Anda di halaman 1dari 18

UJI COBA NUKLIR OLEH KOREA UTARA

disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu


Fasilitator: Prof.Dr. Suhartono Taat Putra, dr, MS

oleh:
Kelompok 11

Dwi indah lestari (131714153039)


Ayesie Natasa Zulka (131714153043)
Ely Rahmatika Nugrahani (131714153064)
Dina Palayukan Singkali (131714153091)
Willi Holis (131714153101)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan topik Korea Utara
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Tahun Ajaran 2017/2018. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
Prof. Dr. dr. Suhartono Taat Putra, MS yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Segala kritik, koreksi, dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Surabaya, November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .......................................................................................................................i


Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB 1. Pendahuluan..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan ...............................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................
1.4 Manfaat..............................................................................................................
BAB 2. Tinjauan Pustaka ......................................................................................................
BAB 3. Kerangka Konseptual................................................................................................
BAB 4. Pembahasan..............................................................................................................
BAB 5. Saran.........................................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................................

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korea Utara menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan akhir-akhir ini karena
semua provokasi dan ancaman-ancaman yang dilakukannya menjadikan dunia
internasional merasa terancam. Tidak hanya dunia internasional, ancaman-ancaman Korea
Utara ini membuat isu keamanan menjadi penting di kawasan asia timur, terutama yang
masuk dalam jangkauan rudal Korea Utara. Selain menjadi ancaman, Korea Utara terkenal
dengan negara yang sangat tertutup terhadap dunia internasionl, hal ini terkait
dengan ideologi yang dipakai yaitu ideologi Juche. Ideologi Juche sendiri secara
konseptual berarti otonom dan independen (Self-Reliance).
Pada saat ini Korea Utara kembali menjadi focus perhatian Internasional dengan
program nuklirnya. Untuk membatalkan program tersebut, Amerika Serikat bersama
dengan Jepang, Korea Selatan dan Cina berupaya untuk membujuk Korea Utara agar
segera menghentikan keberlanjutan program nuklirnya. Program nukli ini dinilai akan
berdampak pada munculnya bencana besar seperti kelaparan, kesengsaraan dan kematian.
Disamping membahayakan bagi lingkungan, kesehatan dan kehidupan manusia,
nampaknya program nuklir ini juga berpengaruh pada terjadinya kemerosotan ekonomi
di sebagian negara kawasan seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, Korea Selatan serta
beberapa negara lainya.Muncul juga kekhawatiran dunia internasional akan terjadinya
bahaya peristiwa perlombaan senjata dan perdamai an dunia.
Ditinjau dari kasus uji coba nuklir Korea Utara, munculnya permasalahan senjata
nuklir dimulai sejak tahun 2002, ditandai dengan pengakuan pemimpin Korea Utara
saat itu yakni Kim Jong-Il, yang mengaku memiliki senjata nuklir yang diproduksi
sejak 1994. Pemerintahnya berpendapat produksi rahasia itu diperlukan untuk tujuan
keamanan seperti Amerika Serikat yang memiliki senjata nuklir di Korea Selatan. Saat
itu pengakuan tersebut memunculkan ketegangan dengan Amerika Serikat di bawah
pemerintahan Presiden George W. Bush.
2

Teknologi nuklir sesungguhnya sama saja seperti halnya penemuan teknologi


maju pada umumnya, energi nuklir juga memberikan pilihan pada manusia akankah
kita menggunakan penemuan ini untuk kebaikan atau keburukan. Badan Tenaga Atom
Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA), sebagai badan khusus
PBB yang mengawasi sekaligus mengembangkan penggunaan energi nuklir mempunyai
tugas dan tantangan yang berat di abad ini. Dalam menjalankan peran dan fungsinya
IAEA dilengkapi dengan berbagai perangkat aturan yang merupakan kesepakatan global
mengenai pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi untuk kesejahteraan seluruh
komunitas di dunia sehingga di harap kan mampu mewujudkan perdamaian dunia.

1.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Menjelaskan tentang uji coba nuklir korea utara serta dampak yang terjadi terhadap
perdamaian dunia.
2) Tujuan Khusus
 Menjelaskan tentang uji coba senjata nuklir yang di lakukan oleh korea utara,
yang ber dampak pada Negara Negara lain.
 Menjelaskan tentang peraturan PBB tentang uji coba senjata nuklir di ranah
internasional
 Menjelaskan tentang Dampak uji coba senjata nuklir korea utara tehadap
perdamaian dunia.
 Menjelaskan peraturan sebuah negara diperbolehkan menggunakan atau
melakukan ancaman dengan senjata nuklir dalam perspektif hukum internasional?
 Menjelaskan Bagaimanakah bentuk sanksi hukum internasional yang dapat
dikenakan terhadap suatu negara yang menjadikan senjata nuklir sebagai
ancaman kepada negara lain?

