Anda di halaman 1dari 13

Peran Amerika Pada Perang Dunia Ke II

OLEH:

NAMA: SARANINGSI TONDA

NIM: 202101070001

PRODI: PENDIDIKAN SEJARAH

PROGRAM STUDY PENDDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PGRI MHADEWA INDONESIA

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Yuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
bimbingan-Nya makalah yang berjudul ”Peran Amerika Pada Perang Dunia Ke II” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Sejarah Amerika

Terselesaikannya pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ni Putu Yuniarika Parwati, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan informasi kepada penulis dalam proses pembuatan makalah ini.
2. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta tidak lepas
dari kekurangan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpsar,

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 7
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 7
BAB II ............................................................................................................................................. 8
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 8
2.1. Latar Belakang terjadinya Perang Dunia ke II ..................................................................... 8
2.2 Amerika serikat ikut terlibat dalam perang dunia ke II ......................................................... 9
BAB III ..........................................................................................................................................11
PENUTUP ......................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Amerika Serikat lahir melalui proses perjuangan yang sangat panjang dan
memerlukan pengorbanan yang sangat besar baik harta benda maupun jiwa raga dari
rakyat Amerika Serikat. Amerika Serikat pada awalnya merupakan koloni milik Inggris,
dan koloni-koloni di Amerika Serikat itu berdiri sendiri-sendiri dan tunduk pada
peraturan yang dibuat oleh kerajaan Inggris. Pada perkembangannya setiap koloni
merasakan adanya ketidakadilan dari pemerintah pusat. Mereka dibebani berbagai macam
pajak yang sangat memberatkan bagi kehidupan rakyat disetiap koloni. Di sisi lain rakyat
koloni juga tidak mempunyai perwakilan yang memperjuangkan hak-hak hidup di
pemerintahan pusat.
Amerika Serikat adalah negara adidaya pemenang perang dunia kedua, sebagai
negara pemenang Amerika Serikat memiliki hak untuk mengatur keamanan di dunia
mengatasnamakan Dewan Keamanan. Kemenangan dalam perang membuat Amerika
memiliki hak veto dalam menentukan kebijakan keamanan internasional, salah satunya
pelarangan perakitan nuklir untuk senjata. Kebijakan Amerika Serikat dalam melimitasi
perakitan nuklir disebabkan oleh dampak penggunaan senjata nuklir bagi masyarakat
dunia (Juanita, 2015). Peristiwa perang dunia kedua yang terjadi di Kota Hiroshima dan
Nagasaki yang menimbulkan ribuan korban jiwa akibat bom atom telah mendorong
masyarakat dunia untuk menciptakan mekanisme penanganan senjata nuklir, energi atom
penggunaanya dibatasi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan perdamaian dunia. Atas
peristiwa ini muncullah IAEA (International Atomic Energy Agency)(Mikail, 2018).
Badan ini dibentuk agar penggunaan senjata nuklir tidak semakin menyebar, melucuti
persenjataan nuklir di dunia, serta mempertinggi penggunan nuklir untuk keperluan
damai. IAEA sendiri diprakarsai oleh Presiden Amerika Serikat Eisenhower yang saat
