Anda di halaman 1dari 10

PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA

PERIODE 1959 – 1965

Disusun oleh

Kelompok 3 :

 ANHARUDIN UNDI AL-BUTHUNI (Ketua)


 RAUDHATUL FAUZIAH (Sekretaris)
 SAHRUL (Anggota)
 SHINTA KUMALA (Anggota)
 TIARA (Anggota)
 WARDANIA RAMADANI (Anggota)

SMA NEGERI 1 WANGI-WANGI


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
pada periode 1959 – 1965” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat
dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajarn
Pendidikan kewarganegaraan . Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Wangi-Wangi, 25 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL............................................................................................ i
KATA PEMGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................... 1
B. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 2
C. RUMUSAN MASALAH................................................................................ 2
BAB II: PEMBAHASAN
A. DEMOKRASI INDONESIA PERIODE DEMOKRASI TERPIMPIN
1959-1965...................................................................................................... 3
B. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA PERIODE
1959-1965........................................................................................................ 4
C. AWAL DEMOKRASI TERPIMPIN.............................................................. 5
D. KARAKTERISTIK DEMOKRASI TERPIMPIN.......................................... 5
BAB III: PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................................. 6
B. SARAN.......................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 7

iii
1

BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden
Soekarno,
1. Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada masa demokrasi
liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara.
2. Dari segi perekonomian: Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa
demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet
tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik: Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUDS 1950.
Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh
anjuran Soekarno agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS
1950 adalah UUD 1945. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan
anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan pemungutan suara
yang diikuti oleh seluruh anggota Konstituante. Pemungutan suara ini dilakukan pada
30 Mei, 1 Juni, dan 2 Juni 1959 dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro
kontra akan usulan Presiden Soekarno tersebut.
Hasil pemungutan suara hari pertama menunjukan bahwa: 269 orang setuju untuk
kembali ke UUD 1945 dan 119 orang menolak untuk kembali ke UUD 1945.
Meskipun suara terbanyak menyetujui opsi kembali ke UUD 1945, suara tersebut
belum mencapai 2/3 dari jumlah suara, yaitu 312 suara sehingga pemungutuan suara
harus diulangi.Pemilihan hari kedua menunjukan bahwa: 264 setuju dan 204
menolak. Adapun pemilihan hari ketiga menunjukan bahwa: 263 setuju dan 203
menolak.
Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD 1945 tidak dapat
direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui
usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal
137 UUDS 1950. Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah
dekret yang disebut Dekret Presiden 5 Juli 1959.
Isi Dekret Presiden 5 Juli 1959:
1) Tidak berlaku kembali UUDS 1950
2) Berlakunya kembali UUD 1945
3) Dibubarkannya konstituante
4) Pembentukan MPRS dan DPAS
2

Setelah diberlakukannya Dekrit Presiden diberlakukan, keterlibatan militer dalam


politik dan lembaga politik kian meluas. Pada 10 Juli 1959, Sukarno mengumumkan
Kabinet Kerja, sepertiganya menteri berasal dari militer.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari dua asal kata bahasa Yunani, yaitu “demos” dan
“kratos” atau “kratein”. Menurut artinya secara harfiah yang dimaksud dengan
demokrasi, yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “kratos” yang berarti
pemerintahan, sehingga kata demokrasi berarti suatu pemerintahan yang dijalankan
oleh rakyat. Demokrasi menyiratkan arti kekuasaan itu pada hakikatnya yang berasal
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sekalipun sejelas itu arti istilah demokrasi
menurut bunyi kata-kata asalnya, akan tetapi dalam praktek demokrasi itu dipahami
dan dijalankan secara berbeda-beda, bahkan perkembangannya sangat tidak
terkontrol.
Demokrasi Perwakilan Seperti yang telah diuraikan di atas, pelaksanaan
demokrasi melalui demokrasi langsung sebenarnya merupakan prototype kehidupan
negara demokrasi modern saat ini. Dalam pelaksanaan demokrasi langsung dimana
segala keputusan diambil oleh seluruh rakyat yang berkumpul pada waktu dan tempat
yang sama hanya mungkin terjadi pada negara yang wilayah dan jumlah warganya
sangat kecil.
C. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada periode 1959-1965?
3

