Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM POLITIK

“Demokrasi Terpimpin serta plus-minus penerapannya di Indonesia “

Oleh Kelompok

Arif Rahman Hakim (2010007721022)

Yasmine Alexandra (2010007721014)

Dosen Pengampu ;

Dr. Sudirman, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN STKIP YAYASAN ABDI PENDIDIKAN
PAYAKUMBUH

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha
penyayang, ucapan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah (Demokrasi terpimpin serta plus-minus
penerapannya di Indonesia) ini tepat pada waktunya. Sebelumnya, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing Dr. Sudirman, M.Pd
karena telah memberikan tugas ini sehingga telah menambah pengetahuan dan
wawasan penulis mengenai materi tersebut.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
penulis akan menerima semua kritik dan saran yang akan diberikan demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi para pembacanya.

Payakumbuh, 1 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang. ......................................................................................... 1


B. Rumusan masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar belakang demokrasi terpimpin........................................................ 3


B. Kebijakan demokrasi terpimpin ............................................................... 4
C. Kekurangan dan kelebihan demokrasi terpimpin ..................................... 5
D. Kehidupan politik dan budaya pada masa demokrasi terpimpin ............ 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demokrasi adalah sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,


dan untuk rakyat. Demokrasi maksudnya memperbincangkan tentang
kekuasaan, atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab.
Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule) dalam sistem
politik yang demokratis dimana warga mempunyai hak, kesempatan, dan
suara yang sama dalam mengatur pemerintahan di dunia publik. Di
Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara
demokratis yang berwatak anti-feodolisme dan anti-imperialisme, dengan
tujuan untuk membentuk masyarakat madani.

Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di


Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada
pemimpinnya saja. Pada bulan 5 Juli 1959 parlemen dibubarkan dan
Presiden Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden.
Soekarno juga membubarkan Konstituante yang ditugasi untuk menyusun
Undang-Undang Dasar yang baru, dan sebaliknya menyatakan
diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar 1945, dengan semboyan
"Kembali ke UUD' 45". Soekarno memperkuat tangan Angkatan
Bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang
penting.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang Latar belakang dari demokrasi terpimpin?
2. Apa saja Kebijakan dari demokrasi terpimpin?
3. Apa saja Kekurangan dan kelebihan demokrasi terpimpin?
4. Seperti apa Kehidupan politik dan budaya pada masa demokrasi
terpimpin?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa latar belakang dari demokrasi terpimpin.

2. Untuk mengetahui apa saja kebijakan demokrasi terpimpin.

3. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan demokrasi


terpimpin.

4. Untuk mengetahui seperti apa Kehidupan politik dan budaya pada masa
demokrasi terpimpin.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar belakang demokrasi terpimpin

Demokrasi Terpimpin sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin


adalah sebuah sistem demokrasi di mana seluruh keputusan serta pemikiran
berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden Soekarno. Konsep sistem
Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam
pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.

Latar belakang demokrasi terpimpin bisa di lihat dari beberapa aspek


sebagai berikut: Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis
pada masa demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan Negara.

Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa


demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh
kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi
tersendat.

Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUDS 1950. Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh
Presiden Soekarno diawali oleh anjuran Soekarno agar Undang-Undang yang
digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD 1945. Namun
usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante.
Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan pemungutan suara yang diikuti oleh
seluruh anggota konstituante . Pemungutan suara ini dilakukan dalam rangka
mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno
tersebut. Hasil pemungutan suara menunjukan bahwa 269 orang setuju untuk
kembali ke UUD 1945 dan 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD
1945. Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD 1945 tidak
dapat direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante
yang menyetujui usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah

3
ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950. Bertolak dari hal tersebut, Presiden
Soekarno mengeluarkan sebuah dekret yang disebut Dekret Presiden 5 Juli
1959. Isi Dekret Presiden 5 Juli 1959 :

• Tidak berlaku kembali UUDS 1950


• Berlakunya kembali UUD 1945
• Dibubarkannya konstituante dan Pembentukan MPRS dan DPAS

B. Kebijakan demokrasi terpimpin

Beberapa kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden Soekarno pada


masa Demokrasi Terpimpin dalam berbagai aspek antara lain:

1. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin

a. Pembentukan MPRS

b. Pembubaran DPR dan pembentukan DPR GR

c. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)

d. Pembentukan Front Nasional

e. Pembentukan Kabinet Kerja

2. Arah Politik Luar Negeri Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin

a. Peran Aktif Indonesia pada Masa Awal Demokrasi Terpimpin

b. Konfrontasi dengan Malaysia

c. Indonesia Keluar dari Keanggotaan PBB

3. Pemasyarakatan Ajaran Nasakom dan Ajaran Resopim

a. Ajaran Nasakom

b. Ajaran Resopim

4. Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

4
a. Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

b. Penurunan Nilai Mata Uang (Devaluasi)

c. Deklarasi Ekonomi (Dekon)

d. Kebijakan Lain Pemerintah ( Kotoe dan Kesop)

C. Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi Terpimpin

• Kelebihan Demokrasi Terpimpin


Demokrasi terpimpin dilaksanakan setelah Dekrit Presiden yang
dilatarbelakangi kegagalan Dewan Konstituante dalam membuat UUD
yang baru dan pelaksanaan demokrasi liberal / parlementer yang juga
mengalami kegagalan. Setelah sebelumnya presiden hanya memiliki
kekuasaan sebagai kepala negara, kali ini presiden bertindak sebagai
kepala pemerintahan. Akibatnya, semua penyelenggaraan
pemerintahan berpusat pada presiden dan kekuasaannya sangat besar.
Namun demikian, kelebihan dan kekurangan demokrasi terpimpin
mempunyai beberapa kelebihan dan berhasil menyelenggarakan
beberapa hal yang sebelumnya sulit terlaksana. Kelebihan demokrasi
terpimpin, antara lain :
1. Mampu membangun integritas nasional

Demokrasi terpimpin yang dipimpin Presiden Sukarno berhasil


membangun integrtas nasional di mana sebelumnya terpecah belah
menjadi berbagai kelompok dan golongan. Kelompok dan golongan
yang sebelumnya bersaing dalam memiliki pengaruh dalam
pemerintahan perlahan mulai tidak ada, karena untuk mereka tidak ada
lagi manfaatnya. Semua harus tunduk dengan aturan presiden dan
manifesto politiknya yang terkenal dan ideologi baru, yaitu nasakom.

5
2. Kembalinya Irian Barat

Pada saat kemerdekaan Indonesia dan terakhir Konfrensi Meja


Bundar, telah ditegaskan bahwa wilayah Indonesia adalah seluruh
bekas jajahan / kolonialisme Belanda. Artinya, Papua termasuk
wilayah Indonesia. Namun kenyataannya, Papua masih dikuasai
Belanda. Bahkan sampai Kabinet Ali Sastroamijoyo berakhir, mereka
menemui kegagalan mengembalikan Papua ke Indonesia. Pada tanggal
1 Desember 1961, Belanda mengumumkan terbentuknya Dewan
Nasional Papua sebagai satu negara. Pada akhirnya, bulan Desember
1961 itu pula, Presiden Sukarno mengumumkan Aksi Trikora, yaitu
perang merebut kembali Papua, yang saat itu dikenal sebagai Irian
Barat. Tidak hanya sampai di situ, Presiden Sukarno juga
memperjuangkan Irian Barat secara diplomatik di PBB sepanjang
tahun 1962. Dan melalui referendum, 1 Mei 1963, Irian Barat resmi
menjadi wilayah Indonesia.

3. Pelopor Non Blok dan Pemimpin Asia Afrika

Setelah sebelumnya Presiden Sukarno berhasil menyelenggarakan


Konfrensi Asia Afrika yang menghasilkan dasasila Bandung,
Indonesia kemudian menjadi pelopor peran Indonesia dalam gerakan
non blok. Yaitu organisasi atau gerakan negara-negara yang berusaha
tidak memihak mana pun dalam penyelenggaraannya. Tidak berpihak
pada Amerika yang mewakili negara-negara Barat dan tidak memihak
pada Uni Sovyet (Rusia saat ini) yang mewakili negara-negara
berpaham sosialis komunis. Selama kepemimpinan demokrasi
terpimpin juga Indonesia menjadi negara yang disegani. Saat itu,
Indonesia dianggap sebagai pemimpin Asia Afrika.

6
4. Dibentuknya Lembaga-Lembaga Negara

Pemerintahan demokrasi terpimpin berusaha menyelenggragrakan


pemerintahan yang sesuai UUD 1945, meskipun di sana sini terjadi
banyak penyimpangan. Salah satu yang berhasil dilakukan di dalam
negeri adalah terbentuknya berbagai tugas lembaga negara yang
sebelumnya tidak ada. Lembaga-lembaga negara tersebut antara lain
MPRS, DPAS, DPRGR, dan Fro

5. Penataan di Berbagai Bidang

Pada saat itu, Indonesia sebenarnya sudah dalam keadaan di ujung


tanduk. Ekonomi tidak stabil, politik, dan berbagai bidang lain
mengalami kekacauan. Dan kelebihan dan kekurangan demokrasi
terpimpin berusaha memperbaiki berbagai keadaan tersebut.
Dilaksanakannya penataan ekonomi sederhana, menjadikan ABRI
lembaga dwifungsi di bidang sosial politik, mengenalkan ideologi
nasakom dianggap hal yang paling dilakukan oleh Presiden Sukarno.