sidang PBB 8 Desember 1953 berpidato mengenai „Atom for Peace‟. IAEA resmi berdiri
pada tanggal 29 Juli 1957 setelah adanya persetujuan dari 81 negara didunia yang telah
menyetujui statuta IAEA. Pada sidang IAEA di New York tahun 1968, negara-negara di
dunia menyepakati perjanjian NPT (NonProliferation Treaty) dibawah kerangka IAEA.
Perjanjian ini dibuat untuk mencegah tersebarnya senjata nuklir dan meningkatkan
penggunaan nuklir untuk kepentingan damai, dan mempercepat perlucutan senjata nuklir
di dunia(Sokolski & Clawson, 2004). Pasca Perang Dingin, yang menjadi fokus perhatian
aktor internasional tidak lagi hanya terpusat pada perimbangan kekuatan antara blok
Barat dan blok Timur. Isu-isu seputar hak asasi manusia, lingkungan, perdagangan bebas,
perdamaian di Timur Tengah, senjata pemusnah massal (weapon mass destruction), dan
terorisme adalah isu-isu utama yang menjadi perhatian komunitas internasional. Diantara
isu-isu tersebut, isu yang paling banyak menyedot perhatian publik adalah isu Timur
Tengah. Hal ini di karenakan kawasan Timur Tengah tidak pernah sepi dari masalah
masalah keamanan dan sarat dengan konflik. Pasca tragedi 11 September, Timur Tengah
semakin menjadi pusat perhatian dunia, diantaranya akibat perang di Lebanon,
munculnya kelompok-kelompok terorisme, krisis di Irak dan Suriah, konflik Israel-
Palestina, serta krisis nuklir Iran (Mikail, 2018) Proyek nuklir Iran dibangun pada tahun
1956 oleh Amerika Serikat. Pada saat itu Iran dibawah presiden Shah Pahlevi memiliki
hubungan yang baik dengan Amerika Serikat. Pada tahun ini juga penandatangan MoU
pengembangan nuklir Iran dan Amerika Serikat. Iran adalah angota IAEA dan
penandatangan NPT. Namun pada juni 2003 IAEA memberitahukan bahwa iran tidak
melaporkan bahan-bahan serta aktivitas program nuklirnya. setelah kejadian ini IAEA
semakin intensif mengawasi perkembangan nuklir iran melaporkannya secara rutin
kepada Dewan Keamanan PBB. Pada waktu ini juga Iran dan Negara-negara Uni Eropa
seperti Perancis, Jerman,dan Inggris membuat suatu perjanjian tentang pembatasan dan
perkembangan nuklir Iran. Pada bulan oktober 2003, IAEA memberitahukan bahwa Iran
sudah mau bekerjasama dan telah memberitahukan program nuklirnya. Pada bulan
November IAEA melaporkan kepada dewan keamanan PBB bahwa Iran tidak
menggunkan nuklirnya untuk senjata dan militer (Bâli, 2014) Pada tahun 2003 hingga
2005 iran telah menyetujui bermacam-macam perjanjian dengan Uni Eropa maupun
IAEA. Namun, pada Juni 2005 terjadi pergantian presiden dan Ahmadinejad Selaku
presiden melakukan restrukturisasi terhadap tim negosiasi nuklir Iran yang sebelumnya
banyak diisi dari kalangan reformis Khatami. Negosiasi Iran-Uni Eropa pun mengalami
kegagalan. Pada Juni 2006, setelah kegagalan negosiasi tersebut, ketiga negara Uni Eropa
yaitu Inggris, Prancis dan Jerman bergabung dengan anggota tetap DK PBB lainnya
(Amerika Serikat, China dan Rusia) untuk mengajukan proposal baru ke Teheran.
Sebulan setelahnya, terjadi perang antara Israel dan Lebanon yang mengakibatkan
semakin tingginya tensi keamanan regional, termasuk juga hubungan Iran dan Amerika
Serikat. Di tengah krisis perang Israel-Lebanon, negosiasi nuklir Iran semakin alot, Pada
akhir tahun 2006, Dewan Keamanan PBB memberlakukan embargo multilateral terhadap
Iran yang dianggapnya tidak „mematuhi‟ resolusi nuklir(Sheng, Liu, Michelsen, & Xu,
2005).
