Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah "Manajemen Sumber Daya Manusia".
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Abdul Haris Jamal S.Pd, yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Melisa A Lasinta
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 3
A. Menuju Demokrasi Terpimpin................................................................................... 3
B. Peta Kekuatan Politik Nasional.................................................................................. 4
C. Pembebasan Irian Barat.............................................................................................. 5
D. Konfrontasi Terhadap Malaysia................................................................................. 7
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 10
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi Terpimpin sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah
sistem demokrasi di mana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin
negara, kala itu Presiden Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali
diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10
November 1956.
Latar belakang demokrasi terpimpin bisa di lihat dari beberapa aspek sebagai berikut:
Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada masa demokrasi liberal,
menyebabkan ke tidak stabilan negara.
Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal
menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara
utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan
UUDS 1950.Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali
oleh anjuran Soekarno agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS
1950 adalah UUD 1945. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan
anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan pemungutan suara yang
diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Pemungutan suara ini dilakukan dalam rangka
mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno tersebut.
Hasil pemungutan suara menunjukkan bahwa 269 orang setuju untuk kembali ke UUD
1945 dan 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD 1945. Melihat dari hasil voting,
usulan untuk kembali ke UUD 1945 tidak dapat direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh
jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian,
seperti yang telah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950. Bertolak dari hal tersebut,
Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekret yang disebut Dekret Presiden 5 Juli 1959.
Isi Dekret Presiden 5 Juli 1959 : ~Tidak berlaku kembali UUDS 1950 ~Berlakunya kembali
UUD 1945 ~Dibubarkannya konstituante ~Pembentukan MPRS dan DPAS
1
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut :
A. Bagaimana Menuju Demokrasi Terpimpin ?
B. Bagaimana Peta Kekuatan Politik Nasional?
C. Bagaimana Pembebasan Irian Barat?
D. Bagaimana Konfrontasi Terhadap Malaysia?
E. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut;
F. Untuk Mengetahui Bagaimana Menuju Demokrasi Terpimpin
G. Untuk Mengetahui Bagaimana Peta Kekuatan Politik Nasional
H. Untuk Mengetahui Bagaimana Pembebasan Irian Barat
I. Untuk Mengetahui Bagaimana Konfrontasi Terhadap Malaysia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bahkan Bung Karno sempat menganalogikan Irian Barat layaknya bagian dari tubuh, yang
jika salah satu bagian telah hilang, maka keseimbangan tak akan didapat.
“Dibandingkan dengan wilayah kepulauan kami, Irian Barat hanya selebar daun kelor,
tetapi Irian Barat adalah sebagian dari tubuh kami. Apakah seseorang akan membiarkan
salah satu anggota tubuhnya diamputasi tanpa melakukan perlawanan?” ungkap Bung
Karno, dikutip Cindy Adams dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
(1965).
Pemerintah Indonesia juga mengirim anak-anak muda dari berbagai daerah di Papua pada
1961. Langkah itu diambil sebagai respons pengusiran masyarakat pro-NKRI oleh Belanda.
Tak Cuma mengusir, pada periode 1950-1960, Belanda juga mendatangkan masyarakat yang
anti-Indonesia ke Irian Barat.
Indonesia juga mengambil langkah diplomatis ke sejumlah negara sahabat, mengumpulkan
dukungan komunitas internasional. Hasil signifikan didapat. Dari Uni Soviet, Indonesia
mendapat senjata berat hingga pesawat peluncur bom jarak jauh, Tupolev-16 dan kapal
penjelajah, Sverdlov, yang belakangan dinamai KRI Irian.Pada 1961, Indonesia membentuk
Komando Tertinggi. Pembebasan Irian Barat (KOTI). Soekarno, sebagai panglima tertinggi
juga mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora).
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda Kolonial
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
3. Bersiaplah mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan
Bangsa.
