oleh:
Kelompok 11
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan topik Korea Utara
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Tahun Ajaran 2017/2018. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
Prof. Dr. dr. Suhartono Taat Putra, MS yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Segala kritik, koreksi, dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Korea Utara menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan akhir-akhir ini karena
semua provokasi dan ancaman-ancaman yang dilakukannya menjadikan dunia
internasional merasa terancam. Tidak hanya dunia internasional, ancaman-ancaman Korea
Utara ini membuat isu keamanan menjadi penting di kawasan asia timur, terutama yang
masuk dalam jangkauan rudal Korea Utara. Selain menjadi ancaman, Korea Utara terkenal
dengan negara yang sangat tertutup terhadap dunia internasionl, hal ini terkait
dengan ideologi yang dipakai yaitu ideologi Juche. Ideologi Juche sendiri secara
konseptual berarti otonom dan independen (Self-Reliance).
Pada saat ini Korea Utara kembali menjadi focus perhatian Internasional dengan
program nuklirnya. Untuk membatalkan program tersebut, Amerika Serikat bersama
dengan Jepang, Korea Selatan dan Cina berupaya untuk membujuk Korea Utara agar
segera menghentikan keberlanjutan program nuklirnya. Program nukli ini dinilai akan
berdampak pada munculnya bencana besar seperti kelaparan, kesengsaraan dan kematian.
Disamping membahayakan bagi lingkungan, kesehatan dan kehidupan manusia,
nampaknya program nuklir ini juga berpengaruh pada terjadinya kemerosotan ekonomi
di sebagian negara kawasan seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, Korea Selatan serta
beberapa negara lainya.Muncul juga kekhawatiran dunia internasional akan terjadinya
bahaya peristiwa perlombaan senjata dan perdamai an dunia.
Ditinjau dari kasus uji coba nuklir Korea Utara, munculnya permasalahan senjata
nuklir dimulai sejak tahun 2002, ditandai dengan pengakuan pemimpin Korea Utara
saat itu yakni Kim Jong-Il, yang mengaku memiliki senjata nuklir yang diproduksi
sejak 1994. Pemerintahnya berpendapat produksi rahasia itu diperlukan untuk tujuan
keamanan seperti Amerika Serikat yang memiliki senjata nuklir di Korea Selatan. Saat
itu pengakuan tersebut memunculkan ketegangan dengan Amerika Serikat di bawah
pemerintahan Presiden George W. Bush.
2
1.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Menjelaskan tentang uji coba nuklir korea utara serta dampak yang terjadi terhadap
perdamaian dunia.
2) Tujuan Khusus
Menjelaskan tentang uji coba senjata nuklir yang di lakukan oleh korea utara,
yang ber dampak pada Negara Negara lain.
Menjelaskan tentang peraturan PBB tentang uji coba senjata nuklir di ranah
internasional
Menjelaskan tentang Dampak uji coba senjata nuklir korea utara tehadap
perdamaian dunia.
Menjelaskan peraturan sebuah negara diperbolehkan menggunakan atau
melakukan ancaman dengan senjata nuklir dalam perspektif hukum internasional?
Menjelaskan Bagaimanakah bentuk sanksi hukum internasional yang dapat
dikenakan terhadap suatu negara yang menjadikan senjata nuklir sebagai
ancaman kepada negara lain?
1.2 Manfaat
Mengetahui dampak yang di timbulkan uji coba senjata nuklir terhadap Negara
Negara lainnya
3
Mengetahui tentang peraturan PBB tentang uji coba senjata nuklir di ranah
internasional
Mengetahui tentang venomena uji coba senjata nuklir korea utara terhadap
perdamain dunia.
Mengetahuai Peraturan sebuah negara diperbolehkan menggunakan atau
melakukan ancaman dengan senjata nuklir dalam perspektif hukum internasional?
Mengetahui Bagaimanakah bentuk sanksi hukum internasional yang dapat
dikenakan terhadap suatu negara yang menjadikan senjata nuklir sebagai
ancaman kepada negara lain?
4
I. SENJATA NUKLIR
1.1 Definisi
Alatas (2009) mengatakan bahwa senjata nuklir merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk meledakkan seseuatu dengan kekuatan tinggi yang dapat
menyebabkan kerusakan. Senjata nuklir merupakan reaksi dari fusi (penggabungan)
dan fisi (pembelahan). Reaksi fusi nuklir adalah sebuah reaksi dua inti atom yang
bergabung dan membentuk inti yang lebih besar, sedangkan reaksi fisi nuklir adalah
sebuah proses terjadinya pembelahan inti atom akibat tumbukan neutron, sehingga
menghasilkan energi dengan ukuran tertentu yang apabila ditembakkan dua hingga
tiga kali ke inti atom dapat menyebabkan reaksi berantai yang memiliki energi
sangat besar.
1.2 Sejarah Senjata Nuklir
Senjata nuklir perawal pada saat Albert Einstein menulis surat kepada presiden
Franklin D. Rosevelt tahun 1939. Albert Einstein mengatkan bahwa Nazi – Jerman
sedang giat melakukan pemurnian uranium dan kemungkinan hal itu dipersiapkan
untuk membuat bom atom. Tidak lama kemudian setelah surat itu diterima, Amerika
Serikat melaksanakan sebuah proyek rahasia yang disebut dengan Manhattan.
Proyek tersebut merupakan proyek riset dan pengembangan pada saat Perang Dunia
II untuk mengembangkan senjata nuklir pertama yang dipimpin oleh Amerika
Serikat yang di bantu oleh Britania Raya dan Kanada. Proyek tersebut dipimpin
oleh seorang fisikawan Amerika Serikat bernama Julius Robert Oppenheimer.
