Disusun oleh :
Kelompok 10
Anggota :
Nisrina El Ghina Syahna (1904104010004)
Putri Shanda Maulidza (1904104010033)
Ghina Luqyana (1904104010090)
Dosen Pembimbing :
Muhammad Muslim, MA.
Segala puji hanya milik Allah SWT shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya serta di dorong kemauan yang keras disertai
kemampuan yang ada, Saya selaku penyusun akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah
mengenai “Teori Konspirasi Proxy War dan Conventional War” ini guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Umum Pendidikan Agama Islam.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, Saya mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………..…………………………………………………..9
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu sifat buruk manusia ialah tamak. Manusia tamak tidak akan pernah puas dengan
apa yang telah didapatkan. Manusia itu akan terus ingin lagi dan lagi. Apabila hal yang
diinginkan sulit didapat, ia akan rela menempuh cara apapun demi mendapatkan hal yang
diinginkan itu. Walaupun cara itu tidak halal dan bertentangan dengan hak asasi manusia.
Misalnya ingin memperluas wilayah, namun menjajah negara lain dan mengambil paksa SDA
dan SDM mereka dengan membunuh ratusan atau bahkan puluhan ribu nyawa dengan nuklir
atau alat perang lainnya. Semakin tinggi kedudukan atau jabatan manusia di dunia yang fana ini,
apabila tidak kuat imannya maka semakin sombong dan tamak pula ia. Ia akan merasa seakan-
akan dunia ini adalah miliknya, Ia boleh sesuka hati melakukan apa yang ia ingin lakukan.
Pemahaman tersebut tentu salah, dunia dan akhirat ini adalah milik Allah SWT. Umat manusia
sudah berada di planet bumi ini beribu-ribu tahun lamanya. Selama itu pula manusia mengalami
banyak sekali peristiwa. Banyak sekali sejarah yang telah mengubah umat manusia dan
dunianya. Berbagai macam perang telah terjadi di bumi ini. Manusia mengalami perubahan,
sehingga muncul pemikiran-pemikiran baru. Di era global, ancaman kedaulatan negara dengan
cara baru ini, dikenal dengan proxy war atau perang proksi. Perang ini berupa konfrontasi antar
dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi
langsung, alasannya untuk mengurangi konflik yang berisiko menghasilkan kehancuran fatal.
Pelaku utamanya pun biasanya lebih suka menggunakan pihak ketiga sebagai pemain pengganti.
1.3 Tujuan
1. Memperluas wawasan dan menambah ilmu.
2. Memahami contoh Proxy War dan Conventional War.
3. Dapat membedakan Proxy War dengan Conventional War.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Konspirasi adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi
dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah
suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia
orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh.
Banyak teori konspirasi yang mengklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah
telah didominasi oleh para konspirator belakang layar yang memanipulasi kejadian-kejadian
politik. Dengan kata lain menjadikan sesuatu sebagai alternatif demi mencapai tujuan yang telah
dirancang.
Perang Proksi (Proxy War) adalah perang terselubung di mana salah satu pihak
menggunakan orang lain atau pihak ketiga untuk melawan musuh. Dengan kata lain, proxy war
artinya perang tidak tampak. Proxy war menggunakan cara-cara halus untuk menghancurkan dan
mengalahkan lawan menggunakan pihak ketiga. Misalnya negara-negara kecil atau non state
actors (aktor tanpa negara) yang bisa berupa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi
massa (Ormas), kelompok masyarakat, maupun perorangan.
Sistem perang ini diharapkan bahwa pihak ketiga tersebut tidak menimbulkan perang
skala penuh selama konflik berlangsung. Hampir mustahil untuk memiliki proxy war yang
murni, sebab pihak ketiga yang berjuang untuk bangsa tertentu biasanya juga memiliki
kepentingan mereka sendiri, yang dapat menyimpang dari para patron mereka.
Pada akhirnya tujuan proxy war adalah menaklukan suatu bangsa oleh bangsa lain yang
berniat jahat menguasai negeri dengan segala kekayaan alamnya.
A. Perang Korea
2
Perang Korea adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang terjadi
sejak 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953. Perang ini juga disebut "perang yang dimandatkan"
(bahasa Inggris: proxy war) antara Amerika Serikat bersama sekutu PBB-nya
dengan komunis Republik Rakyat Tiongkok yang bekerjasama dengan Uni Soviet (juga anggota
PBB).
Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea
Selatan adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara
lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB. Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat
Tiongkok menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang menyediakan penasihat
perang, pilot pesawat, dan juga persenjataan untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara.