Medan hutan Kalimantan dan kurangnya jalan yang melintasi perbatasan Malaysia-
Indonesia memaksa pasukan Indonesia dan Persemakmuran untuk melakukan patroli jarak
jauh. Kedua belah pihak mengandalkan operasi infanteri ringan dan transportasi udara,
meskipun pasukan Persemakmuran menikmati keuntungan dari penyebaran helikopter yang
lebih baik dan pasokan ke pangkalan operasi yang akan datang. Sungai juga digunakan
sebagai metode transportasi dan infiltrasi. Meskipun operasi tempur terutama dilakukan oleh
pasukan darat, pasukan lintas udara memainkan peran pendukung yang vital dan pasukan
angkatan laut memastikan keamanan sisi-sisi laut. Inggris memberikan sebagian besar upaya
pertahanan, meskipun pasukan Malaysia terus meningkatkan kontribusi mereka, dan ada
kontribusi berkala dari pasukan Australia dan Selandia Baru dalam gabungan Cadangan
Strategis Timur Jauh yang ditempatkan saat itu di Malaysia Barat dan Singapura.
Serangan awal Indonesia ke Malaysia Timur sangat bergantung pada sukarelawan lokal
yang dilatih oleh Angkatan Darat Indonesia. Seiring waktu, pasukan infiltrasi menjadi lebih
terorganisir dengan masuknya komponen pasukan Indonesia yang lebih substansial. Untuk
mencegah dan mengganggu kampanye infiltrasi yang berkembang di Indonesia, Inggris
merespons pada tahun 1964 dengan meluncurkan operasi rahasia mereka sendiri ke
Kalimantan (Indonesia) dengan nama sandi Operasi Claret. Bertepatan dengan Soekarno
mengumumkan “tahun penuh bahaya” dan kerusuhan rasial Singapura 1964, Indonesia
meluncurkan kampanye operasi yang diperluas ke Malaysia Barat pada 17 Agustus 1964,
meskipun tanpa keberhasilan militer.[18] Penumpukan pasukan Indonesia di perbatasan
Kalimantan pada bulan Desember 1964 membuat Inggris mengerahkan pasukan yang
signifikan dari Komando Strategis Angkatan Darat yang berbasis di Inggris dan Australia
dan Selandia Baru mengerahkan pasukan tempur roulement dari Malaysia Barat ke
Kalimantan pada tahun 1965– 66. Intensitas konflik mulai mereda menyusul kudeta Oktober
1965 dan jatuhnya kekuasaan Soekarno kepada Jenderal Soeharto. Negosiasi perdamaian
yang serius antara Indonesia dan Malaysia dimulai pada Mei 1966, dan kesepakatan damai
terakhir ditandatangani pada 11 Agustus 1966 dengan Indonesia secara resmi mengakui
Malaysia.
• Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia
• Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk
menghancurkan Malaysia
Pada 27 Juli, Soekarno mengumumkan bahwa dia akan meng-“ganyang Malaysia”. Pada 16
Agustus, pasukan dari Rejimen Askar Melayu DiRaja berhadapan dengan lima puluh
gerilyawan Indonesia. Meskipun Filipina tidak turut serta dalam perang, mereka
memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Federasi Malaysia resmi dibentuk pada 16 September 1963. Brunei menolak bergabung
dan Singapura keluar di kemudian hari. Ketegangan berkembang di kedua belah pihak Selat
Malaka. Dua hari kemudian para perusuh membakar kedutaan Britania di Jakarta.
Beberapa ratus perusuh merebut kedutaan Singapura di Jakarta dan juga rumah diplomat
Singapura. Di Malaysia, agen Indonesia ditangkap dan massa menyerang kedutaan
Indonesia di Kuala Lumpur. Di sepanjang perbatasan di Kalimantan, terjadi peperangan
perbatasan. Pasukan Indonesia dan pasukan tidak resminya mencoba menduduki Sarawak
dan Sabah, dengan tanpa hasil.
Pada 1964 pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Di bulan
Mei dibentuk Komando Siaga yang bertugas untuk mengoordinasi kegiatan perang terhadap
Malaysia (Operasi Dwikora). Komando ini kemudian berubah menjadi Komando Mandala
Siaga (Kolaga). Kolaga dipimpin oleh Laksdya Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga.
Kolaga sendiri terdiri dari tiga Komando, yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu)
berkedudukan di Sumatra yang terdiri dari 12 Batalyon TNI-AD, termasuk tiga Batalyon
Para dan satu batalyon KKO.
Di bulan Agustus, enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Johor. Aktivitas
Angkatan Bersenjata Indonesia di perbatasan juga meningkat. Tercatat sekitar 2000 pasukan
Indonesia tewas dan 200 pasukan Inggris/Australia (SAS) juga tewas setelah bertempur di
belantara kalimantan (Majalah Angkasa Edisi 2006).