6. Adanya Rasa Gotong royong

Meskipun tidak dialami seluruh rakyat Indonesia, demokrasi


terpimpin pada sebagian orang membangkitkan rasa nasionalisme dan
rasa gotong royong dalam pembangunan menguat kembali. Ini
ditandai dengan bersatunya berbagai kelompok dan golongan yang
sebelumnya berseberangan dalam kabinet parlementer.nt Nasional.

• Kekuraangan Demokrasi Terpimpin

Demokrasi terpimpin sebenarnya merupakan penyimpangan


terhadap UUD 1945 dan Pancasila, meskipun ada berbagai bidang
yang berhasil dilaksanakan. Beberapa penyimpangan dan kekurangan
demokrasi terpimpin adalah:

7
1. Penataan Kehidupan Konstitusi Tidak berjalan

Melalui Dekrit Prsesiden, awalnya disampaikan akan adanya


pelaksanaan konstitusi UUD 1945. UUD 1945 akan dilaksanakan
dalam berbagai bidang. Pada pelaksanaannya, kehidupan konstitusi
tidak berjalan baik. Banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan.
Penyimpangan tersebut di antaranya :

Pengangkatan anggota MPRS yang tidak berdasarkan hasil


pemilihan umum. Anggota MPRS ditentukan oleh presiden.

Presiden menjadi kepala negara sekaligus ketua DPAS. Dan hal


ini berhubungan dengan dukungan seluruh anggota DPAS yang
menjadikan pidato presiden, 17 Agustus 1959, mengenai manifesto
politik sebagai fungsi GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara /
pedoman pelaksanaan pembangunan).

Demokrasi terpimpin membuat kekuasaan presiden menjadi tak


terbatas. Hal ini membuat kemungkinan kediktatoran semakin besar.

Tidak menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara dan


menggantinya dengan nasionalis, agama, dan komunis.

Pemimpin lembaga-lembaga negara sekaligus juga sebagai menteri


presiden. Hal ini secara tidak langsung menyiratkan bahwa lembaga-
lembaga tinggi negara berada di bawah kekuasaan presiden.

Presiden diangkat menjadi presiden seumur hidup,


Dibubarkannya DPR yang dibentuk berdasarkan hasil pemilu 1955 dan
diganti dengan DPRDGR. Pembubaran ini terjadi tahun 1960, ketika
DPR menolak RAPBN yang diajukan pemerintah.

2. Terjadinya Pertentangan Ideologi

Pada masa demokrasi terpimpin, presiden mengeluarkan ide


nasakom, yang dianggap akan mempersatukan seluruh Bangsa

8
Indonesia. Namun sebaliknya, ide tersebut membuat terjadinya
pertentangan ideologi yang sangat tajam antara ketiganya, nasionalis,
agama, dan komunis, Pertentangan yang membuat banyak rakyat
gelisah. Apalagi ditambah berbagai kebijakan presiden di bidang lain
tidak berjalan baik. Seperti misalnya, kebijakan ekonomi.
Kesenjangan sosial semakin tinggi dan harga-harga melambung
disertai dengan penurunan nilai uang rupiah.

3. Kehidupan Politis Tidak Demokratis

Dengan adanya kekuasaan presiden yang semakin besar, berarti


kehidupan demokratis itu sendiri tidak tercapai. Rakyat tidak diberi
kekuasaan berpendapat. Kebebasan pers dikekang dengan berbagai
pembredelan dan pembubaran Masyumi sebagai puncaknya.
Pemilihan umum ditiadakan. Bahkan, siapa saja yang bertentangan
dan tidak menyetujui nasakom Presiden Sukarno, maka dianggap
menentang negara.

Keadaan negara masa ini semakin kacau. Beberapa hal di awal


yang sepertinya mengalami perbaikan ketika sistem demokrasi
parlementer berakhir, ternyata tidak demikian. Kekuasaan ABRI
terutama Angkatan Darat yang semakin besar membuat terjadi
persaingan di antara sesama anggota. Di lain pihak, dengan ideologi
nasakom, PKI dianggap partai yang berdiri paling depan membelanya.
Kekuasaan komunis menjadi semakin besar. Puncaknya,
pemberontakan G30SPKI. Demokrasi terpimpin dianggap gagal.
Tidak sampai setahun sesudahnya, Presiden mengeluarkan Surat
Perintah Sebelas Maret yang dikenal dengan Supersemar. Supersemar
menandai berakhirnya masa demokrasi terpimpin.

