu mendengar suara sapi yang
menggema di telinga ku, entah itu yang berada
di dekat ku atau yang jauh.
Tidak terasa adzan dzuhur berkumandang,
mba Putri segera pulang ke rumah untuk
menyiapkan makan siang lalu solat dzuhur,
setelah solat oorang-orang di rumah telah
menyiapkan banyak makanan untuk merayakan
umur ku yang sudah satu tahun. Keluarga kami

11
melakukan syukuran bersama dan melakukan
potong tumpeng.
Ayah mengundang saudara dan kerabat-
kerabatnya, serta tetangga untuk memeriahkan
acara hari jadi ku yang ke satu tahun. Kami
melakukan foto keluarga bersama di depan
teras rumah. Kami melakukan foto keluarga
tersebut untuk dimasukkan kedalam album
besar keluarga dan dijadikan kenang-kenangan.

Keesokan harinya aku pergi mendaki gunung


bersama mba iin dan mba putri, kami mendaki
untuk bertemu dengan lek tri, dia adalah
seorang pengrajin mainan kayu. Kami
menemuinya untuk minta dibikinkan mainan
yang terbuat dari bahan kayu, Mba iin sudah
membawa bahan-bahan yang sudah diminta
oleh lek tri.
Sesampainya disana mba iin dan mba putri
mengobrol dengan lek tri dan membicara

12
barang apa yang akan dibuat, setelah selesai
mengobrol, mba iin langsung membantu lek tri
untuk membuat mainannya. Mainan yang akan
di buat oleh mba iin dan lek tri adalah mobil-
mobilan yang terbuat dari kayu yang aman
untuk dimainkan oleh balita. Lek tri pergi
kegudang untuk mengabil peralatan-peralatan
yang akan digunakan untuk membuat mainan,
seperti palu, obeng, tang, gergaji, dan bor.
Pekerjaan lek tri hampir selesai, tetapi dia
mendapatkan kayu yang kualitasnya buruk, jadi
dia ingin pergi untuk mencari kayu yang baru
dengan kualitas yang terbaik. Setelah menunggu
lama akhirnya lek tri kembali dan melanjutkan
untuk membuat mainannya. Sekarang tinggal
proses pengecatan, kita memakai cat yang aman
untuk kulit bayi dan tidak mengandung bahan
kimia. Setelah itu kami menjemurnya di bawah
sinar matahari agar cepat kering dan dapat
dibawa pulang.

13
Selesai membuat mainan mba iin dan mba
putri pun berpamitan ke lek tri untuk izin pulang
dan berjanji akan mengunjunginya lagi lain
waktu. Kami pun turun gunung dan kembali
pulang ke rumah. Selama di jalan mba putri
berniat mampir ke mini market untuk membeli
bahan-bahan masak untuk nanti sore.
Sesampainya di rumah mba iin melihat
mamah yang sedang menganyam sesuatu. Mba
iin pun langsung menghampiri mamah. Ternyata
yang mamah sedang buat adalah kulit ketupat.
Mamah membuat kulit ketupat untuk dimasak
dan menjadikannya ketupat. Mba iiin pun ikut
membantu untuk menganyam. Niat mba iin
ingin sekali ingin sekali membantu mamah
untuk ikut menganyam, tetapi dia sangat
kesulitan untuk memasukkan daun kelapa
tersebut. Tetapi mamah pun mengajarinya cara
menganyam yang benar dan rapih.
Mamah membuat sekitar 100 ketupat,

14
karena keadaan di rumah sekarang sangat ramai
menjelang hari idul fitri. Di malam harinya ayah
dan pakde ke masjid untuk melaksanakan
takbiran bersama warga sekitar. Mereka keliling
kampung sambil membawa obor dan beduk dan
melantunkan takbir.
Sedangkan mamah lek marni dan mba iin di
dapur untuk membuat sop sapi untuk dijadikan
lauk ketupat. Lek marni telah membeli sekitar
5kg danging sapi untuk dimasak dan mba iin
membantu mamah untuk memotong bahan-
bahan masak. Kami berniniat membuat sop
yang sangat enak yang dapat dinikmati bersama
keluarga di hari lebaran esok.
Setelah selesai membuat sop, mamah
melanjutkan memasak untuk membuat kue
kering yang biasa ada di hari lebaran, dan
menjadi makanan wajib di setiap rumah.
Mamah membuat kue nastar dan kue putri
salju, kue nastar adalah kue yang di dalamnya

15
terdapat selai nanas yang manis dan adonannya
berbentuk bulat, menjadikannya kue yang enak
untuk dimakan bersama keluarga. Sedangkan
kue putri salju adalah kue berbentuk bulan sabit
yang ditaburi gula halus berwarna putih dan
ketika dimakan akan terasa dingin dimulut dan
sangat nikmat dinikmati dengan keluarga.
Mba iin membantu mamah untuk membuat
kue dari mencampur bahan-bahan dan
mengaduknya sampai menjadi adonan. Sesudah
adonannya jadi, tidak lupa untuk menambahkan
bahan tambahan seperti selai nanas untuk kue
nastar dan gula halus untuk kue putri salju.
Setelah adonannya jadi tinggal dimasukkan
kedalam oven dan menunggu kuenya jadi.
Setelah kerja di dapur mamah dan mba iin
pergi ke kamar masing masing dan beristirahat
karena besok pagi harus pergi kemasjid untuk
melaksanakan solat ‘ied.

16
Bab 2

Hari Lebaran Pertama Ku

17
Hari yang kami nantikan pun tiba, ini adalah
hari Idul Fitri pertama ku sejak aku lahir, kami
sekeluarga sedang bersiap-siap untuk pergi
kemasjid untuk melaksanakan solat ‘ied
berjamaah. Aku dan ayah bersama pakde pergi
ke masjid sekitar jam 6 pagi, untuk
mendapatkan posisi saf paling depan. Kebetulan
cuaca disini sangat dingin dan agak mendung,
tetapi kami tetap melanjutkan untuk pergi ke
masjid dan siap sedia payung apabila turun
hujan.
Sesampainya di masjid ayah dan aku duduk
di saf paling depan. Setelah beberapa saat
orang-orang pun mulai berdatangan dan duduk
ditempatnya masing-masing sembari
melantunkan takbir bersama. Pertama kali aku
mendengar orang-orang bertakbir aku merasa
bingung, tetapi setelah mendengarnya
beberapa saat aku mulai merinding dan berfikir

18
bahwa lantunan takbir itu sangat merdu.
Walapun aku masih balita dan tidak tahu apa-
apa tetapi aku sangat menyukainya, ayah
melihatku lalu mengusap kepala ku sambil ber
takbir.
Sebelum solat dimulai, khotib membacakan
khotbahnya, dan para jamaah pun menyimak
dengan seksama apa yang khotib sampaikan di
mimbar. Solat pun dimulai, ayah mengikuti
imam yang sedang memimpin jalannya solat
‘ied di masjid
Setelah selesai solat ayah bersalaman
dengan para jamaah yang lain di masjid dan
mengucapkan
“Minal Aidin Wal Faizin mohon maaf lahir dan
batin” kata ayah sambil bersalaman dengan
jamaah lain.
DI situasi seperti ini lah yang dinantikan para
warga, yaitu dengan bermaaf-maafan maka
akan mempererat tali hubungan silaturahim.

19
Mereka semua saling meminta maaf atas
kesalahannya yang terjadi tahun-tahun lalu.
Kami pun segera pulang ke rumah,
sesampainya dirumah, kami melakukan
sungkem kepada yang lebih tua dan meminta
maaf atas perbuatan yang telah dilakukan
selama ini, dan ditambah dengan doa bersama.

