Anda di halaman 1dari 11

DEMOKRASI DALAM SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas

Mata kuliah: Pendidikan Pancasila

Dosen pengampu: Dr. H.M. Amiruddin Sanwar, MM.

Disusun oleh:

1. Amelia Mar’atus Sholikhah (23106011027)


2. Bagus Arif Nasrullah (23106011029)
3. Muhammad Hisyam Ali (23106011020)
4. Muhammad Jihad Naufal Jadid (23106011014)
5. Muhammad Zaenal Arifin (23106011011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam. Atas karunia dan anugerahnya, segala
nikmat yang Allah SWT berikan. Sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
benar. Serta dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik baiknya. Guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila dengan judul “DEMOKRASI DALAM SISTEM
PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA’’

Makalah ini telah kami susun dan kerjakan dengan semaksimal mungkin, terlepas dari
semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari segi tata kebahasaan maupun
susunannya. Kami sangat berterima kasih apabila pembaca mengkritik dan memberi saran yang
membangun dari para pembaca.

Besar harapan kami, makalah ini bisa bermanfaat dan dapat menginspirasi bagi pembaca,
untuk mengetahui kehidupan yang sangat bermakna untuk saling memberi, toleransi, dan saling
mencintai satu sama lain tanpa membeda bedakan derajat, martabat, kedudukan, ras dll.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat
dan mendapat pelajaran setelah membaca makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................... 3

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan penulisan ............................................................................... 5

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian ......................................................................................... 6

B. Landasan-Landasan Demokrasi Indonesia ......................................... 6

C. Demokrasi Pemerintahan Pada Masa Orde Lama ............................... 6

D. Pada Masa Orde Baru 1966-1998 ...................................................... 7

E. Pada Masa Orde Reformasi 1998 – Sekarang ..................................... 8

BAB III: KESIMPULAN ............................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun 1945 tahun dimana Bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya setelah lama dijajah
oleh kekuatan kolonial dimulai dari Portugis, Spanyol, Belanda, Sekutu, dan Jepang yang
berbondong-bondong merebut sumber daya alam bangsa Indonesia. Pembentukan negara
Indonesia baru diawali dan dimulai dengan pembuatan Pancasila sebagai dasar ideologi negara
dan pandangan bangsa Indonesia serta dibentuknya UUD 1945 sebagai suatu konstitusi. Pada
awal kemerdekaan, Indonesia mengadopsi sistem demokrasi parlementer yang dimana seorang
Parlemen sebagai lembaga utama dalam proses pengambilan keputusan di Indonesia. Namun,
perjalanan demokrasi Indonesia pada saat itu tidak selalu lancar selalu ada gejolak dimulai dari
partai politik hingga pemberontakan. Pada tahun 1950 lebih tepatnya terjadi instabilitas politik
dan konflik yang mengakibatkan terjadinya peristiwa perubahan kekuasaan atau konsep menjadi
demokrasi terpimpin. Pada era Orde Baru yang dimulai saat mundurnya presiden Soekarno dan
diganti oleh Soeharto dimulai pada tahun 1966, demokrasi selalu dibatasi dan kekuasaan tumpul
hanya berada ditangan presiden. Meskipun demikian, pada akhir era Orde Baru, pada tahun
1998, muncul gerakan reformasi yang menggulingkan kekuasaan otoriter dan membuka jalan
bagi reformasi demokrasi. Sejak tahun 1998, Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat
besar dalam sistem perpolitikan. Terdapat perubahan demokrasi dengan mengadopsikan system
demokrasi multipartai, pemilihan umum yang bebas, dan peningkatan partisipasi politik
masyarakat. Bangsa Indonesia telah berhasil mengadakan beberapa pesta pemilihan umum yang
sukses, termasuk pemilihan presiden, legislatif, dan pemerintah daerah. Namun, meskipun
terdapat kemajuan yang cukup signifikan, Indonesia masih harus dihadapkan pada sebuah
tantangan dalam memperkuat demokrasi. Beberapa hal atau tantangan tersebut meliputi seperti
korupsi, ketimpangan ekonomi, radikalisme agama, serta ketidaksetaraan gender dan hak asasi
manusia. Dan selain itu, demokrasi Indonesia juga diuji oleh polarisasi politik, populisme, dan
penyebaran informasi yang salah di zaman serba digital saat ini. Dalam menghadapi tantangan
ini, pemerintah dan masyarakat memperkuat lembaga demokrasi, melindungi hak asasi manusia,
memerangi korupsi, dan memperluas partisipasi politik. Demokrasi di Indonesia merupakan

4
upaya untuk terus berkembang dan proses yang kompleks, yang melibatkan membangun masa
depan yang lebih demokratis

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang di maksud demokrasi?

b. Ada berapa landasan demokrasi indonesia?

c. Pada tahun berapa perubahan pada demokrasi?

C. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui penjelasan tentang demokrasi.

b. Untuk mengetahui maksud dari landasan-landasan demokrasi.

c. Agar memahami perubahan-perubahan demokrasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

"Demokrasi" adalah sebuah kata yang begitu sering diucapkan. Namun, makin banyak ia
dibahas makin terasa betapa sulit mencari contoh tentang negara yang memenuhi tatanan
demokrasi secara sempurna.Demokrasi secara etimologis berasal dari bahasa yunani
“Demokratia” yang dibagi dalam dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau
pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan. Secara harfiah,
demokrasi berarti kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan rakyat sebagai
pemegang kedaulatannya.

B. Landasan-Landasan Demokrasi Indonesia

1. Pembukaan UUD 1945


a. Alinea pertama yang berbunyi Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.
b. Alinea kedua yang berbunyi Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang
kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
c. Alinea ketiga yang berbunyi Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.
d. Alinea keempat yang berbunyi Melindungi segenap bangsa.
2. Batang Tubuh UUD 1945
a. Pasal 1 ayat 2 yaitu tentang “Kedaulatan adalah ditangan rakyat”.
b. Pasal 2 yaitu tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat.
c. Pasal 6 yaitu tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
d. Pasal 24 dan Pasal 25 yaitu tentang Peradilan yang merdeka.
e. Pasal 27 ayat 1 yaitu tentang Persamaan kedudukan di dalam hukum.
f. Pasal 28 yaitu tentang Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

6
C. Demokrasi Pemerintahan Pada Masa Orde Lama
a. Masa Demokrasi Liberal 1950 – 1959
Pada masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik. Akan tetapi, praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal
disebabkan:
1. Dominannya partai politik
2. Landasan social ekonomi yang masih lemah
3. Tidak mampunya konstituantebersidang untuk mengganti UUDS 1945 Atas dasar
kegagalan itu,Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya:
1) Bubarkan konstituante
2) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
3) Pembentukan MPRS dan DPAS.
b. Masa Demokrasi Terpimpin
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.VII/MPRS/1965 adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong di antara semua kekuatan nasional
yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom.Ciri-cirinya adalah:
1) Tingginya dominasi Presiden.
2) Terbatasnya peran partai politik.
3) Berkembangnya pengaruh PKI.

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

1) Sistem kepartaian menjadi tidak jelas dan para pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan
2) Peranan parlemen lemah,bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR
3) Jaminan HAM lemah
4) Terbatasnya peran pers
5) Kebijakan politik luar negeri memihak ke RRC (blok timur) yang memicu terjadinya
peristiwa pemberontakan G 30 S PKI.

7
D. Demokrasi Pemerintahan Pada Masa Orde Baru 1966-1998
Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11
maret 1996. Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan
ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi
partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa
mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah .Awal Orde
Baru memberi harapan baru kepada rakyat pemnbangunan di segala bidang melalui Pelita I, II,
III, IV, V dan masa Orde Baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umun tahun 1971, 1977,
1782, 1987, 1992 dan 1997.
Meskipun demikian pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Baru ini dianggap gagal dengan
alsan:
1) Tidak adanya rotasi kekuasaan eksekutif.
2) Rekrutmen politik yang tertutup.
3) Pemilu yang jauh dari semangat demokrasi.
4) Pengakuan HAM yang terbatas.
5) Tumbuhnya KKN yang merajalela.
E. Demokrasi Pemerintahan Pada Masa Orde Reformasi 1998 – Sekarang
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.
Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya
presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap
pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut
menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase
krusial yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.
Demokrasi pada masa reformasi pada dasarnya merupakan demokrasi dengan pernbaikan
peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga tinggi dan tertinggi
negara dengan menegaskan fungsi,wewenang,dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip
pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif,
dan yudikatif.