Era baru berkaitan dengan krisis nuklir Iran dimulai setelah Ahmadinejad
digantikan oleh Hasan Rouhani, presiden yang berasal dari kalangan reformis. Saat itu,
Amerika dipimpin oleh Barrack Obama. Ia merupakan presiden yang berasal dari partai
Demokrat. Dalam menjalankan pemerintahannya Obama lebih mengedepankan cara-cara
diplomasi seperti menjalin kerja sama bilateral maupun multilateral. Rouhani dan Obama
melakukan komunikasi via telepon untuk pertama kalinya, menandai perubahan sikap
Pemerintah Iran setelah selama 8 tahun diwarnai sikap tanpa kompromi dari
Ahmadinejad. Melalui akun Twitter kantor kepresidenan, Presiden Iran mengonfirmasi
pembicaraan telepon dengan Presiden Amerika Serikat. Dalam pembicaraan tersebut,
baik Rouhani maupun Obama menyatakan keinginan politik bersama mereka untuk cepat
memecahkan persoalan nuklir Iran (Auliani, 2013). Meskipun menimbulkan polemik di
dalam negeri, namun secara umum masyarakat internasional menyambut baik upaya
kedua kepala pemerintahan tersebut. Pada tahun 2016, Amerika Serikat mengalami
pergantian kepemimpinan. Rakyat Amerika melakukan pemilihan umum untuk memilih
presiden kembali sebagai pengganti jabatan presiden Barack Obama. Terdapat dua
kandidat pada pilplres 2016 diantaranya adalah Hillary Clinton dari partai Demokrat dan
Donald Trump dari partai Replublik. Saat pilpres tersebut terpilihlah Donald Trump
sebagai pemenang yang kemudian menggantikan Obama.Trump memulai karir politiknya
dengan mencari nominasi Partai Reformasi untuk pemilihan presiden 2000 dan
mengundurkan diri; dia kembali mengumumkan bahwa dia akan mencalonkan diri
sebagai presiden dalam pemilihan 2012, kemudian barulah tahun 2016 ia menjadi
presiden Amerika Serikat(The Biography, 2007) Setelah dua periode Amerika dipimpin
oleh presiden dari partai Demokrat, akhirnya pada saat ini Amerika kembali dipimpin
oleh presiden yang berasal dari partai Republik. Partai Republik ini banyak mendapat
dukungan dari kalangan pengusaha dan professional(Cipto, 2003). Banyak
kebijakankebijakan kontroversial yang menghebohkan dunia yang ia buat saat kampanye
pilpres Amerika. Seperti pembangunan tembok besar di wilayah perbatasan Meksiko
dengan tujuan supaya orang-orang Meksiko tidak mudah memasuki wilayah Amerika.
Ada juga muslim ban dimana orang-orang muslim dari 7 negara yang meliputi Iran, Iraq,
Libya, Somalia, Sudan, Syria and Yemen dilarang memasuki Amerika Serikat. Pada awal-
awal Trump menjabat sebagai presiden ia sudah banyak membatalkan kebijakan yang
dibuat oleh Barack Obama. Trump ingin mencabut undang-undang tetang kesehatan yaitu
Obamacare yang dikeluarkan oleh presiden terdahulu Obama kemudian menggantinya
dengan yang lebih murah dan memberikan asuransi untuk semua orang(BBC, 2017).
Selain itu mengenai perjanjian nuklir dengan Iran sejak awal kampanyenya Trump telah
berjanji akan menarik Amerika Serikat keluar dari JCPOA atau merenegosiasi perjanjian
tersebut. Awal menjabat hingga Oktober 2017, pemerintahan Trump telah melakukan
peninjauan kembali mengenai perjanjian ini. Namun pada 8 Mei 2018, Presiden Trump,
mencatat bahwa kedua belah pihak tidak dapat mencapai kesepakatan, dan kemudian
mengumumkan bahwa Amerika Serikat tidak akan lagi berpartisipasi dalam JCPOA dan
akan menerapkan kembali sanksi yang telah ditangguhkan sesuai dengan JCPOA(Kerr,
Paul K.; Katzman, 2018).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Latar Belakang terjadinya Perang Dunia ke II?