Setelah kami melakukan sungkem dengan


keluarga, kami melanjutkan untuk mengunjungi
rumah kerabat-kerabat yang ada di sekitar
rumah untuk bersilahturahmi.
Rumah pertama yang kami kunjungi adalah
rumah pakde siem dia adalah temannya mamah
dan juga ayah dari mba puji. Pakde siem sangat
baik kepada semua orang di selalu memaafkan
apabila ada orang yang salah dengannya.
Kamipun disuguhi makanan seperti kue kering
dan keripik singong. Setelah orang tua kami

20
mengobrol dengan pakde siem, kami pun
berpamitan dengannya dan mengunjungi rumah
selanjutnya.
Selanjutnya yang akan kami kunjungi adalah
rumah pakde wiro, dia adalah sepuh di
kampung Badran. DIa sangat suka sekali
memelihara kucing, sampai dia memelihara
hampir 5 kucing di rumahnya. Kami bersalaman
dengannya dan meminta maaf atas apa yang
telah diperbuat pada tahun-tahun lalu. Setelah
bersalaman kami pamit untuk pulang.
Setelah sampai rumah kami berniat untuk
pergi kemakam mbah buyut. Kami berganti
pakaian sebentar lalu pergi kemakam dengan
jalan kaki, karena rumah dengan makam cukup
dekat.
Di bawah pohon beringin yang rindang banyak
para pengunjung yang ingin berziarah dan ingin
mengirim doa untuk keluarga mereka yang telah
tiada. Kami sekeluarga mengunjungi makam

21
kakek buyut yang bernama Tugiman. Mamah
bercerita bahwa kakek buyutku sangatlah
cerdas ia katanya dapat membaca kitab
sansekerta dengan lancar. Lalu mamahku bilang
kepada ku agar kelak nanti aku dapat seperti
kakek buyut ku menjadi pribadi yang mandiri,
penurut, dan berbakti kepada orang tua.
Sepulangnya dari makam, kami pulang
kerumah dan berganti pakaian, dan lanjut
mengunjungi pantai Parangtritis bersama
keluarga dan keluarga pakde Rakidjan. Kami ke
pantai untuk berlibur sebentar dan menikmati
pemandangan air laut yang indah. Sesampainya
kami disana, mamahku langsung membeli tiket
masuk ke pantai. Setelah kami masuk wilayah
pantai, aku melihat banyak sekali orang yang
sedang bersantai dan menikmati indahnya
pemandangan pantai.
Kami sekeluargapun langsung mengelar tikar
dan menyiapkan makanan yang sudah disiapkan

22
dari rumah. Mba iin. Mba putri dan yang lain
pergi berganti pakaian untuk bermain basah-
basahan bersama yan lain. Sedangkan aku dan
orangtu aku bermain pasir di pinggiran pantai
dan kami membuat bukit pasir yang besar, lalu
ayah mengambil kamera dan melakukan selfie
bertiga bersama ayah, mamah, dan aku.
Selama aku membuat bukit pasir, aku melihat
ada sesuatu yang bergerak dari bawah pasir lalu
ayah lengsung menggali pasir tersebut, dan
ternyata sesuatu yang bergerak itu adalah
kepiting yang bersrang dibawah pasir. Saat
pertama kali aku melihat kepiting, aku sangat
ketakutan dan menangis sangat kencang
sehingga dilihat banyak orang, tetapi ayahku
sudah mengusir kepting itu ke air dan mamah
mengendong ku agar tidak nangis lagi.
Setelah kami puas bermain di pantai, kami
beres-beres dan langsung pulang kerumah.
Dijalan kami mendapat masalah, bahwa dompet

23
mba iin hilang, mba iin pun panik tetapi mamah
bilang jangan panik.
“Tenang dulu, coba diingat-ingat lagi dompet
kamu ditaruh dimana.” kata mamah
Mba iin mencoba untuk tenang dan mengingat
dimana dia menaruh dompetnya. Mba iin ingat
bahwa terakhir kali iya memegang dompet itu
saat berada di toko es krim bersama mba putri.
Lalu kami pun kembali ke toko es krim
tersebut dan mencari dompet mba iin yang
hilang. Ternyata penjaga toko itu menemukan
sebuah dompet yang tergeletak didepan toko
miliknya, lalu ia mengamankan dompe tersebut
sampai pemiliknya menemukan dompet
miliknya.
Mba iin langsung menanyakan dompet itu ke
pemilik toko terebut dan ternyata benar,
dompet yang dimaksud pemilik toko itu adalah
dompet milik mba iin. Mba iin bun sangat
berterimakasih ke pemilik toko es krim tersebut

24
karena sudah mengamankan dompet miliknya.
“Lain kali hati-hati dalam menjaga barang
bawaan” kata si pemilik toko.
Mba iin pun balik ke mobil dan melanjutkan
perjalanan pulang kerumah.

Bab 3

Taman Kanak-Kanak

Aku sudah berusia lima tahun, diumurku yang


sekarang ini aku sudah harus bersekolah di TK.
Aku bersekolah di TKQ Ar-Rahman yang berada
persis di samping rumahku. Di hari pertama

25
sekolah ku ini, aku sangat bersemangat dan
tidak sabar untuk bertemu dengan teman baru.
Mamah memberi tahu ku bahwa Rapip juga
akan pergi bersekolah disana
Rapip adalah teman ku dari balita sampai saat
ini, karena kedua orangtua kami cukup dekat,
jadi kami selalu bersama seperti kakak dan adik
dari kecil.
Ibu guru pun membunyikan bel masuk kelas,
Kami pun masuk ke kelas dan duduk di
tempatnya masing-masing. Sangat kebetulan
sekali aku duduk bersebelahan dengan Rapip,
dan kami saling bersapa satu sama lain.
Sebelum pelajaran dimulai ibu guru
memperkenalkan dirinya, dia bernama bu
maryam, yang akan mengajar kami selama dua
tahun kedepan.
Bu maryam pun menyuruh murid-murid untuk
memperkenalkan diri juga didepan, tetapi
karena ini adalah hari pertama mereka

26
bersekolah dan pisah dari orangtuanya, banyak
dari murid-murid yang merasa takut dan ada
juga yang ingin pulan dan bertemu dengan
oarangtuanya.
Tetapi bu maryam mencoba untuk
menenangkan mereka, setelah semuanya
tenang bu maryam melihat aku dan rapip yang
berbeda dari yang lain karena kami tidak
mengeluh untuk pulang ataupun menangis.
Lalu bu maryam menunjuk kami untuk
memperkenalkan diri di depan kelas. Tapi aku
meminta bu maryam agar aku bisa
memperkenalkan diri di depan kelas bersama
dengan rapip jadi aku tidak sendiri di depan. Bu
maryam pun setuju dengan permintaan ku.
Kami berdua pun maju kedepan kelas dan
memperkenalkan diri, untuk awal-awal aku
merasa gugup, tetapi karena disemangati oleh
bu maryam kami pun lanjut untuk
memperkenalkan diri. Disini bu maryam

27
menanyai tentang cita-citaku.
“Jika sudah besar nanti kamu mau jadi apa”
kata bu maryam.
Aku bingung mau mejawab apa, karena aku
masih belum paham tentang apa itu cita-cita.
Setelah semua murid selasai berkenalan di
depan kelas, bel istirahat pun berbunyi. Aku dan
rapip sedang mencari tempat untuk memakan
bekal yang disiapkan orangtua masing-masing.
Kami duduk dipinggir pohon belimbing yang
ada disamping taman. Di sini kami makan
bersama dan saling bertukar lauk karena ada
makanan yang disuka dan kurang suka.
Saat kami sedang memakan bekal kami, ada
anak yang bergabung dengan kami dan ingin
berkenalan, dia adalah Ambri nama yang agak
asing di telingaku, kami pun berkenalan dan
telah menjadi teman, dia terlihat tidak
membawa makanan atau bekal, jadi aku dan
rapip memberikan sebagian dari bekal kami