9
D. Kehidupan politik dan budaya pada masa demokrasi terpimpin

a. Kehidupan politik pada masa demokrasi terpimpin

1. Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi Terpimpin

Pada masa Demokrasi Terpimpin kekuasaan presiden sangat besar


sehingga cenderung ke arah otoriter. Akibatnya sering terjadi
penyimpangan terhadap UUD 1945. Berikut ini beberapa
penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang terjadi semasa
Demokrasi Terpimpin.
2. Pembentukan MPRS melalui Penetapan Presiden No. 2/1959.
Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden.
Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955.
GBHN yang bersumber pada pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959
yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita ditetapkan oleh DPA
bukan oleh MPRS.
3. Pengangkatan presiden seumur hidup.
Dalam periode Demokrasi Terpimpin, Partai Komunis Indonesia (PKI)
berusaha menempatkan dirinya sebagai golongan yang Pancasilais.
Kekuatan politik pada Demokrasi Terpimpin terpusat di tangan
Presiden Soekarno dengan TNI-AD dan PKI di sampingnya.
Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) ciptaan Presiden
Soekarno sangat menguntungkan PKI. Ajaran Nasakom menempatkan
PKI sebagai unsur yang sah dalam konstelasi politik Indonesia.
Dengan demikian kedudukan PKI semakin kuat PKI semakin
meningkatkan kegiatannya dengan berbagai isu yang memberi citra
sebagai partai yang paling manipolis dan pendukung Bung Karno yang
paling setia.

Selama masa Demokrasi Terpimpin, PKI terus melaksanakan


program-programnya secara revolusioner. Bahkan mampu menguasai

10
konstelasi politik. Puncak kegiatan PKI adalah melakukan kudeta
terhadap pemerintahan yang sah pada tanggal 30 September 1965.

b. Politik Luar Negeri Indonesia Masa Demokrasi

Politik Luar Negeri Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin Politik


luar negeri masa Demokrasi Terpimpin lebih condong ke blok Timur.
Indonesia banyak melakukan kerja sama dengan negara-negara blok
komunis, seperti Uni Soviet, RRC, Kamboja, maupun Vietnam.
Berikut ini beberapa contoh pelaksanaan politik luar negeri masa
Demokrasi Terpimpin.

1. Oldefo dan Nefo


Oldefo dan Nefo - Oldefo (The Old Established Forces), yaitu
dunia lama yang sudah mapan ekonominya, khususnya negara-negara
Barat yang kapitalis. Nefo (The New Emerging Forces), yaitu negara-
negara baru. Indonesia menjauhkan diri dari negara-negara kapitalis
(blok oldefo) dan menjalin kerja sama dengan negara-negara komunis
(blok nefo). Hal ini terlihat dengan terbentuknya Poros Jakarta –
Peking (Indonesia – Cina) dan Poros Jakarta – Pnom Penh – Hanoi –
Peking – Pyongyang ( Indonesia – Kamboja – Vietnam Utara - Cina –
Korea Utara).
2. . Konfrontasi dengan Malaysia

Konfrontasi dengan Malaysia - Pada tahun 1961 muncul rencana


pembentukan negara Federasi Malaysia yang terdiri dari Persekutuan
Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah. Rencana
tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno karena dianggap sebagai
proyek neokolonialisme dan dapat membahayakan revolusi Indonesia
yang belum selesai. Keberatan atas pembentukan Federasi Malaysia
juga muncul dari Filipina yang mengklaim daerah Sabah sebagai
wilayah negaranya. Pada tanggal 9 Juli 1963 Perdana Menteri Tengku
Abdul Rahman menandatangani dokumen tentang pembentukan

11
Federasi Malaysia. Kemudian, tanggal 16 September 1963 pemerintah
Malaya memproklamasikan berdirinya Federasi Malaysia.