1.2 Manfaat
 Mengetahui dampak yang di timbulkan uji coba senjata nuklir terhadap Negara
Negara lainnya
3

 Mengetahui tentang peraturan PBB tentang uji coba senjata nuklir di ranah
internasional
 Mengetahui tentang venomena uji coba senjata nuklir korea utara terhadap
perdamain dunia.
 Mengetahuai Peraturan sebuah negara diperbolehkan menggunakan atau
melakukan ancaman dengan senjata nuklir dalam perspektif hukum internasional?
 Mengetahui Bagaimanakah bentuk sanksi hukum internasional yang dapat
dikenakan terhadap suatu negara yang menjadikan senjata nuklir sebagai
ancaman kepada negara lain?
4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

I. SENJATA NUKLIR
1.1 Definisi
Alatas (2009) mengatakan bahwa senjata nuklir merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk meledakkan seseuatu dengan kekuatan tinggi yang dapat
menyebabkan kerusakan. Senjata nuklir merupakan reaksi dari fusi (penggabungan)
dan fisi (pembelahan). Reaksi fusi nuklir adalah sebuah reaksi dua inti atom yang
bergabung dan membentuk inti yang lebih besar, sedangkan reaksi fisi nuklir adalah
sebuah proses terjadinya pembelahan inti atom akibat tumbukan neutron, sehingga
menghasilkan energi dengan ukuran tertentu yang apabila ditembakkan dua hingga
tiga kali ke inti atom dapat menyebabkan reaksi berantai yang memiliki energi
sangat besar.
1.2 Sejarah Senjata Nuklir
Senjata nuklir perawal pada saat Albert Einstein menulis surat kepada presiden
Franklin D. Rosevelt tahun 1939. Albert Einstein mengatkan bahwa Nazi – Jerman
sedang giat melakukan pemurnian uranium dan kemungkinan hal itu dipersiapkan
untuk membuat bom atom. Tidak lama kemudian setelah surat itu diterima, Amerika
Serikat melaksanakan sebuah proyek rahasia yang disebut dengan Manhattan.
Proyek tersebut merupakan proyek riset dan pengembangan pada saat Perang Dunia
II untuk mengembangkan senjata nuklir pertama yang dipimpin oleh Amerika
Serikat yang di bantu oleh Britania Raya dan Kanada. Proyek tersebut dipimpin
oleh seorang fisikawan Amerika Serikat bernama Julius Robert Oppenheimer.
Manhattan dapat diselesaikan dengan baik selama 6 tahun (1939-1945),
tepatnya tanggal 16 Juli 1945 senjata nulik atau bom atom siap di uji coba di New
Mexico Utara. Sepanjang sejarah, bom atom pernah dijatuhkan sebanyak 2 kali,
yaitu di Hirosima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945). Kedua bom ini
berkekuatan 10 kiloton atau sama dengan 10.000 ton yang 1 kilotonnya setara
dengan satu juta kilogram bahan ledak TNT.
5

1.3 Dampak Senjata Nuklir


Senjata nuklir dapat menghasilkan ledakan yang sangat besar hingga merusak.
Ledakan tersebut dapat dibagi menjadi 5 zona, yaitu zona pertama adalah zona
dimana semua lenyap menjadi uap dengan fatalitas 98%. Zona ke dua adalah
kerusakan total dengan fatalitas 90%. Zona ke tiga adalah zona kerusakan dahsyat
dimana bangunan-bangunan besar seperti pabrik, gedung-gedung, jembatan dan
lain-lain roboh berkeping-keping dengan fatalitas 65%. Zona ke 4 adalah zona
kerusakan panas hebat (Alatas, 2009).
semuanya terbakar, penduduk mengalami sesak nafas yang diakibatkan karena
oksigen tersedot oleh pembakaran yang berasal dari ledakan nuklir, dengan fatalitas
50%, 45% luka-luka. Zona ke 5 adalah zona dengan kerusakan angin dan api,
rumah-rumah rusak, benyak penduduk terlempar oleh angin, selamat namun dengan
luka bakar parah, 15% fatalitas dan 50% luka-luka. Total kematian pada saat bom
diledakkan di Jepang berjumlah sekitar 80.000 orang dan bertambah setelah dua
sampai lima tahun berikutnya dengan total mencapai 120.000 orang. Hal ini terjadi
dikarenakan ionisasi radiasi dan penyakit radiasi akut (Alatas, 2009).