2. Mengapa Amerika Serikat Ikut terlibat dalam Perang Dunia ke II?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui serta menganalisi bagaimana latar belakang terjadinya Perang Dunia
ke II.

2. Untuk mengetahaui bagaimana Amerika Serikat Ikut terlibat dalam Perang Dunia ke II
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang terjadinya Perang Dunia ke II

Perang Dunia II terjadi pada kurun waktu 1939–1945. Penyebab dari perang ini secara
umum dikarenakan adanya konflik ideologi di antara negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia.
Peristiwa itu ditandai dengan berbagai aksi unjuk kekuatan maupun ekspansi militer terhadap
wilayah-wilayah tertentu. Sebagian besar negara-negara yang turut terlibat dalam perang
tersebut akhirnya terkena dampak di bidang militer, sosial, budaya, politik, ekonomi.

Salah satu faktor yang menyebabkan rangkaian peperangan tersebut adalah adanya
pemikiran mengenai fasisme. Saat itu, tiga negara yang berideologi fasisme beraliansi dengan
nama Poros Roma-Berlin-Tokyo (Italia, Jerman, dan Jepang). Kendati memiliki perbedaan
pedoman mengenai ideologi tersebut, tetapi semuanya mengarah kepada tindakan merendahkan
bangsa lain. Hal inilah yang menyebabkan ketiganya berusaha untuk menduduki wilayah dari
negara-negara lain. Faktor kedua yang menyebabkan meletusnya Perang Dunia II adalah
kebijakan Appeasement (politik asalkan kamu senang–red) dari Imperium Britania dan Prancis.
Kebijakan ini mengibaratkan mereka mengalah terhadap tindakan-tindakan Jerman. Namun,
upaya tersebut ternyata tidak cukup memberikan rasa puas kepada pihak Jerman.

Perang Dunia II dimulai ketika Jerman dengan prinsip fasisnya menginvasi Polandia
tanggal 1 September 1939. Imperium Britania dan Prancis dengan terpaksa menyatakan perang
dan menanggalkan prinsip mengalahnya tersebut. Sejak saat itu, negara-negara lain juga mulai
terlibat dalam pertempuran skala besar, karena Jerman semakin membabi buta ingin menguasai
wilayah lain. Namun, Jerman tidak hadir sendirian. Italia telah menjadi aliansinya sejak akhir
1936 hingga awal 1941, melalui serangkaian perjanjian. Lalu, diikuti dengan masuknya Jepang
pada Desember 1941. Jepang bergabung dengan Blok Poros untuk menyerang Amerika Serikat
dan teritori Eropa di Samudra Pasifik dan sebagian besar Pasifik Barat. Ketiga negara itu
kemudian terlibat perang melawan Blok Sekutu yang berjumlah lebih banyak, di antaranya
adalah Imperium Britania, Prancis, Uni Soviet, Amerika Serikat, Pemerintahan Nasionalis
Republik Tiongkok, Belanda, Polandia, dan beberapa negara lain yang memperoleh dampak dari
pendudukan Blok Poros. Perang Dunia II disebabkan oleh adanya dua faktor, yaitu umum dan
khusus.
a. Faktor Umum
1. Negara maju saling berkompetisi satu sama lain untuk menguatkan pangkalan militer
dan senjata;
2. Adanya politik aliansi yang menyebabkan lahirnya dua blok besar;
3. Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia
b. Faktor Khusus