8
Demokrasi Indonesia periode reformasi meletakkan fondasi yang kuat bagi pelaksanaan
demokrasi Indonesia pada masa selanjutnya. Terdapat beberapa indikator pelaksanaan demokrasi
di Indonesia, yaitu:
a. Diberikan kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi dalam
kebangsaan dan kenegaraan.
b. Berlakunya sistem multipartai, diberlakukan ini terlihat pada Pemilihan Umum 1999.
Masa ini Kesempatan pada rakyat untuk berserikat dan berkumpul sesuai ideologi
dan aspirasi politiknya.
Masa reformasi berusaha membangun kehidupan yang demokratis antara lain dengan:
a) Keluarnya Ketetapan MPR RI No.X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi.
b) Ketetapan No.VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referendum.
c) Tap MPR RI No.XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN.
d) Tap MPR RI No.XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI.
e) Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV.

Sejumlah ironi atau paradoks demokrasi yang muncul di permukaan era reformasi ini
menunjukkan, betapa terjal jalan yang harus ditempuh oleh bangsa ini menuju demokrasi yang
sesungguhnya. Bahwa, ternyata tidak mudah untuk mewujudkan demokrasi secara jujur, jernih
dan bertanggung jawab, baik pada tingkat alam pikiran maupun lebih-lebih sebagai politik yang
tersistem. Perjuangan demokrasi akhirnya harus berhadapan dengan godaan-godaan kekuasaan di
tengah sejumlah jerat politik yang sebenarnya adalah anti demokrasi.

9
KESIMPULAN

Demokrasi Indonesia telah mengalami berbagai fase dan perubahan sejak kemerdekaan
pada tahun 1945. Periode demokrasi parlementer (1950-1959) ditandai dengan adanya parlemen
yang kuat, kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen, dan pemilihan umum untuk
memilih wakil rakyat. Era ini juga ditandai oleh peran penting partai-partai politik dalam politik
Indonesia saat itu, meskipun terdapat ketegangan politik yang mengancam stabilitas. Kemudian,
muncul era demokrasi terpimpin (1959-1965) yang diusulkan oleh Presiden Soekarno sebagai
alternatif untuk sistem demokrasi parlementer. Dalam era ini, kekuasaan terpusat pada presiden,
dan parlemen memiliki peran yang lebih terbatas. Namun, demokrasi terpimpin ini diwarnai oleh
kontroversi dan berakhir dengan kejatuhan Soekarno serta naiknya Soeharto ke kekuasaan.
Selanjutnya, sistem demokrasi pancasila (1965-sekarang) mengintegrasikan prinsip- prinsip
demokrasi dengan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dalam penyelenggaraan negara dan
pemerintahan. Prinsip-prinsip demokrasi, seperti pemilihan umum, kebebasan berpendapat, dan
perlindungan hak asasi manusia, menjadi bagian penting dari sistem ini. Meskipun menghadapi
tantangan dan perdebatan, demokrasi pancasila terus diperkuat dan dikembangkan melalui
reformasi politik pada tahun 1998. Kesimpulannya, demokrasi di Indonesia telah mengalami
perubahan dan perkembangan seiring perjalanan sejarah negara ini. Dari demokrasi parlementer
ke demokrasi terpimpin, dan akhirnya menuju demokrasi Pancasila.

10
DAFTAR PUSTAKA

Almond, Gabriel. and Sydney Verba. 1963. The Civic Culture. Princeton: NJ. Princeton
University Press.

Apter, David. 1990. The Politics of Modernization. Chicago: University of Chicago Press.

Aspinall, Edward. 2000. "Bagaimana Peluang Demokratisasi?" dalam Edward Aspinall (eds).
Titik Tolak Reformasi: Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto. Yogyakarta: LkiS.

Bulkin, Farhan, Politik Orde Baru, Prisma, Vol.8, 1984.

Feith, Herbert. 1971. The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Ithaca: Cornell
University Press.

Geertz, Clifford. 1980. Negara dan Penjaja. Jakarta: PT.Gramedia.

Gould, Charles. 1998. Demokrasi Ditinjau Kembali. Jakarta: PT.Gramedia.

Przeworski. 1991. The Democracy and Organization of Political Parties. London: McMillan.

11

Anda mungkin juga menyukai