1.4 Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Nuklir


Senjata nuklir yang memiliki dampak luar biasa, tidak diperkenankan untuk
dipergunakan tanpa sebuah aturan. Setelah melihat kemampuan nuklir yang begitu
heabtnya, Amerika Serikat dan Unisoviet (sekarang Rusia) berlomba-lomba untuk
membuat nuklir tersebut. Hal ini mengakibatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet
sekitar tahun 1940 terhalang melakukan perjanjian internasional terkait dengan
pengawasan senjata. Tahun 1960 mulai dibatasi untuk perkembangan senjata nuklir
dengan mengeluarkan larangan tes nuklir sebagian (Partial Rest Ban Treaty).
Larangan ini disebutkan untuk tidak melakukan uji coba nuklir di atsmosfir, dalam
laut, dan luar angkasa, namun masih memperbolehkan test nuklir di dalam tanah.

1.4.1 Piagam PBB


6

Piagam PBB dapat dijadikan salah satu instrumen internasional yang


berkaitan dengan nuklir saat ini. Piagam PBB (Charter of The United Nations)
ditandatangani. Piagam PBB ini merupakan traktat multilateral yang bersifat
terbuka, yakni penuangan kesadaran masyarakat internasional dalam
memelihara perdamaian dan keamanan adalah secara kolektif serta memberikan
kesempatan kepada Negara-negara lain yang awalnya tidak turut melakukan
perjanjian untuk menjadi anggota Piagam PBB tersebut. Maka Piagam ini
secara hukum menciptakan kewajiban yang mengikat bagi semua negara yang
menjadi anggota PBB. Piagam PBB merupakan ungkapan tertinggi hukum
internasional yang merupakan dokumen konstitusional yang mendistribusikan
kekuasaan dan fungsi diantara organ PBB. Hukum humaniter internasional
telah menetapkan hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang untuk diterapkan
pada metode peperangan internasional. Sejalan dengan hal ini termasuk pula
antara lain prinsip-prinsip pembedaan antara sasaran-sasaran militer dan sipil,
larangan kegiatan yang menyebabkan kerusakan yang tidak perlu, dan larangan
untuk melakukan serangan-serangan yang melampaui kegunaan militer yang
nyata dan langsung. Hal ini dapat dilihat dalam pasal 1 dan 2 dalam piagam
PBB (Sinaga, 2010):
A. Pasal 1
Tujuan-tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah:
a. menjaga perdamaian dan keamanan internasional, dan untuk mengambil
tindakan bersama yang efektif untuk pencegahan dan penghapusan
ancaman
b. terhadap perdamaian, dan untuk menekan tindakan agresi atau
pelanggaran lain perdamaian, dan untuk membawa dengan cara damai ,
dan sesuai dengan prinsip keadilan dan hukum internasional,
penyesuaian atau penyelesaian sengketa internasional atau situasi yang
mungkin mengakibatkan pelanggaran perdamaian;
c. mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan
penghormatan terhadap prinsip persamaan hak dan penentuan nasib
7

sendiri masyarakat, dan untuk mengambil tindakan yang tepat lainnya


untuk memperkuat perdamaian universal;
d. mencapai kerjasama internasional dalam memecahkan masalah
internasional di bidang karakter ekonomi, sosial, budaya, atau
kemanusiaan, dan dalam memajukan dan mendorong penghormatan hak
asasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua tanpa membedakan ras,
jenis kelamin, bahasa, atau agama; dan
e. Menjadi pusat harmonisasi tindakan negara dalam mencapai tujuan ini
umum.
B. Pasal 2
Organisasi dan Anggota, dalam mengejar tujuan yang dinyatakan
dalam Pasal 1, harus bertindak sesuai dengan Prinsip-prinsip sebagai
berikut.
a. Organisasi ini didasarkan pada prinsip persamaan kedaulatan dari semua
anggotanya.
b. Semua Anggota, untuk memastikan mereka semua hak dan manfaat
yang dihasilkan dari keanggotaan, harus memenuhi dengan itikad baik
kewajiban diasumsikan oleh mereka sesuai dengan Piagam ini.
c. Semua Anggota harus menyelesaikan persengketaan internasional
dengan jalan damai sedemikian rupa sehingga perdamaian dan
keamanan internasional, dan keadilan, tidak terancam.
d. Semua Anggota harus menahan diri dalam hubungan internasional
mereka dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas
teritorial atau kemerdekaan politik setiap negara, atau dengan cara lain
tidak konsisten dengan Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
e. Semua Anggota harus memberikan PBB semua bantuan dalam setiap
tindakan yang diperlukan sesuai dengan Piagam ini, dan harus menahan
diri dari memberikan bantuan kepada setiap negara untuk dikompensasi
dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengambil tindakan pencegahan
atau penegakan.
8