BAB II: PEMBAHASAN


A. DEMOKRASI INDONESIA PERIODE DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-
1965.
Sejak pertama Indonesia berdiri, demokrasi sudah menjadi bentuk
penyelenggaraan negara. Kendati demikiran, bentuk demokrasi yang berlaku saat ini
berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Di Indonesia, periode demokrasi dibagi
menjadi:
1. Pemerintahan masa revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949)
2. Pemerintahan parlementer (1949-1959)
3. Pemerintahan demokrasi terpimpin (1959-1965)
4. Pemerintahan orde baru (1965-1998)
5. Pemerintahan orde reformasi (1998-sekarang)
Masa demokrasi terpimpin yang berlangsung dari 1959 hingga 1965 menjadi
salah satu masa terkelam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun menyandang
nama demokrasi, namun azas-azas demokrasi tidak diberlakukan dengan baik.
Berikut ini pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada masa pemerintahan
demokrasi terpimpin:
a. Demokrasi Indonesia periode demokrasi terpimpin (1959-1965)
Sebelumnya, di masa parlementer, Indonesia mengalami stagnansi hukum dan
dasar negara. Dewan Konstituante yang bertugas menyusun Konstitusi atau Undang-
Undang Dasar baru untuk menggantikan UUDS 1950, tak kunjung menyelesaikan
tugasnya. Kinerja Dewan Konstituante yang berlarut-larut membawa Indonesia ke
dalam persoalan politik yang pelik. Kondisi negara serta tidak pasti. Landasan
konstitusional tidak mempunyai kekuatan hukum tetap karena hanya bersifat
sementara. Situasi seperti ini berpengaruh besar terhadap situasi keamanan nasional.
Karena membahayakan persatuan dan kesatuan nasional. Presiden Soekarno sebagai
kepala negara melihat situasi ini sangat membahayakan bila terus dibiarkan. Oleh
karena itu untuk mengeluarkan bangsa dari persoalan pelik tersebut, Presiden
Soekarno mengeluarkan dekrit pada 5 Juli 1959 yang selanjutnya disebut Dekrit
Presiden 5 Juli 1959.
b. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Dalam dekrit tersebut, Presiden menyatakan membubarkan Dewan Konstituante
dan kembali pada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Dekrit
presiden tersebut mengakhiri era demokrasi parlementer. Dekrit Presiden juga
membawa dampak sangat besar dalam kehidupan politik nasional.
4

Era baru demokrasi dan pemerintahan Indonesia dimulai yaitu suatu konsep
demokrasi yang oleh Presiden Soekarno disebut Demokrasi Terpimpin. Maksud
konsep terpimpin ini dalam Pandangan Soekarno adalah dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik yang berjalan
pada masa demokrasi parlementer. Yang disebut demokrasi pada masa ini ialah
perwujudan kehendak presiden dalam rangka menempatkan dirinya sebagai satu-
satunya institusi yang paling berkuasa di Indonesia.
c. Masa suram demokrasi Indonesia Perpolitikan Indonesia pada masa demokrasi
terpimpin sudah keluar dari aturan yang benar. Demokrasi bukan dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan akan tetapi dipimpin oleh institusi kepresidenan yang sangat
otoriter yang jauh dari nilai-nilai demokrasi universal. Soekarno memiliki kuasa
absolut dan berwenang penuh atas penyelenggaraan negara. Beberapa kebijakan
masa demokrasi terpimpin yakni: Berkonfrontasi dengan Malaysia Keluar dari
PBB Menyelenggarakan Asian Games pertama Menghabiskan anggaran negara
dan memanfaatkan pinjaman untuk pembangunan proyek-proyek mercu suar
Soekarno ditetapkan sebagai presiden seumur hidup Tidak ada pemilu Soekarno
membentuk Kabinet 100 Menteri (Kabinet Dwikora II) dengan jumlah 132 pejabat
pembantu presiden Masa demokrasi terpimpin disebut sebagai masa suram
demokrasi di Indonesia.
B. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA PERIODE 1959-
1965
Pada periode 1959-1965, negara Indonesia dilingkupi oleh kondisi yang serba
tidak pasti, karena landasan konstutusional tidak memiliki kekuasan hukum yang
tetap, karena hanya bersifat sementara.Hal ini tidak lepas dari kinerja dewan
konstituante yang berlarut-larut sehingga membawa Indonesia ke dalam persoalan
politik yang rumit.Situasi semacam ini juga memberi pengaruh yang besar terhadap
situasi keamanan negara yang bisa membayaraan persatuan dan kesatuan
nasional.Pada saat itu, Presiden soekarno sebagai kepala negara melihat situasi ini
bisa membahayakan bila terus menerus dibiarkan.
Maka dari itu, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit presiden pada 5 Juli 1959
untuk mengatasi persoalan tersebut.Pada dekrit presiden tersebut menjelaskan
mengenai pembubaran dewan konstituante dan kembali pada UUD 1945. Nah,
adanya dekrit presiden membuat erea demokrasi parlementer berakhir yang kemudian
berdampak besar bagi kehidupan politik nasional.
5