Pada 17 Agustus pasukan terjun payung mendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba
membentuk pasukan gerilya. Pada 2 September 1964 pasukan terjun payung didaratkan di
Labis, Johor. Pada 29 Oktober, 52 tentara mendarat di Pontian di perbatasan Johor-Malaka
dan membunuh pasukan Resimen Askar Melayu DiRaja dan Selandia Baru dan menumpas
juga Pasukan Gerak Umum Kepolisian Kerajaan Malaysia di Batu 20, Muar, Johor.
Ketika PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap, Soekarno menarik Indonesia
dari PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mencoba membentuk Konferensi Kekuatan Baru
(Conference of New Emerging Forces, Conefo) sebagai alternatif.Pada Januari 1965,
Australia setuju untuk mengirimkan pasukan ke Kalimantan setelah menerima banyak
permintaan dari Malaysia. Secara resmi, pasukan Inggris dan Australia tidak dapat mengikuti
penyerang melalui perbatasan Indonesia.
Tetapi, unit seperti Special Air Service, baik Inggris maupun Australia, masuk secara
rahasia (lihat Operasi Claret). Australia mengakui penerobosan ini pada 1996.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinamika politik yang terjadi pada masa Demokrasi terpimpin antara lain diwarnai dengan
tampilnya dua kekuatan Politik di Indonesia yang saling bersaing, yaitu PKI dan Angkatan
Darat. Pada Masa Demokrasi Terpimpin pula, Indonesia melakukan operasi militer untuk
membebaskan Papua dari penjajahan Belanda (Trikora). Selain itu konfrontasi dengan
Malaysia juga terjadi (Dwikora) Kebijakan ekonomi yang dilakukan pada masa Demokrasi
terpimpin. Antara lain berupa pembentukan Dewan Perancang Nasional dan Deklarasi
Ekonomi, serta dilakukan Devaluasi Mata Uang. Proyek Mercusuar berupa pembangunan
Monas, kompleks Olahraga Senayan, Pemukiman Kebayoran juga berlangsung.
B. Saran
Belajar Sejarah Demokrasi Terpimpin penting bagi kesadaran bangsa Indonesia untuk
memahami salah satu bentuk demokrasi dan sistem ekonomi yang pernah diterapkan di
negeri ini. Pemahaman dan pengalaman kita akan kehidupan berdemokrasi diharapkan
menjadi semakin kaya. Tentu dengan kesadaran akan kekurangan dan kelebihan yang ada.
10
DAFTAR PUSTAKA
• https://doc.lalacomputer.com/makalah-sistem-dan-struktur-politik-dan-ekonomi-pada-
masa-demokrasi-terpimpin/
• https://www.google.com/search?q=siatem+dan+struktur+politik+dan+ekonomi+masa
&oq=siatem+dan+struktur+politik+dan+ekonomi+masa&aqs=chrome..69i57.15438j0j
1&client=ms-android-xiaomi-rvo2&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
• https://www.google.com/search?q=menuju+demokrasi+Terpimpin&oq=menuju+demo
krasi+Terpimpin&aqs=chrome..69i57.4814j0j9&client=ms-android-xiaomi-
rvo2&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-
• https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://amp.kompas.com/s
kola/read/2020/02/28/130000769/politik-demokrasi-terpimpin-peta-kekuatan-politik-
nasional&ved=2ahUKEwiqlsvH5-
76AhVR2HMBHR17CDcQFnoECAoQAQ&usg=AOvVaw06hd-
iszV6Hqe31GB7BZyk
• https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://amp.kompas.com/s
kola/read/2020/02/28/130000769/politik-demokrasi-terpimpin-peta-kekuatan-politik-
nasional&ved=2ahUKEwiqlsvH5-
76AhVR2HMBHR17CDcQFnoECAoQAQ&usg=AOvVaw06hd-
iszV6Hqe31GB7BZyk
• https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.m.wikipedia.org/
wiki/Konfrontasi_Indonesia%25E2%2580%2593Malaysia&ved=2ahUKEwiW5NqJ6O
76AhWTV3wKHTnIATcQFnoECBEQAQ&usg=AOvVaw25Un0GhUy3VrOZSPcLL
dch
11