f. Organisasi harus memastikan bahwa negara-negara yang bukan


Anggota PBB bertindak sesuai dengan Prinsip-prinsip ini sejauh yang
diperlukan untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
g. Tidak ada yang terkandung dalam Piagam ini yang memberikan
kewenangan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk campur tangan dalam
masalah yang pada dasarnya dalam yurisdiksi domestik setiap negara
atau mewajibkan Anggota untuk menyerahkan hal-hal seperti
pembayaran yang disebutkan dalam Piagam ini; tapi prinsip ini tidak
mengurangi penerapan penegakan langkah-langkah di bawah.

1.4.2 Resolusi Majelis Umum PBB


Majelis Umum sebagai badan utama PBB memiliki tugas dan kekuasaaan
yaitu salah satunya berkaitan dengan pelaksanaan perdamaian dan keamanan
internasional. Majelis Umum mengusahakan setiap Negara-negara tidak
melakukan tindakan-tindakan dengan menggunakan kekuatan bersenjata yang
dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional serta tidak
mengakui hak untuk mengancam dengan perang atau dengan melanggar isi
perjanjian-perjanjian berkaitan dengan perdamaian dan keamanan
internasional. Untuk hal tersebut Majelis Umum dapat memberikan solusi
berupa usul tentang cara-carapenyelesaian atau tentang syarat-syarat
penyelesaian untuk mengurangi potensi terjadinya ancaman terhadap
perdamaian dan keamanan internasional. Majelis Umum dalam mengeluarkan
resolusinya dapat juga berkaitan dengan pengadopsian perjanjian
internasional yang dirasa layak dan penting untuk dijadikan resolusi untuk
dapat ditindaklanjuti oleh anggota PBB dan pelaksanaannya dapat berjalan
dengan cepat. Seperti Konvensi tentang Pelarangan Penggunaan Senjata
Nuklir (Convention on the Prohibition of the Use of Nuclear Weapons) untuk
pertama kalinya diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1982, Traktat
Pelarangan Menyeluruh Uji coba Nuklir (Comprehensive Nuclear-Test-Ban
Treaty/ CTBT) dimana perjanjian diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada
tahun 1996.
9

Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir atau disebut dengan


Comprehensive Test Ban Treaty (TBT) tanggal 24 September 1996 yang
mengatur larangan untuk melakukan uji coba nuklir dimanapun. Larangan
untuk perkembangan senjata nuklir dan sharing teknologi senjata nuklir,
diatur dalam Perjanjian Non Proliferasi Senjata Nuklir atau yang disebut
Non-Proliferation Treaty (NPT). NPT juga mengatur hak untuk memperoleh
penggunaan teknologi nuklir secara damai. Ada 189 negara yang sudah
menandatangani dan meratifikasi NPT. Dalam NPT terdapat dua
penggolongan negara, yang pertama negara yang memiliki senjata nuklir
(nuclear weapon state) dan negara Non senjata nuklir (non-nuclear weapon
state). Negara yang dikenal sebagai nuclear weapon state adalah Amerika
Serikat, Rusia,Perancis, Britania Raya, dan Republik Rakyat Cina, sedangkan
sisanya adalah termasuk non-nuclear weapon state. NPT ini terdapat tiga pilar
utama (three pillars). Tiga pilar tersebut yaitu non-proliferasi, perlucutan
senjata nuklir, dan hak untuk mendapatkan teknologi nuklir secara damai.
a. Piar Pertama
Negara-negara yang termasuk dalam nuclear weapon state bersepakat
untuk tidak mengirimkan senjata nuklir atau alat peledak nuklir dan tidak
dalam cara apapun untuk membantu, mendorong ataupun membujuk
negara-negara yang termasuk dalam non-nuclear weapon state untuk
memperoleh senjata nuklir. Negara-negara non-nuclear weapon state juga
bersepakat untuk tidak menerima, membuat atau mendapatkan senjata
nuklir atau untuk mencari atau menerima pertolongan dalam pembuatan
senjata nuklir. Negara non-nuclear weapon state juga sepakat untuk
menyetujui usaha perlindungan (safeguard)dari Badan Energi Atom
Internasional (International Atomic Energy Agency) untuk memeriksa
bahwa negara-negara non-nuclear weapon state ini tidak mengalihkan
energi nuklir yang bertujuan damai menjadi senjata nuklir atau alat peledak
nuklir lainnya.
10