28
untuk diberikan kepada ambri dan dia pun
menerima.
Setelah pulang sekolah aku meminta izin ke
mamah untuk pergi bermain ke rumah rapip,
mamah mengizinkan dengan catatan jangan
bermain sampai sore.
Aku berminat main dirumah rapip karena dia
memiliki banyak mainan seperti mobil-mobilan,
tembak-tembakan dan masih banyak lagi,
terlebih lagi ibunya yang sangat baik kepada ku
sampai-sampai ia membuatkan makan juga
untukku.
Aku dan rapip bermain kereta-keretaan
bersama, aku membantu memasang rel kereta
dan properti lainnya, tidak lama kemudian
kakak tomy datang. Kakak tomy adalah kakak
pertama dari rapip, dia sangat baik dan sering
bermain bersama kami. Kakak tomy bergabung
bersama kami dan ikut bermain sampai sore.
Karena waktu sudah menjelang sore hari,

29
bilang ke rapip akan pulang ke rumah dan akan
bermain lagi besok. Sesamapinya di rumah aku
mandi, makan, dan bersiap-siap akan
melaksanakan solat maghrib.
Setelah solat maghrib saya makan malam
bersama kelurga dirumah, masakan mamah hari
ini sangat spesial. Dia memasak cumi dengan
kuah hitam, awal pertama kali aku melihat
makanan itu aku merasa jijik, tetapi setelah
melihat mamah, ayah, dan mba iin menikmati
makanannya, aku ikut mencoba dan ternyata
masakan mamah sangatlah enak, sejak saat itu
setiap mamah masak cumi dengan kuah hitam,
nafsu makanku langsung bertambah, dan
makanan ini menjadi makanan favoritku.
Selesai makan malam, aku melanjutkan untuk
belajar di ruang keluarga, aku diajari oleh mba
iin mulai dari belajar membaca, menulis, dan
mengerjakan soal-soal yang telah diberikan oleh
mba iin.

30
Aku sebelum tidur selalu menggosok gigi dan
tidak lupa untuk solat isya, jam 9 malam aku
tidur di kamarku sendiri.
Adzan subuh pun berkumandang, aku
dibangunkan oleh mamahku untuk melakukan
solat subuh, karena aku masih mengantuk aku
tidur lagi dan mamahku membangunkan ku
dengan paksa dan harus solat subuh karena bagi
umat muslim tidak boleh meninggalkan solat
lima waktu. Aku solat berjamaah bersama ayah
di masjid, di luar sangat dingin karena semalam
baru saja hujan sangat deras.
Selesai solat di masjid aku langsung sarapan
roti dengan susu yang sudah mamah siapkan di
atas meja makan. Aku biasanya sarapan sambil
menonton kartun di TV. Selesai sarapan aku
langsung pergi mandi, tapi mamahku bilang
karena semalam habis hujan jadi hawa menjadi
dingin, lalu mamah merebus air hangat se
termos lalu dituangkan kedalam bak mandi.

31
Sehabis mandi aku langsung memakai
seragam sekolah, mamah menyiapkan bekal
yang berisikan nasi dan ayam.
Jam 7:00 aku berangkat ke Tk, karena jarak
rumah dengan sekolah berdekatan, aku
berangkat dengan berjalan kaki sendiri. Aku
bertemu dengan teman-teman yang beru saja
kemarin berkenalan.
Kelas pagi pun dimulai, pagi ini bu maryam
memberikan materi pelajaran tentang olahraga
kebugaran. Kami semua akan pergi kelapangan
belakang TK untuk melakukan pembelajaran
disana, bu maryam meinta para murid untuk
baris sesuai nomer absen, kami berpegangan
pundak dan jalan bersama sambil bernyanyi
sepanjang jalan.
Sesampainya di lapangan bu maryam
meminta agar kami dibagi menjadi beberapa
kelompok yang satu kelompok itu terdiri dari 6
orang. Aku, rapip, yoga, alvin, fitra, dan ambri

32
kita berada dalam satu kelompok.
Bu maryam memberikan instruksi bahwa
kami akan bermain game dalam kelompok, kami
akan melawan kelompok lawan untuk merebut
bola, siapa yang mengumpulkan bola paling
banyak dialah yang menang.
Pertandingan pun dimulai, salah satu dari
kami akan pergi ke ember yang sudah berisikan
bola, lalu membawa bola itu ke ember yang
kosong yang sudah disediakan di depan barisan
kelompok masing-masing, lalu kami bergantian
untuk mengambil bola tersebut.
Ember milik kelompok ku sudah hampir
terisi penuh dan kelompok yang kami lawan
masih terisi setengah, dan kami pun
memenangkan pertandingan, ini berkat
kelompok ku yang jago dalam berlari.

Setelah olahraga mengumpulkan bola ke


ember, lalu kami pun lanjut bermain sepak bola

33
di lapangan. Dalam pembagian tim sepak bola
terbagi menjadi dua kelompok yan dalam satu
kelompok terdiri dari 7 orang. Di dalam
kelompok ku ada rapip, yoga, rendi, alvin, taufik.
Dan di kelompok lain ada arip, rio, fitra, aji,
gilang, dan tedy.
Pertandingan pun dimulai, aba-aba peluit dari
bu maryam sudah berbunyi, sebelumnya aku
tidak tahu tentang sepak bola, jadi asal aku
mendapatkan bola aku akan menendangnya
dengan jauh. Dan kami mendapatkan gol
pertama yang dicetakkan oleh yoga, dia
menyundul bola tersebut hingga masuk ke
gawang.
Di tengah pertandingan, aku terjatuh dan
tergeletak ditanah, bu maryam pun menunda
pertandingannya. Aku mengalami luka lecet di
lutut, lalu bu maryam menyuruhku untuk
membersikan luka dengan air minum, setelah
dibersihkan aku disuruh untuk duduk dan

34
beristirahat di bawah pohon.
Ambri datang menghampiri ku karena dia
melihat ku sendirian dibawah pohon jadi dia
menemani ku.
“Istirahat dulu deh, capek..” kata ambri,
Dia bertanya tentang kondisi luka ku,
“aku baik-baik aja kok” kata ku
Setelah waktu sekolah habis, aku pulang
kerumah bersama rapip, dia mengantarkan ku
ke mamah ku untuk diberi obal luka. Rapip
bercerita apa yang terjadi saat kami berolahraga
di lapangan.
Setelah bercerita, mamah langsung menasihati
ku dan bilang untuk selalu berhati-hati dalam
berolahraga, selalu menjaga diri agar tidak
ceroboh, aku pun hanya bisa mendengar dan
mengangguk.
Aku sudah diberi obat oleh mamah, aku
disuruh beristirahat dan dilarang naik kekasir
untuk sesaat, karena obat luka yang sudah

35
diberikan olah mamah belum juga kering. Jadi
aku beristirahat dengan duduk di ruang tamu
sambil makan biskuit denga susu.