1. Pada 1 September 1939, Jerman melakukan penyerbuan ke Kota Danzig, Polandia.


Polandia sendiri merupakan negara yang diawasi oleh LBB. Hitler di sisi lain
menuntut penguasaan atas Danzig karena penduduknya merupakan bangsa Jerman,
tetapi Polandia membantahnya;
2. Pada 3 September 1939, negara-negara pendukung LBB (terutama Inggris dan
Prancis) mengumumkan perang kepada Jerman dan aliansi-aliansinya;
3. Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan armada angkatan laut milik
Amerika Serikat yang berada di Pearl Harbor, Hawai.
2.2 Amerika serikat ikut terlibat dalam perang dunia ke II
Amerika Serikat dalam Perang Dunia 2 memiliki peran yang cukup berpengaruh, hal ini
juga dilatarbelakangi dengan kemajuan Amerika Serikat secara finansial serta hegemoni pada
abad ke 20 yang menjadikan Amerika Serikat sebagai negara yang sepadan dengan negara-
negara besar lainnya. Diamana fokus Amerika pada Perang Dunia 2 tertuang dalam banyak
aspek, mulai dari pengembangan dan penciptaan persenjataan teknologi persenjataan,
pengembangan teknologi pesawat dan kapal perang, penguatan moril prajurit, hingga kepada
propaganda yang diselipkan pada banyak budaya sub-kultur keterlibatan Amerika Serikat dalam
melawan blok poros dalam berbagai pertempuran baik di Asia Pasifik maupun di Eropa.
Pada tahun 1917, Jerman menyadari Amerika Serikat akan mengikuti perang dan tetap
melanjutkan perang kapal selam. Setelah itu Jerman mengajak Meksiko untuk bergabung dalam
melawan Amerika Serikat dengan imbalan membiayai perang Meksiko. Mengetahui hal tersebut,
Presiden Wilson mengumumkan pemutusan hubungan resmi di hadapan Kongres. Kemudian
Amerika Serikat memberikan pengumuman perang setelah Jerman menenggelamkan tujuh kapal
dagang Amerika Serikat. Berdasarkan Doktrin Monroe, kebijakan luar negeri Amerika Serikat
menolak segala intervensi pihak Eropa. Akan tetapi, Amerika Serikat akan menyatakan perang
jika diserang terlebih dahulu. Doktrin Monroe tersebut berkaitan dengan kebijakan Presiden
Wilson pada Perang Dunia I yaitu meningkatkan perdamaian dunia. Dalam kasus ini, bukan
territorial yang menjadi sasaran serangan melainkan penyerangan terhadap kapal-kapal dagang
milik Amerika Serikat yang dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Masalah inilahh
yang menjadi alasan Amerika Serikat terlibat dalam peran. Setelah sekutu memenangkan perang
bersama sekutu, tidak membuatnya melakukan klaim atas wilayah-wilayah Amerika. Selain itu,
beberapa upayanya dalam meyakinkan Amerika Serikat atas Liga Bangsa-Bangsa telah gagal.
Hal ini menimbulkan dilema bagi perdamaian dunia karena usaha Presiden Wilson untuk
mengakhiri perang dengan perang telah gagal. Kemenangan pihak sekutu membuat pihak
tersebut berpotensi berkuasa sehingga perdamaian yang diharapkan Presiden Wilson tidak
tercapai. Hal ini diduga karena keputusan yang diambil tidak sesuai dengan Doktrin Monroe
yaitu politik menarik diri atau tidak terlibat dengan konflik bangsa lain. Namun keputusan
perang yang diambil ini dianggap telah tepat demi menjaga kepentingan Amerika Serikat.
(Subandi, 2017).
Perang Dunia II bermula dari serangan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut milik
Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii hingga menyebabkan Amerika Serikat langsung
menyatakan perang terhadap Jepang. Selain itu, Jepang juga menyerang pangkalan udara
Amerika Serikat di Filipina. Selanjutnya Jepang menyerang koloni Inggris di Hongkong,
Borneo, Malaysia dan wilayah-wilayah lain di Asia. Selain itu, Jepang juga menduduki wilayah
jajahan Belanda salah satunya Indonesia. Kekuasaan Jepang di beberapa wilayah Asia Timur dan
Asia Tenggara merupakan upaya untuk memperkuat pasukan serta kekuatan dengan cara
merekrut pasukan dari daerah kekuasaannya. Pada tahun 1941 hingga 1944 Jepang berhasil
menguasai wilayah Asia Tenggara dan Cina bagian Timur. Di waktu yang sama pasukan
Amerika Serikat serta pasukam Eropa berhasil membangun pertahanan di Australia. Kemudian
pada tahun 1942 pasukan gabungan Amerika Serikat dengan Sekutu berhasil melumpuhkan
pasukan gabungan Jerman-Italia. Selanjutnya pada tahun 1944 pasukan Amerika Serikat dengan
sekutu berhasil melumpuhkan Italia hingga menyerah terhadap Amerika Serikat dengan sekutu
(Subandi, 2017).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peristiwa perang dunia kedua yang terjadi di Kota Hiroshima dan Nagasaki yang
menimbulkan ribuan korban jiwa akibat bom atom telah mendorong masyarakat dunia
untuk menciptakan mekanisme penanganan senjata nuklir, energi atom penggunaanya
dibatasi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan perdamaian dunia. Atas peristiwa ini
muncullah IAEA (International Atomic Energy Agency)(Mikail, 2018). Badan ini
dibentuk agar penggunaan senjata nuklir tidak semakin menyebar, melucuti persenjataan
nuklir di dunia, serta mempertinggi penggunan nuklir untuk keperluan damai. Perang
Dunia II terjadi pada kurun waktu 1939–1945. Penyebab dari perang ini secara umum
dikarenakan adanya konflik ideologi di antara negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia.
Peristiwa itu ditandai dengan berbagai aksi unjuk kekuatan maupun ekspansi militer
terhadap wilayah-wilayah tertentu. Sebagian besar negara-negara yang turut terlibat
dalam perang tersebut akhirnya terkena dampak di bidang militer, sosial, budaya, politik,
ekonomi. Perang dunia ke dua di pengaruhi beberapa faktor yaitu Negara maju saling
berkompetisi satu sama lain untuk menguatkan pangkalan militer dan senjata, Adanya
politik aliansi yang menyebabkan lahirnya dua blok besar. Kegagalan Liga Bangsa-
Bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia. Faktor khusus yaitu Pada 1
September 1939, Jerman melakukan penyerbuan ke Kota Danzig, Polandia. Polandia
sendiri merupakan negara yang diawasi oleh LBB. Hitler di sisi lain menuntut
penguasaan atas Danzig karena penduduknya merupakan bangsa Jerman, tetapi Polandia
membantahnya.