“Pada awal pelaksanaan demokrasi periode 1959-1965, terjadi masalah yang rumit
karena landasan konstitusional tidak memiliki kekuasaan hukum.”
C. AWAL DEMOKRASI TERPIMPIN
Adanya dekrit presiden 1969 membawa era baru bagi demokrasi dan
pemerintahan Indonesia. Presiden Soekarno menyebut konsep demokrasi ini dengan
sebutan demokrasi terpimpin yang di mana konsep ini memiliki arti dipimpin oleh
hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Demokrasi terpimpin ini merupakan pembalikan total dari proses politik yang
pernah berjalan pada saat penyelenggaraan demokrasi parlementer.Hingga akhirnya,
perpolitikan yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin ini sudah keluar dari aturan
yang benar.Penerapan demokrasi ini yang awalnya berlandaskan dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan berubah menjadi dipimpin oleh institusi kepresidenan yang
otoriter. Hal tersebut membuat masa demokrasi terpimpin menjadi masa kelam
demokrasi di Indonesia karena tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi secara
universal.
“Demokrasi terpimpin berjalan tidak sesuai dengan aturan, di mana pemerintahan
lebih kepada tindakan yang otoriter.
D. KARAKTERISTIK DEMOKRASI TERPIMPIN
Berikut ini, beberapa karakteristik utama dari era demokrasi terpimpin, yaitu:
1. Mengaburkan sistem kepartaian, di mana kehadiran partai politik bukan untuk
mempersiapkan diri dalam mengisi jabatan politik di pemerintahan. Akan tetapi
partai politik lebih merupakan elemen penopang dari tarik ulur kekuatan antara
lembaga kepresidenan, Angakatan Darat, dan Partai Komunis Indonesia.
2. Terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong, yang membuat peran
lembaga legislatif dalam sistem politik nasional menjadi lemah. DPR-GR ini
tidak lebih hanya merupakan instrumen politik lembaga kepresidenan, yang
rekrutmennya ditentukan oleh presiden.
3. Hak dasar manusia juga ikut melemah, karena kritik dan saran dari lawan politik
presiden tidak banyak diberikan dan mereka tidak memiliki keberanian untuk
menentang hal tersebut.
4. Pada demokrasi terpimpin ini kebebasan pers juga menjadi berkurang, di mana
sejumlah surat kabar dan majalah banyak yang dilarang terbit oleh pemerintah.
5. Adanya sentralisasi kekuasan yang semakin dominan dalam proses hubungan
antara pemerintah pusan dan daerah, serta daerah memiliki otonomi yang
terbatas.
6.
6

BAB III: PENUTUP


A. KESIMPULAN
Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh
anjuran Soekarno agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS
1950 adalah UUD 1945. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan
anggota konstituante. Sejak pertama Indonesia berdiri, demokrasi sudah menjadi
bentuk penyelenggaraan negara. Kendati demikiran, bentuk demokrasi yang berlaku
saat ini berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Di Indonesia, periode demokrasi
dibagi menjadi:
1. Pemerintahan masa revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949)
2. Pemerintahan parlementer (1949-1959)
3. Pemerintahan demokrasi terpimpin (1959-1965)
4. Pemerintahan orde baru (1965-1998)
5. Pemerintahan orde reformasi (1998-sekarang)
Masa demokrasi terpimpin yang berlangsung dari 1959 hingga 1965 menjadi salah
satu masa terkelam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun menyandang
nama demokrasi, namun azas-azas demokrasi tidak diberlakukan dengan baik.
Pada periode 1959-1965, negara Indonesia dilingkupi oleh kondisi yang serba tidak
pasti, karena landasan konstutusional tidak memiliki kekuasan hukum yang tetap,
karena hanya bersifat sementara.Hal ini tidak lepas dari kinerja dewan konstituante
yang berlarut-larut sehingga membawa Indonesia ke dalam persoalan politik yang
rumit.Situasi semacam ini juga memberi pengaruh yang besar terhadap situasi
keamanan negara yang bisa membayaraan persatuan dan kesatuan nasional.Pada saat
itu, Presiden soekarno sebagai kepala negara melihat situasi ini bisa membahayakan
bila terus menerus dibiarkan.
B. SARAN
Saran saya sebagai penulis yaitu kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya
para generasi muda yang akan yang akan membangun bangsa kedepan, harus
memperhatikan bagaimana keamanan nasional yang ada di indonesia serta harus
memikirkan bagaimana agar prekonomian di indonesia tetap terjaga agatr tidak
terjadi hal yg dapat merugikan indonesia.
Selalu menyelesaikan tugas serta meningkatkan kinerja kerja kita sebagai
generasi baru agar tidak terjadi lagi hal seperti pada masa demokrasi terpimpin.
7

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/183000469/demokrasi-indonesia-
periode-demokrasi-terpimpin-1959-1965?page=all,

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1959%E2%80%931965),

Anda mungkin juga menyukai