Bab 4

Banjir

16 oktober 2011 terjadi hujan badai yang


melanda tangerang, hujan yang disertai angin
kencang dan petir membuat barang-barang
warga terbawa oleh angin. Air sudah
menggenang dan masuk ke semua rumah warga

36
rawacana.
Banjir menyebabkan banyak rumah warga
yang terendam air, kurang lebih ketinggian air
setengah meter yang ketika itu rumahku juga
terendam oleh air. Banyak warga yang
mengungsi ke rumah sanak saudara.
Ketika itu aku bersama keluarga ku yang lain
sibuk untuk menyelamatkan benda-benda yang
berharga. Tapi kenyataannya aku bukannya
membantu orangtuaku, malahan aku bermain-
main dengan air di dalam rumah. Aku
menangkap ikan-ikan kecil dengan
menggunakan baskom.
Aku dimarahi oleh ayahku karena bermain-
main dengan air, dia takut aku terpeleset dan
jatuh. Akhirnya aku menyudahi bermain air dan
aku lanjut membantu keluargaku yang lain, kami
sekeluarga mengungsi kerumah sanak saudara
yang rumahnya tidak terendam air.
Banjir bertahan lama dan pemerintah

37
memberikan bantuan kepada kami berupa
bahan makanan pokok. Banjir juga membawa
berkah bagi aku, karena sejak itu aku bisa
pandai berenang walaupun airnya dalam. Warga
saling bahu-membahu dan saling membantu
warga yang lain untuk menyelamatkan benda-
benda yang ada di rumahnya.
Setelah beberapa minggu berlalu, air mulai
surut dan para warga sibuk membersihkan
rumahnya, karena banyak lumpur yang
mengendap di dalam rumah. Aku sekeluarga
mulai menyusun kembali barang-barang yang
berada di rumah.
Banjir besar ini terjadi karena curah hujan
yang tinggi, yang mengakibatkan debit air
sungai ciliwung meningkat. Tapi kebiasaan
warga yang membuang sampah sembarangan
ke sungai juga menyebabkan sungai menjadi
sempit, penebangan hutan di mana-mana juga
menjadi salah satu penyebab banjir. Kami

38
berterimaksih kepada pemerintah karena telah
memabantu warga rawacana di saat mengalami
bencana banjir seperti ini.
Karena banjir yang melanda desa aku. Jadi
sekolah ku diliburkan sampai banjir benar-benar
surut. Karena banjir sudah tidak ada lagi jadi aku
diharuskan untuk bersekolah kembali.
Disekolah kami diajarkan betapa pentingnya
membuang sampah pada tempatnya, agar
kejadian seperti kemarin tidak terjadi kembali,
kita dapat memilah sampah dari bentuknya ada
yang bisa dijadikan kerajinan dan dapat di daur
ulang dan ada juga yang tidak bida dibuat apa-
apa jadi langsung dibakar.
Setelah selesai pembelajaran bu maryam
menyuruh kami untuk membersihkan sampah
sampah yang berserakan di sekitar sekolah,
karena ini adalah salah satu cara agar kita dapat
mencegah terjadinya banjir kemabli.
Aku dan rapip mencoba mengambil sampah

39
yang ada di selokan sekolah. Disini terdapat
banyak sekali sampah dan menjadi sarang
nyamuk, kami berdua pun meminta bantuan
ke[ada bu maryam untuk membantuk kami
mengambil sampah yang di dalam.

Bu maryam langsung mengambil alat


penjepit sampah dan serokan, bu maryam
mengumpulkan banyak sekali sampah di
selokan, mungkin ada 2 ember.
Karena di dalam selokan bekas menjadi
sarang nyamuk, kami menyemprotkan obat
nyamuk ke dalam selokan.
Setelah semunya beres kami mencuci
tangan dan langsung pulang ke rumah masing-
masing.

40
Bab 5

Libur Sekolah

Libur kelulusan pun tiba, setelah aku lulus TK


semua murid diberi libur selama sekitar 3
minggu untuk mencari sekolah ke jenjang
selanjutnya.
Di hari liburku ini, liburku sangat sederhana.
Aku hanya berada di rumah dan pergi bermain

41
kerumah rapip. Di hari pertama sampai ke lima
aku berada di rumah. Kegiatan aku sama seperti
biasanya hanya lebih banyak meluangkan waktu
untuk membantu orang tua. Aku dan keluargaku
lebih senang menggunakan waktu liburan
seperti ini dengan berkumpul bersama keluarga.
Disana kita bisa bercanda tawa bersama denga
sepuasnya. Pasalnya di hari sekolah kita
sekeluarga jarang untuk bercanda tawa
sepuasnya, karena pada memiliki kesibukannya
masing-masing. Meskipun hanya liburan di
rumah saja aku sangat senang dan menikmati
liburan kali ini.
Dihari ke enam sampai ke tujuh ku habiskan
waktu liburanku bersama teman-teman. Kami
bermain sepeda, biasanya kami membuat
sebuah jalur khusus untuk dijadikan tempat
balap sepeda. Pengalaman ku, aku pernah
terjatuh dari sepeda pada saat aku melewati
gundukan tanah, ketika itu badanku melayang

42
kemudian terhempas ke tanah untungnya aku
tidak kenapa napa, cumannya lutut ku agak
lecet berdarah.
Di sore harinya aku diajak oleh rapip dan kak
tomy untuk bermain bola di lapangan gandasari,
diantara semua pemain aku yang paling kecil, di
sana aku banyak mengenal senior-senior yang
selalu mengajarkan ku bagaimana cara bermain
sepak bola dengan yang baik, aku sedikit malu
awalnya, namun lama kelamaan aku tak malu
lagi, saat pertama kali aku main awalnya aku
tidak pernah diajak main, aku cuman passing
passing dilapangan. Saat itu aku belum memiliki
sepatu, akibatnya kaki ku berdarah akibat tidak
memakai alas kaki di lapangan yang kasar.
Walaupun kaki ku berdarah aku tetap
melanjutkan bermain tanpa menghiraukan kaku
ku yang luka.

Di hari minggu biasanya aku dan teman-

43
teman ku latihan bersama di pagi hari, di latih
oleh pelatih yang mengajarkan kami teknik-
teknik dalam bermain sepak bola. Kami berlatih
dengan keras agar dapat mengembangkan
kemampuan masing-masing.
Di sela latihan kami juga bercanda agar
suasana menjadi cair, kami tertawa lepas untuk
menghilangkan capek,menjelang siang kami
mengakhiri latihan untuk hari itu dan kami pun
kembali kerumah masing-masing untuk
beristirahat.
Di minggu sore nya aku biasanya mengaji
kitab al quran dan belajar fiqih di rumah om
arip. Aku dan teman-teman selalu menantikan
untuk bisa mengaji bersama, disana kami
belajar tetang alquran, kisah-kisah nabi dan
rosul, sholat, dan kami juga bermain alat musik
yang bernama hadroh.
Alat musik hadroh/rebana dimainkan
dengan cara dipukul, dalam bermain alat musik

44
hadroh dibutuhkan kerjasama sebagai tim agar
ketukan musik tetap konsisten. Aku baru
berlatih memainkan alat musik ini selama 2
bulan. Agar dapat bermain secara maksimal dan
profesional mungkin membuthkan waktu
salama 2 tahun.
Selesai aku mengaji, aku dan teman-teman
lanjut bermain di lapangan. Karena kalau sudah
minggu sore biasanya ada yang namanya pasar
malam. Pada saat itu aku tidak tahu kenapa
mereka menamainya pasar malam, padahal
mereka buka pada jam 4 sore hingga jam 6
menjelang magrib.
Aku dan teman-teman datang pada saat yang
tepat, karena disana ada wahana balon yang
biasa isinya oleh anak-anak seumuran ku.
Aku langsung menuju kesana bersama
temanku. Setiap masuk wahana diberi biaya
5.000 / 15 menit, biaya yang cukup mahal pada
waktu itu. Karena aku ingin bermain disana aku

45
tanpa pikir panjang lebar aku langsung
membayar dan memasuki wahana tersebut.
Setelah aku memasuki wahana tersebut aku
melihat banyak sekali anak-anak didalam yang
sedang bermain lompat-lompat sampai
wahananya bergoyang, aku pun ikut lompat-
lompat bersama teman-teman sampai
waktunya habis.
Setelah waktu kami bermain di wahana habis,
aku dan teman-teman mengunjungi stand-stand
makanan yang berada di bagian barat pasar.
Disana ada berbagai macam makanan dan
minuman. Karena uangku sudah habis aku tidak
belo apa-apa, tetapi temanku malahan
membelikanku sate bakar seharga 3.000 / 5
tusuk dan eh teh di dalam plastik.

46
Bab 6

Masa SD

Usia belum cukup 6 tahun rupanya sedikit


membuat permasalahan untuk bisa melanjutkan
ke Sekolah Dasar. Menurut mamah, sebelum
aku masuk ke jenjang berikutnya , aku ditest
dulu untuk kemampuan membaca menulis, dan
berhitung. Namun karena aku mampu
menjawab semua test yang diberikan maka saya

47
diterima di SD. Syukurlah karena SD tersebut
termasuk SD yang terbaik di Kota Tangerang,
yaitu SDN Gandasari 2.
Karena masih amat kecil, dan juga karena
letak sekolah dan rumah yang agak jauh, dan
ayah yang harus berangkat pagi untuk bekerja,
jadi tidak ada yang mengantarku berangkat
sekolah. Ayahku meminta tetanggaku yang
berprofesi menjadi ojek untuk menjadi ojek
pribadi setiap aku berangkat dan pulang ke
sekolah. Namanya Nur Hadi, tapi aku lebih
sering menyebutnya “kak Nunu”. Selama aku
berangkat ke sekolah aku selalu diantar olehnya
setiap pagi. Aku dan rapip selalu berangkat dan
pulang bersama, rapip diantar oleh ayahnya dan
aku diantar oleh kak Nunu. Aku diantar jemput
sampai kenaikan kelas 3.
Guru kelas satu aku bernama ibu Yati,
perawakannya agak kurus dan cukup akrab
dengan anak-anak. Dia selalu mengajar dengan

48
simpatik dan menenangkan anak-anak yang
sering ditinggal oleh orang tuanya.

Karena SD adalah awal pendidikan dasar untuk


belajar ilmu pengetahuan umum selepas lulus
dari pendidikan Taman Kanak (TK), yang mana
itu merupakan anjuran bahkan kewajiban dari
Pemerintah Republik Indonesia.
Dari sinilah setelah usai menempuh pendidkan
Taman Kanak diriku kembali beradaptasi dengan
lingkungan pendidikan yang baru.
Ya, ini merupakan hal pertama ketika aku akan
mengenal dunia Sekolah Dasar yang membuat
diriku penasaran dan timbulnya pertanyaan-
pertanyaan bagaimana keadaan dalam
lingkungan Sekolah Dasar nantinya.
Pertama kalinya mengenakan seragam baru
merah putih dengan bangga dan senang
gembira serta semangat aku bergegas memulai
aktifitas ke sekolah baru.

49
Banyak yang berbeda setelah aku masuk SD
mulai dari lingkungan, orang-orang, ataupun
pembelajarannya. Aku dan rapip masuk di kelas
yang sama yaitu di kelas 1-B, menjalani
kehidupan sekolah dengan biasa, kami berdua
bisa dibilang adalah orang yang unggul dalam
prestasi aku dan rapip selalu mendapatkan nilai
yang hampir sempurna dari yang lainnya.
Mulai dari situ aku dan rapip medapatkan
teman yang baik, dan didekati oleh guru-guru.
Bu yati selaku wali kelas 1-B sangat
mengapresiasi kerja keras ku dan rapip, aku
tidak akan membuat ekspektasi bu yati tentang
kami berdua hancur.
Pada saat jam istirahat sekolah, biasanya aku
dan teman-teman pergi ke kantin yang berada
di belakang sekolah. Baru pertama kali aku pergi
ke tempat yang bernama kantin, biasanya

50
selama aku di TK aku selalu makan bekal
bersama rapip di taman TK.
Sesampainya di kantin aku melihat banyak
sekali orang yang mengantri untuk membeli
jajan baik itu makanan atapun minuman. Kami
berebut tempat dengan yang lain untuk
mengantri. Banyak sekali orang yang mengantri
di sepanjang warung, sampai kami berdesak-
desakan untuk membeli.
Setelah kami selesai membeli makanan, aku
dan teman-teman mencari tempat yang enak
untuk dijadikan tempat makan. Di depan kelas
1-E terdapat kursi dan meja yan terbuat dari
beton, kami pun duduk disana untuk menikmati
makanan yang kami beli.
Saat kami sedang makan, ada salah satu
teman kelas kami yang bernama yogi, dia
meminta aku dan rapip untuk menemui bu yati
di kantor.
Aku dan rapip segera menghabiskan

51
makanannya, dan segera pergi ke kantor untuk
menemui bu yati.
Sesampainya kami di kantor, ak langsung
bertemu dengan bu yati yang sedang duduk di
kursi sambil meminum teh. Kami pun bertanya
ke bu yati kenapa memanggil kita ke sini.
“ada apa bu yati?”
Bu yati meletakkan tehnya di meja.
“gini nak, kalian mau gak mengikuti lomba
O2SN?” kata bu yati
Kami tidak tau apa itu O2SN
“O2SN itu apa bu?” tanya rapip
“O2SN itu Olimpiade Olahraga Siswa Nasional”
jawab bu yati.
Kami pun kaget, kenapa kita yang dipilih untuk
Mengikuti lomba O2SN padahal kami tedak
pernah menunjukkan kemampuan olahraga
kami.
“kenapa kami yang dipilih bu? Kan ada siswa
yang lain yang lebih berbakat dibidang olahraga

52
dibanding kita” jawab ku
Bu yati menggelengkan kepalanya sambil
tertawa.
“enggak-enggak bukan itu maksud ibu,
maksud ibu itu kalian ikut menghadiri festival
O2SN untuk mewakili SDN Gandasari 2,
bukannya untuk ikut lomba.” jawab bu yati
sambil tertawa.
Aku dan rapip ikut lega, ternyata kami hanya
salah paham dengan bu yati.
“jadi disana kami harus apa bu?” tanya ku
“kalian berdua dan yang lain hanya ikut untuk
mengelilingi lapangan sambil memegang
bendera, dan kalian bisa menonton orang
sedang berlomba disana” jawab bu yati
“dengan yang lain?” tanya ku.
Kami tidak tahu ternyata ada anak dari lain kelas
yang ditunjuk juga untuk menghadiri festival
O2SN tersebut.

53
Bu yati menjelaskan bahwa ada 10 anak yang
ikut termasuk kami berdua, dan yang lain ada
yang dari kelas 1-A, 1-C, 2-B, dan 3-A, bu yati
sudah menelpon orangtua kami agar Kami bisa
berangkat ke festival O2SN minggu depan, dan
minggu ini kami sudah mulai persiapan.
Setelah kami dari kantor guru, aku dan rapi
kembali ke kelas dan mengikuti pembelajaran
seperti biasa. Sepulang sekolah aku dan rapip
disuruh untuk ke lapangan untuk mendiskusikan
tentang festival O2SN, kami mendiskusikan
bagaimana acara berlangsung dan apa saja yang
harus kami lakukan disana.
Diskusi tersebut memakan kurang lebih 1
setengah jam, setelah diskusi kami langsung
pulang kerumah masing-masing, aku dijemput
oleh kak nunu dan karena ayah rapip sedang
bekerja jadi dia ikut aku pulang bersama kak
nunu.