b. Pilar kedua
Setiap negara berusaha untuk mengejar negosiasi yang jujur dalam
tindakan efektif berhubungan dengan gencatan atau penghentian
perlombaan senjata nuklir pada perjanjian sebelumnya dan untuk
perlucutan senjata nuklir.
c. Pilar ketiga
Pilar ketiga ini negara-negara yang menandatangani NPT boleh dan setuju
untuk mentransfer teknologi nuklir untuk program pengembangan energi
nuklir sipil di negara-negara tersebut, selama negara-negara tersebut bisa
membuktikan dan mendemonstrasikan bahwa program pengembangan
teknologi nuklir mereka tidak digunakan untuk senjata nuklir.

II. Latar Belakang Pengembangan Nuklir di Korea Utara


Program nuklir Korea Utara dimulai pada tahun 1956 ketika sebuah perjanjian
dengan Uni Soviet dalam kerjasama penggunaan damai energy nuklir ditandatangani.
Dalam perjanjian ini, Korea Utara mulai mengirim para ilmuwan dan teknisi ke Uni
Soviet untuk mendapatkan pelatihan dalam program Moscow yang bertujuan untuk
melatih para ilmuwan dari negara komunis lain. Sebagian besar generasi pertama
ilmuwan nuklir Korea Utara dilatih dalam program ini. Namun teknologi yang dimiliki
mereka tidak cukup maju untuk memproduksi senjata nuklir tanpa bantuan dari negara-
negara lain.
Tahun 1965 ditandai dengan pendirian Akademi Militer Hamhung, dimana para
tentara Korea Utara menerima pelatihan pengembangan rudal (Bermudez,)Uni Soviet
pada tahun ini juga mulai menyediakan bantuan secara meluas kepada Korea Utara
dalam membangun pusat penelitian di Yongbyon. Fasilitas nuklir yang dikembangkan
pertama kali oleh Korea Utara ini adalah reaktor nuklir model Uni Soviet yang
dioperasikan untuk tujuan penelitian di Yongbyon, Korea Utara. Di tempat ini Uni
Soviet membantu Korea Utara untuk menjalankan reaktor nuklir berdaya 5MW. Dengan
adanya fasilitas nuklir di Yongbyon, Korea Utara memperoleh plutonium dan mulai
menguasai teknologi nuklir yang mendorong Kim Il Sung memutuskan untuk
membangun senjata nuklir.
11