Menghadapi tindakan Malaysia tersebut, Indonesia mengambil


kebijakan konfrontasi. Pada tanggal 17 September 1963 hubungan
diplomatik antara dua negara putus. Selanjutnya pada tanggal 3 Mei
1964 Presiden Soekarno mengeluarkan Dwi Komando Rakyat
(Dwikora), isinya: perhebat ketahanan revolusi Indonesia, dan bantu
perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, Sabah,
dan Brunei untuk memerdekakan diri dan menggagalkan negara
boneka Malaysia. Di tengah situasi konflik Indonesia - Malaysia,
Malaysia dicalonkan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB. Masalah ini mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno.
Namun akhirnya Malaysia tetap terpilih sebagai anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB. Terpilihnya Malaysia tersebut mendorong
Indonesia keluar dari PBB. Secara resmi Indonesia keluar dari PBB
pada tanggal 7 Januari 1965.Pasca pengakuan kedaulatan, bangsa
Indonesia mengalami permasalahan ekonomi yang sangat kompleks.
Misalnya inflasi tinggi, rusaknya infrastruktur, hutang negara
meningkat, defisit anggaran, rendahnya investasi, dan lain sebagainya.
Langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengatasi
masalah ekonomi pasca pengakuan kedaulatan, antara lain kebijakan
pemotongan uang, konsep ekonomi nasional, program gerakan
benteng, kebijakan Indonesianisasi, dan lain-lain.

Di bidang politik, sesuai dengan isi UUDS 1950, maka Indonesia


menerapkan Demokrasi Liberal dengan sistem kabinet parlementer.
Akibatnya muncul banyak partai politik. Di sisi lain sistem
pemerintahan tidak stabil karena sering terjadi pergantian kabinet.
Beberapa kabinet yang memerintah pada masa Demokrasi Liberal
antara lain Kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I,
Burhanudin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda.

12
Pemilu tahun 1955 dilaksanakan dua tahap, yaitu 29 September
1955 untuk memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955
untuk memilih anggota Konstituante. Pemilu ini ternyata tidak mampu
menciptakan stabilitas politik. Konstituante yang diharapkan mampu
menghasilkan UUD ternyata gagal, sehingga tanggal 5 Juli 1959
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang membubarkan
Konstituante, menyatakan kembali ke UUD 1945, dan pembentukan
MPRS dan DPAS. Keluarnya Dekrit Presiden menjadi tonggak
lahirnya Demokrasi Terpimpin.

Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi beberapa penyimpangan


terhadap Pancasila, dan UUD 1945 termasuk kebijakan politik luar
negeri. Pembubaran DPR hasil pemilu, pengangkatan presiden seumur
hidup, terbentuknya poros Jakarta-Peking, konfrontasi dengan
Malaysia, sampai keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB
merupakan sejumlah contoh dari penyimpangan terhadap Pancasila
tersebut.

c. Kehidupan sosial budaya pada masa demokrasi terpimpin

Kehidupan sosial budaya masyarakat pada masa Demokrasi


terpimpin banyak dipengaruhi oleh Partai Komunis Indonesia.karena
adanya ajaran Nasakom dan juga ajaran Resopim, kemerosotan
ekonomi. Kebudayaan mengalami perkembangan sperti lahirnya
LEKRA (PKI), LKN (PNI), LKKI (Partai Katolik), HSBI (Muh),
LESBUMI (NU).

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada pembahasan bab sebelumnya,maka penulis dapat


disimpulkan sebagai berikut:

Dalam perkembangan Demokrasi Indonesia, Indonesia sudah mengalami


beberapa kali pergantian sistem politik dan pemimpin. Namun dengan sejalannya
demokrasi itu Indonesia sampai saat ini masih saja belum menemukan sistem
Demokrasi yang tepat. Banyak permasalahan yang datang dalam pencarian sistem
Indonesia maupun jiwa para pemimpinnya.

Begitu pula dengan Demokrasi terpimpin yang mempunyai kelebihan sebagai


berikut:

a. Mampu membangun intregritas nasional

b. Kembalinya irian barat


c. Pelopor nonblok dan pemimpin Asia-Afrika
Dan Demokrasi terpimpin juga mempunyai kelemahan sebagai
berikut:
a. Penataan kehidupan konstitusi tidak jalan
b. Pertentangan ideologi sangat tajam(nasionalis- agama- komunis)
c. Kehidupan politik tidak demokratis
d. Kekuasaan penuh ditangan presiden

B. SARAN

Kami sebagai penulis manyadari bahwa makalah ini banyak sekali


kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan
terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada beberapa sumber
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca tentang pembahasan yang ada dalam makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pengertiankapabilitassistempolitik[diakses19otober2022].com

https://www.bentuk-
bentukkapabilitassistempolitik[diakses19oktober2022].com

https://www.perbandingankapabilitassistempilitikmasaordelama,ordebaru,
danreformasi[diakses19oktober2022].com

15

Anda mungkin juga menyukai