Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN

EKONOMI PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

MA NEGER
S I5
SSAR
MAK A

461

OLEH :

KELOMPOK 4

KELAS XII MIPA 1

AHMAD ABDILLAH ISKANDAR (02)

BASO LUKMAN SUBHAN (04)

EKA ANUGRAH WIDIANTO (07)

DZAKY RISHADAIRULAND (06)

M. RIZQI RAMADHAN (16)

VIRGINO C.L. SUMULE (32)

JUANFRAND B. SIKKU (35)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2019 - 2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah sejarah mengenai perkembangan kehidupan politik dan
ekonomi pada masa demokrasi terpimpin

Adapun makalah sejarah mengenai perkembangan kehidupan politik dan


ekonomi pada masa demokrasi terpimpin ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya dalam
makalah ini.

Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat mengambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi untuk kehidupan kita
sehari-hari terhadap pembaca.

Makassar, 26 September 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
JUDUL................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B.  Rumusan Masalah...................................................................................................2

C.  Tujuan Penulisan Makalah......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Latar Belakang Lahirnya Demokrasi Terpimpin.....................................................3

B. Kehidupan Politik Pada Masa Demokrasi Terpimpin..............................................4

C. Penyimpangan-Penyimpangan Pemerintah Pada Masa Demokrasi Terpimpin..... 8

D. Perkembangan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin....................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................11

A. Kesimpulan...........................................................................................................11

B.  Saran......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante
danrentetan peristiwa-peristiwa politik yang mencapai klimaksnya dalam bulan Juni
1959,  akhirnya mendorong Presiden Soekarno untuk sampai kepada kesimpulan
bahwa telah muncul suatu keadaan kacau yang membahayakan kehidupan negara.
Atas kesimpulannya tersebut, Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959, dalam
suatu acara resmi di Istana Merdeka, mengumumkan Dekrit Presiden mengenai
pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 dalam kerangka sebuah
sistem demokrasi yakni Demokrasi Terpimpin.
Dekrit yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959
mendapatkan sambutan dari masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu
sangat menantikan kehidupan negara yang stabil. Namun kekuatan dekrit tersebut
bukan hanya berasal dari sambutan yang hangat dari sebagian besar rakyat Indonesia,
tetapi terletak dalam dukungan yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara
lainnya, seperti Mahkamah Agung dan KSAD.1 Dengan dikeluarkannya Dekrit
Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan dan pada tanggal 9 Juli 1959, diganti dengan
Kabinet Kerja. Dalam kabinet tersebut Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana
menteri, sedangkan Ir. Djuanda bertindak sebagai menteri pertama.  

PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan


anggapan bahwa PKI mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu
antara nasionalisme, agama (Islam) dankomunisme yang dinamakan NASAKOM.

Di tahun 1962, perebutan Irian Barat secara militer oleh Indonesia mendapat


dukungan penuh dari kepemimpinan PKI,

1
Menurut UUD 1945 demokrasi terpimpin adalah suatu system demokrasi yang
di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Artinya
Negara didasarkan oleh pancasila.

B.     Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan Demokrasi Terpimpin di Indonesia ?
2. Bagaimana perkembangan politik, ekonomi, dan sosial budaya pada masa
Demokrasi Terpimpin?

C.    Tujuan Penulisan Makalah
1. Agar siswa mengetahui pelaksanaan Demokrasi Terpimpin di Indonesia
2. Agar siswa mengetahui perkembangan politik, ekonomi dan sosial budaya
pada masa Demokrasi Terpimpin

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Lahirnya Demokrasi Terpimpin


Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga jatuhnya kekuasaan Sukarno. Latar
belakang dicetuskannya sistem Demokrasi Terpimpin oleh Presiden Soekarno :
1. Dari Segi Keamanan
Banyaknya gerakan sparatis pada masa Demokrasi Liberal, menyebabkan
ketidakstabilan di bidang keamanan.
2. Dari Segi Perekonomian
Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal
menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan
secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
3. Dari Segi Politik
Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS
1950 (Undang - Undang Dasar Sementara 1950).
Tugas Demokrasi terpimpin ialah sebagai berikut :
a. Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak
setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih mantap
dan stabil.
b. Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi Parlementer atau
Liberal. Hal ini disebabkan karena: Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan
presiden hanya terbatas sebagai kepala negara. Sedangkan kekuasaan Pemerintah
dilaksanakan oleh partai.
4. Pelaksanaan masa Demokrasi Terpimpin :
a. Pada masa Demokrasi Terpimpin kebebasan partai dibatasi.
b. Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.
c. Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945.
d. Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front
Nasional.

3
B. Kehidupan Politik Pada Masa Demokrasi Terpimpin
1. Pembentukan kabinet kerja
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, maka Kabinet Djuanda dibubarkan
diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam Kabinet itu presiden bertindak sebagai sebagai
perdana menteri dan Ir, juanda menjadi menteri pertama. Kabinet ini dilantik pada
tanggal 10 Juli 1959 dengan programnya yang disebut “Tri Program Kabinet Kerja”
meliputi masala-masalah sandang pangan, keamanan dalam negeri dan pengembalian
Irian Barat.
2. Pembentukan MPRS
Selanjutnya presiden membentuk MPRS yang anggotanya terdiri dari anggota-
anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan daerah dan wakil-wakil golongan karya.
MPRS ini diketuai oleh Chaerul Shaleh dengan tugas menetapkan GBHN.
3. Pembentukan DPR-GR
Pada mulanya DPR hasil pemilu 1955 mengikuti kebijakan Presiden
Soekarno. Akan tetapi mereka menoilak APBN tahun 1960 yang diajukanm oleh
pemerintah. Kemudian DPR hasil pemilu 1955 dibubarkan dan pada tanggal 24 Juni
1960  Presiden Soekarno berhasil mengganti DPR menjadi DPR-GR yang dilantik
pada tanggal 25 Juni 1960.
4. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan
Penetapan Presiden No.3 tahun 1959.Lembaga ini diketuai oleh presiden.
Keanggotaaan DPAS terdiri atas 1 orang wakil ketua, 12 orang wakil partai politik, 8
orang utusan daerah, dan 24 orang wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi
jawaban atas pertanyaan presiden dan mengajukan usul pemerintah.Pelaksanaannya,
kedudukan DPAS juga berada di bawah pemerintah/presiden.
5. Pembentukan Front Nasional
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No. 13 Tahun 1959
dan diketuai oleh Presiden Soekarno. Front Nasional merupakan organisasi massa
yang memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita yang terkandung dalam UUD
1945. Front Nasional merupakan lembaga ekstra parlementer yang dibentuk dengan
tujuan :
a.  Menyelesaikan revolusi nasional Indonesia
b.  Melaksanakan pembangunan semesta nasional
c.  Mengembalikan Irian Jaya ke wilayah RI

4
6. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
TNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI) yang terdiri atas empat angkatan, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan
Laut, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan
dipimpin oleh Menteri Panglima Angkatan yang kedudukannya berada di bawah
presiden.ABRI menjadi salah satu golongan fungsional dan kekuatan sosial poltik
Indonesia.
7. Keterlibatan PKI dalam Ajaran NASAKOM
Karena adanya perbedaan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan
bernegara yang mengancam persatuan di Indonesia, maka pemerintah mengambil
langkah untuk menyamakan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan menyampaikan ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan
Komunis).NASAKOM merupakan cerminan paham berbagai golongan dalam
masyarakat. Presiden Soekarno yakin bahwa dengan menerima dan melaksanakan
NASAKOM maka persatuan Indonesia akan terwujud.
8. Arah Politik Luar Negeri
Pada awalnya, politik luar negeri Indonesia adalah politik bebas aktif sesuai
yang mengabdi pada kepentingan nasional. Bebas berarti tidak memihak salah satu
blok (barat/timur), sedangkan aktif berarti ikut memelihara perdamaian dunia. Pada
masa demokrasi terpimpin, pelaksanaan politik luar negeri condong mendekati
negara-negara blok timur dan konfrontasi terhadap negara-negara blok barat.
Perubahan arah ini disebabkan oleh:
a. Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo
Terjadi penyimpangan dari politik luar negeri bebas aktif yang menjadi
cenderung condong pada salah satu poros. Saat itu Indonesia memberlakukan
politik konfrontasi yang lebih mengarah pada negara-negara kapitalis seperti
negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Politik Konfrontasi tersebut dilandasi
oleh pandangan tentang Nefo (New Emerging Forces) dan Oldefo (Old
Established Forces).
1) Nefo merupakan kekuatan baru yang sedang muncul yaitu negara-negara
progresif revolusioner (termasuk Indonesia dan negara-negara komunis
umumnya) yang anti imperialisme dan kolonialisme.
2) Oldefo merupakan kekuatan lama yang telah mapan yakni negara-negara
kapitalis yang neokolonialis dan imperialis (Nekolim).