54
Setelah H-1 kita menyiapkan apa yang ahrus
disiapkan besok untuk dibawa ke festival, dan
untuk mengingatkan lagi apa yang sudah
didiskusikan diawal.
Aku meminta doa ke ayah dan mamah untuk
diberi kelancaran saat aku berada disana, ayah
juga memeberi saran agar aku bisa
memperhatikan orang yang sedang berlomba
supaya bisa menjadi pembelajaran untuk
kedepannya kelak.
Perasaanku pada saat itu sangat excited
(bergairah) sampai-sampai aku tidak bisa tidur
dan tetap memikirkan hari esok. Sebelum aku
tidur aku meminum susu yang dibikin oleh
mamah ku dan menyuruhku untuk menutup
mata dan untuk tidak memikirkan apapun agar
aku bisa tidur dengan cepat.
Adzan subuh pun ber kumandang, aku
langsung bergegas mengambil air wudhu dan
langsung sholat subuh dengan ayah dirumah.

55
Aku berangkat rada pagi jadi aku jam 5 harus
buru-buru untuk menyiapkan pakaian untuk
dipakai nanti, mamah sudah menyiapkan
sarapan pagi di meja makan, dan mamah juga
sudah menyiapkan bekal untuk ku nanti.
Jam 6 aku berangkat ke sekolah bersama ayah
naik mobil sekalian ayah lanjut perjalanannya ke
kantor ia bekerja.
Anak-anak yang lain sudah ada yang bersiap
dan masih ada yang belum datang, setelah
menunggu beberapa menit anak-anak yang lain
sudah datang dan untuk absensi sudah lengkap.
Kami jam 6:30 langsung berangkat ke lapangan
ahmad yani tangerang untuk mengikuti acara
festival O2SN.
kami berangkat menggunakan mini bus atau
semacam bus travel untuk berangkat kesana,
untungnya kami berangkat pagi-pagi agar tidak
terkena macet di jalan.

56
Kami sampai tepat waktu jam 7:30, kami
melihat banyak sekali orang di lapangan, ada
yang sedang berolahraga senam, joging,
berjalan -jalan santai, dan ada juga yang sedang
beristirahat. Kami juga melihat ada banyak
tenda-tenda yang berada di pinggir lapangan
yang dimana tenda itu sudah ditandai dengan
nama sekolah masing-masing untuk dijadikan
tempat kami beristirahat.
Kami pun langsung menuju tenda yang sudah
di sediakan panitia, dan kami juga diberikan
snack oleh panitia.
Acaranya pun sebentar lagi dimulai, sebelum
acara dimulai, kami semua yang ada dalam
lapangan entah itu peserta lomba atau yang
menghadiri acara tersebut untuk menyanyikan
lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan kami
disuruh untuk mendengarkan sambutan
sambutan dari pendiri acara tersebut.

57
Festival O2SN pun dimulai, kami disuruh
berbaris menurut sekolah masing-masing,
terdapat 100 orang yang telah mewakili 10
sekolah yang ada di sekitar kota Tangerang.
Pada saat kami berbaris ada alunan musik
drum dari belakang barisan, serentak semua
orang langsung menoleh ke sumber suara
tersebut. Ternyata itu adalah pertunjukan
marching band, mereka ikut memutari lapangan
bersama kami sambil memainkan alunan musik
tersebut.
Pertama kalinya aku dapat melihat marching
band sedekat itu, biasanya aku melihat
marching band di acara-acara TV. Ini menjadi
pengalaman pertama ku semasa SD yang tak
kan pernah ku lupakan.
Kami mengelilingi lapangan sambil
menyanyikan lagu yel-yel yang sudah di siapkan
dari sekolah masing-masing.

58
Setelah kami selesai mengelilingi lapangan
untuk menjadi acara pembuka festival tersebut,
kami langsung beristirahat di tenda masing-
masing, kami juga diberikan snack lagi dari
panitia penyelenggara.
Setelah itu kami diberi kesempatan untuk
menonton peserta-peserta lomba dari tribun
stadion ahmad yani. Aku melihat banyak sekali
peserta-peserta berbakat dari berbagai sekolah
yang mengikuti lomba.
Ini juga akan menjadi pembelajaran ku untuk
masa depan untuk dapat melihat orang-orang
yang berbakat, persis seperti yang dikatakan
oleh ayah.
Sehabis solat dzuhur kami semua kembali ke
sekolah untuk beristirahat disana. Karena siswa
yang lain sudah pada pulang sebelum dzuhur.
Setelah dari sekolah aku langsung pulang
kerumah dijemput oleh kak nunu yang sudah
menunggu di depan sekolah.

59
Bab 7

Liburan ke Gunung Pangrango

Ketika liburan sekolah aku dan teman-teman


berencana akan pergi kegunung gede
pangrango, sampailah waktu aku dan teman-
teman akan pergi berangkat kegunung gede
pangrango pada hari selasa tanggal tiga juli
tahun 2012, pada hari senin nya aku dan teman-
teman menginap disalah satu rumah teman
kami yang kebetulan dekat dekat dengan
gunung itu, supaya lebih dekat buat berangkat
ke gunungnya. Aku dan teman-temanku
berangkat mulai pukul enam pagi.

60
Perjalanan yang panjang sekali dan sangat
melelahkan terus kami telusuri sambil
menikmati suasana gunung yang sangat sejuk
untuk mencapai puncak gunung pangrango, dan
alhamdulillah sekitar lima jam perjalanan dan
mendaki kami sampai juga di tujuan.
Keindahan alam puncak gunung gede
pangrango yang sangat luas di tamannya yang
dikelilingi gunung-gunung yang tinggi. Disana
terdapat bunga yang sangat langka dan
dilindungi yaitu bunga bunga edelweis, bunga
tersebut hanya terdapat di gunung gede
pangrango saja di Indonesia, sangat luar biasa
bukan.
Ketika aku dan teman-teman ku sampai
disana, kami langsung mencari kayu bakar buat
memasak nasi karena kami semua sangat lapar.
Aku dan teman-teman ku mencari tempat buat
mendirikan tenda, dan akhirnya kami
menemukan tempat yang strategis sekali.

61
Kemudian setelah itu kami langsung masak
dan mekan bersama, setelah makan bersama
beres kami semua mencari kayu buat persiapan
nanti malam supaya tidak repot lagi.
Matahari mulai terbenam dan tibalah waktu
sholat maghrib, ketika kami semua sedang
melaksanakan sholat maghrib berjamaah, tiba-
tiba hujan turun sangat deras sekali da akhirnya
kami cepat-cepat bergegas menuju tenda untuk
berteduh.
Tapi apa yang terjadi ternyata tenda kami
tidak kuat menahan air yang mengenang di atas
tenda hingga akhirnya tenda kami rubuh dan
kami semua kehujanan. Semua itu adalah salah
kami semua karena mendirikan tendanya
sembarangan dan itu akibat dari kurang telitinya
kami semua.

62
Akhirnya pada malam hari hujan telah reda
dan kami semua lansung membenarkan tenda
kami sebaik-baiknya, karena kami kedinginan
akhirnya kami membuat api unggun untuk
menghangatkan badan dan sekaligus masak nasi
buat makan malam.
sekitar pukul sebelas malam kami semua
baru makan karena kayu yang sudah kami
kumpulkan basah sehingga menyalakan api
sangat susah ditambah lagi suhu disana sangat
dingin sekali.
Ke esokan harinya kami semua menyambut
matahari pagi yang sangat indah ditambah
embun pagi yang bersahaja di rumput-rumput
sekitar kami, sekitar pukul delapan pagi kami
jalan-jalan sekaligus melihat keindahan taman
gede pangrango sambil mengambil photo
berama buat kenang-kenangan nanti di rumah.