Manhattan dapat diselesaikan dengan baik selama 6 tahun (1939-1945),
tepatnya tanggal 16 Juli 1945 senjata nulik atau bom atom siap di uji coba di New
Mexico Utara. Sepanjang sejarah, bom atom pernah dijatuhkan sebanyak 2 kali,
yaitu di Hirosima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945). Kedua bom ini
berkekuatan 10 kiloton atau sama dengan 10.000 ton yang 1 kilotonnya setara
dengan satu juta kilogram bahan ledak TNT.
5
b. Pilar kedua
Setiap negara berusaha untuk mengejar negosiasi yang jujur dalam
tindakan efektif berhubungan dengan gencatan atau penghentian
perlombaan senjata nuklir pada perjanjian sebelumnya dan untuk
perlucutan senjata nuklir.
c. Pilar ketiga
Pilar ketiga ini negara-negara yang menandatangani NPT boleh dan setuju
untuk mentransfer teknologi nuklir untuk program pengembangan energi
nuklir sipil di negara-negara tersebut, selama negara-negara tersebut bisa
membuktikan dan mendemonstrasikan bahwa program pengembangan
teknologi nuklir mereka tidak digunakan untuk senjata nuklir.
Bagi Korea Utara, senjata nuklir akan membuat Korea Utara lebih kuat dari Korea
Selatan. Selain itu senjata nuklir dapat menangkal serangan AS dan memperkecil
ketergantungan Korea Utara terhadap Uni Soviet dan Cina. Senjata nuklir juga
memberikan jaminan keamanan bagi Korea Utara yang selama ini tidak ditawarkan oleh
negara manapun dalam komunitas internasional. Lebih jauh lagi, dikarenakan Korea
Utara menghadapi situasi keamanan yang lemah terutama sepanjang Perang Korea,
pengembangan senjata nuklir menjadi sumber keamanan rezim bagi Kim Il Sung dan
pemimpin-pemimpin berikutnya. Korea Utara juga memiliki Empat Garis Besar Militer
guna mendukung rezim pemerintahan Kim Il Sung maupun pertahanan negara. Empat
Garis Besar Militer Korea Utara yang dikeluarkan oleh Kim Il Sung
1. Mempersenjatai semua warga negara
2. Memperkuat seluruh negeri
3. Melatih semua anggota angkatan darat menjadi “cadre army” (kader tentara)
4. Melakukan modernisasi semua angkatan darat, doktrin, dan taktik di bawah prinsip
kepercayaan diri terhadap pertahanan nasional.
Untuk menunjang kekuatan militer konvensional yang lemah, maka Korea Utara
berusaha untuk mengembangkan nuklir. Program nuklir yang dilakukan Korea Utara
pada masa ini memiliki tujuan:
1. Meningkatkan kekuatan untuk mencapai posisi setara dengan Korea Selatan
2. Menambah kewibawaan dan pengaruh Korea Utara dalam hubungan antar negara di
dunia
3. Digunakan sebagai sarana pemerasan agar mendapatkan keuntungan dari Korea
Selatan
4. Sebagai strategi penyeimbang terhadap persenjataan Korea Selatan.
Sementara itu alasan politis Korea Utara lebih dilandasi kepentingan untuk
menaikan posisi tawar (bargaining position) Korea Utara di tingkat internasional. Ini
berkaitan dengan sikap komunitas internasional yang berusaha mengasingkan dan
bersikap keras terhadap Korea Utara. Senjata nuklir akan digunakan untuk menekan
komunitas internasional agar melibatkan Korea Utara di dalam percaturan global.
Selain juga untuk memajukan kepentingan-kepentingan Korea Utara seperti, mencabut
sanksikeuangan internasional yang diterimanya
12
BAB 3. PEMBAHASAN
Perdamaian dunia
terancam
13
Manfaat :
Mengetahui dampak yang di timbulkan uji coba senjata nuklir terhadap Negara Negara
lainnya
Mengetahui tentang peraturan PBB tentang uji coba senjata nuklir di ranah internasional
Mengetahui tentang venomena uji coba senjata nuklir korea utara terhadap perdamain
dunia.
Mengetahuai Peraturan sebuah negara diperbolehkan menggunakan atau melakukan
ancaman dengan senjata nuklir dalam perspektif hukum internasional?
Mengetahui Bagaimanakah bentuk sanksi hukum internasional yang dapat dikenakan
terhadap suatu negara yang menjadikan senjata nuklir sebagai ancaman kepada
negara lain?
4.1 Kesimpulan
Senjata nuklir di buat pertama kali oleh Amerika Serikat yang di bantu oleh Rusia
dan Britania Raya. Nuklir semakin berkembang setelah adanya peledakan nuklir di
Hirosima dan Nagasaki. Semakin berkembangnya pembuatan nuklir, maka hal ini perlu
adanya batasan. Pembatsan yang dilakukan oleh negara adikuasa membuat salah satu
Negara menjadi geram, salah satunya adalah Korea Utara. Negara ini kemudian
melakukan uji coba nuklir yang berdampak merugikan pada beberapa negara salah
satunya adalah Jepang. Hal ini menjadi salah satu risiko terjadinya ketegangan
perdamaian dunia.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah seharusnya PBB mulai melakukan
penegasan kembali fungsi-funginya untuk mejaga perdamaian dunia. Perlunya penegesan
kembali terkait dengan peraturan-peraturan yang menangi terkait senjata nuklir, baik
pembuatan, uji coba ataupun kepemilikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Joseph S. Bermudez, Jr. 1999. A History of Ballistic Missile Development in the DPRK:
Occasional Paper.
Uk Heo dan Jung-Yeop Woo. 2008. The North Korean Nuclear Crisis: Motives, Progress, and
Prospects,” Korea Observer, Vol. 39, No.4: The Institute of Korean Studies.