Anda di halaman 1dari 7

Makalah Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Indonesia dari Masa ke Masa

Disusun oleh :

Aries Mikola

Femas Adrian Putra

Nabila Manda Sari

Susian Wulan Syawitri

MAN 3 KAMPAR

Tahun ajaran 2022/2023

Guru mata pelajaran PKN : Nia S.Pd


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT selalu kita panjatkan, atas izinnya kami dapat menyelesaikanmakalah PKN
mengenai persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dari masa ke masa.Penyusunan makalah ini
bermaksud untuk memenuhi salah satu tugas PKN yang diberikanoleh ibu Nia. Makalah ini ditulis
berdasarkan informasi dari media massa, buku, dan hallain yang berhubungan dengan persatuan dan
kesatuan Bangsa Indonesia dari masa ke masa..Kami juga menyadari bahwa penulisan ini tidak akan
selesai tanpa ada dukungan dari pihak lain. Untuk itu sudah seharusnya kami mengucapkan rasa
terimakasih yang sangat besar kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah
ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala jasa dan bantuan yang telah
diberikan kepada kami. Kami juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, dengan kritik dan saran
yang membangun, demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN…

A. Latar Belakang ……………………………………………….………….................................... 1


B. Rumusan Masalah…………………………………………….…………………………………. 1

C. Tujuan………………………………...….…………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa ……………………………………………………… 2

B. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Demokrasi Liberal (17 Agustus 1950

sampai dengan 5 Juli 1959)…………………………………………………………………………. 2


……………………………………………………………………………………………………………………………….. 3

C. Persatuan dan kesatuan bangsa pada Masa Orde Lama (5 Juli 1959 sampai dengan

11 Maret 1966)………………………………………………………………………………………………… 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………......... 4
B. Saran……………………………………………………………………………………………………………………….. 4

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis, suku,agama,
budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal sebagaimasyarakat
egaraltural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya (cultural background)
beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola secara
benar, kemajemukan dan multikulturalitas menghasilkanenergi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola
secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas bisa menimbulkan bencana dahsyat.Perbedaan yang
terdapat di Indonesia ini merupakan sebuah warisan yang diberikan kepadakita semua sebagai warga
egara Indonesia. Perbedaan yang meliputi banyak hal ini bukanmenjadi masalah bagi kita untuk tetap
menghargai, bertoleransi, dan menjaga kesatuan serta persatuan bangsa kita. Persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia sudah menjadi kewajibankita sebagai warga egara untuk menjaga, melindungi, dan
mempertahankannya.Kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa mengalami
perubahan- perubahan yang signifikan. Di Indonesia terjadi beberapa masa yang berbeda, yaitu masa
Revolusi, Republik Indonesia Serikat, Liberal, Terpimpin, Orde Baru, dan masa Reformasi.Tentunya
perubahan masa yang sering terjadi dapat berakibat kepada kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian persatuan dan kesatuan bangsa?

2. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi Liberal?

3. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde lama?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari persatuan dan kesatuan bangsa

2. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa

Demokrasi Liberal

3. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Lama

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh dan tidak terpecah-belah. Arti lebih luasnya yaitu
berkumpulnya macam-macam corak dari berbagai kalangan,ras,budaya, dan adat istiadat dalam
masyarakat yang bersatu dengan serasi.Persatuan bangsa berarti gabungan suku-suku bangsa yang
sudah bersatu. Dalam hal ini,masing-masing suku bangsa merupakan kelompok masyarakat yang
memiliki ciri-ciri tertentu yang bersatu. Penggabungan dalam persatuan bangsa, masing-masing bangsa
tetap memiliki ciri-ciri dan adat istiadat semula.Dalam persatuan bangsa, satu suku bangsa menjadi lebih
besar dari sekedar satu suku bangsa yang bersangkutan karena dapat mengatasnamakan bangsa secara
keseluruhan. Misalnya suku Bugis atau suku Batak dapat menyebutkan dirinya bangsa Indonesia, yang
memiliki ciri jauh lebih luas dan komplek dari pada suku Bugis atau Batak itu sendiri.Kesatuan
merupakan hasil dari persatuan yang telah menjadi utuh. Maka dari itu persatuandan kesatuan sangat
erat hubungannya.Kesatuan bangsa Indonesia berarti satu bangsa Indonesia dalam satu jiwa bangsa
seperti yangdiputuskan dalam kongres Pemuda pada tahun 1928 dalam keadaan utuh dan tidak
bolehkurang, baik sebagai subyek maupun obyek dalam penyelenggaraan kehidupan
nasional.Sedangkan kesatuan wilayah Indonesia berarti satu wilayah Indonesia dari Sabang
sampaiMerauke yang terdiri dari daratan, perairan dan dirgantara diatasnya seperti yang
dinyatakandalam deklarasi Juanda 1957, dalam keadaan utuh dan tidak boleh kurang atau retak.

B. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Demokrasi Liberal (17 Agustus 1950 sampai dengan
Juli 1959)

Selama tahun 1950-1959, Indonesia menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia
Tahun 1950 (UUDS 1950) yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950. itu Indonesia menganut sistem
pemerintahan parlementer menggunakan kabinet parlementer yang dipimpin Perdana Menteri. Namun,
sistem pemerintahan ini ternyata juga tidak mampu membawa bangsa Indonesia menuju kemakmuran
dan stabilisasi politik. Hal itu terbukti dari 7 kali pergantian kabinet pada tahun 1950-1959, hingga
terjadi perdebatan tak berujung yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Pada masa itu
bahkan timbul beberapa gerakan separatis, seperti Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
dan Pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat
Semesta).

Kondisi itu memaksa Presiden Ir. Soekarno untuk mengeluarkan Dekret Presiden tanggal 5 Juli tahun
1959, yang menyatakan:

1. Pembubaran konstituante
2
2. Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan pemberhentian UUDS 1950
3. Pembentukan MPR dan DPA sementara

C. Persatuan dan kesatuan bangsa pada Masa Orde Lama (5 Juli 1959 sampai dengan 11 Maret 1966)

Setelah dikeluarkannya Dekret Presiden tanggal 5 Juli 1959, Indonesia akhirnya kembali menggunakan
UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang juga berkedudukan sebagai asas penyelenggaraan negara.
Sejak itu, Presiden yang kembali berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
membentuk Kabinet Kerja pada tanggal 9 Juli 1959, yang berisi 10 menteri untuk kabinet inti, menteri-
menteri ex officio, dan 60 menteri muda. Di periode ini, Presiden dan para pemimpin bangsa Indonesia
lainnya memandang bahwa pelaksanaan demokrasi liberal di periode lalu sangat mengecewakan.
Karena itu, Presiden Soekarno mencetuskan konsep demokrasi terpimpin dengan ide demokrasi yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Namun, lama-kelamaan,
demokrasi ini bergeser menjadi dipimpin oleh Presiden. Setelah kepemimpinan Presiden Soekarno jatuh
pada tahun 1966, orde lama pun berakhir dan digantikan dengan orde baru yang dipimpin oleh Presiden
Soeharto.

Selama masa pemerintahannya, Presiden Soeharto menerapkan sistem pemerintahan presidensial.


Meskipun orde baru sukses mengembangkan pendapatan per kapita Indonesia dan memerangi buta
huruf, tetapi ada banyak sekali penyimpangan yang terjadi. Dikutip dari buku Filsafat Nusantara: Sebuah
Pemikiran tentang Indonesia, L.A.S. Gunawan, SCJ, (2010:78), berikut beberapa penyimpangan yang
terjadi pada masa order baru:

1. Pembangunan ekonomi bersifat sentralistik, sehingga daerah tertinggal jauh dari pusat kota
2. Presiden sebagai pelaksana undang-undang lebih berkuasa daripada lembaga legislatif
3. Pembangunan ekonomi dilandasi kepentingan individu
4. Ekonomi tidak diselenggarakan berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945
5. Para penguasa dan konglomerat menjadi kebal dari hukum Indonesia
6. Terjadinya praktik KKN oleh para pemegang kekuasaan

Berbagai penyimpangan tersebut membangkitkan gerakan reformasi di mana masyarakat bersatu untuk
menumbangkan rezim otoriter dari orde baru. Semangat para mahasiswa dan aktivis yang didukung oleh
rakyat lainnya akhirnya berhasil membuat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei
1998.

3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia dari masa ke masa memiliki banyak perbedaan. Dari kondisi suku, ras, danagama serta masa
kepemimpinan memiliki ciri khas tersendiri yang dapat membentukIndonesia yang satu. Meskipun
banyak perbedaan, Indonesia tetap dapat mempertahankan persatuan dan kesatuannya, dapat
memberantas masalah yang akan mempecahbelahkan persatuan dan kesatuan di Indonesia, sehingga
persatuan dan kesatuan Indonesia masih tetapterjaga hingga saat ini.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebihfokus dan
details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yanglebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggungjawabkan.Untuk saran bias berisi kritik atau saran terhadap penulisan
juga bisa untuk menanggapiterhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan

Anda mungkin juga menyukai