Bagi Korea Utara, senjata nuklir akan membuat Korea Utara lebih kuat dari Korea
Selatan. Selain itu senjata nuklir dapat menangkal serangan AS dan memperkecil
ketergantungan Korea Utara terhadap Uni Soviet dan Cina. Senjata nuklir juga
memberikan jaminan keamanan bagi Korea Utara yang selama ini tidak ditawarkan oleh
negara manapun dalam komunitas internasional. Lebih jauh lagi, dikarenakan Korea
Utara menghadapi situasi keamanan yang lemah terutama sepanjang Perang Korea,
pengembangan senjata nuklir menjadi sumber keamanan rezim bagi Kim Il Sung dan
pemimpin-pemimpin berikutnya. Korea Utara juga memiliki Empat Garis Besar Militer
guna mendukung rezim pemerintahan Kim Il Sung maupun pertahanan negara. Empat
Garis Besar Militer Korea Utara yang dikeluarkan oleh Kim Il Sung
1. Mempersenjatai semua warga negara
2. Memperkuat seluruh negeri
3. Melatih semua anggota angkatan darat menjadi “cadre army” (kader tentara)
4. Melakukan modernisasi semua angkatan darat, doktrin, dan taktik di bawah prinsip
kepercayaan diri terhadap pertahanan nasional.
Untuk menunjang kekuatan militer konvensional yang lemah, maka Korea Utara
berusaha untuk mengembangkan nuklir. Program nuklir yang dilakukan Korea Utara
pada masa ini memiliki tujuan:
1. Meningkatkan kekuatan untuk mencapai posisi setara dengan Korea Selatan
2. Menambah kewibawaan dan pengaruh Korea Utara dalam hubungan antar negara di
dunia
3. Digunakan sebagai sarana pemerasan agar mendapatkan keuntungan dari Korea
Selatan
4. Sebagai strategi penyeimbang terhadap persenjataan Korea Selatan.
Sementara itu alasan politis Korea Utara lebih dilandasi kepentingan untuk
menaikan posisi tawar (bargaining position) Korea Utara di tingkat internasional. Ini
berkaitan dengan sikap komunitas internasional yang berusaha mengasingkan dan
bersikap keras terhadap Korea Utara. Senjata nuklir akan digunakan untuk menekan
komunitas internasional agar melibatkan Korea Utara di dalam percaturan global.
Selain juga untuk memajukan kepentingan-kepentingan Korea Utara seperti, mencabut
sanksikeuangan internasional yang diterimanya
12

BAB 3. PEMBAHASAN

Topik : Korea Utara


Fenomena : Dampak uji coba nuklir Korea Utara terhadap negara-negara
sekitar
Masalah : Pelanggaran peraturan PBB terkait uji coba nuklir
Tujuan Umum : Menjelaskan tentang uji coba nuklir korea utara serta dampak
yang terjadi terhadap perdamaian dunia.
Kerangka Konseptual :

Klaim sumber energy (nuklir)


oleh Negara-negara adikuasa

Pelanggaran pengembangan nuklir oleh negara-


negara yang mengancap negara adikuasa

Korea Utara mengembangkan


senjata nuklir

Sangsi dari PBB, embargo di


negara-negara sekitar

Konflik antar Korea Utara


dengan negara-negara sekitar

Perdamaian dunia
terancam
13

Manfaat :
 Mengetahui dampak yang di timbulkan uji coba senjata nuklir terhadap Negara Negara
lainnya
 Mengetahui tentang peraturan PBB tentang uji coba senjata nuklir di ranah internasional
 Mengetahui tentang venomena uji coba senjata nuklir korea utara terhadap perdamain
dunia.
 Mengetahuai Peraturan sebuah negara diperbolehkan menggunakan atau melakukan
ancaman dengan senjata nuklir dalam perspektif hukum internasional?
 Mengetahui Bagaimanakah bentuk sanksi hukum internasional yang dapat dikenakan
terhadap suatu negara yang menjadikan senjata nuklir sebagai ancaman kepada
negara lain?

Judul : Dampak Uji Coba Senjata Nuklir Terhadap Perdamaian Dunia


14

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Senjata nuklir di buat pertama kali oleh Amerika Serikat yang di bantu oleh Rusia
dan Britania Raya. Nuklir semakin berkembang setelah adanya peledakan nuklir di
Hirosima dan Nagasaki. Semakin berkembangnya pembuatan nuklir, maka hal ini perlu
adanya batasan. Pembatsan yang dilakukan oleh negara adikuasa membuat salah satu
Negara menjadi geram, salah satunya adalah Korea Utara. Negara ini kemudian
melakukan uji coba nuklir yang berdampak merugikan pada beberapa negara salah
satunya adalah Jepang. Hal ini menjadi salah satu risiko terjadinya ketegangan
perdamaian dunia.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah seharusnya PBB mulai melakukan
penegasan kembali fungsi-funginya untuk mejaga perdamaian dunia. Perlunya penegesan
kembali terkait dengan peraturan-peraturan yang menangi terkait senjata nuklir, baik
pembuatan, uji coba ataupun kepemilikan.
15

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Zubaidah. 2009. Buku Pintar Nuklir.


drive.batan.go.id/kip/documents/12buku_pintar.pdf [10 September 2009].

Joseph S. Bermudez, Jr. 1999. A History of Ballistic Missile Development in the DPRK:
Occasional Paper.

Uk Heo dan Jung-Yeop Woo. 2008. The North Korean Nuclear Crisis: Motives, Progress, and
Prospects,” Korea Observer, Vol. 39, No.4: The Institute of Korean Studies.

Anda mungkin juga menyukai