Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERKEMBANGAN EKONOMI

PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sejarah Indonesia)

Disusun oleh:

Kelompok 4

Ernika Ndruru

Faqih Nur Alamsyah

Nabila Desalsa Utami

Sebastian Jovan Utomo

Shafira Nanindya Ramadhanti

PROGRAM STUDI ILMU SOSIAL

MA SOEBONO MANTOFANI

TANGERANG SELATAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi robbil’alamin. Puji serta syukur kita panjatkan ke hadirat


Allah SWT yang memberikan segala nikmat, anugerah, dan karuniaNya yang tak
ternilai, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Perkembangan Ekonomi pada Masa Demokrasi Pemimpin" untuk memenuhi nilai
tugas pada mata pelajaran Sejarah Indonesia. Shalawat serta salam senantiasa
terucap untuk Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kebenaran bagi seluruh
umat hingga hari akhir.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak sempurna dan


dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi teknik
materi maupun dari segi teknik penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun akan selalu diharapkan demi kesempurnaan
penulisan ini dan kemajuan bersama.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tangerang Selatan, 22 November 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

I. Latar Belakang ............................................................................................. 1

II. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

III. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

I. Demokrasi Terpimpin .................................................................................. 3

II. Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi ............... 4

A. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Badan


Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) ............................................... 4

B. Penurunan Nilai Uang (Devaluasi) ........................................................... 5

C. Konsep Djuanda ....................................................................................... 5

D. Deklarasi Ekonomi (Dekon) ..................................................................... 6

E. Kenaikan Laju Inflasi ............................................................................... 7

BAB III PENUTUPAN .......................................................................................... 9

I. Kesimpulan .................................................................................................. 9

II. Saran ............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan


kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pendapatan nasional yang disertai perubahan kualitas hidup
masyarakat. Perkembangan ekonomi yang tersendat dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti adanya gerakan separatis di daerah-daerah yang
menyebabkan keamanan negara tidak menguntungkan, mengalami banyak
pergantian kabinet, dan terlalu mengandalkan satu hasil ekspor saja.

Perkembangan ekonomi yang tidak lancar juga disebabkan oleh


kurangnya pengalaman dalam hal penataan ekonomi. Dahulu, Presiden RI
pertama, yaitu Presiden Soekarno menggunakan sistem Demokrasi
Terpimpin untuk mengembangkan perekonomian Indonesia agar menjadi
lebih baik. Dalam perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin ini,
Presiden berperan langsung dalam mengatur sistemnya. Presiden tersebut
dibantu oleh pihak pemerintahan agar sistem dapat berjalan dengan lancar.

Seiring dengan perubahan politik menuju Demokrasi Terpimpin


maka ekonomipun mengikuti perubahan tersebut. Sehingga ekonomi
terpimpin merupakan bagian dari Demokrasi Terpimpin, dimana semua
aktivitas ekonomi disentralisasikan pada pemerintah pusat. Pada 5 Juli
1959, parlemen dibubarkan dan Presiden Soekarno menetapkan konstitusi
di bawah Dekrit Presiden.

Dekrit Presiden Republik Indonesia mempunyai implikasi luas pada


perubahan sistem ketatanegaraan dan peta politik Indonesia. Pertama,
tindakan tersebut mengakhiri tugas kabinet, parlemen, dan periode sistem
parlementer itu sendiri. Kedua, berakhirnya periode parlementer tersebut

1
2

sekaligus mengakibatkan berakhirnya pula periode pemerintahan oleh


partai politik. Peranan parlemen perlahan beralih ke tangan Presiden
Soekarno. Melalui konsep Demokrasi Terpimpin, ia mencela demokrasi
barat yang liberalistik yang menyebabkan ketidakstabilan politik dan
ekonomi, serta tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu Soekarno
ingin mengembalikan kewenangannya sebagai Presiden (dalam sistem
presidensil) yang tak didapati dalam masa Demokrasi Liberal.

Demokrasi Terpimpin dibentuk bukan tanpa tujuan, tujuannya


adalah untuk menata ulang kehidupan ekonomi, politik, serta pemerintahan
berdasarkan UUD 1945 yang pada akhirnya justru terdapat banyak
pelanggaran UUD 1945 pada proses pelaksanaannya. Peristiwa Gerakan 30
September (G30S) pada tahun 1965 menandakan ditinggalkannya
Demokrasi Terpimpin dan menjadi awal melemahnya pengaruh dan
kekuasaan Presiden Soekarno.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari


makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Demokrasi Terpimpin?
2. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi pada
masa Demokrasi Terpimpin?

III. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan disusunnya


makalah ini dilakukan sebagai berikut:
1. Memahami pengertian Demokrasi Terpimpin.
2. Mengetahui kebijakan pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi pada
masa Demokrasi Terpimpin.
BAB II

PEMBAHASAN

I. Demokrasi Terpimpin

Demokrasi Terpimpin adalah suatu sistem pemerintahan dimana


segala kebijakan atau keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat pada
pemimpin pemerintahan yang kala itu dipegang oleh Presiden Soekarno.

Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh


Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10
November 1956. Sistem Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia dari
tanggal 5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966, yaitu dari dikeluarkannya Dekrit
Presiden hingga jatuhnya kekuasaan Soekarno. Periode ini juga disebut
dengan istilah Orde Lama.

Sistem pemerintahan ini dikenal juga dengan istilah ‘terkelola’ yaitu


suatu pemerintahan demokrasi dengan peningkatan otokrasi. Dengan kata
lain, negara yang menganut sistem demokrasi terpimpin adalah dibawah
pemerintahan penguasa tunggal. Pada pelaksanaan sistem pemerintahan ini,
warga negara atau rakyat tidak memiliki peran yang signifikan terhadap
segala kebijakan yang diambil dan dijalankan oleh pemerintah melalui
efektivitas teknik kinerja humas yang berkelanjutan.

Adapun ciri-ciri Demokrasi Terpimpin sebagai berikut:

1. Dominasi kekuasaan presiden.


2. Terbatasnya peran partai politik.
3. Meluasnya peran militer sebagai unsur politik.
4. Berkembangnya paham komunisme Indonesia.
5. Anti kebebasan pers.
6. Sentralisasi pemerintah pusat.

3
4

Tujuan dari sistem Demokrasi Terpimpin sebagai berikut:

1. Untuk mengganti Demokrasi Liberal yang dianggap tidak stabil untuk


negara Indonesia.
2. Untuk meningkatkan kekuasaan Presiden yang awalnya hanya sebatas
sebagai kepala negara menjadi pemegang kekuasaan tertinggi.

II. Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi

Permasalahan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin


disebabkan oleh kekacauan kondisi politik dari ekonomi sebelum tahun
1959, yaitu inflasi. Beberapa upaya pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin sebagai berikut:

A. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Badan


Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas)

Upaya perbaikan perekonomian Indonesia dilakukan dengan


pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada 15 Agustus
1959 yang dipimpin Moh. Yamin. Dapernas kemudian menyusun
program kerjanya berupa pola pembangunan nasional yang disebut
sebagai Pola Pembangunan Semesta Berencana dengan
mempertimbangkan faktor pembiayaan dan waktu pelaksanaan
pembangunan. Pola Pembangunan Semesta dan Berencana terdiri atas
Blueprint tripola yaitu proyek pembangunan, pola penjelasan
pembangunan dan pola pembiayaan pembangunan.

Pada tahun 1963, juga dibentuk Badan Perancangan


Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin Presiden Soekarno
sebagai pengganti Depernas. Tugas Bappenas adalah menyusun rencana
pembangunan jangka panjang maupun pendek.
5

B. Penurunan Nilai Uang (Devaluasi)

Pada tanggal 24 Agustus 1959, pemerintah mengeluarkan


kebijakan devaluasi berdasarkan Perpu No. 2/1959. Pemerintah
mendevaluasi Rp 1.000 dan Rp 500 menjadi Rp 100 dan Rp 50, mata
uang pecahan seratus kebawah tidak didevaluasi. Juga dilakukan
pembekuan terhadap semua simpanan di bank-bank yang berjumlah
lebih dari Rp 25.000. Tujuan kebijakan devaluasi dan pembekuan
simpanan ini adalah untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar
demi kepentingan perbaikan keuangan dan perekonomian negara.
Sebagai tindaklanjut kebijakan tersebut, pemerintah membentuk Panitia
Penampung Operasi Keuangan (PPOK) yang bertugas menindaklanjuti
tindakan moneter tanpa mengurangi tanggung jawab menteri dan
departemen yang bersangkutan. Namun, upaya pemerintah ini tidak
dapat mengubah perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin
menjadi lebih baik. Bahkan upaya tersebut tidak bisa mengurangi nilai
kemerosotan ekonomi yang terjadi.