Amerika Serikat dalam Perang Dunia 2 memiliki peran yang cukup berpengaruh,
hal ini juga dilatarbelakangi dengan kemajuan Amerika Serikat secara finansial serta
hegemoni pada abad ke 20 yang menjadikan Amerika Serikat sebagai negara yang
sepadan dengan negara-negara besar lainnya. Diamana fokus Amerika pada Perang
Dunia 2 tertuang dalam banyak aspek, mulai dari pengembangan dan penciptaan
persenjataan teknologi persenjataan, pengembangan teknologi pesawat dan kapal perang,
penguatan moril prajurit, hingga kepada propaganda yang diselipkan pada banyak
budaya sub-kultur dengan keterlibatan Amerika Serikat dalam melawan blok poros
dalam berbagai pertempuran baik di Asia Pasifik maupun di Eropa.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat di harapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan pengetahuan terkait dengan Peran
Amerika Serikat dalam perang dunia ke II dan dapat di gunakan sebagai sebuah
pedoman untuk melakukan suatu penelitian. Apabila ada kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka sangat di harapkan kritik dan saran bagi pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-perang-dunia-2/
https://www.kompasiana.com/nabilah1325/6415216c3555e46b6533fbf2/penyebab-dan-
keterlibatan-amerika-serikat-pada-perang-dunia-2-1941-1945
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/31358/BAB%20II.pdf?sequence=6&isA
llowed=y#:~:text=Sehingga%20pada%201940%20Amerika%20Serikat,Hawaii%20pada%207%
20Desember%201941.

Anda mungkin juga menyukai