63
Setelah jalan-jalan kami langsung makan pagi
bersama dan pesiapan untuk pulang. Ketika di
perjalanan pulang kami memetik buah-buahan
yang ada di hutan gunung gede pangrango,
setelah perjalanan kami tempuh sekitar tiga jam
akhirnya kami semua sampai di rumah dalam
keadaan badan yang sangat lemas di tambah
kaki kami yang sangat pegal sekali rasanya,
tetapi rasa pegal itu terbayarkan dengan dapat
melihat pemandangan yang sangat indah
bersama teman-teman.

64
Bab 8

Hari Pertama SMP

Beberapa tahun telah berlalu, saat ini aku


kelas 7 di sekolah SMPN 08 Tangerang, itu
termasuk sekolah ter favorit di kota Tangerang,
SMP ku berada persis di samping SD ku
sebelumnya, jadi aku dimasukka ke sekolah ini.
Aku dan rapip lagi-lagi masuk ke sekolah yang
sama tetapi kali ini kita berbeda kelas, aku
berada di kelas 7E dan rapip berada di kelas 7F
Kelas kita bersebelahan.

65
Awal masuk kelas aku tidak melihat ada
satupun teman ku baik dari TK ataupun SD
masuk kekelas bersama ku, wajah mereka asing
bagiku. Beberapa menit kemudian ada salah
satu murid yang datang terlambat, aku cukup
kenal dengan cara dia berjalan, ternyata itu
adalah dicki teman SD ku. Dia terlambat karena
perjalanan dari rumah ke sekolah sangat macet,
dia terlambat 10 menit pada hari pertama dia
masuk sekolah. Tetapi guru pengawas
memakluminya dan memberikan saran agar
tidak terlambat lagi saat masuk sekolah.
Guru pengawas pun memberikan beberapa
sambutan saat pertama kali kami masuk SMP
ini dan hari ini akan dilaksanakan MPLS atau
yang biasa di sebut Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah.

66
Masing-masing kelas dari kelas 7 A-G, kelas
kami dipimpin oleh kakak kelas yang bekerja di
organisasi osis untuk masa MPLS ini, kami diajari
tentang tata tertib sekolah, peraturan sekolah,
dan lain-lain.
Saat jam istirahat aku menghampiri dicki
untuk menyapanya,
“halo kyy, gimana kabarnya, baik-baik aja kan
pas liburan” sapa aku
“baik kok, kebetulan kelas kita samaan haha”
jawab dicki
“sekarang rapip dimana kok tumben dia gak
bareng lu lagi” tanya dicki
“dia beda kelas sekarang, padahal kita dah dari
TK sekelas terus” jawab aku
“kelas berapa dia?”
“persis samping kelas kita, kelas 7F”

Seketika dicki kaget

67
“weh, deket ternyata, ajak main yuk”
“yok”
Kami mengunjung rapip ke kelas 7F untuk
mengajaknya ke kantin dan membeli makan
bersama.
Keesokan harinya di kelas ku ada demo
ekstrakurikuler dari berbagai organisasi. Ada
yang dari osis, dewan galang (pramuka), karate,
sepak bola, dan lain-lain.
Karena pertama kalinya aku ikut organisasi
ekstrakurikuler aku bingung untuk memilihnya,
ada berbagai macam pilihan.
Dan akhinya aku memilih organisasi sepak
bola, aku diberi sebuah kertas untuk mengisi
data diri dan tanda tangan orang tua untuk
persetujuan jika anaknya ingin masuk organisasi
tersebut.

Kami melaksanakan MPLS kurang lebih selama

68
seminggu, dari pelaksanaan tersebut kami
semua para murid dapat mengetahui apa saja
yang harus kami semua lakukan entah itu dalam
tata krama, atau pun sopan santun.
Kami juga diberi tugas oleh guru untuk
mencatat dan merangkum apa yang sudah di
pelajari dari masa MPLS hari-hari kemarin lalu
dikumpulka besok harinya.
Karena aku telah memperhatikan para kakak
kelas ku yang sudah mengajar kami, jadi aku
bisa menulis sesuai dengan apa yang ku pahami
kemarin.

69
Bab 9

Perpisahan

Beberapa bulan telah berlalu, aku menjalani


kegiatan sekolah seperti biasa, sore itu setelah
aku pulang sekolah mamah menunggu ku di
depan pintu rumah. Dalam hatiku bertanya
“jarang sekali mamah menunggu ku pulang ke
rumah” dalam hatiku
Mamah dengan senyum tipisnya menyambutku
pulang dan aku memberi salam seperti biasa.

Mamah menyuruhku untuk segera mengganti


pakaian dan menyuruhku untuk duduk di ruang

70
tamu. Aku pun segera mengganti pakaian ku
dan segera menemui mamah. Dari raut wajanya
aku merasa mamah ingin berbicara serius
tentang suatu hal.
“jadi gina dek, ayah kamu dipindah kerjakan ke
perusahaan yang lebih besar di Semarang, jadi
ayah mengusulkan agar kita sekeluarga bakal
pindah ke Semarang”. kata mamah dengan
serius.
“hah… pindah rumah?!” jawabku sambil terkjut
Jadi ayah ku telah dipindah kerjakan oleh
perusahaan ayahku yang sebelumnya dan
dipindah ke perusahaan yang bisa dibilang
diatas perusahaan ayahku yang sebelumnya dan
masih satu keluarga perusahaan.

Awalnya aku agak tidak terima untuk harus


pindah rumah dan berpisah dengan temanku,

71
tetapi setelah berbicara dengan mamah panjang
lebar akhirnya aku nurut dengan mamah dan
demi keberlangsungan keluarga ku juga di masa
depan.
Mamah bilang jika kita pindah setelah aku naik
ke kelas 2 SMP, jadi masih ada waktu sekitar
sebulan lebih untuk aku berada disini.
Ayah sudah mendaftarkanku ke sekolah baru
yang berada di Semarang, ayah juga sudah
mengurus perpindahan kampus mba iin ke
semarang, aku akan bersekolah di SMP N 42
Semarang, dan mba iin akan berkuliah di
Universitas Diponegoro (UNDIP).
Aku berencana untuk berbicara dengan semua
teman-temanku jika aku akan pindah rumah ke
Semarang karena pekerjaan ayahku, mungkin
mereka nanti akan shock juga.

Setelah berbicara dengan mereka, mereka


awalnya shock tetai mau bagaimana juga itu

72
adalah permintaan orang tua ku, teman-
temanku juga memberikan dukungan kepada ku
dan memberi nasehat kepada ku agar tetap
hati-hati dan jaga diri nanti jika sudah di
semarang.
DI Semarang aku akan tinggal di rumah yang
sudah ayah beli dari kerabat yang ada di
semarang. Berada di prumahan komplek jadi
rumahnya masih bisa dibilang terjangkau dan
nyaman untuk ditempati bersama keluarga.
Ayah bilang nanti mungkin suasana di
semarang akan berbeda dengan suasanan yang
ada di tangerang, orang-orang disana
menggunakan bahasa campuran ada bahasa
jawa ngoko dan bahasa indonesia sebagai
bahasa sehari-hari. Tetapi karena aku memiliki
keluarga yang tinggal di daerah wonogiri jawa
tengah, jadi mungkin aku masih bisa sedikit
paham dengan bahasa yang digunakan nanti,
hanya tinggal menyesuaikan dengan lingkungan