C. Konsep Djuanda

Pemerintah mulai memikirkan rakyat dengan melakukan usaha


pembebasan Irian Barat dan penyelesaian kasus DI Jawa Barat dengan
cara rehabilitasi ekonomi. Pemikiran tersebut mulai direalisasikan
setelah keamanan nasional mulai membaik dan pulih kembali.
Sebelumnya, konsep ini diberi nama konsep rehabilitasi ekonomi yang
diketuai oleh Menteri Pertama Ir Djuanda. Hasil dari konsep tersebut
diberi nama Konsep Djuanda. Namun, konsep ini harus mati sebelum
terbit karena mendapat kritikan tajam dari PKI. PKI menganggap
konsep Djuanda terdapat kaitannya dengan pelibatan negara Amerika
Serikat, Yugoslavia, dan negara revisionis.
6

D. Deklarasi Ekonomi (Dekon)

Dalam rangka memperbaiki ekonomi, pemerintah membentuk


Panitia Tiga Belas. Panitia ini terdiri atas ahli ekonomi, ahli politik,
anggota Musyawarah Pembantu Pimpinan Revolusi (MPPR), anggota
DPR, dan anggota DPA. Dua tokoh terkemuka yang bergabung dalam
Panitia Tiga Belas, yaitu D.N. Aidit (PKI) dan Ali Sastroamidjojo (PNI).
Panitia ini menghasilkan konsep yang disebut Deklarasi ekonomi
(Dekon) sebagai strategi dasar ekonomi Indonesia dalam rangka
pelaksanaan Ekonomi Terpimpin. Presiden Soekarno meresmikan
Dekon di Jakarta pada tanggal 28 maret 1963 dengan tujuan
menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas
dari sisa-sisa imperialisme, serta mencapai tahap ekonomi sosialis
Indonesia dengan cara terpimpin.

Pada dasarnya Dekon memperhatikan berbagai prioritas seperti


mendorong usaha swasta, memperbesar produksi perolehan devisa,
serta memberikan insentif kepada pihak pengusaha swasta yang berhasil
menaikkan milai ekspor dan impor. Dekon disusul dengan empat belas
peraturan pelaksanaan yang dikenal dengan nama 26 Mei. Pemerintah
Indonesia menyatakan bahwa pelaksanaan ekonomi Indonesia adalah
berdikari, yaitu berdiri di kaki sendiri.

Pelaksanaan Dekon tidak terlepas dari campur tangan politik


PKI. PKI bersedia melaksanakan Dekon selama pelaksanaan strategi
dasar ekonomi dilakukan orang-orang PKI. Peraturan 26 Mei yang
diterapkan dalam Dekon mendapat kritik dari PKI karena dianggap
menguntungkan kaum imperialis. PKI juga berpendapat bahwa
penerapan peraturan 26 mei akan berdampak pada kenaikan tarif listrik
dan angkutan umum.

Presiden Soekarno menunda pelaksanaan peraturan 26 mei


sampai bulan September 1963, disertai alasan agar lebih berkonsentrasi
7

dalam hal penyelesaian konfrontasi dengan pihak Malaysia. Dalam


perkembangannya, kebijakan Deklarasi Ekonomi gagal mengatasi
keadaan ekonomi Indonesia yang semakin merosot. Ketidak berhasilan
kebijakan tersebut ddisebabkan pemerintah gagal memperoleh pinjaman
dana dari International Monetary Fund (IMF). Situasi ini juga
dipengaruhi oleh perkembangan politik bangsa Indonesia yang sedang
berkonfrontasi dengan negara-negara barat dan Malaysia.