5
b. Politik Konfrontasi Malaysia
Indonesia juga menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini
disebabkan karena pemerintah tidak setuju dengan pembentukan negara federasi
Malaysia yang dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang
membahayakan Indonesia dan negara-negara blok Nefo.
Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwi
Komando Rakyat (Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964, yang isinya sebagai
berikut.
1) Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia.
2) Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim
Inggris.
3) Pelaksanaan Dwikora dengan mengirimkan sukarelawan ke Malaysia Timur
dan Barat menunjukkan adanya campur tanggan Indonesia pada masalah
dalam negeri Malaysia.
c. Politik Mercusuar
Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau menganggap
bahwa Indonesia merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di
seluruh dunia. Untuk mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar
dan spektakuler yang diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan
yang terkemuka di kalangan Nefo. Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya
yang sangat besar mencapai milyaran rupiah diantaranya diselenggarakannya
GANEFO (Games of the New Emerging Forces ) yang membutuhkan
pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta biaya perjalanan bagi delegasi
asing.
Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB
sebab Malaysia diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

6
d. Politik Gerakan Non-Blok
Gerakan Non-Blok merupakan gerakan persaudaraan negara-negara Asia-
Afrika yang kehidupan politiknya tidak terpengaruh oleh Blok Barat maupun Blok
Timur. Selanjutnya gerakan ini memusatkan perjuangannya pada gerakan
kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika dan mencegah perluasan Perang Dingin.
Keterlibatan Indonesia dalam GNB menunjukkan bahwa kehidupan politik
Indonesia di dunia sudah cukup maju. GNB merupakan gerakan yang bebas
mendukung perdamaian dunia dan kemanusiaan. Bagi RI, GNB merupakan
pancaran dan revitalisasi dari UUD1945 baik dalam skala nasional dan
internasional.

7
C. Penyimpangan-Penyimpangan Pemerintah Pada Masa Demokrasi Terpimpin

Dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno dimaksudkan


untuk melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia agar sesuai
dengan UUD 1945. Tetapi pada pelaksanaannya, pemerintah khususnya Presiden
Soekarno banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap UUD 1945 itu
sendiri, di antaranya sebagai berikut :

1.   Penyimpangan di Bidang Kebijakan Dalam Negeri


a. Mengumumkan ajaran Nasakom (Nasionalis, Agama, komunis).
b. Penetapan MPRS tentang jabatan Presiden Soekarno sebagai Presiden RI
seumur hidup.
c. Pembubaran DPR hasil pemilu 1, tahun 1955.

2.   Penyimpangan di Bidang Kebijakan Luar Negeri


a. Politik konfrontasi dengan pembagian dunia menjadi 2 bagian, yaitu Oldefo
(Old Establishes Forces/Negara-negara kapitalis imperialis) dan Nefo (New
Emerging Forces/Negara-negara progresif revolusioner).
b. Melaksanakan politik Mercusuar (pembangunan proyek-proyek raksasa,
komplek olahraga senayan, Jakarta by pass, Monumen Nasional, Jembatan
Ampera).
c. Menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) yang
sebagian besar pesertanya adalah Negara-negara komunis
d. Membentuk Poros Jakarta-Peking.

8
D. Perkembangan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin
Dalam bidang ekonomi, Presiden Soekarno mempraktikkan sistem ekonomi
terpimpin. Presiden secara langsung terjun dan mengatur perekonomian. Pemusatan
kegiatan perekonomian pada satu tangan ini berakibat penurunan kegiatan
perekonomian.
Dalam upaya meningkatkan aktivitas perekonomian Indonesia, pemerintah
mengambil beberapa langkah yang dapat menunjang pembangunan ekonomi
Indonesia. Lankah-langkah yang ditempuh pemerintah adalah sebagai berikut :
1. Devaluasi Mata Uang Rupiah
Sebagai langkah pertama dalam usaha perbaikan keadaan ekonomi, maka
pada tanggal 24 Agustus 1959 pemerintah mendevaluasi mata uang Rp 1.000,00
dan Rp 500,00 menjadi Rp 100,00 dn Rp 50,00. Mata uang pecahan seratus
kebawah tidak didavaluasi. Tujuan devaluasi ini adalah untuk meningkatkan nilai
rupiah dan rakyat kecil tidak dirugikan. Pemerintah juga melakukan pembekuan
terhadap semua simpanan di bank-bank yang melebihi jumlah Rp 25.000,00.
2. Menekan Laju Inflasi
Dalam upaya membendung inflasi, dikeluarkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1959 yang mulai berlaku sejak tanggal 25
Agustus 1959. Peraturan itu dimaksudkan untuk mengurangi banyaknya uang
yang beredar agae dapat memperbaiki kondisi keuangan dan perekonomian
negara.
Penghasilan negara berupa devisa dan penghasilan lain yang merupakan
sumber-sumber penting penerimaan negara mengalami kemosrotan . hal ini
berpengaruh terhadap merosotnya nilai mata uang rupiah. Akibatnya, pemerintah
melakukan likuiditas terhadap semua sektor, baik sektor pemerintah maupun
sektor swasta. Keadaan ini merupakan kesempatan yang baik untuk menertibkan
setiap kegiatan pemerintah dan swasta yang sebelumnya tidak dapat dikendalikan.
Sementara itu, sejak tahun 1961 Indonesia secara terus-menerus
membiayai kekurangan neraca pembayarannya dari cadangan emas dan devisa.
Pada akhir tahun 1965, untuk pertama kalinya dalam sejarah keuangan, Indonesia
sudah habis membelanjakan cadangan emas dan devisa, serta memperlihatkan
saldo negatif sebesar 3 juta dollar AS. Walaupun demikian, aktivitas
perekonomian masyarakat Indonesia tidak diatur lagi oleh bangsa asing melainkan
telah diatur oleh bangsa Indonesia sendiri.

9
3. Melaksanakan Pembangunan Nasional
Untuk melaksanakan pembangunan nasional, diperlukan modal dan tenaga
ahli. Sementara Indonesia tidak memiliki cukup modal dan tenaga ahli. Karena
konfrontasi dengan Malaysia dan memasuhi negara-negara Barat (Eropa Barat),
maka bantuan modal dan tenaga dari luar negeri sangat sulit diperoleh. Dengan
demikian, pembangunan yang direncanakan tidak dapat dilaksanakan dengan
mulus sehingga belum dapat menaikkan taraf hidup rakyat.
Pada tanggal 28 Maret 1963, Presiden Soekarno menyampaikan Deklarasi
Ekonomi (Dekon) di Jakarta.
Dekon merupakan strategi dasar dalam ekonomi terpimpin. Tujuan utama
Deklarasi Ekonomi itu adalahuntuk menciptakan ekonomi nasioanal yang bersifat
demokratis dan bebas dari imprealisme untuk mencapai kemajuan ekonomi.
Mengingat tidak mudahnya untuk mendapatkan bantuan luar negeri,

Maka pemerintah Indonesia menyatakan bahwa ekonomi Indonesia


berpegang pada sistem ekonomi berdikari (berdiri di atas kaki sendiri).
Dekon itu kemudian disusul dengan 14 peraturan pelaksanaan pada tanggal 26
Mei 1963 yang lebih dikenal dengan Peraturan-peraturan 26 Mei . Deklarasi
Ekonomi beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya ternyata tidak berhasil
mengatasi kemerosotan ekonomi bahkan memperberat beban hidup rakyat karena
indeks biaya hidup semakin meningkat, harga barang kebutuhan naik, dan juga
laju inflasi sangat tinggi.

Kegagalan itu disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut


a. Masalah ekonomi tidak diatasi berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi, tetapi di
cara-cara politis.
b. Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sering bertentangan antara satu
peraturan dengan peraturan yang lainnya.
c. Tidak ada ukuran yang obyektif untuk menilai suatu usaha atau hasil dari suatu
usaha.
d. Terjadinya berbagai bentuk penyelewengan dan salah urus.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Konstituante yang diharapkan mampu menghasilkan UUD ternyata
gagal,sehingga tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden yang membubarkan Konstituante.
2. Pembubaran DPR hasil pemilu, pengangkatan presiden seumur hidup,
terbentuknya poros Jakarta-Peking, konfrontasi dengan Malaysia, sampai
keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB merupakan sejumlah contoh dari
penyimpangan tersebut.
3. Demokrasi terpimpin di Indonesia diakhiri sejak dikeluarkannya Surat Perintah
Sebelas Maret pada tanggal 11 maret 1966. Era tahun 1959 sampai dengan 1966
merupakan era Soekarno, yaitu ketika keijakan-kebijakan Presiden Soekarno
sangat mempengaruhi kondisi politik Indonesia.
4. Untuk merencanakan pembangunan ekonomi, pada tahun 1958 dibentuk undang-
undang mengenai pembentukan Dewan Perancang
5. Pada masa Demokrasi Terpimpin, parlemen sudah tidak mempunyai kekuatan
yang nyata. Partai politik tidak mempunyai peran besar dalam pentas politik
nasional dalam tahun-tahun awal Demokrasi Terpimpin.

B.       Saran
Dalam makalah ini, penulis berharap supaya kita sebagai bangsa Indonesia
dapat mengetahui tentang Demokrasi Terpmpin yang pernah ada dan berlaku di
Indonesia dan sistem Pelaksanaannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://dewiagustin05.blogspot.com/2016/11/perkembangan-politik-pada-masa.html

http://makalahadrres.blogspot.com/2016/09/makalah-ekonomi-pada-masa-demokrasi.html

12

Anda mungkin juga menyukai