C. Perang Dingin
Meskipun perang proxy yang tercatat pertama terjadi pada awal tahun 1529, hal tersebut
tidak umum dilakukan sampai Perang Dingin dimulai, karena adanya perbedaan ideologi dan
politik antara dua pemenang Perang Dunia II. Selama Perang Dingin, kedua negara adidaya
bersenjata nuklir—Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet—tidak ingin berhadapan secara
3
langsung dalam serangan militer, karena hal itu akan menyebabkan perang nuklir yang
menghancurkan. Sebaliknya, baik AS maupun khususnya Uni Soviet berusaha untuk
menyebarkan lingkup pengaruh mereka di seluruh dunia, yang menyebabkan banyak perang
proxy seperti yang terjadi di Yunani, Korea, Afghanistan dan khususnya Vietnam.
E. Penjajahan Palestina
Pada prakteknya, kezhaliman yang dialami bangsa Palestina dari penjajahan dan
pendudukan ilegal Zionis Israel, tidak berarti hanya melibatkan dua pihak yang saling kontra ini.
Tapi telah meluas dan menjalar ke berbagai wilayah di belahan bumi ini, tergantung pendekatan
dan sudut pandang konflik yang terjadi.
Secara ideologis, jelas zona kekerasan di Palestina meluas dan akan melibatkan umat
Islam di seluruh dunia, meski sebagian ada yang memungkirinya. Secara emosional kebangsaan,
Orang-orang Arab juga melihat kasus ini bentuk penistaan pada suku bangsa mereka, meskipun –
sekali lagi- pendekatan bangsa-bangsa Arab juga tidak sama. Dan yang lebih luas, dengan
4
pendekatan humanisme maka akan memposisikan masalah ini sebagai masalah pembebasan
bangsa Palestina dari segala bentuk penindasan dan kezhaliman serta penjajahan Zionis Israel.
Zona peperangan yang luas ini menyebabkan banyak pihak yang terlibat. Kondisi ini
mengingatkan kita pada suasana mencekam perang dingin yang terjadi pasca perang dunia kesatu
dan kedua. Perang dingin antara kubu Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Ketegangan perang dingin ini diwarnai dengan Proxy War. Kedua belah pihak yang
bertikai menggunakan pihak ketiga sebagai wilayah pertempuran. Dan bentuk-bentuk proxy
war ini juga berkembang, tidak lagi menggunakan senjata konvensional, tidak juga selalu
menggunakan kekuatan militer. Namun, sudah berkembang masuk ke berbagai sektor lain,
utamanya ekonomi dan politik serta keamanan.
Maka kezhaliman yang dialami bangsa Palestina pada dasarnya secara internal berbasis
ideologi. Maka, sejatinya instrumen militer yang dimiliki Zionis Israel hanya satu dari sekian
instruman perang yang dilancarkan. Selebihnya, mereka menempuh jalur propaganda melalui
lobi-lobi di tingkat internasional atau bahkan masuk ke wilayah negara-negara maju dan adidaya,
Amerika Serikat di antaranya.
Maka dalam konteks proxy war yang terjadi, sebenarnya siapa memanfaatkan siapa?
Dan sudah menjadi maklum jika selama ini AS selalu berada di belakang Israel.
Keputusan apapun di tingkat intrenasional selalu di tentang dengan veto AS.
1. Untuk kontak fisik (senjata) dilakukan di luar wilayah pendudukan mereka. Dan sejauh ini,
Gaza yang menjadi “korban”nya.
2. Secara ideologis mereka lebih memusatkan pertempuran sesungguhnya di al-Quds
(Jerussalem), terutama di wilayah Masjid al-Aqsha. Karena, Israel tanpa Jerussalem dan
masjid al-Aqsha takkan berarti apa-apa.
3. Propaganda besar-besaran sudah dirancang matang dan sebagian sudah dieksekusi, sebagai
contoh Doktrin Solomon Temple yang setiap saat dipropagandakan secara masif dan
5
persuasif, yang diikuti perampasan asset fisik berupa tanah atau perusakan fisik situs-situs
yang terdapat di wilayah Masjid al-Aqsha.
4. Perang jauh “proxy war” juga dilakukan oleh Zionis Israel. Wilayahnya adalah jantung negara
superpower saat ini, Amerika Serikat. Mereka menyadari, keputusan apapun dari Gedung
Putih adalah penaklukan terhadap dunia tanpa ada yang berkutik untuk berani mencoba
melawannya.
5. Dan kebijakan AS sendiri terpengaruh pola pikir “pengecut” sehingga mereka menyebar
kekuatan militer ke banyak wilayah di penjuru bumi ini. Karena mereka juga melakukan
politik perang yang sama, menjadikan tempat lain yang jauh dari jantung kekuasaan sebagai
tempat perang. Jika AS sebagai ladang proxy war kasus Palestina. Maka AS mengambil
tempat di Afghanistan, Pakistan dan Iraq. Sebagai sampel wilayah-wilayah bergolak secara
fisik tentara-tentara AS terlibat kontak senjata di tempat-tempat tersebut. Sementara di
wilayah damai yang berpotensi, hitunglah pangkalan-pangkalan militer AS yang tersebar.