E. Kenaikan Laju Inflasi

Latar belakang meningkatnya laju inflasi, yaitu penghasilan


negara berupa devisa dan penghasilan lainnya yang
mengalami kemerosotan. Nilai mata uang rupiah mengalami
kemerosotan, anggaran belanja mengalami defisit yang semakin besar,
pinjaman luar negeri tidak mampu mengatasi masalah yang ada, upaya
likuidasi sektor pemerintah maupun swasta sebagai usaha menghemat
dan mengawasi pelaksanaan anggaran belanja tidak berhasil. Penertiban
administrasi dan manajemen perusahaan guna mencapai keseimbangan
keuangan tak memberikan banyak pengaruh, penyaluran kredit baru
pada usaha-usaha yang dianggap penting bagi kesejahteraan rakyat dan
pembangunan mengalami kegagalan.

Upaya perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin yang


terakhir ialah melaksanakan kenaikan laju inflasi. Pendapatan negara
yang tidak memadai disertai anggaran belanja negara yang meningkat
membuat kondisi ekonomi menjadi lebih buruk. Namun Presiden
Soekarno tetap berpendiri pada penghimpunan dana revolusi meskipun
devisa memiliki cadangan yang menipis. Dana yang diterapkan oleh
Presiden berguna untuk membiayai proyek mercusuar.

Dengan begitu, akan mengakibatkan dampak harga tinggi


hampir mencapai 200 hingga 300% pada tahun 1965, Dampak kenaikan
8

laju inflasi, yaitu inflasi semakin bertambah tinggi, harga-harga semakin


bertambah tinggi, kehidupan masyarakat semakin terjepit, Indonesia
pada tahun 1961 secara terus menerus harus membiayai kekurangan
neraca pembayaran dari cadangan emas dan devisa. Ekspor semakin
buruk dan pembatasan impor karena lemahnya devisa. Pada tahun1965,
cadangan emas dan devisa telah habis bahkan menunjukkan saldo
negatif sebesar US$ 3 juta sebagai dampak politik konfrontasi dengan
Malaysia dan negara-negara barat.

Kegagalan-kegagalan tersebut disebabkan karena pemerintah


tidak mempunyai kemauan politik untuk menahan diri dalam melakukan
pengeluaran. Pemerintah menyelenggarakan proyek-proyek mercusuar
seperti GANEFO (Games of the New Emerging Forces) dan CONEFO
(Conference of the New Emerging Forces) yang memaksa pemerintah
untuk memperbesar pengeluaran pada setiap tahunnya.
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Pada masa Demokrasi Terpimpin, Presiden Soekarno


mempraktikkan sistem ekonomi terpimpin, yang mengandung beberapa
elemen dari sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Hal ini
dimaksudkan agar seluruh keputusan serta pemikiran yang berkaitan dengan
negara berpusat pada pemimpin negara saat itu. Presiden secara langsung
terjun dan mengatur perekonomian. Perkembangan ekonomi terpimpin
dimulai dari pembentukan BAPPENAS, devaluasi, konsep Djuanda,
deklarasi ekonomi, dan kenaikan laju inflasi.

Sistem Demokrasi Terpimpin berlangsung di Indonesia dari tanggal


5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966. Peristiwa Gerakan 30 September (G30S)
pada tahun 1965 menandakan ditinggalkannya Demokrasi Terpimpin dan
menjadi awal melemahnya pengaruh dan kekuasaan Presiden Soekarno.

II. Saran

1. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah dapat menambah wawasan


dan dapat memberi kritik membangun bagi penulis.
2. Bagi lembaga pendidikan, diharapkan agar dapat menerapkan materi
dalam pembelajaran.
3. Bagi peneliti lainnya, hendaknya makalah ini dapat dijadikan referensi
dan bisa menghasilkan penelitian yang lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani, R. (1971). 25 Tahun Indonesia. PT. Gunung Agung

Kemendikbud. (2018). Sejarah Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XII. PT.


Gramedia

Kharti, I. S. V. (2018). Sejarah Kelas 12 Kehidupan Indonesia di Masa Demokrasi


Terpimpin. https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-kelas-12-kehidupan-
indonesia-di-masa-demokrasi-terpimpin. Diakses pada tanggal 22 November 2022
jam 23.30 WIB

Wahyuni, W. (2022). Periode Sistem Pemerintahan Demokrasi Terpimpin di


Indonesia. https://www.hukumonline.com/berita/a/periode-sistem-pemerintahan-
demokrasi-terpimpin-di-indonesia-lt6239a34782507/?page=all. Diakses pada
tanggal 22 November jam 2022 00.37 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai