Dosen Pengampu :
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
berkah, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih kami sampaikan setinggi-
tingginya kepada berbagai pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan
makalah ini.Makalah ini memuat tentang “Perkembangan Ekonomi Pada Masa
Demokrasi Terpimpin ” dan berbagai penjelasannya. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang perkembangan ekonomi dan penyebab
terjadinya inflasi pada saat demokrasi terpimpin.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar
makalah ini tersusun lebih baik. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah
tentang perkembangan ekonomi dan penyebab terjadinya inflasi pada saat
demokrasi terpimpin dapat diimplikasikan dengan baik dan menjadi pengetahuan
baru bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
MAKALAH ....................................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................... i
BAB I ................................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................................ 3
2.1 Demokrasi Terpimpin ................................................................................................................................ 3
2.2 Perkembangan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin ..................................................................... 3
2.3 Sistem Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin ................................................................................ 13
2.4 Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi ............................................................................ 15
BAB III ............................................................................................................................................................. 20
PENUTUP ........................................................................................................................................................ 20
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................................... 20
3.2 SARAN ................................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas sebagai berikut :
1. Apa pengertian demokrasi terpimpin ?
2. Bagaimana perkembangan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin ?
3. Bagaimana sistem ekonomi pada masa demokrasi terpimpin ?
4. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Pembentukan Badan Perencana Pembangunan Nasional
Upaya perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin yang pertama
ialah membentuk badan perencana pembangunan nasional.Untuk melaksanakan
pembangunan ekonomi di bawah Kabinet Karya maka dibentuklah Dewan
Perancang Nasional (Depernas) pada tanggal 15 Agustus 1959 dipimpin oleh
Moh. Yamin dengan anggota berjumlah 50 orang. Tugas Depernas adalah
mempersiapkan rancangan Undang-undang Pembangunan Nasional yang
berencana dan menilai Penyelenggaraan Pembangunan. Depernas memiliki
anggota sebanyak 50 orang. Organisasi ini memiliki beberapa tugas seperti
melakukan penilaian dalam menyelenggarakan pembangunan dan melakukan
persiapan terencana mengenai rancangan UU pembangunan nasional.
Dalam perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin dapat mencapai
Rancangan Dasar Undang Undang Pembangunan Nasional yang bersifat
sementara berencana dalam kurun waktu satu tahun. Pada tahap ini berlangsung
untuk tahun 1961 sampai 1969 melalui persetujuan MPRS dengan dikeluarkannya
Tap MPRS No. 1/MPRS/1960 pada tanggal 26 Juli 1960. Kemudian pada tanggal
1 Januari 1961 mulai diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dengan pembentukan
organisasi ini membuat penyelesaian masalah menjadi lancar dalam hal
pembangunan proyek industri maupun perencanaan prasarana. Depernas
mengalami perubahan nama menjadi Badan Perancang Pembangunan Nasional
atau Bappenas pada tahun 1963. Namun sekarang dipimin oleh Presiden Soekarno
sendiri.
4
2. Penurunan Nilai Uang
5
Pengubahan kebijakan keuangan menjadi Perpu No. 6 Tahun 1959 dengan
ketentuan nilai uang lembaran Rp 1000 maupun Rp 500 wajib untuk ditukarkan
ke bank dengan nilai uang Rp 100 maupun Rp 50 sebelum tanggal 1 Januari 1960.
Pada tahun 1958 perusahaan dikuasai oleh Belanda dengan tidak disertai
pengalaman dan manajemen tenaga kerja yang handal. Kegiatan ekspor
mengalami penurunan sehingga penghasilan negara juga berkurang. Hal ini
disebabkan oleh gangguan keamanan dalam mengatasi pergolakan masing masing
daerah. Melakukan usaha pembebasan Irian Barat dengan biaya yang cukup
banyak dalam menyelenggarakan Asian Games IV tahun 1962 dan RI sedang
mengeluarkan kekuatan untuk membebaskan Irian Barat.
3. Konsep Djuanda
Upaya perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin selanjutnya
ialah melaksanakan konsep djuanda. Pemerintah mulai memikirkan rakyat dengan
melakukan usaha pembebasan Irian Barat dan penyelesaian kasus DI Jawa Barat
dengan cara rehabilitasi ekonomi. Pemikiran tersebut mulai direalisasikan setelah
keamanan nasional mulai membaik dan pulih kembali. Sebelumnya konsep ini
diberi nama konsep rehabilitasi ekonomi yang diketuai oleh Menteri Pertama Ir
Djuanda. Untuk hasil dari konsep tersebut diberi nama Konsep Djuanda. Sebelum
terbitnya konsep ini terdapat beberapa kritikan tajam dari PKI sehingga membuat
konsep tersebut mati. PKI menganggap konsep Djuanda terdapat kaitannya
dengan pelibatan negara Amerika Serikat, Yugoslavia, dan negara revisionis.
4. Panitia 13 menghasilkan Deklarasi Ekonomi
Upaya perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin selanjutnya
ialah melaksanakan deklarasi ekonomi. Deklarasi ekonomi atau Dekon dibentuk
pada tanggal 28 Maret 1963 yang bertempat di Jakarta, dengan maksud
menghasilkan ekonomi nasional yang bebas imperialisme, memiliki sistem
ekonomi yang bedikari dan memiliki sifat demokratis. Dalam deklarasi tersebut
disampaikan oleh Presiden Soekarno. Dekon merupakan kondep dasar dalam
melakukan pengembangan ekonomi terpimpin di Indonesia. Dekon tersebut
memiliki beberapa konsep seperti berusaha untuk menghasilkan keadaan ekonomi
nasional yang demokratis dan bersih dari sifat kolonialisme maupun imperialisme,
selanjutnya diikuti dengan konsep ekonomi sosial. Didalamnya terdapat peraturan
yang memiliki strategi mengambil modal dari luar negeri, memberhentikan
subsidi dan merealisasikan ongkos produksi.
6
Peraturan peraturan Dekon tersebut memiliki maksud untuk melaksanakan
perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin. Namun didalamnya terdapat
campur tangan dari pihak politik. Organisasi ini ditolak oleh PKI walaupun Aidit
telah terlibat dalam penyusunannya. PKI tidak segan segan menghantam empat
belas peraturan yang terdapat dalam Dekon. Bahkan PKI juga menuduh Djuanda
melakukan penyerahan diri terhadap pihak imperialis. Akhirnya peraturan tersebut
sengaja ditunda oleh Presiden Soekarno sampai bulan September 1963.
Penundaan tersebut disertai alasan untuk lebih berkonsentrasi dalam hal
peyelesaian konfrontasi dengan pihak Malaysia.
7
d. Anggaran belanja negara semakin mengalami defisit besar.
e. Tidak terdapat pengaruh manajemen perusahaan serta penertiban
administrasi untuk menyeimbangkan keuangan.
f. Gagalnya upaya menyalurkan kredit baru dalam menyejahterakan
rakyat.
g. Tidak adanya keberhasilan dalam melakukan usaha likuidasi dalam
pihak swasta dan pemerintahan sebagai usaha mengawasi dan
menghemat anggaran belanja.
Upaya perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin bahkan
mengalami kegagalan akibat pemerintah melakukan pelaksanaan proyek
mercusuar sehingga setiap tahun membutuhkan biaya yang cukup besar. Tidak
hanya itu saja, pemerintah juga tidak memiliki kemampuan politik dalam
menekan pengeluaran yang terjadi. Dengan begitu akan mengakibatkan dampak
harga tinggi hampir mencapai 200 hingga 300% pada tahun 1965, masyarakat
mengalami kehidupan yang terjepit, lemahnya devisa yang berakibat pada
pembatasan impor dan kegiatan ekspor, laju inflasi tinggi, dan semakin habisnya
cadangan emas serta devisa negara.
Kegagalan-kegagalan tersebut disebabkan karena pemerintah tidak
mempunyai kemauan politik untuk menahan diri dalam melakukan pengeluaran.
Pemerintah menyelenggarakan proyek-proyek mercusuar seperti GANEFO
(Games of the New Emerging Forces ) dan CONEFO (Conference of the New
Emerging Forces) yang memaksa pemerintah untuk memperbesar pengeluarannya
pada setiap tahunnya.
8
baru tanpa perhitungan matang. Sehingga menambah berat angka inflasi. Pada 13
Desember 1965 pemerintah mengambil langkah devaluasi dengan menjadikan
uang senilai Rp. 1000 menjadi Rp. 1. Dampaknya dari kebijakan pemerintah
tersebut, uang rupiah baru yang seharusnya bernilai 1000 kali lipat uang rupiah
lama akan tetapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai sekitar 10 kali
lipat lebih tinggi dari uang rupiah baru. Tindakan moneter pemerintah untuk
menekan angka inflasi malahan menyebabkan meningkatnya angka inflasi.
6. Tritura
9
Dalam menunjukkan keinginan membantu Wakil Perdana Menteri III
untuk mengadakan konsultasi dengan segenap pihak yang bersangkutan,
Musyawarah Exponen Angkatan ’45 menyarankan agar kebijakan ekonomi
menekankan pada pendekatan produksi dalam rangka memberantas inflasi. Gaji
pegawai, buruh dan prajurit setiap bulan minimal harus berada di atas kebutuhan
fisik minimum keluarga mereka. Dikemukakan selanjutnya bahwa sementara
menunggu perkembangan produksi sebagai alat satu-satunya mencegah inflasi,
maka kebutuhan barang-barang pokok harus dicukupi jumlahnya dengan cara apa
pun. Segenap alat distribusi harus diawasi secara ketat hingga seluruhnya dikuasai
oleh pemerintah sambil melaksanakan Keputusan MPRS tentang pelaksanaan
alat-alat distribusi yang dipegang oleh koperasi rakyat. Pernyataan dari
Musyawarah Exponen Angkatan ’45 ditandatangani oleh Mayor Jenderal Djamin
Gintings, Brigadir Jenderal Djuhartono, Brigadir Jenderal Pol. Sujono, SH, Letnan
Kolonel Chandra Hasan, Letnan Kolonel Dominggus Nanlohy, Drosek Zakaria
Raib, Alizar Thaib, Ishak Djanggawirana, Armansyah, Herman Wanggamihardja,
Ismael Agung Witono dan Soekandja.
10
mereka sampaikan pula kepada Presiden/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Dijelaskan dalam petisi dan resolusi tersebut bahwa tuntutan para mahasiswa dan
pelajar Bandung ini adalah mengingat penderitaan rakyat dewasa ini. Disebutkan
pula bahwa mahasiswa dan pelajar Bandung solider dengan aksi yang telah
dilaksanakan mahasiswa-mahasiswa Ibukota baru-baru ini di Jakarta dalam
membela kepentingan rakyat.
11
keyakinannya disusupi oleh anasir-anasir CGMI, telah dilaporkan kepada pihak
yang berwajib. Menurut pendapat anggota pimpinan KAMI tersebut, tindakan liar
yang mengakibatkan terjadinya insiden tersebut telah menodai barisan Sukarno
yang dikomandokan oleh Pemimpin Besar Revolusi untuk mempersatukan
segenap kekuatan rakyat yang progresif revolusioner dalam menghancurkan
nekolim dan “Gestapu”/PKI.
Dalam hubungan ini, pada tanggal 21 Januari 1966 ketua KAMI Pusat
tersebut menginstruksikan kepada segenap mahasiswa yang tergabung dalam
KAMI Pusat di seluruh kota-kota Universitas dan perguruan tinggi di Indonesia
harus bersikap sebagai berikut:
12
KAMI dibubarkan, namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan mahasiswa
untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).
13
Nasionalisasi De Javasche Bank. Tugas panitia tersebut adalah mengajukan usul
mengenai nasionalisasi, rencana undang-undang nasionalisasi, serta
merencanakan undang-undang yang baru mengenai Bank Sentral. Kemudian
pemerintah mengangkat Mr. Syarifuddin Prawiranegara sebagai Presiden De
Javasche Bankberdasarkan keputusan Presiden RI No. 123 tanggal 12 Juli 1951.
Sebelumnya, pemerintah telah memberhentikan Dr. Houwink (WN Belanda)
sebagai Presiden De Javasche Bank berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 122
tanggal 12 Juli 1951. Pada tanggal 15 Desember 1951, diumumkan UU No. 24
tahun 1951 tentang Nasionalisasi De Javasche Bank N.V menjadi Bank Indonesia
yang berfungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi. UU tersebut diperkuat lagi
dengan dikeluarkannya UU No. 11 / 1953 dan Lembaran Negara No. 40. Dengan
UU dan Lembaran Negara tersebut dikeluarkan UU Pokok Bank Indonesia yang
mulai berlaku tanggal 1 Juli 1953. Dengan dikeluarkan UU Pokok Bank Indonesia
itu, semakin kukuhlah Bank Indonesia sebagai bank milik pemerintah RI.
14
Ali I dikeluarkan model baru yang dikenal dengan sebutan Sistem Ali-Baba, yakni
kerja sama antar pengusaha pribumi (Ali) dengan pengusaha nonpribumi (Baba).
Ide ini pun mengalami kegagalan karena pengusaha nonpribumi lebih
berpengalaman dibandingkan pengusaha pribumi.
c. Gunting Syarifuddin
1. Gunting Syafruddin
15
pada masa Kabinet Natsir yang direncanakan oleh Sumitro Djojohadikusumo
(menteri perdagangan). Program ini bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi
kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia).
Programnya adalah:
16
sehingga masih terdapat para pengusaha pribumi sebagai produsen yang dapat
menghemat devisa dengan mengurangi volume impor.
3. Nasionalisasi De Javasche Bank
Seiring meningkatnya rasa nasionalisme maka pada akhir tahun 1951
pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank
Indonesia. Awalnya terdapat peraturan bahwa mengenai pemberian kredit harus
dikonsultasikan pada pemerintah Belanda. Hal ini menghambat pemerintah dalam
menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter. Tujuannya adalah untuk menaikkan
pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan secara
drastis. Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank
Indonesia sebagai bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15
Desember 1951 berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.
17
a. Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat
untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Sedangkan pengusaha
non pribumi lebih berpengalaman dalam memperoleh bantuan kredit.
b. Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan
persaingan bebas.
c. Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.
18
perancang nasional. Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun
(RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961 dan disetujui
DPR pada tanggal 11 November 1958. Tahun 1957 sasaran dan prioritas RPLT diubah
melalui Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap). Pembiayaan RPLT
diperkirakan 12,5 miliar rupiah.
RPLT tidak dapat berjalan dengan baik disebabkan karena :
a. Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir
tahun 1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan
negara merosot.
b. Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi
perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak
ekonomi.
c. Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang
melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam bidang ekonomi, Presiden Soekarno mempraktikkan sistem
ekonomi terpimpin. Presiden secara langsung terjun dan mengatur perekonomian.
Pemusatan kegiatan perekonomian pada satu tangan ini berakibat penurunan
kegiatan perekonomian. Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang
sempat ada di Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada
pemimpinnya .
Pada bulan 5 Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Presiden Sukarno
menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden. Soekarno juga membubarkan
Konstituante yang ditugasi untuk menyusun Undang-Undang Dasar yang baru,
dan sebaliknya menyatakan diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar
1945, dengan semboyan “Kembali ke UUD’ 45″. Perkembangan ekonomi
demokrasi terpimpin dimulai dari pembentukan BAPPENAS, penurunan nilai
mata uang, konsep juanda, panitia 13 menghasilkan deklarasi ekonomi, kenaikan
laju inflasi dan TRITURA.
3.2 SARAN
Kita sebagai warga negara Indonesia harus ikut serta dalam mengembangkan
tingkat perekonomian, dengan menaati peraturan yang ada terlebih yang sudah
tertera dalam Undang-undang. Dan mari bersama menambah wawasan mengenai
tingat perekonomian agar kita bisa memperluas ilmu dan bisa mengamalkan, juga
untuk pembaca bisa memberikan kritik bagi penulis agar lebih baik lagi dalam
pembuatan makalah.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://materi4belajar.blogspot.com/2017/11/perkembangan-ekonomi-
indonesia-masa.html
https://makalahcyber.blogspot.com/2012/09/makalah-demokrasi-
terpimpin.html
https://www.academia.edu/29973753/PEKERMBANGAN_EKONOMI_
MASA_DEMOKRASI_TERPIMPIN
https://www.academia.edu/17635179/Perkembangan_Ekonomi_Pada_M
asa_Demokrasi_Liberal
21