73
sekitar.
Beberapa minggu telah berlalu, tinggal
menghitung beberapa hari aku akan pindah ke
semarang, aku berencana mengajak dan
menraktir teman-teman yang ada di sekitar
rumah ku untuk pergi makan bersama sebelum
aku pergi.
Aku mengajaknya pergi makan ke salah satu
tempat makan yang ada di tangerang, disana
ada berbagai makanan khas daerah, seperti dari
betawi, bandung, bogor dan lmasih banyak lagi.
Aku meyuruh mereka untuk memesan
sepuasnya yang mereka mau mulai dari
makanan dan minuman.
Aku memesan satu porsi soto ayam khas
betawi ditambah dengan nasi dan es teh manis,
rapip memesan nasi padang dengan es teh
manis juga, dan yang lain ikut memesan yan
mereka mau
Setelah selesai makan aku langsung ke kasir

74
untuk membayar semuanya, dan pengeluaran
ku hari ini sekitar dua ratus ribu rupiah. Aku
sangat senang bisa berkumpul dan makan
bersama dengan teman-teman.
Setelah dari tempat makan kami mengunjungi
Taman Potret, sesuai dengan namanya Taman
Potret kami akan foto bersama disana dan akan
dijadikan foto di buku albumku.
Ada berbagai tempat yang bagus untuk
dijadikan background foto.
Pertama-tama aku dan teman-teman
mengambil foto di bawah pohon cemara yang
menjulang tinggi dan rindang, kami beberapa
kali meng-take foto disitu, setelah dari pohon
cemara kami mengunjungi jembatan lengkung
yang lumayan bagus untuk berfoto.

H-1 sebelum aku pergi ke semarang aku dan


keluarga sedang menyiapkan barang barang
yang akan dipindahkan kerumah yang baru.

75
Karena disana sudah terdapat properti seperti
lemari baju, meja belajar, meja makan, tempat
tidur, dan lain-lain, jadi aku hanya membawa
baju dan buku-buku harianku yang penting.
Setelah sumuanya beres aku langsung istirahat
tidur dan tinggal menunggu hari esok.
Keesokan harinya aku dan sekeluarga
menyiapkan barang-barang dan memasukkan
nya kedalam mobil ayah, dan ada sopir kantor
ayah yang bersedia membantu untuk
membawakan barang-barang seperti koper dan
lain-lain ke semarang, jadi kami menggunakan
dua mobil untuk ke semarang.
Sebelum aku berangkat aku berpamitan
dengan tetangga dan teman-teman ku kami
saling bilang untuk menjaga diri masing-masing,
kami tidak sepenuhnya berpisah, mungkin nanti
aku akan balik lagi ke tangerang pada saat
liburan semester atau tahun baru, dan kami
masih mempunyai Whatsapp untuk saling

76
berkomunikasi satu sama lain.
Sebelum aku pergi, aku diberi hadiah
perpisahan oleh teman-teman ku hadiah itu
cukup besar dan keras, setelah dibuka ternyata
isinya adalah sebuah kotak yang terbuat dari
kayu untuk menyimpan buku-buku, mereka tau
kalau aku suka sekali membaca buku jadi
mereka berinisiatif memberikanku itu agar aku
dapat menyimpan buku-buku ku dengan rapih.
Ini pengalaman pertama ku berpisah dengan
teman masa kecil yang selalu bermain bersama
ataupun sekolah bersama, cukup sedih rasanya
tidak bisa bersama lagi du hari-hari biasa.
Setelah berpamitan aku dan keluarga langsung
menuju ke semarang.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam,


akhirnya kami sekeluarga sampai di semarang,
kesan awal ku setelah berada di semarang
adalah disini sangat panas, kata ayahku setiap

77
siang hari semarang memang sangat panas,
tetapi udara disini cukup bersih dibandingkan
tangerang, jadi kalau setiap pagi hawanya
menjadi sangat sejuk.
Sesampainya dirumah aku dan keluarga
istirahat sejenak setelah itu langsung segera
merapikan barang-barang kami. Setelah masuk
rumah baru kami, ternyata rumah ini rudah
cukup bersih dan rapih, dan kami tinggal
meletakkan barang-barang kami.
Kamar ku dan kamar mba iin berada di lantai
atas kamar kami bersebelahan dan untuk
ukuran kamarnya bisa dibilang lebih besar dari
kamar ku di rumah sebelumnya dan disini juga
cukup nyaman karena tempat tidurnya yang
luas dan terdapat meja belajar yang bagus.
Setelah beres-beres rumah aku dan mba iin
berjalan-jalan untuk melihat sekitar komplek
perumahan klipang permai ini, disini suasananya
cukup tenang tidak banyak ada orang yang

78
berlalu lalang di sekitar komplek.
Aku dan mba iin lanjut mampir ke sekolah
SMP ku yang baru, jarak antara rumah dengan
sekolah ku cukup dekat sekitar seratus meter
dari dari rumah, kami kesana dengan jalan kaki
cukup memakan waktu kurang lebih lima menit.
Disekitar sekolah ku ada tiga sekolah dan satu
lapangan bola, pada awal kami masuk kami
lngsung dapat melihat SD Negeri Sendangmulyo
2 dan lapangan sepak bola, jalan sedikit
kebelakang sekolah ada TK sendangmulyo, dan
di belakang TK tersebut baru ada SMP Negeri 42
Semarang, SMP ku cukup besar dengan lebar
200 m2 dan lantai tiga.

ada terdapat area kantin yang cukup luas dan


bersih dan ada juga gazebo untuk para murid
beristirahat dan menikmati jajanannya.
Setelah melihat-lihat area sekolah aku dan

79
mba iin langsung pulang kerumah dan
beristirahat.
“bagaimana, sudah melihat seklah mu nanti?”
tanya mamah,
“sudah mah, sekolah nya lumayan bersih dan
cukup besar” jawab aku.
“pokoknya kamu nanti segera cari teman yang
baik dan dapat dipercaya agar nanti kedepannya
kamu tidak kesulitan untuk meminta bantuan
mereka” kata mamah
“baik mah”,
Setelah itu aku pergi ke toko alat tulis untuk
membeli beberapa buku tulis dan alat tulis
untuk nanti aku sekolah.

Tanggal 6 Juli 2019 aku naik ke kelas 8 SMP,


aku sekarang sekolah di SMPN 42 Semarang,
pada awal aku masuk sekolah aku sangat sangat
kebingungan untuk mencari dimana kelas ku
berada, karena para murid disini pada berbicara

80
menggunakan bahasa jawa jadi aku ada sadikit
rasa gugup untukbetanya ke mereka. Jadi aku
langsung bertanya kepada guru dimana letak
kelas untuk anak baru, dia langsung
menyuruhku untuk masuk ke kelas 8E, aku pun
langsung masuk ke kelas itu.
Pada saat kelas dimulai ada guru yang masuk
dan berkenalan bahwa guru itu akan menjadi
wali kelas 8E untuk tahun sekarang, dan dia juga
bilang bahwa ada murid baru yang datang ke
kelas ini, dia langsung menyuruhku untuk maju
ke depan kelas untuk berkenalan.
Untungnya murid-murid disana sangat ramah
dan mudah diajak berteman, ada banyak
diantara mereka yang murah senyum kepada
murid baru seperti ku dan mereka juga
mengajarkan ku bahasa mereka agar aku bisa
dapat berkomunikasi dengan nyaman.
Sejak saat itu aku bisa mendapat banyak
teman di sekolah dan mudah bergaul dengan

81
mereka. Setelah aku pindah ke Semarang aku
kira aku sudah tidak mempunyai teman lagi,
tetapi ternyata orang-orang disana sangat
ramah dan pengertian.

Quotes of the day


“Keramahan sejati adalah menyambut orang
asing dengan caranya sendiri. Jenis keramahan
ini hanya dapat ditawarkan oleh mereka yang
telah menemukan pusat kehidupan mereka di
dalam hati mereka sendiri” -Joan D Chittister

Bersambung-

82

Anda mungkin juga menyukai