Hitung pula pengaruh-pengaruh hegemomi kapitalis oleh serangan ekonomi ke berbagai
wilayah di dunia.
F. Konflik Suriah
Konflik Suriah awalnya terjadi ketika para demonstran berunjuk rasa menentang rezim
Presiden Bashar Al Assad (reformasi) pada tanggal 26 Januari 2011, dan meluas menjadi
pemberontakan nasional. Aksi unjuk rasa ini merupakan bentuk lanjut dari ‘Arab Spring’.
Pada tanggal 20 Maret 2011, para demonstran membakar kantor pusat Partai Ba’ath dan
bangunan lainnya. Bentrokan berikutnya memakan korban 7 anggota polisi dan 15 demonstran.
10 hari kemudian, pidato Presiden Bashar Al Assad yang menyalahkan propaganda “konspirator
asing” Israel terhadap aksi unjuk rasa.
6
Pemberontakan bersenjata dimulai pada tanggal 4 Juni di Jisr al-Shugur, sebuah kota di
provinsi Idlib dekat perbatasan Turki. Kekerasan terus berlanjut dan meningkat hingga hari-hari
berikutnya hingga saat ini.
Proxy war terhadap Suriah diiringi dengan kebijakan konsisten AS yang telah
mendominasi energi kaya Timur Tengah, apalagi sejak AS mampu
menerapkan pressure terhadap minyak produksi yang akan dijualkan dalam bentuk dollar AS
sehingga memperkuat mata uang mereka, juga sangat tergantung pada kekuatan mereka untuk
memproyeksikan kekuatan militer, sebagaimana telah terbukti oleh konsentrasi berat pangkalan
militer di Timur Tengah. Sebagaimana pada akhirnya, pemerintahan seperti Iran dan Suriah yang
menolak bekerja sama dengan desain AS dengan membentuk pangkalan militer AS di wilayah
otoritas mereka.
Meskipun Suriah bukanlah produsen utama minyak, satu penjelasan tertentu yang
mempertimbangkan mengapa Suriah menjadi target adalah penemuan pada tahun 2007 cadangan
gas alam terbesar yang diketahui berada di Teluk Persia, yang mana kemudian dibagi antara Iran
dan Qatar. Iran kemudian meluncurkan proyek PARS Pipeline, yang mengarah pada
pembangunan pipa dari Teluk Persia, melalui Irak, dan berakhir di pantai Mediterania Suriah.
Tujuan umum dari perang konvensional adalah untuk melemahkan atau menghancurkan
militer lawan, sehingga meniadakan kemampuannya untuk terlibat dalam peperangan
konvensional. Dalam memaksa kapitulasi , bagaimanapun, satu atau kedua belah pihak akhirnya
mungkin menggunakan taktik perang yang tidak konvensional.
7
2.7 Contoh Conventional War
A. Perang 100 tahun
Seperti namanya, perang antara kerajaan Inggris dan Perancis ini berlangsung
selama, kurang lebih, seratus tahun, dari tahun 1337 sampai 1453. Masing-masing
memboyong sekutu yang tidak sedikit. Jika diselidiki lebih jauh, konflik ini bisa dilihat
dari asal-usul . Karena hal tersebut pula lah, bangsawan Inggris memiliki gelar dan tanah
di daerah Perancis yang membuat mereka menjadi vassal atau bawahan Raja Perancis
waktu itu.
Perang ini termasuk salah satu konflik paling penting di Eropa. Karena pada saat
perang ini berakhir, zaman kesatria digantikan dengan persenjataan dan taktik baru.
Selain itu, perang ini juga memberikan dorongan tentang gagasan nasionalisme Perancis
dan Inggris.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Konspirasi adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi
dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah
suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia
orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh.
Perang Proksi (Proxy War) adalah perang terselubung di mana salah satu pihak
menggunakan orang lain atau pihak ketiga untuk melawan musuh. Dengan kata lain, proxy war
artinya perang tidak tampak. Proxy war menggunakan cara-cara halus untuk menghancurkan dan
mengalahkan lawan menggunakan pihak ketiga.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. https://saifulelsaba.wordpress.com/2013/06/24/proxy-war/
2. https://www.pinterpolitik.com/proxy-war-siapa-musuh-indonesia/
3. https://iefi.wordpress.com/2015/11/29/proxy-war-di-timur-tengah/
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_proksi
5. https://naharisabalala.blogspot.com/2018/06/proxy-war-dan-contohnya.html
6. https://en.wikipedia.org/wiki/Conventional_warfare
7. https://mizanpublishing.com/7-konflik-perang-terbesar-di-dunia
8. https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Seratus_Tahun
10